berbicara

advertisement
BERBICARA
Adalah
Dr.
Louann
Brizendine,
psikiatri
dari
Universitas
Francisco
yang
laki-laki
mengucapkan
mengatakan
California,
bahwa
7.000
perempuan 13.000 kata.
professor
setiap
kata
San
hari
sedangkan
Pernyataan ini paling
tidak menunjukkan dua hal, yaitu bahwa manusia
sangat
senang
perempuan
lebih
laki-laki,
Walaupun
yang
banyak
Alkitab
tidak
bahwa
secara
tidak
menyukai
tidak
ada
mengatakan,
dua
namun
dikatakan
lebih
ada
yang
tentang
daripada
lipat.
gamblang
cerewet
beberapa
menyatakan
perempuan
bahwa
kali
secara
perempuan
tersirat
dan
berkata-kata
hampir
laki-laki,
cerewet.
berbicara
bahkan
menyatakan
daripada
sekali
bahwa
cerewet
laki-laki
ayat
orang
dan
yang
Lihatlah misalnya Amsal 27:15 yang
“Seorang isteri yang suka bertengkar serupa
dengan tiris yang tidak henti-hentinya menitik pada waktu hujan.”
Namun
bagaimana
sebenarnya
prinsip
Alkitab
tentang berbicara ?
Allah adalah Sang Komunikator Agung dan Ia
telah mengungkapkan banyak prinsip komunikasi
yang penting dalam Alkitab.
prinsip-prinsip
ini,
kita
Dengan mengikuti
mampu
memperkuat
hubungan dengan sesama kita dan belajar untuk
berpikir
dan
bertindak
menyerupai
kita yang penuh kasih.
menjalani
hidup
Kita
tanpa
Pencipta
tidak
bisa
berkomunikasi.
Namun,
Amsal 10:19 menjelaskan bahwa "banyak bicara"lah yang umumnya menyebabkan masalah, “Di dalam
banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan
bibirnya, berakal budi”.
Oleh karena itu kita harus berpikir sebelum
kita
berbicara
dengan hati-hati.
Tuhan
untuk
dan
memilih
kata-kata
kita
Daud sendiri pernah meminta
menolongnya
berkomunikasi.
Ia
berkata dalam Mazmur 141:3, “Awasilah mulutku, ya
TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku.”
Dan dalam Mazmur
berkata, “Mudah-mudahan Engkau berkenan
19:15 ia
akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung
batuku dan penebusku.”
.
Sama seperti Daud, kita semua juga ingin
kata-kata
ingin
kita
kita
berkenan
memilih
pada
Allah.
kata-kata
kita
Tuhan
dengan
bijak. Berkat dan informasi yang terpuji harus
mendominasi
percakapan
kita.
Kolose
4:
6
menjelaskan, "Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih,
jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus
memberi jawab kepada setiap orang."
.
Filipi 4: 8 juga mengatakan, “Jadi akhirnya, saudarasaudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil,
semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar,
semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya
itu.”
Jadi,
pendapat,
berpikirlah
berbicaralah
sebelum
dengan
menyatakan
lembut,
ramah,
bijaksana,
jujur
dan
dengan
penuh
kasih
sehingga kita dapat meredakan perasaan negatif
dan
mengedepankan
yang
terpenting,
hubungan
yang
janganlah
positif
terlalu
dan
banyak
berbicara.
Sedikit Bicara Lebih Baik
Budaya modern menawarkan sejumlah saluran
melalui mana kita dapat mengekspresikan diri
kita
secara
verbal.
teleconference,
kinkan
kita
pembicaraan.
pembicaraan
dan
untuk
telepon
terus
Namun
kita
Kumpul-kumpul,
seluler
menerus
seberapa
benar-benar
video,
memung-
mengadakan
banyak
dari
mendidik
atau
penting?
Ef 4:29
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu,
tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana
perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Dengan
kata
lain,
kita
berbicara
seperlunya
saja. Mengatakan apa yang penting itu perlu,
namun
berbicara
membuat
kita
terlalu
mengatakan
banyak
apa
dengan
yang
mudah
seharusnya
tidak perlu dikatakan.
Alkitab
setiap
mengajarkan
ucapan
kita
agar
agar
selektif
dalam
berbuat
dosa,
tidak
“Tetapi hindarilah omongan yang kosong
2 Timotius 2:16
dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.”
Di
Perjanjian
dikatakan,
Baru
dalam
1
Petrus
3:10
"Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat
hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan
bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.”
Ayat ini
mengatakan bahwa bila kita ingin hidup dengan
baik, kita harus menjaga lidah, jangan terlalu
banyak berbicara.
hal
luas:
mengenai
Bahkan di Yakobus 3:5-10,
lidah
dibahas
secara
lebih
Yakobus 3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari
tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar.
Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang
besar.
6 Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan
mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai
sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda
kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.
7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang
menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah
dijinakkan oleh sifat manusia,
8 tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia
adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang
mematikan.
9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita
mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
10 dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudarasaudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
Yakobus dengan jelas menyatakan bahwa lidah
ini luar biasa, ia bisa menyampaikan sesuatu,
memegahkan
sama
masalah
lidah
juga
sebaliknya,
diciptakan
besar,
ia
bisa
bisa
menurut
rupa
yang
mampu
menjinakkannya.
kita
dan
kita
Apa
ini
terlalu
banyak
lebih
saat
Lidah
yang
adalah
bahkan
tidak
yang
ingin
adalah,
“Eh,
berbicara,
berhati-hati
yang
yang
manusia
Allah.
ayat-ayat
jangan
harus
dahsyat
di
melakukan
mengutuk
sesuatu
disampaikan
tapi
ketika
mari
kita
sedang
berbicara.”
Mengekang
indikasi
lidah
dari
kita
hikmat
dan
merupakan
kerendahan
sebuah
hati.
Orang-orang yang banyak berbicara sering tidak
menyediakan
waktu
mereka
dengan
bahwa
terlalu
menghancurkan
untuk
hati-hati.
banyak
kesaksian
memilih
Kita
kata-kata
harus
sadar
berkata-kata
akan
kita
di
dunia,
sebagaimana yang diperingatkan Yakobus, “Jikalau
ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang
lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya”
(Yak. 1:26).
Memang mengendalikan lidah paling sulit untuk
dilaksanakan, “Tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan
lidah” (Yak. 3:8a).
Beruntunglah kita memiliki
Roh Kudus yang mampu menolong kita, kita bisa
memanjatkan doa kita, “Awasilah mulutku, ya TUHAN,
berjagalah pada pintu bibirku!” (Mzm. 141:3).
Ternyata
larangan
berkata-kata
juga
untuk
berlaku
terlalu
dalam
banyak
penyampaian
doa-doa kita.
Doa pun Jangan Bertele-tele
Di Matius 6:7-8, Tuhan Yesus sendiri bahkan
menyatakan,
“Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu
bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.
Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan
dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu
mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepadaNya.”
Jadi Tuhan Yesus sendiri mengatakan
pada
kita untuk jangan terlalu banyak berkata-kata
bukan hanya terhadap sesama manusia saja, tapi
juga ketika sedang berdoa pada Tuhan; kita tak
perlu banyak berbicara dan bertele-tele karena
Allah Bapa sudah mengetahui semua pikiran dan
pergumulan
kita.
Apakah
doa
kita
akan
dikabulkan atau tidak, bukan karena seberapa
banyak kata yang kita panjatkan, seberapa indah
kata-kata kita,
kita miliki.
tapi seberapa besar iman yang
Matius 21:22 mengatakan,
“Dan apa
saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu
akan menerimanya."
Keselamatan dan Murtad melalui Ucapan
Tuhan
Yesus
dalam
Matius
12:36
bahkan
mengatakan, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia
yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari
Perkataan
penghakiman.”
Tuhan
Yesus
tersebut
dengan tegas mengatakan agar kita benar-benar
mengendalikan setiap ucapan kita.
Tuhan
Yesus
melanjutkan,
“37
Karena
menurut
ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula
engkau akan dihukum."
Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa anugerah
keselamatan
dengan
yang
ucapan
dikatakan,
kita
kita
peroleh
karena
ada
di
kaitannya
Roma
10:9
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu,
bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah
telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan
diselamatkan.”
Lalu mengapa dikatakan, “menurut ucapanmu engkau akan
dihukum”? Karena kita bisa murtad, dan murtad
berkaitan
juga
dengan
ucapan;
jadi
murtad
tidak selalu harus berkaitan dengan tindakan,
seperti
membakar
pendeta.
Murtad
ucapan,
dan
di
Alkitab
atau
bisa
terjadi
zaman
akhir
dikatakan dalam Matius 24:9-10,
membunuh
hanya
dengan
ini,
seperti
“Pada waktu itu
kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan
akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku dan banyak orang
akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling
membenci.”
Kita akan segera memasuki masa-masa itu,
dimana
kita
harus
harus selalu
tindakan-
tapi
tahu
bahwa
murtad
dalam bentuk “action”
cukup
dengan
suatu
tidak
- suatu
ucapan
sama seperti keselamatan juga diperoleh antara
lain melalui suatu ucapan.
Kata-kata Bujukan yang Licin
untuk Memurtadkan Anak Tuhan
Kalau
kita
pelajari
situ dikatakan,
di
Matius
24:24,
di
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi
palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang
dahsyat dan mukjizat-mukjizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka
menyesatkan orang-orang pilihan juga.” Jadi
nabi
dan
mesias palsu bukan hanya akan menyasar mereka
yang
belum
kenal
Tuhan,
mereka
juga
akan
menyasar dan berusaha menyesatkan orang-orang
pilihan
juga,
orang-orang
yang
sudah
terima
Tuhan Yesus.
Namun, yang lebih bahaya lagi ialah yang
tertulis
di
Daniel
11:32:
“Dan orang-orang yang
berlaku fasik terhadap Perjanjian akan dibujuknya sampai murtad
dengan kata-kata licin; tetapi umat yang mengenal Allahnya akan
tetap kuat dan akan bertindak.”
Jadi, akan banyak orang
yang karena dibujuk dengan kata-kata licin dan
manis,
dengan
tanpa
disadarinya,
ia
telah
menjadi murtad, karena tanpa sadar mengucapkan
kata-kata yang membuatnya menjadi murtad.
Kalau
maka
kita
berbicara
keluar
sekarang
dari
berdikusi
tidak
hanya
ucapan
media
tentang
bibir
sosial
berbicara,
sekadar
karena
sudah
apa
yang
di
zaman
termasuk
dalam
ranah ucapan.
Jebakan Media Sosial
Di
media
sosial
berhati-hati,
memakai
HP
juga
penulis
yang
cukup
seharusnya
sendiri
canggih,
tapi
kita
walaupun
penulis
sangat membatasi diri untuk bergabung dengan
grup ini atau grup itu.
hanya
ada
grup
yang
Jadi di HP penulis
berkaitan
dengan
perusahaan, keluarga, dan dua atau tiga grup
lain.
Mengapa?
Karena penulis pernah mengalami pengalaman
yang
buruk
beberapa
penulis
grup
ketika
ikut
bergabung
grup.
Beberapa
waktu
pernah
bergabung
dengan
penggemar
diving.
Anggota
dengan
yang
lalu
Blackberry
grup
sangat
sering mengirimkan foto maupun tulisan-tulisan
yang
tidak
untuk
senonoh
keluar
dari
sehingga
grup.
penulis
memilih
Kemudian
penulis
pernah diajak masuk ke grup Blacberry temanteman SMA.
Penulis bergabung, tapi terakhir
penulis melihat di grup ini para anggota lebih
cenderung
ke
arah
fun,
sehingga
beberapa
tulisan dan komentar mereka seringkali tanpa
disadari sudah menjurus seperti mengolok-olok
Tuhan.
Setelah
komentar
keluar
kemudian
dari
grup
penulis
memberi
penulis
ini.
beberapa
memutuskan
Penulis
lebih
untuk
baik
keluar karena hal ini tidak perlu dan penulis
tidak
mau
menambah-nambah
kesalahan
dengan
ikut terlibat dengan melihat dan membaca halhal
yang
bertekad
untuk
tidak
untuk
pantas.
sangat
berkomentar
di
Penulis
mengurangi
media
sudah
berbicara,
sosial
termasuk
untuk mengikuti grup atau chatting yang tidak
penting,
karena
tulisan
pun
sama
akan
seperti
ucapan,
dimintai
setiap
pertanggungan-
jawabnya.
Rahasia di balik Mantera
Penulis beruntung karena pernah mengikuti
khotbah
Yusuf.
yang
yang
disampaikan
oleh
Bapak
Harun
Beliau adalah mantan peramal hong sui
bertobat
dan
ia
juga
penulis
buku
berjudul, Pertobatan Mantan Peramal dan Hong
Sui.
Dalam
khotbahnya,
beliau
mengatakan
bahwa
karena
beliau
dulunya
seorang
peramal
maka ia tahu seluk beluk dunia seperti itu.
Belau mengatakan, “Anda tahu apakah mantera
itu?”
Kalau
yang
dianggap
kekayaan,
biasanya
Pak
orang
pergi
pintar,
minta
Harun
mantera
seseorang
itu
berisi
entah
dukun,
untuk
orang
meminta
kesehatan
atau
lainnya,
disuruh
membaca
mantera.
mengatakan
itu
ke
bahwa
janji;
sebagian
jadi,
besar
misalnya,
kalau saya diberi kekayaan, nanti pada tahun
kesekian saya akan mempersembahkan A, B, C, D,
dan
sebagainya.
Atau
kalau
saya
diberi
kesembuhan dari penyakit saya , maka saya akan
kembali lagi ke sini dan akan mempersembahkan
ini dan itu.
Oleh sebab itu beliau menjelaskan, kalau
ada
orang
seseorang
sekian
yang
meminta
tahun,
mengatakan
kekayaan,
anaknya
bahwa
kemudian
diambil
setelah
sesudah
Iblis,
ia
mengatakan bukan begitu kasusnya.
Sebenarnya
sesudah waktu yang dijanjikan tiba, orang itu
sendiri
pada
yang
harus
Iblis;
jadi,
mempersembahkan
bukan
anaknya
diambil
Iblis.
Mengapa ia harus mempersembahkan, karena orang
itu sudah berjanji. Kapan janjinya diucapkan?
Ketika ia membaca mantera itu karena di dalam
mantera
orang
itu
ada
janji
tersebut.
yang
Ketika
telah
diucapkan
orang
tersebut
mengucapkan mantera yang biasanya dalam bahasa
yang
tidak
umum
dipahaminya,
janjinya
ia
dengan
yang
mungkin
tidak
bisa
berkata
,
paham isi mantera itu.”
juga
mengelak
“Maaf,
saya
tidak
akan
tidak
Tidak bisa, karena ia
telah mengucapkannya.
Karena itu Pak Harun
wanti-wanti menga-
takan agar kita jangan mengucapkan kata-kata
yang
kita
tidak
yakin
akan
artinya.
Jangan
mengucapkan kata-kata yang tidak kita pahami
maknanya.
Apakah Anda Memahami Makna dari
Bahasa Roh Anda?
Penulis bukan orang yang menentang bahasa
roh,
tidak-
penulis
meyakini
bahasa
roh
itu
ada, tapi marilah kita pelajari hal ini dengan
saksama.
1 Korintus 14:2 mengatakan,
“Siapa yang berkata-
kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi
kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti
bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.”
Jelas dikatakan di sini bahwa bahasa roh itu
ada dan memang tidak ada orang yang mengerti
bahasanya,
tapi
di
1
Korintus
14:13
dika-
takan, “Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh,
ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk
menafsirkannya.”
Selanjutnya
1
Korintus
14:27
mengatakan,
“Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau
sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus
ada seorang lain untuk menafsirkannya.” Jadi bahasa roh
bukannya diucapkan bersama-sama, tapi satu per
satu, maksimum 3 orang dan harus ada seorang
lain yang menafsirkan.
1 Kor 14:14
Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka
rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa.
Ayat di atas menjelaskan bahwa jika seseorang
berbahasa
roh
artinya
ia
maka
akal
mengucapkan
budinya
kata-kata
berhenti,
di
luar
kesadaran. Jika untuk mengucapkan bahasa roh
diperlukan suatu pemikiran, walau sedikit pun,
maka kata-kata yang diucapkan bukanlah bahasa
roh
karena
bahasa
roh
benar-benar
keluar
diluar akal budi kita, diluar kesadaran kita.
Oleh karena itu Pak Harun Yusuf mengatakan,
silakan
kalau
Anda
ucapkan
Kalau
berbicara,
tidak
saja
kita
kata-kata
kata
ingin
ucapkanlah
kalau
“puji
yang
Anda
yakin,
yang
lebih
Anda
kita
Anda
artinya.
”puji
jangan
tidak
benar;
baik
yakini
mengucapkan
Tuhan”
yakin
Tuhan”,
menggunakan
tahu
atau
tidak
yakin artinya.
Ketika
kita
tidak
paham
mengucapkan
yang
kata-kata
mungkin
saja
yang
kita
kata-kata
tersebut memiliki arti menghujat Tuhan, maka
sama
seperti
mantera,
kita
tidak
mengatakan, “Maaf saya tidak paham”.
Anda sudah mengucapkan dan
bisa
Tidak,
Anda akan dimintai
pertanggungjawabannya kelak di hadapan Tuhan.
Oleh karena itu, mari kita ikuti teladan rasul
Paulus yang dalam 1 Kor 14:9 mengatakan “ Tetapi
dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata
yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada
beribu-ribu kata dengan bahasa roh”.
Walaupun Rasul Paulus mendapat karunia bahasa
roh, ia lebih suka menggunakan kata-kata yang
dapat
dimengerti
oleh
Jemaat
dalam
setiap
pertemuan.
Bahasa
yang
roh
tidak
diberikan
adalah
bisa
oleh
karunia,
kita
Allah
artinya
pelajari.
kepada
Ia
sesuatu
hanya
orang-orang
tertentu saja, “Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa
untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan
karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan
karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang
seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa
roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan
bahasa roh itu. (1Kor 12:10).
Perintah untuk Menyanyi dan Memuji Tuhan
Kolose 3:16 mengatakan, “Hendaklah perkataan Kristus
diam dengan segala kekayaannya di antara kamu sehingga kamu
dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain
dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian
rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.”
Ayat
berfungsi
Sabda
di
atas
sebagai
Kristus
dan
menjelaskan
salah
juga
satu
bahwa
pujian
pengingat
sebagai
wujud
akan
ucapan
syukur kita pada-Nya.
Kelayakan Kata-kata dalam Sebuah Pujian
Sejak masa Perjanjian Lama, memuji Tuhan sudah
menjadi bagian dari kehidupan umat Israel.
mengatakan, “Lalu datanglah Musa
Ulangan 32:44
bersama-sama dengan Yosua bin Nun dan menyampaikan ke telinga
bangsa itu segala perkataan nyanyian tadi.”
2 Samuel 22:1
Daud mengatakan perkataan nyanyian ini
kepada TUHAN pada waktu TUHAN telah melepaskan dia dari
cengkeraman semua musuhnya dan dari cengkeraman Saul.
Sebenarnya nyanyian adalah perkataan, hanya
perkataan yang dialun.
Apa yang perlu kita
perhatikan
nyanyian
sekadar
ialah
keluar
bahwa
melalui
mulut
itu
kita,
bukan
tetapi
kata-katanya harus diperhatikan. Ada lagu-lagu
yang
secara
kelayakannya
populer.
teologis
walaupun
Marilah
patut
sudah
kita
dipertanyakan
terlanjur
perhatikan
berikut ini:
Yesus Tuhan dan Allah kami
Engkau layak menerima pujian, hormat dan kuasa
sebab Kau tlah ciptakan segalanya
sangat
pujian
Oleh karena kehendak-Mu semuanya itu telah ada
dan diciptakan untuk kemuliaan-Mu
Terpujilah Tuhan
O..o.. Hosana, terpujilah Tuhan
Sebenarnya nyanyian ini secara alkitabiah,
benar atau tidak? Lagu ini diambil dari Wahyu
4:10-11 yang berbunyi, “maka tersungkurlah kedua puluh
empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan
mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan
mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil
berkata: "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima pujipujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan
segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan
diciptakan.”
Kalau kita lihat, kata-kata ini diucapkan
oleh
kedua
puluh
empat
tua-tua
yang
sangat
mungkin memiliki posisi yang sangat tinggi di
sorga seperti tertulis di Why 4:4 “Dan sekeliling
takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu
duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan
mahkota emas di kepala mereka”.
Namun
oleh
demikian
kedua
tersungkur
kata-kata
puluh
dan
empat
sambil
tersebut
tua-tua
diucapkan
itu
melemparkan
sambil
mahkota
mereka. Artinya apa? Ini bukan suatu kejadian
yang sembarangan.
Kalau
kita
perhatikan,
khususnya
di
Wahyu
4:11, kata atau makna yang diterjemahkan oleh
LAI dengan kata “layak”, diterjemahkan dengan
kata “worthy” oleh Alkitab King James Version.
Re 4:11 Thou art worthy, O Lord, to receive glory and honour and
power: for thou hast created all things, and for thy pleasure they are
and were created.
Kata worthy
sebenarnya mengandung 2 makna,
1- patut, layak, pantas, tapi makna ke-2-nya
adalah: berjasa, bernilai, atau berharga. Nah,
kalau kita lihat di Alkitab, khususnya, jika
kita
versi
bandingkan
LAI,
antara
maka
versi
kita
akan
King
James
mendapati
dan
ada
perbedaan terjemahan atau arti worthy :
1.
Kata worthy untuk manusia.
2.
Kata worthy yang ditujukan pada Tuhan di
sorga.
3.
Kata
worthy
yang
dikatakan
malaikat
di
sorga tentang Tuhan kepada manusia.
4.
Kata worthy yang diucapkan manusia kepada
Tuhan
1.Kata worthy untuk Manusia
Kata
worthy
untuk
manusia,
misalnya
tertulis di Kejadian 32:10:
Ge 32:10
“I am not worthy of the least of all the mercies,
and of all the truth, which thou hast shewed unto thy servant;
for with my staff I passed over this Jordan; and now I am
become two bands”.
Kej 32:10 “Sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala
kasih dan kesetiaan yang Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu
ini, sebab aku membawa hanya tongkatku ini waktu aku
menyeberangi sungai Yordan ini, tetapi sekarang telah menjadi
dua pasukan. “
LAI
menggunakan
kata
“layak”
untuk
kata
“worthy” di KJV.
De 21:22: “And if a man have committed a sin worthy of
death”
Ulangan 21:22: "Apabila seseorang berbuat dosa yang
sepadan dengan hukuman mati”.
LAI menggunakan
frasa “sepadan dengan hukuman mati” untuk
frasa “worthy of death” di KJV.
1 Sa 1:5: But unto Hannah he gave a worthy portion; for
he loved Hannah: but the LORD had shut up her womb”
diterjemahkan
“Meskipun
ia
mengasihi
Hana,
ia
memberikan kepada Hana hanya satu bagian, sebab TUHAN
telah menutup kandungannya”. LAI menggunakan frasa
“hanya satu bagian” untuk frasa “a worthy
portion”.
2. Kata worthy yang Ditujukan pada Tuhan di
Sorga
Re 4:11:
Thou art worthy, O Lord, to receive glory and
honour and power: for thou hast created all things, and for thy
pleasure they are and were created.
Why 4:11:
"Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak
menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau
telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendakMu semuanya itu ada dan diciptakan.“
LAI menggunakan
frasa “Engkau layak”, sedangkan KJV “Thou
are worthy”.
Rev 5:2,
And I saw a strong angel proclaiming with a loud
voice, Who is worthy to open the book, and to loose the seals
thereof?
diterjemahan LAI,
Why 5:2
Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah,
yang berseru dengan suara nyaring, katanya: "Siapakah yang
layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meteraimeterainya?"
3.Malaikat di Sorga Berbicara tentang Tuhan
pada Manusia
Kalau kita pelajari di Wahyu 5:1-5, di ayat
3 terdapat seorang malaikat di sorga yang
berseru: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu
dan membuka meterai-meterainya?"
Namun di ayat 5 ketika salah seorang tuatua itu berbicara pada Yohanes, yang adalah
seorang
manusia,
tentang
siapakah
yang
layak
untuk
tua-tua
itu
membuka
gulungan
tidak
kitab
menggunakan
itu,
kata
“Ia/Tuhan Yesus layak” tapi “Ia/Tuhan Yesus
dapat”
5 Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan
engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu
tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka
gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
Re 5:5
And one of the elders saith unto me, Weep not:
behold, the Lion of the tribe of Juda, the Root of David, hath
prevailed to open the book, and to loose the seven seals thereof.
Namun ketika di ayat selanjutnya yaitu
dalam situasi khusus tersebut, maka dipakai
lagi
kata
“worthy”
(KJV)
dan
“layak”
di
LAI.
Why 5:12
katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba
yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan,
dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan
puji-pujian!"
Re
5:12 Saying with a loud voice, Worthy is the Lamb that
was slain to receive power, and riches, and wisdom, and
strength, and honour, and glory, and blessing.
4.
Kata
Worthy
yang
diucapkan
manusia
kepada Tuhan
2 Sa 22:4: I will call on the LORD, who is worthy to be
praised: so shall I be saved from mine enemies.
2 Sam 22:4
Terpujilah TUHAN, seruku; maka aku pun
selamat dari pada musuhku.
Frasa “worthy to be
praised” di KJV, sedangkan
“Terpujilah TUHAN”
di
LAI :
- bukan layak dipuji,
Apa artinya?
Ada
bisa
situasi
dan
kondisi
diterjemahkan
dimana
sebagai
kata
layak,
worthy
namun
ada
juga yang harus diterjemahkan dengan berbeda.
Hati-hati dengan Ucapan Kita pada Tuhan
Begitu juga
“God,
You
“Tuhan,
dengan ucapan manusia pada Tuhan,
are
Engkau
terjemahannya
Engkau
worthy”
maha
Mengapa?
layak”,
adalah
besar”
Karena
terjemahannya
tetapi
“Tuhan,
atau
kita
bukan,
mungkin
Engkau
agung,
“Terpujilah
tidak
Tuhan”.
memiliki
hak
dan
kepantasan untuk mengatakan apakah Tuhan itu
layak
atau
tidak
layak.
Kita
hanyalah
manusia, dengan hak dan kepantasan apakah kita
bisa memberikan penilaian apakah Tuhan layak
atau
tidak
memiliki
sesuatu
itu
hak
?
atau
sebagai
pun
sesuatu
layak
hal
memiliki
sebagai
Sebab
ketika
kewenangan
yang
untuk
pantas,
kewenangan
tidak
ketika
kita
mengatakan
layak”
maka
kita
juga
menilai
maka
untuk
pantas.
bahwa
seseorang
orang
menilai
Begitu
“Tuhan,
menempatkan
juga
Engkau
diri
kita
sebagai pribadi yang bisa mengatakan “Tuhan,
Engkau tidak layak”.
Itulah sebabnya di Efesus 5:4 dikatakan,
“Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang
sembrono — karena hal-hal ini tidak pantas — tetapi sebaliknya
ucapkanlah syukur.”
kata-kata
Menurut
Kita tidak boleh mengatakan
seperti,
penulis
“Tuhan,
itu
Engkau
ucapan
yang
layak.”
sangat
sembrono bahkan menghina Tuhan.
Kata-kata yang Tak Terkatakan
yang Tak Boleh Diucapkan Manusia
Rasul
Paulus
dalam
2
Korintus
12:3-4
menjelaskan bahwa ada kata-kata yang diucapkan
di sorga yang tidak boleh diucapkan manusia:
Aku juga tahu tentang orang itu,- entah di dalam tubuh entah di luar
tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya - ia tiba-tiba
diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan,
yang tidak boleh diucapkan manusia.
Rasul Paulus bercerita ketika ia diangkat
ke
Firdaus,
ia
mendengar
kata-kata
yang
tak
terkatakan yang tak boleh diucapkan manusia.
Artinya, ada kata-kata yang diucapkan di sorga
yang tidak boleh diucapkan oleh manusia.
Apa beda Allah dengan TUHAN?
Dunia kita penuh dengan segala macam benda dan
makhluk yang berbeda-beda jenisnya.
manusia,
hewan,
bintang,
planet,
Misalnya,
bulan,
matahari, malaikat, demikian juga Allah, itu
semua adalah katagori jenis.
Manusia adalah
jenis, namun karena manusia itu banyak, maka
setiap manusia harus diberi nama supaya tidak
tertukar.
Nama
penulis
adalah
Yunus,
tapi
karena ada banyak yang namanya Yunus, maka di
belakangnya
harus
ditambahkan
nama
keluarga
atau sebuah nama lain supaya tidak tertukar.
Demikian juga bintang, karena banyak, diberi
nama, seperti bintang Kejora, bintang Kartika
dan
seterusnya.
Namun
kalau
bulan
atau
matahari, tak perlu diberi nama karena bulan
dan matahari hanya ada satu.
Demikian
juga
dengan
Allah.
Allah
itu
hanya ada satu karena itu tidak perlu diberi
nama.
Itulah
sebabnya
di
Keluaran
3:13-14,
ketika Musa diperintahkan untuk membawa bangsa
Israel keluar dan Musa bertanya tentang nama
Allah,
13
Allah menjawab, “AKU ADALAH AKU.”
Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku
mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek
moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya
kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? — apakah yang harus
kujawab kepada mereka?"
14 Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firmanNya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU
telah mengutus aku kepadamu."
Mengapa “AKU ADALAH AKU”?
Karena Aku hanya
satu, ya Allah jadi tidak perlu diberi nama,
seperti
matahari
matahari,
bulan
atau
ya
bulan
satu. Tapi karena di
bukan
allah,
bukan
allah
bulan.
Matahari
karena
hanya
ya
ada
Mesir banyak allah yang
mengaku
sebagai
allah
padahal
sehingga
kemudian
Allah
memberi
nama kepada diri-Nya,
Keluaran 3:15:
Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa:
"Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN (YHWH),
Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub,
telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selamalamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun”.
Akhirnya
dan
kita
Allah
tahu
menamakan
bangsa
diri-Nya
Israel
tidak
TUHAN,
berani
menyebut
nama
TUHAN
karena
takut
bersalah
sehingga akhirnya Ia disebut Adonai –artinya
“Tuanku”. Dalam 10 Perintah Allah di Keluaran
20:7 dikatakan, “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu,
dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah
orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.”
Mengapa umat Israel tidak berani memanggil
nama
TUHAN?
pengadilan,
nama
Karena
tidak
hakim,
ada
bukan?
seperti
yang
seseorang
berani
Sekalipun
di
memanggil
seseorang
mengenal sang hakim cukup dekat atau sekalipun
hakim
itu
adalah
persidangan
bukan
nama
ia
dipanggil,
misalnya,
hakim
bawahannya,
dalam
namun
“Yang
“Pak A .”
kalau
Mulia”
di
dan
Karena memanggil
persidangan
dianggap
tidak
sopan sebab pada saat seorang hakim
memimpin
persidangan,
mewakili
Allah.
ia
dianggap
sedang
Begitu
juga,
presiden
kita,
Pak
Jokowi.
Ketika orang bertemu dengan beliau, ia tidak
menyebutnya,
“Pak
Jokowi,”
melainkan,
“Pak
panggilan
pada
Presiden,” karena rasa hormat.
Demikian
TUHAN,
juga
dengan
seharusnya
pemilihan
kata
yang
nama
ada
suatu
sepantasnya,
sikap
dan
bukan
asal
menyebut.
Ucapan yang Tidak Layak pada Tuhan
Ketika seseorang memuji Tuhan, apakah ia boleh
memakai kata apa pun?
Tidak boleh.
Ada pujian pada bagian koornya di bawah ini
yang
lebih
luar
biasa
lagi,
yang
sebenarnya
sangat tidak layak untuk diucapkan oleh kita
selaku manusia.
Betapa besar kasih-Mu Allah-ku
Sehingga Kaub'rikan Yesus padaku
Supaya aku tidak binasa
Melainkan beroleh hidup yang kekal
Chorus
Kusembah Kau, kusembah Kau
Engkau yang layak untuk kusembah
Kusembah Kau, kusembah Kau
Engkau yang layak untuk kusembah
“Engkau
yang
layak
untuk
artinya
apa?
Saya
ini
menyembah,
tinggal
kusembah”
sudah
memilih,
atas,
“Engkau
berarti,
menyembah
penilaian,
sembah.
yang
saya
layak
sendiri
dan
Jadi
Tuhan
menurut
mana
itu
untuk
dan
Dalam pujian di
untuk
sudah
sesudah
ternyata
layak
yang
siapa yang layak saya sembah.
-
kusembah”
layak
saya
layak
penulis,
untuk
melakukan
untuk
saya
pujian
ini
kurang ajar sekali karena menganggap diri kita
lebih
tinggi
daripada
Tuhan.
Padahal,
coba
kita
pelajari,
sebenarnya
yang
seharusnya
layak itu siapa.
Misalnya
hari
ini,
Pak
Presiden
Jokowi
berulang tahun dan kemudian penulis datang ke
istana, ketemu protokolnya.
Penulis katakan,
“Pak, Pak Presiden Jokowi kan berulang tahun,
saya
ingin
menyanyikan
Apakah
Tidak
menghadap
lagu,
keinginan
pasti.
Pak
Presiden
„Happy
birthday
penulis
pasti
Penulis
yakin
to
dan
you‟.
diterima?
protokolnya
akan
melakukan beberapa pengecekan, misalnya dengan
bertanya “Anda ini siapa?
Apakah Anda seorang
yang terkenal, pernah dapat penghargaan apa,
apakah pernah dapat Grammy Award?
Apakah Anda
pernah juara di Indonesian Idol, atau American
Idol?”
Penulis menjawab, “Tidak pernah dapat
apa-apa.”
Maka ia akan menjawab,
tidak layak.”
“Maaf, Anda
Tapi,
dapat
misalkan,
Grammy
kita
Award
benar-benar
sekalipun,
pernah
apakah
kita
layak menyanyi di hadapan Tuhan? Anggap saja
suara kita termasuk yang terbaik sekali pun,
apa
benar
suara
kita
lebih
suara para malaikat di sorga.
merdu
daripada
Pasti tidak.
Bahkan kalau kita pelajari di Mazmur 33:1,
“Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab
memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur.”
Kalau
dikatakan
pakai
yang
standar
layak
hanya orang jujur,
New
English
ini,
memuji-muji
sebenarnya
Tuhan
itu,
dan dalam Alkitab versi
Translation
dipakai
kata
approriate for the morally upright.
Psalm 33:1:
“You godly ones, shout for joy because of the
Lord! It is appropriate for the morally upright to offer him praise.”
Bukan hanya jujur, karena morally upright itu
lebih daripada jujur, yaitu orang yang benar
secara moral.
Orang seperti inilah sebenarnya
yang layak memuji Tuhan.
Kesimpulan
Sebagai anak Tuhan kita diajar untuk tidak
banyak berbicara dan tidak berkata-kata dengan
sembarangan. Oleh karena itu kita harus dapat
menahan diri dan berpikir sebelum berkata-kata
serta tidak sembarangan mengucapkan kata-kata
yang kita tidak yakin artinya, karena setiap
ucapan
kita
akan
dimintai
pertanggung-
jawabannya.
Ucapan kita bisa berbentuk verbal, tulisan
maupun
pujian.
Walaupun
dengan
maksud
untuk
memuji Tuhan, kita harus tetap memperhatikan
kata-kata
dalam
pujian
beberapa
pujian
masa
katanya
yang
tidak
kini
tersebut
bukan
pantas,
hanya
sebab
kata-
penggubahnya
seolah-olah berkata dalam bahasa Inggris, “I
am
really
benar-benar
someone.”
hebat
(“Saya
dan
ini
seorang
memiliki
yang
wewenang.”)
Coba kita bandingkan dengan lagu masa lalu,
Dulu saya jauh dari jalan Tuhan
Orang yang terhilang dan buta..
Tapi oleh cinta
Tuhan b'ri saya t'rang
Aman s'lamatlah jiwaku
Reff:
Waktu Tuhan tolong saya
Waktu Tuhan tolong saya
Saya tersesatlah jika tiada Tuhan
Waktu Tuhan tolong saya
Menurut
lebih
kan,
penulis
menunjukkan
“Ini
lho
beberapa
kerendahan
posisi
saya.”
seperti ini sebenarnya.”
lagu
masa
hati,
“Saya
lalu
menunjukini
kan
Tetapi kalau seka-
rang dalam lagu yang sebelumnya disampaikan,
seolah-olah
Tuhan
itu
adalah
bawahannya
dan
seolah-olah
“Eh, Tuhan,
nulis
sangat
lagu
penggubahnya
berwenang
berkata,
Engkau layak.” Jadi, menurut petadi
sembrono
menggunakan
bahkan
kata-kata
kurang
ajar
yang
sehingga
tidak layak dan tidak tepat untuk dinyanyikan.
Sebagai
penutup
penulis
ingin
kembali
mengutip 3 ayat sebagai berikut:
Yakobus 1:26: Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah,
tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka
sia-sialah ibadahnya.
1 Petrus 4:11a: Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara
sebagai orang yang menyampaikan firman Allah;
Efesus 5:3 dan 4: Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau
keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana
sepatutnya bagi orang-orang kudus. Demikian juga perkataan yang
kotor, yang kosong atau yang sembrono — karena hal-hal ini tidak
pantas —tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.
Jadi kita seharusnya mengekang lidah dan
jika berbicara baiklah kita berbicara sebagai
orang
yang
benaran,
menyampaikan
bukan
Firman
menyampaikan
yaitu
perkataan
ke-
kotor,
kosong, dan sembrono, namun ucapkanlah syukur.
Sama
seperti
menunjukkan
menahan
orang
yang
kebodohannya,
lidahnya
sangat
orang
seharusnya
cerewet
yang
mampu
mendemonstrasikan
hikmat dan pemahaman.
“Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang
berpengertian berkepala dingin.” (Ams.17:27).
Kita
tidak
dapat
memeroleh
hikmat
jika
kita
terus berbicara, karena pemahaman datang dari
kesediaan
kata
kita
mendengarkan
dengan
dan
hati-hati
menggunakan
dan
kata-
terkendali.
“Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang
hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata,
dan
juga
lambat
untuk
marah;”
(Yak.
1:19).
Download