BAB X PERUBAHAN-PERUBAHAN DIDALAM RANGKA EKONOMI. 1. Ada beberapa tjara untuk mengukur perubahan-perubahan jang terdjadi dalam bidang ekonomi selama waktu jang tertentu, perubahan-perubahan mana menundjukkan pergeseran-pergeseran dalam rangka atau struktur ekonomi. Tiap-tiap tjara atau kombinasi dari tjara-tjara ini dapat dipakai untuk menggambarkan djalannja perubahan-perubahan ekonomi. Beberapa tjontoh diantaranja ialah dengan menaksir sifat dan besarnja penanaman modal dalam tehnologi baru dan akibatnja atau pertambahan produktivitet dan produksi. Tjara pendekatan jang lain ialah dengan mengukur perubahan-perubahan atau pergeseran-pergeseran dalam gerakan penduduk dan tenaga kerdja dari lingkungan desa kelingkungan kota dan dari industri-industri primer keindustri-industri sekunder atau tertier dan akibat dari pada pergeseran-pergeseran itu dibidang produktivitet. Sebagai akibat dari pengaruh naiknja atau turunnja effisiensi dan produksi dalam pertanian, pertambangan dan industri, perubahanperubahan lain akan terdjadi terutama dalam sektor djasa-djasa dari pada ekonomi (termasuk Pemerintah: administrasi negara dan pertahanan). Umpamanja, bila sesuatu ekonomi berkembang dan bertambah ragamnja serta baik produksi maupun effisiensi produktifnja meningkat, akan terdapat suatu ketjenderungan untuk bertambahnja djumlah dari pada jang lazim disebut pekerdja pekerdja "white collar". Perubahan-perubahan jang demikian dalam rangka atau struktur ekonomi dapat diukur dengan mempeladjari pergeseran-pergeseran dalam komposisi dan distribusi dari pada tenaga kerdja, dilihat dari berbagai matjam sudut seperti sektor ekonomi, industri, djabatan dan daerah . Akan tetapi untuk dapat mempergunakan salah satu tjara ter sebut diatas dengan maksud memperoleh suatu gambaran dari pada perubahan-perubahan jang nampak didalam rangka ekonomi, diperlukan bahan-bahan statistik lengkap dan teliti jang segera dapat dipakai dan lain-lain keterangan ekonomi jang dapat dipertjaja. 107 Karena kurangnja keterangan-keterangan itu, maka tjara-tjara jang tersebut diatas tidak dapat dipergunakan. Sebagai alternatif, dipakailah angka-angka pendapatan nasional sebagai alat untuk mengukur pergeseran dalam rangka ekonomi dalam masa 1953-1958. Ini bukanlah tjara baru dan telah dipakai dibanjak negeri. Ternjata bahwa ECAFE telah memakainja dalam "Economic Survey of Asia and the Far East 1958". Tjara ini dapat dipergunakan karena angka angka gross national product (G.N.P.) dan pendapatan nasional menundjukkan nilai dari pada seluruh produksi barang-barang dan djasa-djasa sebagai hasil aktivitet-aktivitet ekonomi pada seluruh produksi barang-barang dan djasa-djasa sebagai hasil aktivitet-aktivitet ekonomi negara dalam keseluruhannja. Karena itu pergeseran pergeseran dalam bidang ekonomi tidak hanja terbajang pada nilai seluruh produksi, tetapi djuga pada persentase tiap sektor ekonomi didalam seluruh hasil itu. 2. Disajangkan sekali bahwa masih terdapat banjak kekurangankekurangan mengenai bahan-bahan statistik jang terachir, jang dapat dipertjaja dan lengkap serta mengenai keterangan-keterangan hal ichwal perekonomian lainnja, jang sangat diperlukan untuk dapat menaksir dengan tjukup teliti pendapatan nasional dan besarnja produksi dari ekonomi Indonesia. Suatu taksiran dari pada penda patan nasional jang meliputi tahun-tahun 1951 dan 1952 pernah dibuat oleh S. Daniel Neumark (ahli P.B.B. di Biro Perantjang Negara). Walaupun permulaan ini sudah baik tetapi belum dapat disebut lengkap, hal mana disebabkan oleh tidak tersedianja bahan-bahan jang diperlukan. Berdasarkan tjara Neumark, diadakan suatu taksiran lagi oleh Leon Baranski (ahli P.B.B. di Biro Perantjang Negara) dan Muljatno (dari Biro Perantjang Negara) jang meliputi tahun-tahun 1953—1957. Dan baru-baru ini suatu taksiran sementara untuk tahun 1958 telah dibuat oleh H.K. Charlesworth (dari I.C.A. Djakarta) dengan bantuan Muljatno dan J.S. Gould (ahli P.B.B. di Biro Perantjang Negara). Inipun didasarkan atas tjara dan penghitungan-penghitungan statistik jang didjalankan oleh Neumark, Baranski dan Muljatno. 3. Harus diakui bahwa taksiran jang terachir inipun menundjukkan kekurangan-kekurangan jang sama dengan jang dulu-dulu, hal mana terutama karena kekurangan angka-angka dibeberapa sektor, sehingga taksiran tersebut pada dasarnja hanja bersifat rabaan ilmiah sadja. Sungguhpun demikian, pada umumnja angkaangka jang dihasilkan dapat memberikan gambaran tentang suatu 108 ketjenderungan (trend) dalam perubahan-perubahan gross national product dan pendapatan nasional menurut sumber-sumbernja. 4. Dengan mempergunakan taksiran ini serta memperhatikan kekurangan-kekurangan jang diakui, telah dibuat tabel-tabel dibawah ini. Tabel-tabel tersebut menundjukkan persentase dari pada naik turunnja djumlah pendapatan nasional dan gross national product, serta perubahan-perubahan dalam struktur ekonomi selama tahun-tahun 1953-1958. Djangka waktu tersebut telah ditentukan karena tjukup lama untuk menggambarkan ketjenderungan-ketjenderungan, lagi pula masa ini meliputi 3 tahun sebelum R.P.L.T. dan 3 tahun sesudah penjusunan Rentjana .tersebut. Tahun-tahun 1951 dan 1952 tidak dimasukkan mengingat pengaruh-pengaruh jang tidak ketjil dari petjahnja perang Korea. 5. Tabel 75 menundjukkan perubahan-perubahan pada gross national product atau nilai dari pada djumlah produksi barang-barang dan djasa-djasa alas dasar harga pasar (dalam tahun 1955) selama 1953-1958. Djuga menundjukkan hasil netto dalam negeri (net domestic product) atau pendapatan nasional berdasarkan ongkos ongkos faktor, jang merupakan suatu ukuran dari pada pendapatan total jang diterima sebagai kompensasi oleh faktor-faktor produksi untuk menghasilkan produksi tersebut. Ketjuali dalam tahun 1958, terdapat kenaikan dalam gross national product dan pendapatan nasional selama tahun-tahun tersebut diatas. GROSS NATIONAL PRODUCT DAN PENDAPATAN NASIONAL 1953—1958 (menurut harga-harga dalam tahun 1955, dalam miljard rupiah). Tabel 75. 1953 1954 1955 1956 1957 1958 121,0 128,5 127,9 134,5 144,7 126,8 G.N.P. berdasarkan harga pasar Hasil netto dalam negeri (pend. nas.) berdasarkan ongkos-ongkos faktor 109,1 116,7 118,9 124,5 134,5 117,1 Sumber: Biro Perantjang Negara. 6. Tabel 76 menundjukkan persentase dari naik turunnja pendapatan nasional setjara relatif untuk tiap-tiap tahun dinjatakan dalam rupiah dan perubahan-perubahan dalam persentase untuk tiap-tiap tahun apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnja selama 1953—1958. 109 Diperhitungkan dalam harga-harga tetap (menurut harga-harga dalam tahun 1955) kenaikan persentase tahunan melebihi 6% dalam tahun 1953, 1954, kurang dari pada 5% dalam tahun-tahun 1955, 1956 dan kemudian naik lagi sampai 8% dalam tahun 1957, diikuti dengan penurunan jang hebat sampai 12,9% selama tahun 1958. Perlu diterangkan disini bahwa angka-angka 1958 belum lengkap karena taksiran ini telah dibuat sebelum tutup tahun, sehingga beberapa bahan-bahan keterangan-keterangan masih dapat mengalami perubahan-perubahan sesudah tahun 1958 berachir. Walaupun demikian, kemunduran jang luar biasa ini memberikan gambaran djelas tentang keadaan ekonomi jang menderita sekali oleh kekatjauan-kekatjauan dibeberapa daerah didalam negeri selama tahun tersebut dan untuk sebagian, dipengaruhi pula oleh faktor-faktor luar (ekstern) seperti resessi dibeberapa negara jang mengimpor barang-barang dari Indonesia. Resessi ini telah mulai pada achir tahun 1957 dan terus berlangsung sampai djauh ketahun 1958 sehingga mempengaruhi djuga ekonomi Indonesia. DJUMLAII DAN PERSENTASE NAIK/TURUNNJA PENDAPATAN NASIONAL. (menurut harga-harga dalam tahun 1955) Tabel 76. Tahun Djumlah dalam miljard rupiah 1953 1954 1955 1956 1957 1958 + 6,8 + 7,6 + 2,2 + 5,6 + 10,0 — 17,4 Persentase + 6,6 + 7,0 + 1,9 + 4,7 + 8 — 12,9 + = naik. — = turun. Sumber: Biro Perantjang Negara. Pergeseran-pergeseran dalam struktur ekonomi dapat diukur dengan perubahan-perubahan relatif dalam pendapatan berbagaibagai sektor dalam ekonomi. Pada umumnja dapat dikatakan bahwa apabila sifat kegiatan - kegiatan ekonomi sesuatu negara jang relatif masih terbelakang makin bertambah ragamnja dengan tjara industrialisasi, maka bagian-bagian pendapatan nasional jang berasal dari sektor-sektor pertanian dan djasa-djasa tjondong untuk 110 menurun, sedangkan bagian-bagian dari sektor-sektor industri dan Pemerintah (termasuk administrasi negara dan pertahanan) djusteru tjondong untuk menaik. Gedjala ini telah dapat disaksikan dalam beberapa negara didaerah ECAFE jang sedang mendjalani indus trialisasi 1). 7. Tabel 77 menundjukkan suatu perbandingan antara djumlah pendapatan nasional jang dihasilkan didalam sektor pertanian dan sektor bukan pertanian. Dapat dilihat disini bahwa sesudah tahun 1954, terdapat kenaikan persentase dalam pendapatan dari sektor bukan-pertanian, dibandingkan dengan kemunduran persentase sektor pertanian. Adanja pengetjualian dalam tahun 1958 disebabkan terutama oleh turunnja produksi didalam sektor industri. Ini disebabkan oleh kekurangan bahan-bahan mentah industri dan spare-parts mesin-mesin dan alat-alert pabrik. Ditambah pula dengan kemunduran sektor perdagangan berhubung dengan kekurangan akan devisen. PENDAPATAN NASIONAL JANG DIHASILKAN DIDALAM SEKTOR PERTANIAN DAN BUKAN PERTANIAN 1953 — 1958. (Menurut harga-harga dalam tahun 1955, dalam Rp. Miljard). Tabel 77. Sektor Bukan Pertanian Pertanian 1953 Rp. % 1955 Rp. % 1956 Rp. % 1957 Rp. % 1958 Rp. % 62,2 57,0 67,7 58,0 66,6 56,0 68,5 55,0 70,7 52,6 65,5 56,0 46,9 43,0 49,0 42,0 52,3 44,0 56,0 45,0 63,8 47,4 51,6 44,0 109,1 Djumlah 1954 Rp. % 116,7 100 100 118,9 100 124,5 100 134,5 100 117,1 100 Sumber: Biro Perantjang Negara. Walaupun sedjak 1953 terlihat kemadjuan sedikit tetapi tjukup njata dalam industrialisasi, djelaslah bahwa pertanian masih tetap menguasai ekonomi Indonesia. Meskipun demikian sumbangan pada pendapatan nasional dari berbagai-bagai segmen sektor pertanian menundjukkan adanja perubahan-perubahan jang njata didalam kedudukan relatif dari pada tiap-tiap segmen itu. 1) Economic Survey of Asia and the Far East 1958, ECAFE Economic Bulletin for Asia and the Far East, Vol. IX, No. 4, Part II, Table 48, p. 148. 111 8. Analisa dari Tabel 78 menundjukkan betapa pentingnja segmen tanaman bahan makanan, jang dalam tahun 1953 merupakan 36,2% dari pendapatan nasional. Dalam tahun 1958 ini meningkat mendjadi 40,4%% dan merupakan penjumbang jang paling utama dari pendapatan nasional. Sebaliknja tanaman ekspor rakjat terus-menerus mundur dari 7,9% dalam tahun 1953 sampai 3,6% dalam tahun 1958. Hasil-hasil perkebunan besar mengalami kemunduran djuga, walaupun tidak sebesar jang dialami tanaman ekspor rakjat, jaitu dari 4,5% dalam tahun 1953 sampai 3,2% dalam tahun 1958. Segmen-segmen kehewanan dan perikanan mengalami fluktuasifluktuasi ketjil selama tahun-tahun 1953-1958, sedangkan bagian kehutanan menundjukkan kemunduran dari 2,3% dalam tahun 1953 sampai 1,6% dalam tahun 1958. PEMBAGIAN PERSENTASE PENDAPATAN NASIONAL MENURUT SEKTOR-SEKTOR. Tabel 78. Sektor Pertanian. Bahan makanan Tanaman ekspor rakjat Perkebunan besar Kehewanan Perikanan Kehutanan Dikurangi dengan bea ekspor dan bea statistik Seluruh Sektor Pertanian Bukan pertanian Industri, Pertambangan dan Bangunan-bangunan Djasa-djasa Pemerintahan Djumlah Sektor bukan Pertanian Seluruh Sektor-sektor 1953 36,2 36,9 7,9 7,9 4,5 3,8 4,2 4,9 3,0 2,9 2,3 2,2 36,2 8,0 3,8 4,6 2,9 1,4 36,6 7,1 3,5 4,5 2,8 1,4 35,5 6,5 3,4 4,2 2,6 1,3 40,4 3,6 3,2 5,0 3,0 1,6 1,1 0,6 56,0 58,0 0,9 56,0 0,9 55,0 0,9 52,6 0,8 56,0 12,0 11,8 23,1 22,5 7,9 7,7 12,2 23,2 8,6 12,5 23,4 9,1 14,1 23,1 10,2 11,0 19,3 13,7 43,0 42,0 44,0 45,0 47,4 44,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Sumber: Biro Perantjang Negara. 112 1954 1955 1956 1957 1958 9. Kesimpulan jang dapat ditarik ialah bahwa selama tahuntahun 1953-1953, tanaman-tanaman bahan makanan masih tetap merupakan sumber penting untuk pendapatan nasional, sedangkan tanaman ekspor rakjat dan tanaman perkebunan besar pada waktu jang bersamaan turun dari 12,4% dalam tahun 1953 sampai 6,8% dalam tahun 1958. Mengingat kebutuhan akan devisen jang makin lama makin meningkat untuk membiajai impor barang-barang modal, mesin-mesin dan bahan-bahan mentah industri, untuk industrialisasi dan diversifikasi ekonomi maka usaha mendorong segmen tanaman ekspor dari sektor pertanian mendjadi sangat penting. 10. Perubahan-perubahan telah terdjadi pula dalam arti relatif dari berbagai segmen sektor bukan-pertanian. Demikianlah industri, pertambangan dan bangun-bangunan naik dari 12% dalam tahun 1953 sampai 14,1% dalam tahun 1957, tetapi turun lagi sampai 11% dalam tahun 1958. Sebagaimana telah dikemukakan, kemunduran jang luar biasa dalam tahun 1958 terutama disebabkan oleh keadaan jang katjau disamping kekurangan akan barang-barang mentah maupun spare-parts mesin dan alat-alat pabrik untuk industri jang disebabkan oleh kekurangan akan devisen. 11. Segmen djasa-djasa (termasuk pengangkutan dan perhubungan, perdagangan, urusan bank dan asuransi, hiburan-hiburan, penjediaan perumahan, pekerdjaan-pekerdjaan bebas dan pekerdjapekerdja rumah tangga) dapat mempertahankan persentase jang stabil dalam pendapatan nasional selama masa itu, ketjuali dalam tahun 1958. Ini terutama disebabkan oleh kemunduran dalam segmen-segmen perdagangan, urusan bank dan asuransi jang telah merosot dari 12,6% sampai 9,6% pada tahun 1953 dan 1958. 12. Djika dibandingkan segmen-segmen industri dan djasa-djasa dengan segmen Pemerintah terlihat perbedaan jang menjolok sekali. Segmen Pemerintah ini terus menerus naik selama tahun-tahun 1953-1958, dari 7,9% dalam tahun 1953 sampai 13,7% dalam tahun 1958. Kenaikan jang menjolok selama tahun 1958, terutama disebabkan oleh pertambahan pengeluaran Pemerintah untuk administrasi negara dan pertahanan. 113 528/B (8)