Perubahan Kognitif pada Skizofrenia dan Psikosis Lainnya dalam Dekade
Setelah Episode Pertama
PEMBIMBING:
dr. Ananditya Sukma Dewi, Sp.KJ
DISUSUN OLEH:
Dhanny Jovindho
11.2018.039
KEPANITERAAN KLINIK
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERJAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PERIODE 26 AGUSTUS – 05 OKTOBER 2019
Perubahan Kognitif pada Skizofrenia dan Psikosis Lainnya dalam Dekade
Setelah Episode Pertama
Jolanta Zanelli, Ph.D., Josephine Mollon, Ph.D., Sven Sandin, Ph.D., Craig Morgan, Ph.D.,
Paola Dazzan, M.D., Ph.D., Izabela Pilecka, Ph.D., Tiago Reis Marques, M.D., Ph.D.,
Anthony S. David, M.D., Kevin Morgan, Ph.D., Paul Fearon, M.D., Ph.D., Gillian A. Doody,
M.D., Peter B. Jones, M.D., Ph.D., Robin M. Murray, F.R.S., Abraham Reichenberg, Ph.D.
Penurunan kognitif adalah inti dari skizofrenia. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang
didiagnosis dengan skizofrenia mengalami penurunan kognitif dari episode premorbid hingga
postonset. Ada beberapa alasan mengapa penelitian-penelitian sebelumnya belum mampu
menggambarkan dengan komprehensif mengenai penurunan kognitif:
1. Sebagian besar penelitian menggunakan sample klinis, yang mungkin tidak semuanya
mewakili populasi individu dengan skizofrenia.
2. Kebanyakan peserta yang mengikuti studi hanya selama 1 sampai 3 tahun sejak awal
sakit.
3. Hanya sedikit penelitian yang memasukkan kelompok pembanding, dan karena itu
hanya sedikit yang dapat mempertimbangkan dampak yang mungkin terjadi dari
perubahan kognitif yang berhubungan dengan usia.
Data defisit IQ didapatkan dari diagnosis psikiatri pertama pada pasien skizofrenia. Peserta
penelitian lalu di follow up dan menjalani tes neuropsikologi kedua kali. Perubahan IQ
didapatkan dari pengukuran neuropsychological yang sama pada pengukuran pertama dan
pengukuran follow up. Untuk menentukan perubahan kognitif dari waktu ke waktu dengan
estimasi yang akurat, kita dapat membandingkan pasien yang sehat dengan subjek penelitian
yang kita ikuti dengan periode yang sama.
Tiga hipotesis penelitian:
1. Apakah pasien skizofrenia menunjukkan deficit IQ atau penurunan IQ statis?
2. Apakah penurunan IQ terjadi pada banyak domain kognitif (pengetahuan verbal,
memori, bahasa, kecepatan daya proses, fungsi eksekutif/working memory, dan
kemampuan visuospasial)?
3. Apakah penurunan kognitif hanya spesifik terjadi ke skizofrenia atau psikosis
lainnya?
METODE
Studi AESOP (Aetiology and Ethnicity in Schizophrenia and Other Psychoses)
Studi ini mengidentifikasi semua kasus psikosis episode pertama (ICD-10 kode F10-F29 dan
F30-F33) di antara pasien 16-65 tahun menggambarkan layanan kesehatan mental pada area
pengambilan yang sempit di United Kingdom (London Tenggara, Nottingham, dan Bristol)
antara September 1997 dan Agustus 2000. Semua subjek berpotensi adalah yang melakukan
akses dengan layanan psikiatri untuk pertama kalinya. Kriteria eksklusi adalah yang pernah
kontak sebelumnya dengan layanan kesehatan untuk psikosis, penyebab organik untuk gejala
psikotik, gejala psikotik sementara sebagai akibat dari keracunan akut (seperti yang
didefinisikan oleh ICD-10), dan IQ < 50. Sampel acak (sebagai kelompok pembanding)
adalah yang tidak ada riwayat atau gangguan psikotik, di ambil menggunakan metode
sampling yang cocok dengan kasus dan perbandingan subjek berdasarkan area tempat tinggal.
Partisipan di follow up selama kurang lebih 10 tahun.
Analisis Cohort
Analisis Cohort terdiri dari subjek perbandingan sehat dan pasien yang memiliki consensus
diagnosis ICD-10 pada follow up terakhir pada skizofrenia (F20), gangguan bipolar atau
mania (F30.2, F31.2, F31.5), depresi psikotik (F32.3, F33.3), atau gangguan psikotik lainnya,
termasuk gangguan delusi persisten dan psikosis yang tak tergolongkan (F22, F23, F28, F29).
Partisipan penelitian adalah native English speaker atau yang telah bermigrasi ke United
Kingdom pada usia 11.
Neuropsychological Assesment
Pengumpulan data menggunakan neuropsuchological battery test yang menilai kemampuan
intelektual umum (IQ) serta fungsi kognitif spesifik.
-
-
Skala lengkap IQ
o WAIS-R yang mencakup kosa kata, pemahaman, kode simbol angka, dan
desain balok.
Fungsi spesifik
o Memori = Rey Auditory Verbal Learning Test dan Wechsler Memory ScaleRevised (WMS-R)
o Pengetahuan verbal = WAIS-R (subtes kosakata dan pemahaman)
o Kecepatan daya proses = WAIS-R (subtes pengkodean simbol angka) dan
Trial Making Test (Bagian A)
o Fungsi eksekutif/working memory = Trial Making Test (Bagian B) dan letternumber span test;
o Bahasa = kategori (semantic) dan kefasihan huruf (kategori:bagian tubuh,
buah, dan hewan; huruf: F, A, dan S)
o Kemampuan visuospatial = WAIS-R (subtes desain balok).
Asesmen Diagnosis
Data klinis dikumpulkan dengan Schedules for Clinical Assessment in Neuropsychiatry
(SCAN) yang dapat menunjukkan data yang berhubungan dengan gejala pada waktu
presentasi. Skala penilaian keparahan gejala berupa 0= tidak ada, 1 = ringan, 2 = sedang, dan
3 = berat.
Covariates dan Informasi Pengobatan
Usia dicatat pada awal dan waktu follow up. Jenis kelamin, etnis, dan tingkat pendidikan
dicatat pada awal. Riwayat pengobatan dengan generasi pertama dan/atau generasi kedua
obat antipsikotik didapatkan dari data wawancara dan catatan follow-up.
Analisis Statistik = Analisis model kovarian (ANCOVA)
HASIL
Data partisipan = 106 pasien (63 diantaranya laki-laki) dan 103 subjek pembanding (40
diantaranya laki-laki). Durasi pemeriksaan follow up adalah 109,3 bulan (SD = 29.5) untuk
pasien dan 102.9 (SD = 34.1) untuk subjek pembanding.
Penurunan kognitif pada skizofenia dan psikosisi lainnya pada awal dan lanjutan
Pasien dengan skizofrenia dan pasien dengan psikosis lainnya menunjukkan defisit IQ dan tes
neuropsikologis individu pada tes awal. Pasien skizofrenia menunjukkan gangguan kognitif
yang bervasiasi dan persisten dibandingkan kelompok pembanding. Pasien dengan psikosis
lainnya juga menunjukkan kerusakan yang luas, tetapi secara umum lebih kecil dibandingkan
dengan pasien skizofrenia.
Perubahan kognitif pada skizofrenia dan psikosis lainnya
Penurunan IQ pada kelompok skizofrenia secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan
subjek pembanding (yang menunjukkan tidak adanya penurunan IQ). Penurunan IQ tidak
dapat dikaitakan dengan variable-variabel lain seperti tingkat Pendidikan, etnis, jenis
kelamin, usia, maupun durasi waktu follow up.
Kelompok skizofrenia menunjukkan penurunan kognitif yang lebih besar di seluruh tes
memori dan domain pengetahuan verbal. Kelompok skizofrenia menunjukkan tidak ada
perubahan kognitif yang signifikan pada tes symbol angka dan Trail Making Test (Bagian A)
(domain kecepatan pemrosesan); pada subtes desain balok (domain visuospasial); pada Trail
Making test bagian B dan pada uji letter-number span test (domain fungsi eksekutif dan
working memory); dan pada kefasihan huruf dan kategori tes kefasihan (domain Bahasa).
Kelompok psikosis lainnya menunjukkan penurunan yang lebih besar daripada subjek
pembanding pada tes domain memori. Kelompok psikosis lain menunjukkan defisit statis
pada tes kecepatan daya proses, fungsi eksekutif dan working memory, dan kemampuan
visuospasial (lihat Gambar 3)
Pengobatan
Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam penurunan IQ (p = 0,23) antara pasien dengan
riwayat pengobatan antipsikotik generasi pertama (45% dari sample) dan yang memiliki
riwayat pengobatan dengan antipsikotik generasi kedua (55% dari sample). Durasi obat
antipsikotik (rata-rata = 323 minggu, SD = 192) tidak mengurangi penurunan IQ pada
skizofrenia
Derajat Keparahan
Pasien skizofrenia dengan gejala berat pada saat awal secara statistik menunjukkan
penurunan kognitif (domain memori) yang lebih besar dari pada pasien dengan gejala ringan
atau sedang (Gambar 4). Namun, tidak ada hubungan di antara perubahan keparahan gejala
dengan perubahan fungsi kognitif pada pasien skizofrenia dan tidak ada bukti untuk
hubungan dosis-respon di seluruh tingkat keparahan (lihat Gambar 4).
Pada kelompok psikosis lainnya, tidak ada bukti untuk hubungan antara keparahan gejala,
atau perubahan keparahan gejala, dan perubahan fungsi kognitif (lihat Gambar 4).
Analisa Sensitivitas
Individu dengan IQ lebih rendah tidak terbukti mengalami penurunan IQ.
Diskusi
Pasien skizofrenia menunjukkan penurunan IQ pada awal dan pemeriksaan lanjut, dengan
effect size yang kecil. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian neuroimaging mengenai
usia yang berhubungan dengan pengurangan volume otak pada individu dewasa. Penurunan
volume kortikal dikatikan dengan penurunan IQ pada pasien skizofrenia.
Kelompok skizofrenia menunjukkan penurunan dalam pengetahuan verbal dan memori.
Tetapi, kemampuan kecepatan daya proses, fungsi eksekutif dan kemampuan visuospasial
tidak menurun. Perbedaan ini dapat dipandang sebagai gangguan pada crystallized ability
(pengetahuan verbal) dan fluid ability (kecepatan pemrosesan, fungsi eksekutif, dan
visuospasial). Penurunan crystallized ability menunjukkan bahwa peningkatan defisit di
domain-domain tersebut mencerminkan kehilangan kemampuan yang sesungguhnya
dibandingkan perkembangan kognitif abnormal. Kesulitan dengan pemeliharaan dan akuisisi
pengetahuan verbal baru merupakan hasil dari defisit memori yang substansial dan
meningkat. Penurunan fluid ability terjadi sebelum episode pertama, sementara kemampuan
crystallized mungkin akan lanjut mengalami penurunan setelah onset. Yang penting,
penurunan IQ setelah onset mungkin disebabkan oleh penurunan kemampuan crystallized
yang terlihat.
Pasien dengan skizofrenia dan pasien dengan yang psikosis lainnya sama-sama mengalami
penurunan kognitif. Pasien dengan skizofrenia menunjukkan penurunan IQ, memori, dan
pengetahuan verbal, sedangkan pasien dengan psikosis lainnya menunjukkan penurunan
hanya pada fungsi memori tertentu. Penurunan kognitif yang luas mungkin masih spesifik
untuk kelompok skizofrenia, karena kelompok psikosis lainnya menunjukkan penurunan
kognitif umum yang lebih kecil dan lebih sedikit.
Kekurangan penelitian
1. Penelitian ini belum mampu menggambarkan waktu penurunan IQ dan fungsi kognitif
mana yang menurun pada waktu tertentu.
2. Ukuran kelompok tidak memungkinkan untuk analisis heterogenitas kognitif.
Penelitian ini juga belum meneliti grup spesifik, seperti bipolar dan mania.
3. Kurangnya informasi untuk menguji moderator yang berpotensi dalam penurunan
kognitif (seperti isolasi sosial, merokok, penyalahgunaan narkoba, viktimisasi, atau
masalah fisik seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi).
4. Perbedaan pengetahuan pada kelompok penelitian. Kurangnya pengetahuan pada
kelompok skizofrenia setelah episode pertama psikotik memberikan pengaruh pada
perbedaan kelompok.
Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi penurunan kognitif
sementara yang terlihat pada pasien dewasa dengan skizofrenia, serta pada psikosis lainnya,
sudah ada episode pertama, mengalami penurunan kognitif setelah onset penyakit. Namun
sifat penurunan ini bervariasi antara fungsi neuropsikologi. Sementara defisit terbesar pada
kecepatan daya proses sudah terlihat pada episode pertama, defisit dalam pengetahuan verbal
dan memori terus meningkat. Temuan ini menunjukkan bahwa mekanisme patofisiologis
yang berbeda mendasari defisit neuropsikologi yang terlihat pada pasien psikosis dewasa.
Penelitian selanjutnya harus menetukan mana yang merupakan konsekuensi dari penyakit itu
sendiri dan mana psikososial yang dialami pasien. Pada akhirnya, temuan ini menargetkan
tahap perkembangan awal dalam studi yang akan datang tentang penyebab defisit kognitif
yang berkaitan dengan psikosis, serta dalam upaya perbaikan kognitif.