EVALUASI KEGIATAN PROGRAM PUSKESMAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS BELIMBING TAHUN 2018 Di susun oleh : Regina Agape Christy Toding- 2065050088 Andre William- 2065050155 Pembimbing : dr. Vidi Posdo Simarmata MKK Kepanitraan Klinik Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Periode 30 November 2020 – 12 Desember 2020 1 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ................................................................................. 3 I.2 Tujuan I.3 I.4 I.2.1 Tujuan Umum ...................................................................... 5 I.2.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 5 Profil Puskesmas I.3.1 Letak Geografis .................................................................... 5 I.3.2 Keadaan Demografi ............................................................. 6 Visi dan Misi I.4.1 Visi ......................................................................................... 9 I.4.2 Misi ........................................................................................ 9 BAB 2 EVALUASI PROGRAM II.1 Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) .................. 11 II.2 Input ................................................................................................. 20 II.3 Proses .............................................................................................. 26 II.4 Output ............................................................................................. 26 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN III.1 Pelayanan KIA dan KB .................................................................. 29 III.2 Kegiatan Posyandu Balita .............................................................. 38 III.3 Survei PHBS .................................................................................... 40 III.4 Pembahasan Masalah Pada Pelayanan KIA ................................ 41 BAB 4 SARAN DAN KESIMPULAN IV.1 Kesimpulan ...................................................................................... 43 IV.2 Saran................................................................................................. 44 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 45 2 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) memiliki beberapa istilah berbeda terkait dengan AKI. Istilah pertama adalah maternal death – atau kematian ibu, yang didefinisikan sebagai “kematian yang terjadi saat kehamilan, atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan, tanpa memperhitungkan durasi dan tempat kehamilan, yang disebabkan atau diperparah oleh kehamilan atau pengelolaan kehamilan tersebut, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasiokematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup. 1 . Menurut laporan dari WHO, kematian ibu umumnya terjadi akibat komplikasi saat, dan pasca kehamilan. Adapun jenis-jenis komplikasi yang menyebabkan mayoritas kasus kematian ibu – sekitar 75% dari total kasus kematian ibu – adalah pendarahan, infeksi, tekanan darah tinggi saat kehamilan, komplikasi persalinan, dan aborsi yang tidak aman.1 Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi bila dibandingkandengan negara-negara ASEAN lainnya. Saat ini AKI di Indonesia yaitu sebesar 259 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan AKB yaitu sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup Hasil tersebut masih jauh dari target Indonesia Sehat 2010 yaitu AKI 125 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup. Target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada tahun 2009 yaitu pencapaian AKI sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 26 per 1000 kelahiran 3 hidup.Tingginya AKI dan AKB ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan di Indonesia masih belum baik, khususnya mengenai derajat kesehatan ibu dan anak Selain untuk menilai program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Secara umum terjadi penurunan kematian ibu selama periode 1991-2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Walaupun terjadi kecenderungan penurunan angka kematian ibu, namun tidak berhasil mencapai target MDGs yang harus dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Hasil supas tahun 2015 memperlihatkan angka kematian ibu tiga kali lipat dibandingkan target MDGs.2 Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan KIA(Kesehatan Ibu dan Anak) salah satunya adalah melalui pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak (PWS-KIA). Hal ini merupakan strategi manajemen program KIA untuk memantau pelayanan KIA di wilayah kerja secara terus menerus. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap wilayah kerja yang cakupan pelayanan KIA-nya masih rendah ataupun wilayah yang membutuhkan penanganan atau tidak lanjut secara khusus.(3) Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk menilai program KIA antara lain kunjungan ibu hamil pertama (K1), cakupan kunjungan keempat ibu hamil (K4), cakupan buku KIA, deteksi dini kehamilan berisiko oleh tenaga kesehatan, persalinan oleh tenaga kesehatan, penanganan komplikasi obstetrik, pelayanan nifas, pelayanan neonatal, penanganan komplikasi neonatal, pelayanan kesehatan anak balita, pelayanan kesehatan anak balita sakit.4 4 I.2 Tujuan I.2.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui pencapaian kegiatan program (Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) di Puskesmas Belimbing Tahun 2018. I.2.2 Tujuan Khusus a) Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan indikator KIA secara teratur (bulanan) dan terus menerus. b) Meningkatkan jenis pelayanan yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak(KIA). c) Melakukan Kegiatan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk digunakan. I.2 Profil Puskesmas I.3.1 Letak Geografis Secara geografis Puskesmas Belimbing titik koordinatnya adalah 0,89911 (latitude) dan 100,41234 (longitude). Secara geogafis wilayah kerja Puskesmas Belimbing merupakan perpaduan dataran rendah dan perbukitan serta aliran sungai. Wilayah kerja Puskesmas Belimbing terletak di Kecamatan Kuranji dengan wilayah kerja sebanyak 3 Kelurahan yaitu : 1. Kelurahan Kuranji 2. Kelurahan Gn. Sarik 3. Kelurahan Sei. Sapih Luas wilayah kerjanya lebih kurang 27, 21 km2 batas – batas wilayah sebagai berikut : 5 - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Koto Tangah - Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kuranji - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pauh - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Nanggalo Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Dilihat dari segi topografi dan geografis Puskesmas Belimbing yang terletak di Jl. Rambutan Raya Perumnas Belimbing Kec. Kuranji Kota Padang dapat terjangkau dengan kendaraan roda dua atau roda empat pribadi maupun sarana angkutan umum berupa ojek, becak sehingga akses masyarakat ke Puskesmas Belimbing mudah. I.3.2 Keadaan Demografi Berdasarkan Proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035 oleh BPS, kemudian diolah oleh Pusdatin Kemenkes RI dan DKK Kota Padang, maka jumlah penduduk Puskesmas Belimbing pada tahun 2018 sebanyak 63.584 jiwa yang terdiri dari 31.804 jiwa laki-laki dan 31.780 jiwa perempuan. 6 Distribusi kependudukan menurut kelurahan dapat dilikat pada tabel berikut ini : Tabel 1.1 Distribusi Kependudukan Menurut Kelurahan Puskesmas Belimbing Tahun 2018 No Kelurahan Jenis Kelamin Jumlah Ket Penduduk Laki-laki Perempuan 1 Kuranji 17.939 17.036 34.975 2 Gunung Sarik 7.915 8.323 16.238 3 Sungai Sapih 5.950 6.421 12.371 31.804 31.780 63.584 JUMLAH Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah penduduk laki-laki (31.804 jiwa) lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan (31.780). Selain itu terjadi pertambahan jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas dari tahun 2017 sampai 2018 sebanyak 819 jiwa. Data kepadatan penduduk pada masing-masing kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Belimbing Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2.2 Luas Wilayah Kerja dan Jumlah Penduduk Puskesmas Belimbing Tahun 2018 No Kelurahan Luas wilayah/ Jumlah Jumlah Kepadatan 2 km penduduk KK penduduk / km2 1 Kuranji 9,07 km2 34.975 10.097 3.856 2 2 Gunung Sarik 11,08 km 16.238 5.456 1.465 2 3 Sungai Sapih 7,06 km 12.371 4.026 1.752 2 27,21 km 63.584 19.579 7.073 JUMLAH Sumber: Data Sasaran Puskesmas Belimbing tahun 2018 7 Ket Dari tabel atas dapat dilihat bahwa angka kepadatan penduduk paling tinggi adalah kelurahan Kuranji yaitu 3.856 dan yang paling rendah adalah kelurahan Gunung Sarik yaitu 1.465. Sedangkan untuk jumlah sasaran wilayah kerja Puskesmas Belimbing Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini : Tabel 1.2 Distribusi Sasaran Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Tahun 2018 KELURAHAN No. URAIAN GN. SEI SARIK SAPIH 39.975 16.238 12.371 63.584 KURANJI 1. JLH. PENDUDUK JUMLAH 2. BAYI 625 293 225 1.143 3. ANAK BALITA 2.471 1.043 859 4.373 4. BUMIL 681 316 240 1.237 5. BUFAS 650 301 230 1.181 6. BULIN 650 301 230 1.181 7. PUS 5.201 2.543 1.954 9.698 8. LANSIA 8.738 3.730 2.951 16.419 Sumber : Data Sasaran Puskesmas Belimbing Tahun 2018 8 Adapun keadaan status sosial ekonomi masyarakat di wilayah Puskesmas Belimbing adalah sebagai berikut : Penduduk Belimbing Kec. Kuranji sebagian besar Bertani dan Buruh, sebagian kecil terdiri dari pedagang, swasta dan pegawai negeri. Pada umumnya penduduk disini memeluk agama Islam sebagian kecil agama Kristen dan agama Budha Peran serta masyarakat disini cukup tinggi terbukti dengan banyaknya organisasi masyarakat, jumlah kader kesehatan banyak yang aktif dan sebagainya. Dalam upaya membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat perlu diperhatikan berbagai faktor sosial budaya masyarakat. Berdasarkan data yang ada di Puskesmas Belimbing ada beberapa kelompok yang menjadi komponen sosial budaya antara lain dukun pijat, LKMD dan kelompok PKK. I.4 Visi dan Misi I.4.1 VISI “Mewujudkan Masyarakat Sehat di Wilayah Kerja Puskemas Belimbing 2019” I.4.2 MISI 1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan terutama dalam bidang kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Belimbing 2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Belimbing 3) Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan 4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya 9 Untuk mencapai visi, misi dan tujuan, Puskesmas Belimbing mempunyai tata nilai, yaitu : “ IDAMAN “ yaitu : I Inisiatif Seluruh staf Puskesmas Belimbing mampu memutuskan dan memberikan solusi dalam melakukan pelayanan kesehatan namun tetap berpedoman kepada aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku/ditetapkan D Disiplin Seluruh staf Puskesmas Belimbing taat dan patuh serta bertanggung jawab terhadap aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku/ditetapkan A Aktif Seluruh staf Puskesmas Belimbing giat bekerja dan bersemangat dalam melakukan semua kegiatan sesuai dengan tupoksi dan tugas tambahan yang diberikan M Melayani Seluruh staf Puskesmas Belimbing mampu membantu dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) A Aman Seluruh staf Puskesmas Belimbing dalam memberikan pelayanan mengantisipasi resiko yang akan terjadi dengan berpedoman kepada Standar Operasional Prosedur (SOP) N Nyaman Seluruh staf Puskesmas Belimbing mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan baik, ramah dan cekatan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), sehingga menimbulkan rasa senang dan puas. 10 BAB II EVALUASI PROGRAM II.1 Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Belimbing yang berperan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan, untuk mencapai visi dan misinya memiliki strategi pembangunan kesehatan dengan mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada, mengatasi berbagai kelemahan dan meminimalkan faktor-faktor yang mengancam. Strategi tersebut antara lain : a. Peningkatan cakupan neonatus komplikasi b. Peningkatan cakupan kunjungan pra sekolah c. Penurunan angka kematian bayi dan anak balita d. Peningkatan Pencegahan penyebaran penyakit menular yang tepat waktu e. Penurunan kasus penyakit tidak menular f. Peningkatan cakupan sanitasi dasar masyarakat yang mandiri5 Upaya meningkatkan kelangsungan dan kualitas ibu dan anak dilakukan dengan pendekatan continuum of care the life cycle dan continuum of care of pathway, yang menekankan bahwa upaya promotif dan preventif sama pentingnya dengan upaya kuratif dan rehabilitatif pada tiap siklus kehidupan dan pada tiap level pelayanan. Kualitas pelayanan ini didukung oleh SDM kesehatan yang kompeten dan patuh terhadap standar, kesiapan fasilitas pendukung pelayanan lainnya di samping biaya operasional dan supervisi fasilitatif yang terus menerus. Continuum of care-the life cycle artinya pelayanan yang diberikan pada siklus kehidupan yang dimulai dari prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, bayi, balita, anak prasekolah, anak sekolah, remaja, dewasa hingga lansia. 11 Continuum of pathway care of artinya penatalaksanaan yang meliputi tempat pelayanan dan level integrasi pencegahan, program, pembiayaan dan stakeholder terkait serta peran dari profesi dan perguruan tinggi. Perlu dipahami pemenuhan perawatan dan pelayanan setiap tahapan kehidupan dan di mana pelayanan tersebut diberikan. Jika pendekatan intervensi Continuum of Care ini dilaksanakan maka akan memberi dampak yang signifikan terhadap kelangsungan dan kualitas hidup ibu dan anak.5,6 sehingga program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dapat berjalan dengan lancar dan mencapai target yang diharapkan. Indikator pemantauan program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA. Sasaran yang digunakan dalam pemantauan KIA berdasarkan kurun waktu 1 tahun dengan prinsip konsep wilayah.6 1. Akses pelayanan antenatal (cakupan K1) Adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. 12 Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah : Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun dapat diperoleh melalui Proyeksi, dihitung berdasarkan perkiraan jumlah ibu hamil dengan menggunakan rumus : 1,10 X angka kelahiran kasar (CBR) X jumlah penduduk Angka kelahiran kasar (CBR) yang digunakan adalah angka terakhir CBR kabupaten/kota yang diperoleh dari kantor perwakilan Badan Pusat Statistik (BPS) di kabupaten/kota. Bila angka CBR kabupaten/kota tidak ada maka dapat digunakan angka terakhir CBR propinsi. CBR propinsi dapat diperoleh juga dari buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2007 – 2011 (Pusat Data Kesehatan Depkes RI, tahun 2007). 2. Cakupan pelayanan ibu hamil (cakupan K4) Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan), yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah, di samping menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA. 13 Rumus yang dipergunakan adalah : 3. Cakupan persalinan oleh tenaga Kesehatan (Pn) Adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan dan ini menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam pertolongan persalinan sesuai standar. Rumus yang digunakan sebagai berikut : Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun dihitung dengan menggunakan rumus : 1,05 X angka kelahiran kasar (CBR) X jumlah penduduk 4. Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF3) Adalah cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam – 3 hari, 8 – 14 hari dan 36 – 42 hari setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. 14 Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan nifas secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan), yang menggambarkan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas, di samping menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Jumlah sasaran ibu nifas sama dengan jumlah sasaran ibu bersalin. 5. Cakupan pelayanan neonatus pertama (KN 1) Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6 - 48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui akses/jangkauan pelayanan kesehatan neonatal. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut : Jumlah sasaran bayi bisa didapatkan dari perhitungan berdasarkan jumlah perkiraan (angka proyeksi) bayi dalam satu wilayah tertentu dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 15 6. Cakupan pelayanan neonates Lengkap(KN Lengkap). Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar sedikitnya tiga kali yaitu 1 kali pada 6 – 48 jam, 1 kali pada hari ke 3 – hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8 – hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui efektifitas dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut : 7. Deteksi factor risiko dan komplikasi oleh Masyarakat Adalah cakupan ibu hamil dengan faktor risiko atau komplikasi yang ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau masyarakat serta dirujuk ke tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Masyarakat disini, bisa keluarga ataupun ibu hamil, bersalin, nifas itu sendiri. Indikator ini menggambarkan peran serta dan keterlibatan masyarakat dalam mendukung upaya peningkatan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas. Rumus yang dipergunakan : 16 8. Cakupan Penanganan komplikasi Obstetri(PK) Adalah cakupan Ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani secara definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara professional kepada ibu hamil bersalin dan nifas dengan komplikasi. Rumus yang dipergunakan : 9. Neonatus dengan komplikasi yang ditangani Adalah cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani secara definitif oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Penanganan definitif adalah pemberian tindakan akhir pada setiap kasus komplikasi neonatus yang pelaporannya dihitung 1 kali pada masa neonatal. Kasus komplikasi yang ditangani adalah seluruh kasus yang ditangani tanpa melihat hasilnya hidup atau mati. Indikator ini menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam menangani kasus – kasus kegawatdaruratan neonatal, yang kemudian 17 ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya, atau dapat dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut : 10. Cakupan kunjungan bayi (29 hari – 11 bulan) Adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari – 2 bulan, 1 kali pada umur 3 – 5 bulan, dan satu kali pada umur 6 – 8 bulan dan 1 kali pada umur 9 – 11 bulan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui efektifitas, continuum of care dan kualitas pelayanan kesehatan bayi. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut : 11. Cakupan pelayanan anak balita (12 – 59 bulan). Adalah cakupan anak balita (12 – 59 bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian vitamin A 2 x setahun 18 Rumus yang digunakan adalah : 12. Cakupan Pelayanan kesehatan anak balita sakit yang dilayani dengan MTBS Adalah cakupan anak balita (umur 12 – 59 bulan) yang berobat ke Puskesmas dan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar (MTBS) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Rumus yang digunakan adalah : Jumlah anak balita sakit diperoleh dari kunjungan balita sakit yang datang ke puskesmas (register rawat jalan di Puskesmas). Jumlah anak balita sakit yang mendapat pelayanan standar diperoleh dari format pencatatan dan pelaporan MTBS. 13. Cakupan Peserta KB aktif (Contraceptive Prevalence Rate) Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alokon) dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. 19 Indikator ini menunjukkan jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon terus-menerus hingga saat ini untuk menunda, menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan. Rumus yang dipergunakan.6,7 II.2 Input Program Kesehatan Ibu dan Anak pada Puskesmas ini memerlukan sumber daya agar tercapai program yang tepat sasaran dan berhasil dalam mencapai tujuannya, serta dapat berjalan dengan lancar. Input terdiri dari beberapa unsur yaitu unsur tenaga (man), dana (money), sarana (material), dan metode (method). Input pada puskesmas Belimbing untuk program Kesehatan Ibu dan Anak adalah sebagai berikut : 1. Man Disebut juga sebagai sumber daya manusia (SDM). Pada Puskesmas Belimbing ini, di Tahun 2018 jumlah PNS di Puskesmas Belimbing sebanyak 38 orang, tenaga PTT 1 orang, tenaga kontrak Blud 9 orang, tenaga honorer daerah 2 orang, tenaga volunteer 1 orang, untuk lebih rinci ketenagaan di Puskesmas Belimbing dapat dilihat pada tabel 2.4 20 Tabel 2.1 Ketenagaan di Puskesmas Belimbing Tahun 2018 NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN 1 orang Kontrak Blud 1 Dokter Umum 3 2 Dokter Gigi 3 3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 3 4 Sarjana Keperawatan 2 5 Apoteker 1 6 Sarjana Ekonomi 2 7 D-IV Bidan 3 8 D-IV Kesling 2 9 Bidan ( Akbid ) 10 10 Bidan ( D1 ) 1 11 Perawat ( Akper ) 8 12 Perawat Gigi 1 13 Kesling ( SPPH ) 1 14 TPG 2 15 Analis 2 1 orang kontrak Blud 16 Asisten Apoteker 3 1 orang pendidikan 17 TU 3 2 orang kontrak Blud 18 Sopir 1 Kontrak Daerah 19 Volunteer 1 1 orang kontrak Blud 1 orang kontrak Blud 1 orang Bidan PTT, 2 kontrak Blud 1 orang kontrak Blud Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas Belimbing 2. Money Disebut juga sebagai anggaran. Sumber dana yang dikelola oleh Puskesmas Belimbing untuk kegiatan operasioal (Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan) dan kegiatan rutin (Manajemen dan biaya rutin) diperoleh dari : 21 NO URAIAN 1 Retribusi Penerimaan 2 4 Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan a. Biaya Belanja Pegawai b. Biaya Belanja Barang & Jasa c. Belanja Modal Dana Non Kapitasi Jaminan Kesehatan Prolanis 5 Dana BOK 3 ALOKASI REALISASI % Rp. 526.945.000,- Rp. 48.780.500,- 9,25% Rp. 57.000.000,- Rp. 23.000.000,- 40,35% Rp.1. 345.954.742,- Rp. 1.162.389.749,- 86,34% Rp. 714.351.596,- 36,64% Rp.30.000.000,- Rp. 261.766.553,Rp. 11.340.000,- - Rp. 28.199.500,- Rp. 430.366.000,- Rp. 303.700.000,- KET 37,8% 70,56% 3. Material Sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas Belimbing sekarang ini adalah sebagai berikut ; 1) Gedung yang representatif dan didukung dengan 1 buah Puskesmas Pembantu, 3 buah Poskeskel 2) Ambulance 24 jam 3) EKG 4) Pemeriksaan HIV 5) Pemeriksaan IMS 6) Pelayanan Prolanis khusus untuk hipertensi dan diabetes mellitus 7) Klinik Sanitasi 22 8) Ruang Konsultasi Gizi Data Sarana fisik yang ada di wilayah kerja Puskesmas Belimbing pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.2 Sarana Fasilitas Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Tahun 2018 NO SARANA FISIK JUMLAH KETERANGAN 1 Puskesmas Induk 1 2 Puskesmas Pembantu 1 Pustu Tarok Indah 3 Poskeskel 3 Kp.Tangah, Tui, dan Sungai Sapih 4 Mobil Puskesmas Keliling 1 5 RSUD 1 6 Bidan Praktek Mandiri (BPM) 19 7 Klinik Swasta 4 8 Dokter Prakter Perorangan 9 (DPP) 9 Apotik 7 10 Toko Obat 3 Sumber : Data Dasar Puskesmas Belimbing Tahun 2018 Data posyandu yang ada di Puskesmas Belimbing pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut : 23 Tabel 2.3 Jumlah Posyandu Di Puskesmas Belimbing Tahun 2018 NO POSYANDU JUMLAH KELURAHAN Kuranji Gn. Sarik Sei. Sapih 1 Posyandu Balita 37 17 10 10 2 Posyandu Lansia 7 3 3 1 3 Posbindu PTM 7 2 3 2 Sumber : Data Dasar Puskesmas Belimbing Tahun 2018 Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah posyandu balita terbanyak di kelurahan Kuranji (17 Pos), sedangkan untuk posyandu lansia dan posyandu PTM jumlahnya hampir merata di setiap kelurahan. Untuk sarana pendidikan, berdasarkan data dari pemegang program UKS jumlah sarana pendidikan di Puskesmas Belimbing pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 2.4 Tabel 2.4 Jumlah Sarana Pendidikan di Puskesmas Belimbing Tahun 2018 No 1 2 3 4 Sarana Pendidikan TK SD SMP/MTs SMA/SMK Jumlah 23 buah 26 buah 6 buah 8 buah Sumber: Data Program UKS Puskesmas Belimbing tahun 2018 24 4. Metode Metode/cara yang digunakan Puskesmas Belimbing dalam mencapai tujuan dan keberhasilan program Kesehatan Ibu dan Anak dilaksanakan dalam bentuk program pelayanan seperti : 1. KIA Ibu : a. Membuat Rencana Kerja b. Melakukan pelayanan kepada Ibu Hamil, bu Nifas dan Ibu menyusui c. Melakukan Deteksi Resti Ibu Hamil d. Memberikan Imunisasi TT 2 kali pada bumil e. Pemasangan stiker P4K f. Mendistribusikan Fe kepada Ibu Hamil dan Ibu Nifas g. Mendistribusikan Vitamin A kepada Ibu Nifas h. Melakukan penyuluhan dan konsultasi kepada Ibu Hamil dan Ibu Nifas i. Melakukan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas dan kelurahan j. Melakukan Kunjungan Rumah kepada Ibu Hamil Resiko Tinggi, KN2 dan KF2 k. Pelacakan Kematian Ibu 2. KIA Anak : a. Pengawasan dan bimbingan kepada Taman Kanak-Kanak/PAUD b. Pengobatan bagi bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk jenis penyakit ringan. c. Pemantauan/pelaksanaan DDTK pada bayi, anak balita dan anak pra sekolah d. Melakukan MTBS e. Pencatatan dan pelaporan 25 3. Imunisasi a. Membuat Rencana Kerja b. Merencanakan kebutuhan vaksin dan peralatan imunisasi c. Menjemput vaksin secara berkala ke DKK d. Memantau keadaan suhu vaksin setiap hari e. Mempersiapkan kebutuhan vaksindan buku catatan bagi pelayanan di posyandu. f. Melaksanakan pelayanan imunisasi di dalam dan luar gedung g. Mengembalikan sisa vaksin yang masih bisa dipakai ke dalam cold chain h. Mencatat pelayanan harian imunisasi dengan lintas program dan lintas sektoral i. Membuat laporan hasil pelayanan dan pemakaian vaksin setiap bulan j. II.3 Membuat PWS imunisasi setiap bulan dan rekap tahunan Proses Pada proses mencapai keberhasilan program Kesehatan Ibu dan Anak, pada praktiknya Puskesmas Belimbing menitikberatkan usaha promotive dan preventif. Bentuk kegiatan Promkes ini adalah UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat ) diantaranya adalah kegiatan Posyandu dan Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sementara untuk kegiatan me-monitor KIA sendiri antara lain kunjungan ibu hamil, deteksi dini ibu hamil resti, persalinan oleh tenaga kesehatan, kunjungan nifas, kelas ibu hamil, monitor kematian ibu, screening dan pemeriksaan HIV dan Hepatitis B, kunjungan pelayanan kesehatan neonatus, pelayanan gizi, serta imunisasi. 26 II.4 Output Tabel 2.5 Pencapaian Program KIA dan KB Puskesmas Belimbing Tahun 2018 NO 1 2 PROGRAM KIA IBU KIA ANAK KEGIATAN TARGET CAPAIAN 2017 2018 Cakupan Kunjungan Bumil (K1) 100 % 99,7 % 99,8 % Cakupan Bumil (K4) 95 % 96,94 % 96,44 % Cakupan Deteksi Dini Bumil Resti oleh Nakes 20 % 100 % 100 % Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan 95 % 97,3 % 99,8 % KF 1 90 % 97,3 % 99,7 % KF 2 90 % 97,3 % 99,7 % KF 3 90 % 96,8 % 99,1 % Stiker P4K 100 % 1001 % 99,8 % Kelas Ibu Hamil 12 Kelas 9 Kelas Kematian Ibu 1 Orang 1 Orang Skrening dan Pemeriksaan Hepatitis B dan HIV 30,24 % 5, 32 % Kunjungan KN 1 99 % 102 % 104 % KN Lengkap 95 % 102 % 101 % 27 NO PROGRAM KEGIATAN TARGET KB 2017 2018 Kunjungan Bayi 95 % 96 % 92,66 % Kunjungan Anak Balita 92,5 % 99 % 64,5 % Neonatus Komplikasi ditangani secara defenitif 84 % 57 % 53 % Cakupan Kunjungan Anak Pra Sekolah 95 % 75 % 78,7 % 6 Kelas 6 Kelas 7,2 % 15,1 % 48,8 % 50,3 % KB Drop Out 1,5 % 1,5 % KB Pasca Salin 41,5 % 1,08 % Kelas Ibu Balita 3 CAPAIAN Cakupan KB Baru Cakupan Kb Aktif 75 % 28 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN III.1 PELAYANAN KIA & KB Program Kesehatan Ibu & Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pokok di Puskesmas yang mendapat prioritas tinggi, mengingat kelompok ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra sekolah merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap kesakitan dan kematian.5 Terdapat 13 indikator guna melihat pencapaian program Kesehatan Ibu dan anak, antara lain capaian K1 dan K4, capaian persalinan tenaga kesehatan, KF 1 (6-48 jam), KF 2 (3-7 hari), KF 3 (8-28 hari), KF 4 (29-42 hari), KF Lengkap, Pelayanan Kesehatan Neonatus (KN 1 dan KN Lengkap), Deteksi Resti (Tenaga Kesehatan dan Masyarakat), Penanganan Komplikasi (Obstetri dan Neonatus), Kunjungan Bayi Lengkap (4 kali kunjungan), Pelayanan Balita dan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit), dan KB Aktif. 29 Tabel 3.1 Pencapaian Program KIA dan KB Puskesmas Belimbing Tahun 2018 NO 1 2 PROGRAM KIA IBU KIA ANAK KEGIATAN TARGET CAPAIAN 2017 2018 Cakupan Kunjungan Bumil (K1) 100 % 99,7 % 99,8 % Cakupan Bumil (K4) 95 % 96,94 % 96,44 % Cakupan Deteksi Dini Bumil Resti oleh Nakes 20 % 100 % 100 % Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan 95 % 97,3 % 99,8 % KF 1 90 % 97,3 % 99,7 % KF 2 90 % 97,3 % 99,7 % KF 3 90 % 96,8 % 99,1 % Stiker P4K 100 % 1001 % 99,8 % Kelas Ibu Hamil 12 Kelas 9 Kelas Kematian Ibu 1 Orang 1 Orang Skrening dan Pemeriksaan Hepatitis B dan HIV 30,24 % 5, 32 % Kunjungan KN 1 99 % 102 % 104 % KN Lengkap 95 % 102 % 101 % 30 NO PROGRAM KEGIATAN TARGET KB 2017 2018 Kunjungan Bayi 95 % 96 % 92,66 % Kunjungan Anak Balita 92,5 % 99 % 64,5 % Neonatus Komplikasi ditangani secara defenitif 84 % 57 % 53 % Cakupan Kunjungan Anak Pra Sekolah 95 % 75 % 78,7 % 6 Kelas 6 Kelas 7,2 % 15,1 % 48,8 % 50,3 % KB Drop Out 1,5 % 1,5 % KB Pasca Salin 41,5 % 1,08 % Kelas Ibu Balita 3 CAPAIAN Cakupan KB Baru Cakupan Kb Aktif 75 % Dari tabel diatas dapat dilihat secara umum bahwa program KIA Ibu dan Anak sudah mencapai target yang telah ditetapkan tetapi masih ada beberapa kegiatan yang pencapaiannya masih rendah, antara lain ditemukan 1 kasus kematian ibu, skrining pemeriksaan hepatitis dan HIV 5, 32 %, kunjungan anak balita 64, 5 %, neonatus komplikasi yang ditangani 53 %, dan cakupan kunjungan anak Pra sekolah 78,7 %. Pada tahun 2018 ditemukan 6 kasus kematian neonatal, bayi dan Balita yang tersebar di 3 kelurahan. 31 Grafik 3.1 Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Tahun 2018 7 6 6 5 4 4 3 3 2 2 1 1 1 1 0 0 Kuranji Gn. Sarik Sei. Sapih 2017 Puskesmas 2018 Dari grafik di atas kematian terbanyak neonatus dan bayi adalah di kelurahan Kuranji sebanyak 4 kasus. Sedangkan untuk penyebab kematiannya dapat dilihat pada tabel 3.2 Grafik 3.2 Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Tahun 2018 1 Obst. Jalan Napas BBLSR Asfiksia 1 3 Kel Jantung 1 Asfiksia Kelainan Jantung BBLSR Obstruksi Jalan Napas Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa penyebab kematian yang tertinggi adalaha asfiksia sebanyak 3 kasus. 32 1) PELAYANAN GIZI Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya Perbaikan Gizi Masyarakat adalah a. Pembinaan posyandu di daerah wilayah binaan setiap bulan Pelaksanaan Posyandu di Puskesmas Belimbing Tahun 2018 dijadwalkan setiap hari Senin sampai dengan Hari Kamis pada Minggu kedua dan ketiga setiap bulannya. Adapun cakupan penimbangan D/S dan N/D di Puskesmas Belimbing dapat dilihat pada grafik 3.7 dan 3.8. b. Pemantauan Balita di Bawah Garis Merah ( BGM) Pada tahun 2018 dari hasil penimbangan di posyandu diketahui indikator BGM/D yang dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini : Tabel 3.2 Cakupan Pelayanan Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Tahun 2018 PROGRAM KEGIATAN SASARAN 2017 GIZI TARGET 2018 CAPAIAN 2017 2018 D/S 4388 5516 85 % 73,5 % 64,48 % N/D 4388 5516 87 % 92,62 % 95,6 % BGM <5% 0,6 % 0,5 % ASI EKSLKUSIF 80 % 90 % 90,63 % Kunjungan POZI 63584 - 197 33 Dari tabel diatas dapat dilihat pencapaian D/S masih dibawah target yaitu : 64,48 % c. Pemberian Vitamin A Pendistribusian vitamin A pada bulan Februari dan Agustus untuk bayi dan balita serta setiap bulan untuk ibu nifas. Untuk mencegah penyakit Kekurangan Vitamin A (KVA), maka Puskesmas Belimbing di Tahun 2018 telah melakukan Pendistibusian Vitamin A pada bulan Februari dan Agustus. Untuk bayi 6-11 bulan diberikan Vitamin A berwarna biru dan 12- 60 bulan diberikan Vitamin A berwarna merah. Selain bayi 6-11 bulan dan anak balita vitamin A juga diberikan kepada Ibu nifas 2 kapsul diberikan 2x24 jam segera setelah melahirkan. Adapun Pencapaian Cakupan Vitamin A pada Bayi di Puskesmas Belimbing Tahun 2018 dapat dilihat pada grafik dibawah ini Grafik 3.3 Pencapaian Cakupan Vitamin A pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Tahun 2018 96 94 92 90 88 86 84 KURANJI Laki-laki (2017) Perempuan (2017) LAKI-LAKI (2018) PEREMPUAN (2018) TARGET 95.48 94.97 89.63 89.56 GUNUNG SARIK 94.74 95.7 93.02 88.76 SEI SAPIH PUSKESMAS 95.89 95.77 92.3 92.85 95.36 95.34 91.65 90.39 90 34 Grafik 3.4 Pencapaian Cakupan Vitamin A pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Tahun 2018 100 98 96 94 92 90 88 86 84 KURANJI LAKI-LAKI (2017) PEREMPUAN (2017) LAKI-LAKI (2018) PEREMPUAN (2018) TARGET 99,19 98,78 96,61 97,64 GUNUNG SARIK 93,38 96,47 91,66 98,8 SEI SAPIH HC 98,33 98,92 91,11 96,57 96,97 98,06 93,13 97,67 90 Dari grafik-grafik di atas terlihat bahwa pencapaian vitamin A sudah mencapai target, yaitu pemberian vitamin A pada bayi sebanyak 91,02 % dan pada balita 95,4 %. 2) PELAYANAN PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT Puskesmas Belimbing melakukan kegiatan yang bersifat preventif dan kuratif di bidang penyakit menular seperti imunisasi, penanggulangan kasus penyakit, pemantauan kasus penyakit dan pelacakan kasus ke lapangan. Namun dalam pembahasan kali ini akan berfokus pada imunisasi. Pelayanan imunisasi terdiri dari : a) Pelayanan imunisasi dalam gedung 35 b) Pelayanan imunisasi luar gedung di posyandu balita c) Pelayanan imunisasi calon pengantin d) Bulan imunisasi anak sekolah Adapun pencapaian kegiatan imunisasi dapat dilihat pada tabel 3.3 di halaman berikut : Tabel 3.3 Pencapaian Kegiatan Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Tahun 2018 IMUNISASI TARGET CAPAIAN 2017 2018 HB O 95 % 98 % 103,7 % BCG 95 % 98,5 % 103,7 % POLIO 1 95 % 99,4 % 103,7 % PENTAVALEN 1 95 % 98 % 97 % POLIO 2 95 % 99,7 % 97% PENTAVALEN 2 95 % 95,5 % 96,5 % POLIO 3 95 % 99,7 % 96,5 % PENTAVALEN 3 95 % 96,6 % 95,7 % POLIO 4 95 % 94,5 % 95,7 % IPV 80 % 84 % 84,8 % CAMPAK 95 % 98,5 % 94,2% 36 IDL 95 % 95 % 94,2 % BOSTER PENTA 90 % 45,2 % 43,9 % BOSTER CAMPAK (MR) 90 % - 48,2 % BIAS DT 95 % 86, 3 % 82,78 % BIAS CAMPAK 95 % 86,7 % 46,90 % BIAS TD 95 % 88,3 % 84,26 % TT 2+ 90 % 92 % 90,4 % Sumber : Data Imunisasi Puskesmas Belimbing Tahun 2018 Untuk screening penyakit yang dilakukan terutama adalah HIV dan Hepatitis B. Berikut adalah data mengenai laporan penyakit HIV dan Hepatitis B yang terdata. a. HIV Tabel 3.4 Laporan HIV Di Puskesmas Belimbing Pada Tahun 2018 VARIABEL JUMLAH 2017 2018 8 11 PASIEN TB DIPERIKSA HIV 25 39 LSL YANG DIPERIKSA HIV 0 0 POSITIF HIV 1 4 376 552 11 34 IMS IBU HAMIL DIPERIKSA HIV TES SUKARELA 37 Sumber : Data HIV Puskesmas Belimbing Tahun 2018 b. Laporan Deteksi Dini Hepatitis B Pada Bumil Tabel 3.5 Laporan Deteksi Dini Triple E Pada Bumil Di Puskesmas Belimbing Pada Tahun 2018 KELURAHAN ∑ HBsAg 2017 ∑ HIV 2018 ∑ SIPILIS 2017 2018 R NR R NR R NR R NR KURANJI 2 149 3 355 - 289 - GN SARIK 0 49 1 115 0 64 S SAPIH 0 22 1 77 0 HC BLK 2 220 5 552 - 2017 R NR 2018 R NR 358 - 120 - 116 - 32 23 - 78 - 22 376 - 552 - 147 III.2 Kegiatan Posyandu Balita Posyandu Balita di wilayah Puskesmas Belimbing pada tahun 2018 berjumlah 37 buah dengan tingkat perkembangan posyandu dapat dilihat pada grafik 3.5 Grafik 3.5 Tingkat Perkembangan Posyandu di Wilayah Puskesmas Belimbing tahun 2018 GRAFIK STRATA POSYANDU JANUARI - DESEMBER TH 2018 30 25 20 15 10 5 0 KURANJI PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI 0 0 12 5 GUNUNG SARIK 0 0 8 2 SEI SAPIH PUSKESMAS 0 1 8 1 0 1 28 8 38 Untuk tingkat partispasi masyarakat (D/S) dan N/D dapat dilihat pada grafik 3.6 dan grafik 3.7 Grafik 3.6 Pencapaian D/S di Puskesmas Belimbing Tahun 2018 GRAFIK PENCAPAIAN D/S JANUARI - DESEMBER TH 2018 80 70 60 50 40 30 20 10 0 KURANJI 2017 2018 TARGET 74,9 63,7 GUNUNG SARIK 70,7 66 SEI SAPIH PUSKESMAS 73,7 64,5 73,5 64,48 85% Sumber : Data Promkes Puskesmas Belimbing Tahun 2018 Dari grafik diatas terlihat bahwa pencapaian D/S di Puskesmas Belimbing belum mencapai target, yaitu 64,48 %. Grafik 3.7 Pencapaian N/D di Puskesmas Belimbing Tahun 2018 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 KURANJI 2017 2018 TARGET 91,96 95,5 GUNUNG SARIK 92,6 95,8 SEI SAPIH PUSKESMAS 93,3 95,5 92,62 95,6 87% 39 Dari grafik diatas terlihat bahwa pencapaian N/D Puskesmas Belimbing sudah mencapai target, yaitu 95,6%. III.3 Survei PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Pada Tahun 2018 telah dilakukan survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga, dengan jumlah sampel sebanyak 6.297 rumah tangga. Dari hasil survei diketahui sebanyak 2.898 rumah tangga (46,02 %) sudah berPHBS.Adapun hasil survei dapat dilihat pada tabel 3.6 Tabel 3.6 Hasil Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesmas Belimbing Tahun 2018 Sumber : Data Promkes Puskesmas Belimbing Tahun 2018 40 III.4 Pembahasan Masalah pada pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)5 Pelayanan KIA dan KB Pencapaian program yaitu cakupan neonatus komplikasi yang ditangani secara defenitif belum mencapai target Meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan BPM agar pelaporan neonatus komplikasi dilaporkan setiap bulan 34 % Bumil yang belum Edukasi pada bumil tentang dilakukan skrining dan pentingnya pemeriksaan Hepatitis B pemeriksaan Hepatitis B dan HIV dan HIV serta mewajibkan pada Klinik dan BPM untuk mengirimkan pemeriksaan Labor pada bumil ke Puskesmas Kunjungan pra sekolah masih Meningkatkan kerjasama dengan belum mencapai target lintas program, serta mensosialisasikan kepada kader untuk memantau anak pra sekolah di wilayahnya untuk datang ke posyandu Masih ditemukannya kasus Meningkatkan kualitas dan kuantitas kelas ibu hamil dan kelas ibu balita kematian ibu & bayi Tingkat pengetahuan dan Meningkatkan KIE kepada PUS pemahaman masyarakat masih kurang Masih rendahnya pencapaian KB Kerja sama dengan tokoh masyarakat (Mitos tentang KB ( dan lintas sektor (berupa Safari KB), menyebabkan penyakit dan serta meningkatkan KIE kepada PUS terganggunya hubungan seksual)) 41 Gizi Masih rendahnya D/S Rendahnya kunjungan penimbangan massal Partisipasi masyarakat untuk datang ke posyandu masih rendah Masih adanya kasus gizi kurang Meningkatkan kerja sama dengan lintas sektor terkait dan tokoh masyarakat untuk memotivasi masyarakat untuk datang ke posyandu, serta menginformasikan kepada masyarakat jadwal posyandu (H-1) Meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya tumbuh kembang anak Mengadakan pertemuan lintas sektor (Lurah, PKK, RT/RW, Kader serta msayarakat itu sendiri untuk mencari solusi terhadap masalah ini serta Memberikan penyuluhan ke masyarakat akan pentingnya gizi bada balita Mengadakan kerjsama dengan Lintas Sektor dan Pekerja Sosial Masyarakat di Kel. Masing-masing untuk penemuan kasus 42 BAB 4 SARAN DAN KESIMPULAN IV.1 KESIMPULAN Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan terdepan yang menyelengarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) tingkat pertama, salah satu program kesehatan masyarakat yang dilakukan puskesmas adalah kesehatan ibu dan anak (KIA) yang berfungsi untuk menurunkan kematian ibu dan kematian anak dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif pada ibu dan anak berupa peningkatan pemantauan dan pemeriksaan, untuk mencapai derajat kesehatan ibu dan anak yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya Berdasarkan uraian data dalam Profil Puskesmas Belimbing Tahun 2018, dapat disimpulkan beberapa pencapaian dari program serta kegiatan yang telah tercapai di Puskesmas Belimbing, antara lain : Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil di Puskesmas Belimbing dipantau telah banyak yang mencapai target dan dapat dikatakan berhasil yaitu meliputi Cakupan kunjungan ibu hamil (K1), cakupan ibu hamil (K4), Cakupan Deteksi Dini Bumil oleh Nakes, Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan, Pelayanan Nifas KF1 sampai KF3, Skrening dan Pemeriksaan Hepatitis B dan HIV, Kunjunagan neonates (KN1 dan KN lengkap), serta Kunjungan Bayi. Terdapat 4 indikator pemantauan KIA di Puskesmas Belimbing yang belum mencapai target, diantaranya: Pemasangan stiker P4K yang hanya mencapai 99,8% dari 100%, kunjungan anak balita yang hanya mencapai 64,5% dari 92,5%, Neonatus Komplikasi ditangani secara defenitif yang hanya mencapai 53% dari target 84%, Cakupan Kb Aktif yang hanya mencapai 50,3% dari target 75%. 43 IV.2 SARAN 1. Bagi Puskesmas Belimbing dapat mempertahankan pencapaian yang telah berhasil memenuhi target serta memperbaiki nilai atau angka yang belum dapat mencapai target dengan cara meningkatkan tanggung jawab serta disiplin baik dari pimpinan maupun petugas puskesmas 2. Bagi Puskesmas Belimbing dapat meningkatkan ketersediaan baik dari prasarana maupun sarana yang mendukung berbagai program yang dijalankan agar dapat menunjang kelancaran dari program 3. Bagi Puskesmas Belimbing dapat meningkatkan pembinaan dari setiap program yang dijalankan dengan cara melakukan pemantauan serta pelatihan terhadap petugas pemegang program. 4. Bagi Puskesmas Belimbing dapat meningkatkan jumlah ataupun teknik dalam mendata sehingga dapat mendapatkan keseluruhan informasi dari setiap kelurahan yang berada disekitar puskesmas 44 DAFTAR PUSTAKA 1. Moegni.f.m O. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. World Heal Organ Indones. 2016;346;21-25. 2. Primadi O. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Kemerntrian Kesehat Republik Indones. 2019;111–3. 3. Gamelia.E S. Analisa Pencapaian Indikator 9 Cakupan Program Kesehatan Ibu dan Anak(KIA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalibagor Kecamatan Kalibagor Kabuaten Banyumas. 2015;5–8. 4. Halawatiah. Implementasi Kebijakan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Talakar Provinsi Sulawesi Selatan. 2017;52–3. 5. Kesehatan PP dan PT. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. 2014;3–4. 6. Kesehatan PP dan PT. Buku Ajar Kesehatan Ibu Anak. 2014;248–64. 7. Indonesia KKR. Perencanaan Terpadu Kesehatan Ibu Anak. 2014;9. 8. Sumber : Data Kepegawaian dan Promkes Puskesmas Belimbing Tahun 2018 45