Uploaded by Yuo

Tugas Sry Mutia Fadhilah 1940312111

advertisement
Tugas
KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN
Oleh:
Sry Mutia Fadhilah
1940312111
Preseptor
Dr. dr. Arina Widya Murni, Sp.PD-K Psi, FINASIM
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2020
1.1 Komunikasi
Komunikasi kesehatan antara dokter dan pasien adalah proses komunikasi yang
melibatkan pesan kesehatan, unsur-unsur atau peserta komunikasi. Komunikasi yang
dibangun dengan baik antara dokter dan pasien merupakan salah satu kunci keberhasilan
dokter dalam memberikan upaya pelayanan medis. Sebaliknya, ketidakberhasilan dokter
terhadap masalah medis jika dikomunikasikan dengan baik tidak akan menimbulkan
perselisihan.1 Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan dari
seseorang yang dibagi kepada orang lain. Berkomunikasi berarti membantu
menyampaikan pesan untuk kemudian diketahui dan pahami bersama. Pesan dalam
komunikasi digunakan dalam memilih dan pengambilan keputusan.1
Komunikasi bersifat fundamental dalam kehidupan sehari-hari karena kita tidak
dapat hidup tanpa berkomunikasi. Berkomunikasi berarti menyampaikan suatu pesan
dari sumber pesan (komunikator) kepada satu atau lebih penerima pesan (khalayak)
dengan menggunakan seperangkat aturan atau cara tertentu. Pada tingkat yang paling
sederhana, komunikasi memerlukan unsur pengirim pesan, pesan, penerima, dan media
komunikasi. Namun, setiap peristiwa komunikasi yang kompleks, pengirim pesan juga
berfungsi sebagai penerima pesan, dan pesan lain yang berbeda dikirim melalui media
yang berbeda.2
Pelayanan kesehatan primer berdasarkan prinsip Kedokteran Keluarga memiliki
empat karakteristik pelayanan (4C) yaitu, first contact, comprehensive, continous dan
collaborative. Pelayanan kesehatan yang komprehensif yang dimaksud dalam
karakteristik tersebut adalah memberikan pelayanan yang paripurna meliputi promotif
preventif, kuratif, palliatif dan rehabilitatif dengan pendekatan yang holistik, yaitu
memandang pasien sebagai kesatuan biopsikososial dan eksistensial.3
Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dan merupakan hal yang
paling dekat dalam kehidupan manusia, dapat diketahui bahwa komunikasi terjadi pada
setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu
sama lain, serta saling terkait dengan orang lain di lingkungannya. Satu-satunya alat
untuk dapat berhubungan dengan orang lain di dalam lingkungan adalah melalui
komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal.4
Elemen-elemen yang terdapat dalam komunikasi menurut Gorden (1978)
adalah:Komunikator:

Pesan: ide atau informasi yang disampaikan

orang yang menyampaikan pesan

Media: sarana komunikasi

Komunikan: pihak yang menerima pesan

Umpan Balik: respon dari komunikan terhadap pesan yang diterimanya.
Lima sasaran pokok dalam proses komunikasi, yaitu:
1. Membuat komunikan mendengarkan atau melihat apa yang komunikator katakan
2. Membuat komunikan memahami apa yang mereka dengar atau lihat
3. Membuat komunikan menyetujui apa yang telah mereka dengar
4. Membuat komunikan
mengambil
tindakan
yang sesuai
dengan maksud
komunikator, dan maksudnya dapat diterima oleh komunikan
5. Memperoleh umpan balik dari komunikan.4
Kemampuan seorang dokter untuk memiliki keterampilan berkomunikasi dengan baik
terhadap pasiennya untuk mencapai sejumlah tujuan yang berbeda.
Ada 3 (tiga) tujuan yang berbeda komunikasi antara dokter dan pasien, yaitu :

Menciptakan hubungan interpersonal yang baik (creating a good interpersonal
relationship)

Pertukaran informasi (exchange of information)

Pengambilan keputusan medis (medical decision making).5
1.2 Faktor dalam Komunikasi
Komunikasi dokter-pasien dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti pengetahuan dan
pengalaman baik yanga ada pada diri pasien maupun pada diri dokter. Leawaman pasien,
misalnua minimnya pengetahuan dasar pasien mengenai aspek kesehatan, pengetahuan
mengenai penyakit yang diderita, serta ketidaktauan pasien tentang hak dan
kewajibannya dapat berpengaruh dalam mencapai diagnosis yang benar. Keawaman
pasien seringkali membuat komunikasi dokter-pasien terhambat atau menemui dalan
buntu.6
Empati adalah kemapuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain dan
memberikan tanggapan yang sesuai, tanpa ikut terlibat dalam perasaan yang
bersangkutan. Keterlibatan harus dibatasi supaya pertolongan optimal dapat diberikan.
Untuk bisa berempati kepada pasien, seorang dokter harus bisa menjadi pendengar yang
baik dan mampu memberikan respon yang baik terhadap apa yang diceritakan pasien.6
Edelmann mengidentifikasi empat faktor utama yang mungkin mempengaruhi sifat
dan efektivitas komunikasi antara dokter dan pasien, yaitu sebagai berikut :
1. Karakteristik dokter (jenis kelamin dan pengalaman).
2. Karakteristik pasien (jenis kelamin, kelas sosial, usia, pendidikan dan keinginan
akan informasi).
3. Perbedaan antara kedua belah pihak dalam hal kelas sosial dan pendidikan sikap,
keyakinan dan harapan.
4.
Faktor-faktor situasional atau beban pasien, tingkat kenalan dan sifat masalah
yang diajukan
Komunikasi efektif mampu mempengaruhi emosi pasien dalam pengambilan
keputusan tentang rencana tindakan selanjutnya, sedangkan komunikasi tidak efektif akan
mengundang masalah. Perlu dibangun komunikasi efektif yang dilandasi keterbukaan,
kejujuran dan pengertian akan kebutuhan, harapan, maupun kepentingan masing-masing.
Dengan terbangunnya komunikasi yang efektif, pasien akan memberikan keterangan yang
benar dan lengkap sehingga dapat membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit pasien
secarabaik dan memberi obat yang tepat bagi pasien. Komunikasi yang baik dan berlangsung
dalam kedudukan setara sangat diperlukan agar pasien mau dan dapat menceritakan sakit
serta keluhanyang dialaminya secara jujur dan jelas.6
Banyak faktor yang mempengaruhi HDP antara lain: sosiobudaya, latar belakang pendidikan
baik dokter maupun pasien, pengalaman medis terdahulu, usia dokter dan sikapnya terhadap
pasien. Untuk menciptakan hubungan dokter-pasien yang baik salah satunya adalah dengan
menguasai teknik komunikasi yang baik dengan pasien.6
1.3 Teknik Komunikasi
Teknik Wawancara Medis Dalam wawancara medis, terkadang diperlukan suatu
teknik untuk memperlancar jalannya wawancara, yaitu teknik reseptif dan teknik
manipulatif.

Teknik reseptif adalah melihat, mendengar, mencatat reaksi emosional pasien
dan reaksi emosional diri sendiri (dalam hal ini pewawancara atau dokter).

Teknik manipulatif, antara lain memacu untuk bercerita, menghambat atau
mengarahkan cerita, memformulasikan pertanyaan, memperjelas jawaban dan
membuat rangkuman.7

Melihat
Awal dari wawancara terjadi bersamaan dengan pemeriksaan fisik yaitu pada saat
pasien masuk kamar periksa (cara berjalannya, sikap tubuhnya dan ekspresi
wajah), saat bersalaman (temperatur tubuh, kekuatan, nyeri), mengenalkan diri
(suara, nada bicara dan kejernihan suara) dan cara mengambil tempat duduk.

Mendengar Dokter harus menjadi pendengar yang baik.

Mencatat reaksi emosional pasien Dokter dapat memberikan reaksi yang sesuai
dengan ungkapan emosi tersebut.

Mencatat reaksi emosional dokter sendiri Waktu wawancara akan timbul perasaan
dari diri dokter seperti kasihan, suka atau tidak suka atau sebal.

Memacu untuk bercerita Dengan sikap tubuh, mengulang kata-kata terakhir
dengan nada tanya, menaggapi secara positif semua yang dikatakan pasien atau
mengajukan pertanyaan terbuka.

Menghambat atau mengarahkan cerita Cara bercerita pasien berbeda-beda, ada
pasien yang bercerita panjang lebar tanpa arah. Tugas dokter untuk
mengarahkannya.

Memformulasikan pertanyaan Cara merumuskan suatu pertanyaan dan cara
mengungkapkan diperlukan untuk memperoleh respon yang kita inginkan dari
pasien.

Memperjelas jawaban ungkapan pasien tidak selalu mudah untuk dimengerti oleh
dokter.

Membuat rangkuman-rangkuman berfungsi untuk merangkai keteranganketerangan, memperlihatkan bahwa dokter telah mendengarkan, menguji
gambaran dari cerita pasien, memberi kesempatan pasien menjelaskan dan
menerangkan lebih lanjut dan menutup pembicaraan.7
Langkah-Langkah dalam Mewujudkan Komunikasi Efektif Dokter-Pasien, yang perlu
diperhatikan dalam meningkatkan komunikasi efektif antara dokter dan pasien adalah :8,9
 Sikap profesional dokter, sikap yang menunjukkan kemampuan dokter dalam
menyelesaikan tugas-tugas sesuai peran dan fungsinya, mampu mengatur diri sendiri
seperti ketepatan waktu, dan mampu menghadapi berbagai tipe pasien, serta mampu
bekerja sama dengan profesi kesehatan yang lain. Di dalam proses komunikasi
dokterpasien, sikap profesional penting untuk membangun rasa nyaman, aman, dan
percaya pada dokter, yang merupakan landasan bagi berlangsungnya komunikasi secara
efektif
 Pengumpulan informasi, yang di dalamnya terdapat proses anamnesis yang akurat, dan
sesi penyampaian informasi.
 Penyampaian informasi yang akurat.
 Proses langkah-langkah komunikasi, yang terdiri dari salam, ajak bicara, menjelaskan,
dan mengingatkan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arianto. Komunikasi Kesehatan. Universitas Tadulaki-Palu. 2018.
2. Ganjar, Agus. 2009. Memetakan Komunikasi Kesehatan. BP2Ki.Bandung
3. WONCA. The European Definition Of General Practice / Family Medicine Wonca
Europe 2011 Edition 1. 2011;1-33. Available from: http://www.wonca europe.org/
4. Fourianalistyawati E. Komunikasi yang Relevan dan Efektif Antara Dokter dan Pasien.
Jornal Psikogenesis. 2012:1(1)
5. Saleh G, Hendra MD. Pengaruh Komunikasi Doktr Terhadap Kesembuhan Pasien Rawat
Jalan. 2018
6. Alfitri. Komunikasi Dokter-Pasien. Komunikasi Dokter-Pasien. 2005.
7. Setyawan FEB. Komunikasi Medis: Hubungan Dokter-Pasien. Komunikasi Medis:
Hubungan Dokter-Pasien. 2017:1(1).
8. Brown, H., Ramchandani, M., Gillow, J. and Tsaloumas, M. Are patient information
leaflets contributing to informed consent for cataract surgery?, Journal of Medical
Ethics. 2004: 30, 218–20
9. Dianne Berry. Health Communication: Theory and Practice. McGraw-Hill Education,
New York, NY. 2007.
Download