BERBICARA Adalah Dr. Louann Brizendine, psikiatri dari Universitas Francisco yang laki-laki mengucapkan mengatakan California, bahwa 7.000 perempuan 13.000 kata. professor setiap kata San hari sedangkan Pernyataan ini paling tidak menunjukkan dua hal, yaitu bahwa manusia sangat senang perempuan lebih laki-laki, Walaupun yang banyak Alkitab tidak bahwa secara tidak menyukai tidak ada mengatakan, dua namun dikatakan lebih ada yang tentang daripada lipat. gamblang cerewet beberapa menyatakan perempuan bahwa kali secara perempuan tersirat dan berkata-kata hampir laki-laki, cerewet. berbicara bahkan menyatakan daripada sekali bahwa cerewet laki-laki ayat orang dan yang Lihatlah misalnya Amsal 27:15 yang “Seorang isteri yang suka bertengkar serupa dengan tiris yang tidak henti-hentinya menitik pada waktu hujan.” Namun bagaimana sebenarnya prinsip Alkitab tentang berbicara ? Allah adalah Sang Komunikator Agung dan Ia telah mengungkapkan banyak prinsip komunikasi yang penting dalam Alkitab. prinsip-prinsip ini, kita Dengan mengikuti mampu memperkuat hubungan dengan sesama kita dan belajar untuk berpikir dan bertindak menyerupai kita yang penuh kasih. menjalani hidup Kita tanpa Pencipta tidak bisa berkomunikasi. Namun, Amsal 10:19 menjelaskan bahwa "banyak bicara"lah yang umumnya menyebabkan masalah, “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi”. Oleh karena itu kita harus berpikir sebelum kita berbicara dengan hati-hati. Tuhan untuk dan memilih kata-kata kita Daud sendiri pernah meminta menolongnya berkomunikasi. Ia berkata dalam Mazmur 141:3, “Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku.” Dan dalam Mazmur berkata, “Mudah-mudahan Engkau berkenan 19:15 ia akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.” . Sama seperti Daud, kita semua juga ingin kata-kata ingin kita kita berkenan memilih pada Allah. kata-kata kita Tuhan dengan bijak. Berkat dan informasi yang terpuji harus mendominasi percakapan kita. Kolose 4: 6 menjelaskan, "Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang." . Filipi 4: 8 juga mengatakan, “Jadi akhirnya, saudarasaudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Jadi, pendapat, berpikirlah berbicaralah sebelum dengan menyatakan lembut, ramah, bijaksana, jujur dan dengan penuh kasih sehingga kita dapat meredakan perasaan negatif dan mengedepankan yang terpenting, hubungan yang janganlah positif terlalu dan banyak berbicara. Sedikit Bicara Lebih Baik Budaya modern menawarkan sejumlah saluran melalui mana kita dapat mengekspresikan diri kita secara verbal. teleconference, kinkan kita pembicaraan. pembicaraan dan untuk telepon terus Namun kita Kumpul-kumpul, seluler menerus seberapa benar-benar video, memung- mengadakan banyak dari mendidik atau penting? Ef 4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. Dengan kata lain, kita berbicara seperlunya saja. Mengatakan apa yang penting itu perlu, namun berbicara membuat kita terlalu mengatakan banyak apa dengan yang mudah seharusnya tidak perlu dikatakan. Alkitab setiap mengajarkan ucapan kita agar agar selektif dalam berbuat dosa, tidak “Tetapi hindarilah omongan yang kosong 2 Timotius 2:16 dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.” Di Perjanjian dikatakan, Baru dalam 1 Petrus 3:10 "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.” Ayat ini mengatakan bahwa bila kita ingin hidup dengan baik, kita harus menjaga lidah, jangan terlalu banyak berbicara. hal luas: mengenai Bahkan di Yakobus 3:5-10, lidah dibahas secara lebih Yakobus 3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. 6 Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. 7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia, 8 tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. 9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, 10 dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudarasaudaraku, tidak boleh demikian terjadi. Yakobus dengan jelas menyatakan bahwa lidah ini luar biasa, ia bisa menyampaikan sesuatu, memegahkan sama masalah lidah juga sebaliknya, diciptakan besar, ia bisa bisa menurut rupa yang mampu menjinakkannya. kita dan kita Apa ini terlalu banyak lebih saat Lidah yang adalah bahkan tidak yang ingin adalah, “Eh, berbicara, berhati-hati yang yang manusia Allah. ayat-ayat jangan harus dahsyat di melakukan mengutuk sesuatu disampaikan tapi ketika mari kita sedang berbicara.” Mengekang indikasi lidah dari kita hikmat dan merupakan kerendahan sebuah hati. Orang-orang yang banyak berbicara sering tidak menyediakan waktu mereka dengan bahwa terlalu menghancurkan untuk hati-hati. banyak kesaksian memilih Kita kata-kata harus sadar berkata-kata akan kita di dunia, sebagaimana yang diperingatkan Yakobus, “Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya” (Yak. 1:26). Memang mengendalikan lidah paling sulit untuk dilaksanakan, “Tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah” (Yak. 3:8a). Beruntunglah kita memiliki Roh Kudus yang mampu menolong kita, kita bisa memanjatkan doa kita, “Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!” (Mzm. 141:3). Ternyata larangan berkata-kata juga untuk berlaku terlalu dalam banyak penyampaian doa-doa kita. Doa pun Jangan Bertele-tele Di Matius 6:7-8, Tuhan Yesus sendiri bahkan menyatakan, “Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepadaNya.” Jadi Tuhan Yesus sendiri mengatakan pada kita untuk jangan terlalu banyak berkata-kata bukan hanya terhadap sesama manusia saja, tapi juga ketika sedang berdoa pada Tuhan; kita tak perlu banyak berbicara dan bertele-tele karena Allah Bapa sudah mengetahui semua pikiran dan pergumulan kita. Apakah doa kita akan dikabulkan atau tidak, bukan karena seberapa banyak kata yang kita panjatkan, seberapa indah kata-kata kita, kita miliki. tapi seberapa besar iman yang Matius 21:22 mengatakan, “Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." Keselamatan dan Murtad melalui Ucapan Tuhan Yesus dalam Matius 12:36 bahkan mengatakan, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari Perkataan penghakiman.” Tuhan Yesus tersebut dengan tegas mengatakan agar kita benar-benar mengendalikan setiap ucapan kita. Tuhan Yesus melanjutkan, “37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa anugerah keselamatan dengan yang ucapan dikatakan, kita kita peroleh karena ada di kaitannya Roma 10:9 “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” Lalu mengapa dikatakan, “menurut ucapanmu engkau akan dihukum”? Karena kita bisa murtad, dan murtad berkaitan juga dengan ucapan; jadi murtad tidak selalu harus berkaitan dengan tindakan, seperti membakar pendeta. Murtad ucapan, dan di Alkitab atau bisa terjadi zaman akhir dikatakan dalam Matius 24:9-10, membunuh hanya dengan ini, seperti “Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci.” Kita akan segera memasuki masa-masa itu, dimana kita harus harus selalu tindakan- tapi tahu bahwa murtad dalam bentuk “action” cukup dengan suatu tidak - suatu ucapan sama seperti keselamatan juga diperoleh antara lain melalui suatu ucapan. Kata-kata Bujukan yang Licin untuk Memurtadkan Anak Tuhan Kalau kita pelajari situ dikatakan, di Matius 24:24, di “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mukjizat-mukjizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” Jadi nabi dan mesias palsu bukan hanya akan menyasar mereka yang belum kenal Tuhan, mereka juga akan menyasar dan berusaha menyesatkan orang-orang pilihan juga, orang-orang yang sudah terima Tuhan Yesus. Namun, yang lebih bahaya lagi ialah yang tertulis di Daniel 11:32: “Dan orang-orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian akan dibujuknya sampai murtad dengan kata-kata licin; tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak.” Jadi, akan banyak orang yang karena dibujuk dengan kata-kata licin dan manis, dengan tanpa disadarinya, ia telah menjadi murtad, karena tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang membuatnya menjadi murtad. Kalau maka kita berbicara keluar sekarang dari berdikusi tidak hanya ucapan media tentang bibir sosial berbicara, sekadar karena sudah apa yang di zaman termasuk dalam ranah ucapan. Jebakan Media Sosial Di media sosial berhati-hati, memakai HP juga penulis yang cukup seharusnya sendiri canggih, tapi kita walaupun penulis sangat membatasi diri untuk bergabung dengan grup ini atau grup itu. hanya ada grup yang Jadi di HP penulis berkaitan dengan perusahaan, keluarga, dan dua atau tiga grup lain. Mengapa? Karena penulis pernah mengalami pengalaman yang buruk beberapa penulis grup ketika ikut bergabung grup. Beberapa waktu pernah bergabung dengan penggemar diving. Anggota dengan yang lalu Blackberry grup sangat sering mengirimkan foto maupun tulisan-tulisan yang tidak untuk senonoh keluar dari sehingga grup. penulis memilih Kemudian penulis pernah diajak masuk ke grup Blacberry temanteman SMA. Penulis bergabung, tapi terakhir penulis melihat di grup ini para anggota lebih cenderung ke arah fun, sehingga beberapa tulisan dan komentar mereka seringkali tanpa disadari sudah menjurus seperti mengolok-olok Tuhan. Setelah komentar keluar kemudian dari grup penulis memberi penulis ini. beberapa memutuskan Penulis lebih untuk baik keluar karena hal ini tidak perlu dan penulis tidak mau menambah-nambah kesalahan dengan ikut terlibat dengan melihat dan membaca halhal yang bertekad untuk tidak untuk pantas. sangat berkomentar di Penulis mengurangi media sudah berbicara, sosial termasuk untuk mengikuti grup atau chatting yang tidak penting, karena tulisan pun sama akan seperti ucapan, dimintai setiap pertanggungan- jawabnya. Rahasia di balik Mantera Penulis beruntung karena pernah mengikuti khotbah Yusuf. yang yang disampaikan oleh Bapak Harun Beliau adalah mantan peramal hong sui bertobat dan ia juga penulis buku berjudul, Pertobatan Mantan Peramal dan Hong Sui. Dalam khotbahnya, beliau mengatakan bahwa karena beliau dulunya seorang peramal maka ia tahu seluk beluk dunia seperti itu. Belau mengatakan, “Anda tahu apakah mantera itu?” Kalau yang dianggap kekayaan, biasanya Pak orang pergi pintar, minta Harun mantera seseorang itu berisi entah dukun, untuk orang meminta kesehatan atau lainnya, disuruh membaca mantera. mengatakan itu ke bahwa janji; sebagian jadi, besar misalnya, kalau saya diberi kekayaan, nanti pada tahun kesekian saya akan mempersembahkan A, B, C, D, dan sebagainya. Atau kalau saya diberi kesembuhan dari penyakit saya , maka saya akan kembali lagi ke sini dan akan mempersembahkan ini dan itu. Oleh sebab itu beliau menjelaskan, kalau ada orang seseorang sekian yang meminta tahun, mengatakan kekayaan, anaknya bahwa kemudian diambil setelah sesudah Iblis, ia mengatakan bukan begitu kasusnya. Sebenarnya sesudah waktu yang dijanjikan tiba, orang itu sendiri pada yang harus Iblis; jadi, mempersembahkan bukan anaknya diambil Iblis. Mengapa ia harus mempersembahkan, karena orang itu sudah berjanji. Kapan janjinya diucapkan? Ketika ia membaca mantera itu karena di dalam mantera orang itu ada janji tersebut. yang Ketika telah diucapkan orang tersebut mengucapkan mantera yang biasanya dalam bahasa yang tidak umum dipahaminya, janjinya ia dengan yang mungkin tidak bisa berkata , paham isi mantera itu.” juga mengelak “Maaf, saya tidak akan tidak Tidak bisa, karena ia telah mengucapkannya. Karena itu Pak Harun wanti-wanti menga- takan agar kita jangan mengucapkan kata-kata yang kita tidak yakin akan artinya. Jangan mengucapkan kata-kata yang tidak kita pahami maknanya. Apakah Anda Memahami Makna dari Bahasa Roh Anda? Penulis bukan orang yang menentang bahasa roh, tidak- penulis meyakini bahasa roh itu ada, tapi marilah kita pelajari hal ini dengan saksama. 1 Korintus 14:2 mengatakan, “Siapa yang berkata- kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.” Jelas dikatakan di sini bahwa bahasa roh itu ada dan memang tidak ada orang yang mengerti bahasanya, tapi di 1 Korintus 14:13 dika- takan, “Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya.” Selanjutnya 1 Korintus 14:27 mengatakan, “Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya.” Jadi bahasa roh bukannya diucapkan bersama-sama, tapi satu per satu, maksimum 3 orang dan harus ada seorang lain yang menafsirkan. 1 Kor 14:14 Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Ayat di atas menjelaskan bahwa jika seseorang berbahasa roh artinya ia maka akal mengucapkan budinya kata-kata berhenti, di luar kesadaran. Jika untuk mengucapkan bahasa roh diperlukan suatu pemikiran, walau sedikit pun, maka kata-kata yang diucapkan bukanlah bahasa roh karena bahasa roh benar-benar keluar diluar akal budi kita, diluar kesadaran kita. Oleh karena itu Pak Harun Yusuf mengatakan, silakan kalau Anda ucapkan Kalau berbicara, tidak saja kita kata-kata kata ingin ucapkanlah kalau “puji yang Anda yakin, yang lebih Anda kita Anda artinya. ”puji jangan tidak benar; baik yakini mengucapkan Tuhan” yakin Tuhan”, menggunakan tahu atau tidak yakin artinya. Ketika kita tidak paham mengucapkan yang kata-kata mungkin saja yang kita kata-kata tersebut memiliki arti menghujat Tuhan, maka sama seperti mantera, kita tidak mengatakan, “Maaf saya tidak paham”. Anda sudah mengucapkan dan bisa Tidak, Anda akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, mari kita ikuti teladan rasul Paulus yang dalam 1 Kor 14:9 mengatakan “ Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh”. Walaupun Rasul Paulus mendapat karunia bahasa roh, ia lebih suka menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh Jemaat dalam setiap pertemuan. Bahasa yang roh tidak diberikan adalah bisa oleh karunia, kita Allah artinya pelajari. kepada Ia sesuatu hanya orang-orang tertentu saja, “Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. (1Kor 12:10). Perintah untuk Menyanyi dan Memuji Tuhan Kolose 3:16 mengatakan, “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.” Ayat berfungsi Sabda di atas sebagai Kristus dan menjelaskan salah juga satu bahwa pujian pengingat sebagai wujud akan ucapan syukur kita pada-Nya. Kelayakan Kata-kata dalam Sebuah Pujian Sejak masa Perjanjian Lama, memuji Tuhan sudah menjadi bagian dari kehidupan umat Israel. mengatakan, “Lalu datanglah Musa Ulangan 32:44 bersama-sama dengan Yosua bin Nun dan menyampaikan ke telinga bangsa itu segala perkataan nyanyian tadi.” 2 Samuel 22:1 Daud mengatakan perkataan nyanyian ini kepada TUHAN pada waktu TUHAN telah melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya dan dari cengkeraman Saul. Sebenarnya nyanyian adalah perkataan, hanya perkataan yang dialun. Apa yang perlu kita perhatikan nyanyian sekadar ialah keluar bahwa melalui mulut itu kita, bukan tetapi kata-katanya harus diperhatikan. Ada lagu-lagu yang secara kelayakannya populer. teologis walaupun Marilah patut sudah kita dipertanyakan terlanjur perhatikan berikut ini: Yesus Tuhan dan Allah kami Engkau layak menerima pujian, hormat dan kuasa sebab Kau tlah ciptakan segalanya sangat pujian Oleh karena kehendak-Mu semuanya itu telah ada dan diciptakan untuk kemuliaan-Mu Terpujilah Tuhan O..o.. Hosana, terpujilah Tuhan Sebenarnya nyanyian ini secara alkitabiah, benar atau tidak? Lagu ini diambil dari Wahyu 4:10-11 yang berbunyi, “maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima pujipujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.” Kalau kita lihat, kata-kata ini diucapkan oleh kedua puluh empat tua-tua yang sangat mungkin memiliki posisi yang sangat tinggi di sorga seperti tertulis di Why 4:4 “Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka”. Namun oleh demikian kedua tersungkur kata-kata puluh dan empat sambil tersebut tua-tua diucapkan itu melemparkan sambil mahkota mereka. Artinya apa? Ini bukan suatu kejadian yang sembarangan. Kalau kita perhatikan, khususnya di Wahyu 4:11, kata atau makna yang diterjemahkan oleh LAI dengan kata “layak”, diterjemahkan dengan kata “worthy” oleh Alkitab King James Version. Re 4:11 Thou art worthy, O Lord, to receive glory and honour and power: for thou hast created all things, and for thy pleasure they are and were created. Kata worthy sebenarnya mengandung 2 makna, 1- patut, layak, pantas, tapi makna ke-2-nya adalah: berjasa, bernilai, atau berharga. Nah, kalau kita lihat di Alkitab, khususnya, jika kita versi bandingkan LAI, antara maka versi kita akan King James mendapati dan ada perbedaan terjemahan atau arti worthy : 1. Kata worthy untuk manusia. 2. Kata worthy yang ditujukan pada Tuhan di sorga. 3. Kata worthy yang dikatakan malaikat di sorga tentang Tuhan kepada manusia. 4. Kata worthy yang diucapkan manusia kepada Tuhan 1.Kata worthy untuk Manusia Kata worthy untuk manusia, misalnya tertulis di Kejadian 32:10: Ge 32:10 “I am not worthy of the least of all the mercies, and of all the truth, which thou hast shewed unto thy servant; for with my staff I passed over this Jordan; and now I am become two bands”. Kej 32:10 “Sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan kesetiaan yang Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu ini, sebab aku membawa hanya tongkatku ini waktu aku menyeberangi sungai Yordan ini, tetapi sekarang telah menjadi dua pasukan. “ LAI menggunakan kata “layak” untuk kata “worthy” di KJV. De 21:22: “And if a man have committed a sin worthy of death” Ulangan 21:22: "Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati”. LAI menggunakan frasa “sepadan dengan hukuman mati” untuk frasa “worthy of death” di KJV. 1 Sa 1:5: But unto Hannah he gave a worthy portion; for he loved Hannah: but the LORD had shut up her womb” diterjemahkan “Meskipun ia mengasihi Hana, ia memberikan kepada Hana hanya satu bagian, sebab TUHAN telah menutup kandungannya”. LAI menggunakan frasa “hanya satu bagian” untuk frasa “a worthy portion”. 2. Kata worthy yang Ditujukan pada Tuhan di Sorga Re 4:11: Thou art worthy, O Lord, to receive glory and honour and power: for thou hast created all things, and for thy pleasure they are and were created. Why 4:11: "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendakMu semuanya itu ada dan diciptakan.“ LAI menggunakan frasa “Engkau layak”, sedangkan KJV “Thou are worthy”. Rev 5:2, And I saw a strong angel proclaiming with a loud voice, Who is worthy to open the book, and to loose the seals thereof? diterjemahan LAI, Why 5:2 Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meteraimeterainya?" 3.Malaikat di Sorga Berbicara tentang Tuhan pada Manusia Kalau kita pelajari di Wahyu 5:1-5, di ayat 3 terdapat seorang malaikat di sorga yang berseru: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?" Namun di ayat 5 ketika salah seorang tuatua itu berbicara pada Yohanes, yang adalah seorang manusia, tentang siapakah yang layak untuk tua-tua itu membuka gulungan tidak kitab menggunakan itu, kata “Ia/Tuhan Yesus layak” tapi “Ia/Tuhan Yesus dapat” 5 Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya." Re 5:5 And one of the elders saith unto me, Weep not: behold, the Lion of the tribe of Juda, the Root of David, hath prevailed to open the book, and to loose the seven seals thereof. Namun ketika di ayat selanjutnya yaitu dalam situasi khusus tersebut, maka dipakai lagi kata “worthy” (KJV) dan “layak” di LAI. Why 5:12 katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!" Re 5:12 Saying with a loud voice, Worthy is the Lamb that was slain to receive power, and riches, and wisdom, and strength, and honour, and glory, and blessing. 4. Kata Worthy yang diucapkan manusia kepada Tuhan 2 Sa 22:4: I will call on the LORD, who is worthy to be praised: so shall I be saved from mine enemies. 2 Sam 22:4 Terpujilah TUHAN, seruku; maka aku pun selamat dari pada musuhku. Frasa “worthy to be praised” di KJV, sedangkan “Terpujilah TUHAN” di LAI : - bukan layak dipuji, Apa artinya? Ada bisa situasi dan kondisi diterjemahkan dimana sebagai kata layak, worthy namun ada juga yang harus diterjemahkan dengan berbeda. Hati-hati dengan Ucapan Kita pada Tuhan Begitu juga “God, You “Tuhan, dengan ucapan manusia pada Tuhan, are Engkau terjemahannya Engkau worthy” maha Mengapa? layak”, adalah besar” Karena terjemahannya tetapi “Tuhan, atau kita bukan, mungkin Engkau agung, “Terpujilah tidak Tuhan”. memiliki hak dan kepantasan untuk mengatakan apakah Tuhan itu layak atau tidak layak. Kita hanyalah manusia, dengan hak dan kepantasan apakah kita bisa memberikan penilaian apakah Tuhan layak atau tidak memiliki sesuatu itu hak ? atau sebagai pun sesuatu layak hal memiliki sebagai Sebab ketika kewenangan yang untuk pantas, kewenangan tidak ketika kita mengatakan layak” maka kita juga menilai maka untuk pantas. bahwa seseorang orang menilai Begitu “Tuhan, menempatkan juga Engkau diri kita sebagai pribadi yang bisa mengatakan “Tuhan, Engkau tidak layak”. Itulah sebabnya di Efesus 5:4 dikatakan, “Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono — karena hal-hal ini tidak pantas — tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.” kata-kata Menurut Kita tidak boleh mengatakan seperti, penulis “Tuhan, itu Engkau ucapan yang layak.” sangat sembrono bahkan menghina Tuhan. Kata-kata yang Tak Terkatakan yang Tak Boleh Diucapkan Manusia Rasul Paulus dalam 2 Korintus 12:3-4 menjelaskan bahwa ada kata-kata yang diucapkan di sorga yang tidak boleh diucapkan manusia: Aku juga tahu tentang orang itu,- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya - ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. Rasul Paulus bercerita ketika ia diangkat ke Firdaus, ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan yang tak boleh diucapkan manusia. Artinya, ada kata-kata yang diucapkan di sorga yang tidak boleh diucapkan oleh manusia. Apa beda Allah dengan TUHAN? Dunia kita penuh dengan segala macam benda dan makhluk yang berbeda-beda jenisnya. manusia, hewan, bintang, planet, Misalnya, bulan, matahari, malaikat, demikian juga Allah, itu semua adalah katagori jenis. Manusia adalah jenis, namun karena manusia itu banyak, maka setiap manusia harus diberi nama supaya tidak tertukar. Nama penulis adalah Yunus, tapi karena ada banyak yang namanya Yunus, maka di belakangnya harus ditambahkan nama keluarga atau sebuah nama lain supaya tidak tertukar. Demikian juga bintang, karena banyak, diberi nama, seperti bintang Kejora, bintang Kartika dan seterusnya. Namun kalau bulan atau matahari, tak perlu diberi nama karena bulan dan matahari hanya ada satu. Demikian juga dengan Allah. Allah itu hanya ada satu karena itu tidak perlu diberi nama. Itulah sebabnya di Keluaran 3:13-14, ketika Musa diperintahkan untuk membawa bangsa Israel keluar dan Musa bertanya tentang nama Allah, 13 Allah menjawab, “AKU ADALAH AKU.” Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? — apakah yang harus kujawab kepada mereka?" 14 Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firmanNya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu." Mengapa “AKU ADALAH AKU”? Karena Aku hanya satu, ya Allah jadi tidak perlu diberi nama, seperti matahari matahari, bulan atau ya bulan satu. Tapi karena di bukan allah, bukan allah bulan. Matahari karena hanya ya ada Mesir banyak allah yang mengaku sebagai allah padahal sehingga kemudian Allah memberi nama kepada diri-Nya, Keluaran 3:15: Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN (YHWH), Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selamalamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun”. Akhirnya dan kita Allah tahu menamakan bangsa diri-Nya Israel tidak TUHAN, berani menyebut nama TUHAN karena takut bersalah sehingga akhirnya Ia disebut Adonai –artinya “Tuanku”. Dalam 10 Perintah Allah di Keluaran 20:7 dikatakan, “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.” Mengapa umat Israel tidak berani memanggil nama TUHAN? pengadilan, nama Karena tidak hakim, ada bukan? seperti yang seseorang berani Sekalipun di memanggil seseorang mengenal sang hakim cukup dekat atau sekalipun hakim itu adalah persidangan bukan nama ia dipanggil, misalnya, hakim bawahannya, dalam namun “Yang “Pak A .” kalau Mulia” di dan Karena memanggil persidangan dianggap tidak sopan sebab pada saat seorang hakim memimpin persidangan, mewakili Allah. ia dianggap sedang Begitu juga, presiden kita, Pak Jokowi. Ketika orang bertemu dengan beliau, ia tidak menyebutnya, “Pak Jokowi,” melainkan, “Pak panggilan pada Presiden,” karena rasa hormat. Demikian TUHAN, juga dengan seharusnya pemilihan kata yang nama ada suatu sepantasnya, sikap dan bukan asal menyebut. Ucapan yang Tidak Layak pada Tuhan Ketika seseorang memuji Tuhan, apakah ia boleh memakai kata apa pun? Tidak boleh. Ada pujian pada bagian koornya di bawah ini yang lebih luar biasa lagi, yang sebenarnya sangat tidak layak untuk diucapkan oleh kita selaku manusia. Betapa besar kasih-Mu Allah-ku Sehingga Kaub'rikan Yesus padaku Supaya aku tidak binasa Melainkan beroleh hidup yang kekal Chorus Kusembah Kau, kusembah Kau Engkau yang layak untuk kusembah Kusembah Kau, kusembah Kau Engkau yang layak untuk kusembah “Engkau yang layak untuk artinya apa? Saya ini menyembah, tinggal kusembah” sudah memilih, atas, “Engkau berarti, menyembah penilaian, sembah. yang saya layak sendiri dan Jadi Tuhan menurut mana itu untuk dan Dalam pujian di untuk sudah sesudah ternyata layak yang siapa yang layak saya sembah. - kusembah” layak saya layak penulis, untuk melakukan untuk saya pujian ini kurang ajar sekali karena menganggap diri kita lebih tinggi daripada Tuhan. Padahal, coba kita pelajari, sebenarnya yang seharusnya layak itu siapa. Misalnya hari ini, Pak Presiden Jokowi berulang tahun dan kemudian penulis datang ke istana, ketemu protokolnya. Penulis katakan, “Pak, Pak Presiden Jokowi kan berulang tahun, saya ingin menyanyikan Apakah Tidak menghadap lagu, keinginan pasti. Pak Presiden „Happy birthday penulis pasti Penulis yakin to dan you‟. diterima? protokolnya akan melakukan beberapa pengecekan, misalnya dengan bertanya “Anda ini siapa? Apakah Anda seorang yang terkenal, pernah dapat penghargaan apa, apakah pernah dapat Grammy Award? Apakah Anda pernah juara di Indonesian Idol, atau American Idol?” Penulis menjawab, “Tidak pernah dapat apa-apa.” Maka ia akan menjawab, tidak layak.” “Maaf, Anda Tapi, dapat misalkan, Grammy kita Award benar-benar sekalipun, pernah apakah kita layak menyanyi di hadapan Tuhan? Anggap saja suara kita termasuk yang terbaik sekali pun, apa benar suara kita lebih suara para malaikat di sorga. merdu daripada Pasti tidak. Bahkan kalau kita pelajari di Mazmur 33:1, “Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur.” Kalau dikatakan pakai yang standar layak hanya orang jujur, New English ini, memuji-muji sebenarnya Tuhan itu, dan dalam Alkitab versi Translation dipakai kata approriate for the morally upright. Psalm 33:1: “You godly ones, shout for joy because of the Lord! It is appropriate for the morally upright to offer him praise.” Bukan hanya jujur, karena morally upright itu lebih daripada jujur, yaitu orang yang benar secara moral. Orang seperti inilah sebenarnya yang layak memuji Tuhan. Kesimpulan Sebagai anak Tuhan kita diajar untuk tidak banyak berbicara dan tidak berkata-kata dengan sembarangan. Oleh karena itu kita harus dapat menahan diri dan berpikir sebelum berkata-kata serta tidak sembarangan mengucapkan kata-kata yang kita tidak yakin artinya, karena setiap ucapan kita akan dimintai pertanggung- jawabannya. Ucapan kita bisa berbentuk verbal, tulisan maupun pujian. Walaupun dengan maksud untuk memuji Tuhan, kita harus tetap memperhatikan kata-kata dalam pujian beberapa pujian masa katanya yang tidak kini tersebut bukan pantas, hanya sebab kata- penggubahnya seolah-olah berkata dalam bahasa Inggris, “I am really benar-benar someone.” hebat (“Saya dan ini seorang memiliki yang wewenang.”) Coba kita bandingkan dengan lagu masa lalu, Dulu saya jauh dari jalan Tuhan Orang yang terhilang dan buta.. Tapi oleh cinta Tuhan b'ri saya t'rang Aman s'lamatlah jiwaku Reff: Waktu Tuhan tolong saya Waktu Tuhan tolong saya Saya tersesatlah jika tiada Tuhan Waktu Tuhan tolong saya Menurut lebih kan, penulis menunjukkan “Ini lho beberapa kerendahan posisi saya.” seperti ini sebenarnya.” lagu masa hati, “Saya lalu menunjukini kan Tetapi kalau seka- rang dalam lagu yang sebelumnya disampaikan, seolah-olah Tuhan itu adalah bawahannya dan seolah-olah “Eh, Tuhan, nulis sangat lagu penggubahnya berwenang berkata, Engkau layak.” Jadi, menurut petadi sembrono menggunakan bahkan kata-kata kurang ajar yang sehingga tidak layak dan tidak tepat untuk dinyanyikan. Sebagai penutup penulis ingin kembali mengutip 3 ayat sebagai berikut: Yakobus 1:26: Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. 1 Petrus 4:11a: Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; Efesus 5:3 dan 4: Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono — karena hal-hal ini tidak pantas —tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur. Jadi kita seharusnya mengekang lidah dan jika berbicara baiklah kita berbicara sebagai orang yang benaran, menyampaikan bukan Firman menyampaikan yaitu perkataan ke- kotor, kosong, dan sembrono, namun ucapkanlah syukur. Sama seperti menunjukkan menahan orang yang kebodohannya, lidahnya sangat orang seharusnya cerewet yang mampu mendemonstrasikan hikmat dan pemahaman. “Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin.” (Ams.17:27). Kita tidak dapat memeroleh hikmat jika kita terus berbicara, karena pemahaman datang dari kesediaan kata kita mendengarkan dengan dan hati-hati menggunakan dan kata- terkendali. “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;” (Yak. 1:19).