Genital Area Hygiene Rizka Esty Safriana, SST., M.Kes D3-D4-S1 Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gresik KEBUTUHAN DASAR • Vulva Hygiene • Eliminasi : Pemenuhan kebutuhan BAK dan BAB • Pemasangan & pelepasan kateter • Vagina adalah otot di dalam tubuh wanita yang membentang dari serviks (bukaan rahim) ke bukaan vagina. Organ seks luar, yang disebut vulva, mengelilingi lubang vagina. Vagina mengandung lebih banyak bakteri daripada tempat lain di tubuh setelah usus. Bagaimana flora normal membantu vagina? • Jumlah yang banyak berpotensi untuk melawan bakteri berbahaya yang mungkin masuk ke vagina • Membantu menjaga keseimbangan pH vagina sehingga membantu menjaga keseimbangan bakteri tetap sehat • Dapat menghasilkan bakteriosin (antibiotik alami) untuk mengurangi atau membunuh bakteri lain yang masuk ke dalam vagina • Menghasilkan zat yang menghentikan serangan bakteri yang menempel di dinding vagina, yang mencegah bakteri menyerang jaringan Lactobacilli membantu mempertahankan kesehatan vagina Jika keseimbangan bakteri terganggu, hal ini dapat memicu terjadinya infeksi dan peradangan. Bakteri yang disebut lactobacilli membantu menjaga pH vagina seimbang pada level rendah (kurang dari pH 4,5), yang juga mencegah pertumbuhan organisme lain. pH menjaga kesehatan vagina? • Jika pH vagina meningkat - asamnya berkurang - kualitas atau jumlah lactobacilli bisa turun dan bakteri lain bisa berkembang biak. Hal ini dapat menyebabkan infeksi seperti bakterial vaginosis atau sariawan, yang dapat menyebabkan gejala termasuk gatal, iritasi, dan keputihan yang tidak normal. KEBERSIHAN PRIBADI SELAMA MENSTURASI • Menjaga kebersihan diri diperlukan untuk mencegah infeksi saluran reproduksi, mencegah gatal-gatal dan bau tak sedap. Berikut adalah pedoman umum: – Mandi pagi dan sore, dan selalu kenakan pakaian dalam berbahan katun yang bersih. – Setelah ke toilet, cuci dengan air; paha bagian dalam dan lipatan labial harus dibersihkan dengan benar dalam posisi jongkok. Penggunaan menstrual pad / pembalut: • Jangan menggunakan pembalut yang sama untuk waktu yang lama • Sangat penting untuk mengganti pembalut setiap 4-6 jam, apa pun yang terjadi. Jika tidak, maka dapat menyebabkan masalah seperti bau tak sedap, ruam dan infeksi. Ketidakseimbangan pada tingkat pH • Vagina memiliki cara alami untuk membersihkan diri sendiri dan menjaganya dari infeksi dan bakteri dengan menjaga kelembapan dalam jumlah tertentu dan tingkat pH 3,8 hingga 4,5. • Apabila menggunakan sabun atau bahan kimia keras yang tidak diperuntukkan untuk vagina, maka akan menyebabkan ketidakseimbangan di area vagina, yang dapat berubah menjadi infeksi dan iritasi terus menerus. Bersihkan area vagina setelah seks • Jika setelah berhubungan seks tidak dibersihkan maka ada kemungkinan terkena infeksi karena sisa cairan tubuh tertentu atau dari kondom atau pelumas mungkin masih ada di dalam vagina. Sehingga untuk memastikan tetap aman sebaiknya segera membersihkan area vagina. • Pencucian vagina dapat merusak keseimbangan pH, jadi yang terbaik adalah membersihkan dengan air biasa. Juga, jangan lupa bahwa vagina bisa membersihkan dirinya sendiri. Sehingga tidak perlu menyiram dan membersihkan area yang lebih dalam. Membersihkan Daerah Genital • Bersihkan dari depan ke belakang (vagina ke anus) dan bukan sebaliknya karena dapat menyeret bakteri berbahaya dari anus ke vagina dan menyebabkan infeksi. • Keringkan sepenuhnya dengan tisu toilet atau kain lembut setelah menggunakan toilet. Rambut kemaluan Untuk menjaga area vagina tetap bersih, harus menjaga rambut kemaluan tetap pendek. Douching • Douching vagina tidak diperlukan karena vagina secara alami mampu membersihkan diri sendiri. Faktanya, seringnya douching dengan produk feminin hygiene yang wangi mengganggu keseimbangan flora vagina. Douching sebenarnya dapat meningkatkan risiko infeksi seperti vaginosis bakterial, penyebab komplikasi kehamilan dan masalah kesehatan lainnya. Menopause dan Infeksi Vagina Infeksi vagina lebih sering terjadi pada wanita usia menopause. Hal ini disebabkan oleh perubahan kadar estrogen vagina yang terjadi saat pra-menopause atau pasca menopause. Penurunan kadar estrogen menyebabkan lapisan vagina menjadi lebih tipis dan lebih kering. Menopause dan Infeksi Vagina Dinding vagina menjadi lebih halus dan rentan terhadap robekan dan retakan sehingga lebih rentan terhadap infeksi. Jaringan vagina yang halus juga merupakan salah satu penyebab utama vagina terbakar saat berhubungan seks. Secara fisiologi manusia membutuhkan proses buang air kecil dan besar Diklasifikasikan sebagai berikut: • Eliminasi uri • Eliminasi alvi Organ yang berperan : ELIMINASI URI • Ginjal • Ureter • Kandung kemih • Uretra ELIMINASI ALVI • Usus halus • Usus besar Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Eliminasi: • • • • • • • Diet dan intake Gaya hidup Stres psikologis Tingkat aktivitas Tingkat perkembangan Kondisi penyakit (DM) Sosiokultural • Tonus otot (otot blader, abdomen dan pelvis) pengeluaran urin • Pembedahan obat anestesi • Obat : antihipertensi, diuretic, laksatif • Pemeriksaan diagnostic Gangguan kebutuhan eliminasi urin • Inkontinensia – Inkontinensia total: pengeluaran terus menerus – Inkontinensia stress: urin keluar < 50 ml, ada peningkatan tekanan abdomen, sering berkemih (> tiap 2 jam) – Inkontinensia refleks: keluar urin tidak dirasakan, terjadi bila volume kandung kemih mencapai jumlah tertentu, tidak ada dorongan berkemih – Inkontinensia fungsional: pengeluaran urin tidak sadar, dorongan berkemih kuat Gangguan kebutuhan eliminasi urin • • • • Retensi urin Enuresis: tidak sanggup menahan kemih (mengompol) Disuria: rasa sakit / kesulitan berkemih Poliuria: produksi urin dalam jumlah besar, tanpa ada peningkatan intake cairan • Urinaria suppression: produksi urin berhenti mendadak (normal: terus menerus diproduksi 60-120 ml/jam) Gangguan kebutuhan eliminasi alvi • Konstipasi: feses keras, defekasi < 3x seminggu, nyeri saat mengedan • Diare: keluar feses encer, frekuensi > 3x sehari, nyeri perut • Inkontinensia usus: pengeluaran feses tidak disadari • Kembung: flatus berlebih, distensi usus • Hemoroid: pelebaran vena di anus karena peningkatan tekanan di anus • Fecal impaction: massa feses keras di lipatan rectum karena akumulasi feses berkepanjangan