Uploaded by User75646

Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMK

advertisement
MAKALAH
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dosen Pengampu:
Dr. H. Toto Ruhimat, M.Pd.
Dr. H. Riche Cynthia Johan, M.Si.
Disusun oleh:
Fenny Aulia Putri (1906838)
Martika Fitria Damayanti (1909118)
Risa Zakiatul Hasanah (1907600)
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat dan semakin canggih menimbulkan perubahan
yang amat pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Kemudahan akses dalam berbagai hal tidak hanya
menguntungkan namun juga menimbulkan banyak tuntutan, masalah, juga tantangan (Sukmadinata
dan Syaodih, 2014). Pola kehidupan juga menjadi semakin kompleks. Terjadi kesenjangan yang
semakin melebar antar strata di lingkungan kehidupan. Kompetensi antar individu dan kelompok
menjadi semakin sengit. Tuntutan sumber daya manusia kompeten dan profesional juga menjadi
semakin tinggi.
Dikatakan dalam beberapa literatur bahwa beberapa waktu yang akan datang hanya akan ada dua
jenis masyarakat yaitu masyarakat produsen atau masyarakat produktif dan masyarakat konsumen
atau masyarakat konsumtif (Sukmadinata dan Syaodih, 2014). Masyarakat yang produktif lahir dari
masyarakat yang senang belajar karena dengan belajar masyarakat dapat memiliki kompetensi yang
tinggi. Kompetensi yang tinggi akan melahirkan produktivitas yang tinggi pula.
Kondisi kehidupan yang semakin kompleks ini menuntut manusia untuk meningkatkan kualitas diri.
Manusia yang memiliki kemampuan, keunggulan, kerja keras, dan disiplin tinggi yang mampu
bertahan dalam kuatnya persaingan antar individu. Salah satu upaya yang sangat memungkinkan
untuk meningkatkan kompetensi diri yakni melalui pendidikan. Oleh karenanya pendidikan berbasis
dengan kompetensi sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Kurikulum sebagai salah satu bagian penting dalam pendidikan menjadi salah satu objek yang dapat
mewujudkan pendidikan yang berbasis kompetensi dengan kurikulum berbasis kompetensi. Di
dalam kurikulum berbasis kompetensi dibahas mengenai konsep, isi, proses, penilaian dan basis
pendidikan lainnya yang akan menjadi panduan dalam merencanakan proses pembelajaran yang
dapat membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas kurikulum berbasis kompetensi dalam konteks
Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia. Dimulai dari kebijakan pemerintah dalam Permendikbud
2
No. 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan yang
didalamnya dipaparkan standar-standar pedoman melaksanakan pendidikan di SMK. Kemudian
pembahasan dipersempit ke dalam konteks kurikulum berbasis kompetensi di salah satu Sekolah
Menengah Kejuruan di Bandung yakni SMKN 03 Bandung.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kurikulum berbasis kompetensi untuk SMK di Indonesia?
2. Bagaimana penerapan kurikulum berbasis kompetensi di SMK 03 Bandung?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan dalam makalah ini yaitu:
1. Mendeskripsikan kurikulum berbasis kompetensi untuk SMK di Indonesia
2. Mendeskripsikan penerapan kurikulum berbasis kompetensi di SMK 03 Bandung
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakter Kurikulum Pendidikan Kejuruan
Menurut Finch (1984: 14) terdapat beberapa karakteristik dari kurikulum pendidikan kejuruan yaitu:
“orientation, justification, focus, in-school success standards, out-of-school success standards,
school-workplace-community relationships, federal involvement, responsiveness, logistics, and
expense”
yang berarti orientasi, justifikasi, fokus, standar kesuksesan sekolah, standar kesuksesan di luar
sekolah, hubungan dengan masyarakat, tanggung jawab negara, logistic, dan biaya. Selain memiliki
karakteristik tersendiri, kurikulum pendidikan kejuruan juga mengacu pada tiga prinsip dari
pendidikan kejuruan yaitu the principle of accessibility, the principle of integration, and the
principle of partnership.
a. The principle of accessibility
Prinsip ini mengacu pada pendidikan kejuruan terbuka untuk semua. Pendidikan kejuruan harus
menyentuh seluruh lapisan masyarakat agar semua orang dapat mengenyamnya yaitu tanpa
membedakan yang kaya dan miskin atau laki-laki dan perempuan.
b. The principle of integration
Pendidikan kejuruan harus terhubung dengan dunia kerja. Model ini biasa menggunakan model link
and match, dimana keterampilan yang diajarkan di dalam kurikulum mengacu pada keterampilan
yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
c. The principle of partnership
Prinsip ini adalah prinsip dimana pendidikan kejuruan harus membangun kerja sama yang baik
dengan DUDI. Kerja sama yang terjalin dapat berupa kerja sama dalam praktek kerja lapangan atau
magang di industri. Salah satu bentuk yang sering dilakukan adalah work based learning melalui
program praktik kerja industri.
4
2.1.1 Model Pengembangan Kurikulum Kejuruan
Pengembangan kurikulum tidak serta merta dikembangkan secara langsung, akan tetapi memiliki
langkah-langkah penting sebagai penguat mengapa kurikulum dikembangkan. Di sisi lain
pengembangan kurikulum juga mengacu pada hasil yang diinginkan sehingga pengembangan
mencakup kebutuhan dari tujuan kurikulum. Model-model pengembangan kurikulum sangat
beragam yang memiliki ciri tersendiri. Terdapat 3 jenis model yang sangat tepat untuk
mengembangakn kurikulum kejuruan sebagai berikut:
1.) Model Nicholls
Model Nicholls menitikberatkan pengembangan kurikulum pada rasional, khususnya melihat
kebutuhan kurikulum berdasarkan perubahan situasi. Jika melihat landasan awal pembentukan
kurikulum yang tepat maka model Nicholls menjadi hal yang tepat. Model Nicholls memiliki
beberapa tahapan pengembangan yaitu: 1) Situational analysis (analisis situasional); 2) Selection of
objectives (seleksi tujuan); 3) Selection and organization of content (seleksi dan organisasi isi); 4)
Selection and organization of methods (seleksi dan organisasi metode); dan 5) Evaluation (evaluasi)
(Sholeh, 2013: 79).
2.) Model Finch
Pada pendidikan kejuruan memiliki tujuan berbeda dari pendidikan pada umumnya. Hal ini
membuat pengembangan kurikulum menjadi berbeda dengan yang lainnya. Finch dalam bukunya
membahas khusus pengembangan kurikulum untuk sekolah kejuruan yang mencakup perencanaan,
konten, dan implementasi. Kurikulum kejuruan dapat dikembangkan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Gambar1. Bagan model Finch
5
Langkah-langkah dari model ini dapat diterjemahkan: 1) Perencanaan kurikulum yang meliputi
menetapkan proses pengambilan keputusan, mengumpulkan dan mengkaji data terkait sekolah, dan
mengumpulkan dan mengkaji data terkait masyarakat; 2) Membentuk konten kurikulum yang
meliputi memanfaatkan strategi untuk menentukan konten, membuat Keputusan Konten Kurikulum,
mengembangkan Tujuan dan Tujuan Kurikulum; dan 3) Melaksanakan kurikulum yang meliputi
identifikasi dan pemilihan bahan ajar, mengembangkan bahan ajar, memilih strategi penyampaian
bahan ajar, dan mengkaji Kurikulum.
3. Model Gwen
Model pengembangan lain yang juga dapat sesuai dilakukan untuk mengembangakan kurikulum
pendidikan kejuruan adalah model yang dikembangakan oleh Gwen melalui Food and Agriculture
Organization of The United Nations (FAO). Model ini memiliki ciri khusus dibandingkan dengan
model yang dikembangkan Finch. Model yang dikembangkan Gwen pada pelaksanaanya mencapai
tahap evaluasi. Berikut bagan alur dari model pengembangan kurikulum oleh Gwen.
Gambar 2. Bagan model Gwen
Langkah-langkah dari model ini dapat diterjemahkan: 1) Perencanaan yang meliputi identifikasi
isu/masalah/kebutuhan, membentuk tim pengembangan kurikulum, dan mengadakan penilaian dan
analisis kebutuhan; 2) Konten dan metode yang meliputi hasil yang diinginkan negara (tujuan
pendidikan nasional), pemilihan konten, dan merancang metode pembelajaran Experiential; 3)
Implementasi yang meliputi menghasilkan produk kurikulum, menguji dan merevisi
kurikulum, merekrut dan melatih relawan/fasilitator, dan melaksanakan kurikulum; dan 4) Evaluasi
dan pelaporan yang meliputi strategi evaluasi dan melaporkan dan mengamankan sumber daya.
6
2.1.2 Struktur Kurikulum
Tabel 1. Struktur kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan
Program Pendidikan dan Pelatihan
Alokasi waktu
I.
1. Pendidikan Sosial-Budaya dan
kewarganegaraan
216
2. Pendidikan Agama
144
3. Olahraga dan Kesehatan
216
4. Bahasa Indonesia
144
1. Bahasa Inggris
Sesuai
II.
Program Normatif
Program Adaptif
program
keahlian
2. Matematika
3.
Keterampilan komputer dan
pengelolaan infomasi
4. Kewirausahaan
III. Program Produktif
1. ……..
2. ……..
3. ……..
Sesuai
program
keahlian
2.1.3 Standar Materi SMK
Standar materi Sekolah Menengah Kejuruan atau Madrasah Aliyah Kejuruan diatur dalam Lampiran
II Permendikbud No. 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/MAK yang
mengatur tentang standar isi kurikulum. Pengembangan standar isi SMK/MAK mengacu pada
standar kompetensi lulusan yang mengintegrasikan ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Standar kompetensi lulusan tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam standar isi dalam bentuk sub
7
standar kompetensi lulusan yang dilengkapi ruang lingkup materi yang akan mendukung pencapaian
sub standar kompetensi lulusan tersebut. Standar kompetensi lulusan menggambarkan profil lulusan
yang diharapkan dicapai melalui proses pembelajaran dan aktivitas pada satuan pendidikan.
Selanjutnya struktur standar isi terdiri atas area kompetensi, standar kompetensi lulusan, sub standar
kompetensi lulusan, dan ruang lingkup materi. Area kompetensi dan butir standar kon merupakan
bagian dari standar kompetensi lulusan, sedangkan sub standar kompetensi lulusan dan ruang
lingkup materi merupakan bagian inti dari standar isi. Standar isi diorganisasikan berdasarkan
bidang keahlian dan program keahlian. Standar isi terdiri dari bagian umum dan bagian kejuruan.
Bidang keahlian dalam standar isi meliputi bidang teknologi dan rekayasa, energi dan pertambangan,
teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan dan pekerjaan sosial, agribisnis dan agroteknologi,
kemaritiman, bisnis dan manajemen, pariwisata, dan seni dan industri kreatif.
2.1.4 Spektrum SMK 2016
Pada tanggal 15 November 2016 merujuk pada surat Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
4678/D/Kep/MK/2016 tanggal 2 September 2016 tentang Spektrum Pendidikan
Menengah Kejuruan, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan Spektrum Keahlian
Pendidikan Menengah Kejuruan tersebut yang merevisi edisi 2013. Berikut isi lampiran
kompetensi keahlian yang disampaikan melalui surat edaran tersebut.
SPEKTRUM KEAHLIAN PMK 2016 (2013 HASIL REVISI)
NO
.
1.
BIDANG/PROGRAM
KEAHLIAN
KOMPETENSI KEAHLIAN
PROGRAM
3
TAHUN
4
TAHUN
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
1.1 Teknologi Konstruksi dan Properti
8
1.1.1 Konstruksi Gedung, Sanitasi
dan Perawatan
V
1.1.2 Konstruksi Jalan, Irigasi dan
Jembatan
V
1.1.3 Bisnis Konstruksi dan Properti
V
1.1.4 Desain Permodelan
Informasi Bangunan
dan
1.2 Teknik Geomatika dan Geospasial
1.2.1 Teknik Geomatika
V
1.2.2 Informasi Geospasial
V
1.3 Teknik Ketenagalistrikan
1.3.1 Teknik Pembangkit Tenaga V
Listrik
1.3.2 Teknik Jaringan Tenaga Listrik V
1.3.3 Teknik Instalasi Tenaga Listrik V
1.3.4 Teknik Otomasi Industri
V
1.3.5 Teknik Pendinginan dan Tata V
Udara
1.3.6 Teknik Tenaga Listrik
V
9
1.4 Teknik Mesin
1.4.1 Teknik Pemesinan
V
1.4.2 Teknik Pengelasan
V
1.4.3 Teknik Pengecoran Logam
V
1.4.4 Teknik Mekanik Industri
V
1.4.5 Teknik
Gambar Mesin
Perancangan
dan V
1.4.6 Teknik Fabrikasi Logam dan
Manufaktur
V
1.5 Teknologi Pesawat Udara
1.5.1 Airframe Power Plant
V
1.5.2 Aircraft Machining
V
1.5.3 Aircraft Sheet Metal Forming
V
1.5.4 Airframe Mechanics
V
1.6.1 Desain Grafika
V
1.6.2 Produksi Grafika
V
1.6 Teknik Grafika
1.7
Teknik
Instrumentasi Industri
10
1.7.1 Teknik Instrumentasi Logam
V
1.7.2 Instrumentasi dan Otomatisasi
Proses
V
1.8 Teknik Industri
1.8.1 Teknik Pengendalian Produksi
1.8.2
Teknik
Pergudangan
Tata
V
Kelola V
1.9 Teknologi Tekstil
1.9.1 Teknik Pemintalan Serat Buatan V
1.9.2 Teknik Pembuatan Benang
V
1.9.3 Teknik Pembuatan Kain
V
1.9.4 Teknik Penyempurnaan Tekstil
V
1.10 Teknik Kimia
1.10.1
Analisis
Laboratorium
Pengujian V
1.10.2 Kimia Industri
V
1.10.3 Kimia Analisis
1.10.4 Kimia Tekstil
V
V
11
1.11 Teknik Otomotif
1.11.1 Teknik Kendaraan Ringan V
Otomotif
1.11.2 Teknik dan Bisnis Sepeda V
Motor
1.11.3 Teknik Alat Berat
V
1.11.4 Teknik Bodi Otomotif
V
1.11.5 Teknik Ototronik
V
1.11.6 Teknik dan
Perawatan Otomotif
Manajemen
V
1.11.7 Otomotif Daya dan Konversi
Energi
V
1.12 Teknik Perkapalan
1.12.1 Konstruksi Kapal Baja
V
1.12.2 Konstruksi Kapal Kayu dan V
Fiberglass
1.12.3 Teknik Instalasi Pemesinan V
Kapal
1.12.4 Teknik Pengelasan Kapal
V
12
1.12.5 Teknik Kelistrikan Kapal
V
1.12.6 Desain dan Rancang Bangun V
Kapal
1.12.7 Interior Kapal
V
1.13.1 Teknik Audio Video
V
1.13.2 Teknik Elektronika Industri
V
1.13 Teknik Elektronika
1.13.3 Teknik Mekatronika
V
1.13.4 Teknik Elektronika Daya dan
Komunikasi
V
1.13.5 Instrumentasi Medik
2.
V
ENERGI DAN PERTAMBANGAN
2.1 Teknik Perminyakan
2.1.1 Teknik Produksi Minyak dan V
Gas
2.1.2 Teknik Pemboran Minyak dan V
Gas
13
2.1.3 Teknik Pengelolaan Minyak, V
Gas dan Petrokimia
3.
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
3.2.1
Teknik
Telekomunikasi
3.2.2
Teknik
Telekomunikasi
4.
Transmisi V
Jaringan
Akses V
KESEHATAN DAN PEKERJAAN SOSIAL
4.1 Keperawatan
4.1.1 Asisten Keperawatan
V
4.2.1 Dental Asisten
V
4.4.1 Farmasi Klinis dan Komunitas
V
4.2 Kesehatan Gigi
4.4 Farmasi
4.5 Pekerjaan Sosial
4.5.1 Social
Sosial)
4.5.2 Caregiver
Care
(Keperawatan V
V
14
5.
AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI
5.1 Agribisnis Tanaman
5.1.1 Agribisnis Tanaman Pangan dan V
Hortikultura
5.1.2
Agribisnis
Perkebunan
5.1.3 Pemuliaan
Tanaman
dan
Tanaman V
Perbenihan
5.1.4 Lanskap dan Pertamanan
5.1.5 Produksi
Perkebunan
dan
V
V
Pengelolaan
V
5.1.6 Agribisnis Organik Ekologi
V
5.2 Agribisnis Ternak
5.2.1 Agribisnis Ternak Ruminansia
V
5.2.2 Agribisnis Ternak Unggas
V
5.2.3 Industri Peternakan
V
5.3 Kesehatan Hewan
15
5.3.1 Keperawatan Hewan
5.3.2 Kesehatan
Hewan
dan
V
Reproduksi
V
5.4 Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
5.4.1 Agribisnis Pengolahan Hasil V
Pertanian
5.4.2 Pengawasan Mutu Hasil
Pertanian
V
5.4.3 Agroindustri
V
5.5 Teknik Pertanian
5.5.1 Alat Mesin Pertanian
V
5.5.2 Otomatisasi Pertanian
V
5.6 Kehutanan
6.
5.6.1 Inventarisasi dan Pemetaan
Hutan
V
5.6.2 Konservasi Sumber Daya Hutan
V
5.6.3 Rehabilitasi dan Reklamasi
Hutan
V
KEMARITIMAN
16
6.1 Pelayanan Kapal Penangkap Ikan
6.1.1 Nautika Kapal Penangkap Ikan
V
6.1.2 Teknika Kapal Penangkap Ikan
V
6.2 Pelayaran Kapal Niaga
6.2.1 Nautika Kapal Niaga
V
6.2.2 Teknika Kapal Niaga
V
6.3.1 Agribisnis Perikanan Air Tawar
V
6.3.2 Agribisnis Perikanan Air Payau
dan Laut
V
6.3.3 Agribisnis Ikan Hias
V
6.3.4 Agribisnis Rumput Laut
V
6.3 Perikanan
6.3.5 Industri Perikanan Laut
6.4 Pengolahan Hasil
Perikanan
7.
6.4.1 Agribisnis Pengolahan Hasil
Perikanan
V
V
BISNIS DAN MANAJEMEN
7.1 Bisnis dan Pemasaran
7.1.1 Bisnis Daring dan Pemasaran
V
7.2 Manajemen Perkantoran
17
7.2.1 Otomatisasi dan Tata Kelola
Perkantoran
V
7.3 Akuntansi dan Keuangan
7.3.1 Akuntansi dan Keuangan
Lembaga
V
7.3.2 Perbankan dan Keuangan Mikro V
7.3.3 Perbankan Syariah
8.
V
PARIWISATA
8.1 Perhotelan dan Jasa Pariwisata
8.1.1 Usaha Perjalanan Wisata
V
8.1.2 Perhotelan
V
8.1.3 Wisata Bahari dan Ekowisata
V
8.2 Kuliner
8.2.1 Jasa Boga
V
8.3.1 Tata Kecantikan Rambut dan
Kulit
V
8.3 Tata Kecantikan
8.3.2 Spa dan Beauty Therapy
V
18
8.4 Tata Busana
8.4.1 Tata Busana
V
8.4.2 Desain Fesyen
9.
V
SENI INDUSTRI KREATIF
9.1 Seni Rupa
9.1.1 Seni Lukis
V
9.1.2 Seni Patung
V
9.1.3 Desain Komunikasi Visual
V
9.1.4 Desain Interior dan Teknik
Furnitur
9.1.5 Animasi
V
V
9.2 Desain dan Produk Kreatif Kriya
9.2.1 Kriya Kreatif Batik dan Tekstil
V
9.2.2 Kriya Kreatif Kulit dan Imitasi
V
19
9.2.3 Kriya Kreatif Logam dan
Keramik
V
9.2.4 Kriya Kreatif Logam dan
Perhiasan
V
9.2.5 Kriya Kreatif Kayu dan Rotan
V
9.3.1 Seni Musik Klasik
V
9.3.2 Seni Musik Populer
V
9.4.1 Seni Tari
V
9.3 Seni Musik
9.4 Seni Tari
9.4.2 Penataan Tari
V
9.5 Seni Karawitan
9.5.1 Seni Karawitan
9.5.2 Penataan Karawitan
V
V
9.6 Seni Pedalangan
20
9.6.1 Seni Pedalangan
V
9.7.1 Pemeranan
V
9.7.2 Tata Artistik Teater
V
9.7 Seni Teater
9.8 Seni Broadcasting dan Film
9.8.1 Produksi dan Siaran Program
Radio
V
9.8.2 Produksi dan Siaran Program
Televisi
V
9.8.3 Produksi Film dan Program
Televisi
V
2.1.5 Permendikbud tentang SMK
Peraturan menteri yang membahas tentang SMK ada dalam Permendikbud No. 34 Tahun 2018
tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan atau Madrasah Aliyah Kejuruan.
Dalam Pasal 1 dijelaskan bahwa Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan atau
Madrasah Aliyah Kejuruan berisi kriteria minimal tentang sistem pendidikan pada tingkat
SMK/MAK di seluruh wilayah Indonesia agar dapat menjadi acuan untuk mencapai kompetensi
lulusan.
Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan atau Madrasah Aliyah Kejuruan terdiri
atas standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses pembelajaran, standar penilaian
21
pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan dan standar biaya operasi.
2.2 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 03 Bandung
2.2.1. Profil Sekolah
Nama Sekolah
: SMK Negeri 3 Bandung
Jenis Sekolah
: Kejuruan Non-Teknologi
Didirikan Pada
: 1 Agustus 1960
Izin Operasional
: S.K. No. 1820/B.3/Kep.Dep. P dan K/1960
NSS
: 0341026013008
Program Keahlian
:1. Akuntansi (Akreditasi A)
2. Adm. Perkantoran/Sekretaris
(Akreditasi A)
3. Penjualan/Pemasaran
(Akreditasi A)
4. Usaha Jasa Pariwisata
(Akreditasi A)
5. Multimedia
(Akreditasi A)
Alamat
: Jl. Solontongan No. 10, Buah Batu
No. Telp.
: (022) 7305529
Kelurahan
: Turangga
Kecamatan
: Lengkong
Kota
: Bandung
Provinsi
: Jawa Barat
2.2.2 Standar Isi
Standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Penetapan
standar isi dirumuskan sesuai dengan substansi tujuan pendidikan nasional yang hendak
dicapai. Berdasarkan definisi di atas, standar isi memuat banyak kriteria yang harus
dimiliki oleh peserta didik untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang telah
ditetapkan.
22
Standar isi terdiri dari tingkat kompetensi dan kompetensi inti dari setiap jenjang.
Tujuan Umum Sekolah Menengah Kejuruan adalah untuk :
1. Menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak
2. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik
3. Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga Negara yang mandiri dan bertanggung
jawab
4. Menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman budaya
bangsa Indonesia
5.
Menyiapkan peserta didik agar dapat menerapkan dan memelihara hidup sehat,
memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni
Adapun tujuan khusus Sekolah Menengah Kejuruan adalah :
1. Menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara mandiri atau mengisi
lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja
tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati
2. Membekali peserta didik agar mampu memiliki ulet dan gigih dalam berkompetisi,
dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang
diminatinya
3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu
mengembangkan diri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Pembelajaran di SMK merupakan pembelajaran berbasis kompetensi yang
disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di lapangan. Kompetensi di Sekolah Kejuruan
merupakan substansi atau materi pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang selanjutnya
dikelompokkan menjadi berbagai mata diklat/substansi/materi diklat. Jenis mata diklat
dirumuskan menjadi 3 bagian yaitu program normatif, program adaptif dan program
produktif. Struktur kurikulum SMK diambil dari 3 program pendidikan dan latihan yaitu
normatif, adaptif dan produktif.
23
Komponen normatif merupakan komponen yang berisi sejumlah kompetensi yang
bertujuan agar peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga Negara yang
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Komponen normatif ini berisi mata pendidikan dan latihan yang harus ada
dalam seluruh program keahlian.
Sementara itu komponen adaptif merupakan komponen yang bertujuan agar
peserta didik mampu beradaptasi dan mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan
kehidupan bermasyarakat dan bernegara, budaya dan seni, ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta tuntutan perkembangan dunia kerja sesuai keahlian. Komponen adaptif
biasanya hanya terdapat pada program keahlian tertentu yang menambah beberapa mata
pendidikan dan latihan.
Komponen terakhir yaitu komponen produktif yang berisi kompetensi dengan
tujuan yaitu untuk menjadikan peserta didik yang mampu melaksanakan tugas di dunia
kerja sesuai dengan program keahlian. Kompetensi dalam komponen produktif merupakan
standar kompetensi yang berlaku di bidang keahlian yang ditetapkan asosiasi profesi, hasil
inventarisasi dan consensus dunia kerja serta pihak terkait. Dalam komponen produktif
terdapat beberapa mata pelajaran yang isinya disesuaikan dengan karakteristik program
keahlian.
24
Program Pendidikan dan Pelatihan
I.
II.
Program Normatif
Program Adaptif
Alokasi waktu
1. Pendidikan Sosial-Budaya
kewarganegaraan
dan
216
2. Pendidikan Agama
144
3. Olahraga dan Kesehatan
216
4. Bahasa Indonesia
144
1.
Bahasa Inggris
Sesuai
program
keahlian
2.
Matematika
3.
Keterampilan komputer dan
pengelolaan informasi
4. Kewirausahaan
III.
Program Produktif
1.
2.
3.
……..
……..
……..
Sesuai
program
keahlian
Tabel 1. Struktur kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan
Struktur kurikulum SMKN 03 Bandung
1. Jurusan Pemasaran
Program
Pendidikan
dan
Alokasi waktu
Pelatihan
I.
Program Normatif
1. Pendidikan Sosial-Budaya
dan kewarganegaraan
192
2. Pendidikan Agama
192
25
1. Program Normatif
II.
Program Adaptif
3. Olahraga dan Kesehatan
192
4. Bahasa Indonesia
192
1. Bahasa Inggris
440
2. Matematika
3. Keterampilan komputer dan
pengelolaan informasi
4. Kewirausahaan
5. IPA
6. IPS
III. Program Produktif
Dasar
Kompetensi
Kejuruan
1. Profesional kerja
2. Komunikasi bisnis
3. Keselamatan kerja dan
Lingkungan hidup
403
202
192
192
128
1. 54
2. 54
3. 36
Kompetensi Kejuruan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Total
Prinsip-prinsip bisnis
Pelayanan prima
Administrasi transaksi
Menata produk
Tekhnik negoisasi
Peralatan bisnis
Membuka usaha eceran
Pemasaran barang dan jasa
1. 72
2. 72
3. 108
4. 216
5. 108
6. 108
7. 72
8. 288
Muatan Lokal 192
Pengembangan diri 192
4025
Tabel 2 Struktur kurikulum jurusan pemasaran SMKN 03 Bandung
26
2.
Jurusan Multimedia
Tabel 3. Struktur kurikulum jurusan multimedia
3. Jurusan Usaha Perjalanan Pariwisata
Program
Pendidikan
dan
Alokasi waktu
Pelatihan
I.
II.
Program Normatif
Program Adaptif
1. Pendidikan Sosial-Budaya
dan kewarganegaraan
192
2. Pendidikan Agama
192
3. Olahraga dan Kesehatan
192
4. Bahasa Indonesia
192
1. Bahasa Inggris
440
27
2. Matematika
3. Keterampilan komputer dan
pengelolaan informasi
4. Kewirausahaan
5. IPA
6. IPS
403
202
192
192
128
III. Program Produktif
Kompetensi Kejuruan
1.
Berkomunikasi
melalui
telepon
2. Occupational healt and safety
3. CCC
4. Tourism Geography
5. Tourism Industry
6. Destination Knowladge
7. Reservation prosedure
8. Guide knowladge
9. Travel document handing
10. Ticketing Internasional
11. Carho Hnadling Prosedure
12.
Fare
and
Ticketing
domestic
13. reservation procedure
14. Tpour Guiding
15. Tour planning and costing
16. Airport passenger handling
17.
Tourism
information
service
18. Sales Marketing
19. Tour Research
20. Guiding Operation
Total
Muatan Lokal 352
1. 40
2. 40
3. 80
4. 80
5. 80
6. 60
7. 112
8, 224
9.72
10. 40
11.180
12. 40
13. 48
14. 224
15. 48
16. 40
17. 80
18. 40
19. 40
20. 32
4360
Tabel 4. Struktur Kurikulum UPW
28
4. Jurusan Akutansi
Program Pendidikan dan Pelatihan
I.
Program Normatif
II.
Program Adaptif
Alokasi waktu
1. Pendidikan Sosial-Budaya
dan kewarganegaraan
192
2. Pendidikan Agama
192
3. Olahraga dan Kesehatan
192
4. Bahasa Indonesia
192
1. Bahasa Inggris
440
2. Matematika
3. Keterampilan komputer dan
pengelolaan informasi
4. Kewirausahaan
5. IPA
6. IPS
403
202
192
192
128
III. Program Produktif
Kompetensi Kejuruan
1.
menerapkan
konsep
akuntansi
2.
menyelesaikan
siklus
akuntansi perusahaan jasa dan
dagang secara manual maupun
computer
3. Mengerjakan hitung dagang
4. mengerjakan akuntansi aktiva
dan pasiva perusahaan
5. mengerjakan administrasi
pajak
1. 60
2. 104
3. 64
4. 40
5. 80
6. 60
7. 60
8, 80
9.60
29
1.
6. menerapkan sistem dan
prosedur
akuntansi
harga
produk untuk masalah khusus
7.
menerapkan sistem dan
prosedur akuntansi harga pokok
8. menerapkan siklus akuntansi
perusahaan manufaktur baik
manual maupun computer
9. menerapkan perhitungan dan
analisis laporan keuangan
Muatan Lokal 352
Total
3684
Tabel 5. Struktur kurikulum jurusan multimedia
5. Jurusan ADM Perkantoran
Program Pendidikan dan Pelatihan
Alokasi waktu
I.
1. Pendidikan Sosial-Budaya
dan kewarganegaraan
192
2. Pendidikan Agama
192
3. Olahraga dan Kesehatan
192
4. Bahasa Indonesia
192
1. Bahasa Inggris
440
II.
Program Normatif
Program Adaptif
2. Matematika
3. Keterampilan komputer dan
pengelolaan informasi
4. Kewirausahaan
403
202
192
30
5. IPA
6. IPS
III. Program Produktif
128
Kompetensi Kejuruan
1. Dasar-dasar manajemen
2. Manajemen kantor
3.
Melakukan
prosedur
administrasi
4. menjaga dan melindungi
budaya kerja
5. Menangani surat masuk dan
keluar
6.
Berkomunikasi
melalui
telepon dan fax
7. bekerjasama dengan kolega
dan pelanggan
8. Menggunakan peralatan
kantor
9.
Merencanakan
dan
melakukan pertemuan
10. Mengelolan dan menjaga
sistem
11. Prosedur K3
12.
Mengatur
perjalanan
dinas/bisnis
13. Mencatat dikte untuk
menghasilkan naskah
14.
Menghasilkan
dan
mengembangkan naskah untuk
dokumen
15.
Mengelola
transaksi
keuangan
16. Menangani pengadaan dan
penhgumpulan dokumen
17.
Mengaplikasikan
keterampilan dasar komunikasi
18. Mengoperasikan computer
administrasi perkantoran
Total
192
1. 80
2. 80
3. 160
4. 40
5. 80
6. 60
7. 60
8, 240
9. 60
10.160
11. 40
12.124
13. 60
14. 60
15. 96
16. 32
17. 48
18. 32
Muatan Lokal 352
4360
Tabel 6. Struktur ADM perkantoran
31
2.2.3 Standar Proses
Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu
satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Menurut Permendikbud
No. 22 tahun 2016 tentang standar proses, proses pembelajaran yang harus dilakukan di
setiap
satuan
pendidikan
hendaknya
pembelajaran
yang
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Standar proses untuk
satuan pendidikan SMK mencakup kegiatan : perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses
pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran mencakup silabus dan RPP yang merujuk pada standar isi.
Sementara untuk pelaksanaan proses pembelajaran di SMK yaitu berlangsung selama 45
menit setiap satu jam pembelajaran. Sedangkan untuk jumlah rombongan belajar, menurut
Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar proses, banyaknya rombongan belajar
SMK dalam satu kelas yaitu maksimal berjumlah 36 orang. Sementara untuk penilaian
hasil pembelajaran dengan menggunakan penilaian autentik yaitu menilai kesiapan peserta
didik, proses dan hasil belajar secara utuh dan menyeluruh. Kegiatan terakhir adalah
pengawasan, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan dengan melalui kegiatan pemantauan
supervisi, evaluasi, pelaporan serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Sistem
pengawasan bisa dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dinas pendidikan dan
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan.
Strategi Dan Pembelajaran Di Smk
Pendekatan yang digunakan di SMK yaitu dengan menggunakan Competence-Based
Training dan Production-Based Training.
Selain itu, pembelajaran yang dilakukan di SMK menggunakan strategi pembelajaran
diantaranya sebagai berikut :
1. Mastery Learning. Yakni strategi belajar tuntas dimana peserta didik diberi waktu yang
cukup untuk menguasai setiap kompetensi yang harus dipelajari oleh siswa
32
2. Learning by doing. Yakni strategi pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan yang
bisa memberikan pengalaman belajar yang bermakna
3. Individualized Learning, merupakan strategi pembelajaran yang memperhatikan
keunikan setiap individu
4.
Group learning, yaitu belajar secara berkelompok
5. Belajar dengan menggunakan sistem modular yaitu menggunakan paket pembelajaran
atau modul. Adapun yang dimaksud dengan sistem modular adalah perancangan substansi
pembelajaran berdasarkan satuan kompetensi secara utuh, sehingga memudahkan
perpindahan dari suatu satuan pembelajaran ke satuan pembelajaran lainnya berdasarkan
prinsip pembelajaran tuntas.
2.2.4 Standar Penilaian
Standar penilaian adalah kriteria mengenai tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Komponen yang harus dinilai disesuaikan dengan
tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Penilaian di SMK dilaksanakan oleh pendidik, kepala
sekolah dan pemerintah. Adapun aspek yang dinilai meliputi 3 ranah yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan
belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Adapun prinsip
penilaian hasil belajar: sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan,
sistematis, beracuan kriteria dan akuntabel.
2.2.5 Pendidikan dan tenaga pendidikan
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMK/MAK ini disusun sebagai penyiapan dan
pengembangan karir guru, instruktur, dan tenaga kependidikan dalam mencapai Standar Kompetensi
Lulusan dan mengelola proses pembelajaran.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa guru
SMK/MAK harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik. Kualifikasi
33
akademik guru merupakan tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi yang dibuktikan dengan
ijazah. Kompetensi guru pada umumnya mencakup 4 (empat) kompetensi, yaitu kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
Kompetensi keahlian di bidang kejuruan yang merupakan kompetensi profesional, dibuktikan
dengan sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Standar ini memfokuskan pada 4 (empat) dimensi kompetensi guru pada
umumnya di atas yang dirumuskan dalam kompetensi dan subkompetensi. Standar kualifikasi
akademik dan kompetensi guru digunakan sebagai acuan bagi perguruan tinggi dalam menyiapkan
calon guru, dan menjadi acuan bagi direktorat jenderal yang menangani guru dalam melaksanakan
pembinaan dan pengembangan karir guru.
2.2.6 Standar Kualifikasi Guru
1. Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK melalui pendidikan formal Standar kualifikasi akademik
guru SMK/MAK adalah jenjang pendidikan sedikitnya yang harus dipenuhi oleh seorang guru yang
dibuktikan dengan ijazah sarjana (S1) atau sarjana terapan (D-IV) yang relevan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dan memiliki sertifikat pendidik yang diperoleh melalui
Pendidikan Profesi Guru (PPG).
2. Kualifikasi Kompetensi profesional guru kejuruan SMK/MAK mengacu pada kompetensi sebagai
guru dan kompetensi kerja yang berlaku di dunia usaha dan industri.
3. Kualifikasi kompetensi kerja guru kejuruan SMK/MAK yang dimaksud pada butir 2 memiliki
jenjang 4 (empat) pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
34
Jumlah Guru dan Tenaga Kependidikan
1. Data Guru : total 100
Status
No
Lulusan
Umur
Jenis
sertifikasi
kelamin
PNS
Honorer
<S1
≥ S1
<30 th
31-45th 46-
>55th L
P
sdh
blm
55th
1
78
22
0
100
13
36
27
24
27
73
73
27
9
9
4
21
6
-
-
2. Data tenaga kependidikan : total 27
1
8
19
16
11
5
Tabel 7 klasifikasi guru dan tenaga keoendidikan di SMKN 03 Bandung
2.2.6 Standar sarana dan prasarana
Dalam standar sarana dan prasarana harus memenuhi kriteria minimum yang meliputi:
1. sarana terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lainnya, dan
2. Prasarana terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, serta instalasi daya dan jasa.
Dengan standar sarana dan prasarana ini, SMK/MAK diharapkan mampu mengembangkan
pendidikan kejuruan yang semakin relevan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang senantiasa
berubah sesuai perkembangan dunia usaha/industri. Di samping itu, standar ini juga untuk
mendukung proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
1. Ruang kelas
Kondisi
Total
Ruang
Milik
62
Jumlah
Bukan milik
62
35
Baik
0
0
Rusak ringan
62
62
Rusak sedang
0
0
Rusak berat
0
0
Tabel 8 kondisi kelas SMKN 03 Bandung
2. Fasilitas
No
Nama
Jumlah
Keterangan
1
Laboratorium komputer
12
Rusak ringan
2
Perpustakaan
1
Rusak ringan
3
Sanitasi
1 Guru 6 siswa
Rusak ringan
4
Koperasi
1 pegawai1 siswa
Rusak ringan
5
Kesenian
1
Rusak ringan
6
Lapangan olah raga
5
Rusak ringan
7
Ruang
olah
raga
dan 2
Baik
upacara
8
Gedung serba guna
1
Baik
9
Kantin
2
Rusak ringan
10
Ruang keterampilan
5
Baik
11
Ruang Olahraga
1
Baik
12
Parkir
2
Baik
13
Ruang UKS
1
Baik
36
14
Ruang OSIS
1
Baik
15
Masjid
1
Baik
16
Ruang bisnis center
1
Baik
17
Ruamg TU
1
Baik
18
Ruang piket
1
Baik
19
Ruang sidang
1
Baik
20
ATM BRI
1
Baik
21
Bussines centre
1
Baik
22
Taman
1
Baik
23
Ruang Guru
1
Baik
Tabel 9 sarana dan prasarana SMKN 3 Bandung
Standar Sarana dan Prasarana SMK/MAK ini disusun sebagai acuan penentuan jenis, jumlah,
spesifikasi, kriteria, dan persyaratan teknis sarana dan prasarana dengan memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan kebutuhan dunia usaha/industri
sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien. Pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan menjadi tanggung jawab satuan pendidikan bersangkutan yang dilakukan
secara berkala dan berkesinambungan.
2.2.7 Standar pengelolaan
Setiap satuan pendidikan dalam sistem pendidikan nasional memerlukan Standar Pengelolaan.
Standar Pengelolaan SMK/MAK memuat sepuluh komponen yaitu (1) Visi, Misi, dan Tujuan, (2)
Rencana Kerja Jangka Menengah, (3) Rencana Kerja Tahunan, (4) Kepemimpinan, (5) Budaya, (6)
Pelaksanaan, (7) Pengembangan Kurikulum dan Penjaminan Mutu Internal, (8) Pengawasan, (9)
Akuntabilitas, dan (10) Sistem Informasi Manajemen. Melalui pemenuhan Standar Pengelolaan ini
diharapkan SMK/MAK mampu menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang bermutu
37
dalam rangka menyiapkan kualitas lulusan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dapat
memenuhi kebutuhan dunia usaha/industri pada masa mendatang.
SMKN 03 Bandung menggunakan pendekatan MBS (manajemen berbasis sekolah) dalam standar
pengelolaanya. Rangkaian proses kegiatan dalam menciptakan mutu pendidikan SMK/MAK yang
perlu dilakukan meliputi:
1. Perencanaan, yaitu menyusun dan menetapkan visi, misi, dan tujuan SMK/MAK apa yang ingin
dicapai dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki, sesuai kebijakan dan peraturan yang
berlaku.
2. Pengorganisasian, yaitu menetapkan program kerja SMK/MAK yang didalamnya mencakup
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, melalui pemanfaatan ketersediaan berbagai sumber daya
secara efektif dan efisien, dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan, yaitu tindakan untuk menggerakan dan menggunakan seluruh sumber daya yang
tersedia di SMK/MAK, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan perencanaan yang
telah ditetapkan, sehingga terwujud efisiensi proses dan efektifitas hasil kerja.
4. Penganggaran, yaitu proses menyusun rencana penggunaan dana keuangan yang meliputi
pengalokasian dan pendistribusian secara akuntabel, transparan, mengacu pada ketentuan dan
perundangundangan dalam menetapkan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
5. Pengendalian, yaitu proses pemberian balikan dan tindak lanjut pembandingan antara hasil yang
dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan.
6. Evaluasi, yaitu tindakan penyesuaian apabila terdapat penyimpangan aktivitas berdasarkan standar
atau pedoman yang telah dibuat, sehingga rangkaian kegiatan yang telah direncanakan
2.2.8 Standar biaya operasi
Biaya pendidikan dalam standar biaya operasi di SMKN 03 Bandung meliputi biaya personal, biaya
investasi, dan Biaya Operasi. Biaya Personal adalah biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh
peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya
Investasi SMK/MAK adalah biaya yang dikeluarkan oleh penyelenggara pendidikan untuk
pengadaan sarana dan prasarana, pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan, dan modal kerja
tetap. Biaya Pendidikan dalam standar ini hanya mencakup Biaya Operasi nonpersonalia.
38
Komponen Biaya Operasi
Komponen Biaya Operasi meliputi Biaya Operasi personalia dan Biaya Operasi nonpersonalia.
1. Komponen Biaya Operasi Personalia
Komponen Biaya Operasi personalia meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala
tunjangan yang melekat pada gaji.
2. Komponen Biaya Operasi Nonpersonalia
a. Komponen Biaya Operasi nonpersonalia meliputi biaya pengadaan alat tulis, bahan dan alat habis
pakai kegiatan belajar mengajar teori dan praktikum, daya, air, jasa telekomunikasi, konsumsi, biaya
pemeliharaan dan perbaikan ringan sarana dan prasarana, biaya lembur, biaya transportasi, pajak,
biaya asuransi, biaya kegiatan pembinaan peserta didik/ekstra kurikuler, biaya uji
kompetensi/sertifikasi kompetensi, biaya praktik kerja/magang
industri, biaya bengkel kerja berbasis industri, serta biaya
perencanaan dan pelaporan.
b. Besaran Biaya Operasi nonpersonalia pada SMK/MAK dapat berbeda sesuai kebutuhan setiap
kompetensi keahlian.
39
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penerapan konsep KBK di SMK bertujuan untuk menekankan pada pengembangan kemampuan
melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standarperformansi tertentu, sehingga hasilmya dapat
dirasakan oelh peserta dodik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi yang diterakpan
pada SMK yang bersangkutan. Di Indonesia KBK dalam pelaksanaan SMK diharapka
dapatmenyiapkan peserta didk ke dunia kerja, tentunya dengan menjadikan lingkungan belajara
SMK menyerupai lingkungan kerja mulai dari suasana, tenaga pendidik, kebiasaan, alat yang
digunakan, hungga administrasi. Sehingga diharapkan menghasilkan lulusan yang sesuai dengan
kebutuhan industri.
SMKN 03 Bandung merupakan salah satu SMK yang menerapkan KBK dalam pelaksanaan
pembelajaranya. Dengan menggunakan pnedekatan manajemen berbasis sekolah SMKN 03
Bandung menjadi salah satu SMK terdepan di kota Bandung dalam mengelola kurikulum
pendidikan. Terdapat lima jurusan dalam struktur kurikulum yang dibentuk, diantaranya, pemasaran,
multimedia, usaha perjalanan wisata, akuntansi, dan admintrasi perkantoran. Kelima jurusan tersebut
sudah mendapatkan kategori akreditasi A dari Ban-SM dengan nilai akhir 97 dari keseluruhan
standar pelaksanaan, tercantum dalam SK: 02.00/203/SK/BAN-SM/XII/2018.
3.2 Saran
Tersedianya lapangan kerja yang menuntut kompetensi SDM yang lebih baik merupakan salah satu
tantangan negara kita yang masih berkembang. Kondisi SDM yang melimpah diharapkan menjadi
salah satu modal kemajuan bangsa, oleh karena itu perancangan kurikulum berbasis kompetensi
sangat penting, khususnya dalam menganalisis kebutuhan lapangan dan pengembangan kurikulum di
sekolah menengah kejuruan.
40
DAFTAR PUSTAKA
Mukhidin. (2019). Kurikulum Pembelajaran Vokasional. Bandung: Gapura Press.
Sukmadinata, N. S. (1997). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sukmadinata, N. S., & Syaodih, E. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung:
Refika Aditama.
41
Download