Penanaman Pohon Alpukat dengan Metode Tabulampot untuk Menunjang Hasil Tanam di Lahan Kecil pada Desa Braja Caka, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur Hanah Yunita Anggraini 1) , Nur Ismi 2) , Danisha Anugerah Safitri 3) , Putri Purnama Syahni 4) 1) 2) 3) 4) Universitas Negeri Semarang, Semarang [email protected]) ; [email protected]) ; [email protected] 3) ;[email protected]4) Abstrak Tabulampot merupakan sebuah singkatan dari tanaman buah dalam pot. Metode ini merupakan metode budidaya tanaman lahan sempit yang lebih mengoptimalkan penggunaan pot dan tanaman buah-buahan dalam pelaksanaannya. Ini merupakan sebuah solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat perkotaan yaitu lahan yang terbatas. Hal ini dapat terlihat dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Desa Braja Caka Kecamatan Sumbersari Kabupaten Lampung Timur. Metode yang digunakan pada program kerja ini adalah Metode Tabulampot. Dari metode ini dibagi dalam beberapa tahapan kegiatan yang meliputi: 1) penyuluhan tentang kelebihan dan keuntungan menanam tanaman di dalam pot (Tabulampot), penyuluhan tentang cara pemeliharaan dan budidaya Tabulampot; 2) demonstrasi metode dan teknik budidaya Tabulampot alpukat; 3) penyuluhan tentang pemanfaatan hasil dari Tabulampot Alpukat. Pelaksanaan pelatihan budidaya tanaman alpukat dilakukan pada tanggal 19 Juli 2020, selanjutnya dilakukan monitoring terhadap tanaman alpukat yang dibagikan, monitoring dilakukan pada tanggal 5 dan 7 Agustus. Dalam monitoring ini digunakan untuk memantau hasil kegiatan dari pelatihan budidaya tanaman yang telah dilakukan, dan dalam pemantauan ini juga mengingatkan warga untuk menyiram tanaman setiap hari dan memberikan pupuk rutin setiap 3 bulan sekali. Kata kunci : penanaman, pohon alpukat, tabulampot, desa braja caka. 1 Braja Caka kini mulai menerapkan metode PENDAHULUAN Tabulampot (tanaman buah dalam pot) Desa Braja Caka adalah salah satu desa yang berada di Kabupaten Lampung Timur. Desa ini memiliki potensi yang besar di sektor pertanian dan perkebunan, karena lahan yang dimiliki sangatlah luas yaitu sekitar 337 Ha. Lahan ini digunakan untuk penanaman dan budidaya berbagai komoditas pertanian seperti, tanaman pangan, tanaman perkebunan dan juga tanaman sayuran. Lahan pertanian dan perkebunan yang luas tersebut dapat menjadi potensial yang sangat baik untuk menunjang perekonomian masyarakatnya yang mayoritas bekerja sebagai seorang petani. Namun, seiring berjalannya waktu, lahan yang diperlukan untuk melakukan aktivitas pertanian dan perkebunan semakin berkurang. Hal ini sejalan dengan perkembangan penduduk dunia yang bertambah sangat cepat dan kemudian untuk menunjang hasil tanam mereka di lahan yang kecil. Tabulampot merupakan suatu istilah dari tanaman buah dalam pot. Metode ini merupakan metode budidaya tanaman lahan sempit yang lebih mengoptimalkan penggunaan pot dan tanaman buah-buahan dalam pelaksanaannya. Budidaya tabulampot (Tanaman Buah dalam Pot) banyak disukai karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya pemanfaatan lahan pekarangan atau halaman yang sempit, berfungsi sebagai tanaman hias, mudah dipindah-pindah tanpa merusak tanaman dan dapat diatur masa berbunga dan berbuahnya (Dewi & Nugroho, 2011; Wahyu T. Wiryanta, 2008; Wiguna & Ekadewi, 2016). Pada dasarnya hampir semua jenis memerlukan ruang tempat tinggal untuk tanaman mempertahankan hidup. Oleh karena itu, dibudidayakan dalam bentuk tabulampot. tidak sedikit dari areal pertanian berubah Akan tetapi, tidak semua tabulampot bisa menjadi areal perumahan tempat tinggal menghasilkan buah. Karena meskipun bisa manusia, untuk tumbuh subur, jenis-jenis tanaman tertentu budidaya tanaman kian menyempit (Fauzi belum bisa berbuah dalam lingkungan dalam Butarbutar, 2016). Karena masalah tabulampot. minimnya lahan yang dapat digunakan Butarbutar:2016) untuk budidaya tanaman, masyarakat Desa berdasarkan kemampuan tanaman buah sehingga lahan-lahan buah bisa Menurut tumbuh apabila Dianti (dalam menyatakan bahwa 2 dalam menghasilkan buah, tabulampot peluang kerja baru bagi masyarakat yaitu, yang berasal dari bibit vegetatif dapat peluang usaha untuk menjual berbagai dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, jenis buah-buahan yang tidak terbatas antara lain : musim. 1. Tanaman dengan kategori mudah Tujuan dari program kerja berbuah, dapat mulai berbuah saat Penanaman Pohon Alpukat dengan metode tanaman bulan, Tabulampot antara lain: (1) Menunjang diantaranya mangga, jambu air, jambu hasil tanam masyarakat di Desa Braja biji, jeruk, belimbing, buah naga, dan Caka; kedondong masyarakat dalam budidaya; (3) dan berumur 6-8 2. Tanaman dengan kategori cukup sulit berbuah, dapat mulai berbuah saat berumur 1,53 tahun, diantaranya , dapat mulai berbuah setelah berumur tahun atau kemampuan peluang usaha baru bagi masyarakat Desa Braja Caka. Sedangkan manfaat dari program kerja ini adalah Dapat meningkatkan 3. Tanaman dengan kategori sulit berbuah 3 Meningkatkan Pemeliharaan Tabulampot serta membuka lengkeng, nangka mini, melon, sawo, delima, dan anggur (2) lebih, diantaranya rambutan, manggis, duku, jambu bol, alpukat, dan durian. pemahaman yang lebih dalam lagi terkait metode budidaya Tabulampot agar metode ini dapat terus digunakan sebagai penunjang hasil tanam dan juga penunjang perekonomian bagi masyarakat di Desa Braja Caka. Oleh sebab itu, kini masyarakat Desa Braja Caka sudah mulai menggunakan metode tabulampot, salah METODE PELAKSANAAN satunya pada penanaman pohon alpukat. Yang bertujuan agar dapat tetap menunjang hasil tanam walaupun di lahan yang sempit, meningkatnya kemampuan masyarakat dalam budidaya dan pemeliharaan Tabulampot serta membuka Kegiatan (KKN) BMC Kuliah Kerja (Bersama Nyata Melawan Covid-19) yang dilaksanakan di Desa Braja Caka, kabupaten Lampung Timur yang dilaksanakan Kegiatan KKN selama yang 45 hari. dilaksanakan 3 merupakan salah satu program kerja yang normal seperti tanaman yang ditanam wajib dalam dengan media lain. Menurut (Turang, beberapa tahapan kegiatan yang meliputi: 2015) ada beberapa syarat budidaya 1) penyuluhan tentang kelebihan dan tabulampot yang perlu diperhatikan, antara keuntungan menanam tanaman di dalam lain : dilaksanakan. Dibagi pot (Tabulampot), penyuluhan tentang cara pemeliharaan dan budidaya Tabulampot; 2) demonstrasi budidaya metode Tabulampot dan teknik alpukat; 3) penyuluhan tentang pemanfaatan hasil dari Tabulampot Alpukat. Dalam 1. Sesuaikan iklim dengan jenis tanaman buah yang akan ditanam. Misalnya tanaman strawberry hanya bisa hidup jika ditanam di dataran tinggi, jika ditanam di dataran rendah tidak akan hidup. pelaksanaan tahapan Maka dari itu metode Tabulampot tersebut dilakukan dengan menerapkan juga harus disesuaikan daerah dan ilmu bibit tanaman yang cocok agar budidaya teknologi hasil tanaman keras pangan. dan Tingkat tanaman bisa dibudidayakan. keberhasilan pelatihan Tabulampot alpukat 2. Pilihlah bibit yang baik, kuat, dan ini dilakukan dengan melalui evaluasi pada cukup umur, sehingga tidak terlalu tingkat antusiasme masyarakat dengan lama untuk menghasilkan buah. sasaran Kualitas dari bibit juga sangat untuk menerapkan dan mengaplikasikan semua pelatihan yang mempengaruhi telah diberikan agar terciptanya semangat budidaya tanaman ini, karena jika menanam dengan hasil unggul di lahan kualitas tanamannya kurang baik yang sempit. Juga pemanfaatan hasil maka kemungkinan akan mudah pangan untuk meningkatkan perekonomian terserang penyakit. masyarakat di Desa Braja Caka. dalam proses 3. Media tanam yang tepat dan ukuran pot yang digunakan harus proporsional dengan jenis tanaman HASIL DAN PEMBAHASAN buahnya. Hal ini juga sama pentingnya karena tanaman itu Metode Tabulampot memerlukan perlakuan khusus, agar bisa tumbuh akan tumbuh sehingga membutuhkan ukuran pot yang 4 besar agar dengan nantinya besarnya seimbang tumbuhan tersebut. 4. Pemupukan yang efektif. Tanaman yang ditanam menggunakan metode Tabulampot maka akan lebih membutuhkan pemupukan, lebih banyak ketimbang tanaman yang ditanam langsung ke tanah. Karena keterbatasan akar yang hanya bisa mencari nutrisi di dalam pot saja. 5. Pengendalian hama, penyakit, dan gulma. Sama halnya dengan tanaman yang lain hama pasti akan selalu muncul maka harus dilakukan pengamatan berkala dan memberikan obat untuk menghindari dari hama. 6. Pemangkasan Pemangkasan yang tepat, diperlukan untuk memperpendek tanaman buah dan agar membentuk cabang yang banyak. Karena tujuan lain dari menanam Tabulampot Penanaman Tabulampot menggunakan selain untuk menghemat lahan juga digunakan sebagai hiasan, jadi tanaman tidak boleh memiliki tinggi umum tapi harus lebih pendek dari biasanya. Dalam penanaman Tabulampot hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih bibit yang tepat dan sesuai dengan iklim dan cuaca di daerah tersebut, pilihlah bibit dengan kualitas terbaik. Yang kedua siapkan media tanaman, media tanam yang digunakan harus memiliki kandungan nutrisi yang baik bagi tanaman dan karena media ini juga terbatas didalam pot. Adapun media tanam yang sering digunakan para pehobi tabulampot antara lain campuran tanah, kompos, dan arang sekam dengan komposisi 1:1:1. Bisa juga campuran tanah, pupuk kambing, dan sekam padi dengan komposisi 1:1:1 (Alamtani, 2014). Setelah menyiapkan bibit dan media selanjutnya yaitu menyiapkan pot, Jenis pot dapat terbuat dari tanah liat (gerabah), keramik, semen, plastik, logam (drum). Wadah tabulampot yang baik harus memiliki aerasi yang baik, dan memiliki kaki atau alas yang memisahkan dasar pot dengan tanah. Hal ini penting untuk aliran drainase dan memudahkan pengawasan agar akar tanaman tidak menembus tanah (Alamtani, 2014). Selanjutnya yaitu penanaman Tabulampot, menurut (Pranadi, 2015) 5 tahapan-tahapan dalam penanaman tabulampot adalah sebagai berikut: Dan pastikan jika pot yang digunakan A. Siapkan media tanam berupa pasir, pupuk kandang, dan tanah dengan perbandingan 1:1:1 lalu aduk hingga merata. B. Masukkan media tanam ke dalam pot hingga 1/3 dari wadah. sebaiknya dilakukan pada sore hari. Lepaskan polybag tanaman dari bibit, tapi jangan dibuang tanahnya. E. Letakkan bibit dengan tanah yang masih menempel ke dalam pot, kemudian masukkan media baru hingga penuh. F. Siramlah bibit yang sudah dimasukkan ke dalam pot dan letakkan pot di lokasi yang tidak terkena sinar matahari secara langsung selama 3-5 hari agar bibit tidak stres. Penyiraman, tidak tergenang. Hentikan penyiraman apabila air telah mengalir dari dasar pot (Pranadi, 2015). 2. Penggemburan Media Tanam, Lakukan sekali dalam seminggu sambil membuang gulma yang mungkin tumbuh di sekitar tanaman (Fauzi, 2013). 3. Pemupukan, pemupukan dilakukan rutin selama 3 bulan sekali, dan untuk ukuran pupuk yang diberikan bisa disesuaikan dengan seberapa besar pot. Apabila diinginkan, pemupukan dapat dilakukan sebulan sekali dengan dosis yang dikurangi. Hal ini dikarenakan tabulampot yang terlalu rajin dipupuk dengan dosis yang tinggi dapat mengakibatkan tanaman menjulang tinggi dengan cabang yang banyak dan daun yang rimbun, tanpa Pemeliharaan Tabulampot 1. memiliki lubang air, agar air didalam pot proses penggemburan secara kontinyu C. Pindahkan bibit ke dalam pot dan D. kekurangan air dan bisa jadi mongering. penyiraman menghasilkan buah (Dianty, 2013). Selain tanaman sebaiknya dilakukan setiap hari dan untuk takaran airnya digunakan haru sesuai tidak itu, tambahkan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) setidaknya dua kali setahun (Pranadi, 2015). terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, 4. Pemangkasan, pemangkasan dilakukan karena agar jika terlalu banyak akan tanaman memiliki tinggi yang menyebabkan tanaman membusuk dan jika diinginkan dan terlihat indah. Ada tiga terlalu banyak akan menyebabkan tanaman jenis pemangkasan yang dapat dilakukan, 6 antara lain : a) Pangkas ringan yang yang biasanya disemprotkan), dan biologi dilakukan pada cabang yang memiliki (dengan menggunakan musuh / pemangsa tunas atau lebih dari 3 ranting. Tunas alami dari hama/penyakit). Dimana untuk berlebihan akan mengurangi buah yang tanaman dihasilkan; b) Pangkas sedang dilakukan hama/penyakit pada cabang yang tidak produktif; dan c) dengan cara fisik (Fauzi, 2013). Pangkas berat dilakukan untuk membentuk tajuk. Pilih tiga cabang utama untuk menjadi cabang primer. Bisa digunakan rumus 1-3-9, artinya 1 batang utama, 3 cabang primer, 9 cabang sekunder (Pranadi, 2015). 5. Pembungaan dengan memanipulasi dua cara, lingkungan dapat yaitu dan menggunakan perangsang kimia. Memanipulasi lingkungan adalah mengkondisikan lingkungannya seperti di alam dimana biasanya musim buah diawali dengan musim kering dan disusul dengan musim hujan. Merangsang pembungaan dengan bahan penggunaan cadangan kimia adalah retardan pertumbuhan Pelaksanaan pot, tanaman pengendalian lebih Kegiatan praktis Pelatihan Tabulampot Pelatihan budidaya tanaman buah alpukat pada tanggal 19 Juli 2020, di RT 024 Desa Braja Caka kecamatan Way Pembungaan, dirangsang dalam (penghambat vegetatif), makanannya dengan sehingga dipaksa untuk dijadikan bunga dan buah. Jepara, dilakukan dengan pembagian bibit buah alpukat yang sudah siap tanam dan media tanaman yang ada di dalam polybag buah alpukat berisi humus, tanah dan sekam. Pelatihan ini dilakukan di rumah salah satu warga bernama Bapak Musadi dan diikuti 14 warga dilingkungan sekitar, pelatihan ini dilakukan pada masa pandemi sehingga, pelatihan dilakukan selama 1 jam dengan 2 sesi. Sesi pertama dilakukan pada jam 08.00-09.00 dan sesi kedua dilakukan pada jam 09.00-10.00 hal ini dilakukan untuk mengikuti protokol kesehatan di masa pandemi untuk tidak berkerumun. 6. Pengendalian hama, ada tiga cara, yaitu fisik (dengan menggunakan alat, api atau tangan untuk mematikan hama/penyakit tanaman), kimia (menggunakan obat kimia 7 monitoring dilakukan pada tanggal 5 dan 7 Agustus. Dalam monitoring ini digunakan untuk memantau hasil kegiatan dari pelatihan budidaya tanaman yang telah dilakukan, dan dalam pemantauan ini juga mengingatkan warga untuk menyiram tanaman setiap hari dan memberikan Gambar 1. Pembagian bibit buah alpukat Setelah melakukan pembagian bibit kepada warga dilakukan RT demo menggunakan 024, selanjutnya menanam metode dengan Tabulampot. pupuk rutin setiap 3 bulan sekali, kegiatan monitoring ini dilakukan dengan berkeliling ke rumah-rumah warga yang menjadi peserta pelatihan budidaya tanaman. Pelatihan ini bertujuan agar masyarakat bisa mempraktekkan metode penanaman dengan Tabulampot di lingkungan rumah untuk menghemat lahan dan agar bisa digunakan untuk tanaman hias. Gambar 3. Tanaman milik salah satu warga Gambar 2. Demo penanaman Monitoring Kegiatan Pelatihan PENUTUP Kesimpulan dalam program kerja KKN ini mengenai pelatihan penanaman Tabulampot buah alpukat dengan metode tabulampot Setelah dilakukan pelatihan kepada masyarakat desa Braja Caka RT budidaya tanaman pada tanggal 19 juli 024 yang dilaksanakan pada tanggal 19 2020, selanjutnya dilakukan monitoring Juli 2020 diketahui berjalan dengan lancar terhadap tanaman alpukat yang dibagikan, dalam proses pelaksanaannya, setelah 8 pelatihan yang dilakukan selama 1 jam dengan 2 sesi, dilanjutkan ke tahap monitoring terhadap buah alpukat yang sudah ditanam oleh warga yang dilaksanakan pada 5 dan 7 Agustus 2020. Kegiatan monitoring pun berjalan dengan lancar, dari 14 orang warga RT 024 yang melanjutkan metode Nafi'ah, H. H., & Royani, M. (2018). Penyuluhan dan Praktik Pembuatan Tabulampot di Desa Kecamatan Cikajang Jurnal Garut. Cikandang Kabupaten PkM Pengabdian kepada Masyarakat, 1( 03), 238-243. penanaman Suryani, E., Hidayati, S. A., Wahyulina, tabulampot ini hanya 5 orang warga. S., & Serip, S. (2018). Memperkuat Setelah monitoring, kegiatan dilanjutkan Peranan Badan Usaha Milik Desa dengan (BUMDes) sosialisasi pemupukan dan Untuk penyiraman tanaman kepada warga yang Agroekowisata melanjutkan Melalui metode penanaman tabulampot. Lingsar Pengembangan Usaha Pot). Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Af’idah, N., Manasikana, O. A., Berlianti, A., Desa Tabulampot (Tanaman Buah Dalam DAFTAR PUSTAKA N. Di Menunjang & Hayati, N. (2020). ECO-EDUCATION POC BERBASIS MOL PADA BUDIDAYA TABULAMPOT UNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN IPA Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 1, 1945-1958. Wati, D. A. R., & Rochman, Y. A. (2018). Pemanfaatan Potensi Desa Melalui Tanaman Buah Dalam Pot. Universitas Islam Indonesia. UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI. Discovery: Jurnal Ilmu Pengetahuan, 5( 1), 49-57. Butarbutar, (2016). Penerapan Sistem Tabulampot Pada Jenis Tanaman Mangga dan Y. L. K. TABULAMPOT: PERTANIAN Wiguna, A. A., & Widyatami, L. E. DI (2016). SOLUSI PERKOTAAN. METHODAGRO, 2(2), 37-43. Jeruk di Kecamatan Kelurahan Karangrejo Sumbersari Kabupaten Jember. Prosiding. 9