Manajemen Modal Kerja dan Profitabilitas dalam Siklus Bisnis yang Berbeda di Perusahaan Manufaktur di Indonesia Tahun 2017-2019 Mini Proposal Disusun oleh: Nama: Anggitio Tri Hutomo NIM: 122011910006 MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2020 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi ini krisis global tahun 2008 yang berdampak ke perekonomian global menyebabkan penurunan produk domestik bruto dan penurunan permintaan pasar di Indonesia. Penurunan permintaan menyebabkan turunnya profitabilitas perusahaan yang ada di Indonesia karena penjualan perusahaan cenderung menurun (Muharam, 2018). Maka dari itu, perusahaan perlu perencanaan keuangan yang baik dalam menghadapi kondisi pasar seperti ini agar profitabilitas operasional perusahaan dapat beradaptasi dalam kondisi ekonomi yang dinamis dan tidak mengalami kerugian. Salah satu yang mempengaruhi profitabilitas operasional perusahaan adalah modal kerja. Modal kerja dapat berupa investasi perusahaan dalam aset jangka pendek seperti kas, sekuritas jangka pendek, piutang dan persediaan, dan modal kerja sendiri di klasifikasikan sebagai selisih dari aset lancar dan kewajiban lancar. Manajemen modal kerja bertujuan untuk mengawasi jalannya perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan sejauh mana operasi perusahaan dapat dibiayai dengan sumber pendanaan yang ada, sehingga kekuatan membayar semakin besar daripada kewajiban finansialnya yang harus dipenuhi oleh pihak lain (Solano et al., 2013). Olfimarta et al (2019) menyatakan bahwa manajemen modal memiliki peran penting dalam mencapai tujuan perusahaan karena sebagian besar waktu yang dimiliki manajer keuangan dialokasikan untuk manajemen modal kerja dan lebih dari lima puluh persen dari total aset umumnya diinvestasikan pada aktiva lancar, sehingga antara peningkatan penjualan dengan kebutuhan investasi pada aktiva lancar berkaitan langsung dengan modal kerja. Pengukuran manajemen modal kerja yang paling banyak dikenal adalah siklus konversi kas atau cash conversion cycle (CCC). Menurut Gill et al. (2010) CCC diukur dengan menghitung periode konversi persediaan (DI), periode pengumpulan piutang (DAR), dan periode konversi hutang (DAP). Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba bersih mencerminkan pengendalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan. Semakin besar rasio profitabilitas maka semakin besar pulakemampuan perusahaan itu menghasilkan laba bagi pemilik modal sendirinya. Modal kerja tinggi maka profitabilitas juga tinggi, sesuai dengan teori Martono dan Harjitto dalam Hatta (2011) dan Azhari (2009). Tingkat profitabilitas yang 2 tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru serta memperbesar investasi atau membuka investasi baru terkait dengan perusahaan induknya. Tingkat keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang. Profitabilitas dinilai sangat penting, karena untuk melangsungkan hidupnya suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan yang menguntungkan atau profitable. Tanpa keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar Krisis global dapat mempengaruhi manajemen modal kerja perusahaan di Indonesia. Kademi et al. (2017) menyatakan bahwa manajemen modal kerja lebih berperan pada saat krisis dibanding pada saat ekonomi kuat dimana manajemen modal kerja lebih dilibatkan dalam perencanaan keuangan perusahaan. Pada saat terjadi krisis ekonomi, penawaran pasar berkurang dan likuiditas perusahaan terancam turun sehingga mempengaruhi tingkat penjualan perusahaan. Kondisi ini memicu perusahaan agar lebih efektif dan efisien dalam mengatur manajemen modal kerja mereka agar perusahaan dapat tetap bertahan. Berdasarkan latar belakang di atas dan penelitian terdahulu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ulang di Indonesia karena penelitian sebelumnya di lakukan di Iran yang menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh dari siklus bisnis yang berbeda terhadap manajemen modal kerja dan profitabilitas perusahaan. Oleh karena ini penelitian ini berjudul “Manajemen Modal Kerja dan Profitabilitas dalam Siklus Bisnis yang Berbeda di Perusahaan Manufaktur di Indonesia dari Tahun 2017-2019”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah siklus konversi kas berpengaruh negatif terhadap profitabilitas? 2. Apakah hubungan antara siklus konversi kas dan peningkatan profitabilitas selama krisis ekonomi? 3. Apakah hubungan antara siklus konversi kas dan penurunan profitabilitas selama kenaikan ekonomi? 4. Apakah periode pengumpulan piutang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas? 5. Apakah hubungan antara periode pengumpulan piutang dan peningkatan profitabilitas selama krisis ekonomi? 3 6. Apakah hubungan antara periode pengumpulan piutang dan penurunan profitabilitas selama kenaikan ekonomi? 7. Apakah periode pembayaran hutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas? 8. Apakah hubungan antara periode pembayaran hutang dan peningkatan profitabilitas selama krisis ekonomi? 9. Apakah hubungan antara periode pembayaran hutang dan penurunan profitabilitas selama kenaikan ekonomi? 10. Apakah periode konversi persediaan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas? 11. Apakah hubungan antara periode konversi persediaan dan peningkatan profitabilitas selama krisis ekonomi? 12. Apakah hubungan antara periode konversi persediaan dan penurunan profitabilitas selama kenaikan ekonomi? 1.3 Tujuan Penelitian Berkenaan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis siklus konversi kas berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. 2. Untuk menganalisis hubungan antara siklus konversi kas dan peningkatan profitabilitas selama krisis ekonomi. 3. Untuk menganalisis hubungan antara siklus konversi kas dan penurunan profitabilitas selama kenaikan ekonomi. 4. Untuk menganalisis periode pengumpulan piutang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. 5. Untuk menganalisis hubungan antara periode pengumpulan piutang dan peningkatan profitabilitas selama krisis ekonomi. 6. Untuk menganalisis hubungan antara periode pengumpulan piutang dan penurunan profitabilitas selama kenaikan ekonomi. 7. Untuk menganalisis periode pembayaran hutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas. 8. Untuk menganalisis hubungan antara periode pembayaran hutang dan peningkatan profitabilitas selama krisis ekonomi. 9. Untuk menganalisis hubungan antara periode pembayaran hutang dan penurunan profitabilitas selama kenaikan ekonomi. 4 10. Untuk menganalisis periode konversi persediaan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. 11. Untuk menganalisis hubungan antara periode konversi persediaan dan peningkatan profitabilitas selama krisis ekonomi. 12. Untuk menganalisis hubungan antara periode konversi persediaan dan penurunan profitabilitas selama kenaikan ekonomi. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Manajer Keuangan Menurut hasil pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa modal kerja cenderung berpengaruh dalam meningkatkan profitabilitas sehingga dengan demikian perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan agar dapat berhati-hati dalam mengelola modal kerja dan agar dipergunakan se-efektif dan se-efisien mungkin untuk memperoleh keuntungan. 2. Bagi Investor Disarankan kepada investor agar berhati-hati dan mempertimbangkan hal hal, untuk menghindari kerugian yang tinggi maka sebaiknya investor menginvestasikan sebagian dananya dalam saham-saham yang tidak mempunyai risiko yang tinggi investor juga sebaiknya dapat mengalokasikan dananya secara seimbang pada saham-saham yang tidak mengalami financial distress. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Konseptual Setiap perusahaan memiliki kebutuhan modal kerja yang berbeda-beda untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Pengendalian aset lanczr dan hutang lancar diperlukan agar perusahaan dapat mengetahui jumlah investasi modal kerja yang sesuai untuk kebutuhan perusahaan. Manajemen modal kerja bertujuan agar investasi yang dilakukan lebih produktif dalam menghasilkan pendapatan dan mengurangi jumlah investasi untuk meningkatkan penjualan dan produksi (Muharram, 2018). Manajemen modal kerja biasanya disebut sebagai cash conversion cycle yang dikelola selama jangka waktu perusahaan dalam mengubah kas keluar yang digunakan untuk pembelian bahan baku menjadi kas masuk yang dihasilkan dari penjualan barang jadi. Apabila CCC dalam suatu perusahaan memiliki jangka waktu yang panjang maka menunjukkan pengelolaan modal kerja di perusahaan kurang efektif. CCC yang terlalu lama juga dapat menurunkan kinerja perusahaan dan profitabilitas karena operasional perusahaan menjadi lambat (Kademi, 2017) Salah satu elemen yang penting dalam manajemen modal kerja adalah Account Receivable. Brealey (2007) dalam jurnalnya menyebutkan bahwa semakin lama konsumen membayar tagihan mereka maka akan semakin tinggi pula jumlah piutang yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang melakukan penagihan piutang kepada konsumen dalam waktu yang singkat akan mempercepat siklus konversi kas secara efisien. Hal ini dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Pada saat perusahaan meningkatkan jumlah modal kerja maka perusahaan juga memerlukan peningkatan jumlah hutang. Semakin besar kebutuhan perusahaan dalam kegiatan operasional maka semakin besar pula dana yang dibutuhkan. Kebutuhan dana ini mendorong perusahaan untuk melakukan kredit atau hutang pada pemasok. Semakin lama perusahaan membayar hutangnya maka akan semakin meningkatkan profitabilitas perusahaan (Muharram, 2018) Profitabilitas perusahaan juga dapat terpengaruh dari tingkat optimal persediaan perusahaan. Persediaan akan meningkat seiring dengan permintaan pasar yang meningkat pada saat keadaan ekonomi kuat (Abuzayed, 2012). Semakin lama jangka waktu bahan baku 6 menjadi penjualan maka akan menurunkan profitabilitas perusahaan. Persediaan yang terlalu lama disimpan akan menurunkan nilai barang sehingga tidak dapat digunakan untuk kegiatan produksi Penelitian yang dilakukan oleh Pakdel dan Ashrafi (2019) menguji perusahaan keuangan yang terdaftar di Teheran Stock Exchange dengan manajemen modal kerja, operations, dan berbagai tingkat fluktuasi GDP dalam perekonomian negara tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa siklus konversi kas yang semakin pendek akan diiringi dengan peningkatan di kinerja perusahaan tersebut. Namun Pakdel dan Ashrafi (2019) tidak menemukan korelasi baik resesi maupun peningkatan ekonomi dengan manajemen modal kerja dan kinerja perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat di bentuk rerangka konseptual sebagai berikut: Variabel Moderasi Resesi Ekonomi Kenaikan Ekonomi Variabel Independent -Siklus Konversi Kas - Periode Piutang - Periode Hutang - Periode Persediaan H11 H12 H21 H22 H31 H32 H41 H42 H1 H2 H3 H4 - Variabel Dependent Profitabilitas (RoA) Variabel Kontrol Ukuran Perusahaan Leverage Growth Opportunities 2.2 Pengembangan Hipotesis Siklus konversi kas yang singkat mampu meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hal ini berarti pengaruh yang negatif terhadap profitabilitas perusahaan disebabkan karena semakin lama siklus konversi kas perusahaan maka profitabilitas perusahaan dapat menurun. Pernyataan ini didukung dengan beberapa penelitian yang dilakukan oleh Colombage (2017), Alipour (2011), Deloof (2003), Dong & Su (2010), Al-Debi'e (2011), Enqvist et al. (2014), dan Ukaegbu (2013). Pada saat terjadi krisis ekonomi, CCC memiliki pengaruh negatif yang 7 lebih besar terhadap profitabilitas. Pernyataan ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Baveld (2012), Enqvist et al. (2014), dan Kademi et al. (2017). Meningkatnya persaingan pada saat krisis ekonomi menjadikan manajemen modal kerja harus lebih besar dalam mengimbangi profitabilitas pada saat krisis termasuk CCC (Enqvist et al., 2014). Namun pada saat perekonomian meningkat, pengaruh CCC terhadap profitabilitas lebih rendah dibandingkan biasanya. Maka dari itu penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H1 : Siklus konversi kas (CCC) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. H11 : Hubungan antara siklus konversi kas (CCC) dan peningkatan profitabilitas selama krisis ekonomi. H12 : Hubungan antara siklus konversi kas (CCC) dan penurunan profitabilitas selama kenaikan ekonomi. Muharram (2018) mengemukakan bahwa modal kerja yang terikat terlalu lama dalam piutang dapat menyebabkan kekurangan modal kerja untuk operasional perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa periode pengumpulan piutang memiliki pengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan karena semakin lama periode piutang maka profitabilitas perusahaan dapat semakin menurun. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Alipour (2011), Deloof (2003), Dong & Su (2010), Gill et al. (2010), Al-Debi'e (2011), Ukaegbu (2013), Enqvist et al (2014), dan Kademi et al (2017). Pada saat keadaan ekonomi menurun, hubungan negatif antara DAR dan profitabilitas semakin meningkat. Pernyataan ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Kademi et al. (2017). Dalam usaha untuk meningkatkan penjualan saat krisis, perusahaan memperpanjang jangka waktu kredit untuk pembeli (Enqvist et al., 2014). Hal tersebut dapat meningkatkan periode pengumpulan piutang yang dimiliki. Namun pada saat perekonomian meningkat, pengaruh periode pengumpulan piutang terhadap profitabilitas cenderung menurun. Maka dari itu penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H2 : Periode pengumpulan piutang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas H21 : Hubungan antara periode pengumpulan piutang dan peningkatan profitabilitas selama krisis ekonomi H22 : Hubungan antara periode pengumpulan piutang dan penurunan profitabilitas selama kenaikan ekonomi Semakin lama perusahaan membayar hutangnya maka semakin meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hal ini disebabkan karena kas yang dibayarkan untuk melunasi 8 hutang dapat digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan lainnya sehingga dapat menghasilkan profitabilitas yang lebih. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin lama perusahaan membayar hutangnya maka semakin meningkatkan profitabilitas perusahaan. Pernyataan ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Dong & Su (2010), Alipour (2011), dan Ukaegbu (2013). Pada saat keadaan ekonomi menurun, hubungan positif antara periode pembayaran hutang dan profitabilitas semakin meningkat. Pernyataan ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Baveld (2012), Enqvist et al. (2014), dan Kademi et al. (2017). Krisis ekonomi mendorong perusahaan untuk menunda lebih lama pembayaran hutangnya karena kas yang dimiliki biasanya digunakan untuk menutup kerugian yang dialami selama krisis. Hal ini menyebabkan peningkatan periode penundaan hutang yang dimiliki. Maka dari itu penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H3 : Periode pembayaran hutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas H31 : Hubungan antara periode pembayaran hutang dan peningkatan profitabilitas selama krisis ekonomi H32 : Hubungan antara periode pembayaran hutang dan penurunan profitabilitas selama kenaikan ekonomi. Muharram dan Dewi (2018) mengemukakan bahwa semakin cepat jangka waktu pengelolaan persediaan maka semakin kecil modal kerja yang dibutuhkan perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa periode persediaan memiliki pengaruh negatif terhadap profitabilitas. Hal ini disebabkan karena semakin lama jangka waktu konversi persediaan maka profitabilitas perusahaan semakin menurun. Pernyataan ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Deloof (2003), Alipour (2011). Pada saat terjadi krisis ekonomi, hubungan negatif antara DI dan peningkatan profitabilitas. Pernyataan ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Baveld (2012) dan Enqvist et al. (2014). Hal ini disebabkan karena peran manajemen modal kerja pada saat krisis lebih besar dibandingkan saat keadaan ekonomi lainnya. Maka dari itu penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H4 : Periode konversi persediaan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas H41 : Hubungan antara periode konversi persediaan dan peningkatan profitabilitas selama krisis ekonomi H42 : Hubungan antara periode konversi persediaan dan penurunan profitabilitas selama kenaikan ekonomi. 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pengambilan Sampel Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data sekunder, dimana data sekunder merupakan data yang diperoleh penelitian secara tidak langsung atau sumber yang telah dipublikasikan sehingga data tersebut telah tersedia. Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan website Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id)). Data penelitian ini terdiri dari semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2017-2019. Setelah dilakukan seleksi sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 158 perusahaan. Periode pengamatan yang dilakukan adalah 3 tahun sehingga total sampel penelitian ini adalah 474 sampel. Adapun kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut: a. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 20172019 b. Perusahaan-perusahaan di sektor non-manufaktur c. Laporan keuangan perusahaan yang delisting tahun 2017-2019. d. Laporan keuangan perusahaan yang tidak menggunakan mata uang selain rupiah e. Total data yang dijadikan sampel 665 (481) (5) (21) 158 3.2. Identifikasi dan Pengukuran Variabel Identifikasi variabel pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara, variabel independen (siklus konversi kas, periode pengumpulan piutang, periode pembayaran utang, dan periode konversi persediaan) , variabel moderasi (krisis ekonomi dan kenaikan ekonomi) , dan variabel control (ukurang perusahaan, leverage, dan kesempatan berkembang) terhadap variabel dependen (profitabilitas) , yang masing-masing variabel pengukurannya sebagai berikut : 10 Jenis variabel Variabel independen Variabel dependen Variabel moderasi Variabel kontrol Nama variabel Siklus konversi kas Periode Pengumpulan Piutang Periode Pembayaran Hutang Periode Konversi Persediaan Simbol Profitabilitas (return on asset) ROA CCC DAR Variabel resesi (penurunan ekonomi) Variabel Lonjakan (Kenaikan Ekonomi) Ukuran perusahaan Pengamatan (Periode piutang + periode persediaan) – periode hutang (Piutang Usaha ÷ Penjualan) x 365 DAP (Hutang Usaha ÷ Beban Pokok Penjualan) x 365 DI (Persediaan ÷ Beban Pokok Penjualan) x 365 D1 Net income/ total asset x 100% Brigham dan Houston (2006) Syafitri, Sulaksono, Wibowo (2016) Penurunan dalam pertumbuhan GDP menurut (www.bps.go.id) D2 Kenaikan dalam pertumbuhan GDP menurut (www.bps.go.id) SIZE Logaritma natural dari penjualan Leverage LEV Total hutang ÷ total aset Growth Opportunities GROWTH Nilai buku aset tidak berwujud ÷ total aset Yanfitri (2010) Altaf dan Shah, 2018) 3.3. Metode Analisa Data & Model Penelitian 3.3.1 Metode Analisa Data 1) Uji Statistik Deskriptif Uji statistik deskriptif adalah sebuah uji yang digunakan untuk memberikan deskripsi setiap variabel yang hasil akhirnya dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, nilai tengah (median). 2) Uji Regresi A. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedasitas. Menurut Greene (2011), dalam analisis data panel, uji normalitas dan uji multikolinearitas harus terpenuhi. Apabila belum terpenuhi perlu dilakukan transformasi data. 11 Uji Normalitas Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Pengujian dilakukan dengan menggunakan sistem SPSS. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan apakah di dalam sebuah model regresi ada interkorelasi atau kolinearitas antar variabel independen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan sistem SPSS dan melihat hasil VIF pada output coefficients, dengan kriteria: Jika VIF > 10, maka terdapat multikolinearitas Jika VIF < 10, maka tidak terdapat multikolinearitas Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi adalah sebuah analisis statistik yang dilakukan untuk mengetahui adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan perubahan waktu. Pengujian dilakukan dengan menggunakan sistem SPSS dan melihat hasil akhir (DurbinWatson) pada output model summary. Uji Heterokedastisitas Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Pengujian dilakukan dengan menggunakan sistem SPSS dan menggunakan Gletsjer Test, hasil akhir dilihat pada output coefficients (sig) dengan kriteria pengambilan keputusan : Jika sig dari t < 0,05 , maka ada heterokedastisitas Jika sig dari t > 0,05 , maka tidak ada heterokedastisitas B. Uji Teori Uji F Pengujian ini bertujuan untuk melihat bagaimanakah pengaruh seluruh variabel independen dan variabel moderasinya yang diuji secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya secara signifikan, dengan kriteria keputusan: 12 a. Jika sig dari F < 0,05 maka Ho ditolak, artinya bahwa secara simultan variabelvariabel independen dan variabel moderasi tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen, sehingga model regresi tidak layak untuk digunakan. b. Jika sig dari F > 0,05 maka Ho diterima, artinya bahwa secara simultan variabelvariabel independen dan variabel moderasi memiliki pengaruh terhadap variabel dependen, sehingga model regresi layak untuk digunakan. Uji R2 Pengujian ini bertujuan untuk memprediksi seberapa besar kontribusi pengaruh variabel independen dan variabel moderasi terhadap variable terikat dengan syarat hasil uji F dalam analisis regresi bernilai signifikan, adapun kriteria keputusannya: a. Apabila nilai R2 mendekati 1, maka hasil tersebut menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara variabel independent dan variable moderasi dengan variabel dependen. b. Apabila nilai R2 mendekati 0, maka hasil tersebut menunjukkan hubungan yang sangat lemah antara variabel independen dan variabel moderasi dengan variabel dependen. Housman Test Housman Test (Uji Housman) yakni pengujian untuk menentukan model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan untuk mengestimasi model regresi dari data yang tersedia. Hipotesis dalam uji Housman adalah: H0 : Fixed Effect Model H1 : Random Effect Model Uji Housman atau yang sering disebut dengan istilah Housman Test adalah uji yang digunakan untuk menentukan metode yang terbaik antara fixed effect ataukah random effect. Housman Test dengan Eviews sebenarnya sangatlah mudah untuk dilakukan. Syaratnya adalah kita harus melakukan langkah secara berurutan, yaitu melakukan analisis fixed effect terlebih dahulu kemudian dilanjutkan random effect. 13 3.3.2 Model Penelitian Model 1 ROA = β0 + β1 CCC + β2 CR + β3 DR + e - Model 2 ROA = β0 + β1 DAR + β2 DAP + β3 DI + β4 CR + β5 DR + e - Model 3 ROA = β0 + β1 (CCC*D1) + β2 CR + β3 DR + e - Model 4 ROA = β0 + β1 (CCC*D2) + β2 CR + β3 DR + e - Model 5 ROA= β0 + β1 (DAR*D1) + β2 (DAP*D1) + β3 (DI*D1) + β4 CR + β5 DR + e - Model 6 ROA= β0 + β1 (DAR*D2) + β2 (DAP*D2) + β3 (DI*D2) + β4 CR + β5 DR + e 14 DAFTAR PUSTAKA Abuzayed, B. 2012. Working Capital Management and Firms’ Performance In Emerging Markets: The Case of Jordan. International Journal of Managerial Finance, 8(2), 155– 179. Altaf, N. dan F. A. Shah. 2018. How Does Working Capital Management Affect the Profitability of Indian Companies. Journal of Advances in Management Research 15(3): 347-366. Brealey, R. A., Myers, S. C., & Marcus, A. J. 2007. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Brigham, E. F., & Houston, J. F. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. Colombage, H. P. S. S. K. S. 2017. Working Capital Management and Firm Profitability: A Meta-Analysis, 9(1). Deloof, M. 2003. Does Working Capital Management Affect Profitability of Belgian Firms. Journal of Business Finance & Accounting, 30(November 2001), 573–588. Dong, H. P., & Su, J. 2010. The Relationship between Working Capital Management and Profitability : A Vietnam Case. International Research Journal of Finance and Economics, 49(49). Enqvist, J., Graham, M., & Nikkinen, J. 2014. The Impact of Working Capital Management on Firm Profitability in Different Business Cycles : Evidence from Finland. Research in International Business and Finance, 32, 36–49. Gill, A., Biger, N., & Mathur, N. (2010). Business and Economics Journal. The Relationship Between Working Capital Management and Profitability: Evidence from the United States. Kademi, T. T., Nasidi, M., & Yakasai, S. M. 2017. Working Capital Management and Firm Profitability During and After the Economic Crisis Among Malaysian Listed Companies. European Journal of Accounting, Auditing and Finance Research, 5(11), 10–20. Muharram, H., Dewi E. 2018. Manajemen Modal Kerja dan Profitabilitas Perusahaan dalam Siklus Bisnis yang Berbeda. Diponegoro Journal of Management, 7(2), 1-12. Olfimarta, D., Wibowo, A. 2019. Manajemen Modal Kerja dan Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Pedagangan Eceran di Indonesia. Journal of Applied Accounting and Taxation, 4(1), 87-99. Pakdel, M., Ashrafi, M.2019. Relationship between Working Capital Management and the Performance of Firm in Different Business Cycles. Dutch Journal of Finance and Management, 3(1), em0057. Yanfitri, Kurniati., Y. 2010. Dinamika Industri Manufaktur dan Respon terhadap Siklus Bisnis. JEL Classification: D24, L6, E32. . 15