Uploaded by User77209

Modul 1 Kevin

advertisement
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Anggota Kelompok
: 1. Annitasari Yuniarti - 150671756
2. Billy - 1506734361
3. Fajri Fathur Rahman - 1506716573
4. Hot Raja Martin Sinaga - 1606950983
5. Kevin Ginevra Arota Hulu - 1506716743
Kelompok
: B2
Hari/Tanggal Praktikum : Jumat/23 September 2016
Judul Praktikum
: 01 – Chaining a Line by Direct and Indirect Ranging
Nama Asisten
: Melinda Latiasha
Tanggal Pengumpulan
:
Paraf :
A. TUJUAN
Untuk mengukur jarak antara dua titik pada permukaan tanah dengan ranging.
B. DATA PRAKTIKUM
Direct Ranging :
AC
: 9.08 meter
CD
: 7.17 meter
DB
: 12.18 meter
AB
: 28.43 meter
Indirect Ranging :
AC
: 2.70 meter
CD
: 3.24 meter
DB
: 2.68 meter
AB
: 8.62 meter
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
C. PENGOLAHAN DATA
Direct Ranging
Jarak A ke B : 9.08 meter + 7.17 meter + 12.18 meter = 28.43 meter
Indirect Ranging
Jarak A ke B : 2.70 meter + 3.24 meter + 2.68 meter = 8.62 meter
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
D. ANALISIS
Analisis Percobaan
Praktikum Ilmu Ukur Tanah modul 1 yang berjudul "Chaining a Line by
Direct and Indirect Ranging" memiliki tujuan untuk mengukur jarak antara dua titik
pada permukaan tanah dengan ranging. Percobaan pertama yaitu direct ranging yaitu
mengukur kedua jarak titik yaitu titik A dan titik B di bidang datar. Pada awalnya,
praktikan beserta asisten memilih lapangan yang dianggap telah cukup datar untuk
melakukan percobaan pertama. Lalu praktikan menentukan tempat dimana di titik A dan
di titik B berada dan satu orang praktikan berdiri di masing- masing titik tersebut.
Selanjutnya dua praktikan lainnya diminta untuk berdiri di titik antara titik A dan titik B
yang telah di beri nama titik C dan titik D. Pertama- tama salah satu praktikan disuruh
untuk berdiri di titik C lalu akan diarahkan oleh praktikan yang berada di titik A
sehingga praktikan yang dititik A tidak dapat melihat praktikan yang berada di titik B.
Selanjutnya praktikan yang lain akan berdiri di titik D dan sama seperti tadi, dia akan
diarahkan oleh praktikan yang berada di titik B sehingga praktikan di titik B tidak dapat
melihat praktikan di titik A. Setelah itu praktikan lainnya diminta untuk mengukur jarak
dari titik A ke titik C, titik C ke titik D, dan titik D ke titik B; setelah itu di jarak itu
dijumlahkan sehingga diperoleh jarak antara titik A dan titik B.
Setelah selesai melakukan percobaan pertama, praktikan melakukan
percobaan kedua yaitu Indirect Ranging. Perbedaan antara adalah daerah yang dijadikan
tempat percobaan tidak rata atau dengan kata lain memiliki ketinggian yang berbeda.
Pada awalnya, praktikan menimpati titik A dan titik B yang telah ditentukan
sebelumnya, dimana pada saat percobaan titik A dan titik B tertutup suatu gundukan
sehingga tidak dapat diukur secara langsung. Pada gambar diatas pada awalnya
praktikan memilih 2 titik yaitu C1 dan D1 dimana dari titik tersebut dapat terlihat titik A
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
dan titik B. Setelah itu praktikan yang berada di C1 mengarahkan praktikan yang berada
di titik D1 pindah di titik D2 dimana titik tersebut berada segaris dengan titik C1 dan
titik B. Setelah itu praktikan yang berada di titik D2 mengarahkan orang yang berada di
titik C1 pindah ke titik C2 dimana titik tersebut berada segaris dengan titik D2 dan titik
A. Lalu praktikan yang berada dititik C2 mengarahkan praktikan yang berada di titik D2
untuk menuju titik D3 dimana titik tersebut berada segaris dengan titik C2 dan titik B.
Proses tersebut diulang hingga praktikan yang berada di titik C segaris dengan praktikan
yang berada di titik D. Lalu jarak titik A ke titik B dapat dihitung.
Analisis Hasil
Direct Ranging
Dalam percobaan pertama direct ranging, didapatkan hasil pengukuran yaitu
jarak antara titik A ke titik C sebesar 9.08 meter, jarak antara titik C ke titik D sebesar
12.18 meter, jarak antara titik D ke titik B sebesar 12.18 meter. Setelah itu jarak yang
telah didapatkan di jumlahkan semua sehingga mendapatkan jarak antara titik A ke titik
B yaitu sebesar 37.87 meter.
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Indirect Ranging
Dalam percobaan kedua yaitu indirect ranging, didapatkan hasil pengukuran
yaitu jarak antara titik A ke titik C sebesar 2.70 meter, jarak antara titik C ke titik D
sebesar 3.24 meter, jarak antara titik D ke titik B sebesar 2.68 meter. Setelah itu jarak
yang telah didapatkan di jumlahkan semua sehingga mendapatkan jarak antara titik A ke
titik B yaitu sebesar 8.62 meter
Analisis Kesalahan
Kesalahan pada praktikum modul 1 ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor
yaitu pada saat pengukuran :
1. Kesalahan dalam pembacaan skala.
2. Pengukuran saat indirect ranging tidak sejajar.
3. Praktikan yang berdirinya tidak stabil, sering bergerak- gerak sehingga
pengukuran tidak sesuai.
4. Juga pada saat pengarahan praktikan yang berada di titik C dan titik D oleh
praktikan yang berada di titik A dan titik B tidak sempurna membentuk garis
lurus.
E. KESIMPULAN
1. Pengukuran jarak antara titik A dan titik B pada percobaan direct ranging yaitu
28,23 meter.
2. Pengukuran jarak antara titik A dan titik B pada percobaan indirect ranging
yaitu 8,62 meter.
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
3. Pengaplikasian praktikum ini dalam kehidupan sehari hari adalah pengukuran
tanah untuk pembangunan suatu konstruksi apabila jarak yang diukur dari satu
titik ke titik lain tidak dapat diukur secara langsung atau tertutup suatu
gundukan.
F. REFERENSI
Oregon Department of Transportation. (2000). Basic Surveying – Theory and
Practice.
Laboratorium Survey dan Pemetaan. (2016). Surveying Lab Manual. Depok:
Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia.
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
G. LAMPIRAN
Download