PRINSIP FISIOTERAPI DALAM MANAGEMENT COVID-19 dr. Virny Dwiya Lestari S.Ft., Ftr., M.Fis IFI (Ikatan Fisioterapi Indonesia) Sasana Husada Physiotherapy Clinic Perhimpunan Fisioterapi Orthopedi Muskuloskeletal Indonesia (PFOMI) SIGN & SYMPTOMS Fatigue Cough (3 8 % ) (68%) Fever (89%) Sputum (3 4 % ) Individual with Shortness of breath COVID19 (1 9 %) Thomas et al., 2020 PERMASALAHAN FISIOTERAPI Peningkatan beban kerja pernafasan (WOB) Gangguan pembersihan jalan nafas Penurunan volume paru Gangguan musculoskeletal dan neurologi Penurunan toleransi aktivitas PEDOMAN SKRINING KETERLIBATAN FISIOTERAPI (Thomas, et al., 2020) Gejala ringan • tanpa masalah respirasi yang signifikan antara lain demam, batuk kering, tanpa perubahan pada x-ray dada Intervensi fisioterapi tidak diindikasikan untuk pembersihan jalan napas maupun sampel sputum PEDOMAN SKRINING KETERLIBATAN FISIOTERAPI (Thomas, et al., 2020) Kebutuhan oksigen tingkat rendah (misalnya aliran oksigen ≤ 5L/menit untuk SpO2 ≥ 90%) • Batuk non produktif • Atau pasien batuk dan mampu membersihkan secret secara mandiri • Pneumonia Intervensi fisioterapi tidak diindikasikan untuk pembersihan jalan napas maupun sampel sputum Gejala ringan dan/atau pneumonia • disertai komorbiditas respirasi atau neuromuscular seperti cystic fibrosis, penyakit neuromuscular, cedera medulla spinalis, bronchiectasis, PPOK) dan • kesulitan mengeluarkan sekresi Rujukan fisioterapi untuk pembersihan jalan napas Fisioterapis meningkatkan kewaspadaan penularan melalui udara Bila memungkinkan, pasien menggunakan masker bedah selama intervensi fisioterapi Gejala ringan dan/atau pneumonia DAN terbukti terjadi konsolidasi eksudatuif dengan kesulitan atau ketidakmampuan mengeluarkan sekresi secara mandiri. • batuk yang lemah, tidak efektif dan terdengar basah, • fremitus taktil pada dinding dada, • suara terdengar basah, terdengar suara yang ditransmisikan. Rujukan fisioterapi untuk pembersihan jalan napas Fisioterapis meningkatkan kewaspadaan penularan melalui udara Bila memungkinkan, pasien menggunakan masker bedah selama intervensi fisioterapi Gejala berat dicurigai pneumonia/infeksi saluran pernapasan bawah • peningkatan kebutuhan oksigen • demam, • kesulitan bernapas, • X-Ray dada/CT/ultrasound paru menunjukkan konsolidasi • Pertimbangkan rujukan fisioterapi untuk pembersihan jalan napas, terutama bila ada batuk yang lemah, produktif dan atau terindikasi pneumonia pada radiografi dan atau retensi sekresi • Fisioterapis meningkatkan kewaspadaan penularan melalui udara • Bila memungkinkan, pasien menggunakan masker bedah selama intervensi fisioterapi • Segera optimalisasi perawatan awal dan direkomendasikan melibatkan ICU. RUJUKAN FISIOTERAPI UNTUK MOBILISASI, EXERCISE, DAN REHABILITASI • Setiap pasien dengan risiko atau mengalami keterbatasan fungsional yang signifikan • pasien dengan komorbiditas ganda yang mempengaruhi kemandiriannya • pasien ICU dengan penurunan fungsi yang signifikan dan/atau (dengan risiko) kelemahan akibat ICU • Fisioterapis meningkatkan kewaspadaan penularan melalui udara, bila diperlukan penanganan dengan kontak jarak dekat • Bila tidak menggunakan ventilator, pasien menggunakan masker bedah selama fisioterapi selama situasi memungkinkan Pembersihan jalan nafas PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN FISIOTERAPI PERNAFASAN M encegah komplikasi Memberikan integritas sendi, RPM, dan kekuatan otot Fasilitasi pembersihan sekret Exercise dan mobilisasi dini Thomas et al., 2020 INTERVENSI FISIOTERAPI Fase 1 I (Pasien di Unit Perawatan intensif dengan ventilasi) - Terjadi gangguan pernafasan Sebagian besar modalitas Fisioterapi merupakan kontraindikasi Change position Prone position Tabel 6. Efek samping dan saran pada saat prone position Komplikasi Pressure ulcers Facial/periorbital oedema Kerusakan Kornea dan/atau konjungtiva Cidera pleksus brachialis Masalah stabilitas kateter dan akses vena Cidera Staff Solusi Rubahlah posisi kepala dan lengan setiap 4-7 jam.Pastikan pipa emdotrakeal tidak tertekan ke mulut/bibir dan gastric nose tube tidak memberikan tekanan yang berlebihan terhadap lubang hidung. Gunakan peralatan anti decubitur yang memadai dan lindungi area bertekanan tinggi, misalnya dengan busa Pertahankan tempat tidur dalam posisi anti-trendelenburg pada 30° Bersihan dan tutup kelopak mata. Lindungi mata dengan mengoleskan salep oftalmik dan patch pelindung Posisikan pasien dengan benar dan modifikasikan posisi ekstremitas atas PAstikan semua terpasang dengan baik dan tidak terlalu menekan kulit Memberikan edukasi kepada operator dengan benar dan mengidentifikasi jumlah praktisi kesehatan yang tepay yang harus terlibat dalam INTERVENSI FISIOTERAPI Fase II (Pasien di Unit Perawatan intensif dan sudah mengalami perbaikan) • ACBT (Active Cycle of Breathing Technique) • Prosedur untuk meningkatkan volume paru dan dapat dikombinasikan dengan posisioning. • Change position secara teratur untuk mencegah atelectasis, mengoptimalkan ventilasi, dan mencegah terjadinya decubitus. Posisi pasien yang disarankan adalah half lying • Prone ventilation, (ventilasi yang dilakukan pada posisi tengkurap) untuk meningkatkan mekanika paru dan pertukaran gas, sehingga meningkatkan oksigenasi. Pada orang dewasa, posisi ini dilakukan setidaknya 16 jam per hari (Lazzeri et al., 2020). • Mobilisasi dini INTERVENSI FISIOTERAPI Fase III (fase recovery setelah perawatan intensif) • Pasien biasanya dalam kondisi yang masih lemah akibat bed rest yang lama. • Latihan untuk meningkatkan fungsi paru-paru dengan memperkuat otot-otot pernapasan, latihan batuk efektif, latihan nafas, • ROM exercise • Strengthening exercise • Bed mobility • Sitting, standing, • Balance exercise INTERVENSI FISIOTERAPI Fase IV (follow up program) - Aerobic exercise (Vainshelboim B., (Vainshelboim B., PREVENTION OF COMPLICATIONS Mengurangi lamanya penggunaan ventilasi mekanik invasif (IMV) •Gunakan protokol penyapihan : penilaian harian kesiapan untuk bernafas spontan World Health Organization, 2020 Mengurangi terjadinya ventilator-associated pneumonia (VAP) - Pertahankan pasien dalam posisi semirecumbent (naikkan posisi kepala pasien 30-45°) - Intubasi oral lebih baik - Gunakan system closed suctioning - Gunakan sirkuit ventilator yang baru PREVENTION OF COMPLICATIONS Mengurangi terjadinya tromboemboli vena - Gunakan obat profilaksis - Bila terdapat kontraindikasi, gunakan perangkat profilaksis mekanik seperti intermiten pneumatic compression device. Mengurangi terjadinya infeksi terkait catheterrelated bloodstream Gunakan checklist sederhana pada pemasangan kateter IV PREVENTION OF COMPLICATIONS Mengurangi terjadinya ulkus karena tekanan perubahan posisi setiap 2 jam World Health Organization, 2020 Mengurangi terjadinya kelemahan akibat perawatan di ICU Mobilisasi dini apabila aman untuk dilakukan 21 Thank You