See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/335676705 Studi Implementasi Metode Queueing Melalui Teknologi Medical Imaging Pada PACS (Picture Archiving and Communication System) Article · September 2019 CITATIONS READS 0 291 1 author: Ade Firdaus Universitas Mercu Buana 1 PUBLICATION 0 CITATIONS SEE PROFILE Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Biomedical Imaging View project All content following this page was uploaded by Ade Firdaus on 07 September 2019. The user has requested enhancement of the downloaded file. Studi Implementasi Metode Queueing Melalui Teknologi Medical Imaging Pada PACS (Picture Archiving and Communication System) Ade Firdaus1 Fakultas Teknik, Magister Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana Jakarta, Indonesia [email protected] Abstract—Penelitian ini berisi tentang studi literatur terkait penggunaan Metode Queueing pada modalitiy medical imaging di rumah sakit yaitu PACS (Picture Archiving and Communication System) dimana studi literatur tersebut di maksudkan untuk menemukan suatu pemahaman apakah Metode Queueing memiliki suatu implikasi dalam penerapannya pada modalitity PACS dan hal lainnya juga apakah metode queueing juga dapat di implikasikan dalam hal antrian bila di lihat dari proses pelayanan antrian di suatu rumah sakit dalam menggunakan PACS, tidak hanya sampai di situ Metode Queueing juga dapat di implementasikan dalam manajemen kualitas jaringan dimana hal tersebut juga dapat di telaah dalam penggunaan modalitas PACS di suatu rumah sakit. Setelah di lakukan studi literatur dapat di temukan suatu kesimpulan bahwa metode Queuing dapat di implementasikan pada mode pelayanan berbasis kesehatan di antaranya sebagai suatu model perhitungan antrian pasien dan juga mengatur penggunaan bandwith dalam melihat kualitas jaringan. Keywords—Queueing, PACS, DICOM, HL 7, Bandwith 1. PENDAHULUAN ICT pada healthcare sejauh ini merupakan topik pembahasan yang paling menarik untuk terus di ikuti perkembangannya. Hal itu karena sejauh ini ICT pada bidang healthcare adalah sesuatu yang begitu banyak di perlukan oleh para praktisi kesehatan juga pasien untuk memudahkan segala bentuk penanganan yang berkaitan pelayanan dalam kesehatan. Pengarsipan gambar dan sistem komunikasi, Picture Archiving and Communication System (PACS) mengalami perkembangan pesat selama beberapa tahun terakhir, dipengaruhi oleh teknologi baru, koneksi jaringan yang lebih cepat, dan peningkatan teknis lainnya. PACS menangani suatu tugas yang bertujuan untuk menggantikan gambar medis lama berbasis film analog dan alur kerja yang biasanya ada di rumah sakit dan praktiksi medis agar dapat terhubung satu dan lainnya. Dalam PACS, gambar diperoleh dari modalitas pencitraan medis seperti Computer Tomography (CT), X-ray atau pencitraan kedokteran nuklir dan disimpan secara digital, lalu memproses gambar-gambar ini dan membuatnya mudah diakses dari stasiun kerja yang berbeda dalam lingkungan medis di rumah sakit. Oleh karena itu, PACS modern terdiri dari komponen akuisisi gambar, pengontrol, server basis data, sistem pengarsipan, dan jaringan yang mendasarinya untuk menghubungkannya. Masingmasing komponen ini perlu memenuhi persyaratan perangkat keras dan perangkat lunak tertentu agar dapat saling terhubung. Oleh karena itu PACS juga dapat berinteraksi dengan sistem rumah sakit lainnya, misalnya saja Sistem Informasi Radiologi, Radiology Information System (RIS) dan Sistem Informasi Rumah Sakit, Hospital Information System (HIS), untuk menambahkan data pasien atau untuk mendukung alur kerja dalam pemeriksaan radiologi. Gambar disimpan dalam arsip dan dapat diminta dari beberapa stasiun kerja PACS, di mana dokter dan ahli radiologi dapat memeriksa gambar untuk diagnosis pasien, menulis laporan, mempersiapkan prosedur medis atau membandingkannya dengan studi pemeriksaan sebelumnya. Workstation pada alat PACS juga menyediakan perangkat lunak yang kompleks untuk menganalisis gambar, misalnya Animasi 3D dan diagnosis dengan bantuan komputer. Selain itu, PACS menggunakan standar industri seperti DICOM dan HL7 untuk meningkatkan kompatibilitas dengan modalitas pencitraan.[1] Oleh karena perkembangan PACS yang cukup signifikan itu menarik untuk di teliti bagaimana kemungkinan implikasinya terhadap berbagai macam model statistika dan metode matematika dalam mengamati setiap penggunaan modality tersebut pada teknologi medical imaging. Pada penelitian ini semua pokok bahasan terpusat pada studi literatur yang berkaitan dengan PACS dan segala hal tentang Metode Queueing dengan kemungkinan implementasinya dalam fungsi kerja PACS di suatu rumah sakit. 2. STUDI LITERATUR 2.1. PACS Perkembangan pertama radiologi digital dan dasar-dasar Sistem Gambar dan Komunikasi (PACS) terjadi pada 1970an. Namun, implementasi praktis dari sistem kerja dimulai pada awal 1980-an dan konsep seperti itu menjadi populer (Lemke, 2003). Istilah "PACS" diciptakan oleh Duerinckx (Duerinkx 2003) pada tahun 1982 tak lama sebelum Konferensi Internasional pertama dan Lokakarya tentang Pengarsipan Gambar dan Sistem Komunikasi di California. Sejak itu, ada banyak konferensi mengenai teknologi PACS, misalnya pertemuan Asosiasi Teknologi Pencitraan Medis Ade Firdaus – UAS Proses Random - Universitas Mercu Buana | pg. 1 Jepang (JAMIT) sejak tahun 1982 dan EuroPACS sejak tahun 1984. Dengan semakin populernya sensor digital dalam ilmu kedokteran, jumlah data digital yang dihasilkan di rumah sakit dan praktik medis meningkat secara eksponensial. Selain teknologi digital, seperti Computer Tomography Scann (CT), pencitraan kedokteran nuklir, Medical Resonance Imaging (MRI), teknologi analog seperti X-ray juga mampu menghasilkan gambar digital selain film analog saat ini. PACS menyediakan metode penanganan yang efisien untuk pencitraan medis dan implementasi PACS selanjutnya termasuk bentuk media lain, misalnya bahan audio atau film juga dapat di realisasikan untuk keperluan pemeriksaan radiologi. Gambar dapat dilihat dan dibandingkan di workstation, memberikan banyak keuntungan seperti tampilan simultan di lokasi yang berbeda dan perangkat lunak grafis yang kuat dan Ini juga dapat mengarah pada percepatan proses medis terkait dan menghemat biaya. Gambar 1.1 menunjukkan contoh workstation pada PACS. Sedangkan di masa lalu, PACS hanya ada di rumah sakit besar, namun hari ini juga sudah terjadi pengembangan lain yaitu koneksi area luas yang lebih cepat (WAN) dan komunikasi nirkabel yang dapat menyalurkan penelitian PACS ke arah teleradiologi, yaitu kerja sama lembaga medis dengan ahli radiologi jarak jauh, misalnya melalui perangkat seluler dan transfer data yang cepat.[4] MRI dan pencitraan kedokteran nuklir (PET / SPECT) ditangkap secara digital, gambar-gambar dari pemindai sinarX harus didigitalkan terlebih dahulu. Gambar dapat ditransmisikan dari modalitas menggunakan antarmuka yang ditentukan. Antarmuka DI-COM adalah standar yang paling sering digunakan pada saat ini. (Heitmann 2006) [7] Karena kenyataan bahwa banyak peralatan pencitraan tidak mendukung standar industri, seperti standar DICOM, komputer akuisisi juga disebut gateway akuisisi sangat diperlukan untuk memungkinkan pertukaran digital gambar. Oleh karena itu komputer ditempatkan di antara modalitas dan jaringan PACS. Komputer menerima gambar dari modalitas pencitraan melalui antarmuka yang ditentukan, memprosesnya dan mengonversinya menjadi standar, yang didukung oleh PACS yaitu standar DICOM. Untuk pertukaran gambar antara modalitas dan gerbang akuisisi Huang [2] (Huang 1996) membedakan antara dua jenis antarmuka, antarmuka jaringan peer-to-peer menggunakan TCP / IP atau koneksi master-slave menggunakan akses memori langsung. Gambar 1.2 menunjukkan model sederhana dari proses akuisisi gambar. Gambar 1.2. Proses Akuisisi Gambar Dalam banyak sistem modalitas pencitraan atau gerbang akuisisi juga terhubung ke sistem informasi rumah sakit (HIS), Melalui antarmuka HIS, informasi pasien tambahan dapat ditambahkan ke gambar, menggunakan antarmuka HIS dan protokol HL7 (Huang 1996). 2.2.2. PACS Controller Gambar 1.1. Modalities PACS 2.2. Komponen dan Arsitektur PACS Meskipun ada banyak solusi PACS dari vendor yang berbeda, komponen dasarnya, standar dan sistem yang sesuai dari PACS sangatlah mirip pada umumnya. Hurlen et al. (Hurlen et al. 2008) [5] mendefinisikan sifat-sifat PACS, sebagai sistem yang biasanya memperoleh, menyimpan, mengirim, menampilkan, dan memproses gambar digital. Atas dasar definisi ini komponen lainnya juga dapat dipisahkan. Untuk mendapatkan dan memproses gambar, diperlukan komponen akuisisi gambar. Untuk menyimpan gambar, komponen database, dikendalikan oleh pengontrol PACS, yang merupakan komponen pengontrol pusat dalam PACS. 2.2.1. Komponen akuisisi gambar Gambar-gambar dari PACS diproduksi oleh beberapa modalitas pencitraan radiologis. Sementara gambar CT, USG, Pengontrol PACS adalah mesin utama PACS. Ini mengontrol semua transaksi dalam sistem antara komponen dan server databasenya dan sistem arsip. Gambar dan informasi pasien ditransmisikan dari modalitas pencitraan atau komputer akuisisi, sistem informasi radiologi (RIS) dan sistem informasi rumah sakit (HIS) ke pengontrol PACS. Setelah menerima data, pengontrol melanjutkan pemrosesan data, terdiri dari tugas-tugas berikut (Huang 1996) yaitu di antaranya adalah mengekstraksi informasi teks yang menggambarkan hasil pemeriksaan yang diterima, memperbarui sistem manajemen basis data yang dapat diakses jaringan, menentukan workstation tempat scanning yang baru dihasilkan lalu harus diteruskan Secara otomatis untuk mengambil gambar perbandingan yang diperlukan dari arsip data, optimalisasi gambar secara otomatis (kontras optimal, kecerahan dan orientasi yang benar), Melakukan kompresi data gambar, Mengarsipkan gambar dan menghapus gambar yang diarsipkan dari komputer akuisisi, dan Melayani permintaan arsip dari workstation atau pengontrol lainnya Properti paling penting dari pengontrol PACS bekerja sama dengan sistem pengarsipannya adalah untuk memenuhi integritas data dan efisiensi sistem. Oleh karena itu, sistem ini harus memastikan bahwa tidak ada data yang hilang setelah menerimanya dari modalitas pencitraan. Selama gambar tidak Ade Firdaus – UAS Proses Random - Universitas Mercu Buana | pg. 2 diarsipkan dalam arsip jangka panjang, PACS selalu menyimpan dua salinannya dalam penyimpanan yang berbeda. Selain itu, akses dari workstation ke arsip harus secepat mungkin dapat di lakukan.(Heitmann 2006) [7] 2.2.3. Database Server dan sistem pengarsipan Seperti yang sudah di bahas sebelumnya tentang server database dan sistem pengarsipan adalah bagian dari pengontrol PACS. Ada berbagai cara untuk membangun komponen pengarsipan pusat dari PACS, tetapi secara umum tugas-tugas utama itu dapat diuraikan dengan pernyataan Strickland [3] (Strickland 2000) berikut yaitu "Basis data PACS memastikan bahwa semua gambar secara otomatis dikelompokkan ke dalam pemeriksaan yang benar, diperintahkan secara kronologis, berorientasi dengan benar dan diberi label, dan dapat dengan mudah diambil dengan menggunakan berbagai kriteria (misalnya, nama, nomor rumah sakit, tanggal, merujuk dokter, dll). Semua studi pencitraan seorang pasien segera tersedia di PACS yang mendorong peninjauan pemeriksaan dengan studi sebelumnya dan perbandingan antar moda ”. Oleh karena itu server basis data PACS harus terdiri dari basis data berlebih dengan perangkat lunak basis data komersial identik yang andal (misalnya Oracle, MySQL), yang mendukung Structured Query Language (SQL). Sistem harus mencerminkan data dalam dua server basis data, untuk memastikan penanganan data yang stabil bahkan dalam kasus kegagalan sistem atau kerusakan disk. Sistem basis data PACS harus dihubungkan dengan sistem informasi radiologi, RIS, dan HIS, untuk memungkinkan pengumpulan informasi pasien tambahan.(Huang 1996) Perangkat keras sistem basis data harus menggunakan unit pemrosesan pusat multipel cepat dan antarmuka berkinerja, seperti SCSI (Small Computer System Interface), S-ATA (Serial-Advanced Technology Attachments) dan antarmuka jaringan yang cepat. Dengan konfigurasi ini, sistem dapat mendukung pemrosesan paralel dan transfer gambar secara simultan ke jaringan atau perangkat jaringan yang berbeda (Huang 1996). Komponen penyimpanan biasanya dipisahkan dalam arsip jangka pendek yang cepat dan arsip jangka panjang yang lebih lambat, lebih murah, dan lebih besar. RAID 5 menggunakan konsep stripping dan parity, untuk meningkatkan kecepatan transfer. dan untuk menyeimbangkan beban kerja antar disk. RAID level 1 dan 5 dapat dikombinasikan. Kapasitas arsip jangka pendek setidaknya harus cukup besar untuk membuat semua gambar dihasilkan dalam waktu dua minggu. Namun, dengan alasan mengurangi biaya untuk hard disk sekarang ini dimungkinkan untuk mengimplementasikan arsip jangka pendek dengan kapasitas yang lebih baik, cukup besar untuk menyimpan data gambar dua tahun.(Heitmann 2006). Sebagai contoh: 880 gigabyte cache pool dari institusi radiologi Munich dapat menyimpan gambar dari semua pemeriksaan dalam 4-5 bulan terakhir (Wirth et al. 2005). Salah satu tugas terpenting PACS adalah memastikan arsip data gambar jangka panjang yang tepat. Ini dipenuhi dalam arsip jangka panjang, arsip khusus dengan tingkat keamanan tinggi dan toleransi kesalahan tinggi. Arsip jangka panjang perlu menjamin penyimpanan gambar antara 10-30 tahun, sebagaimana diatur oleh undang-undang. Oleh PACS, arsip ini direalisasikan secara digital dan menggantikan ruang pengarsipan besar sebelumnya dan pekerja manusia untuk memilahnya. Teknologi penyimpanan yang paling banyak digunakan saat ini adalah pita magnetik, seperti teknologi Digital Linear Tape (DLT) dengan harga rata-rata 4 Euro per gigabyte. Teknologi lain adalah penggunaan MOD (drive magneto-optik) yang dipesan dalam MOD Jukeboxes. Wirth et al. (Wirth et al. 2005) mengatakan bahwa penerapan MOD adalah dengan 12 Euro per gigabyte tidak hemat biaya dan karenanya tidak lagi direkomendasikan. Mengikuti penurunan biaya untuk cakram optik dengan sekitar 1 Euro per gigabyte (Wirth et al. 2005), Compact Disc dan DVD telah menjadi lebih populer sebagai solusi murah untuk arsip jangka panjang. Beberapa cakram optik atau MOD dipesan dalam jukebox optik, yang memungkinkan pemuatan dan pembongkaran cakram yang cepat dan dapat dikontrol melalui antarmuka SCSI. Meskipun akses dan waktu transfer lebih lambat daripada teknologi lainnya, jukebox optik memenuhi persyaratan untuk arsip jangka panjang(Heitman 2006). Gambar 3 menunjukkan jukebox DVD optik yang berbeda dari seri Kintronics NSM dengan kapasitas hingga 5,2 terabyte (lihat(Kintronics 2008)). 2.2.4. Arsip jangka pendek (Short-term archive) Arsip jangka pendek digunakan sebagai cache system. Ini adalah penyimpanan paling mahal di PACS. Gambar dari penelitian dan pemeriksaan terakhir pertama kali disimpan di sana untuk memberikan akses cepat dari komponen tampilan. Seperti yang dikatakan sebelumnya kapasitas cache ini telah meningkat dalam 20 tahun terakhir. Sebagai perbandingan: Walaupun Huang merekomendasikan setidaknya 13,6 gigabyte RAID sebagai cache pada 1996 (Huang 1996), PACS dari Institut Radiologi Muich memiliki 880 gigabyte cache pool [6] (Wirth et al. 2005). Ini berkorelasi dengan memperluas ukuran data gambar medis melalui resolusi yang lebih tinggi. Arsip jangka pendek diwujudkan dengan hard disk S-ATA atau SCSI dalam array redundant disk, redundant array of inexpensive disks (RAID). Melalui penggunaan kecepatan transfer RAID antara 150 MB / s hingga 320 MB / s adalah memungkinkan untuk melakukan transfer data. Level RAID yang paling sering digunakan dalam PACS adalah level 1 dan level 5. Level RAID 1 mencerminkan data pada lebih dari satu disk, meningkatkan toleransi kesalahan, sedangkan level Gambar 1.3. Kintronics NSM DVD Jukeboxes Tren yang sebenarnya mulai mungkin adalah penggunaan sistem hard disk khusus. Sistem-sistem ini adalah solusi penyimpanan yang dapat diatasi dengan konten yang Ade Firdaus – UAS Proses Random - Universitas Mercu Buana | pg. 3 mengikuti prinsip RAIN (redundant-array-of-independentnode). Teknologi yang lebih baru ini memungkinkan penyimpanan konten tetap secara permanen (WORM, Write Once Read Many), dapat diskalakan hingga petabyte (10245 bytes) dan menyediakan waktu akses disk yang cepat (Wirth et al. 2005). [6] 2.2.5. Workstation Workstation adalah antarmuka manusia PACS. Kim et al.(kim 1991) [8] menulis bahwa workstation adalah titik kontak ahli radiologi dan dokter yang menangani pasien. Oleh karena itu, implementasi workstation sangat penting untuk keberhasilan PACS. Stasiun kerja atau Workstation adalah komputer dengan monitor yang terhubung untuk menampilkan informasi PACS. Gambar 1.4 menunjukkan solusi workstation dengan beberapa monitor. Ini setidaknya menyediakan mouse dan keyboard sebagai periferal untuk bekerja dengan data. Dokter dan ahli radiologi menggunakan workstation alih-alih kotak iluminasi sebelumnya dalam perawatan medis. Komputer workstation menjalankan perangkat lunak untuk komunikasi, akses basis data, menampilkan gambar, manajemen sumber daya dan untuk diproses. Menurut kemungkinan baru dalam grafik komputer, solusi PACS saat ini menawarkan alat perangkat lunak canggih, misalnya mendukung animasi 3D, penyorotan warna dan diagnosis dengan bantuan komputer (CAD). Heitmann (Heitmann 2006) membedakan antara empat jenis workstation: workstation untuk diagnosis primer dengan monitor resolusi tinggi (setidaknya 2500x2000 piksel), workstation untuk menulis laporan dengan resolusi lebih rendah (setidaknya 1000x1000 pixel), workstation untuk evaluasi terperinci dengan resolusi tinggi dan akselerasi grafik yang lebih cepat dan workstation untuk digitalisasi dan pencetakan, termasuk printer laser dan pemindai film laser. Selain itu, semua monitor memerlukan nilai kontras dan pencahayaan tertentu. Gambar 1.4. Komputer Workstation dengan dual layer monitor Untuk melihat dan menganalisis gambar yang disandikan warna, monitor warna adalah unsur. Jenis keempat adalah workstation untuk meninjau gambar, yang digunakan untuk komunikasi, untuk meninjau studi tertentu, untuk mempersiapkan prosedur medis dan untuk memutuskan di mana gambar harus dikirim atau disimpan. Tipe berikutnya dan kelima adalah workstation untuk teleradiologi, mendukung diagnosis biplane dan pencitraan sectional. Diagnosis Biplane dan sectional imaging adalah metode khusus dalam teleradiologi. Persyaratan perangkat keras untuk peninjauan gambar dan stasiun kerja teleradiologis sama dengan persyaratan workstation untuk demonstrasi. Akhirnya, jenis workstation keenam adalah workstation untuk penelitian, yang persyaratannya tergantung pada bidang studi. 2.2.6. Jaringan Karena pada satu sisi transfer gambar bersifat data intensif dan menyebabkan beban jaringan yang tinggi, di sisi lain akses cepat data gambar dari lokasi yang berbeda adalah salah satu atribut utama dari sistem PACS. Oleh karena itu diperlukan jaringan dasar tertentu. Direkomendasikan bahwa kelompok modalitas pencitraan yang lebih kecil dan gateway akuisisi mereka dikelompokkan dalam jaringan area lokal (LAN), banyak dari jaringan tersebut dihubungkan oleh jaringan area luas (WAN), yang disediakan oleh penyedia layanan Internet regional. Di masa depan, peningkatan kecepatan WAN akan memungkinkan rumah sakit bekerja bersama dalam jarak yang lebih besar dengan berbagi satu sistem PACS.(Knig dan Klose 1999) Untuk menjaga agar jaringan tetap sederhana dan dapat diskalakan untuk komputer berbasis standar UNIX dan Microsoft Windows, protokol TCP / IP direkomendasikan. Sebagai teknologi untuk jaringan area lokal, protokol Ethernet yang mengikuti standar IEEE 802.x atau mode transfer asinkron (ATM) dapat digunakan. ATM memungkinkan penentuan prioritas data tertentu, tetapi lebih sulit untuk diterapkan karena teknologi berbeda dari vendor ke vendor. Ethernet memberikan kecepatan jaringan yang lebih tinggi hingga 10 Gigabit / dtk, sementara ATM berjalan hingga 2,2 Gigabit / dtk. Dalam proses implementasi PACS, penting untuk menentukan koneksi jaringan yang paling banyak digunakan untuk mencegah neck-bottle (lihat(Heitman 2006)). Untuk menggambarkan aspek penting dalam jaringan PACS, Gambar 1.5 menunjukkan contoh jaringan PACS yang mungkin di rumah sakit kecil. Tiga modalitas pencitraan terhubung melalui gateway akuisisi, yang menggunakan jaringan area lokal, direalisasikan dengan sakelar Ethernet dan kabel Ethernet 100 Megabit / s. Sebagai contoh, tiga modalitas pencitraan ini ditempatkan di departemen radiologis. Selain itu, dalam LAN ini juga terdapat satu workstation (workstation 4) untuk memeriksa gambar yang baru saja diambil. LAN ini terhubung melalui kabel 1000 Megabit / s yang cepat melalui LAN lain, mungkin di gedung lain rumah sakit. Di LAN itu ada workstation untuk mencetak dan memindai film (workstation 3) dan dua workstation (workstation 1 dan 2) dengan beberapa monitor yang terhubung dengan 100 Megabit / s. Dua workstation ini bisa menjadi workstation untuk diagnosis primer, yaitu di ruang pemeriksaan. Pengontrol PACS dengan database dan sistem pengarsipannya terhubung dengan koneksi Ethernet 1000 Gigabit / s yang lebih cepat. Ini diperlukan untuk mencegah botol-leher pada koneksi controller, karena hampir setiap permintaan dalam PACS melewati controller (misalnya Menyimpan gambar, memuat gambar, meminta gambar perbandingan). Jaringan yang disajikan akan menjadi jaringan PACS kecil tapi dapat diandalkan. Kemungkinan perluasan jaringan ini adalah menghubungkan radiologi eksternal atau Ade Firdaus – UAS Proses Random - Universitas Mercu Buana | pg. 4 membagikan pengontrol PACS ini dan mengarsipkannya dengan rumah sakit lain melalui koneksi WAN yang cepat. Sejak rilis DICOM (Versi 3), lebih banyak layanan dan kelas ditambahkan ke standard, menawarkan banyak operasi dan kemungkinan yang meningkatkan alur kerja gambar medis digital. DICOM mendefinisikan struktur data, layanan yang berorientasi jaringan, format media untuk pertukaran data, manajemen alur kerja, presentasi tertentu dan persyaratan kesesuaian perangkat dan program.(Milden- berger et al. 2002) [9] Di bawah spesifikasi struktur data dan layanan jaringan, DICOM menstandarisasi kesesuaian: Setiap vendor yang ingin menggunakan DICOM pada modalitas pencitraan, harus menerbitkan daftar layanan yang dapat disediakan dan dapat digunakan oleh mesin. Ini memastikan integrasi yang mudah dari perangkat konform DICOM (lihat(Heitman 2006)). Meskipun DICOM menyediakan beberapa pedoman keamanan, dukungan untuk alur kerja yang dapat berkomunikasi dengan RIS, format media yang terdefinisi dengan baik dan kemungkinan untuk menyimpan klip khusus yang dibuat pada tinjauan gambar, tanpa menyimpan duplikat lain dari gambar (lihat(Mildenberger et al. 2002)). Kesimpulannya, DICOM memastikan kesesuaian tertentu antara perangkat yang sesuai DICOM, tetapi penting untuk diketahui, bahwa tidak setiap perangkat DICOM secara otomatis kompatibel dengan setiap perangkat DICOM lainnya. Kompatibilitas tergantung pada layanan yang diminta dan disediakan. Namun demikian DICOM sangat penting untuk pengembangan PACS karena ini adalah satu-satunya standar yang sering digunakan dalam pencitraan medis. Gambar 1.5 Jaringan PACS 2.2.9. HL7 Standard 2.2.7. Protokol komunikasi Untuk memberikan skalabilitas PACS, diperlukan standar industri yang ditentukan. Dalam dua puluh tahun terakhir DICOM dan HL7 menjadi standar yang diberlakukan dalam Instrumentasi Teknologi medis. Standar DICOM menentukan penanganan data pencitraan, sementara HL7 menangani pasien dan proses pemeriksaan. Dua standar akan diperkenalkan secara singkat di bagian ini. 2.2.8. DICOM Standard Seperti dalam modalitas pencitraan medis digital tahun 1970-an dan penggunaan komputer untuk menyimpan dan memproses gambar digital menjadi populer, American College of Radiology (ACR) dan National Electrical Manufacturing Association mulai bekerja sama dalam industri. Standar pada tahun 1983. Pada tahun 1985 pendirian ini menerbitkan Publikasi Standar ACR-NEMA. Ini mendefinisikan terminologi, struktur informasi dan pengkodean gambar digital. Namun, komunikasi gambar tidak ditentukan dalam tahun-tahun awal ini. Pada tahun 1993, versi 3.0 dari standar ini dirilis, sekarang diubah namanya menjadi Digital Imaging dan Communication in Medicine (DICOM). Seperti namanya, komunikasi dan pertukaran gambar sekarang dimasukkan. Sekarang menciptakan protokol jaringan standar menggunakan TCP / IP, memperkenalkan operasi Kelas Layanan dan penanganan Objek Informasi pengidentifikasian unik, yang memastikan bahwa DICOM independen dari jaringan fisik yang mendasarinya. Karena ekstensi DICOM ini (versi 3) realisasi PACS.(NEMA 2008) Standar ini disusun dalam beberapa bagian, yang masih dikembangkan oleh Kelompok Kerja ACR-NEMA untuk mengikuti kemajuan pesat dalam teknologi informasi medis. Standar Health Level 7 (HL7) adalah standar industri untuk pertukaran data medis, yang dikembangkan dan didistribusikan oleh Health Level 7 Inc.(HL7 2008), sebuah perusahaan AS. Meskipun standarnya ada di tangan komersial perusahaan, standar itu dapat digunakan secara gratis. Dalam makalah ini HL7 selalu digunakan untuk standar bukan untuk perusahaan. Versi terbaru yang disetujui sebagai standar ANSI adalah HL7 versi 2.6, tetapi konsep versi 3 tersedia di situs web mereka (lihat(HL7 2008)). Standar HL7 dibangun di atas lapisan aplikasi, lapisan ketujuh dari model referensi ISO / OSI. Ini mendefinisikan struktur data pesan teks untuk berkomunikasi antara aplikasi dalam lingkungan medis. Ini bisa berupa pertukaran data antara beberapa departemen di rumah sakit atau antara rumah sakit dan praktik medis yang berbeda. Dengan demikian ruang lingkup standar adalah untuk memfasilitasi implementasi antarmuka dalam aplikasi komputer dari beragam vendor. Sebagian besar implementasi RIS dan HIS mendukung pertukaran data melalui HL7. Oleh karena itu, PACS harus menyediakan antarmuka HL7 untuk berkomunikasi dengan sistem ini.(Huang 1996) Berbeda dengan DICOM, HL7 berorientasi teks dan mendefinisikan transfer data melalui pesan teks berbasis peristiwa. Situasi tipikal untuk pesan HL7 adalah pasien baru di rumah sakit, yang perlu diperiksa di departemen radiologi. Peristiwa ini akan memicu pengiriman pesan HL7 ke departemen radiologi, termasuk data pasien yang diperlukan. Dalam hal ini, HL7 mendefinisikan struktur data pesan dan arti dari bagian data yang berbeda. Setelah pengiriman pesan HL7 ini berhasil, departemen radiologi memiliki semua data yang diperlukan untuk menambahkan pemeriksaan yang akan datang ke dalam alur kerja departemen radiologi.(Heitmann 2006) Ade Firdaus – UAS Proses Random - Universitas Mercu Buana | pg. 5 Standar HL7 mendefinisikan beberapa peristiwa, tipe dan segmen pesan. Kejadian-kejadian ini mengontrol kapan suatu pesan harus disiarkan, misalnya ketika suatu peristiwa ADT ("Penerimaan, Pembuangan, Transfer") meningkat, pesan HL7 yang terhubung dengan pasien yang diperbarui dan data studi akan dikirim. Ada beberapa jenis pesan tergantung pada peristiwa yang dipicu. Jenis pesan ditentukan melalui segmen yang termasuk dalam pesan. Segmen adalah elemen data terkecil dalam standar HL7. Misalnya, segmen PID berisi data yang mengidentifikasi pasien. Setiap pesan harus menyertakan segmen header pesan di mana konstanta tertentu didefinisikan, seperti pengkodean pemisah dan jenis pesan (lihat(HL7 1998)). 2.2.10. Sistem terkait Bagian ini memperkenalkan dua sistem terkomputerisasi lain yang muncul dalam konteks teknologi informasi medis, Sistem Informasi Rumah Sakit dan Sistem Informasi Radiologi. HIS - sistem informasi rumah sakit Sistem Informasi Rumah Sakit (HIS) adalah sistem manajemen terkomputerisasi di rumah sakit untuk mengelola tugas administrasi, keuangan, dan klinis di dalam rumah sakit. Ini mendukung organisasi pasien, alur kerja dan karyawan. Huang(Huang 1996) menulis, bahwa ada tiga kategori utama yang harus ditangani oleh HIS: dukungan kegiatan perawatan pasien klinis dan medis, administrasi rumah sakit (keuangan, personel, penggajian, sensus tempat tidur, dll.) , dan manajemen serta operasi operasi untuk menyediakan perencanaan jangka panjang dan evaluasi kinerja rumah sakit. Itu mengendalikan tugas-tugas keuangan, seperti pencetakan tagihan secara otomatis dan perhitungan biaya. Sejak awal tahun enam puluhan telah ada banyak sistem HIS yang berbeda, berubah dengan pengembangan TI dan bahasa pemrograman yang lebih baru. Sistem HIS tidak terlalu portabel, karena mereka sangat terkait dengan aturan nasional dan budaya perawatan medis.(rie 1993) RIS - Sistem informasi radiologi Sistem Informasi Radiologi (RIS) menjadi populer, ketika pemindai radiologis seperti CT atau MRI mengubah departemen radiologi menjadi departemen diagnostik utama pada tahun tujuh puluhan. Dengan demikian, untuk mengelola departemen pencitraan yang sangat besar dan mahal ini, RIS diimplementasikan di seluruh dunia(rie, 1993). Tergantung pada situasi rumah sakit, sistem RIS direalisasikan sebagai sistem yang berdiri sendiri atau sebagai perpanjangan dari HIS mereka. Bersamaan dengan HIS, RIS mengoordinasikan alur kerja di departemen radiologis, seperti menetapkan tanggal pemeriksaan dan struktur pemeriksaan, meneruskan hasil dan penjadwalan ahli radiologi, asisten, ruang dan pemanfaatan modalitas pencitraan. Sementara PACS mengelola data pencitraan, RIS mengelola tugas administratif. Untuk mendapatkan data pasien yang andal dan mengintegrasikan departemen radiologis ke dalam alur kerja rumah sakit, diperlukan antarmuka untuk HIS dan saat ini diimplementasikan. Oleh karena itu, PACS modern sedang mencoba untuk menggabungkan gambar dan alur kerja dan dokumen terkait, RIS dan PACS sangat terhubung. Itulah alasannya, mengapa banyak vendor menjual PACS mereka sebagai produk RIS / PACS terintegrasi, karena sebagian besar solusi PACS modern mengandung solusi untuk tugas-tugas administrasi dan manajemen departemen radiologi. 2.2.11. Produk dan perangkat lunak PACS saat ini Setelah menggambarkan komponen abstrak, protokol dan arsitektur PACS, bagian berikut ini berkonsentrasi pada perangkat lunak PACS saat ini tersedia di pasar, untuk menguraikan kemungkinan sistem PACS aktual. Oleh karena itu, beberapa contoh PACS disajikan secara singkat. Secara alami, ada banyak solusi PAC yang tersedia di pasar. Karena itu, perlu membatasi diri pada beberapa contoh. PACS AGFA IMPAX, Siemens syngo Suite, dan proyek open source openPACS, lalu ada juga Synapse Fujifilm, itu semua tulis tanpa niat untuk mengiklankannya. 2.2.12. Tren dan perkembangan PACS masa depan Pencitraan digital dan grafik komputer masih merupakan bidang dengan kemajuan cepat, mengembangkan gambar resolusi tinggi, disimpan dalam format data yang lebih baik dengan tingkat kompresi yang lebih tinggi juga masih memungkinkan akan terus mengalami kemajuan. Selain itu, PACS akan menyediakan teknologi lebih lanjut untuk teleradiology [4], karena fakta bahwa sistem kesehatan dan lembaga kesehatan menjadi lebih terhubung dan bekerja sama. Selain teknologi yang sudah terealisasi, seperti akses web dan pemirsa web, teknologi yang lebih baru untuk transfer data bandwidth rendah saat ini memungkinkan untuk melihat stream gambar pada perangkat seluler yang mendukung rendering volume dan animasi 3D, mis. pada ponsel pintar atau PDA. Akibatnya, ahli radiologi dapat bekerja dari seluruh dunia pada studi tertentu. Akibatnya, para ahli tidak harus melakukan perjalanan ke pasien, pasien juga tidak perlu melakukan perjalanan ke ahli. Setelah implementasi PACS yang sukses di beberapa rumah sakit di dunia, koneksi antara PACS yang berbeda harus dihadapi. Cara aman untuk komunikasi antara rumah sakit dan praktik medis akan mendukung kerja radiologi tanpa kertas. Akibatnya, seorang dokter akan dapat menerima gambar digital bekas jarak jauh dari rumah sakit, di mana pasiennya mendapat pemeriksaan beberapa tahun sebelumnya. Ini akan mendukung gagasan Electronic Health Record (EHR), yang saat ini dibahas di banyak negara. Salah satu konsep mengenai EHR, adalah kartu pasien yang dilengkapi dengan microchip, yang menyimpan data pasien yang diperlukan untuk mengikuti pemeriksaan atau keadaan darurat. Di masa depan, dimungkinkan untuk menyimpan materi gambar pada microchip ini, bertindak seperti perangkat seluler PACS. Konsep lain adalah menghubungkan setiap institusi medis di suatu negara atau negara dengan server terpusat. Solusi ini akan memungkinkan pertukaran gambar melalui server pusat melalui antarmuka PACS-ke-PACS. Untuk menyimpulkan, PACS telah menjadi bagian penting dalam lingkungan medis modern dan menghadapi banyak tren yang berbeda di masa depan. 2.3. Metode Queueing Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, di temukan suatu penelitian yang menggunakan simulasi queueing untuk melakukan suatu mode antrian di suatu klinik rumah sakit terhadap pasien, penelitian tersebut di lakukan oleh Hendra Cipta dalam sebuah jurnal terbitan UINSU (Hendra, 2017) [9]. Dimana penelitian tersebut menggunakan Ade Firdaus – UAS Proses Random - Universitas Mercu Buana | pg. 6 metode queue sebagai pendekatan untuk menganalisa proses antrian yang terjadi dalam suatu pemeriksaan medis. Dalam model-model antrian (Queue), kedatangan pelanggan dan waktu pelayanan dijelaskan dalam bentuk distribusi probabilitas yang umumnya disebut sebagai distribusi kedatangan (arrival distribution) dan distribusi waktu pelayanan (service time distribution). Selain kedua faktor tersebut ada faktor lain yang juga cukup penting dalam pengembangan model-model antrian diantaranya rancangan sarana pelayanan, peraturan pelayanan dan prioritas pelayanan, ukuran antrian, dan perilaku manusia menjadi hal yang tidak terlepas dari masalah antrian ini. Gambar 2.1 Multy Channel dan Multy Server Faktor ketidakpastian (randomize) juga sangat berpengaruh dalam perilaku sistem pelayanan. Dimana dalam sistem pelayanan tersebut baik tingkat kedatangan pelanggan maupun tingkat pelayanan sama-sama mempunyai sifat tidak pasti (random). Salah satu cara yang biasa digunakan untuk mengamati perilaku sistem yang mengandung faktor ketidakpastian (randomize) yaitu menggunakan model simulasi. Sistem yang besar dan kompleks menyebabkan simulasi sebagai alat analisis untuk pengambilan keputusan menjadi semakin populer dan diperlukan (Pangestu: 1995). [10] Simulasi berusaha mempresentasikan sistem nyata yang ada dengan presisi yang lebih mudah untuk diamati dibandingkan jenis model lain. Dengan simulasi memungkinkan untuk dapat mengamati bagaimana sistem yang dipresentasikan dalam model ini berperilaku. Dengan kata lain model simulasi yang baik adalah model simulasi yang tidak hanya berorientasi pada output dari sebuah sistem, melainkan bagaimana model tersebut dapat menjelaskan karakteristik dan perubahan sistem dari waktu ke waktu. Semakin mampu model simulasi menirukan sistem nyatanya maka semakin baik model tersebut. Suatu proses antrian (queueing process) adalah suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan seorang pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, kemudian menunggu dalam suatu baris (antrian) jika semua pelayannya sibuk, dan akhirnya meninggalkan fasilitas tersebut (Siswanto. 2007) [11] 2.3.1. Sistem Antrian Sistem antrian dapat dijelaskan sebagai kedatangan pelanggan atau unit-unit yang membutuhkan pelayanan pada suatu fasilitas pelayanan. Pelanggan bergabung pada barisan penungguan (antrian) untuk dilayani. Setelah mendapat pelayanan, pelanggan dapat meninggalkan antrian tersebut. Dengan demikian dapat dibayangkan bila pelanggan membutuhkan waktu menunggu yang cukup lama maka akan diperoleh persentase waktu menganggur yang kecil, yang berarti sama sekali tidak ada waktu menganggur pada pelayanan tersebut (Thomas J. Kakiay: 2004).[12] Gambar 2.2. Single Channel dan Single Phase 2.3.4. Terminologi dan Notasi Terminologi: Dalam penelitian yang berkaitan dengan proses antrian yang di lakukan oleh Hendra (Hendra, 2017) , di perlukan suatu terminologi, yaitu di antaranya adalah 1. Keadaan sistem merupakan banyaknya aktivitas pelayanan yang melayani satuan pelanggan dalam sistem. 2. Panjang antrian merupakan banyaknya satuan yang berada dalam sistem dikurangi dengan jumlah satuan yang sedang dijalani (Thomas J. Kakiay: 2004). Notasi: Berisi tentang satuan yang akan di gunakan dalam upaya mengetahui jumlah antrian yang akan di teliti n = jumlah satuan pasien dalam sistem antrian pada waktu t 2.3.2. Model-model Antrian c Sri Mulyono (2004:287) menerangkan bahwa proses antrian pada umumnya dikelompokkan kedalam empat model yakni: [13] Pn ( t ) = peluang bahwa ada n pasien yang masuk antrian dalam waktu t = jumlah satuan pelayanan īŦ = tingkat kedatangan 1 â = rata-rata kedatangan pelanggan īŦīt = peluang ada satu satuan pasien yang masuk dalam antrian selama Ade Firdaus – UAS Proses Random - Universitas Mercu Buana | pg. 7 đ = tingkat pelayanan 1 đ = rata-rata waktu pelayanan īīt = peluang ada satu satuan pasien yang selesai dilayani selama waktu t đ = tingkat kesibukan sistem cī = faktor untuk fasilitas pelayanan c parameter itu adalah sebagai patokan atau standar yang dapat digunakan untuk dijadikan tolak ukur pengujian metode antrian Per Connection Queue. Setelah di lakukan sebuah manajemen jaringan dengan Queue tersebut maka di lakukan sebuah analisa terhadap Quality of Service dimana analisa tersebut di maksudkan sebagau suatu metode pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan merupakan usaha untuk mendefinisikan karateristik dan sifat suatu layanan. Quality of Service digunakan untuk mengukur sekumpulan atribut kinerja yang telah dispesifikasikan dan biasanya diasosiasikan dengan suatu layanan. L = ekspektasi panjang garis Lq = ekspektasi panjang antrian W = ekspektasi waktu menunggu dalam sistem Wq = ekspektasi menunggu dalam antrian 2.3.5. Metode Queue Tree dan PCQ (Per Connection Queueing) dan melakukan analisa pada Quality of Service Setelah memahami proses queueing untuk menganalisa model antrian yang ternyata penelitian tersebut juga berkaitan dengan rumah sakit, selanjutnya setalah di lakukan pencarian literatur di temukan suatu konsep bagaimana mengatur Bandwith dengan menggunakan Metode Queue dan PCQ (Per Connection Queueing). Dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Ilham Faisal (Ilham Faisal, 2019) [14] pada jurnal UNPRI Medan, tersebut kemudian dapat di ambil suatu pemahaman bagaimana cara mengatur kapasitas bandwith yang dapat mempercepat akses jaringan internet dengan menggunakan metode queue dimana manajemen bandwith tersebut di maksudkan sebagai teknik pengelolaan jaringan untuk memberikan performa jaringan yang adil dan memuaskan. Manajemen bandwith juga digunakan untuk memastikan bandwidth yang memadai untuk memenuhi kebutuhan trafik data dan informasi serta mencegah persaingan antara aplikasi. Manajemen bandwidth menjadi hal mutlak bagi jaringan multi layanan, semakin banyak dan bervariasinya aplikasi yang dapat dilayani oleh suatu jaringan akan berpengaruh pada penggunaan link dalam jaringan tersebut. Link-link yang ada harus mampu menangani kebutuhan user akan aplikasi tesebut bahkan dalam keadaan kongesti sekalipun. Untuk proses manajemen bandwidth dapat dilakukan dengan beberapa tipe queue, yaitu simple queue dan queue tree. Simple Queue merupakan menu pada Router OS untuk melakukan manajemen bandwidth untuk skenario jaringan yang sederhana dan Queue tree adalah konfigurasi queue yang bersifat one way (satu arah), ini berarti sebuah konfigurasi queue hanya akan mampu melakukan queue terhadap satu arah jenis traffic. Per Connection Queue merupakan penyempurnaan dari metode Stochastic Fairness Queuing (SFQ). Cara kerja kedua metode ini sama, yaitu berusaha dengan menyeimbangkan traffic dengan membuat beberapa sub stream (sub queue). Namun karena merupakan penyempurnaan dari Stochastic Fairness Queuing, metode Per Connection Queue memiliki beberapa fitur tambahan. Pada Per Connection Queue, parameter yang dapat dipilih untuk menjadi classifier adalah src-address, dst-address, src-port maupun dst-port. Fungsi dari Pada PACS, berdasarkan hasil diskusi dengan seorang Engineer yang peneliti lakukan di temukan suatu informasi bahwa jaringan yang terhubung satu dengan lainnya memiliki rentang kapasitas bandwith yang berbeda-beda dalam hal konteks jaringan itu tujuannya adalah untuk mengirimkan transaksi data dari berbagai modalitas medical imaging yang terhubung via PACS. 3. KESIMPULAN Berdasarkan hasil studi literatur yang telah di lakukan dapat di temukan berbagai macam kesimpulan, di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dapat terus berlanjut mengingat bahwa penggunaan PACS sebagai suatu peran ICT pada Healthcare sangatlah di butuhkan oleh para tenaga kesehatan dan rumah sakit, hal itu terkait kebutuhan suatu diagnosa imaging yang di harapkan dapat cepat dan efektif untuk kepentingan meningkatkan jangka harapan hidup seorang pasien setelah melakukan diagnosa dan scanning tubuh dengan menggunakan setiap modalitas pada teknologi medical imaging 2. Metode Queueing merupakan suatu metode statiska yang dapat menggambarkan suatu proses antrian dimana dari hasil pencarian studi literatur di temukan suatu gambaran perihal implementasi Metode Queueing pada proses pelayanan kesehatan di rumah sakit, mengingat PACS juga hari-hari ini bila di amati di RS Cipto Mangukusumo Jakarta saja misalnya, sebagaimana yang peneliti pernah lihat, tingkat keramaian dan kebutuhan pelayanan radiologi sangatlah banyak oleh karena itu Metode Queueing juga sangat memungkinkan untuk dapat dilakukan suatu analisa dan proses menejemen pelayanan terkait dengan antrian terhadap pelayanan PACS yang ada. 3. Sebagai suatu modalitas yang menggunakan jaringan sebagai Mind Mapping proses kerjanya, PACS sangat memungkinkan untuk mendapatkan suatu manajemen pelayanan jaringan dan hal itu dapat di analisa dengan melihat Quality of Service dan melakukan proses manajemen terhadap bandwith dengan menggunakan metode Queue Tree dan PCQ (Per Connection Queueing) dimana metode itu dapat digunakan untuk meningkatkan qualitas suatu jaringan Delay, Jitter dan Troughput Ade Firdaus – UAS Proses Random - Universitas Mercu Buana | pg. 8 sebagaimana penelitian yang sebelumnya pernah di lakukan dan hal itu akan dapat di jadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian di tingkat lanjutan pada implementasinya dengan menggunakan PACS yang ada di suatu rumah sakit dan klinik. 4. Untuk selanjutnya perlu ada penelitian lebih lanjut terkait PACS sebagai suatu alat digital medical imaging dengan mengamati hal tentang jaringan baik dari struktur maupun kualitasnya. 4. REFERENCES [1] M. Hecht, “PACS - Picture Archiving and Communication System”. Vienna University of Technology University of Paderborn. 2006. [2] Huang, H.K. PACS. VCH Verlag. 1996. [3] Strickland N. H. PACS (picture archiving and com- munication systems): filmless radiology. Archives of Disease in Childhood 83, 2000 82–86. [4] A. Savaris, A. Augusto, R. Pires de Mello, G. B. Colonetti, “Integrating a PACS Network to a Statewide Telemedicine System” IEEE 30th International Symposium on ComputerBased Medical Systems, pp. 356-357, 2017 [5] Hurlen, P., et all., Introducing PACS to the Late Majority. A Longitudinal Study. Journal of Digital Imaging Online. 2008 [6] Wirth et all., PACS: speicherung und abruf digitaler radiologischer bilddaten. Der Radiologe, 46. 2005 [7] Heitmann, R. Auswahl und Konfiguration von PACSystemen fr radiologische Arztpraxen unter Bercksichtigung der Einfhrung der elektronischen Patientenkarte. Master’s thesis, FH Gießen. 2006. [8] Requirements for pacs workstations. In The Second International Conference on Image Management and Communication (IMAC) in Patient Care: New Technologies for Better Patient Care, 1991, IEEE, Y. Kim, H. Park, and D. Haynor, Eds., 36–41. 1991. [9] Hendra Cipta, Simulation of Queue Patient Service, 2017 [10] Subagyo, Pangestu. 1995. Dasar-dasar Operasi Riset. Yogyakarta: BPPT. [11] Siswanto. 2007. “Operation Research”. Jilid II. Jakarta: Erlangga. [12] J. Kakiay, Thomas, Dasar Teori Antrian Untuk Kehidupan Nyata. Yogyakarta: ANDI. 2004. [13] Mulyono, Sri. Riset Operasi. Jakarta: FE-UI. 2004 [14] Ilham F, A. fauzi, Analisi QoS Pada Implementasi Manajemen Bandwith Menggunakan Metode Queue Tree dan PCQ (Per Connection Queuing), 2018 Ade Firdaus – UAS Proses Random - Universitas Mercu Buana | pg. 9 View publication stats