MAKALAH KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kurikulum Berbasis Kompetensi Dosen Pengampu: Dr. H. Toto Ruhimat, M.Pd. Dr. H. Riche Cynthia Johan, M.Si. Disusun oleh: Fenny Aulia Putri (1906838) Martika Fitria Damayanti (1909118) Risa Zakiatul Hasanah (1907600) PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2019 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat dan semakin canggih menimbulkan perubahan yang amat pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Kemudahan akses dalam berbagai hal tidak hanya menguntungkan namun juga menimbulkan banyak tuntutan, masalah, juga tantangan (Sukmadinata dan Syaodih, 2014). Pola kehidupan juga menjadi semakin kompleks. Terjadi kesenjangan yang semakin melebar antar strata di lingkungan kehidupan. Kompetensi antar individu dan kelompok menjadi semakin sengit. Tuntutan sumber daya manusia kompeten dan profesional juga menjadi semakin tinggi. Dikatakan dalam beberapa literatur bahwa beberapa waktu yang akan datang hanya akan ada dua jenis masyarakat yaitu masyarakat produsen atau masyarakat produktif dan masyarakat konsumen atau masyarakat konsumtif (Sukmadinata dan Syaodih, 2014). Masyarakat yang produktif lahir dari masyarakat yang senang belajar karena dengan belajar masyarakat dapat memiliki kompetensi yang tinggi. Kompetensi yang tinggi akan melahirkan produktivitas yang tinggi pula. Kondisi kehidupan yang semakin kompleks ini menuntut manusia untuk meningkatkan kualitas diri. Manusia yang memiliki kemampuan, keunggulan, kerja keras, dan disiplin tinggi yang mampu bertahan dalam kuatnya persaingan antar individu. Salah satu upaya yang sangat memungkinkan untuk meningkatkan kompetensi diri yakni melalui pendidikan. Oleh karenanya pendidikan berbasis dengan kompetensi sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Kurikulum sebagai salah satu bagian penting dalam pendidikan menjadi salah satu objek yang dapat mewujudkan pendidikan yang berbasis kompetensi dengan kurikulum berbasis kompetensi. Di dalam kurikulum berbasis kompetensi dibahas mengenai konsep, isi, proses, penilaian dan basis pendidikan lainnya yang akan menjadi panduan dalam merencanakan proses pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas kurikulum berbasis kompetensi dalam konteks Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia. Dimulai dari kebijakan pemerintah dalam Permendikbud 2 No. 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan yang didalamnya dipaparkan standar-standar pedoman melaksanakan pendidikan di SMK. Kemudian pembahasan dipersempit ke dalam konteks kurikulum berbasis kompetensi di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Bandung yakni SMKN 03 Bandung. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kurikulum berbasis kompetensi untuk SMK di Indonesia? 2. Bagaimana penerapan kurikulum berbasis kompetensi di SMK 03 Bandung? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan Penulisan dalam makalah ini yaitu: 1. Mendeskripsikan kurikulum berbasis kompetensi untuk SMK di Indonesia 2. Mendeskripsikan penerapan kurikulum berbasis kompetensi di SMK 03 Bandung 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Karakter Kurikulum Pendidikan Kejuruan Menurut Finch (1984: 14) terdapat beberapa karakteristik dari kurikulum pendidikan kejuruan yaitu: “orientation, justification, focus, in-school success standards, out-of-school success standards, school-workplace-community relationships, federal involvement, responsiveness, logistics, and expense” yang berarti orientasi, justifikasi, fokus, standar kesuksesan sekolah, standar kesuksesan di luar sekolah, hubungan dengan masyarakat, tanggung jawab negara, logistic, dan biaya. Selain memiliki karakteristik tersendiri, kurikulum pendidikan kejuruan juga mengacu pada tiga prinsip dari pendidikan kejuruan yaitu the principle of accessibility, the principle of integration, and the principle of partnership. a. The principle of accessibility Prinsip ini mengacu pada pendidikan kejuruan terbuka untuk semua. Pendidikan kejuruan harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat agar semua orang dapat mengenyamnya yaitu tanpa membedakan yang kaya dan miskin atau laki-laki dan perempuan. b. The principle of integration Pendidikan kejuruan harus terhubung dengan dunia kerja. Model ini biasa menggunakan model link and match, dimana keterampilan yang diajarkan di dalam kurikulum mengacu pada keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja. c. The principle of partnership Prinsip ini adalah prinsip dimana pendidikan kejuruan harus membangun kerja sama yang baik dengan DUDI. Kerja sama yang terjalin dapat berupa kerja sama dalam praktek kerja lapangan atau magang di industri. Salah satu bentuk yang sering dilakukan adalah work based learning melalui program praktik kerja industri. 4 2.1.1 Model Pengembangan Kurikulum Kejuruan Pengembangan kurikulum tidak serta merta dikembangkan secara langsung, akan tetapi memiliki langkah-langkah penting sebagai penguat mengapa kurikulum dikembangkan. Di sisi lain pengembangan kurikulum juga mengacu pada hasil yang diinginkan sehingga pengembangan mencakup kebutuhan dari tujuan kurikulum. Model-model pengembangan kurikulum sangat beragam yang memiliki ciri tersendiri. Terdapat 3 jenis model yang sangat tepat untuk mengembangakn kurikulum kejuruan sebagai berikut: 1.) Model Nicholls Model Nicholls menitikberatkan pengembangan kurikulum pada rasional, khususnya melihat kebutuhan kurikulum berdasarkan perubahan situasi. Jika melihat landasan awal pembentukan kurikulum yang tepat maka model Nicholls menjadi hal yang tepat. Model Nicholls memiliki beberapa tahapan pengembangan yaitu: 1) Situational analysis (analisis situasional); 2) Selection of objectives (seleksi tujuan); 3) Selection and organization of content (seleksi dan organisasi isi); 4) Selection and organization of methods (seleksi dan organisasi metode); dan 5) Evaluation (evaluasi) (Sholeh, 2013: 79). 2.) Model Finch Pada pendidikan kejuruan memiliki tujuan berbeda dari pendidikan pada umumnya. Hal ini membuat pengembangan kurikulum menjadi berbeda dengan yang lainnya. Finch dalam bukunya membahas khusus pengembangan kurikulum untuk sekolah kejuruan yang mencakup perencanaan, konten, dan implementasi. Kurikulum kejuruan dapat dikembangkan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Gambar1. Bagan model Finch 5 Langkah-langkah dari model ini dapat diterjemahkan: 1) Perencanaan kurikulum yang meliputi menetapkan proses pengambilan keputusan, mengumpulkan dan mengkaji data terkait sekolah, dan mengumpulkan dan mengkaji data terkait masyarakat; 2) Membentuk konten kurikulum yang meliputi memanfaatkan strategi untuk menentukan konten, membuat Keputusan Konten Kurikulum, mengembangkan Tujuan dan Tujuan Kurikulum; dan 3) Melaksanakan kurikulum yang meliputi identifikasi dan pemilihan bahan ajar, mengembangkan bahan ajar, memilih strategi penyampaian bahan ajar, dan mengkaji Kurikulum. 3. Model Gwen Model pengembangan lain yang juga dapat sesuai dilakukan untuk mengembangakan kurikulum pendidikan kejuruan adalah model yang dikembangakan oleh Gwen melalui Food and Agriculture Organization of The United Nations (FAO). Model ini memiliki ciri khusus dibandingkan dengan model yang dikembangkan Finch. Model yang dikembangkan Gwen pada pelaksanaanya mencapai tahap evaluasi. Berikut bagan alur dari model pengembangan kurikulum oleh Gwen. Gambar 2. Bagan model Gwen Langkah-langkah dari model ini dapat diterjemahkan: 1) Perencanaan yang meliputi identifikasi isu/masalah/kebutuhan, membentuk tim pengembangan kurikulum, dan mengadakan penilaian dan analisis kebutuhan; 2) Konten dan metode yang meliputi hasil yang diinginkan negara (tujuan pendidikan nasional), pemilihan konten, dan merancang metode pembelajaran Experiential; 3) Implementasi yang meliputi menghasilkan produk kurikulum, menguji dan merevisi kurikulum, merekrut dan melatih relawan/fasilitator, dan melaksanakan kurikulum; dan 4) Evaluasi dan pelaporan yang meliputi strategi evaluasi dan melaporkan dan mengamankan sumber daya. 6 2.1.2 Struktur Kurikulum Tabel 1. Struktur kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Program Pendidikan dan Pelatihan Alokasi waktu I. 1. Pendidikan Sosial-Budaya dan kewarganegaraan 216 2. Pendidikan Agama 144 3. Olahraga dan Kesehatan 216 4. Bahasa Indonesia 144 1. Bahasa Inggris Sesuai II. Program Normatif Program Adaptif program keahlian 2. Matematika 3. Keterampilan komputer dan pengelolaan infomasi 4. Kewirausahaan III. Program Produktif 1. …….. 2. …….. 3. …….. Sesuai program keahlian 2.1.3 Standar Materi SMK Standar materi Sekolah Menengah Kejuruan atau Madrasah Aliyah Kejuruan diatur dalam Lampiran II Permendikbud No. 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/MAK yang mengatur tentang standar isi kurikulum. Pengembangan standar isi SMK/MAK mengacu pada standar kompetensi lulusan yang mengintegrasikan ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Standar kompetensi lulusan tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam standar isi dalam bentuk sub 7 standar kompetensi lulusan yang dilengkapi ruang lingkup materi yang akan mendukung pencapaian sub standar kompetensi lulusan tersebut. Standar kompetensi lulusan menggambarkan profil lulusan yang diharapkan dicapai melalui proses pembelajaran dan aktivitas pada satuan pendidikan. Selanjutnya struktur standar isi terdiri atas area kompetensi, standar kompetensi lulusan, sub standar kompetensi lulusan, dan ruang lingkup materi. Area kompetensi dan butir standar kon merupakan bagian dari standar kompetensi lulusan, sedangkan sub standar kompetensi lulusan dan ruang lingkup materi merupakan bagian inti dari standar isi. Standar isi diorganisasikan berdasarkan bidang keahlian dan program keahlian. Standar isi terdiri dari bagian umum dan bagian kejuruan. Bidang keahlian dalam standar isi meliputi bidang teknologi dan rekayasa, energi dan pertambangan, teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan dan pekerjaan sosial, agribisnis dan agroteknologi, kemaritiman, bisnis dan manajemen, pariwisata, dan seni dan industri kreatif. 2.1.4 Spektrum SMK 2016 Pada tanggal 15 November 2016 merujuk pada surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4678/D/Kep/MK/2016 tanggal 2 September 2016 tentang Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan tersebut yang merevisi edisi 2013. Berikut isi lampiran kompetensi keahlian yang disampaikan melalui surat edaran tersebut. SPEKTRUM KEAHLIAN PMK 2016 (2013 HASIL REVISI) NO . 1. BIDANG/PROGRAM KEAHLIAN KOMPETENSI KEAHLIAN PROGRAM 3 TAHUN 4 TAHUN TEKNOLOGI DAN REKAYASA 1.1 Teknologi Konstruksi dan Properti 8 1.1.1 Konstruksi Gedung, Sanitasi dan Perawatan V 1.1.2 Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan V 1.1.3 Bisnis Konstruksi dan Properti V 1.1.4 Desain Permodelan Informasi Bangunan dan 1.2 Teknik Geomatika dan Geospasial 1.2.1 Teknik Geomatika V 1.2.2 Informasi Geospasial V 1.3 Teknik Ketenagalistrikan 1.3.1 Teknik Pembangkit Tenaga V Listrik 1.3.2 Teknik Jaringan Tenaga Listrik V 1.3.3 Teknik Instalasi Tenaga Listrik V 1.3.4 Teknik Otomasi Industri V 1.3.5 Teknik Pendinginan dan Tata V Udara 1.3.6 Teknik Tenaga Listrik V 9 1.4 Teknik Mesin 1.4.1 Teknik Pemesinan V 1.4.2 Teknik Pengelasan V 1.4.3 Teknik Pengecoran Logam V 1.4.4 Teknik Mekanik Industri V 1.4.5 Teknik Gambar Mesin Perancangan dan V 1.4.6 Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur V 1.5 Teknologi Pesawat Udara 1.5.1 Airframe Power Plant V 1.5.2 Aircraft Machining V 1.5.3 Aircraft Sheet Metal Forming V 1.5.4 Airframe Mechanics V 1.6.1 Desain Grafika V 1.6.2 Produksi Grafika V 1.6 Teknik Grafika 1.7 Teknik Instrumentasi Industri 10 1.7.1 Teknik Instrumentasi Logam V 1.7.2 Instrumentasi dan Otomatisasi Proses V 1.8 Teknik Industri 1.8.1 Teknik Pengendalian Produksi 1.8.2 Teknik Pergudangan Tata V Kelola V 1.9 Teknologi Tekstil 1.9.1 Teknik Pemintalan Serat Buatan V 1.9.2 Teknik Pembuatan Benang V 1.9.3 Teknik Pembuatan Kain V 1.9.4 Teknik Penyempurnaan Tekstil V 1.10 Teknik Kimia 1.10.1 Analisis Laboratorium Pengujian V 1.10.2 Kimia Industri V 1.10.3 Kimia Analisis 1.10.4 Kimia Tekstil V V 11 1.11 Teknik Otomotif 1.11.1 Teknik Kendaraan Ringan V Otomotif 1.11.2 Teknik dan Bisnis Sepeda V Motor 1.11.3 Teknik Alat Berat V 1.11.4 Teknik Bodi Otomotif V 1.11.5 Teknik Ototronik V 1.11.6 Teknik dan Perawatan Otomotif Manajemen V 1.11.7 Otomotif Daya dan Konversi Energi V 1.12 Teknik Perkapalan 1.12.1 Konstruksi Kapal Baja V 1.12.2 Konstruksi Kapal Kayu dan V Fiberglass 1.12.3 Teknik Instalasi Pemesinan V Kapal 1.12.4 Teknik Pengelasan Kapal V 12 1.12.5 Teknik Kelistrikan Kapal V 1.12.6 Desain dan Rancang Bangun V Kapal 1.12.7 Interior Kapal V 1.13.1 Teknik Audio Video V 1.13.2 Teknik Elektronika Industri V 1.13 Teknik Elektronika 1.13.3 Teknik Mekatronika V 1.13.4 Teknik Elektronika Daya dan Komunikasi V 1.13.5 Instrumentasi Medik 2. V ENERGI DAN PERTAMBANGAN 2.1 Teknik Perminyakan 2.1.1 Teknik Produksi Minyak dan V Gas 2.1.2 Teknik Pemboran Minyak dan V Gas 13 2.1.3 Teknik Pengelolaan Minyak, V Gas dan Petrokimia 3. TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI 3.2.1 Teknik Telekomunikasi 3.2.2 Teknik Telekomunikasi 4. Transmisi V Jaringan Akses V KESEHATAN DAN PEKERJAAN SOSIAL 4.1 Keperawatan 4.1.1 Asisten Keperawatan V 4.2.1 Dental Asisten V 4.4.1 Farmasi Klinis dan Komunitas V 4.2 Kesehatan Gigi 4.4 Farmasi 4.5 Pekerjaan Sosial 4.5.1 Social Sosial) 4.5.2 Caregiver Care (Keperawatan V V 14 5. AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI 5.1 Agribisnis Tanaman 5.1.1 Agribisnis Tanaman Pangan dan V Hortikultura 5.1.2 Agribisnis Perkebunan 5.1.3 Pemuliaan Tanaman dan Tanaman V Perbenihan 5.1.4 Lanskap dan Pertamanan 5.1.5 Produksi Perkebunan dan V V Pengelolaan V 5.1.6 Agribisnis Organik Ekologi V 5.2 Agribisnis Ternak 5.2.1 Agribisnis Ternak Ruminansia V 5.2.2 Agribisnis Ternak Unggas V 5.2.3 Industri Peternakan V 5.3 Kesehatan Hewan 15 5.3.1 Keperawatan Hewan 5.3.2 Kesehatan Hewan dan V Reproduksi V 5.4 Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian 5.4.1 Agribisnis Pengolahan Hasil V Pertanian 5.4.2 Pengawasan Mutu Hasil Pertanian V 5.4.3 Agroindustri V 5.5 Teknik Pertanian 5.5.1 Alat Mesin Pertanian V 5.5.2 Otomatisasi Pertanian V 5.6 Kehutanan 6. 5.6.1 Inventarisasi dan Pemetaan Hutan V 5.6.2 Konservasi Sumber Daya Hutan V 5.6.3 Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan V KEMARITIMAN 16 6.1 Pelayanan Kapal Penangkap Ikan 6.1.1 Nautika Kapal Penangkap Ikan V 6.1.2 Teknika Kapal Penangkap Ikan V 6.2 Pelayaran Kapal Niaga 6.2.1 Nautika Kapal Niaga V 6.2.2 Teknika Kapal Niaga V 6.3.1 Agribisnis Perikanan Air Tawar V 6.3.2 Agribisnis Perikanan Air Payau dan Laut V 6.3.3 Agribisnis Ikan Hias V 6.3.4 Agribisnis Rumput Laut V 6.3 Perikanan 6.3.5 Industri Perikanan Laut 6.4 Pengolahan Hasil Perikanan 7. 6.4.1 Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan V V BISNIS DAN MANAJEMEN 7.1 Bisnis dan Pemasaran 7.1.1 Bisnis Daring dan Pemasaran V 7.2 Manajemen Perkantoran 17 7.2.1 Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran V 7.3 Akuntansi dan Keuangan 7.3.1 Akuntansi dan Keuangan Lembaga V 7.3.2 Perbankan dan Keuangan Mikro V 7.3.3 Perbankan Syariah 8. V PARIWISATA 8.1 Perhotelan dan Jasa Pariwisata 8.1.1 Usaha Perjalanan Wisata V 8.1.2 Perhotelan V 8.1.3 Wisata Bahari dan Ekowisata V 8.2 Kuliner 8.2.1 Jasa Boga V 8.3.1 Tata Kecantikan Rambut dan Kulit V 8.3 Tata Kecantikan 8.3.2 Spa dan Beauty Therapy V 18 8.4 Tata Busana 8.4.1 Tata Busana V 8.4.2 Desain Fesyen 9. V SENI INDUSTRI KREATIF 9.1 Seni Rupa 9.1.1 Seni Lukis V 9.1.2 Seni Patung V 9.1.3 Desain Komunikasi Visual V 9.1.4 Desain Interior dan Teknik Furnitur 9.1.5 Animasi V V 9.2 Desain dan Produk Kreatif Kriya 9.2.1 Kriya Kreatif Batik dan Tekstil V 9.2.2 Kriya Kreatif Kulit dan Imitasi V 19 9.2.3 Kriya Kreatif Logam dan Keramik V 9.2.4 Kriya Kreatif Logam dan Perhiasan V 9.2.5 Kriya Kreatif Kayu dan Rotan V 9.3.1 Seni Musik Klasik V 9.3.2 Seni Musik Populer V 9.4.1 Seni Tari V 9.3 Seni Musik 9.4 Seni Tari 9.4.2 Penataan Tari V 9.5 Seni Karawitan 9.5.1 Seni Karawitan 9.5.2 Penataan Karawitan V V 9.6 Seni Pedalangan 20 9.6.1 Seni Pedalangan V 9.7.1 Pemeranan V 9.7.2 Tata Artistik Teater V 9.7 Seni Teater 9.8 Seni Broadcasting dan Film 9.8.1 Produksi dan Siaran Program Radio V 9.8.2 Produksi dan Siaran Program Televisi V 9.8.3 Produksi Film dan Program Televisi V 2.1.5 Permendikbud tentang SMK Peraturan menteri yang membahas tentang SMK ada dalam Permendikbud No. 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan atau Madrasah Aliyah Kejuruan. Dalam Pasal 1 dijelaskan bahwa Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan atau Madrasah Aliyah Kejuruan berisi kriteria minimal tentang sistem pendidikan pada tingkat SMK/MAK di seluruh wilayah Indonesia agar dapat menjadi acuan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan atau Madrasah Aliyah Kejuruan terdiri atas standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses pembelajaran, standar penilaian 21 pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan dan standar biaya operasi. 2.2 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 03 Bandung 2.2.1. Profil Sekolah Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Bandung Jenis Sekolah : Kejuruan Non-Teknologi Didirikan Pada : 1 Agustus 1960 Izin Operasional : S.K. No. 1820/B.3/Kep.Dep. P dan K/1960 NSS : 0341026013008 Program Keahlian :1. Akuntansi (Akreditasi A) 2. Adm. Perkantoran/Sekretaris (Akreditasi A) 3. Penjualan/Pemasaran (Akreditasi A) 4. Usaha Jasa Pariwisata (Akreditasi A) 5. Multimedia (Akreditasi A) Alamat : Jl. Solontongan No. 10, Buah Batu No. Telp. : (022) 7305529 Kelurahan : Turangga Kecamatan : Lengkong Kota : Bandung Provinsi : Jawa Barat 2.2.2 Standar Isi Standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Penetapan standar isi dirumuskan sesuai dengan substansi tujuan pendidikan nasional yang hendak dicapai. Berdasarkan definisi di atas, standar isi memuat banyak kriteria yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan. 22 Standar isi terdiri dari tingkat kompetensi dan kompetensi inti dari setiap jenjang. Tujuan Umum Sekolah Menengah Kejuruan adalah untuk : 1. Menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak 2. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik 3. Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga Negara yang mandiri dan bertanggung jawab 4. Menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia 5. Menyiapkan peserta didik agar dapat menerapkan dan memelihara hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni Adapun tujuan khusus Sekolah Menengah Kejuruan adalah : 1. Menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati 2. Membekali peserta didik agar mampu memiliki ulet dan gigih dalam berkompetisi, dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya 3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu mengembangkan diri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi Pembelajaran di SMK merupakan pembelajaran berbasis kompetensi yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di lapangan. Kompetensi di Sekolah Kejuruan merupakan substansi atau materi pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang selanjutnya dikelompokkan menjadi berbagai mata diklat/substansi/materi diklat. Jenis mata diklat dirumuskan menjadi 3 bagian yaitu program normatif, program adaptif dan program produktif. Struktur kurikulum SMK diambil dari 3 program pendidikan dan latihan yaitu normatif, adaptif dan produktif. 23 Komponen normatif merupakan komponen yang berisi sejumlah kompetensi yang bertujuan agar peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga Negara yang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Komponen normatif ini berisi mata pendidikan dan latihan yang harus ada dalam seluruh program keahlian. Sementara itu komponen adaptif merupakan komponen yang bertujuan agar peserta didik mampu beradaptasi dan mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan kehidupan bermasyarakat dan bernegara, budaya dan seni, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan perkembangan dunia kerja sesuai keahlian. Komponen adaptif biasanya hanya terdapat pada program keahlian tertentu yang menambah beberapa mata pendidikan dan latihan. Komponen terakhir yaitu komponen produktif yang berisi kompetensi dengan tujuan yaitu untuk menjadikan peserta didik yang mampu melaksanakan tugas di dunia kerja sesuai dengan program keahlian. Kompetensi dalam komponen produktif merupakan standar kompetensi yang berlaku di bidang keahlian yang ditetapkan asosiasi profesi, hasil inventarisasi dan consensus dunia kerja serta pihak terkait. Dalam komponen produktif terdapat beberapa mata pelajaran yang isinya disesuaikan dengan karakteristik program keahlian. 24 Program Pendidikan dan Pelatihan I. II. Program Normatif Program Adaptif Alokasi waktu 1. Pendidikan Sosial-Budaya kewarganegaraan dan 216 2. Pendidikan Agama 144 3. Olahraga dan Kesehatan 216 4. Bahasa Indonesia 144 1. Bahasa Inggris Sesuai program keahlian 2. Matematika 3. Keterampilan komputer dan pengelolaan informasi 4. Kewirausahaan III. Program Produktif 1. 2. 3. …….. …….. …….. Sesuai program keahlian Tabel 1. Struktur kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Struktur kurikulum SMKN 03 Bandung 1. Jurusan Pemasaran Program Pendidikan dan Alokasi waktu Pelatihan I. Program Normatif 1. Pendidikan Sosial-Budaya dan kewarganegaraan 192 2. Pendidikan Agama 192 25 1. Program Normatif II. Program Adaptif 3. Olahraga dan Kesehatan 192 4. Bahasa Indonesia 192 1. Bahasa Inggris 440 2. Matematika 3. Keterampilan komputer dan pengelolaan informasi 4. Kewirausahaan 5. IPA 6. IPS III. Program Produktif Dasar Kompetensi Kejuruan 1. Profesional kerja 2. Komunikasi bisnis 3. Keselamatan kerja dan Lingkungan hidup 403 202 192 192 128 1. 54 2. 54 3. 36 Kompetensi Kejuruan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Total Prinsip-prinsip bisnis Pelayanan prima Administrasi transaksi Menata produk Tekhnik negoisasi Peralatan bisnis Membuka usaha eceran Pemasaran barang dan jasa 1. 72 2. 72 3. 108 4. 216 5. 108 6. 108 7. 72 8. 288 Muatan Lokal 192 Pengembangan diri 192 4025 Tabel 2 Struktur kurikulum jurusan pemasaran SMKN 03 Bandung 26 2. Jurusan Multimedia Tabel 3. Struktur kurikulum jurusan multimedia 3. Jurusan Usaha Perjalanan Pariwisata Program Pendidikan dan Alokasi waktu Pelatihan I. II. Program Normatif Program Adaptif 1. Pendidikan Sosial-Budaya dan kewarganegaraan 192 2. Pendidikan Agama 192 3. Olahraga dan Kesehatan 192 4. Bahasa Indonesia 192 1. Bahasa Inggris 440 27 2. Matematika 3. Keterampilan komputer dan pengelolaan informasi 4. Kewirausahaan 5. IPA 6. IPS 403 202 192 192 128 III. Program Produktif Kompetensi Kejuruan 1. Berkomunikasi melalui telepon 2. Occupational healt and safety 3. CCC 4. Tourism Geography 5. Tourism Industry 6. Destination Knowladge 7. Reservation prosedure 8. Guide knowladge 9. Travel document handing 10. Ticketing Internasional 11. Carho Hnadling Prosedure 12. Fare and Ticketing domestic 13. reservation procedure 14. Tpour Guiding 15. Tour planning and costing 16. Airport passenger handling 17. Tourism information service 18. Sales Marketing 19. Tour Research 20. Guiding Operation Total Muatan Lokal 352 1. 40 2. 40 3. 80 4. 80 5. 80 6. 60 7. 112 8, 224 9.72 10. 40 11.180 12. 40 13. 48 14. 224 15. 48 16. 40 17. 80 18. 40 19. 40 20. 32 4360 Tabel 4. Struktur Kurikulum UPW 28 4. Jurusan Akutansi Program Pendidikan dan Pelatihan I. Program Normatif II. Program Adaptif Alokasi waktu 1. Pendidikan Sosial-Budaya dan kewarganegaraan 192 2. Pendidikan Agama 192 3. Olahraga dan Kesehatan 192 4. Bahasa Indonesia 192 1. Bahasa Inggris 440 2. Matematika 3. Keterampilan komputer dan pengelolaan informasi 4. Kewirausahaan 5. IPA 6. IPS 403 202 192 192 128 III. Program Produktif Kompetensi Kejuruan 1. menerapkan konsep akuntansi 2. menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang secara manual maupun computer 3. Mengerjakan hitung dagang 4. mengerjakan akuntansi aktiva dan pasiva perusahaan 5. mengerjakan administrasi pajak 1. 60 2. 104 3. 64 4. 40 5. 80 6. 60 7. 60 8, 80 9.60 29 1. 6. menerapkan sistem dan prosedur akuntansi harga produk untuk masalah khusus 7. menerapkan sistem dan prosedur akuntansi harga pokok 8. menerapkan siklus akuntansi perusahaan manufaktur baik manual maupun computer 9. menerapkan perhitungan dan analisis laporan keuangan Muatan Lokal 352 Total 3684 Tabel 5. Struktur kurikulum jurusan multimedia 5. Jurusan ADM Perkantoran Program Pendidikan dan Pelatihan Alokasi waktu I. 1. Pendidikan Sosial-Budaya dan kewarganegaraan 192 2. Pendidikan Agama 192 3. Olahraga dan Kesehatan 192 4. Bahasa Indonesia 192 1. Bahasa Inggris 440 II. Program Normatif Program Adaptif 2. Matematika 3. Keterampilan komputer dan pengelolaan informasi 4. Kewirausahaan 403 202 192 30 5. IPA 6. IPS III. Program Produktif 128 Kompetensi Kejuruan 1. Dasar-dasar manajemen 2. Manajemen kantor 3. Melakukan prosedur administrasi 4. menjaga dan melindungi budaya kerja 5. Menangani surat masuk dan keluar 6. Berkomunikasi melalui telepon dan fax 7. bekerjasama dengan kolega dan pelanggan 8. Menggunakan peralatan kantor 9. Merencanakan dan melakukan pertemuan 10. Mengelolan dan menjaga sistem 11. Prosedur K3 12. Mengatur perjalanan dinas/bisnis 13. Mencatat dikte untuk menghasilkan naskah 14. Menghasilkan dan mengembangkan naskah untuk dokumen 15. Mengelola transaksi keuangan 16. Menangani pengadaan dan penhgumpulan dokumen 17. Mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi 18. Mengoperasikan computer administrasi perkantoran Total 192 1. 80 2. 80 3. 160 4. 40 5. 80 6. 60 7. 60 8, 240 9. 60 10.160 11. 40 12.124 13. 60 14. 60 15. 96 16. 32 17. 48 18. 32 Muatan Lokal 352 4360 Tabel 6. Struktur ADM perkantoran 31 2.2.3 Standar Proses Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Menurut Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang standar proses, proses pembelajaran yang harus dilakukan di setiap satuan pendidikan hendaknya pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Standar proses untuk satuan pendidikan SMK mencakup kegiatan : perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran Perencanaan Pembelajaran mencakup silabus dan RPP yang merujuk pada standar isi. Sementara untuk pelaksanaan proses pembelajaran di SMK yaitu berlangsung selama 45 menit setiap satu jam pembelajaran. Sedangkan untuk jumlah rombongan belajar, menurut Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar proses, banyaknya rombongan belajar SMK dalam satu kelas yaitu maksimal berjumlah 36 orang. Sementara untuk penilaian hasil pembelajaran dengan menggunakan penilaian autentik yaitu menilai kesiapan peserta didik, proses dan hasil belajar secara utuh dan menyeluruh. Kegiatan terakhir adalah pengawasan, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan dengan melalui kegiatan pemantauan supervisi, evaluasi, pelaporan serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Sistem pengawasan bisa dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dinas pendidikan dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan. Strategi Dan Pembelajaran Di Smk Pendekatan yang digunakan di SMK yaitu dengan menggunakan Competence-Based Training dan Production-Based Training. Selain itu, pembelajaran yang dilakukan di SMK menggunakan strategi pembelajaran diantaranya sebagai berikut : 1. Mastery Learning. Yakni strategi belajar tuntas dimana peserta didik diberi waktu yang cukup untuk menguasai setiap kompetensi yang harus dipelajari oleh siswa 32 2. Learning by doing. Yakni strategi pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan yang bisa memberikan pengalaman belajar yang bermakna 3. Individualized Learning, merupakan strategi pembelajaran yang memperhatikan keunikan setiap individu 4. Group learning, yaitu belajar secara berkelompok 5. Belajar dengan menggunakan sistem modular yaitu menggunakan paket pembelajaran atau modul. Adapun yang dimaksud dengan sistem modular adalah perancangan substansi pembelajaran berdasarkan satuan kompetensi secara utuh, sehingga memudahkan perpindahan dari suatu satuan pembelajaran ke satuan pembelajaran lainnya berdasarkan prinsip pembelajaran tuntas. 2.2.4 Standar Penilaian Standar penilaian adalah kriteria mengenai tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Komponen yang harus dinilai disesuaikan dengan tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Penilaian di SMK dilaksanakan oleh pendidik, kepala sekolah dan pemerintah. Adapun aspek yang dinilai meliputi 3 ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Adapun prinsip penilaian hasil belajar: sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria dan akuntabel. 2.2.5 Pendidikan dan tenaga pendidikan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMK/MAK ini disusun sebagai penyiapan dan pengembangan karir guru, instruktur, dan tenaga kependidikan dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan dan mengelola proses pembelajaran. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa guru SMK/MAK harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik. Kualifikasi 33 akademik guru merupakan tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi yang dibuktikan dengan ijazah. Kompetensi guru pada umumnya mencakup 4 (empat) kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Kompetensi keahlian di bidang kejuruan yang merupakan kompetensi profesional, dibuktikan dengan sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Standar ini memfokuskan pada 4 (empat) dimensi kompetensi guru pada umumnya di atas yang dirumuskan dalam kompetensi dan subkompetensi. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru digunakan sebagai acuan bagi perguruan tinggi dalam menyiapkan calon guru, dan menjadi acuan bagi direktorat jenderal yang menangani guru dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan karir guru. 2.2.6 Standar Kualifikasi Guru 1. Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK melalui pendidikan formal Standar kualifikasi akademik guru SMK/MAK adalah jenjang pendidikan sedikitnya yang harus dipenuhi oleh seorang guru yang dibuktikan dengan ijazah sarjana (S1) atau sarjana terapan (D-IV) yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan memiliki sertifikat pendidik yang diperoleh melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG). 2. Kualifikasi Kompetensi profesional guru kejuruan SMK/MAK mengacu pada kompetensi sebagai guru dan kompetensi kerja yang berlaku di dunia usaha dan industri. 3. Kualifikasi kompetensi kerja guru kejuruan SMK/MAK yang dimaksud pada butir 2 memiliki jenjang 4 (empat) pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). 34 Jumlah Guru dan Tenaga Kependidikan 1. Data Guru : total 100 Status No Lulusan Umur Jenis sertifikasi kelamin PNS Honorer <S1 ≥ S1 <30 th 31-45th 46- >55th L P sdh blm 55th 1 78 22 0 100 13 36 27 24 27 73 73 27 9 9 4 21 6 - - 2. Data tenaga kependidikan : total 27 1 8 19 16 11 5 Tabel 7 klasifikasi guru dan tenaga keoendidikan di SMKN 03 Bandung 2.2.6 Standar sarana dan prasarana Dalam standar sarana dan prasarana harus memenuhi kriteria minimum yang meliputi: 1. sarana terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lainnya, dan 2. Prasarana terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, serta instalasi daya dan jasa. Dengan standar sarana dan prasarana ini, SMK/MAK diharapkan mampu mengembangkan pendidikan kejuruan yang semakin relevan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah sesuai perkembangan dunia usaha/industri. Di samping itu, standar ini juga untuk mendukung proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. 1. Ruang kelas Kondisi Total Ruang Milik 62 Jumlah Bukan milik 62 35 Baik 0 0 Rusak ringan 62 62 Rusak sedang 0 0 Rusak berat 0 0 Tabel 8 kondisi kelas SMKN 03 Bandung 2. Fasilitas No Nama Jumlah Keterangan 1 Laboratorium komputer 12 Rusak ringan 2 Perpustakaan 1 Rusak ringan 3 Sanitasi 1 Guru 6 siswa Rusak ringan 4 Koperasi 1 pegawai1 siswa Rusak ringan 5 Kesenian 1 Rusak ringan 6 Lapangan olah raga 5 Rusak ringan 7 Ruang olah raga dan 2 Baik upacara 8 Gedung serba guna 1 Baik 9 Kantin 2 Rusak ringan 10 Ruang keterampilan 5 Baik 11 Ruang Olahraga 1 Baik 12 Parkir 2 Baik 13 Ruang UKS 1 Baik 36 14 Ruang OSIS 1 Baik 15 Masjid 1 Baik 16 Ruang bisnis center 1 Baik 17 Ruamg TU 1 Baik 18 Ruang piket 1 Baik 19 Ruang sidang 1 Baik 20 ATM BRI 1 Baik 21 Bussines centre 1 Baik 22 Taman 1 Baik 23 Ruang Guru 1 Baik Tabel 9 sarana dan prasarana SMKN 3 Bandung Standar Sarana dan Prasarana SMK/MAK ini disusun sebagai acuan penentuan jenis, jumlah, spesifikasi, kriteria, dan persyaratan teknis sarana dan prasarana dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan kebutuhan dunia usaha/industri sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan menjadi tanggung jawab satuan pendidikan bersangkutan yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. 2.2.7 Standar pengelolaan Setiap satuan pendidikan dalam sistem pendidikan nasional memerlukan Standar Pengelolaan. Standar Pengelolaan SMK/MAK memuat sepuluh komponen yaitu (1) Visi, Misi, dan Tujuan, (2) Rencana Kerja Jangka Menengah, (3) Rencana Kerja Tahunan, (4) Kepemimpinan, (5) Budaya, (6) Pelaksanaan, (7) Pengembangan Kurikulum dan Penjaminan Mutu Internal, (8) Pengawasan, (9) Akuntabilitas, dan (10) Sistem Informasi Manajemen. Melalui pemenuhan Standar Pengelolaan ini diharapkan SMK/MAK mampu menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang bermutu 37 dalam rangka menyiapkan kualitas lulusan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kebutuhan dunia usaha/industri pada masa mendatang. SMKN 03 Bandung menggunakan pendekatan MBS (manajemen berbasis sekolah) dalam standar pengelolaanya. Rangkaian proses kegiatan dalam menciptakan mutu pendidikan SMK/MAK yang perlu dilakukan meliputi: 1. Perencanaan, yaitu menyusun dan menetapkan visi, misi, dan tujuan SMK/MAK apa yang ingin dicapai dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki, sesuai kebijakan dan peraturan yang berlaku. 2. Pengorganisasian, yaitu menetapkan program kerja SMK/MAK yang didalamnya mencakup kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, melalui pemanfaatan ketersediaan berbagai sumber daya secara efektif dan efisien, dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Pelaksanaan, yaitu tindakan untuk menggerakan dan menggunakan seluruh sumber daya yang tersedia di SMK/MAK, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan, sehingga terwujud efisiensi proses dan efektifitas hasil kerja. 4. Penganggaran, yaitu proses menyusun rencana penggunaan dana keuangan yang meliputi pengalokasian dan pendistribusian secara akuntabel, transparan, mengacu pada ketentuan dan perundangundangan dalam menetapkan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 5. Pengendalian, yaitu proses pemberian balikan dan tindak lanjut pembandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan. 6. Evaluasi, yaitu tindakan penyesuaian apabila terdapat penyimpangan aktivitas berdasarkan standar atau pedoman yang telah dibuat, sehingga rangkaian kegiatan yang telah direncanakan 2.2.8 Standar biaya operasi Biaya pendidikan dalam standar biaya operasi di SMKN 03 Bandung meliputi biaya personal, biaya investasi, dan Biaya Operasi. Biaya Personal adalah biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya Investasi SMK/MAK adalah biaya yang dikeluarkan oleh penyelenggara pendidikan untuk pengadaan sarana dan prasarana, pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan, dan modal kerja tetap. Biaya Pendidikan dalam standar ini hanya mencakup Biaya Operasi nonpersonalia. 38 Komponen Biaya Operasi Komponen Biaya Operasi meliputi Biaya Operasi personalia dan Biaya Operasi nonpersonalia. 1. Komponen Biaya Operasi Personalia Komponen Biaya Operasi personalia meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji. 2. Komponen Biaya Operasi Nonpersonalia a. Komponen Biaya Operasi nonpersonalia meliputi biaya pengadaan alat tulis, bahan dan alat habis pakai kegiatan belajar mengajar teori dan praktikum, daya, air, jasa telekomunikasi, konsumsi, biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan sarana dan prasarana, biaya lembur, biaya transportasi, pajak, biaya asuransi, biaya kegiatan pembinaan peserta didik/ekstra kurikuler, biaya uji kompetensi/sertifikasi kompetensi, biaya praktik kerja/magang industri, biaya bengkel kerja berbasis industri, serta biaya perencanaan dan pelaporan. b. Besaran Biaya Operasi nonpersonalia pada SMK/MAK dapat berbeda sesuai kebutuhan setiap kompetensi keahlian. 39 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Penerapan konsep KBK di SMK bertujuan untuk menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standarperformansi tertentu, sehingga hasilmya dapat dirasakan oelh peserta dodik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi yang diterakpan pada SMK yang bersangkutan. Di Indonesia KBK dalam pelaksanaan SMK diharapka dapatmenyiapkan peserta didk ke dunia kerja, tentunya dengan menjadikan lingkungan belajara SMK menyerupai lingkungan kerja mulai dari suasana, tenaga pendidik, kebiasaan, alat yang digunakan, hungga administrasi. Sehingga diharapkan menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri. SMKN 03 Bandung merupakan salah satu SMK yang menerapkan KBK dalam pelaksanaan pembelajaranya. Dengan menggunakan pnedekatan manajemen berbasis sekolah SMKN 03 Bandung menjadi salah satu SMK terdepan di kota Bandung dalam mengelola kurikulum pendidikan. Terdapat lima jurusan dalam struktur kurikulum yang dibentuk, diantaranya, pemasaran, multimedia, usaha perjalanan wisata, akuntansi, dan admintrasi perkantoran. Kelima jurusan tersebut sudah mendapatkan kategori akreditasi A dari Ban-SM dengan nilai akhir 97 dari keseluruhan standar pelaksanaan, tercantum dalam SK: 02.00/203/SK/BAN-SM/XII/2018. 3.2 Saran Tersedianya lapangan kerja yang menuntut kompetensi SDM yang lebih baik merupakan salah satu tantangan negara kita yang masih berkembang. Kondisi SDM yang melimpah diharapkan menjadi salah satu modal kemajuan bangsa, oleh karena itu perancangan kurikulum berbasis kompetensi sangat penting, khususnya dalam menganalisis kebutuhan lapangan dan pengembangan kurikulum di sekolah menengah kejuruan. 40 DAFTAR PUSTAKA Mukhidin. (2019). Kurikulum Pembelajaran Vokasional. Bandung: Gapura Press. Sukmadinata, N. S. (1997). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sukmadinata, N. S., & Syaodih, E. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Refika Aditama. 41