Uploaded by ila_kania

PHBS Partisipatif-Lela Kania 2019

advertisement
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN PENDEKATAN
PARTISIPATIF KELAS VII
DI MTSN 2 KOTA TANGERANG
Lela Kania Rahsa Puji, Sarifah Tsamaniah Mabruroh
S1 Kesehatan Masyarakat
STIKes Kharisma Persada, 15417, Indonesia
Email : [email protected]
ABSTRAK
Berdasarkan Riskesdas (2013) provinsi Banten rumah tangga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan
kriteria baik menurut kabupaten/kota di Provinsi Banten. Secara umum proporsi rumah tangga dengan PHBS
baik di Provisi Banten adalah 34,2% termasuk Kota Tangerang adalah PHBS baik (34,5%). Akan tetapi dalam
Rencana Strategi Kementrian Kesehatan (2015) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat memiliki target sebesar
(80%). Merupakan penelitian quasi experimen dengan tujuan untuk mengidentifikasi perbedaan antara
variabel independen dengan dependen, data yg dikumpulkan dengan cara kuesioner. Jumlah sampel sebanyak
60 siswa di MTSN 2 Kota Tangerang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Dari hasil penelitian Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,000 dapat
disimpulkan bahwa ada perbedan sebelum dan sesudah perilaku hidup bersih dan sehat dengan pendekatan
partisipatif kelas VII di MTSN 2 Kota Tangerang dan untuk nilai posttest pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen memiliki nilai p-value sebesar 0.004 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sesudah
kelompok kontrol dan seseudah eksperimen pengetehuan dengan pendekatan partisipatif kelas VII di MTSN 2
Kota Tangerang sedangkan pada kelompok eksperimen p-value sebesar 0,022 dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan sebelum dan sesudah perilaku hidup bersih dan sehat dengan pendekatan partisipatif kelas VII di
MTSN 2 Kota Tangerang dan nilai postest p-value kelompok eksperimen p-value sebesar 0,03. Dari hasil
penelitian ini diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan dengan tingkat Sekolah Menengah Akhir atau
Madrasah Aliyah agar dapat mengetahui pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat.
Kata kunci: Pengetahuan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
ABSTRACK
Based on the Riskesdas (2013) Banten province households have clean and healthy behavior (PHBS) with
good criteria according to regencies / cities in Banten Province. In general, the proportion of households with
PHBS both in Banten Provision was 34.2% including Kota Tangerang, which was good PHBS (34.5%).
However, in the Strategic Plan of the Ministry of Health (2015) Clean and Healthy Life Behavior has a target
of (80%). It is a quasi-experimental study with the aim of identifying differences between independent
variables and dependent data collected by questionnaire. The total sample of 60 students in MTSN 2
Tangerang City was divided into two groups, namely the experimental group and the control group. From the
results of the study, the statistical test results obtained p-value of 0,000 can be concluded that there are
differences before and after clean and healthy lifestyle with participant class VII approach in MTSN 2
Tangerang City and for the posttest value in the control group and experimental group has a p-value the value
of 0.004 can be concluded that there is a difference after the control group and an experimental experiment
with participatory class VII approach in Tangerang City MTSN 2 while in the experimental group p-value is
0.022 can be concluded that there are differences before and after clean and healthy behavior with a
participatory approach class VII in MTSN 2 Tangerang City and the experimental group p-value post-test pvalue of 0.03. From the results of this study it is expected that this research can be continued with the level of
Middle School or Madrasah Aliyah in order to find out the knowledge and behavior of clean and healthy life.
Keywords: knowledge, clean and healthy lifestyle
1
PENDAHULUAN
keberhasilan dari pendidikan
Anak-anak
usia
sekolah
yang
sangat
tentang kesehatan yang dimiliki peserta
menentukan kualitas manusia pada masa
didik, tetapi pada kebiasaan hidup bersih
dewasa. Pada periode anak, banyak
dan sehat
permasalahan kesehatan yang diidetifikasi
kehidupan sehari-hari. Penerapan PHBS
sangat
anak
yang dilaksanakan kan pada lima tatanan
dikemudian hari. Berbagai kesehatan
yaitu rumah tangga, sekolah, tempat
tersebut antara lain meliputi kesehatan
umum, institusi kesehatan dan tempat
umum,
perkembangan,
kerja. Melaksanakan PHBS bermanfaat
gangguan perilaku dan gangguan belajar.
untuk mencegah, menanggulangi dan
Permasalahan kesehatan yang ditemukan
melindungi diri dari ancaman penyakit
tersebut
serta memanfaatkan pelayanan kesehatan
merupakan
pada
kesehatan
periode
menentukan
kualitas
gangguan
pada
umumnya
akan
menghambat pencapaian presentase pada
bukan
banyaknya
pengetahuan
yang dilaksanakan dalam
yang bermutu efektif dan efisien.
peserta di sekolah.
Peserta
pada
Saat ini, masih terdapat perbedaan
didik
sekolah
kriteria dalam menentukan usia anak.
merupakan awal dari masa depan bangsa.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2002
Dalam tujuan pembangunan nasional,
tentang Perlindungan Anak menyatakan
peserta didik usia sekolah merupakan
bahwa yang dimaksud dengan anak-anak
harapan untuk meningkatkan sumber daya
adalah individu yang belum berusia 18
manusia yang lebih baik agar dapat
tahun dan yang belum menikah. Namun,
memajukan bangsa dan sekolah sebagai
America
tempat belajar yang ideal mewujudkan
memberikan batasan usia anak yang
cita-cita
mencakup
tersebut.
usia
Mengingat
akan
Acedemic
mulai
of
dari
Pediatric
janin
sampai
pentingnya peserta didik usia sekolah
mencapai usia 21 tahun. Batas usia anak
sebagai awal dari masa depan bangsa
tersebut ditentukan berdasarkan tingkat
yang
perlu
pertumbuhan fisik dan psikososial, tingkat
ditanamkannya sikap dan perilaku yang
perkembangan anak, dan karakteristik
baik pada peserta didik (Faozy, 2017).
kesehatan mereka. Dengan demikian,
lebih
baik,
maka
Tujuan utama dari diajarkannya
anak usia sekolah mencakup pra sekolah,
pendidikan kesehatan di sekolah yaitu
usia sekolah, remaja, awal usia dewasa
sadarnya peserta didik dalam menerapkan
hingga
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
perkembangan kedewasaan yang lengkap.
Hal ini penting diperhatikan karena
Pada
mencapai
setiap
tahap
tahap
selalu
proses
ditemukan
2
karakter yang khas pada aspek perilaku
kompleks daripada anak SD. Dengan
dan
demikian,
psikososiobudayanya.
Meskipun
perlu
diketahui
tingkat
demikian hingga kini program kesehatan
pengetahuan dan praktek perilaku hidup
di Indonesia belum memberikan perhatian
bersih dan sehat anak SMP. Perilaku
yang memadai pada kesehatan anak,
hidup bersih dan sehat adalah obyek yang
terutama pada anak-anak usia sekolah.
dipilih, sebab dinilai selaras dengan
Pembangunan
pendidikan
di
pembersihan
diri,
cocok
perkembangan
12-15
Indonesia telah memperlihatkan tingkat
dengan
keberhasilan yang besar. Wajib belajar
tahun. Penelitian ini juga mengamati di
enam
sekolah MTSN 2 Kota Tangerang yang
tahun,
yang
didukung
oleh
tingkat
disamping
pembangunan infrakstruktur sekolah dan
masih
lanjut wajib belajar Sembilan tahun
perilaku hidup bersih dan sehat, kerena
adalah program sector pendidikan yang
masih ada beberapa tempat yang masih
diakui berhasil secara luas. Pada tahun
jauh dari bersih, contohnya siswa tidak
akademik 2007/2008, jumlah murid SD di
mencuci tangan sebelum dan sesudah
Indonesia
jiwa),
makan, siswa kurang aktivitas fisik dan
yang
membuang sampah di lantai dan dikantin.
meningkat dari pada tahun 2006/2007
Dengan latar belakang diatas peneliti
(26.278.236
tertarik
(26.627.427
memperlihatkan
kecenderungan
jiwa).
Namun,
dibalik
belum
menjalankan
untuk
program
melakukan
penelitian
pendidikan
mengenai “Perilaku Hidup Bersih Dan
tersebut, terdapat berbagai fenomena yang
Sehat dengan Pendekatan Partisipatif
teidak berlalu menggembirakan. Kasus
kelas VII di MTSN 2 Kota Tangerang”.
keberhasilan
program
tinggal kelas, terlambat masuk sekolah
menengah pertama dan tidak mampu
METODE PENELITIAN
melanjutkan sekolah ke jenjang yang
lebih tinggi merupakan masalah yang
menjadi
sorotan
didunia
Statistik pendidikan 2009
Penelitian
pendidikan.
penelitian
menunjukan
menggunakan
ini
merupakan
kuantitatif,
metode
penyuluhan
dari lebih 26 juta anak SMP hanya sekitar
kesehatan
2.355.179
experiment dengan desain Non-equivalent
jiwa
anak
SMP
yang
Padahal usia, SMP dan SMA
masa
remaja
rancangan
quasi
Control Group Design with pre test dan
melanjutkan ke SMA (37,2%)
merupakan
dengan
dengan
yang
menghadapi problematika yang jauh lebih
post test design. Sampel pada penelitian
ini adalah siswa MTSN 2 Kota Tangerang
sebanyak
60
siswa
terbagi
menjadi
3
kelompok eksperimen dan kelompok
responden yang diteliti, nilai rerata
kontrol. Sampel diambil menggunakan
pretest 54,23. Pada posttest 54,20.
teknik purposive sampling. Instrumen
Pada
digunakan kuesioner pretes dan posttest.
dilakukannya
Analisis data dilakukan secara univariat
kelas VII.
posttest
ekperimen
penyuluhan
PHBS
dan bivariat menggunakan Uji T-Test
kesehatan melalui pendekatan partisipatif.
Tabel 2. Hasil Rerata Skor
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Rata-rata
Kelompok
Pretest posttest
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekperimen
41,10
43,70
Kontrol
41,87
41,46
untuk mengetahui pengaruh penyuluhan
1.
Analisis univariat
Analisis univariat berisi
distribusi
frekuensi
hasil
responden
Dari hasil penelitian pada variabel
berdasarkan hasil pretest dan posttest
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
yang disajikan dalam tabel sebagai
terhadap 30 responden yang diteliti
berikut :
dari
Tabel 1. Hasil Rerata Skor
didapatkan
Pengetahuan PHBS
sebanyak
Rata-rata
Kelompok
Ekperimen
Kontrol
kelompok
Pretest
posttest
50,97
54,00
54,23
54,20
rerata
41,10.
eksperimen,
skor
prestest
Pada
posttest
sebanyak 30 responden didapatkan
nilai
rerata
skore
43,70.
Pada
kelompok kontrol didapatkan hasil
penelitian pada variabel Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat terhadap 30
Dari hasil penelitian pada variabel
pengetahuan
responden yang diteliti, nilai rerata
PHBS terhadap 30
pretest 41,87. Pada posttest 41,46.
responden yang diteliti dari kelompok
Pada
eksperimen, didapatkan rerata skor
prestest
sebanyak
posttest
sebanyak
50,97.
30
posttest
dilakukannya
Pada
ekperimen
penyuluhan
PHBS
kelas VII.
responden
didapatkan nilai rerata skore 27,70.
Pada kelompok kontrol didapatkan
hasil
penelitian
pengetahuan
PHBS
pada
variabel
terhadap
30
2.
Analisis bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk
mengetahui
ada
atau
tidaknya
4
pengaruh
dari
penyuluhan
terhadap
pengetahuan
dan
dilakukannya
Dewi dengan p-value sebesar 0,492
perubahan
sehingga dapat disimpulkan bahwa
perilaku
hidup
tidak
ada
pengaruh
ceramah
kesehatan
terhadap
bersih dan sehat kelas VII di MTSN 2
pendidikan
Kota Tangerang. Hasil dari bivariat
pengetahuan anak-anak panti tentang
dapat dilihat sebagai berikut:
PHBS.
Tabel 3. Hasil perbedaan
pengetahuan PHBS
Kelompok
Pengetahuan
PHBS
N
Pretest
Eksperimen
pvalue
Mean
50,97
0,001
30
Posttest
54,00
Pretest
54,23
Kontrol
Perilaku
Hidup
Bersih dan
Sehat
Kelompok
0,965
30
Posttest
Tabel 4. Hasil Perbedaan
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat
54,20
N
Pretest
Eksperimen
50,97
0,000
30
Posttest
Berdasarkan hasil uji statistik Uji
T-test kelompok eksperimen terdapat
p-value
Mean
54,00
Pretest
Kontrol
54,23
0,450
30
Posttest
54,20
ada perbedaan yang signifikan antara
pengetahuan perilaku hidup bersih
Berdasarkan hasil uji statistik Uji
dan sehat sebelum dan sesudah yang
T-test kelompok eksperimen terdapat
diberikan
penyuluhan
dengan
ada perbedaan yang signifikan antara
pendekatan
partisipatif
(p=0,001).
pengetahuan perilaku hidup bersih
sejalan oleh Dwi
dan sehat sebelum dan sesudah yang
Penelitian ini
Arifiani Nur Khamidah dengan p-
diberikan
penyuluhan
value sebesar 0,001 sehingga dapat
pendekatan
partisipatif
disimpulkan bahwa ada peningkatan
Penelitian ini sejalan oleh oleh Tri
pengetahuan PHBS pada kelompok
Krianto meningkatnya perilaku murid
yang mendapatkan intervesi atau
kisaran 30%-240%.
perlakuan berupa penyuluhan.
menunjukan
tidak
(p=0,001).
Hasil uji statistik pada kelompok
Hasil uji statistik pada kelompok
kontrol
dengan
ada
kontrol
menunjukan
tidak
ada
perbedaan signifikasi antara sebelum
perbedaan signifikasi antara sebelum
dan
dan
dilakukan
penyuluhuan (p=0,450). Penelitian
penyuluhuan (p=0,965). Penelitian
ini sejalan oleh Nur Annisa Alviana
sesudah
tanpa
sesudah
tanpa
dilakukan
ini sejalan oleh Nur Annisa Alviana
5
Dewi dengan p-value sebesar 0,492
sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak
ada
pendidikan
pengaruh
ceramah
kesehatan
terhadap
pengetahuan anak-anak panti tentang
PHBS.
ekperimen diatas, bahwa nilai
tertinggi kelompok kontrol adalah
nilai
postets
yaitu
43,70
sedangkan nilai terendah pada
niali pretest yaitu 41,10.
KESIMPULAN
3. Terindetifikasi pada kelompok
kontrol kelas VII di MTSN 2
1. Terindetifikasi
rerata
skor
Kota tangerang mendapatkan nilai
pengetahuan
PHBS
kelompok
p-value sebesar 0,965
kontrol
diatas,
bahwa
dapat
nilai
disimpulkan bahwa tidak ada
tertinggi kelompok kontrol adalah
perbedaan sebelum dan sesudah
nilai
pretest
yaitu
54,23.
pengetahuan
pada
kelompok
Sedangkan rerata skore Perilaku
kontrol
dengan
pendekatan
Hidup Bersih Sehat kelompok
partisipatif kelas VII di MTSN 2
kontrol
bahwa
nilai
tertinggi
Kota Tangerang, sedangkan pada
kelompok kontrol adalah nilai
pengetahuan
kelompok
pretest yaitu 41,87.
eksperimen mendapatkan hasil
2. Terindetifikasi
rerata
skor
bahwa nilai p-value sebesar 0,000
pengetahuan
PHBS
pada
dapat disimpulkan bahwa ada
kelompok
eksperimen
diatas,
perbedan sebelum dan sesudah
bahwa nilai tertinggi sedangkan
perilaku hidup bersih dan sehat
pada nilai terendah pada nilai
dengan pendekatan partisipatif
postest yaitu 54,00 pada nilai
kelas VII di MTSN 2 Kota
pretest yaitu 50,97
sedangkan
Tangerang
rerata
skore
Perilaku
dan
untuk
nilai
Hidup
posttest pada kelompok kontrol
Bersih
Sehat
kelompok
6
dan
kelompok
eksperimen
sebesar
0,031
sedangkan
memiliki nilai p-value sebesar
kelompok kontrol p-value sebesar
0.004 dapat disimpulkan bahwa
0,32 maka dapat
ada perbedaan sesudah kelompok
bahwa ada perbedaan sesudah dan
kontrol dan seseudah eksperimen
sesudah
pengetehuan dengan pendekatan
pendekatan partisipatif kelas VII
partisipatif kelas VII di MTSN 2
di MTSN 2 Kota Tangerang.
disimpulkan
pengetahuan
dengan
Kota Tangerang.
4. Terindetifikasi
pada kelompok
DAFTAR PUSTAKA
kontrol mendapatkan nilai p-value
sebesar 0,954 dapat disimpulkan
Adisasmito, Wawan. (2010) .Teori
dan Pengukuran Pengetahuan,
bahwa
tidak
ada
perbedaan
Sikap dan Perilaku
sebelum dan sesudah perilaku
Manusia.Yogyakarta : Nuha
hidup bersih dan sehat dengan
Medika.
pendekatan partisipatif kelas VII
Azwar,S. (2007). Sikap Manusia
Teori dan Pengukurannya.
di MTSN 2 Kota Tangerang,
sedangkan
pada
kelompok
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Dachroni. (2002). Pedoman
eksperimen p-value sebesar 0,022
Pembinaan Program Perilaku
dapat disimpulkan bahwa ada
Hidup Bersih Dan Sehat di
perbedaan sebelum dan sesudah
perilaku hidup bersih dan sehat
dengan pendekatan partisipatif
kelas VII di MTSN 2 Kota
Tangerang dan nilai postest p-
Tatanan Tempat-Tempat Umum.
Dinas Kesehatan Propinsi
Sumatera Utara, Medan.
Depertemen Kesehatan RI. (2007).
Pembinaan
kelompok
eksperimen
Hidup
Bersih dan Sehat di Berbagai
Tatanan.
value
Perilaku
Pusat
Promosi
Kesehatan.
7
Departemen Kesehatan RI. (2012).
Perilaku
Hidup
Bersih
dan
Sehat. Bakti Husada.
peningkatan
pengetahuan
tentang
perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS)
antara
Universitas Negeri Yogyakarta.
Krinato, Tri. (2009). Perilaku Hidup
Khamidah, Dwi Arifiani Nur. (2011).
Perbedaan
Tahun Ajaran 2017. Skripsi.
metode
permainan
Bersih
dan
Sehat
dengan
Pendekatan Partisipatif. Jurnal
Kesehatan Masyaraka Nasional
Vol.3.
Kementrian
Pendidikan
dan
monopoli dan ceramah pada
Kebudayaan Universitas Sebelas
siswa
Maret
SDN
kebandingan
kecamata
kedungbanteng
kabupaten
tegal
tahun
2010/2011. Skripsi
Evayanti,
Ni
Persepsi
Kedokteran.(2013).Perilaku
Hidup
Bersih
dan
Sehat.
Surakarta.
luh
Putu.
(2012).
Siswa
SMP
Dalam
Penerapan
Falkutas
PHBS
Muliadi,
Irma
Sari,
(2015).
Pengetahuan,
Sikap,
Perilaku
Tatanan
Hidup Bersih dan Sehat Pada
Sekolah di Kelurahan Tugu dan
Mahasiswa FKIK UIN Syarif
Pasir
Hidayatullah
Gunung
Selatan
Kota
Depok. Tesis FIK UI.
Jakarta
tahun
2015. Skripsi.
Ervina Windasari. (2015). Fasilitas
Nasution.
S,
(2005).
Berbagai
dan Pelaksanaan Perilaku Hidup
Pendekatan
Bersih dan Sehat (PHBS) pada
Belajar dan Mengajar, Bumi
Murid
Aksara, Jakarta.
Sekolah
Mempunyai
Dasar
Proses
Tidak
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan
Mempunyai Usaha Kesehatan
dan Perilaku Kesehatan.Rineka
Sekolah (UKS) di Kelurahan
Cipta. Jakarta.
Jadirejo
dan
yang
Dalam
Kecamatan
Kota
Pekanbaru.
Sukajadi
Notoatmoojo, S. (2007). Prinsip-
Skripsi.
prinsip Dasae Ilmu Kesehatan
Universitas Sumatera Utara.
Faozy, Irchan. (2017).
Masyarakat.
Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Siswa
Kelas
VII
Bumijaya
SMP
Negeri
Kabupaten
1
Tegal
Jakarta.Rienika
Cipta.
Notoatmodjo S. 2010 . Promosi
Kesehatan Teori dan Aplikasi.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
8
Notoatmodjo
S.
Kesehatan
2012.
Promosi
dan
Perilaku
Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Riset Kesehatan Dasar. (2013) Badan
Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan.
Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Rogers (2005). The Desire to Learn.
Ikip Singaraja
Sarna
(1998).
Mengajar.
Strategi
Belajar
Bina
Aksara,
Jakarta.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung. Alfabeta.
Suryosubroto, 2001. Proses Belajar
Mengajar Di Sekolah, Renika
Cipta, Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. Presiden Republik
Indonesia.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002
Tentang
Perlindungan
Anak.
Usman, 1993. Guru dan Anak Didik,
Renika Cipta, Jakarta
Wayan,
(2001).
Perbaikan
Pendekatan Pembelajaran, Ikip
Singaraja.
Winkel (1991). Tipe Pendekatan
Belajar Mengajar. Rineka Cipta,
Jakarta.
9
Download