K-13 ekonomi PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Menguasai konsep dan teori uang. 2. Menentukan faktor yang memengaruhi permintaan dan penawaran uang. A. KONSEP DASAR Uang adalah suatu benda yang dengan mudah dan umum diterima oleh masyarakat untuk pembelian barang dan jasa, barang berharga lainnya serta pembayaran transaksi lainnya. R.J Thomas mengatakan bahwa “money is something that readily and generally accepted by public in payment for goods, services, and other valuable assets and for the payment for debts”. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa uang memiliki ciri dapat diterima secara umum, digunakan sebagai alat tukar, dan alat pembayaran. Untuk mengenal lebih jauh mengenai konsep dasar uang, perhatikan hal-hal berikut. a. Sejarah Uang Sebelum mengenal uang, masyarakat melakukan setiap transaksi dengan sistem barter atau innatura yaitu tukar-menukar barang. Namun sistem ini memiliki banyak kelemahan, yaitu kesulitan menemukan pihak yang mempertemukan pihak-pihak yang menginginkan barang yang sama untuk dipertukarkan. Setelah meninggalkan sistem barter, tahap selanjutnya adalah uang barang. Pada umumnya, benda-benda yang digunakan sebagai alat pertukaran memiliki ciri digemari masyarakat, jumlahnya terbatas, dan memiliki nilai 1 K e l a s XI yang tinggi bagi masyarakat. Contoh uang barang yang pernah berlaku adalah garam, senjata, tomat, dan kulit hewan. Namun uang barang pun memiliki kelemahan, beberapa diantaranya adalah tidak tahan lama, sulit disimpan, nilainya tidak tetap, dan sulit dibagi tanpa mengurangi nilainya. Ditinggalkannya uang barang membuat tahapan uang beralih pada logam. Pada masa lalu, logam yang digunakan sebagai alat tukar adalah emas dan perak. Hal tersebut terjadi karena logam cenderung tahan lama dan nilainya tinggi bagi masyarakat. Namun tahapan ini juga akhirnya ditinggalkan karena logam jumlahnya sangat terbatas dan kandungan emas di tiap daerah tidak sama sehingga persediaan emas tidak sama. Hal tersebut akhirnya melahirkan tahapan perkembangan selanjutnya yaitu uang kertas dan uang kredit yang masih berlaku hingga sekarang. b. Syarat-Syarat Uang Di Indonesia, uang kertas dan uang logam yang beredar di masyarakat secara umum harus memenuhi syarat, yaitu: c. 1. acceptability artinya diterima oleh semua kalangan; 2. durability artinya tahan lama yaitu tidak mudah rusak; 3. stability of value artinya memiliki nilai tetap, maksudnya adalah nilai uang di masa ini memiliki nilai sama di masa mendatang sehingga masyarakat percaya menyimpan uang tidak akan dirugikan; 4. kontinuitas, yakni adanya kelangsungan pemakaian; 5. portability artinya uang itu bersifat fleksibel, praktis, dan mudah dibawa ke mana-mana sehingga ketika pemilik melakukan transaksi besar tidak mengalami kesulitan; 6. divisibility artinya uang mudah untuk dibagi. Ketika melakukan transaksi sekecil apa pun, uang mempunyai pecahan dan nilainya tidak berkurang. Fungsi Uang Secara umum, fungsi uang dibagi menjadi dua yaitu fungsi asli dan fungsi turunan. Fungsi asli uang yaitu sebagai berikut. 1. Alat tukar. Artinya adalah uang akan berfungsi apabila ditukarkan dengan barang atau jasa. 2. Alat satuan hitung. Artinya adalah uang dapat berfungsi untuk menentukan nilai suatu barang, misalnya 1 kg beras nilainya Rp10.000,00. 2 Sementara fungsi turunan uang diantaranya adalah sebagai berikut. d. 1. Alat pembayaran, yaitu berfungsi membayar kewajiban-kewajiban tertentu, misalnya membayar uang sekolah, pajak, dan tagihan listrik. 2. Alat penimbun kekayaan, yaitu uang yang disimpan dapat membentuk atau menimbun kekayaan masyarakat, misalnya uang ditabung sehingga nantinya digunakan untuk membeli rumah. 3. Alat pemindah kekayaan, yaitu fungsi uang yang dapat dipindahkan ke bentuk lain. Sebagai contoh tanah di desa dapat dijual untuk membeli tanah yang ada di kota jika ada keluarga yang ingin pindah dari desa ke kota. Nilai Uang Nilai uang dapat dikelompokkan dalam nilai-nilai berikut. 1. Nilai nominal, yaitu nilai uang yang tertulis pada uang tersebut. 2. Nilai intrinsik, yaitu nilai uang jika dilihat dari bahan pembuatnya. 3. Nilai riil atau internal, yaitu nilai uang yang dilihat dari kemampuannya jika ditukar dengan barang atau jasa. 4. Nilai eksternal, yaitu nilai uang jika dilihat dari kemampuannya untuk ditukar dengan uang asing atau kurs mata uang asing. Super "Solusi Quipper" NanTi IBu RT Kurus Nominal → Tertulis Intrinsik → Bahan Riil → Tukar Eksternal → Kurs e. Jenis Uang Penggolongan jenis uang dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, diantaranya sebagai berikut. 1. Berdasarkan bahannya, yaitu uang kertas dan uang logam. 2. Berdasarkan nilainya, yaitu uang penuh (full bodied money) dan uang tidak bernilai penuh (token money). Uang penuh adalah uang yang nilai nominalnya sama dengan nilai intrinsiknya, contohnya uang logam. Sementara uang tidak bernilai penuh 3 adalah uang yang nilai nominalnya lebih besar dari nilai intrinsiknya, contohnya adalah uang kertas. 3. f. Berdasarkan lembaga pembuatnya, yaitu uang kartal dan uang giral. Uang kartal diciptakan oleh Bank Indonesia sementara uang giral diciptakan oleh bank konvensional. Teori Uang Ada beberapa teori tentang uang. Teori-teori tersebut dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu teori nilai uang dan teori perubahan nilai uang. Berikut merupakan penjelasan mengenai hal tersebut. 1. Teori nilai uang • Teori barang Menurut teori barang, uang murni berasal dari barang. Oleh karena itu, daya beli tergantung dari permintaan dan penawaran, kegunaan marjinal serta biaya pembuatan atau biaya produksi uang tersebut. • Teori nominalis Menurut teori nominalis, nilai uang merupakan nilai yang tertulis pada uang tersebut. Nilai uang bukan ditentukan oleh nilai bahan tetapi ditentukan oleh nilai nominal yang tertulis pada uang tersebut. 2. Teori perubahan nilai uang • Teori kuantitas Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo. Menurut teori ini, uang beredar ada hubungannya dengan tingkat harga. Artinya, perubahan jumlah uang yang beredar memengaruhi harga. Jika perbandingan itu digambarkan dalam bentuk persamaan, maka akan terlihat sebagai berikut. M = kP Keterangan: M = uang k = konstanta P = harga 4 • Teori transaksi Irving Fisher melengkapi teori kuantitas dengan memasukkan unsur kecepatan peredaran uang dengan menggunakan rumus berikut. M×V=P×T Keterangan: M = jumlah uang beredar V = kecepatan perputaran uang P = tingkat harga umum T = jumlah barang dan jasa Irving Fisher mengatakan bahwa P merupakan faktor yang pasif di mana P akan berubah jika M juga berubah (asumsi V dan T tetap atau konstan). • Teori pendapatan Teori pendapatan dikemukakan oleh John Maynard Keynes yang mengatakan bahwa motif memegang uang adalah sebagai berikut. • - Motif transaksi (transaction motive). - Motif spekulasi (speculative motive). - Motif berjaga-jaga (precautionary motive). Teori persediaan kas Teori ini dikemukakan Alfred Marshall yang mengatakan bahwa nilai uang tergantung pada tingkat pendapatan. Jika pendapatan seseorang tinggi maka nilai uang dapat disimpan lebih banyak dalam waktu yang cukup lama, begitu pun sebaliknya. B. PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG a. Permintaan Uang Permintaan uang adalah istilah yang digunakan oleh para ekonom untuk menerangkan mengapa individu dan perusahaan memegang uang. Ada dua alasan untuk itu, yakni kebutuhan untuk melakukan transaksi (transaction demand) dan kebutuhan oleh berjagajaga (asset demand). Dengan kata lain, permintaan uang adalah jumlah unit moneter yang ingin dipegang sebagai harta tunai atau yang mudah dibelanjakan segera. 5 Salah satu hal yang memengaruhi permintaan uang adalah biaya menyimpan uang yang ditentukan oleh tingkat bunga. Orang akan menyimpan uangnya jika tingkat bunga lebih tinggi daripada keuntungan menggunakan uang dalam kegiatan ekonomi atau membeli aset lain. Jadi, jika tingkat bunga meningkat maka permintaan uang akan turun. Sebaliknya jika tingkat bunga turun maka permintaan atas uang akan naik, ceteris paribus. Permintaan uang turun ketika tingkat bunga meningkat karena orang tidak tertarik menyimpan uang yang dimilikinya. Uang menjadi produktif karena digunakan untuk kegiatan ekonomi riil. Jumlah uang yang diminta sebagai penyimpan nilai kekayaan (aset) tergantung pada tingkat bunga, ceteris paribus, dapat digambarkan dalam fungsi berikut. Qd = f (i) Keterangan: Qd = jumlah uang yang diminta sebagai aset i = tingkat bunga. Perhatikan kurva permintaan berikut. tingkat bunga riil MD kuanitas uang riil Sumbu vertikal menunjukkan tingkat bunga riil (tingkat bunga setelah penyesuaian perubahan tingkat harga). Sumbu horizontal menunjukkan jumlah uang riil (jumlah nominal yang dibagi indeks harga, GNP deflator). Sumbu ini menunjukkan jumlah uang yang diminta pada suatu waktu sebagai aset atau dalam bentuk kekayaan. Kurva permintaan uang (MD) memiliki slope negatif dan posisinya dapat mengalami pergeseran karena perubahan tingkat pendapatan dan kekayaan masyarakat. Selain tingkat bunga riil, ada faktor lain yang dapat menggeser kurva permintaan uang ke kanan atau ke kiri. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah nilai kekayaan masyarakat dan perubahan pendapatan nasional (termasuk produk nasional). Jika ada perubahan 6 dalam kekayaan, permintaan uang akan meningkat. Begitu pula jika kekayaan menurun maka permintaan uang akan menurun. Jika pendapatan nasional dan produk nasional meningkat, maka kurva permintaan uang akan bergeser ke kanan. Sebaliknya jika pendapatan dan produk nasional menurun, kurva akan bergeser ke kiri. Perhatikan gambar kurva berikut. tingkat bunga riil MD 2 MD 1 MD 3 kuanitas uang riil Perubahan tingkat bunga menyebabkan perubahan jumlah uang yang diminta di sepanjang kurva permintaan uang. Jika faktor selain tingkat bunga berubah, kurva permintaan uang akan bergeser. MD 1 dapat bergeser ke kanan menjadi MD 2 karena meningkatnya kekayaan masyarakat serta pendapatan dan produk nasional. MD 1 dapat bergeser ke kiri menjadi MD 3 karena turunnya kekayaan masyarakat serta pendapatan dan produk nasional. Pengaruh perubahan pendapatan nasional dan produk nasional yang paling utama adalah terhadap transcation demand. Mengapa? Karena bagi sebagian besar orang, dengan meningkatnya pendapatan, pengeluaran pun akan bertambah. b. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang Permintaan uang dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa faktor tersebut pada prinsipnya sejalan dengan teori pendapatan yang dikemukakan oleh J.M. Keynes. Hal-hal yang memengaruhi permintaan uang adalah sebagai berikut. 1. Kekayaan meningkat. 2. Perubahan pendapatan nasional. 3. Kebutuhan transaksi terkait dengan fungsi uang sebagai alat tukar. Sebagai contoh menggunakan uang untuk membeli barang dan jasa atau untuk membayar tagihan. Jika pendapatan naik, nilai barang yang kita beli akan naik sehingga kita membutuhkan lebih banyak uang untuk bertransaksi. 4. Kebutuhan berjaga-jaga. Kebutuhan ini dipengaruhi oleh biaya menyimpan uang yang ditentukan oleh tingkat bunga. Dalam hal ini, fungsi uang adalah sebagai penyimpan nilai kekayaan (aset). Di sini kita harus kembali mengingat konsep biaya 7 peluang. Menurut para ekonom, orang yang realistis akan menyimpan uang karena tingkat bunga tabungan lebih tinggi daripada tingkat keuntungan menggunakan uang untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti berwirausaha, menyewakan rumah, atau membeli surat berharga perusahaan. 5. c. Kebutuhan berspekulasi. Spekulasi berarti melakukan suatu tindakan atas dasar ramalan perubahan nilai harta di masa datang. Jika seorang spekulan meramalkan bahwa harga rumah akan meningkat di masa depan, maka mereka akan membeli rumah tersebut dan bukan menyimpan uang. Jika seseorang kurang berani berspekulasi, mereka memilih menyimpan uang sebagai aset atau harta. Penawaran Uang Penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian. Kebijakan moneter bertujuan untuk mengatur penawaran uang, atau dengan kata lain, mengatur jumlah uang beredar. Oleh sebab itu, dapat dikatakan penawaran uang merupakan tugas pemerintah melalui Bank Indonesia. Secara singkat, penawaran uang (dilambangkan dengan L) yang diatur oleh Bank Indonesia dikenal dengan istilah M1, M2, M3, dan L untuk uang. M1 adalah uang logam, uang kertas,dan rekening giro. M2 adalah M1 ditambah tabungan non-giral dan rekening bank yang kurang likuid lainnya (tidak dapat dicairkan dalam bentuk cek). M3 adalah M2 ditambah kesepakatan pembelian kembali dalam jangka panjang, deposito jangka panjang, dan aset lain. Adapun penawaran uang (L) tidak hanya mencakup M1, M2, dan M3 tetapi juga near money, yaitu kekayaan bentuk lain yang bisa dikonversi ke dalam bentuk yang likuid dan dapat dihitung sebagai uang. Contohnya adalah obligasi pemerintah Indonesia, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), atau janji pembayaran oleh perusahaan besar. Jumlah uang yang beredar dipengaruhi oleh tingkat bunga. Hal ini juga berlaku bagi penawaran uang. Untuk lebih jelas perhatikan kurva berikut. Tingkat bunga riil MS Dari kurva tersebut terlihat kurva penawaran uang (MS) yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga riil dan kuantitas uang riil dalam perekonomian. Kurva penawaran uang memiliki slope positif dan posisinya dipengaruhi oleh kebijakan moneter. Slope yang 8 positif disebabkan karena jumlah uang yang beredar akan meningkat jika tingkat bunga meningkat, ceteris paribus. Sebagai contoh, perbankan akan lebih bergairah memberikan pinjaman pada dunia usaha jika tingkat bunga lebih tinggi dengan syarat faktor-faktor lain tidak berpengaruh. Seperti halnya permintaan uang, faktor-faktor selain tingkat bunga akan menyebabkan kurva MS bergeser ke kanan atau ke kiri. Perhatikan kurva berikut. Tingkat bunga riil MS 2 MS 1 MS 3 L Keputusan Bank Indonesia untuk menurunkan jumlah uang beredar karena faktor-faktor selain tingkat bunga dapat menggeser kurva MS1 ke kiri menjadi MS3 dan sebaliknya, menggeser kurva MS1 ke kanan menjadi MS2. d. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penawaran Uang Berikut ini merupakan faktor-faktor yang memengaruhi keputusan Bank Indonesia dalam mengatur penawaran uang. 1. Tingkat bunga Hal ini adalah faktor utama yang memengaruhi jumlah uang beredar dalam perekonomian. Jika tingkat bunga terlalu tinggi, dunia usaha akan lesu. Oleh karena itu, Bank Indonesia akan menambah jumlah uang beredar sehingga tingkat bunga kembali turun. 2. Tingkat inflasi Tingkat inflasi yang tinggi dapat melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat menjadi rendah. Perusahaan-perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang ditawarkannya. Untuk itu, Bank Indonesia akan mengurangi jumlah uang beredar dengan tujuan agar tingkat bunga turun dan biaya produksi dapat ditekan oleh perusahaan sehingga akan menurunkan harga. Deflasi pun berbahaya bagi perekonomian karena penurunan harga secara kontinu akan melemahkan gairah untuk berusaha dan mengurangi investasi. Jika demikian halnya, Bank Indonesia akan meningkatkan jumlah uang beredar. 3. Tingkat produksi dan pendapatan nasional Dalam tingkat produksi dan pendapatan nasional yang rendah (tercermin dalam 9 PDB atau PNB yang rendah) pemerintah mungkin akan memperbanyak jumlah uang beredar dengan tujuan untuk menggairahkan dunia perbankan dan dunia usaha. Misalnya adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga. 4. Kondisi kesehatan dunia perbankan Setiap bank diharuskan memiliki cadangan uang yang cukup untuk menjaga agar dana nasabah tetap aman. Cadangan uang itu disebut sebagai reserve requirement. Bank Indonesia menetapkan tingkat cadangan tertentu yang sekaligus menjadi pengukur kesehatan bank. Jika bank kekurangan cadangan, biasanya mereka meminjam sejumlah uang kepada Bank Indonesia dengan tingkat bunga tertentu yang disebut sebagai discount rate (tingkat diskonto). Jika dunia perbankan tidak sehat, biasanya Bank Indonesia akan menaikkan tingkat diskonto untuk menurunkan jumlah uang beredar. Hal ini sekaligus meningkatkan suku bunga dan menarik minat nasabah untuk menyimpan uangnya di bank. 5. Nilai tukar rupiah Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah uang beredar sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran, tingkat bunga akan naik dan nilai rupiah pun terangkat. 10 11