D. PERSIAPAN DAN ALAT EKSODONSIA 1. Persiapan Eksodonsia a. Posisi Operator Agar operator dalam bekerja merasa nyaman dan tidak mudah Ielah, maka diperlukan posisi yang menganut prinsip ergonomis, biasanya posisi operator berdiri setegak mungkin sehingga berat badannya dapat dipikul oleh masing-masing kaki sama beratnya. b. Posisi Pasien Setelah penderita duduk, sandaran punggung dan kepala kursi diatur sedemikian rupa sehingga pen&rita duduk dengan enak. Sementara itu bila mulut penderita dibuka untuk disuntik dan akan dioperasi di bagian mandibula maka bidang oklusal gigi sejajar atau membuat sudut 10 derajat terhadap Iantai. Bila berdiri di belakang penderita maka posisi penderita diatur sedemikian sehingga pembentukan sudut antara bidang okiusal gigi mandibula dengan lantai diperbesar lagi sampai gigi atau gigi-gigi dapat dipegang dengan tidak menempatkan lengan operator pada posisi yang sulit. Bila melakukan penyuntikan atau operasi di daerah maksila, tempatkan penderita sedemikian sehingga bidang okiusal membentuk sudut terhadap lantai antara 45 dan 90 derajat. c. Penerangan Rongga Mulut Posisi penderita harus diatur sehingga operator dapat secara jelas melihat keadaan di dalam rongga mulut tanpa badannya harus membungkuk; meringkuk, membengkok atau memilin. Untuk iluminasi rongga mulut yang memadai dibutuhkan overhead light (lampu kepala) yang penyesuaiarinya adalah sangat penting, tetapi penggunaan Overhead light sering tidak efisien. Bila penderita menggerakkan sedikit pada bagian anggota tubuhnya, lampu itu harus disesuaikan lagi. Agar konsentrasi operator tertuju pada satu fokus yaitu daerah operasi maka penerangan lampu hanya dipusatkan pada daerah operasi dan nampan alat-alat tetapi untuk ruangan operasi penerangan sedikit redup atau gelap. Untuk menerangi lapangan operasi di dalam rongga mulut digunakan lampu reflektor. d. Seleksi Bahan Anestetikum atau Teknik Masalah yang dialami dalam eksodonsia adalah kontraindikasi eksodonsia yang telah dibicarakan di muka, selain itu masih ada masalah lain yaitu seleksi bahan anestetikum dan teknik anestesi. Pemilihan bahan anestikum menurut Archer (1975) ditentukan oleh faktorfaktor seperti berikut: Universitas Gadjah Mada 1 a) pilihan penderita, b) tradisi operator atau dokter gigi dalam praktek seharihan, c) kondisi fisik penderita, d) umur penderita, e) tipe atau perluasan operasi, f) kondisi daerah operasi-apakah terdapat infeksi lokak yang dapat menghambat anestesi lokal?-tempat operasi misalnya di ruang praktek, atau di ruang operasi rumah sakit, dan g) temperamen penderita. Semua faktor ini harus dipelajari seksama, dan keputusan terakhir harus mengacu pada keselamatan penderita, hasilnya harus sungguh-sungguh merupakan operasi tanpa syok psikik penderita atau campur tangan penderita. e. Premedikasi Menurut Bennet (1974) yang dimaksud dengan premedikasi adalah setiap obat atau obat-obat yang diberikan kepada penderita sebelum anestesi dan operasi untuk memudahkan prosedur bagi penderita dan operator dan juga bagi ahli anestesi bila dilakukan dengan anestesi umum. Pemberian premedikast dianjurkan jangan dijadikan prosedur rutin tetapi diberikan untuk alasan yang klausus dan untuk menyesuaikan keperluan pribadi penderita. Tujuan premedikasi pra-anestesi lokal ialah untuk a) menenangkan ketakutan dan kecemasan dan atau b) menaikan ambang sakit c) mengurangi toksisitas anestesi lokal meskipun pendapat im masih diragukan; termasuk premedikasi untuk maksud mi terutama dan golongan barbiturat. Biasanya harus ditentukan apakah premedikasi itu digunakan untuk menenangkan rasa takut atau maksud utamanya akan digunakan untuk menaikan ambang sakit atau mengurangi reaksi sakit. Ada kasus yang membutuhkan kedua tujuan itu terpenuhi. Bila maksud utama adalah untuk menenangkan rasa takut maka yang dibutuhkan adalah golongan hipnotik terutama barbiturat aksi-cepat (short acting) atau kombinasi barbiturat dan obat ataraktik. Bila maksud utama untuk menaikan ambang sakit maka dipilih obat analgesik atau narkotik. Bila diperlukan kenaikan ambang sakit begitu tinggi maka pilihan utama obat adalah dan golongan narkotik. Obat-obat barbiturat atau kombinasi barbiturat dan ataraktik dan narkotik ini dalam dosis yang cukup dapat menimbulkan euphoria (keadaan yang berlebihan) yang dapat dikontrol. Denvat Belladona misalnya atropin dan skopolamin digunakan untuk mengurangi sekresi air ludah dan kepekaan (intabilitas) refleks. Bila premedikasi digunakan, perhatikan hal berikut ini: a) penderita harus ditemam orang yang telah dewasa, b) penderita dilarang mengemudi mobil sendiri, c) Universitas Gadjah Mada 2 dirumah penderita harus ditemani orang lain sampai pengaruh obat hilang, d) obat yang digunakan harus benar-benar diketahui. 2. Alat Eksodonsia Alat yang digunakan dalam eksodonsia disesuaikan dengan maksud dan tujuan eksodonsia yang akan dilakukan. Kebanyakan alat eksodonsia dibuat dari bahan logam yang tahan karat. Meskipun demikian bila alat eksodonsia disimpan dalan keadaan basah atau lembab maka akhirnya akan berkarat dan menjadi rusak. Penyimpanan alat eksodonsia setelah selesai dipakai sebaiknya dalam keadaan steni dan kering dengan cara dalam keadaan panas alat dikeringkan dengan handuk kemudian masuk dalam tempat penyimpanan. Bagi alat eksodonsia yang bermata tajam seperti gunting bedah (surgical scissors), gunting diseksi (dissecting scissors), pisau bedah (scalpel), ketajamannya harus dipertahankan selama mungkin dengan cara menghindarkan alat itu dan penggodogan langsung dalam air mendidih saat sedang disterilkan. Paberik telah dapat membuat mata pisau bedah (blade) yang tersedia tajam dan dalam keadaan steril tetapi ditentukan hanya sekali pakai. Mata pisau dipasang di ujung pegangan pisau (handle). Pisau bedah itu disebut interchangeable scalpel blade yang berarti untuk setiap pemakaian mata pisau bedah harus diganti dengan yang barn. Alat yang dibuat dan logam, bila disimpan untuk waktu yang lama sebaiknya dikenngkan sebelum dilapisi dengan vaselin dengan maksud agar tidak berkarat. Alat eksodonsia dibagi dalam 2 kelompok yaitu: 1) Alat untuk jaringan lunak; 2) Alat untuk jaringan keras. 1.1. Alat untuk Jaringan Lunak Alat berikut ini adalah alat yang ada hubungannya dengan penggunaan di jaringan lunak dan diambil contoh dan merek Aesculap buatan Jerman. a) Periosteal Elevators, Raspatories adalah alat pembuka lapisan (flap) mukoperiostum. Dikenal berbagai disain yaitu dan Freer, Kendzia, Williger, Molt, Mead, Chompret, Trelat, Schilli, Joseph, Sewall. b) Haernostatic Forceps (Mosquito-Forceps), adalah alat penghenti perdarahan dengan cara menjempit vasa darah berbagai ragam disain sebagai contoh dan Hartman, Haistead, Pean, Cnle, Kocher. Universitas Gadjah Mada 3 c) Skin Hooks dan Skin Retractor adalah alat penarik jaringan kulit, ada berbagai disain yaitu dan Kilner, Senn-Miller, Strandell-Stille, Williger, dan Weitlaner. d) Cheek Retractor adalah alat penarik pipi, misalnya disain dan Middeldorpf. Cheek Retractor dan Lip Retractor adalah alat penarik pipi dan bibir disebut juga sebagai Spatula. Contoh disain dan Sternberg, Leur, Aesculap, Roux, Brunning, dan Frenzel. e) Curette, Excavator adalah alat penyendok jaringan patologis. f) Mouth Gags adalah alat pembuka atau pelebar mulut. Ada berbagai disain misalnya dan Heister; Doyen-Jansen; dan Doyen-Collin; Molt (alat ini khusus untuk pembuka mulut anak-anak; Ferguson-Ackland, Denhart, dan Roser-Konig. g) Tongue Forceps adalah alat pemegang lidah, misalnya buatan CoIlin, dan Young. h) Scalpel adalah alat untuk insisi jaringan, misalnya insisi abses, melepas perlekatan gingiva dengan gigi; ada beberapa macam: i) Sterile Scalpels (disediakan dalam kotak berisi 10 buah) dengan Plastic Handle; ii) Interchangeable Scalpel Blades ada 2 macam yaitu Scalpel yang steril dan yang tidak steril yang dilengkapi dengan pegangan (handles). Sterile scalpel blades dibungkus dalam aluminium foil (kertas logam) isi I dosin (12 buah). i) Gum Scissors adalah alat penggunting jaringan misalnya disain dan Joseph, Neumann, dan Dean, khusus untuk menggunting gingiva. Disain Mosle yang juga disebut Mosle Punch Forceps sangat mudah untuk mengambil ujung gingiva bila gngva itu menghalangi erupsinya molar mandibula. Bentuk yang khusus dan mata gunting itu memudahkan untuk memegang gingiva yang dapat dipotong secara cepat dan bersih dengan sekali gunting saja; Surgical Scissors, untuk menggunting jaringan lunak; Dissecting Scissors misalnya disain Metzenbaum, Toennis-Adson, Northbent, Kliner, untuk melakukan diseksi jaringan dan melepas kulit. Untuk diseksi dan melepas kulit ujung Diseccting Scissors dibuat khusus datar. Bandage Scissors dan Universal Scissors dibuat dan logam anti karat, untuk menggunting kain kasa, perban. Universitas Gadjah Mada 4 j) Non-traumatic Dissecting Forceps adalah alat pemegang vasa darah, ligatur. Mat ini digunakan pada waktu akan meligasi pembuluh darah. Dressing Forceps adalah alat pemegang perban (dressing). Disebut juga sebagai pinset anatomi, desain ada yang standar dan ada dan Brophy, dan Gross. Tissue Forceps, Grasping Forceps adalah alat pemegang jaringan, disain ada yang baku, dan ada disain dan Brophy, Koenig, dan Hunt. k) Towel Holding Forceps adalah alat pemegang kain penutup operasi, handuk disain dan Jones, Schaedel, Backhaus. l) Retractors adalah alat pembuka luka insisi dan ada berbagai disain misalnya dan Langenbeck, Kocher, Farabeuf. m) Needle Holders adalah alat pemegang jarum bedah. Contoh disain dan Barraquer, Castroviejo, dan Gillies, Mathieu, Eiselsberg-Mathieu, Stratte, CrileWood, HegarMayo, Adson, Toennis, dan Axhausen. n) Surgical Needles adalah jarum bedah dengan berbagai ukuran dan bentuk. 1.2. Alat Untuk Jaringan Keras a) Bone Rasps adalah alat pemarut tulang. Pengambilan sebagian tulang rahang akan meninggalkan bagian yang runcing, dan untuk menghaluskan bagian ini digunakan alat ini. Contoh disain Miller. b) Curettes. Alat ini berujung seperti sendok yang tajam dan berguna untuk mengambil jaringan patologis. Ada beberapa desain, misalnya dan Lucas, Hemingway, Martini, Williger, Barth, Kerpel, dan Volkmann. c) Bone Holding Forceps adalah alat pemegang tulang. Pada saat mengurangi/memotong tulang kadang-kadang serpihan tulang jatuh di antara jaringan lunak yang harus diambil dengan alat ini. Contohnya adalah dari disain Dingmann. d) Bone Cutting Forceps adalah alat pemotong tulang, ada yang berujung lurus dan bersudut, mulut forsep berbibir tajam. Contoh adalah dan disain Cleveland. Bone Rongeurs adalah alat pemotong tulang, umumnya mulut forsep mempunyai lengkung dan bibir forsep mempunyai cekungan. Kerja dan mulut forsep berbeda Universitas Gadjah Mada 5 dengan bone cutting forsep yang menggunting tetapi memegang lapisan tulang untuk dipagas. Banyak contoh disain misalnya dan Leur-Fnedmann, Leun, Blumenthal, Mead, Bane, Alexander, Mayfield. e) Saw adalah alat penggergaji tulang. Contoh disain Lindemann. f) Ligature Forceps adalah alat pemegang kawat ligatur, Forsep ini biasanya bermulut lurus, dan pada ujung pemegangnya ada alat pengunci forsep. Ligature Needles adalah jarum berukuran besar pembawa kawat ligatur. Contoh disain dan Deschamps, dan Reverdin. g) Mallet adalah alat pemukul chisel (tatah). Umumnya bermata pemukul dan timah. Berbagai contoh disain misalnya dan Mead, Hajek, Williger. Chisel dan Gouges adalah tatah dan pahat digunakan untuk menatah tulang dengan cara memotong (mata chisel datar) dan menyesek (mata chisel cekung). Beberapa disain yang dikenal misalnya dan Passow, Partsch, dan Lucas dengan berbagai ukuran. h) Elevators adalah alat ekstraksi gigi, juga dapat digunakan untuk separasi jaringan gingiva, akar gigi, menatah tulang sesuai dengan bentuk disainnya. Disain yang dikenal adalah dan Heidbrinlc FloKr, Bein, White, Seldin, Berten, Cryer, CryerWhite, Coleman (London Hospital), Lecluse, dan Barry. i) Tooth Forceps adalah alat pencabut gigi atau akar gigi. Bagian forsep adalah pegangan forsep yang dibuat bertakik-takik agar tidak licin, tangkai forsep, dan kepala forsep. Antara kepala forsep dan tangkai forsep ada engsel yang berfungsi sebagai tumpuan paruh forsep saat dibuka dan ditutup. Engsel forsep bersekerup yang dapat mengalami kerusakan dan menjadikan engsel longgar. Forsep dalam keadaan demikian tidak layak digunakan untuk ekstraksi gigi. Forsep untuk gigi-gigi maksila dan mandibula ada perbedaan yang pokok, yaitu pada forsep untuk gigi-gigi maksila antara kepala forsep dan tangkainya merupakan gambaran kelanjutan suatu garis lurus poros panjangnya atau sejajar. Sebaliknya forsep untuk gigi-gigi mandibula poros panjang kepala forsep membentuk sudut 90 derajat atau sedikit lebih besar terhadap poros panjang tangkai forsep. Pola ini dimaksudkan untuk menghindari hambatan saat digunakan di dalam rongga mulut. Paruh forsep berbibir dua yang bermukaan cekung disesuaikan dengan bentuk permukaan bagian gigi yang dipegang terutama untuk gigi yang tidak Universitas Gadjah Mada 6 membentuk bifurkasio akar. Kedua bibir paruh forsep tidak saling bertemu untuk menghindari kekuatan tekan yang terlalu besar pada struktur gigi. Forsep yang kedua bibir paruhnya saling bertemu hanya ditemui pada forsep khusus untuk akar gigi. Untuk gigi molar akar gigi membentuk bifurkasio sehingga forsep yang digunakan untuk ekstraksi gigi ini harus dibuat khusus yaitu, bibir dalam paruh forsep bagian tengah bergigir yang ujungnya runcing agar dapat digunakan memegang bagian bifurkasio akar gigi dengan erat. Gigi molar maksila berakar tiga satu di sebelah palatinal dan dua di sebelah bukal yang membentuk bifurkasio sedang akar palatinal tidak. Gigi molar mandibula berakar dua, satu akar mesial dan satu akar distal yang keduanya membentuk dua sisi bifurkasio yaitu di sebelah lingual dan bukal. Dengan demikian forsep yang dibutuhkan untuk ekstraksi gigi molar mandibula, kedua paruhnya bergigir tajam sedang forsep untuk gigi molar maksila hanya paruh sebelah bukal saja yang sebelah palatinal tidak. Tangkai dan pegangan forsep umumnya membentuk garis yang lurus kecuali buatan pabrik yang berpola Amerika. Salah satu tangkai forsep berpola Amerika membentuk sudut dengan pegangan forsep dengan tujuan agar genggaman pada forsep lebih erat. Untuk gigi insisivus dan kaninus, dapat disediakan satu macam forsep sedang untuk gigi premolar ada forsep khusus tetapi dapat menggunakan forsep yang sama seperti yang digunakan untuk gigi insisivus dan kaninus. Forsep untuk gigi molar mandibula cukup disediakan satu macam forsep, disamping forsep itu ada frontal forceps yaitu forsep yang bila digunakan, operator berdiri di muka penderita. Forsep untuk gigi molar maksila ada dua buah yaitu untuk ekstraksi gigi sebelah kanan dan kiri. Macam Forsep Gigi dan Disain Beberapa macam forsep gigi untuk digunakan di maksila dan mandibula, yaitu seperti berikut ini: 1) Untuk gigi Insisivus dan Kamnus Maksila disain dan Trotter; pegangan, tangkai, dan kepala forsep membentuk garis lurus pada poros panjangnya. Forsep gigi premolar maksila disain dan Guy antara pegangan, tangkai, kepala forsep membentuk garis yang melengkung seperti huruf S. 2) Untuk Gigi Molar Maksila dan Molar Ketiga. Disain forsep gigi molar maksila dan Felsch bertangkai panjang dan melengkung di muka engselnya, bentuk ini sangat bermanfaat untuk mencapai posisi gigi molar maksila ketiga. 3) Untuk Akar Gigi Maksila, disain dan Kaiser dan Feiner. Bila sedang digunakan, forsep gigi Kaiser ini hampir sejajar dengan maksud untuk menghindari akar gigi Universitas Gadjah Mada 7 jangan lepas dan jepitan mulut forsep. Tepi dan ujung yang tajam sampai seluruh bagian dalam paruh forsep mampu menggenggam erat akar gigi. 4) Untuk Gigi Insisivus, Kamnus, Premolar Mandibula. Disain forsep ini ada yang dapat digunakan di samping penderita (lateral forceps) dan di muka penderita (frontal forceps) . Disain forsep dan Trotter bagian dalam paruhnya bergerigi. 5) Untuk Gigi Molar Mandibula disain dan Wood, Passow, dapat berbentuk forsep lateral maupun forsep frontal, umumnya forsep untuk Gigi Molar Mandibula Ketiga adalah forsep frontal. 6) Untuk Akar Gigi Mandibula, disain dan Kaiser dan Feiner. 7) Separating Forceps, adalah forsep pemotong akar gigi, 2 buah yaitu forsep akar gigi molar mandibula dan akar gigi molar maksila. Forsep ini berguna untuk memisahkan masing-masing akar gigi molar sehingga memudahkan untuk mengambilnya satu persatu. 8) Fitting Handles adalah forsep yang salah satu pegangannya berlekuk disesuaikan dengan genggaman tangan. 9) Dengan Non-Slip Hold adalah forsep berpola dan Buechs, paruh forsep sebelah dalam beralur-alur yang dimaksudkan agar bila untuk memegang gigi tidak licin. Pegangan forsep ini keduanya bertakik yang dimaksudkan agar tidak licin bila digenggam tangan. Forsep berpola Amerika Pada forsep pola Amerika ada forsep yang salah satu pegangan forsep ujungnya dibuat melengkung keluar dan ada yang kedua ujungnya lurus, misalnya seperti forsep berikut ini: 10) Untuk Gigi Insisivus, Kaninus, premolar disain dan Cryer, Kells, dan Hull. 11) Untuk Gigi Molar Maksila, disain Harris untuk forsep gigi sebelah kanan dan kiri. Untuk Gigi Molar Maksila Ketiga, disain Nevius berciri khas yaitu paruh forsep yang sam bercabang dua sedang yang lain runcing. 12) Untuk Akar Gigi Maksila, disain Parmly, Tomes. Karena paruh forsep menyerupai suatu bayonet maka forsep akar gigi maksila sering disebut forsep bayonet. 13) Untuk Gigi Insisivus, Kaninus, Premolar Mandibula, disain Cryer. 14) Untuk Gigi Molar Mandibula, disain Harris. Untuk Gigi Molar Mandibula Ketiga, merupakan forsep frontal yang kedua paruhnya sebelah dalam cekung tanpa ada gigi runcing. 15) Untuk Akar Gigi Mandibula. Universal Tooth Forceps, disain Cohen dapat digunakan untuk berbagai keperluan ekstraksi gigi. Universitas Gadjah Mada 8 1.3. Alat Pemeriksaan a) Tooth Tweezers adalah alat penjepit (pinset) ada berbagai disain misalnya Perry, Flagg, Meriam, London-College, Economy. b) Explorers adalah alat pemeriksa kavitas (sonde). c) Mouth Mirrors adalah kaca mulut mulut biasanya disambungkan pada pegangan (handle). 1.4. Sterilisator Alat (Sterilizers) a) Autoclave adalah alat sterilisasi yang bekerja dengan tekanan uap air. Autoclave buatan Aesculap ada beberapa tipe, misalnya: Aesculap 350: merupakan otoklaf otomatis penuh, yaitu ventilasi otomatis, pembuangan uap otomatis, dan pemutus listrik otomatis. Perlengkapannya adalah Tumbler Switch (pengubah aliran listrik), lampu penunjuk untuk persediaan air dan tangki kondensasi ke dalam penggodog. Sistem pendingin, pengukur tekanan dengan indeks manual, termometer. Penutup autoclave adalah dari tipe central pressure locking device. Setelah alat-alat yang akan disteril dimasukkan, tutup penutupnya, hidupkan otoklaf, lampu penunjuk akan hidup dari sterilisasi akan berjalan secara otomatis. Perlengkapan otoklaf yang lain adalah dalam alat yang akan disteri, yaitu 3 buah perforated trays, 3 buah norm-trays, 4 buah talam standar, kontener sterilisasi yang siap pakai. Tegangan listrik 220 Volt. Otoklaf yang hampir adalah tipe Aesculap 420 yang juga merupakan otoklaf otomatis dengan ventilasi, pembuang uap, dan pemutus aliran listrik yang otomatis. Aesculap 420 untuk instalasi dalam suatu kabinet. Tekanan Kerja: 3 ata b) Hot Air Sterilizers Aesculap-Iso 540, stenlisator ini bekerja dengan uap panas. Bertegangan listrik ada yang 110 volt, ada yang 220 volt. Sterilisator air panas ini otomatis penuh dengan temperatur yang dapat diatur dan 120 derajat Celcius sampai 200 derajat Celcius. Sterilisator dilengkapi dengan 3 talam, sepasang pegangan pembawa talam, termometer, pengontrol temperatur, pengatur waktu, dan 2 lampu bahaya. Macam Hot Air Sterilizers yang lam adalah tipe Aesculap-Iso 540 untuk instalasi, dan Alpha-Duplex Hot Air Sterilizers. Universitas Gadjah Mada 9 c) Boiling Sterilizers, sterilisator ini bekerja dengan air mendidih. Sebagai contoh adalah: Alpha-Hydrex Boiling Sterilizers, sterilisator untuk menggodog alat dalam larutan antiseptika, bila larutan mendidih, sterilsator secara otomatis menurunkan panas sehingga lebih ekonomis. Pemutus aliran listrik akan secara otomatis melindungi sterilisator dari kebakaran (overheating). Kelengkapan sterilisator ini adalah bila stenlisator airnya akan habis dan menjadi kering maka ada pengatur panas, pemutus aliran listrik yang bekerja secara otomatis. 1.5. Kelengkapan Sterilisator a). Perforated Trays, yaitu talam alat yang berlubang-lubang. b). Kidney-Shaped Tray, yaitu talam alat berbentuk ginjal. c). Sterilizing Forceps yaitu forsep pengambil dan memegang alat yang telah distenil. Universitas Gadjah Mada 10