PENGKAJIAN FIKSI Pengantar Kesusastraan Umum DEFINISI Istilah Pengkajian Fiksi menyaran pada pengertian penelaahan, penyelidikan suatu karya fiksi. Kegiatan ini disertai kerja analisis Pengkajian Fiksi di bidang akademik menghasilkan makalah ilmiah (essay, jurnal, skripsi, tesis, disertasi) Penelaahan Fiksi interpretasi subyektif (sesuai penafsiran per orang) X makalah ilmiah harus objektif Untuk membuat pengkajian fiksi menjadi objektif dibutuhkan kacamata khusus (teori, konsep, definisi, pendekatan) PEMBACAAN HEURISTIK & HERMENEUTIK Pembacaan heuristik & hermeneutik dekat dengan kajian Semiotik Rifattere. Hubungan antar keduanya bersifat gradasi karena pembacaan hermeneutik harus didahului pembacaan Heuristik. Pembacaan Hermeneutik disebut juga Pembacaan Retroaktif (memerlukan pembacaan berkali-kali dan kritis) URUTAN PEMBACAAN HEURISTIK HERMENEUTIK Heuristik (semiotik tingkat 1)makna dari bahasa - makna secara harfiah & tersurat (actual meaning) Tidak semua karya sastra maknanya tersurat tapi tersirat (Intentional Meaning) lanjut ke pembacaan ke hermeneutik Hermeneutik (Semiotik tingkat II) – penafsiran tidak sekedar bahasa, tapi kode sastra & budaya (pemaknaan lebih luas) & CARA KERJA HERMENEUTIK (HERMENEUTIK CIRCLE) KAJIAN STRUKTURAL Dipelopori oleh kaum formalis Rusia & strukturalisme Praha Strukturalisme merupakan pendekatan yang menekankan pada kajian hubungan antar unsur pembangun karya. Analisis struktural dilakukan dengan cara mengidentifikasi, mengkaji & mendeskripsikan hubungan antar unsur intrinsik. Misalnya bagaimana keadaan peristiwa, plot, tokoh, latar dll setelah itu bagaimana fungsifungsi unsur tsb dalam menunjang makna keseluruhan KAJIAN STRUKTURAL Analisis struktural dapat berupa kajian unsur dalam mikroteks ; analisis kata-kata dalam kalimat, kalimat dalam alinea. Ia juga bisa berupa analisis fungsi & hubungan antar unsur latar waktu, tempat & sosial budaya dalam analisis latar Analisis struktural sebenarnya bentuk otonomi dari kajian sastra, Ia berdiri sendiri. Namun untuk pemahaman yang lebih luas lagi dibutuhkan referensi lain spt psikologi, sosiologi. Sosial budaya karena suatu karya tidak mungkin lepas dari hal2 tsb. KAJIAN SEMIOTIK Menurut Saussure, bahasa merupakan sistem tanda dan bersifat mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna. Peletak teori dasar Semiotik ada 2 yakni Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Peirce. Saussure (bapak ilmu bahasa modern) menggunakan istilah semiology, sementara Peirce (ahli filsafat) memakai istilah semiotik. Saussure lebih berkembang di Eropa dengan tokoh lain seperti Roland Barthes, Genette, Todorov dan Julia Kristeva. Sementara Peirce berkembang di Amerika TEORI SEMIOTIK SAUSSURE Saussure membagi tanda sebagai petanda (signified) & penanda(signifier). Wujud penanda bisa berupa bunyi ujaran/huruf tulisan sedangkan petanda adalah unsur konseptual, gagasan atau makna yang terkandung dlm petanda tsb. Hubungan sintagmatik (hubungan in praesentia) ; hubungan yang bersifat linier, konfigurasi, konstruksi yang digunakan untuk menelaah struktur karya dengan menekankan urutan satuan-satuan makna karya yang dianalisis. Mis; hub. Kata, peristiwa, tokoh. HUBUNGAN SINTAGMATIK (HUBUNGAN IN PRAESENTIA) Hubungan yang bersifat linier, konfigurasi, konstruksi yang digunakan untuk menelaah struktur karya dengan menekankan urutan satuan-satuan makna karya yang dianalisis. Mis; hub. Kata, peristiwa, tokoh. Bagaimana peristiwa yang satu diikuti oleh peristiwa lain yang bersebab-akibat. Seperti catatan kronologis & diary. Untuk menelaah struktur teks, yang pertama harus dilakukan adalah menentukan satuansatuan cerita dan fungsinya dengan mendasarkan pada kriteria makna. HUBUNGAN PARADIGMATIK (IN ABSENTIA) Hubungan asosiatif, pertautan makna antara unsur yang hadir dan yang tidak hadir, baribaris kata dan kalimat ternetu mengacu kepada makna tertentu, peristiwa tertentu mengingatkan peristiwa lain, melambangkan gagasan tertentu atau menggambarkan suasana kejiwaan tokoh. Dalam fiksi berupa kajian tentang tentang tokoh & perwatakan, hubungan antar tokoh, suasana, hubungannya dengan latar dsbny. Dasarnya adalah konotasi dari asosiasi yang muncul dalam pikiran pembaca. KAJIAN INTERTEKSTUAL Kajian interteks adalah kajian fiksi yang berupaya menemukan aspek-aspek tertentu yang telah ada pada karya sebelumnya dan pada karya yang muncul kemudian. Penulisan sebuah karya sering ada kaitan dengan unsur kesejarahan sehingga pemberian makna itu akan lebih lengkap jika dikaitkan dengan unsur kesejarahan Karya sastra yang dijadikan dasar penulisan bagi karya yang kemudian disebut Hipogram. DEKONSTRUKSI Dewasa ini berkembang yang namanya Postmodernisme (pasca modern) yang merupakan reaksi dan penolakan terhadap pandangan-pandangan modernisme yang dianggap cacat. Postmodernisme menolak universalitas, totalitas, keutuhan, pensisteman dsbnya. Dan salah satu bentuk penolakannya itu adalah Dekonstruksi. Dekonstruksi merupakan suatu cara membaca teks yang menumbangkan anggapan yang telah berlaku pada teks tsb. DEKONSTRUKSI Pendekatan dekonstruksi bermakna untuk melacak unsur-unsur APORIA yakni yang berupa makna paradoksal, kontradiktif, ironi dsbnya. Unsur atau bentuk dalam karya tersebut dicari dan dipahami justru dalam arti kebalikannya. Unsur yang tidak penting dilacak dan kemudian dibuat jadi penting Cth ; Samsul Bahri & Datuk Maringgih dalam Sitti Nurbaya