Uploaded by User82954

02. Permohonan SPK dan RKK dokter Aneste

advertisement
Nomor
: ................................
Perihal
: Permohonan Surat Penugasan Klinis dan Rincian Kewenangan Klinis
Lampiran : 1 Berkas
Kepada Yth:
Ketua Komite Medik RSU Teungku Peukan Kab. Aceh Barat Daya
di tempat.
Dengan hormat.
Mengenai permohonan dr................................................, sebagai dokter yang melamar
untuk menjadi staf medis Rumah Sakit, setelah kami mengevaluasi kompentensi,
perilaku etis dan kelengkapan berkas – berkas permohonan yang bersangkutan, maka
dengan ini kami merekomendasikan untuk memberikan / tidak memberikan/ belum
memberikan*) rincian kewenangan klinis sebagai dokter dengan alasan :
• ........................................................................................................................
• ........................................................................................................................
• ........................................................................................................................
Untuk itu dapat diproses surat penugasan klinis sesuai dengan ketentuan / prosedur yang
berlaku.
Adapun rincian kewenangan klinis yang dapat diberikan terlampir.
Susoh, .......................................
Ketua Sub Komite Kredensial
.......................................
Anggota :
1. ..................................................
2. ...................................................
Keterangan :
*) Coret yang dianggap tidak perlu
RINCIAN KEWENANGAN KLINIS
Nama Dokter Yang Mengajukan:
Spesialisasi:
Sertifikasi
Universitas
Tanggal:
Kolegium
Tanggal:
Surat Tanda Registrasi Konsil Kedokteran Indonesia
Spesialisasi:
Berlaku Hingga Tanggal:
Disetujui Kemampuan Klinis
NO
JENIS PELAYANAN
MANDIRI
A
B
Penyakit atau masalah kesehatan yang
sederhana, tampa penyulit, resiko pasien
rendah, status fisik ASA 1 dan 2
- Resusitasi Jantung Paru Dasar
- Resusitasi Jantung Paru Lanjut
- Tindakan Intubasi endotrakeal (oral dan Nasal)
- Tindakan Anestesi Umum, inhalasi dan Intravena
- Anestesia bedah digestif
- Anestesia bedah urologi
- Anestesia bedah Ortopedi
- Anestesia bedah Kebidanan/ ginekologi
- Anestesia bedah THT
- Anestesia bedah mata
- Anestesia bedah gigi dan mulut
- Anestesia pediatrik umur > 1 tahun
- Anestesia untuk prosedur diagnostik endoskopi,
MRI, CT Scan
- Blok subaraknoid dengan/ tampa kateter
- Blok epidural lumbal – thorakal dengan / tampa
kateter.
- Blok kombinasi spinal epidural
- Blok kaudal dengan atau tampa kateter
- Pengangulangan nyari pasca bedah
Penyakit / masalah kesehatan / prosedur yang
komplek namu tidak ada penyakit primer
penyerta yang mengancam nyawa ( status
fisisk ASA 1 dan 2)
- Anestesia bedah syaraf
- Anesthesia bedah non jantung dengan kelainan
jantung
- Anestesia dengan tehnik khusus (misalnya teknik
hipotensi)
- Anestesia pediatrik umur < 1 tahun
- Anestesia intra vena total
- Blok saraf perifer ekstremitas atas (Blok pleksus
brakhialis dan cabang-cabangnnya
- Blok saraf perifer untuk batang tubuh (misal blok
paravetebral, blok ilioinguinal, blok iliohipogastrik,
DIBAWAH
SUPERVISI
KETERANGAN
C
blok transversus, abdominalplane, blok rektus
abdominalis)
- Blok saraf wajah dan kepala (misal blok scalp blok
saraf tepi cabang Ganglion Gasseri)
- Blok servikal supervisial
- Blok mata (misal periorbital, retroorbital,
subtenon)
- Blok intravena
- Perioperatif medicine pada pasien dengan
comorbid, coexiting disease dan pada pasien
dengan penyakit kritis
- Intubasi
dengan
pipa
double
lumen
(Endobronchial Intubation)
- Dificult airway management baik dengan
menggunakan ETT, berbagai tipe LMA,
videolaringoskopi, bronkoskopi, percutaneus
dilatation tracheostomi, retrograde intubation,
fibreoptik intubation, cricrothyrotomi dan
penguasaan airway devices yang lain.
- Pemasangan kateter vena sentral (CVC)
- Menetukan indikasi pasien masuk ICU
- Melakukan pengelolaan dasar awal pasien masuk
ICU
Penyakit/masalah kesehatan/ prosedur yang
komplek dan potensial mengancam nyawa
(pasien bedah resiko tinggi)
- Tindakan anestesia umum elektif dan darurat pada
pasien ASA ≥ 3
- Resusitasi Jantung Paru Lanjut
- Penanggulangan awal gagal nafas
- Penanggulangan awal gagal sirkulasi
- Penanggulangan awal gagal ginjal
- Penanggulangan awal gagal metabolik asam basa
- Penanggulangan awal gagal otak
- Pemberian nutrisi enteral dan parenteral
- Pemasangan monitor invasif (tekanan vena
sentran dan tekanan arteri)
- Penggunaan ventilasi mekanik (dasar)
- Penggunaan bronkoskop (bronchial toilet)
- Anestesi kombinasi lumbal dan epidural
- Anestesi regional blok ektremitas bawah
- Anestesia epidural thorakal
- Panggulangan nyari akut pasca bedah (tehnik
intravena, teknik epidural)
- Anestesia bedah thorak (bedah paru, tumor
mediastinum, ventilasi satu paru, trauma thorak,
miasthenia gravis, sindrom vena cava superior)
Ketua Sub Komite Kredensial
...........................................
Anggota :
1. ............................
.......................
2. ............................
.......................
Download