FAKTOR DAN TUJUAN PENDUDUK MELAKUKAN MIGRASI Oleh : Ida Ayu Kade Dina Capriana Permata 201211023 UNIVERSITAS UDAYANA 2020 i KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya saya dapat menyelesaiakan paper yang berjudul “Faktor dan Tujuan Penduduk Melakukan Migrasi”. Walaupun beberapa hambatan yang saya alami selama proses pengerjaannya, tetapi saya berhasil menyelesaikan paper ini tepat waktu. Saya menyadari bahwa dalam penulisan paper ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga paper ini dapat terselesaikan. Saya menyadari sepenuhnya bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnyapengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya berharap semoga paper ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Tabanan,14 Desember 2020 Penulis ii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2 1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 2 1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 2 1.4.1. Manfaat Teoritis ............................................................................................ 2 1.4.2. Manfaat Praksis ............................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3 2.1. Faktor dan Tujuan Penduduk Melakukan Migrasi....................................................... 3 2.1.1. Faktor Penduduk Melakukan Migrasi ........................................................... 3 2.1.2. Tujuan Penduduk Melakukan Migrasi .......................................................... 5 2.2. Contoh Kasus di Bali yang Menjadi Faktor Penduduk Melakukan Migrasi ............... 6 2.2.1. Data Penduduk Migrasi Seumur Hidup Provinsi Bali 2010 ......................... 8 2.3. Migrasi Berpotensi Rugikan Daerah Tujuan ............................................................... 10 BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 12 3.1. Kesimpulan .................................................................................................................. 12 3.2. Saran ............................................................................................................................ 12 iii DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13 iv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lainnya dalam jangka waktu tertentu. Migrasi dapat bersifat permanen atau sementara. Migrasi umumnya dilakukan untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, entah itu dari segi ekonomi, sosial, maupun religius. Migrasi dalam konteks demografi cukup memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah komposisi dan pertumbuhan penduduk. Di Indonesia masalah kependudukan merupakan salah satu permasalahan yang selalu mendapat perhatian serius dari pemerintah, karena jumlah penduduk di Indonesia yang selalu mengalami peningkatan. Permasalahan yang ditimbulkan dari peningkatan jumlah penduduk ini diantaranya adalah terjadinya kepadatan penduduk, masalah ketenagakerjaan dan kesempatan kerja. Hal tersebut ditandai dengan tingginya tingkat persaingan baik dalam hal mendapatkan pekerjaan, layanan pendidikan, layanan kesehatan dan sebagainya. Hal ini akan semakin sulit dirasakan terutama bagi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan karena pada daerah pedesaan memiliki berbagai keterbatasan dari segala bidang dibandingkan dengan daerah perkotaan. Todaro, (2000) menjelaskan bahwa tingkat gaji atau upah yang diterima di desa belum dapat menjamin kesejahteraan penduduk dan keluarganya. Perbedaan tingkat upah antara desa dengan kota tersebut mendorong penduduk untuk bermigrasi ke kota untuk mencukupi kebutuhan yang semakin beraneka ragam. Penduduk baru akan memutuskan untuk melakukan bermigrasi jika penghasilan bersih dikota melebihi penghasilan bersih di desa. Artinya akibat dari berbagai keterbatasan desa yang membuat kondisi ekonomi di pedesaan semakin memprihatinkan, sehingga banyak masyarakat yang terpaksa melakukan migrasi ke daerah perkotaan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dari pada di desa. Pertumbuhan penduduk yang besar diikuti persebaran yang tidak merata antar daerah dan perekonomian yang cendrung terkonsentrasi diperkotaan mendorong masyarakat untuk bermigrasi. Pertumbuhan ekonomi di daerah perkotaan menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Sedangkan 1 perkembangan ekonomi di dearah pedesaan adalah cukup lamban. Sehingga terjadi ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar perkotaan dan pedesaan (Puspitasari, 2010). 1.2. Rumusan Masalah Dari pemaparan latar belakang di atas, dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa Faktor dan Tujuan Penduduk Melakukan Migrasi? 2. Apa Saja Contoh Kasus di Bali yang Menjadi Faktor Penduduk Melakukan Migrasi? 3. Apakah Migrasi Berpotensi Rugikan Daerah Tujuan? 1.3. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, dapat diambil tujuan sebagai berikut: 1. Untuk Mengetahui Apa Faktor dan Tujuan Penduduk Melakukan Migrasi. 2. Untuk Mengetahui Apa Saja Contoh Kasus di Bali yang Menjadi Faktor Penduduk Melakukan Migrasi. 3. Untuk Mengetahui Apakah Migrasi Berpotensi Rugikan Daerah Tujuan. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan akan Faktor dan Tujuan Penduduk Melakukan Migrasi. Di samping itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi refer bagi peneliti-peneliti bertema serupa di masa mendatang. 1.4.2. Manfaat Praksis Bagi masyarakat luas yang ingin mengetahui apa Faktor dan Tujuan Penduduk Melakukan Migrasi, paper ini diharapkan dapat menemukan titik terang atas segala keingintahuan yang muncul, mengingat fenomena Migrasi Penduduk di Indonesia sampai saat ini masih sering terjadi. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Faktor dan Tujuan Penduduk Melakukan Migrasi 2.1.1. Faktor Penduduk Melakukan Migrasi Berikut adalah faktor yang mendorong sebagian besar penduduk melakukan migrasi adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya Lapangan Pekerjaan Salah satu pendorong terjadinya migrasi adalah kurangnya lapangan kerja yang ada di daerah asal. Apabila di daerah asal tidak ada lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya dan jiwa berwirausaha dirasa tidak cocok maka seseorang akan melakukan migrasi. Migrasi ini tentu saja akan mencari tempat yang kiranya banyak terdapat lowongan pekerjaan. 2. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk pada suatu wilayah juga menjadi salah satu penyebab dilakukan migrasi. Kepadatan penduduk menyebabkan seorang hidup kurang nyaman dan banyak persaingan. Sehingga akan sulit mendapatkan pekerjaan, dampaknya banyak yang melakukan tindak kriminal. Dengan kepadatan penduduk yang berlebihan ini, maka banyak orang yang melakukan migrasi ke daerah yang tidak terlalu padat. Sehingga adanya pemeratan penduduk di wilayah Indonesia. 3. Sumber Daya Alam Kurang Sumber daya alam yang kurang di suatu wilayah ikut mempengaruhi dilakukan migrasi. Misalnya pada suatu wilayah yang keadaan tanahnya gersang. Sehingga ketika ditanami tanaman tidak tumbuh atau mati. Kondisi itu membuat sumber daya tidak memadai, bahkan terancam habis. Sehingga banyak orang yang memilih melakukan migrasi dengan pindah ke wilayah lain yang sumber alamnya melimpah. Dengan itu maka kebutuhannya akan terpenuhi. 3 4. Pemerataan Penduduk Perpindahan penduduk bukan hanya berasal dari keinginan pribadi semata tapi juga menjalankan program pemerintah untuk pemerataan penduduk. Sejauh Pulau Jawa merupakan pulau yang jumlah penduduknya cukup banyak. Sehingga pemerintah mencoba untuk melakukan pemerataa penduduk di wilayah Indonesia. Di mana dengan memindahkan penduduk ke daerah luar Pulau Jawa lewat program transmigrasi. 5. Keadaan Geografis yang Tidak Cocok Keadaan geografis tempat tinggal atau wilayahnya yang kurang cocok juga menjadi salah satu faktor seseorang melakukan migrasi. Missal tinggal di pegunungan yang memiliki udara cukup dingin atau wilayahnya dikelilingi oleh hutan. Selain kelima faktor di atas, adanya Standar Hidup Layak menjadi salah satu faktor penyebab penduduk melakukan migrasi. Standar hidup layak dapat diukur dengan Pendapatan per kapita yang merupakan pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara dengan terminology purchasing power parity (PPP). Pendapatan per kapita hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDB per kapita penghasilan kotor. Standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL) Indonesia adalah dasar dalam penetapan Upah Minimum. Komponen Kebutuhan Hidup Layak merupakan komponen-komponen pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari yang dibutuhkan oleh seorang pekerja lajang selama satu bulan. Kebutuhan Hidup Layak selanjutnya adalah standar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak baik secara fisik, nonfisik, soisal, untuk kebutuhan satu bulan. Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam menentukan tingkat upah minimum, sejauh memungkinkan dan sesuai dengan praktek dan kondisi nasional, harus mencakup : 1. kebutuhan pekerja dan keluarga mereka, mempertimbangkan tingkat upah umum di negara bersangkutan, biaya hidup, jaminan sosial, dan standar hidup relative kelompok-kelompok sosial lainnya; 4 2. faktor-faktor ekonomi, termasuk kebutuhan-kebutuhan pembangunan ekonomi, tingkat produktivitas dan perlunya mencapai serta mempertahankan tingkat lapangan kerja yang tinggi. Tentunya, pemenuhan terhadap upah layak tersebuh juga harus diiringi dengan perlindungan jaminan sosial sesuai dengan Konvensi ILO No. 152 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial yang antara lain mengatur jaminan bagi pekerja untuk mendapatkan seluruh akses terhadap layanan kesehatan, baik yang bersifat preventif atau kuratif. Sedangkan, untuk Indonesia sendiri belum meratifikasi kedua instrument HAM tersebut, namun, berdasarkan pemaparan di atas, dapat kita simpulkan bahwa pemenuhan upah yang sesuai dengan prinsip-prinsip HAM, mengandung unsur: (1) upah mampu mencakup kebutuhan hidup layak pekerja dan keluarga mereka; (2) penentuan upah mempertimbangkan tingkat upah umum di negara bersangkutan, biaya hidup, jaminan sosial dan standar hidup relative kelompokkelompok sosial lainnya; (3) upah minimum mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi termasuk kebutuhan-kebutuhan pembangunan ekonomi dan tingkat produktivitas; (4) diiringi dengan kewajiban pemerintah untuk mempertahankan tingkat lapangan kerja yang tinggi; (5) ketersediaan jaminan sosial bagi pekerja. Dalam buku Penduduk & Pajak (Nazrina Zuryani 2016, 70-73). 2.1.2. Tujuan Penduduk Melakukan Migrasi Penduduk yang bermigrasi tersebut mengharap suatu kehidupan layak dengan pendapatan yang lebih besar dari pada di daerah asal. Migrasi penduduk ini pun semakin meningkat karena di tempat asalnya terjadi penyempitan lapangan pekerjaan. Tingkat gaji atau upah yang diterima di desa belum dapat menjamin kesejahteraan penduduk dan keluarganya. Perbedaan tingkat upah antara desa dengan kota tersebut mendorong penduduk untuk bermigrasi ke kota untuk mencukupi kebutuhan yang semakin beraneka ragam. Artinya akibat dari berbagai keterbatasan desa yang membuat kondisi ekonomi di pedesaan semakin memprihatinkan, sehingga banyak masyarakat yang terpaksa melakukan migrasi ke daerah perkotaan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dari pada di desa. Adanya keinginan untuk memperbaiki taraf hidup membuat seseorang lebih memilih melakukan migrasi ke daerah lain karena masalah ekonomi. Mereka ingin memperbaiki taraf hidup menjadi lebih baik. Hal ini biasanya dirasakan oleh orang-orang yang tinggal di desa, 5 mereka merantau ke kota dengan harapan memperoleh pekerjaan dan memperbaiki taraf hidup yang lebih baik. Selain itu, tujuan lain mengapa seseorang memilih melakukan migrasi adalah untuk melanjutkan pendidikan. Mereka ingin melanjutkan pendidikan yang bagus dan ke jenjang lebih tinggi. Misalnya di suatu wilayah yang belum memiliki fasilitas pendidikan lengkap, tidaknya perguruan tinggi. Perpindahan yang dilakukan tersebut dengan waktu singkat tidak lama hanya beberapa tahun. Biasanya, setelah lulus akan kembali ke daerah asalnya. 2.2. Contoh Kasus di Bali yang Menjadi Faktor Penduduk Melakukan Migrasi Salah satu contoh kasus yang menggemparkan Bali pada waktu dulu adalah Bali Not For Sale. Event Bali Not For Sale ini adalah sebuah gerakan publik, yang merespon tingginya konversi sawah di Bali menjadi bangunan akomodasi wisata. Banyaknya sawah-sawah di Bali yang dijual kepada investor bukan sepenuhnya salah pemerintah, namun karena pendidikan dan pengetahuan dari masyarakatnya juga belum sempurna. Semakin berkembangnya pertumbuhan ekonomi dan pesatnya pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan lahan untuk kegiatan nonpertanian cenderung terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan struktur perekonomian. Alih fungsi lahan pertanian sulit dihindari akibat kecenderungan tersebut. Beberapa kasus menunjukkan jika di suatu lokasi terjadi alih fungsi lahan, maka dalam waktu yang tidak lama lahan di sekitarnya juga beralih fungsi secara progresif. Pulau Bali sendiri terkenal dengan hijaunya pemandangan sawah-sawah yang membentang di sepanjang jalan. Namun, bayangkan jika semua lahan sawah di Bali ini benarbenar sudah habis dijadikan akomodasi wisata maupun gedung-gedung bertingkat, maka dimana para petani akan mendapat penghasilan? Bagaimana mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya? Nah hal seperti inilah yang memicu mengapa seseorang memilih melakukan migrasi ke wilayah lain. Para petani ini pasti berpikir akan melakukan migrasi ke pulau lain untuk mencari pekerjaan baru yang lebih baik, contohnya ke Pulau Jawa. Kehadiran para imigran ini pasti akan merugikan daerah tujuan, apalagi kita tahu bahwa pulau jawa sendiri penduduknya sudah sangat padat dan belum tentu juga para imigran itu akan mendapat pekerjaan yang lebih layak di daerah tujuannya. 6 Selain kasus Bali Not For Sale, kasus lainnya yang menjadi kekhawatiran bagi masyarakat Bali adalah adanya rencana dari pemerintah untuk membangun Jalan Tol GilimanukMengwi. Sebagai bentuk dukungan pengembangan pariwisata di Bali, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan konektivitas antar wilayah di Bali, baik melalui pembangunan jalan nasional dan jalan tol, salah satunya adalah rencana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dengan total panjang sekitar 95 km. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, tujuan utama pembangunan jalan tol yang akan menjadi ruas kedua di Bali setelah Tol Bali Mandara tersebut adalah untuk pengembangan wilayah di Bali bagian Barat, utamanya peningkatan konektivitas dari Pelabuhan Gilimanuk hingga ke Metropolitan Sarbagita yang kerap mengalami kemacetan. Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan, bahwa rencana pengembangan jalan tol tersebut merupakan kebutuhan untuk mengurai titik-titik kemacetan yang sering terjadi pada jam - jam padat, di samping juga untuk mewujudkan akses yang cepat menuju Denpasar maupun arah sebaliknya dari Denpasar menuju Gilimanuk. Intinya tol ini akan menjadi jalur alternatif logistik dan pariwisata. Pembangunan jalan tol seperti ini, tentu akan berdampak pada lahan penduduk disekitarnya. Dalam hal ini tentu akan ada alih fungsi lahan. Lahan memiliki fungsi dan kedudukan yang sangat penting, karena hampir semua kegiatan manusia senantiasa memerlukan lahan sebagai ruangnya, oleh karena itu dalam rencana pembangunan jalan tol ini, masalah lahan telah memperoleh perhatian serta penanganan yang sungguh-sungguh untuk mengendalikan, penggunaan, pemilikan dan pengalihann lahan yang berdampak negatif. Adanya alih fungsi lahan penduduk yang rencananya akan dijadikan sebuah jalan tol mengakibatkan kekhawatiran penduduk akan digusurnya lahan yang mereka miliki. Lahan itu bisa saja berupa persawahan, tanah kososng, tempat tinggal mereka bahkan tempat usahanya. Jika saja hal itu benar, maka secara otomatis mereka akan kehilangan lahannya. Mereka pasti akan melakukan migrasi ke daerah lain untuk mencari lahan baru untuk ditempat tinggali maupun mencari pekerjaan baru, serta membuka usaha baru mereka. Selain migrasi dari penduduk local, dalam hal pembangunan jalan tol pasti memerlukan banyak pekerja untuk menyelesaikan sebuah proyek besar ini. Para pekerja itupun tidak hanya berasal dari Bali, namun banyak pekerja itu datang dari Pulau Jawa. Mereka melakukan migrasi ke Pulau Bali untuk mencari pekerjaan lain sebagai seorang buruh proyek jalan tol, karena pada 7 dasarnya mereka melakukan migrasi itu untuk mendapatkan upah segera untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun keluarganya. Hal ini bisa terjadi dikarenakan adanya penyempitan lapangan pekerjaan di daerah asal mereka karena padatnya penduduk dan rendahnya sumber daya manusia itu sendiri. 2.2.1. Data Penduduk Migrasi Seumur Hidup Provinsi Bali 2010 Berikut diketahui data penduduk 5 tahun ke atas menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin, dan Status Migrasi Seumur Hidup Hasil Sensus Penduduk 2010 Provinsi Bali adalah: A. Laki-Laki Tabel 1 Keterangan: 1. Penduduk laki-laki non-migran Kabupaten/Kota berjumlah 1.549.081 jiwa; 2. Penduduk laki-laki migran Kabupaten/Kota berjumlah 412.267 jiwa; Dan total jumlahnya adalah 1.961.348 jiwa. 8 B. Perempuan Tabel 2 Keterangan: 1. Penduduk perempuan non-migran Kabupaten/Kota berjumlah 1.502.303 jiwa; 2. Penduduk perempuan migran Kabupaten/Kota berjumlah 427.106 jiwa; Dan total jumlahnya adalah 1.929.409 jiwa. 9 C. Laki-laki+Perempuan Tabel 3 Keterangan: 1. Penduduk laki-laki & perempuan non-migran Kabupaten/Kota berjumlah 3.051.384 jiwa; 2. Penduduk laki-laki & perempuan migran Kabupaten/Kota berjumlah 839.373 jiwa; Dan total jumlahnya adalah 3.890.757 jiwa. Dilihat dari ketiga tabel tersebut status migrasi seumur hidup Provinsi Bali pada tahun 2010, jumlah migran Kabupaten/Kota lebih sedikit dari jumlah non-migran Kabupaten/Kota. Hal ini berlaku untuk jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. 2.3. Migrasi Berpotensi Rugikan Daerah Tujuan Perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain dinilai bisa berdampak negatif. Fenomena ini dapat merugikan daerah tujuan jika tak ada tindakan administratif yang dipersiapkan penduduk terkait dengan Pemerintah Daerah setempat. Hal ini berkaitan dengan Dana Alokasi Umum atau DAU di tiap daerah. Dana tersebut meliputi pemenuhan fasilitas umum penduduk seperti jaminan kesehatan, Dan lain hal. Daerah tujuan tentu akan terbebani 10 dengan melayani penduduk yang tak terdaftar untuk alokasi DAU. Karena data mereka masih berada di daerah asal perantau dengan DAU yang berlebih. Untuk menghindari hal ini, pemerintah daerah asal maupun tujuan perantau harus mampu melakukan pengawasan dan pendataan. Hal inilah salah satu cara membangun kultur baru di sektor kependudukan, sehingga tak hanya pindah secara fisik tetapi juga administrasi kependudukan. Jika dibiarkan berlarut, kejadian ini akan membawa dampak buruk. Misalnya, pada pelayanan kesehatan. Kartu Indonesia Sehat (KIS) hanya berlaku di daerah asal karena tak terdaftar di daerah tujuan. Dampak buruk lain juga dialami daerah. Ketika migrasi terjadi, mayoritas pelakunya membuat kerugian saat berpindah wilayah. Tak jarang mereka menjadi sumber masalah baru, terutama di kota besar. Perlu kesadaran berpindah domisili harus didasari jaminan tempat tinggal dan pekerjaan yang pasti, karena jika hanya bermigrasi tanpa adanya tempat tinggal dan pekerjaan yang layak dan pasti sama aja menimbulkan masalah baru dan merugikan daerah tujuan. Diharapkan penduduk untuk berpikir panjang sebelum bermigrasi ke daerah lain 11 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Migrasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, entah itu dari segi ekonomi, sosial, maupun religius. Kota menjadi salah satu tujuan paling diminati untuk melakukan migrasi, karena di kota memiliki lapangan pekerjaan yang lebih besar dengan jenis yang beragam juga tersedianya berbagai fasilitas, dan dari segi ekonomi mereka yang bermigrasi tersebut mengharap suatu kehidupan layak dengan pendapatan yang lebih besar dari pada di daerah asal. Migrasi penduduk ini pun semakin meningkat karena di tempat asalnya terjadi penyempitan lapangan pekerjaan. Selain itu yang mempengaruhi penduduk untuk melakukan migrasi adalah status pernikahan. Seseorang yang sudah terikat pernikahan maka beban hidupnya akan bertambah. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk mencari pekerjaan yang layak demi kesejahteraan keluarganya. Pada umunya penduduk usia muda 15-64 tahun lebih banyak melakukan migrasi di banding penduduk usia tua. Hal ini dikarenakan pada usia muda tersebut penduduk banyak bermigrasi untuk bersekolah dan untuk mencari pekerjaan. 3.2. Saran Dalam pembuatan paper ini penyusun berharap agar materi yang termuat di dalam paper ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca mengenai Faktor dan Tujuan Penduduk Melakukan Migrasi. 12 DAFTAR PUSTAKA BPS Provinsi Bali (2018). Penduduk Provinsi Bali Menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin, dan Status Migrasi Seumur Hidup Hasil Sensus Penduduk 2010. Retrieved from : https://bali.bps.go.id/statictable/2018/02/15/37/penduduk-provinsi-bali-menurutkabupaten-kota-jenis-kelamin-dan-status-migrasi-seumur-hidup-hasil-sensuspenduduk-2010.html . Diakses pada tanggal 6 Desember 2020. Cahyaningtyas, Farida (2019). Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Pasca Pembangunan Jalan Tol Solo Ngawi Terhadap Perubahan Kondisi Sosial Dan Ekonomi Buruh Tani. Pages 9-12. Retrived from : http://eprints.ums.ac.id/78546/11/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf . Diakses pada tanggal 10 Desember 2020. Cici, S (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Migrasi Masuk Ke Kota Padang. Pages 3-7. Retrieved from : http://scholar.unand.ac.id/21810/2/BAB%20I.pdf . Diakses pada tanggal 8 Desember 2020. Erviani, Ni Komang (2013). Bali Not For Sale. Retrieved from : https://www.mongabay.co.id/2013/07/30/bali-not-for-sale/ . Diakses pada tanggal 8 Desember 2020. Fajar, Nuh (2018). Perubahan Sosial Ekonomi Petani Akibat Alih Fungsi Lahan untuk Pembangunan Jalan Tol Solo-Kertosono. Pages 8-11. Retrieved from : https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/61825/Perubahan-Sosial-Ekonomi-PetaniAkibat-Alih-Fungsi-Lahan-untuk-Pembangunan-Jalan-Tol-Solo-Kertosono . Diakses pada tanggal 10 Desember 2020. Gian, Chandra (2020). Proyek Tol Baru Akan Sulit Dibangun di Bali, Kenapa?. Retrieved from : https://www.cnbcindonesia.com/news/20200116122827-4-130468/proyek-tol-barubakal-sulit-dibangun-di-bali-kenapa . Diakses pada tanggal 8 Desember 2020. 13 Herdianti, S (2019). Analisis Migrasi Risen Berdasarkan Hasil Survei Penduduk Antar Sensus. Pages 1-5. Retrieved from : http://eprints.ums.ac.id/76953/12/BAB%20I.pdf . Diakses pada tanggal 6 Desember 2020. Liputan 6 (2020). Bangun Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi, Pemerintah Siapkan Dana Rp 14 Triliun. Retrieved from : https://www.liputan6.com/bisnis/read/4325449/bangunjalan-tol-gilimanuk-mengwi-pemerintah-siapkan-dana-rp-14-triliun . Diakses pada tanggal 8 Desember 2020. Niari, Refda (2020). Faktor-Faktor Pendorong Dan Penarik Yang Menyebabkan Penduduk Suku Banten Bermigrasi Ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjung. Pages 22-29. Retrieved from : https://media.neliti.com/media/publications/248142-faktor-faktorpendorong-dan-penarik-yang-74a86713.pdf . Diakses pada tanggal 7 Desember 2020. Nur, Muhamad (2017). Pengertian Migrasi Pendudukdan Faktor Penyebabnya. Retrieved from : https://sobatmateri.com/pengertian-migrasi-penduduk-dan-faktor-penyebabnya/ . Diakses pada tanggal 6 Desember 2020. Ramdani (2019). Analisis Dampak Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Terhadap Alih Fungsi Lahan Permukiman Dan Persawahan Masyarakat. Pages 7-13. Retrieved from : http://repository.radenintan.ac.id/7893/1/Skripsi%20Full.pdf . Diakses pada tanggal 10 Desember 2020. Redaksi Ilmugeografi (2019). Migrasi: Pengertian, Penyebab, JenisPenanggulangan Migrasi Berlebihan. Retrieved from : https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/migrasi . Diakses pada tanggal 7 Desember 2020. Rosyidin (2017). Kebijakan Kependudukan. Retrieved from : http://dukcapil.gunungkidulkab.go.id/kebijakan-kependudukan/ . Diakses pada tanggal 9 Desember 2020. Setiawan, Iwan (2018). Migrasi Penduduk Menuju Daerah Pinggiran Kota Bandung dan Implikasinya Terhadap Kualitas Lingkungan Permukiman. Pages 11-15. Retrieved 14 from : https://ejournal.upi.edu/index.php/gea/article/download/1072/720. Diakses pada tanggal 6 Desember 2020. Zuryani Nazrina, dkk. (2016). Penduduk & Pajak (Buku Ajar Hasil Penelitian Pemagangan di Bali). Pages 70-73. Udayana University Press. Bali. 15