Uploaded by User80812

2 a

advertisement
2
A. Menurut saya Aline berkewajiban untuk membuat pembukuan karena sebagai saran
informasi mengenai transaksi keuangan dan transaksi barang agar dapat ditentukan dengan
tepat kebijaksanaan selanjutnya yang ditempuh. Pembukuan memungkinan pengusaha
untuk mengetahui laba rugi dan menentukan besarnya pajak yang harus dibayar serta
memungkinkan investor melakukan penilaian keadaan apakah sehat atau tidak
Hal ini juga didasarkan pada hukum di Indonesia yakni pada Kitab Undang Undang Hukum
Dagang (KUHD) pasal 6.
Pasal 6
Setiap orang yang menjalankan perusahaan diwajibkan untuk menyelenggarakan catatancatatan menurut syarat-syarat perusahaannya tentang keadaan hartanya dan tentang apa
yang berhubungan dengan perusahaannya, dengan cara yang sedemikian sehingga dari
catatan-catatan yang diselenggarakan itu sewaktu-waktu dapat diketahui semua hak dan
kewajibannya. (KUHD 35, 66, 86, 96, 348; KUHP 396 dst.)
Ia diwajibkan dalam enam bulan pertama dari tiap-tiap tahun untuk membuat neraca yang
diatur menurut syarat-syarat perusahaannya dan menandatanganinya sendiri.
(KUHPerd.1881.)
Ia diwajibkan menyimpan selama tiga puluh tahun, buku-buku dan surat-surat di mana ia
menyelenggarakan catatan-catatan dimaksud dalam alinea pertama beserta neracanya, dan
selama sepuluh tahun, surat-surat dan telegram-telegram yang diterima dan salinan-salinan
surat-surat dan telegram-telegram yang dikeluarkan. (KUHD 35.)
Pembukuan
a. Pasal 6 ayat (1) KUHD
Pengusaha wajib membuat catatan, sehingga dapat diketahui hak dan kewajibannya
setiap saat.
b. Pasal 6 ayat (2) KUHD
Pengusaha diwajibkan pula untuk membuat dan menandatangani neraca.Dari neraca
ini, dapat diketahui modal yang didapat dari selisih harta dan modal serta keseimbangan
antara debet dan kredit. Pasal ini berkaitan dengan pasal 1131 dan 1132 BW tentang
sita jaminan.
c. Pasal 6 ayat (3) KUHD
Pengusaha diharuskan menyimpan buku-buku, surat-surat, dan neraca yang dibuatnya
selama tiga puluh tahun serta menyimpan selama sepuluh tahun surat-surat kawat dan
tembusannya baik yang telah dikirim atau diterimanya.
Dalam Pasal 28 ayat (1) Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(KUP) menyatakan wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
dan wajib pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan.
Sumber : PELAKSANAAN KEWAJIBAN PENYELENGGARAAN PEMBUKUAN
BAGI WAJIB PAJAK BADAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA
MAKASSAR UTARA DI KOTA MAKASSAR OLEH CINDY TRIANA SARDJU
B.
Download