Uploaded by sitanggangbetaria02

cbr trafo

advertisement
Critical Book Report
TRANSFORMATOR
Dosen Pengampu : Drs. Dadang Mulyana.,M.Pd.
DISUSUN OLEH
Nama Mahasiswa
: Betaria Sitanggang
NIM
: 5173331007
Kelas
: Pendidikan Teknik Elektro C’17
Mata Kuliah
: Transformator
PRODI STUDI S-1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , sehingga penulis
dapat menyelesaikan CBR Transformator ini dengan baik. Penulis percaya bahwa makalah ini
tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan banyak pihak. Untuk itu, kepada pihak yang telah
banyak membantu penyusunan makalah ini penyusun ucapkan banyak terima kasih. Semoga
bantuan yang telah banyak diberikan memdapatkan imbalan yang sesuai dari Tuhan Yang
Maha Esa . Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari Dosen Mata
Kuliah Transformator. Akhirnya penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun
sebagai bahan studi untuk melangkah dimasa-masa akan datang.
Medan, 10 Mei 2019
Betaria sitanggang
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................
i
Daftar Isi ...................................................... ...........................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................
1
1.1 LatarBelakang ...................................................................................
1
1.2 Tujuan Penulisan ...............................................................................
1
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................
1
Ringkasan Isi Buku ..............................................................................
2
BAB II
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
BAB III
BAB IV
Pengertian Trafo .................................................................................
Trafo tanpa beban .................................................... ..........................
Rangkaian Ekivalen Trafo...................................................... ............
Rugi-rugi Daya Trafo .................................................. ......................
Pengujian Trafo........................................ ..........................................
Fungsi Trafo............................................. ..........................................
Jenis Salutan Transmisi................................................... ...................
Pengaman Trafo............................................................ .....................
Jenis Hubungan Trafo 3 Phasa...........................................................
Trafo Instrumen.......................................................... ........................
Pemeliharaan Trafo............................................... .............................
2
3
4
9
11
13
17
19
21
22
23
PEMBAHASAN ....................................................................................
26
3.1 Pembahasan Isi Makalah ..................................................................
26
3.2 Kerapian makalah ............................................................................
28
PENUTUP
4.1. Kesimpulan .....................................................................................
30
4.2. Saran ..............................................................................................
30
DAFTAR PUSTAKA ............... ..............................................................................
31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Review
Critical Book Review adalah membandingkan satu buku dengan buku yang lain
dengan materi atau pembahasan yang sama. Hal ini bertujuan untuk menilai dan mengkritik
keebihan dan kelemahan antara dua buku dan menarik kesimpulan sebagai hasil Critical Book
Review. Kemudian setelah kita bisa menemukan beberapa kekurangan tersebut maka dapat
memperoleh suatu informasi yang kompeten pada buku tersebut dengan cara menggabungkan
beberapa informasi dari buku pembandingnya.
Critical book Review melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang
diberikan oleh setiap pembahasan dari buku pertama dan kedua dan mampu mengulas isi buku
pertama dan kedua.
B. Tujuan Penulisan Critical Book Review
1.Memenuhi tagihan tugas dalam mata kuliah Transformator
2.Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan
3.Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mereview sebuah buku
4.Menguatkan daya pemahaman dan pemikiran mahasiswa untuk rajin membaca buku
C. Manfaat
Dalam pembuatan Critical Book Review, kegiatan bermanfaat untum menambah
wawasan pada mahasiswa yang mengerjakan serta yang membaca hasil CBR tersebut. Di
samping itu, CBR juga mampu memberikan pengaruh agar mahasiswa selalu rajin untuk selalu
update mengenai informasi yang berbau ilmu pengetahuan.
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. PENGERTIAN TRAFO
Transformer adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik
dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan
magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
PRINSIP DASAR TRAFO
Prinsip dasar suatu transformator adalah induksi bersama(mutual induction) antara dua
rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana, transformator
terdiri dari dua buah kumparan induksi yang secara listrik terpisah tetapi secara magnet
dihubungkan oleh suatu path yang mempunyai relaktansi yang rendah.
(Simbol Trafo)
Daya – daya nominal pada 50 Hz dalam KVA:
i.
ii.
iii.
Untuk transformator-transformator tiga fasa: 5, 10, 20, 30, 50, 75, 100, 125, 160, 200,
250, 325, 400, 500, 630, 800, 1000, 1250, 1600, 2000, 2500, 3150, 4000, 5000, 6300,
8000, 10000, dan seterusnya.
Untuk transformator-transformator satu fasa: 1, 2, 3, 5, 7, 13, 20, 35, 50, 70.
Normalisasi tegangan: 125 V, 220 V, 380 V, dan 500 V untuk tegangan rendah dan 3
KV, 5 KV, 6 KV, 10 KV, 15 KV, 20 KV, 25 KV, 30 KV, 60 KV, 110 KV, 220 KV,
dan 380 KV untuk tegangan tinggi. Data tersebut Merupakan nilai nominal dari Daya,
tegangan, frekuensi pada Transformator Distribusi menurut VDE.
MACAM-MACAM TRAFO
1. Trafo Radio adalah Trafo yang biasa digunakan pada rangkaian radio dan televisi
dengan tegangan input 220 v/110 v dan tegangan output 48 v – 24 v step down.Dimensi
pada trafo ini sangat kecil dan efisiensi rendah.
2. Trafo Pengukuran.
Current Transformer mengukur aliran listrik dan memberikan masukan untuk
kekuasaan transformer dan instrumen. Current transformer baik menghasilkan arus bolakbalik
atau tegangan bolak-balik yang sebanding dengan arus yang diukur.
600
: 500 Ratio (For Measuring Up To 600 A Line Current)
100
:5
Ratio (For Measuring Up To 100 A Line Current)
1k
:5
Ratio (For Measuring Up To 1000 A Line Current)
PRINSIP KERJA TRAFO
Prinsip kerja suatu transformator adalah induksi bersama (mutual induction) antara dua
rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana, transformator
terdiri dari dua buah kumparan yang secara listrik terpisah tetapi secara magnet dihubungkan
oleh suatu alur induksi. Kedua kumparan tersebut mempunyai mutual induction yang tinggi.
Jika salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik
timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan kumparan yang lain menyebabkan atau
menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi ( sesuai dengan induksi elektromagnet) dari
hukum faraday.
Berdasarkan hukum Faraday yang menyatakan magnitude dari electromotive force
(emf) proporsional terhadap perubahan fluks terhubung dan hukum Lenz yang menyatakan
arah dari emf berlawanan dengan arah fluks sebagai reaksi perlawanan dari perubahan fluks
tersebut didapatkan persaman :
π‘¬πŸ π‘΅πŸ
=
π‘¬πŸ π‘΅πŸ
Dikarenakan pada transformer ideal seluruh mutual flux yang dihasilkan salah satu
kumparan akan diterima seutuhnya oleh kumparan yang lainnya tanpa adanya leakage flux
maupun loss lain misalnya berubah menjadi panas. Atas dasar inilah didapatkan pula
persamaan:
B. TRAFO TANPA BEBAN
Arus primer Io menimbulkan fluks (Φ) yang se-fasa dan juga berbentuk sinusoid.
Φ = Φmaks sin ωt
Fluks yang sinusoid ini akan meghasilkan tegangan induksi e1(Hukum Faraday).
e1 = - N1 Dφ
dt
e1 = - N1 d(Φmaks sinωwt)
dt
e1 =- N1 ω Φmaks cos ωt (tertinggal 90o dari Φ)
Dimana : e1 : Gaya Gerak Listrik
N1 : Jumlah Belitan di sisi Primer
ω : Kecepatan sudut putar
E1 = N12πƒΦmaks = 4.44 N1ƒΦmaks
√2
Pada rangkaian sekunder, fluks (Φ) bersama tadi menimbulkan:
Harga efektifnya:
e2 = - N2 dΦ
dt
e2 = - N2 ωΦm cos ωt
E2 = - 4.44 N2ƒΦmaks
Sehingga:
E1 = N1
E2 N2
Dengan mengabaikan rugi tahanan dan adanya fluks bocor
E1 = V1 = N1 = α
E2 V2 N2
α = perbandingan transformasi
Dalam hal ini tegangan induksi E1 mempunyai kebesaran yang sama tetapi
berlawanan arah dengan tegangan sumber V1.
TRAFO DENGAN BEBAN
Pada kumparan primer harus mengalir arus I’2 yang menentang fluks yang
dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan primer
menjadi:
I1 = I0 + I’2
Bila rugi besi diabaikan (IC diabaikan) maka I0 = IM
I1 = IM + I’2
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus
pemagnetan IM saja, berlaku hubungan:
N1IM = N1I1 – N2I2
N1IM = N1 (IM + I’2) - N2I2
hingga:
N1I’2 = N2I2
Karena nilai IM dianggap kecil, maka I’2 = I1
Jadi,
N1I1 = N2I2 atau I1 / I2 = N2 / N1
Dimana :
I1 : Arus pada sisi primer
I0 :Arus Penguat
IM :Arus Pemagnetan
Ic :Arus rugu-rugi tembaga
C. RANGKAIAN EKIVALEN TRAFO
Fluks bocor pada kumparan primer Φlp menghasilkan tegangan elp yang diberikan oleh
persamaan:
Sedangkan Fluks bocor pada kumparan sekunder Φls menghasilkan tegangan elsyang
diberikan oleh persamaan:
Karena fluks bocor banyak yang melalui udara, kontanta reluktansi udara lebih besar daripada
reluktansi inti besi, maka fluks bocor primer Φlp proporsional dengan arus primer Ip dan fluks
bocor sekunder Φls proportional dengan arus sekunder Is. Sehingga didapatkan:
Arus rugi inti (arus eddy dan hysteresis) merupakan arus yang sebanding dengan
tegangan pada inti transformator dan satu phase dengan tegangan supplai, sehingga dapat
dimodelkan dengan hambatan Rc yang dipasang paralel dengan sumber tegangan
primer. Dengan demikian maka dihasilkan model untuk real transformator sebagai berikut.
Kemudian rangkaian ekivalen diatas dapat disederhanakan dengan melihat pada sisi
primer atau pada sisi sekunder. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini:
Rangkaian Ekivalen Transformator adalah Fluks yang dihasilkan oleh arus pemagnetan
Im tidak seluruhnya merupakan Fluks Bersama (Π€M), sebagian darinya hanya mencakup
kumparan pimer (Π€1) atau mencakup kumparan sekunder (Π€2) saja dalam model rangkaian
ekivalen yang dipakai untuk menganalisis kerja suatu transformator, adanya fluks bocor Π€1
dengan mengalami proses transformasi dapat ditunjukan sebagai reaktansi X1 dan fluks bocor
Π€2 dengan mengalami proses transformasi dapat ditunjukan sebagai reaktansi X2 sedang rugi
tahanan ditunjukan dengan R1 dan R2, dengan demikian model rangkaian dapat dituliskan
seperti gambar berikut:
Gambar 1 Rangkaian ekivalen sebuah transformator
Dari rangkaian di atas dapat dibuat vektor diagramnya sebagai terlukis pada gambar berikut
ini.
Gambar 2 Vektor diagram rangkaian pengganti
Dari model rangkaian diatas dapat pula diketahui hubungan penjumlahan vektor :
V1 = E1 + I1X1
E2 = V2 + I2R2 + I2X2
atau E1 = a.E2
hingga :
E1 = a(I2ZL + I2R2 + I2X2)
Karena
I’2/I’2 = N2/N1 = 1/a atau I2 = a.I’2
maka
E1 = a2 I’2 ZL + a2 I’2 X2
dan
V1 = a2 I’2 ZL + a2 I’2 R2 + a2 I’2 X2 + I1 R1 + I1 X1
Persamaan terakhir mengandung pengertian bahwa apabila parameter rangkaian
sekunder dinyatakan dalam harga rangkaian primer, harganya perlu dikalikan dengan faktor a.
Sekarang model rangkaian menjadi seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 3 Rangkaian pengganti dilihat dari isi primer
Untuk memudahkan analisis (perhitungan), model rangkaian tersebut dapat diubah.
Apabila semua parameter sekunder dinyatakan dalam harga rangkaian primer, harganya perlu
dikalikan dengan faktor a2, dimana a = E1/E2. Sekarang model rangkaian menjadi sebagai
terlihat pada gambar berikut.
Gambar 4 Parameter sekunder pada rangkaian primer
Maka didapat hasil perhitungan sebagai berikut :
Rek= R1+ a2R2 (ohm)……………………………………………………………(1.9)
Xek= X1+ a2X2(ohm)…………………………………………………………..(1.10)
Sehingga rangkaian di atas dapat diubah seperti gambar di bawah ini :
Gambar 5 Hasil akhir penyederhanaan rangkaian ekivalen transformator
Parameter transformator yang terdapat pada model rangkaian (rangkaian ekivalen) Rc,
Xm,Rek dan Xek dapat ditentukan besarnya dengan dua macam pengukuran yaitu pengukuran
beban nol dan pengukuran hubungan singkat.
Vektor diagram rangkaian di atas untuk beban dengan faktor kerja terkebelakang dapat
dilukiskan pada gambar berikut ini.
Gambar 6 Vektor diagram rangkaian pengganti
D. RUGI-RUGI DAYA TRAFO
Rugi-rugi daya trafo berupa Rugi inti dan Rugi tembaga yang terdapat dalam kumparan
primer maupun sekunder. Untuk mengurangi rugi besi haruslah diambil inti besi yang
penampangnya cukup besar agar fluks magnit mudah mengalir didalamnya. Untuk
memperkecil rugi tembaga harus diambil kawat tembaga yang penampangnya cukup besar
untuk mengalirkan arus listrik yang diperlukan.
a) RUGI INTI
i. Rugi Histerisis
Rugi hiterisis merupakan rugi tenaga yang disebabkan oleh fluks magnit bolak-balik pada
inti, dinyatakan sebagai:
𝑷𝒉 = 𝑲𝒉 π’‡π‘©π’ŽπŸ.πŸ” π’˜π’‚π’•π’•
Kh
: Konstanta Histerisis, Tergantung pada bahan inti
Bmks : Fluks maksimum (Wb)
F
: Frekuensi jala-jala (Cps)
Ph
: Rugi Histerisis
ii. Rugi arus Eddy:
Rugi arus Eddy yaitu arus yang disebabkan oleh arus pusar pada inti besi yang dirumuskan
sebagai:
𝑷𝒆 = 𝑲𝒆 . π’‡πŸ . π‘©π’ŽπŸ
Dimana:
Pe
: Rugi arus Eddy
Ke
: Konstanta arus Eddy, tergantung pada volume inti
F
: Frekuensi jala-jala
Bmaks : Fluks maksimum (Wb)
Rugi inti (Pc) dapat diperoleh dari hasil pengukuran testrafro hubung terbuka, dimana dapat
dirumuskan dengan:
𝑷𝒄 = 𝑷𝒉 + 𝑷𝒆
Dimana:
Pc
: Rugi inti
Ph
Pe
: Rugi histerisis
: Rugi rumus Eddy
b) RUGI TEMBAGA
Rugi tembaga disebabkan arus beban mengalir pada kawat tembaga, dapat dirumuskan
dengan:
𝑃𝑐𝑒 = 𝐼 2 𝑅
Dimana:
Pcu
: Rugi tembaga
I
: Arus beban
R
: Hambatan
Karena arus beban berubah-ubah, rugi tembaga juga tidak konstan bergantung pada beban.
Kerugian dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh resistansi tembaga dan arus
listrik yang mengalirinya. Karena kumparan transformator terbuat dari tembaga, maka rugi
tembaga pada transformator terjadi pada setiap kumparan. Kumparan primer, sekunder maupun
tersier dibuat dari gulungan kawat tembaga yang dilapisi oleh isolator tipis yang disebut dengan
enamel.
c) KERUGIAN KOPLING
Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak sempurna, sehingga tidak
semua fluks magnet yang diinduksikan primer memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat
dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder.
d) KERUGIAN KAPASITAS LIAR
Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat pada lilitan-lilitan
transformator. Kerugian ini sangat memengaruhi efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi.
Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak
(bank winding)
e) KERUGIAN EFEK KULIT
Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus cenderung untuk
mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan juga
menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat
Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi
radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.
olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapislapis.
EFISIENSI TARFO
Efisiensi sebuah transformator adalah perbandingan antara daya output dibandingkan dengan
daya input dikalikan 100%. Efisiensi transformator ideal adalah sebesar 100%. Pada
kenyataannya, beberapa kerugian menyebabkan efisiensi sebuah transformator tidak mungkin
mencapai 100%.
Rumus Efisiensi Transformator :
π‘¬π’‡π’Šπ’”π’Šπ’†π’π’”π’Š =
𝑷𝒐𝒖𝒕
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
π‘·π’Šπ’
Dimana :
ο‚· Pout = daya output transformator
ο‚· Pin = daya input transformator
Kerugian kerugian ini akan mempengarui efisiensi kerja dari transformator. Karena
karugian kerugian pada trafo tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, maka efisiensi dari trafo
tidak ada yang mencapai 100 %. Efisiensi trafo 100 % merupakan efisiensi trafo ideal yang
hanya ada dalam teori. Untuk trafo yang bekerja pada frekuensi rendah nilai efisiensinya dapat
mencapai 98 %. Bagaimana cara menghitung nilai efisiensi dari sebuath trafo? Cara
menghitungnya dapat kita gunakan rumus - rumus berikut ini.
E. PENGUJIAN TRANSFORMATOR
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Pengujian Tahanan isolasi
Pengujian jenis
Pengujian khusus
Pengujian rutin
Pengujian tahanan kumparan
Pengukuran perbandingan belitan
Pemeriksaan vector group
Pengukuran rugi dan arus beban kosong
Pengujian tegangan terapan (Withstand Test)
Pengujian tegangan induksi
Pengujian kebocoran tangki
PENGGUNAAN TRAFO PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI
a. Power supply
Catu daya merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan tegangan AC yang
rendah. Catu daya menggunakan trafo step down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan
220 V menjadi beberapa tegangan AC yang besarnya antara 2 V sampai 12 V.
b. Adaptor (penyearah arus)
Adaptor terdiri atas trafo step down dan rangkaian penyearah arus listrik yang berupa
diode. Adaptor merupakan catu daya yang ditambah dengan penyearah arus. Fungsi penyearah
arus adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC.
c. Transmisi daya listrik jarak jauh
Pembangkit listrik biasanya dibangun jauh dari permukiman penduduk. Proses
pengiriman daya listrik kepada pelanggan listrik (konsumen) yang jaraknya jauh disebut
transmisi daya listrik jarak jauh. Untuk menyalurkan energi listrik ke konsumen yang jauh,
tegangan yang dihasilkan generator pembangkit listrik perlu dinaikkan mencapai ratusan ribu
volt. Untuk itu, diperlukan trafo step up. Tegangan tinggi ditransmisikan melalui kabel jaringan
listrik yang panjang menuju konsumen. Sebelum masuk ke rumah-rumah penduduk tegangan
diturunkan menggunakan trafo step down hingga menghasilkan 220 V. Transmisi daya listrik
jarak jauh dapat dilakukan dengan menggunakan tegangan besar dan arus yang kecil. Dengan
cara itu akan diperoleh beberapa keuntungan, yaitu energi yang hilang dalam perjalanan dapat
dikurangi dan kawat penghantar yang diperlukan dapat lebih kecil serta harganya lebih murah.
MANFAAT TRANSFORMATOR
a. Kegunaan Trafo Step Down
Transformator step down atau transformator yang tegangan sekundernya lebih kecil
daripada tegangan primernya sering digunakan dalam alat-alat elektronik, seperti radio,
televisi, CD player, tape, dan lain-lain. Alat-alat ini membutuhkan tegangan listrik cukup
rendah, yaitu antara 3 V – 20 V arus searah (DC).
b. Kegunaan Trafo Step Up
Transformator step up juga digunakan pada lampu TL (lampu neon) untuk menaikkan
tegangan listrik. Tegangan tinggi ini dihubungkan ke elektroda lampu TL diberi tenganan
tinggi, akan terpancar elektron. Pancaran elektron akan menumbuk gas yang ada dalam tabung
sehingga menghasilkan sinar ultraviolet. Sinar ini akan memancar ke segala arah dan
menumbuk lapisan fosfor pada dinding kaca tabung, sehingga menghasilkan sinar putih yang
terang. Pada kendaraan bermotor, transformator step up digunakan dalam koil untuk
menaikkan tegangan listrik. Tegangan listrik ekstra tinggi ini disalurkan ke busi sehingga
menghasilkan loncatan bunga api di dalam ruang bakar.Loncatan bunga api akan membakar
bahan bakar yang telah dicampur dengan udara, sehingga timbul ledakan yang mendorong
piston untuk bergerak. Gerakan piston kemudian diubah menjadi gerak berputar untuk
menjalankan kendaraan bermotor.
c. Trafo Step Up pada PLN
(Gambar Transmisi Daya Listrik Jarak Jauh)
d. Trafo Step Down pada PLN
Sebelum masuk kota, tegangan listrik diturunkan kembali dengan menggunakan trafo
step-down di gardu induk menjadi sebesar 20.000 volt.
Sebelum disalurkan ke industri atau rumah tangga pelanggan, tegangan listrik kembali
diturunkan dengan trafo step-down di gardu listrik menjadi sebesar 220 volt. Untuk keperluan
menurunkan tegangan listrik ini diperlukan transformator step down
F. FUNGSI TRANSFORMATOR
i.
ii.
Transformator step up ini memiliki lilitar sekunder yang lebih banyak dibandingkan
dengan lilitan primer sehingga fungsinya sebagai penaik tegangan arus listrik
sangatlah jelas. Contoh Lemari Es
transformator adalah menurunkan tegangan arus listrik. Jumlah lilitannya berbalik
dengan transformator step up, jika step up lilitan yang terbanyak ada pada lilitan
sekunder maka transformator step down ini lilitan yang terbanyak adalah lilitan
primernya dibanding dengan lilitan sekunder. Contoh pada saat mencharge
Handphone
TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
Transformator adalah peralatan pada tenaga listrik yang berfungsi untuk
memindahkan/menyalurkan tenaga listrik arus bolak-balik tegangan rendah ke tegangan
menengah atau sebaliknya, pada frekuensi yang sama, sedangkan prinsip kerjanya melalui
kopling magnit atau induksi magnit, dan menghasilkan nilai tegangan dan arus yang berbeda.
Bagian-Bagian Dari Transformator :
a. Inti Besi
Inti besi tersebut berfungsi untuk membangkitkan fluksi yang timbul karena arus listrik
dalam belitan atau kumparan trafo, sedang bahan ini terbuat dari lempengan-lempengan baja
tipis, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi panas yang diakibatkan oleh arus eddy (eddy
current).
b. Kumparan Primer dan Kumparan Sekunder
Kawat email yang berisolasi terbentuk kumparan serta terisolasi baik antar kumparan
maupun antara kumparan dan inti besi. Terdapat dua kumparan pada inti tersebut yaitu
kumparan primair dan kumparan sekunder, bila salah satu kumparan tersebut diberikan
tegangan maka pada kumparan akan membangkitkan fluksi pada inti serta menginduksi
kumparan lainnya sehingga pada kumparan sisi lain akan timbul tegangan.
c. Minyak Trafo
Belitan primer dan sekunder pada inti besi pada trafo terendam minyak trafo, hal ini
dimaksudkan agar panas yang terjadi pada kedua kumparan dan inti trafo oleh minyak trafo
dan selain itu minyak tersebut juga sebagai isolasi pada kumparan dan inti besi.
d. Isolator Bushing
Pada ujung kedua kumparan trafo baik primer ataupun sekunder keluar menjadi terminal
melalui isolator yang juga sebagai penyekat antar kumparan dengan body badan trafo.
e. Tangki dan Konservator
Bagian-bagian trafo yang terendam minyak trafo berada dalam tangki, sedangkan untuk
pemuaian minyak tangki dilengkapi dengan konserfator yang berfungsi untuk menampung
pemuaian minyak akibat perubahan temperature.
f. Katub Pembuangan dan Pengisian
Katup pembuangan pada trafo berfungsi untuk menguras pada penggantian minyak trafo,
hal ini terdapat pada trafo diatas 100kVA, sedangkan katup pengisian berfungsi untuk
menambahkan atau mengambil sample minyak pada trafo.
g. Oil Level
Fungsi dari oil level tersebut adalah untuk mengetahui minyak pada tangki trafo, oil level
ini pun hanya terdapat pada trafo diatas 100kVA.
h. Indikator Suhu Trafo
Untuk mengetahui serta memantau keberadaan temperature pada oil trafo saat beroperasi,
untuk trafo yang berkapasitas besar indikator limit tersebut dihubungkan dengan rele
temperature.
i. Pernapasan Trafo
Karena naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyaknya akan
berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan
mendesak udara diatas permukaan minyak keluar dari tangki, sebaliknya bila suhu turun,
minyak akan menyusut maka udara luar akan masuk kedalam tangki. Kedua proses tersebut
diatas disebut pernapasan trafo, akibatnya permukaan minyak akan bersinggungan dengan
udara luar, udara luar tersebut lembab. Oleh sebab itu pada ujung pernapasan diberikan alat
dengan bahan yang mampu menyerap kelembaban udara luar yang disebut kristal zat
Hygrokopis (Clilicagel).
j. Pendingin Trafo
Perubahan temperature akibat perubahan beban maka seluruh komponen trafo akan
menjadi panas, guna mengurangi panas pada trafo dilakukan pendingin pada trafo, guna
mengurangi pada trafo dilakukan pendinginan pada trafo. Sedangkan cara pendinginan trafo
terdapat dua macam yaitu : alamiah/natural (Onan) dan paksa / tekanan (Onaf). Pada
pendinginan alamiah (natural) melalui sirip-sirip radiator yang bersirkulasi dengan udara luar
dan untuk trafo yang besar minyak pada trafo disirkulasikan dengan pompa. Sedangkan pada
pendinginan paksa pada sirip-sirip trafo terdapat fan yang bekerjanya sesuai setting
temperaturnya.
k. Tap Canger Trafo (Perubahan Tap)
Tap changer adalah alat perubah pembanding transformasi untuk mendapatkan tegangan
operasi sekunder yang sesuai dengan tegangan sekunder yang diinginkan dari tegangan primer
yang berubah-ubah. Tiap changer hanya dapat dioperasikan pada keadaan trafo tidak
bertegangan atau disebut dengan “Off Load Tap Changer” serta dilakukan secara manual.
Prinsip kerja transformator dijelaskan pada gambar di bawah ini
Rangkaian dasar trafo
Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan V1
yang sinusoid, akan mengalirlah arus primer lg yang juga sinusoid dan dengan menganggap
belitan N1 reaktif murni. lg akan tertinggal 900 dari V1. Arus primer lg menimbulkan fluks
(Ø) yang sefasa dan juga berbentuk sinusoid.
Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi e1 (Hukum Farraday).
Harga efektifnya :
Pada rangkaian sekunder fluks (Ø) bersama tadi menimbulkan
Sehingga
Dengan mengabaikan rugi tahanan dan adanya fluks bocor.
a = perbandingan transformator
Dalam hal initegangan induksi E1 mempunyai besaran yang sama tetapi berlawanan arah
dengan tegangan sumber V1
PERALATAN PENGAMAN
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
Pengaman lebur
Relasi arus lebih
Relai arus tegangan tanah
Relai arus ganghuan tanah berarah
Relai pennutup balik
Penutup balik
Saklar seksi otomatis
GANGGUAN PADA TRAFO
a. Tegangan lebih akibat petir
b. Overload dan beban tidak seimbang
c. Loss contact pada terminal bushing
d. Isolator bocor
e. Kegaggalan isolasi minyak tarfo / packing bocor
G. JENIS SALUTAN TRANSMISI
Jenis trafo yang digunakan pada saluran transmisi adalah trafo daya dengan jenis step
up. Jenis trafo ini merupakan trafo yang lilitan sekundernya jumlahnya lebih banyak jika
dibandingkan dengan lilitan primer.
Jadi, fungsi trafo step up ini sebagai penaik tegangan. Fungsi transformator ini juga bisa
digunakan dalam proses penaikan tegangan AC. Untuk trafo daya merupakan trafo yang
berukuran besar dan dipakai dalam aplikasi transfer daya tinggi yang hingga mencapai 33 Kilo
Volt. Trafo daya ini juga kerap dipakai di stasiun pembangkit listrik maupun gardu transmisi.
Pada umumnya, jenis trafo ini memiliki tingkat insulasi yang tinggi.
Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat
pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distribution sehingga dapat
disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik melalui suatu bahan konduktor.
Peningkatan tegangan pada saluran transmisi mempunyai nilai ekonomis yang sangat penting,
mengingat keuntungan- keuntungan sebagai berikut :
a. Untuk penyaluran daya yang sama, arus yang dialirkan menjadi berkurang. Ini berarti
penggunaan bahan tembaga pada kawat penghantar akan berkurang dengan bertambah
tingginya tegangan transmisi.
b. Luas penampang konduktor yang digunakan berkurang, karena itu struktur penyangga
konduktor menjadi lebih kecil.
c. Oleh karena arus yang mengalir di saluran transmisi menjadi lebih kecil, maka jatuh
tegangan juga menjadi lebih kecil.
Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga
listrik dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution station hingga sampai
pada konsumer pengguna listrik. Tenaga listrik di transmisikan oleh suatu bahan konduktor
yang mengalirkan tipe Saluran Transmisi Listrik Penyaluran tenaga listrik pada transmisi
menggunakan arus bolak-balik (AC) ataupun juga dengan arus searah (DC). Penggunaan arus
bolak-balik yaitu dengan sistem tiga-fasa atau dengan empat-fasa.
sistem tiga-fasa
sistem empat-fasa
Saluran Transmisi dengan menggunakan sistem arus bolak-balik tiga fasa merupakan
sistem yang banyak digunakan, mengingat kelebihan sebagai berikut :
ο‚· Mudah pembangkitannya (generator sinkron)
ο‚· Mudah pengubahan tegangannya (transformator)
ο‚· Dapat menghasilkan medan magnet putar
Dengan sistem tiga fasa, daya yang disalurkan lebih besar dan nilai sesaatnya konstan.
BAGIAN-BAGIAN TRAFO PADA TRANSMISI
a) Inti besi : Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan.
b) Kumparan tarfo : Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu
kumparan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder
yang diisolasi baik, Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
c) Minyak Trafo : biasanya hanya dipakai pada trafo-trafo tenaga kapasitas besar. Trafo
daya kapasitas besar biasanya bekerja pada tegangan yang sangat tinggi sehingga untuk
mengurangi panas yang dihasilkan maka trafo tersebut direndam didalam minyak trafo
ini untuk mendapatkan pendinginan ekstra
d) Bushing : Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing
yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi
sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.
e) Tangki Konservator : Berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara
akibat pemanasan trafo karena arus beban. dimana di situ dipasang silica gel, untuk
menyerap kelembapan udara.
f) Komponen Pendukung : Ada beberapa komponen pendukung yang ada pada
transformator seperti relay buchol, pressure relief valve untuk pengaman, juga ada
komponen indikasi seperti thermometer untuk temperature gauge trafo, juga level
sensor untuk ketinggian oli.
KATEGORI SALURAN TRANSMISI BERDASARKAN PEMASANGANNYA
1. Saluran Udara
Keuntungan dari saluran transmisi udara antara lain :
i. Mudah dalam perbaikan
ii. Mudah dalam perawatan
iii. Mudah dalam mengetahui letak gangguan
iv. Lebih murah
Kerugian :
i. Karena berada diruang terbuka, maka cuaca sangat berpengaruh terhadap
kehandalannya, dengan kata lain mudah terjadi gangguan dari luar, seperti gangguan
hubungan singkat, gangguan tegangan bila tersambar petir, dan gangguan lainnya.
ii. Dari segi estetika/keindahan kurang, sehungga saluran transmisi bukan pilihan yang
ideal untuk transmisi di dalam kota.
2. Saluran Kabel Bawah Tanah
Keuntungan : Tidak mengganggu keindahan kota dan juga tidak mudah terjadi ganggguan
Kelemahan : biaya instalasi mahal serta sulit menentukan titik gangguan dan perbaikannya
Klasifikasi tegangan transmisi listrik dengan saluran kabel dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) dengan orde tangangan 30kV-150kV
2. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) dengan orde tangangan 6kV 20kV
3. Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR) dengan orde tangangan 40V-1000V
KATEGORI SALURAN TRANSMISI BERDASARKAN ARUS LISTRIK
Saluran Transmisi AC : didalam system AC, penaikan dan penurunan tegangannya
sangat mudah dilakukan dengan bantuan transformator dan juga memiliki 2 sistem,
sistem fasa tunggal dan sistem fasa tiga
2. Saluran Transmisi DC : dalam saluran transmisi DC, daya guna atau efesiensinya tinggi
karena mempunyai factor daya = 1, tidak memiliki masalah terhadap stabilitas terhadap
system, sehingga dimungkinkan untuk penyaluran jarak jauh dan memiliki isolasi yang
lebih sederhana.
1.
KATEGORI SALURAN TRANNSMISI BERDASARKAN TEGANGAN
1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) : 200kV-500kV Pada umumnya
saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit dengan kapastas 500 kV.
2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) : 30kV-150kV Pada saluran transmisi ini
memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai 150Kv
3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30kV-150kV Saluran transmisi ini
menggunakan kabel bawah tanah
H. PENGAMAN TRANSFORMATOR
a) Proteksi
Sistem proteksi ini mendeteksi kondisi abnormal dalam suatu rangkaian listrik dengan
mengukur besaran-besaran listrik yang berbeda antara kondisi normal dengan kondisi
abnormal. Ada beberapa kriteria yang perlu diketahui pada pemasangan suatu sistem proteksi
dalam suatu rangkaian sistem tenaga listrik yaitu :
i.
Sensitifitas (kepekaan)
Sensitifitas adalah kepekaan rele proteksi terhadap segala macam gangguan dengan
tepat yakni gangguan yang terjadi di daerah perlindungannya.
ii. Selektifitas dan diskriminatif
Selektif berarti suatu sistem proteksi harus dapat memilih bagian sistem yang harus
diisolir apabila rele proteksi mendeteksi gangguan. Kecapatan
Sistem proteksi perlu memiliki tingkat kecepatan sebagaimana ditentukan sehingga
meningkatkan mutu pelayanan, keamanan manusia, peralatan dan stabilitas operasi.
iii. Keandalan
Suatu sistem proteksi dapat dikatakan andal jika selalu berfungsi sebagaimana yang
diharapkan. Sistem proteksi disebut tidak andal bila gagal bekerja pada saat dibutuhkan
dan bekerja pada saat proteksi itu tidak seharusnya bekerja.
iv. Ekonomis
Suatu perencanaan teknik yang baik tidak terlepas tentunya dari pertimbangan nilai
ekonomisnya. Suatu rele proteksi yang digunakan hendaknya ekonomis mungkin
dengan tidak mengesampingkan fungsi dan keandalannya.
b) Tipe Proteksi
ο‚· Proteksi utama
ο‚· Proteksi pembantu
c) Pertimbangan Pemilihan
Perencanaan sistem pengaman transformator harus mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut.
I. Jenis transformator yang diamankan
Jenis transformator ini sangat menentukan sistem pengaman yang harus diterapkan.
Jenis yang dimaksud disini adalah transformator daya untuk transmisi atau saluran
distribusi.
II. Ukuran transformator
Rating atau kemampuan transformator merupakan dasar pertimbangan yang penting
dalam perencanaan sistem pengaman. Ukuran transformator biasanya diberikan
dalam besaran ranting tegangan dan daya, misalnya 15 KV/150 KV.
III. Jenis pendingin
Ada beberapa jenis pendinginan yang digunakan pada transformator tenaga, antara
lain pendingin dengan kipas untuk minyak bersikulasi secara alamiah atau secara
paksa, pendinginan dengan air dan sejenisnya.
IV. Lokasi pemakaian
Sistem jaringan tenaga listrik dimana transformatorm dipasang merupakan faktor
yang juga dipertimbangkan. Hal ini terutama berkaitan dengan kemungkinan
gangguan yang terjadi pada transformator.
JENIS-JENIS PENGAMAN TRANSFORMATOR DAYA
a.
b.
c.
d.
Relai Buchoolz
Relai Jansen
Relai tekanan lebih
Relai HV/LV Winding Temperature
e.
f.
Relai arus lebih
Relai rangki putih
TUJUAN PEMASANGAN RELAI PROTEKSI TRAFO TEGANGAN
i. Mencegah kerusakan transformator akibat adanya gangguan/ ketidak normalan yang
terjadi pada transformator atau gangguan pada bay transformator.
ii. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang dapat
membahayakan peralatan atau sistem.
iii. Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau yang mengalami
keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga kerusakan instalasi yang
terganggu atau yang dilalui arus gangguan dapat dihindari atau dibatasiseminimum
mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat beroperasi.
iv. Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya.
v. Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang terbaik kepadakonsumen.
vi. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan ole listrik.
I. JENIS HUBUNGAN TRANSFORMATOR 3 FASA
1. Hubungan Bintang-Bintang, Wye-Wye (Y-Y)
Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan
sekunder adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30°
antara tegangan fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan
sekundernya. Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban
seimbang. Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama
dengan nol.
Tegangan masing-masing primer phasa adalah :
π‘‰π‘β„Žπ‘ƒ =
𝑉𝐿𝑃
√3
Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan belitan
transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder pada
transformator hubungan Y-Y adalah :
𝑉𝐿𝑃 √3 π‘‰π‘β„Žπ‘ƒ
=
=π‘Ž
𝑉𝐿𝑆 √3 π‘‰π‘β„Žπ‘†
2. Hubungan Bintang-Segitaga, Wye-Delta (Y-βˆ†)
Transformator hubungan Y-Δ, digunakan pada saluran transmisi sebagai penaik
tegangan. Rasio antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/
√3 kali rasio setiap trafo. Terjadi sudut 30° antara tegangan fasa-fasa antara primer dan
sekunder yang berarti bahwa trafo Y-Δ tidak bisa diparalelkan dengan trafo Y-Y atau trafo ΔΔ. Hubungan transformator Y-Δ dapat dilihat pada Gambar 2.15. Pada hubungan ini tegangan
kawat ke kawat primer sebanding dengan tegangan phasa primer, dan tegangan kawat ke kawat
sekunder sama dengan tegangan phasa , sehingga diperoleh perbandingan tegangan pada
hubungan Y-Δ adalah :
𝑉𝐿𝑃 √3 π‘‰π‘β„Žπ‘ƒ
=
= √3π‘Ž
𝑉𝐿𝑆
π‘‰π‘β„Žπ‘†
3. Hubungan Segitiga-Bintang, Delta-Wye (βˆ†-Y)
Transformator hubungan Δ-Y, digunakan untuk menurunkan tegangan dari tegangan
transmisi ke tegangan rendah. Transformator hubungan Δ-Y dapat dilihat pada Gambar. Pada
hubungan Δ-Y, tegangan kawat ke kawat primer sama dengan tegangan phasa primer, dan
tegangan sisi sekundernya, maka perbandingan tegangan pada hubungan Δ-Y adalah :
π‘‰π‘β„Žπ‘ƒ
𝑉𝐿𝑃
π‘Ž
=
=
𝑉𝐿𝑆 √3π‘‰π‘β„Žπ‘  √3
4. Hubungan Segitiga-Segitiga, Delta-delta (βˆ†-βˆ†)
Pada transformator hubungan Δ-Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama
untuk sisi primer dan sekunder transformator (VRS = VST = VTR = VLN), maka perbandingan
tegangannya adalah :
𝑉𝐿𝑃 π‘‰π‘β„Žπ‘ƒ
=
=π‘Ž
𝑉𝐿𝑆 π‘‰π‘β„Žπ‘†
Sedangkan arus pada transformator hubungan (βˆ†-βˆ†):
𝐼𝐿 = √3𝐼𝑃
Dimana:
𝐼𝐿 = arus line to line
𝐼𝑃 = arus phasa
J. TRAFO INSTRUMENT
Transformator instrument atau Transformator ukur Untuk proses pengukuran digardu induk
diperlukan tranformator instrumen.
Tranformator instrument ini dibagi atas dua kelompok yaitu:
a. Transformator Tegangan
adalah trafo satu fasa yang menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan rendah yang
dapat diukur dengan Voltmeter yang berguna untuk indikator, relai dan alat sinkronisasi.
Transformator dipakai untuk mencatui rangkaian tegangan alat penunjuk, dan rele
pengaman. Batas dasar dari trafo tegangan adalah perbandingan transformasi dan bebannya,
dalam
hal
ini
jumlah
beban
diberikan
oleh
alat
yang
tersambung.
Pengaruh:
-
pengaruh yang ada pada transformator tegangan
-
perubahan tegangan
frekuensi
arus sekunder (VA)
power faktor sekunder
b. Tranformator Arus
Current Transformer atau yang biasa disebut Trafo arus adalah tipe instrument trafo
yang didesain untuk mendukung arus yang mengalir pada kumparan sekunder sebanding
dengan arus bolak-balik yang mengalir pada sisi primer. Secara umum Trafo ini digunakan
untuk mengukur dan melindungi rele pada industri atau perkantoran yang memakai tegangan
tinggi di mana trafo ini mempunyai fasilitas pengukuran yang aman dalam mengukur jumlah
arus yang besar begitu juga dengan tegangan yang tinggi.
Cara kerja dari trafo arus ini: Jika pada kumparan primer mengalir arus I1, maka pada
kumparan primer akan timbul gaya gerak magnet sebesar N1 I1. gaya gerak magnet ini
memproduksi fluks pada inti. Fluks ini membangkitkan gaya gerak listrik pada kumparan
sekunder. Jika kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder mengalir arus I2.
Arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N2I2 pada kumparan sekunder.
c. Transformator Bantu (Auxilliary Transformator)
Trafo yang digunakan untuk membantu beroperasinya secara keseluruhan gardu induk
tersebut. Dan merupakan pasokan utama untuk alat-alat bantu seperti motor-motor listrik 3 fasa
yang digunakan pada motor pompa sirkulasi minyak trafo beserta motor motor kipas pendingin.
Yang paling penting adalah sebagai pemasok utama sumber tenaga cadangan seperti sumber
DC, dimana sumber DC ini merupakan sumber utama jika terjadi gangguan dan sebagai
pasokan tenaga untuk proteksi sehingga proteksi tetap bekerja walaupun tidak ada pasokan arus
AC.
K. PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR
JENIS-JENIS TRAFO DAN PENGGUNAANNYA
i.
Trafo daya
Adalah trafo yang biasa digunakan di GI baik itu GI baik itu GI Pembangkit dan GI
Distribusi dimana trafo tersebut memiliki kapasitas daya yang besar. Di GI Pembangkit, trafo
digunakan untuk menaikkan tegangan ke tegangan transmisi/tinggi (150/500kV). Sedangkan
di GI Distribusi, trafo digunakan untuk menurunkan tegangan transmisi ke tegangan
primer/menengah (11,6/20kV).
ii.
Trafo Distribusi
Adalah trafo yang digunakan untuk menurunkan tegangan menengah (11,6/20kV)
menjadi tegangan rendah (220/380V). Trafo ini tersebar luas di lingkungan masyarakat dan
mudah mengenalinya karena biasa dicantol di tiang. Oleh karena itu, biasa juga disebut
dengan gardu cantol. Dalam tulisan ini, penulis hanya membahas tentang trafo ini saja.
iii.
Trafo Tegangan (Potensial Trafo)
Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa besaran
tegangan dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder. Trafo ini biasa
digunakan untuk pengukuran tak langsung beban yang mengalir ke pelanggan kemudian
membatasinya. Selain itu bisa juga besaran tegangannya diambil sebagai input data masukan
peralatan pengaman jaringan.
iv.
Trafo Arus (Current Trafo)
Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa besaran arus
dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder. Trafo ini biasa digunakan
untuk pengukuran tak langsung beban arus yang mengalir ke pelanggan kemudian
membatasinya. Selain itu bisa juga besaran arusnya diambil sebagai input data masukan
peralatan pengaman jaringan.
FUNGSI TRAFO ARUS
Fungsi trafo arus dibedakan menjadi dua yaitu:
a) Trafo arus pengukuran
- Trafo arus pengukuran untuk metering memiliki ketelitian tinggi pada daerah kerja
(daerah pengenalnya) 5% - 120% arus nominalnya tergantung dari kelasnya dan
tingkat kejenuhan yang relatif rendah dibandingkan trafo arus untuk proteksi.
- Penggunaan trafo arus pengukuran untuk Amperemeter, Watt-meter, VARh-meter,
dan cos Ο• meter.
b) Trafo arus proteksi
- Trafo arus untuk proteksi, memiliki ketelitian tinggi pada saat terjadi gangguan
dimana arus yang mengalir beberapa kali dari arus pengenalnya dan tingkat
kejenuhan cukup tinggi.
- Penggunaan trafo arus proteksi untuk relai arus lebih (OCR dan GFR), relai beban
lebih, relai diferensial, relai daya dan relai jarak.
PENYEBAB GANGGUAN TRAFO
1. Tegangan Lebih Akibat Petir
Gangguan ini terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa, sehingga
menimbulkan gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa tersebut dan
menimbulkan gangguan pada trafo. Hal ini dapat terjadi karena arrester yang terpasang tidak
berfungsi dengan baik, akibat kerusakan peralatan/pentanahan yang tidak ada. Pada kondisi
normal, arrester akan mengalirkan arus bertegangan lebih yang muncul akibat sambaran petir
ke tanah. Tetapi apabila terjadi kerusakan pada arrester, arus petir tersebut tidak akan dialirkan
ke tanah oleh arrester sehingga mengalir ke trafo. Jika tegangan lebih tersebut lebih besar dari
kemampuan isolasi trafo, maka tegangan lebih tersebut akan merusak lilitan trafo dan
mengakibatkan hubungan singkat antar lilitan.
2. Overload dan Beban Tidak Seimbang
Overload terjadi karena beban yang terpasang pada trafo melebihi kapasitas maksimum
yang dapat dipikul trafo dimana arus beban melebihi arus beban penuh (full load) dari trafo.
Overload akan menyebabkan trafo menjadi panas dan kawat tidak sanggup lagi
menahan beban, sehingga timbul panas yang menyebabkan naiknya suhu lilitan tersebut.
Kenaikan ini menyebabkan rusaknya isolasi lilitan pada kumparan trafo.
3. Loss Contact Pada Terminal Bushing
Gangguan ini terjadi pada bushing trafo yang disebabkan terdapat kelonggaran pada
hubungan kawat phasa (kabel schoen) dengan terminal bushing. Hal ini mengakibatkan tidak
stabilnya aliran listrik yang diterima oleh trafo distribusi dan dapat juga menimbulkan panas
yang dapat menyebabkan kerusakan belitan trafo.
4. Isolator Bocor/Bushing Pecah
Gangguan akibat isolator bocor/bushing pecah dapat disebabkan oleh :
i. Flash Over
Flash Over dapat terjadi apabila muncul tegangan lebih pada jaringan distribusi seperti
pada saat terjadi sambaran petir/surja hubung. Bila besar surja tegangan yang timbul menyamai
atau melebihi ketahanan impuls isolator, maka kemungkinan akan terjadi flash over pada
bushing. Pada system 20 KV, ketahanan impuls isolator adalah 160 kV. Flash over
menyebabkan loncatan busur api antara konduktor dengan bodi trafo sehingga mengakibatkan
hubungan singkat phasa ke tanah.
ii. Bushing Kotor
Kotoran pada permukaan bushing dapat menyebabkan terbentuknya lapisan penghantar
di permukaan bushing. Kotoran ini dapat mengakibatkan jalannya arus melalui permukaan
bushing sehingga mencapai body trafo. Umumnya kotoran ini tidak menjadi penghantar sampai
endapan kotoran tersebut basah karena hujan/embun.
5. Kegagalan Isolasi Minyak Trafo/Packing Bocor
Kegagalan isolasi minyak trafo dapat terjadi akibat penurunan kualitas minyak trafo
sehingga kekuatan dielektrisnya menurun. Hal ini disebabkan oleh :
i. Packing bocor, sehingga air masuk dan volume minyak trafo berkurang.
ii. Karena umur minyak trafo sudah tua.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Isi Makalah
1. Kesesuaian Isi dengan Judul Makalah
Makalah yang diringkas sebelumnya berjumlah 11 materi dengan judulnya sebagai
berikut:
ο‚·
Prinsip Dasar Transformator
ο‚·
Rangkaian Beban Pada Transformator
ο‚·
Rangkaian Ekuivalen Transformator
ο‚·
Kerugian Pada Transformator
ο‚·
Pengujian pada Transformator
ο‚·
Trafo Distribusi
ο‚·
Trafo Transmisi
ο‚·
Pengaman Transformator
ο‚·
Jenis Hubungan Trafo 3 Fasa
ο‚·
Trafo Instrumen
ο‚·
Pemeliharaan Trnasformator
Selanjutnya, akan dibahas satu persatu tentang kesesuaian isi dengan judul yang
dicantumkan.
Pada makalah pertama, di bagian bab pertama penulis memaparkan pengenalan
transformator beserta sejarah atau asal-usul ditemukannya transformator. Pada bagian
pembahasannya, penulis memaparkan beberapa sub materi seperti prinsip kerja transformator,
simbol transformator dan jenis-jenis transformator.
Pada makalah kedua, di bagian bab pertama penulis memaparkan pengenalan listrik dan
transfomator. Di bagian bab kedua penulis mengawalinya dengan menjelaskan prinsip dasar
kerja pada transformator. Selanjutnya, sub materi berikutnya menjelaskan kerja trafo ketika
diberi beban dan tidak diberi beban. Pada makalah kedua, penulis dapat menyesuaikan isi
materi dengan judul makalah karena selain memberi penjelasan, penulis juga memaparkan
rangkaian ketika trafo tidak diberi beban dan ketika diberi beban.
Pada makalah ketiga, di bagian bab pertama penulis memaparkan pengenalan trafo sama
seperti halnya makalah pertama. Di bagian bab kedua, sama seperti halnya makalah kedua
diawali dengan pengenalan prinsip kerja transformator baru ke permasalahannya, yaitu
rangkaian ekuivalen transformator. Dibagian kedua juga dipaparkan rangkaian, rumus dan
gambar trafo dalam bentuk vektor atau persamaan lainnya. Pada makalah ketiga, penulis
mampu menyesuaikan isi makalah dengan judul makalah
Pada makalah keempat, bab pertama penulis memaparkan berisi pengenalan
transformator dan prinsip kerjanya. Di bagian kedua, penulis menjelaskan sedikit tentang trafo
lalu masuk ke inti permasalahan. Terdapat beberapa rugi yang dijelaskan seperti rugi tembaga,
rugi eddy, rugi arus dan rugi lainnya.
Pada makalah kelima, pada bab pertama penulis memaparkan tentang pengenalan listrik
dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Dibagian kedua, penulis menjelaskan materinya
sesuai dengan rinci dan menjelaskan jenis-jenis pengujian pada transformator. Hanya saja pada
bab ketiga dibagian kesimpulan penulis meringkaskan hasilnyaa tidak sesuai dengan isi materi
di bab dua. Pada makalah kelima, penulis tidak mampu menyesuaikan hasil materinya dengan
kesimpulannya.
Pada makalah keenam, pada bab pertama penulis memaparkan tentang listrik dan
aplikasinya dalan penggunaan mayarakat dalam mememuhi kebutuhannya. Selanjutnya pada
bab kedua, penulis menjelaskan pengertian pada jaringan distribusi dan menjelaskan
bagaimana bentuk trafo distribusi tersebut. Setelah itu, penulis juga menjelaskan tentang
beberapa alat pengaman dan beberapa gangguan yang sering terjadi pada trafo distribusi. Pada
makalah keenam., penulis mampu menyesuaikan isi materi dengan judul makalah.
Pada makalah ketujuh, pada bab pertama penulis langsung menjelaskan pengertian
saluran transmisi. Selanjutnya, pada bab kedua penulis menjelaskan tentang transformator dan
jenisnya di dalam saluran transmisi. Selanjutnya juga dijelaskan beberapa komponen yang ada
pada saluran transmisi dan menjelaskan beberapa jenis saluran transmisi baik berdasarkan
pemasanganya, peletakannya, ataupun tegangannya. Pada makalah ketujuh, penulis tidak
mampu menyesuaikan isi materi dengan judul makalah dikarenakan judul makalah menuliskan
trafo transmisi sedangkan isi materi menjelaskan komponen, jenis jaringan, dan pengertiannya.
Pada makalah kedelapan, penulis menjelaskan tentang pengertian tentang transformator
pada bagian bab pertama. Di bab kedua, penulis langsung masuk ke inti dan menjelaskan
tentang pengaman transformator beserta jenis dan peletakannya. Pada makalah kedelapan,
penulis mampu menyesuaikan isi materi dengan judul makalah.
Pada makalah kesembilan, penulis menyusun makalah mengenai hubungan transformator
tiga fasa. Di bagian bab pertama, penulis menjelaskan tentang trnasformator dan
pembhasannya dijelaskan di bab dua sekaligus jenis-jenis hubungan trafo tiga fasa. Isi materi
cukup sederhana disertai gambar dan rangkaian sebagai alat untuk memahami pengertian
tersebut. Pada makalah ini penulis juga mampu menyesuaikan isi materi dengan judul makalah.
Pada makalah kesepuluh, penulis tidak menyesuaikan isi bab pertama dengan judul
makalah. Penulis justru menjelaskan tentang buku yang digunakan sebagai referensi penulis
dalam membuat makalah. Selanjutnya, di bab kedua penulis mampu menyesuaikan isi makalah
dengan judul makalah hanya saja susunannya tidak teratur karena penulis menjelaskan trafo
instrumen dulu baru ke bagian sub materi tentang pengertian trafo.
Pada makalah kesebelas, penulis tidak mampu menyesuaikan isi materi dengan judul
makalah. Bahkan di bagian bab kedua, penulis hanya menuliskan pemeliharan trafo pada
distribusi, tidak menjelaskan pemeliharan trafo dibagian lainnya.
2. Kerapian Makalah
Pada makalah pertama, makalah yang disusun cukup rapi dan sesuai dengan urutannya.
Hanya saja pada bagian daftar isi tidak dicantumkan halaman, di tiap lembaran juga tidak
dicantumkan halaman. Pada bagian daftar pustaka, ukuran tulisan yang digunakan hampir sama
besarnya dengan judulnya.
Pada makalah kedua, makalah yang disusun tidak sesuai dikarenakan tidak adanya
daftar isi.
Pada makalah ketiga, makalah yang disusun tidak sesuai dikarenakan tidak adanya
daftar isi. Selain itu, tiap tulisan memiliki jarak spasi yang berbeda-beda sehingga memberi
kesan sedikit berantakan.
Pada makalah keempat, makalah yang disusun sesuai dengan urutan dan ketentuan.
Kekurangannya terletak pada daftar isi yang tidak dicantumkan halamannya berada dimana
saja.
Pada makalah kelima, makalah yang disusun sesuai dengan urutan dan ketentuan.
Kekurangannya terletak pada bagian bab dua pembahasan dimana beberapa paragraf
menggunakan warna biru dibagian backgrundnya, nampak copy pastenya.
Pada makalah keenam, makalah yang disusun sesuai dengan urutan dan ketentuannya.
Kekurangannya di kata pengantar yang tidak menggunakan rata kanan kiri. Di bagian daftar
pustaka juga hanya mencantumkan link saja, tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pada makalah ketujuh, makalah yang disusun sesuai dengan urutan dan ketentuannya.
Kekurangannya terletak pada beberapa kalimat yang tidak diawali alinea baru (menggunakan
tab di tiap awal paragaraf).
Pada makalah kedelapan, makalah yang disusun tidak sesuai karena tidak dicantumkan
daftar isi.
Pada makalah kesembilan, makalah yang disusun sesuai dengan urutan dan
ketentuannya.
Pada makalah kesepuluh, makalah yang disusun sesuai dengan urutan ketentuannya.
Masalahnya terletak didaftar isi yang tidak memiliki ukuran huruf yang sama dengan yang
lainnya. Serta penyusunan materi di bab dua random dan tidak sesuai.
Pada makalah kesebelas, makalah yang disusun tidak menggunakan penulisan rata kiri
dan kanan. Lalu, pada daftar pustaka seharusnya tidak diberi penomoran.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil eview diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1) Penyusunan makalah yang ditulis sebagian besar sudah sesuai dengan ketentuan dan
aturan yang berlaku
2) Masih banyak di antara makalah yang belum sesuai isi pembahasan dengan judul
makalah
3) Kekurangan yang menonjol terdapat di kebanyakan makalah tidak memiliki daftar isi
dan halaman
4) Sebagian besar makalah lebih menjelaskan pengertian dan prinsip kerja transformator
4.2 Saran
Sebaiknya, dalam menyusun makalah hendaknya diperhatikan dulu kerangka dan
langkah-langkah dalam pembuatan makalah. Ketika ingin mereview makalah, sebaiknya
perhatikan dulu kesesuaian isi materi dengan judul makalah.
Download