Uploaded by User79939

Tugas II Mini Proposal Riset Keuangan h

advertisement
Manajemen Modal Kerja dan Profitabilitas dalam Siklus Bisnis
yang Berbeda di Perusahaan Manufaktur di Indonesia Tahun
2017-2019
Mini Proposal
Disusun oleh:
Nama: Anggitio Tri Hutomo
NIM: 122011910006
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi ini krisis global tahun 2008 yang berdampak ke perekonomian global
menyebabkan penurunan produk domestik bruto dan penurunan permintaan pasar di Indonesia.
Penurunan permintaan menyebabkan turunnya profitabilitas perusahaan yang ada di Indonesia
karena penjualan perusahaan cenderung menurun (Muharam, 2018). Maka dari itu, perusahaan
perlu perencanaan keuangan yang baik dalam menghadapi kondisi pasar seperti ini agar
profitabilitas operasional perusahaan dapat beradaptasi dalam kondisi ekonomi yang dinamis
dan tidak mengalami kerugian.
Salah satu yang mempengaruhi profitabilitas operasional perusahaan adalah modal kerja.
Modal kerja dapat berupa investasi perusahaan dalam aset jangka pendek seperti kas, sekuritas
jangka pendek, piutang dan persediaan, dan modal kerja sendiri di klasifikasikan sebagai selisih
dari aset lancar dan kewajiban lancar. Manajemen modal kerja bertujuan untuk mengawasi
jalannya perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan sejauh mana operasi
perusahaan dapat dibiayai dengan sumber pendanaan yang ada, sehingga kekuatan membayar
semakin besar daripada kewajiban finansialnya yang harus dipenuhi oleh pihak lain (Solano et
al., 2013). Olfimarta et al (2019) menyatakan bahwa manajemen modal memiliki peran penting
dalam mencapai tujuan perusahaan karena sebagian besar waktu yang dimiliki manajer
keuangan dialokasikan untuk manajemen modal kerja dan lebih dari lima puluh persen dari
total aset umumnya diinvestasikan pada aktiva lancar, sehingga antara peningkatan penjualan
dengan kebutuhan investasi pada aktiva lancar berkaitan langsung dengan modal kerja.
Pengukuran manajemen modal kerja yang paling banyak dikenal adalah siklus konversi kas
atau cash conversion cycle (CCC). Menurut Gill et al. (2010) CCC diukur dengan menghitung
periode konversi persediaan (DI), periode pengumpulan piutang (DAR), dan periode konversi
hutang (DAP).
Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba bersih mencerminkan
pengendalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan. Semakin besar rasio
profitabilitas maka semakin besar pulakemampuan perusahaan itu menghasilkan laba bagi
pemilik modal sendirinya. Modal kerja tinggi maka profitabilitas juga tinggi, sesuai dengan
teori Martono dan Harjitto dalam Hatta (2011) dan Azhari (2009). Tingkat profitabilitas yang
2
tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang
memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru serta
memperbesar investasi atau membuka investasi baru terkait dengan perusahaan induknya.
Tingkat keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang.
Profitabilitas dinilai sangat penting, karena untuk melangsungkan hidupnya suatu perusahaan
haruslah berada dalam keadaan yang menguntungkan atau profitable. Tanpa keuntungan akan
sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar
Krisis global dapat mempengaruhi manajemen modal kerja perusahaan di Indonesia.
Kademi et al. (2017) menyatakan bahwa manajemen modal kerja lebih berperan pada saat
krisis dibanding pada saat ekonomi kuat dimana manajemen modal kerja lebih dilibatkan dalam
perencanaan keuangan perusahaan. Pada saat terjadi krisis ekonomi, penawaran pasar
berkurang dan likuiditas perusahaan terancam turun sehingga mempengaruhi tingkat penjualan
perusahaan. Kondisi ini memicu perusahaan agar lebih efektif dan efisien dalam mengatur
manajemen modal kerja mereka agar perusahaan dapat tetap bertahan.
Berdasarkan latar belakang di atas dan penelitian terdahulu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian ulang di Indonesia karena penelitian sebelumnya di lakukan di Iran yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh dari siklus bisnis yang berbeda terhadap
manajemen modal kerja dan profitabilitas perusahaan. Oleh karena ini penelitian ini berjudul
“Manajemen Modal Kerja dan Profitabilitas dalam Siklus Bisnis yang Berbeda di
Perusahaan Manufaktur di Indonesia dari Tahun 2017-2019”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah siklus konversi kas berpengaruh negatif terhadap profitabilitas?
2.
Apakah hubungan antara siklus konversi kas dan peningkatan profitabilitas selama krisis
ekonomi?
3.
Apakah hubungan antara siklus konversi kas dan penurunan profitabilitas selama
kenaikan ekonomi?
4.
Apakah periode pengumpulan piutang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas?
5.
Apakah hubungan antara periode pengumpulan piutang dan peningkatan profitabilitas
selama krisis ekonomi?
3
6.
Apakah hubungan antara periode pengumpulan piutang dan penurunan profitabilitas
selama kenaikan ekonomi?
7.
Apakah periode pembayaran hutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas?
8.
Apakah hubungan antara periode pembayaran hutang dan peningkatan profitabilitas
selama krisis ekonomi?
9.
Apakah hubungan antara periode pembayaran hutang dan penurunan profitabilitas
selama kenaikan ekonomi?
10.
Apakah periode konversi persediaan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas?
11.
Apakah hubungan antara periode konversi persediaan dan peningkatan profitabilitas
selama krisis ekonomi?
12.
Apakah hubungan antara periode konversi persediaan dan penurunan profitabilitas
selama kenaikan ekonomi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berkenaan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk menganalisis siklus konversi kas berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.
2.
Untuk menganalisis hubungan antara siklus konversi kas dan peningkatan profitabilitas
selama krisis ekonomi.
3.
Untuk menganalisis hubungan antara siklus konversi kas dan penurunan profitabilitas
selama kenaikan ekonomi.
4.
Untuk menganalisis periode pengumpulan piutang berpengaruh negatif terhadap
profitabilitas.
5.
Untuk menganalisis hubungan antara periode pengumpulan piutang dan peningkatan
profitabilitas selama krisis ekonomi.
6.
Untuk menganalisis hubungan antara periode pengumpulan piutang dan penurunan
profitabilitas selama kenaikan ekonomi.
7.
Untuk menganalisis periode pembayaran hutang berpengaruh positif terhadap
profitabilitas.
8.
Untuk menganalisis hubungan antara periode pembayaran hutang dan peningkatan
profitabilitas selama krisis ekonomi.
9.
Untuk menganalisis hubungan antara periode pembayaran hutang dan penurunan
profitabilitas selama kenaikan ekonomi.
4
10.
Untuk menganalisis periode konversi persediaan berpengaruh negatif terhadap
profitabilitas.
11.
Untuk menganalisis hubungan antara periode konversi persediaan dan peningkatan
profitabilitas selama krisis ekonomi.
12.
Untuk menganalisis hubungan antara periode konversi persediaan dan penurunan
profitabilitas selama kenaikan ekonomi.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Manajer Keuangan
Menurut hasil pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa modal kerja
cenderung berpengaruh dalam meningkatkan profitabilitas sehingga dengan demikian perlu
diperhatikan oleh setiap perusahaan agar dapat berhati-hati dalam mengelola modal kerja
dan agar dipergunakan se-efektif dan se-efisien mungkin untuk memperoleh keuntungan.
2. Bagi Investor
Disarankan kepada investor agar berhati-hati dan mempertimbangkan hal hal, untuk
menghindari kerugian yang tinggi maka sebaiknya investor menginvestasikan sebagian
dananya dalam saham-saham yang tidak mempunyai risiko yang tinggi investor juga
sebaiknya dapat mengalokasikan dananya secara seimbang pada saham-saham yang tidak
mengalami financial distress.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Konseptual
Setiap perusahaan memiliki kebutuhan modal kerja yang berbeda-beda untuk menjalankan
kegiatan operasionalnya. Pengendalian aset lanczr dan hutang lancar diperlukan agar
perusahaan dapat mengetahui jumlah investasi modal kerja yang sesuai untuk kebutuhan
perusahaan. Manajemen modal kerja bertujuan agar investasi yang dilakukan lebih produktif
dalam menghasilkan pendapatan dan mengurangi jumlah investasi untuk meningkatkan
penjualan dan produksi (Muharram, 2018).
Manajemen modal kerja biasanya disebut sebagai cash conversion cycle yang dikelola
selama jangka waktu perusahaan dalam mengubah kas keluar yang digunakan untuk pembelian
bahan baku menjadi kas masuk yang dihasilkan dari penjualan barang jadi. Apabila CCC dalam
suatu perusahaan memiliki jangka waktu yang panjang maka menunjukkan pengelolaan modal
kerja di perusahaan kurang efektif. CCC yang terlalu lama juga dapat menurunkan kinerja
perusahaan dan profitabilitas karena operasional perusahaan menjadi lambat (Kademi, 2017)
Salah satu elemen yang penting dalam manajemen modal kerja adalah Account Receivable.
Brealey (2007) dalam jurnalnya menyebutkan bahwa semakin lama konsumen membayar
tagihan mereka maka akan semakin tinggi pula jumlah piutang yang dimiliki perusahaan.
Perusahaan yang melakukan penagihan piutang kepada konsumen dalam waktu yang singkat
akan mempercepat siklus konversi kas secara efisien. Hal ini dapat meningkatkan profitabilitas
perusahaan. Pada saat perusahaan meningkatkan jumlah modal kerja maka perusahaan juga
memerlukan peningkatan jumlah hutang. Semakin besar kebutuhan perusahaan dalam kegiatan
operasional maka semakin besar pula dana yang dibutuhkan. Kebutuhan dana ini mendorong
perusahaan untuk melakukan kredit atau hutang pada pemasok. Semakin lama perusahaan
membayar hutangnya maka akan semakin meningkatkan profitabilitas perusahaan (Muharram,
2018)
Profitabilitas perusahaan juga dapat terpengaruh dari tingkat optimal persediaan
perusahaan. Persediaan akan meningkat seiring dengan permintaan pasar yang meningkat pada
saat keadaan ekonomi kuat (Abuzayed, 2012). Semakin lama jangka waktu bahan baku
6
menjadi penjualan maka akan menurunkan profitabilitas perusahaan. Persediaan yang terlalu
lama disimpan akan menurunkan nilai barang sehingga tidak dapat digunakan untuk kegiatan
produksi
Penelitian yang dilakukan oleh Pakdel dan Ashrafi (2019) menguji perusahaan keuangan
yang terdaftar di Teheran Stock Exchange dengan manajemen modal kerja, operations, dan
berbagai tingkat fluktuasi GDP dalam perekonomian negara tersebut. Hasil penelitian
menunjukan bahwa siklus konversi kas yang semakin pendek akan diiringi dengan peningkatan
di kinerja perusahaan tersebut. Namun Pakdel dan Ashrafi (2019) tidak menemukan korelasi
baik resesi maupun peningkatan ekonomi dengan manajemen modal kerja dan kinerja
perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat di bentuk rerangka konseptual
sebagai berikut:
Variabel Moderasi
Resesi Ekonomi
Kenaikan Ekonomi
Variabel Independent
-Siklus Konversi Kas
- Periode Piutang
- Periode Hutang
- Periode Persediaan
H11 H12 H21 H22 H31 H32 H41 H42
H1
H2
H3
H4
-
Variabel Dependent
Profitabilitas (RoA)
Variabel Kontrol
Ukuran Perusahaan
Leverage
Growth Opportunities
2.2 Pengembangan Hipotesis
Siklus konversi kas yang singkat mampu meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hal ini
berarti pengaruh yang negatif terhadap profitabilitas perusahaan disebabkan karena semakin
lama siklus konversi kas perusahaan maka profitabilitas perusahaan dapat menurun.
Pernyataan ini didukung dengan beberapa penelitian yang dilakukan oleh Colombage (2017),
Alipour (2011), Deloof (2003), Dong & Su (2010), Al-Debi'e (2011), Enqvist et al. (2014),
dan Ukaegbu (2013). Pada saat terjadi krisis ekonomi, CCC memiliki pengaruh negatif yang
7
lebih besar terhadap profitabilitas. Pernyataan ini didukung penelitian yang dilakukan oleh
Baveld (2012), Enqvist et al. (2014), dan Kademi et al. (2017). Meningkatnya persaingan pada
saat krisis ekonomi menjadikan manajemen modal kerja harus lebih besar dalam mengimbangi
profitabilitas pada saat krisis termasuk CCC (Enqvist et al., 2014). Namun pada saat
perekonomian meningkat, pengaruh CCC terhadap profitabilitas lebih rendah dibandingkan
biasanya. Maka dari itu penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1
: Siklus konversi kas (CCC) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.
H11 : Hubungan antara siklus konversi kas (CCC) dan peningkatan profitabilitas
selama krisis ekonomi.
H12 : Hubungan antara siklus konversi kas (CCC) dan penurunan profitabilitas selama
kenaikan ekonomi.
Muharram (2018) mengemukakan bahwa modal kerja yang terikat terlalu lama dalam
piutang dapat menyebabkan kekurangan modal kerja untuk operasional perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa periode pengumpulan piutang
memiliki pengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan karena semakin lama periode
piutang maka profitabilitas perusahaan dapat semakin menurun. Pernyataan ini didukung oleh
hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Alipour (2011), Deloof (2003), Dong & Su
(2010), Gill et al. (2010), Al-Debi'e (2011), Ukaegbu (2013), Enqvist et al (2014), dan Kademi
et al (2017).
Pada saat keadaan ekonomi menurun, hubungan negatif antara DAR dan profitabilitas
semakin meningkat. Pernyataan ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Kademi et al.
(2017). Dalam usaha untuk meningkatkan penjualan saat krisis, perusahaan memperpanjang
jangka waktu kredit untuk pembeli (Enqvist et al., 2014). Hal tersebut dapat meningkatkan
periode pengumpulan piutang yang dimiliki. Namun pada saat perekonomian meningkat,
pengaruh periode pengumpulan piutang terhadap profitabilitas cenderung menurun. Maka dari
itu penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H2
: Periode pengumpulan piutang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas
H21 : Hubungan antara periode pengumpulan piutang dan peningkatan profitabilitas
selama krisis ekonomi
H22 : Hubungan antara periode pengumpulan piutang dan penurunan profitabilitas
selama kenaikan ekonomi
Semakin lama perusahaan membayar hutangnya maka semakin meningkatkan
profitabilitas perusahaan. Hal ini disebabkan karena kas yang dibayarkan untuk melunasi
8
hutang dapat digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan lainnya sehingga dapat
menghasilkan profitabilitas yang lebih. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa semakin lama perusahaan membayar hutangnya maka semakin meningkatkan
profitabilitas perusahaan. Pernyataan ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dong & Su (2010), Alipour (2011), dan Ukaegbu (2013).
Pada saat keadaan ekonomi menurun, hubungan positif antara periode pembayaran hutang
dan profitabilitas semakin meningkat. Pernyataan ini didukung penelitian yang dilakukan oleh
Baveld (2012), Enqvist et al. (2014), dan Kademi et al. (2017). Krisis ekonomi mendorong
perusahaan untuk menunda lebih lama pembayaran hutangnya karena kas yang dimiliki
biasanya digunakan untuk menutup kerugian yang dialami selama krisis. Hal ini menyebabkan
peningkatan periode penundaan hutang yang dimiliki. Maka dari itu penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
H3
: Periode pembayaran hutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas
H31 : Hubungan antara periode pembayaran hutang dan peningkatan profitabilitas
selama krisis ekonomi
H32 : Hubungan antara periode pembayaran hutang dan penurunan profitabilitas
selama kenaikan ekonomi.
Muharram dan Dewi (2018) mengemukakan bahwa semakin cepat jangka waktu
pengelolaan persediaan maka semakin kecil modal kerja yang dibutuhkan perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa periode persediaan memiliki
pengaruh negatif terhadap profitabilitas. Hal ini disebabkan karena semakin lama jangka waktu
konversi persediaan maka profitabilitas perusahaan semakin menurun. Pernyataan ini didukung
oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Deloof (2003), Alipour (2011).
Pada saat terjadi krisis ekonomi, hubungan negatif antara DI dan peningkatan
profitabilitas. Pernyataan ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Baveld (2012) dan
Enqvist et al. (2014). Hal ini disebabkan karena peran manajemen modal kerja pada saat krisis
lebih besar dibandingkan saat keadaan ekonomi lainnya. Maka dari itu penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
H4
: Periode konversi persediaan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas
H41 : Hubungan antara periode konversi persediaan dan peningkatan profitabilitas
selama krisis ekonomi
H42 : Hubungan antara periode konversi persediaan dan penurunan profitabilitas
selama kenaikan ekonomi.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data sekunder, dimana
data sekunder merupakan data yang diperoleh penelitian secara tidak langsung atau sumber
yang telah dipublikasikan sehingga data tersebut telah tersedia. Sumber data pada penelitian
ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan website Badan Pusat
Statistik (www.bps.go.id)). Data penelitian ini terdiri dari semua perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2017-2019.
Setelah dilakukan seleksi sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling maka
didapatkan jumlah sampel sebanyak 158 perusahaan. Periode pengamatan yang dilakukan
adalah 3 tahun sehingga total sampel penelitian ini adalah 474 sampel.
Adapun kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 20172019
b. Perusahaan-perusahaan di sektor non-manufaktur
c. Laporan keuangan perusahaan yang delisting tahun 2017-2019.
d. Laporan keuangan perusahaan yang tidak menggunakan mata uang selain
rupiah
e. Total data yang dijadikan sampel
665
(481)
(5)
(21)
158
3.2. Identifikasi dan Pengukuran Variabel
Identifikasi variabel pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara,
variabel independen (siklus konversi kas, periode pengumpulan piutang, periode pembayaran
utang, dan periode konversi persediaan) , variabel moderasi (krisis ekonomi dan kenaikan
ekonomi) , dan variabel control (ukurang perusahaan, leverage, dan kesempatan berkembang)
terhadap variabel dependen (profitabilitas) , yang masing-masing variabel pengukurannya
sebagai berikut :
10
Jenis variabel
Variabel
independen
Variabel
dependen
Variabel
moderasi
Variabel
kontrol
Nama variabel
Siklus konversi
kas
Periode
Pengumpulan
Piutang
Periode
Pembayaran
Hutang
Periode
Konversi
Persediaan
Simbol
Profitabilitas
(return on asset)
ROA
CCC
DAR
Variabel resesi
(penurunan
ekonomi)
Variabel
Lonjakan
(Kenaikan
Ekonomi)
Ukuran
perusahaan
Pengamatan
(Periode piutang + periode persediaan) –
periode hutang
(Piutang Usaha ÷ Penjualan) x 365
DAP
(Hutang Usaha ÷ Beban Pokok Penjualan)
x 365
DI
(Persediaan ÷ Beban Pokok Penjualan) x
365
D1
Net income/ total asset x 100%
Brigham dan
Houston
(2006)
Syafitri,
Sulaksono,
Wibowo
(2016)
Penurunan dalam pertumbuhan GDP
menurut (www.bps.go.id)
D2
Kenaikan dalam pertumbuhan GDP
menurut (www.bps.go.id)
SIZE
Logaritma natural dari penjualan
Leverage
LEV
Total hutang ÷ total aset
Growth
Opportunities
GROWTH
Nilai buku aset tidak berwujud ÷
total aset
Yanfitri
(2010)
Altaf dan
Shah, 2018)
3.3. Metode Analisa Data & Model Penelitian
3.3.1 Metode Analisa Data
1) Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif adalah sebuah uji yang digunakan untuk memberikan deskripsi
setiap variabel yang hasil akhirnya dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, nilai
tengah (median).
2) Uji Regresi
A. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi,
dan uji heteroskedasitas. Menurut Greene (2011), dalam analisis data panel, uji
normalitas dan uji multikolinearitas harus terpenuhi. Apabila belum terpenuhi perlu
dilakukan transformasi data.
11
 Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai
sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut
berdistribusi normal ataukah tidak. Pengujian dilakukan dengan menggunakan sistem
SPSS.

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan apakah di dalam
sebuah model regresi ada interkorelasi atau kolinearitas antar variabel independen.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan sistem SPSS dan melihat hasil VIF pada
output coefficients, dengan kriteria: Jika VIF > 10, maka terdapat multikolinearitas Jika
VIF < 10, maka tidak terdapat multikolinearitas

Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi adalah sebuah analisis statistik yang dilakukan untuk mengetahui
adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan perubahan waktu.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan sistem SPSS dan melihat hasil akhir (DurbinWatson) pada output model summary.

Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan varian
dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan sistem SPSS dan menggunakan Gletsjer Test, hasil akhir dilihat
pada output coefficients (sig) dengan kriteria pengambilan keputusan : Jika sig dari t <
0,05 , maka ada heterokedastisitas Jika sig dari t > 0,05 , maka tidak ada
heterokedastisitas
B. Uji Teori

Uji F
Pengujian ini bertujuan untuk melihat bagaimanakah pengaruh seluruh variabel
independen dan variabel moderasinya yang diuji secara bersama-sama mempengaruhi
variabel dependennya secara signifikan, dengan kriteria keputusan:
12
a. Jika sig dari F < 0,05 maka Ho ditolak, artinya bahwa secara simultan variabelvariabel independen dan variabel moderasi tidak memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen, sehingga model regresi tidak layak untuk digunakan.
b. Jika sig dari F > 0,05 maka Ho diterima, artinya bahwa secara simultan variabelvariabel independen dan variabel moderasi memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen, sehingga model regresi layak untuk digunakan.

Uji R2
Pengujian ini bertujuan untuk memprediksi seberapa besar kontribusi pengaruh
variabel independen dan variabel moderasi terhadap variable terikat dengan syarat hasil
uji F dalam analisis regresi bernilai signifikan, adapun kriteria keputusannya:
a. Apabila nilai R2 mendekati 1, maka hasil tersebut menunjukkan hubungan yang
sangat kuat antara variabel independent dan variable moderasi dengan variabel
dependen.
b. Apabila nilai R2 mendekati 0, maka hasil tersebut menunjukkan hubungan yang
sangat lemah antara variabel independen dan variabel moderasi dengan variabel
dependen.
 Housman Test
Housman Test (Uji Housman) yakni pengujian untuk menentukan model Fixed
Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan untuk mengestimasi model
regresi dari data yang tersedia. Hipotesis dalam uji Housman adalah:
H0
: Fixed Effect Model
H1
: Random Effect Model
Uji Housman atau yang sering disebut dengan istilah Housman Test adalah uji yang
digunakan untuk menentukan metode yang terbaik antara fixed effect ataukah random
effect. Housman Test dengan Eviews sebenarnya sangatlah mudah untuk dilakukan.
Syaratnya adalah kita harus melakukan langkah secara berurutan, yaitu melakukan
analisis fixed effect terlebih dahulu kemudian dilanjutkan random effect.
13
3.3.2 Model Penelitian
Model 1
ROA = β0 + β1 CCC + β2 CR + β3 DR + e
- Model 2
ROA = β0 + β1 DAR + β2 DAP + β3 DI + β4 CR + β5 DR + e
- Model 3
ROA = β0 + β1 (CCC*D1) + β2 CR + β3 DR + e
- Model 4
ROA = β0 + β1 (CCC*D2) + β2 CR + β3 DR + e
- Model 5
ROA= β0 + β1 (DAR*D1) + β2 (DAP*D1) + β3 (DI*D1) + β4 CR + β5 DR + e
- Model 6
ROA= β0 + β1 (DAR*D2) + β2 (DAP*D2) + β3 (DI*D2) + β4 CR + β5 DR + e
14
DAFTAR PUSTAKA
Abuzayed, B. 2012. Working Capital Management and Firms’ Performance In Emerging
Markets: The Case of Jordan. International Journal of Managerial Finance, 8(2), 155–
179.
Altaf, N. dan F. A. Shah. 2018. How Does Working Capital Management Affect the
Profitability of Indian Companies. Journal of Advances in Management Research
15(3): 347-366.
Brealey, R. A., Myers, S. C., & Marcus, A. J. 2007. Dasar-dasar Manajemen Keuangan
Perusahaan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Jakarta:
Salemba Empat.
Colombage, H. P. S. S. K. S. 2017. Working Capital Management and Firm Profitability: A
Meta-Analysis, 9(1).
Deloof, M. 2003. Does Working Capital Management Affect Profitability of Belgian Firms.
Journal of Business Finance & Accounting, 30(November 2001), 573–588.
Dong, H. P., & Su, J. 2010. The Relationship between Working Capital Management and
Profitability : A Vietnam Case. International Research Journal of Finance and
Economics, 49(49).
Enqvist, J., Graham, M., & Nikkinen, J. 2014. The Impact of Working Capital Management on
Firm Profitability in Different Business Cycles : Evidence from Finland. Research in
International Business and Finance, 32, 36–49.
Gill, A., Biger, N., & Mathur, N. (2010). Business and Economics Journal. The Relationship
Between Working Capital Management and Profitability: Evidence from the United
States.
Kademi, T. T., Nasidi, M., & Yakasai, S. M. 2017. Working Capital Management and Firm
Profitability During and After the Economic Crisis Among Malaysian Listed
Companies. European Journal of Accounting, Auditing and Finance Research, 5(11),
10–20.
Muharram, H., Dewi E. 2018. Manajemen Modal Kerja dan Profitabilitas Perusahaan dalam
Siklus Bisnis yang Berbeda. Diponegoro Journal of Management, 7(2), 1-12.
Olfimarta, D., Wibowo, A. 2019. Manajemen Modal Kerja dan Kinerja Perusahaan pada
Perusahaan Pedagangan Eceran di Indonesia. Journal of Applied Accounting and
Taxation, 4(1), 87-99.
Pakdel, M., Ashrafi, M.2019. Relationship between Working Capital Management and the
Performance of Firm in Different Business Cycles. Dutch Journal of Finance and
Management, 3(1), em0057.
Yanfitri, Kurniati., Y. 2010. Dinamika Industri Manufaktur dan Respon terhadap Siklus Bisnis.
JEL Classification: D24, L6, E32.
.
15
Download