LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PERCOBAAN PENDINGINAN AIR Disusun Oleh: Nama : Abdurrafi Ahsan Alghifari NIM : 20/459191/PA/19852 Hari, Tanggal : Senin, 12 Oktober 2020 Jam Praktikum : 12.00 – 15.00 Golongan/Prodi : G-A/ Fisika Asisten : Elfinda Putri N S LABORATORIUM FISIKA DASAR DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2020 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di kehidupan nyata seringkali dilihat fenomena berkurangnya suhu dari suatu wadah ke lingkungan. Fenomena ini seringkali disebut sebagai pendinginan, atau dalam bahasa formalnya disebut penurunan suhu. Penurunan suhu ini disebabkan oleh adanya proses perpindahan kalor. Proses perpindahan kalor paling banyak terjadi dengan melibatkan fluida. Secara alami, perpindahan kalor nyaris selalu terjadi dengan suatu perantara, baik benda yang berhubungan satu sama lain, maupun aliran fluida yang membawa panas ke tempat yang lebih dingin. Misalnya panas dapat berpindah dari laut ke daratan diakibatkan oleh proses konveksi, yaitu panas dibawa oleh udara yang berhembus ke daerah yang lebih dingin. Begitupula kopi yang disajikan dalam keadaan panas lama kelamaan akan menjadi dingin dikarenakan panas berpindah dari wadah ke lingkungan, dan panas dalam sistem disesuaikan oleh aliran air sehingga total panas dalam sistem menurun secara berkala. Pemahaman tentang pendinginan telah digencar mulai dari hukum pendinginan Newton hingga hukum yang lebih tepat menjelaskan fenomena pendinginan, melibatkan bilangan Nusselt, bilangan Rayleigh, bilangan Prandtl, bilangan Reynolds dan lain sebagainya. Semua ini berguna salah satunya dalam pembentukan sistem pendingin melalui aliran fluida dalam pipa, laju perpindahan kalor dianalisis supaya dapat ditentukan seberapa cepat suatu sistem mendingin akibat dari suhu lingkungan yang lebih rendah, serta pengaruh faktor lain seperti volume fluida, massa jenis fluida, luas penampang, dan lain-lain. Eksperimen merupakan kegiatan yang tidak dapat lepas dari lingkup sains. Supaya dapat diambil suatu simpulan atas sebuah fenomena, maka harus ditentukan terlebih dahulu suatu nilai yang tidak diragukan reabilitasnya dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Dalam menentukan nilai ini digunakan serangkaian metode mutlak yang dapat dilakukan oleh siapapun dimanapun, rangkaian metode inilah yang disebut metode penelitian. Oleh karena itu, eksperimen sangatlah penting supaya sebuah teori dapat dibuktikan dan diterapkan dalam kehidupan nyata. Dengan dilakukannya eksperimen, pemahaman terhadap teori yang diuji juga semakin bertambah karena dapat dilihat berbagai fenomena sebab-akibat yang mana nilai yang dihasilkan dipengaruhi oleh fenomena tersebut. Laju perubahan suhu tidak dapat ditentukan secara langsung, maka digunakan metode pengukuran dengan stopwatch dan termometer supaya dapat ditentukan besar suhu pada waktu tertentu. Pengukuran ini dilakukan berulang agar didapat nilai pendekatan yang sedekat-dekatnya dan didapat nilai ralat yang menunjukkan besar ketidakpastian pengukuran tersebut. Dalam praktikum kali ini, diamati suatu konstanta yang dengannya dapat disetarakan laju perubahan suhu dengan selisih antara suhu sistem dan suhu lingkungan. Dasar teori yang dijadikan acuan dalam eksperimen ini adalah hukum pendinginan Newton. Meskipun begitu, hukum ini sudah dinyatakan tidak berlaku dalam pendinginan yang terjadi pada umumnya. Eksperimen ini juga bertujuan untuk menentukan kebenaran pernyataan tersebut. 1.2 Tujuan 1. Meningkatkan kemampuan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk grafik 2. Meningkatkan pemahaman dalam menginterpretasikan suatu grafik 3. Menentukan suatu nilai koefisien yang menghubungkan laju penurunan suhu dengan selisih suhu sistem dan lingkungan 4. Memanfaatkan nilai yang didapat sebagai acuan dalam memprediksi penurunan suhu air dalam waktu tertentu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Termodinamika Termodinamika adalah salah satu cabang ilmu dari fisika yang memelajari mengenai dinamika suatu system oleh karena adanya perubahan suhu, tekanan, volume, dan entropi. Hukum pertama Termodinamika menyatakan bahwa “Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya.” 2.2 Perpindahan Kalor Perpindahan panas adalah salah satu dari disiplin ilmu teknik termal yang mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas, mengubah panas, dan menukarkan panas di antara sistem fisik. Perpindahan panas diklasifikasikan menjadi konduktivitas termal, konveksi termal, radiasi termal. 2.2.1 Konveksi Konveksi adalah perpindahan panas dari satu tempat ke tempat lain karena adanya perpindahan fluida, proses perpindahan panas melalui perpindahan massa. Konveksi adalah perpindahan panas yang umum pada cairan dan gas. Pada percobaan ini, air di bagian terluar akan lebih cepat dingin dibanding di bagian dalam sehingga akan terjadi sirkulasi air dikarenakan adanya perbedaan massa jenis antara air dingin dan air panas. Panas akan didistribusikan secara merata terus menerus hingga mencapai kesetimbangan dengan suhu lingkungan. Pengaruh selisih suhu sistem dengan lingkungan terhadap kecepatan perpindahan kalor dalam konveksi dinyatakan dengan π = βπ π΄βπ dimana π= ππ ππ‘ Koefisien konveksi air βπ bervariasi antara 50 - 3000 (W/(m2β)) 2.2.2 Hukum Pendinginan Newton Pendinginan konveksi di banyak kasus dapat dijelaskan oleh Hukum Newton tentang pendinginan: " bahwa laju pendinginan suhu suatu benda sebanding dengan perbedaan antara suhu objek dengan suhu di sekitarnya." ππ ∝ π − πππππππ’ππππ ππ‘ Meskipun begitu, dari definisinya, hukum Newton tentang pendinginan ini membutuhkan kecepatan panas hilang yang membentuk garis linear pada grafik fungsi ("sebanding dengan"). Padahal, secara umum, konveksi tidak pernah membentuk gradien garis lurus. Maka, hukum Newton tidak berlaku. 2.3 Isokhorik Proses isokorik, juga disebut proses volume konstan atau proses isovolumetrik atau proses isometrik adalah proses termodinamika di mana volume dari sistem tertutup yang menjalani proses tetap konstan. Proses isokorik dapat dicontohkan dengan pemanasan atau pendinginan pada wadah tertutup anelastis. Isolasi dari wadah menyebabkan sistem menjadi tertutup, dan ketidakmampuan wadah untuk berdeformasi menyebabkan kondisi volume konstan. Besar kalor jenis yang digunakan pada keadaan isokhorik disebut ππ , dimana ππ untuk air (cair) adalah 74.539 J/(mol·K) (25 °C) atau 4.13 J/(g·β). Maka rumus perpindahan kalor konveksi pada keadaan isokhorik menjadi πππ ππ ππ‘ = βπ π΄βπ Sehingga dapat dianalisis bahwa, faktor koefisien yang memengaruhi laju perpindahan kalor pada volume tetap adalah massa, kalor jenis, luas penampang, serta koefisien konveksi itu sendiri. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat 1. Tiga buah gelas beker (120 ml, 250 ml, 600 ml) dengan tutup 2. Tiga termometer 3. Jam tangan atau stopwatch 4. Termos berisi air panas 3.2 Skema Percobaan Gambar 3.1 Skema percobaan pendinginan 3.3 Langkah-langkah praktikum 3.3.1 Praktikum penurunan suhu air a) Disiapkan tiga gelas beker dengan volume (120 ml, 250 ml, 600 ml) b) Dimasukan air panas dari termos air panas ke dalam ketiga gelas beker hingga penuh c) Dimasukan tutup beserta thermometer ke dalam gelas beker d) Dipastikan tidak ada lubang terbuka antara gelas beker dan tutupnya. e) Stopwatch dinyalakan f) Setiap menitnya suhu tiap gelas beker dicatat 3.4 Analisis Data Menurut hipotesis, nilai koefisien yang dicari merupakan nilai konstan dari persamaan π = βπ π΄βπ Karena π merupakan besar perubahan kalor yang bergantung pada waktu maka perubahan kalor harus terlebih dahulu diubah kedalam bentuk persamaan kalor yang didiferensiasi terhadap waktu sehingga massa serta kalor jenis cairan dapat dimasukkan kedalam faktor koefisien ππ ππ‘ = βπ π΄βπ Pada eksperimen ini, wadah dalam kondisi tertutup sehingga volume konstan. Maka besar perubahan kalor akan sama dengan massa dikalikan kalor jenis air pada volume konstan dikalikan perubahan suhu tiap satuan waktu. πππ ππ ππ‘ ππ ππ‘ = βπ π΄βπ = βπ π΄ βπ πππ Didapatkan faktor koefisien βπ π΄ πππ =πΌ Dengan menggunakan metode grafik, nilai πΌ dapat ditinjau dengan dua cara, yakni dengan grafik linear dan grafik eksponensial Melalui metode linear, persamaan diatas terlebih dahulu diubah kedalam bentuk y = mx + c dengan cara diintegralkan ππ βπ ∫ = πΌππ‘ 1 ππ = ∫ πΌ ππ‘ βπ ln βπ = πΌπ‘ + ln πΆ y = mx + c y =B + A Apabila dibentuk grafik, maka ππ βπ akan bertindak sebagai sumbu y, π‘ sebagai sumbu x dan πΌ sebagai gradien garis, serta ln πΆ sebagai konstanta awal atau besar y saat x = 0, sehingga πΆ akan sama dengan πππ€ππ − ππππππ ππ βπ ππ βπ = πΌπ‘ + ππ πΆ π‘ Untuk menggunakan metode eksponensial terlebih dahulu persamaan diubah menjadi persamaan eksponensial y = aebx. Supaya dihasilkan nilai eksponensial maka logaritma natural terlebih dahulu dihilangkan dengan sifat logaritma. βπ π ln πΆ = π πΌπ‘ βπ πΆ = π πΌπ‘ βπ = πΆπ πΌπ‘ y = a e bx Apabila dibentuk grafik, maka βπ akan bertindak sebagai sumbu y, π‘ sebagai sumbu x dan grafik eksponensial yang terbentuk berupa grafik peluruhan dikarenakan persamaan eksponensial berupa bilangan natural berpangkat negatif (nilai πΌ negatif). βπ βπ = πΆππΌπ‘ π‘ Selisih suhu dalam persamaan ini adalah selisih antara suhu pada waktu tertentu dengan suhu lingkungan. Karena proses yang terjadi merupakan pendinginan maka suhu T selalu lebih tinggi dari suhu kamar. π − ππππππ = πΆπ πΌπ‘ Maka didapatkan persamaan akhir = πΆπ πΌπ‘ + ππππππ π π π = πΆπ πΌπ‘ + ππππππ ππππππ t Metode regresi digunakan untuk mengetahui nilai pada ln βπ = πΌπ‘ + ln πΆ, Untuk menganalisis grafik linear menggunakan metode regresi, persamaan dimisalkan dengan π¦ = ππ βπ , π₯ = π‘, π΄ = ππ πΆ , π΅ = πΌπ‘ Dengan mengacu pada tabel data hasil pengamatan x dan y, dianalisis berbagai nilai berikut Volume = 600 ml 250 ml 120 ml ∑ π₯π = 7260 7260 7260 ∑ π₯π 2 = 583220 583220 583220 ∑ π¦π = 423 399 354 ∑ π¦π 2 = 1492 1.339 1.070 (∑ π₯π )2 = 52707600 (∑ π¦π )2 = 178940 159535 125303 ∑ π₯π π¦π = 23969,17521 22217,7503 19006,07565 (∑ π₯π π¦π )2 = 574521360,2 493628428,4 361230911,6 N = 120 120 120 Sehingga nilai A dan B dapat ditentukan dengan rumus Atau dengan digunakan program excel, hasil pengamatan disebar dalam bentuk grafik dan dilakukan analisis regresi linear sehingga gradien dan konstanta awal (titik potong) dapat dicocokkan dengan ln βπ = πΌπ‘ + ln πΆ , dimana πΌ bertindak sebagai gradien dan ln πΆ bertindak sebagai konstanta awal. Ralat y dapat ditentukan dengan rumus Dengan diketemukannya ralat y, maka ralat A dan B dapat ditentukan dengan rumus ππ΅ merupakan besar ralat dari πΌ karena π‘ diasumsikan tidak memiliki ralat. Maka ππ΅ dapat diganti dengan Δ πΌ sehingga hasil πΌ dapat disajikan dalam bentuk πΌ±ΔπΌ Analisis kedua adalah menentukan besar π‘ untuk mencapai suhu tertentu. Maka akan digunakan pendekatan melalui grafik eksponensial T sebagai fungsi t, yaitu π = πΆπ πΌπ‘ + ππππππ . Kemudian fungsi tersebut diinvers untuk mendapatkan nilai t sebagai fungsi T. Kemudian waktu untuk memperoleh suhu tertentu akan disajikan dalam persamaan T-1(t) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Pengamatan 4.2.1 Nilai ln(π − ππππππ ) ketiga volume π₯π = waktu , π¦π = ln(π − ππππππ ) , ππππππ = 25β 600 mL π₯π (menit) 250 mL π2(β) π¦2 (β) 120 mL π1(β) π¦1 (β) π3(β) π¦3 (β) 0 87,5 4,13517 84,8 4,09101 81 4,02535 1 86,5 4,11904 84,8 4,09101 79 3,98898 2 86 4,11087 83,5 4,06903 77,2 3,95508 3 85 4,09434 82,5 4,05178 75,8 3,9279 4 84 4,07754 81,5 4,03424 74,5 3,90197 5 83,5 4,06903 80,5 4,01638 73 3,8712 6 82,5 4,05178 79,5 3,9982 71,8 3,84588 7 82 4,04305 78,5 3,97968 70,8 3,82428 8 81 4,02535 77,8 3,96651 69,5 3,79549 9 80,5 4,01638 76,8 3,94739 68,5 3,77276 10 79,5 3,9982 76,8 3,94739 68,5 3,77276 11 79 3,98898 75,2 3,91602 66,5 3,72569 12 78,5 3,97968 74,5 3,90197 65,8 3,70868 13 77,5 3,96081 73,5 3,88156 64,8 3,68387 14 77 3,95124 73 3,8712 64 3,66356 15 76,5 3,94158 72,2 3,85439 63 3,63759 16 76 3,93183 71,5 3,83945 62,2 3,61631 17 75 3,91202 70,8 3,82428 61,5 3,59731 18 74,5 3,90197 70 3,80666 60,8 3,57795 19 74 3,89182 69,5 3,79549 60 3,55535 20 73,5 3,88156 68,8 3,77963 59,2 3,53223 21 73 3,8712 68,2 3,76584 58,8 3,52046 22 72,5 3,86073 67,5 3,7495 58 3,49651 23 72 3,85015 67 3,73767 57,5 3,48124 24 71,5 3,83945 66,2 3,71844 56,8 3,45947 25 71 3,82864 65,8 3,70868 56,2 3,44042 26 70,5 3,81771 65,2 3,69387 55,5 3,41773 27 70,5 3,81771 64,8 3,68387 55 3,4012 28 69,5 3,79549 64 3,66356 54,5 3,38439 29 69 3,78419 63,5 3,65066 54 3,3673 30 68,5 3,77276 63 3,63759 53,5 3,3499 31 68 3,7612 62,5 3,62434 53,5 3,3499 32 67,5 3,7495 62 3,61092 52,5 3,31419 33 67 3,73767 61,5 3,59731 52 3,29584 34 66,5 3,72569 61 3,58352 51,5 3,27714 35 66 3,71357 60,5 3,56953 51 3,2581 36 65,5 3,7013 60 3,55535 50,5 3,23868 37 65 3,68888 59,8 3,54962 50,2 3,22684 38 65 3,68888 59,2 3,53223 49,8 3,21084 39 64,5 3,6763 58,8 3,52046 49,2 3,18635 40 64 3,66356 58,2 3,50255 48,8 3,16969 41 63,5 3,65066 58 3,49651 48,5 3,157 42 63,5 3,65066 57,5 3,48124 48 3,13549 43 63 3,63759 57 3,46574 47,8 3,12676 44 62,5 3,62434 56,8 3,45947 47,2 3,10009 45 62 3,61092 56,2 3,44042 47 3,09104 46 62 3,61092 56 3,43399 46,8 3,08191 47 61,5 3,59731 55,5 3,41773 46,2 3,054 48 61 3,58352 55,2 3,40784 46 3,04452 49 60,5 3,56953 54,8 3,39451 45,8 3,03495 50 60,5 3,56953 54,5 3,38439 45,2 3,00568 51 60 3,55535 54,2 3,37417 45 2,99573 52 59,5 3,54096 53,8 3,36038 44,8 2,98568 53 59,5 3,54096 53,5 3,3499 44,5 2,97041 54 59 3,52636 53 3,3322 44 2,94444 55 58,5 3,51155 52,8 3,32504 43,8 2,93386 56 58,5 3,51155 52,2 3,30322 43,5 2,91777 57 58 3,49651 52,2 3,30322 43,2 2,90142 58 58 3,49651 51,8 3,2884 43 2,89037 59 57,5 3,48124 51,5 3,27714 42,8 2,8792 60 57 3,46574 51,2 3,26576 42,5 2,8622 61 57 3,46574 51 3,2581 42,2 2,84491 62 56,5 3,44999 50,5 3,23868 42 2,83321 63 56,5 3,44999 50,2 3,22684 41,8 2,82138 64 56 3,43399 50 3,21888 41,5 2,80336 65 55,5 3,41773 49,8 3,21084 41,2 2,78501 66 55,5 3,41773 49,5 3,19867 41 2,77259 67 55 3,4012 49,2 3,18635 40,8 2,76001 68 55 3,4012 49 3,17805 40,5 2,74084 69 54,5 3,38439 48,8 3,16969 40,5 2,74084 70 54,5 3,38439 48,5 3,157 40,2 2,7213 71 54 3,3673 48,2 3,14415 40 2,70805 72 54 3,3673 48 3,13549 39,8 2,69463 73 53,5 3,3499 47,8 3,12676 39,5 2,67415 74 53,5 3,3499 47,5 3,11352 39,2 2,65324 75 53 3,3322 47,2 3,10009 39,2 2,65324 76 53 3,3322 47 3,09104 39 2,63906 77 52,5 3,31419 46,8 3,08191 38,8 2,62467 78 52,5 3,31419 46,5 3,06805 38,5 2,60269 79 52 3,29584 46,2 3,054 38,5 2,60269 80 52 3,29584 46 3,04452 38,2 2,58022 81 51,5 3,27714 45,8 3,03495 38 2,56495 82 51,5 3,27714 45,5 3,02042 38 2,56495 83 51 3,2581 45,2 3,00568 37,8 2,54945 84 51 3,2581 45,2 3,00568 37,5 2,52573 85 50,5 3,23868 45 2,99573 37,5 2,52573 86 50,5 3,23868 44,8 2,98568 37,2 2,50144 87 50,5 3,23868 44,5 2,97041 37 2,48491 88 50 3,21888 44,2 2,95491 37 2,48491 89 50 3,21888 44 2,94444 36,8 2,4681 90 49,5 3,19867 44 2,94444 36,8 2,4681 91 49,5 3,19867 43,8 2,93386 36,5 2,44235 92 49,5 3,19867 43,5 2,91777 36,5 2,44235 93 49 3,17805 43,2 2,90142 36,2 2,41591 94 49 3,17805 43,2 2,90142 36,2 2,41591 95 48,5 3,157 43 2,89037 36 2,3979 96 48,5 3,157 42,8 2,8792 36 2,3979 97 48,5 3,157 42,8 2,8792 35,8 2,37955 98 48 3,13549 42,5 2,8622 35,8 2,37955 99 48 3,13549 42,2 2,84491 35,5 2,35138 100 47,5 3,11352 42,2 2,84491 35,5 2,35138 101 47,5 3,11352 42 2,83321 35,2 2,32239 102 47,5 3,11352 41,8 2,82138 35,2 2,32239 103 47 3,09104 41,8 2,82138 35 2,30259 104 47 3,09104 41,5 2,80336 35 2,30259 105 47 3,09104 41,2 2,78501 35 2,30259 106 46,5 3,06805 41,2 2,78501 34,8 2,28238 107 46,5 3,06805 41 2,77259 34,8 2,28238 108 46,5 3,06805 40,8 2,76001 34,5 2,25129 109 46 3,04452 40,8 2,76001 34,5 2,25129 110 46 3,04452 40,5 2,74084 34,2 2,2192 111 46 3,04452 40,5 2,74084 34,2 2,2192 112 45,5 3,02042 40,2 2,7213 34,2 2,2192 113 45,5 3,02042 40,2 2,7213 34 2,19722 114 45,5 3,02042 40 2,70805 34 2,19722 115 45 2,99573 39,8 2,69463 34 2,19722 116 45 2,99573 39,8 2,69463 33,8 2,17475 117 45 2,99573 39,5 2,67415 33,8 2,17475 118 44,5 2,97041 39,5 2,67415 33,8 2,17475 119 44,5 2,97041 39,2 2,65324 33,5 2,14007 120 44,5 2,97041 39,2 2,65324 33,5 2,14007 4.1.2 Nilai pendekatan πΌ dari ketiga volume (diukur dalam (πππππ‘)−1) Volume πΌ 120 mL (-0,0151± 0,0009) 250 mL (-0,0118± 0,001) 600 mL (-0,0096± 0,001 ) 4.2 Grafik Gambar 4.1 Grafik ln(π − πππ’πππ) terhadap π‘ untuk volume 600 mL Gambar 4.2 Grafik ln(π − πππ’πππ) terhadap π‘ untuk volume 250 mL Gambar 4.3 Grafik ln(π − πππ’πππ) terhadap π‘ untuk volume 120 mL Gambar 4.4 Grafik perbandingan ln(π − πππ’πππ) terhadap t ketiga volume Gambar 4.5 Grafik T terhadap t pada volume 600 mL Gambar 4.6 Grafik T terhadap t untuk volume 250 mL Gambar 4.7 Grafik T terhadap t untuk volume 120 mL Grafik 4.8 Grafik perbandingan π terhadap π‘ untuk tiga volume 4.3 Pembahasan Didapatkan tiga nilai πΌ untuk ketiga volume air, nilai tersebut disajikan kembali sebagai berikut : Volume 600 mL πΌ (-0,0096± 0,001 ) 250 mL 120 mL (-0,0118± 0,001) (-0,0151± 0,0009) Dengan demikian dapat dibentuk tiga persamaan eksponensial, fungsi suhu π terhadap waktu π‘ sebagai berikut : Volume 600 mL π = (π 4,0697 )π (−0,0096)π‘ + 25 π‘ = ln(π − 25) − 4,0697 −0,0096 Suhu Waktu Teori 65β 55β 45β 35β 30β 40 70 111,87 184 256,3 (menit) Praktik 38 68 115 - - Volume 250 mL π = (π 4,0112 )π (−0,0118)π‘ + 25 ln(π − 25) − 4,0112 −0,0118 π‘ = Suhu 65β 55β 45β 35β 30β Waktu Hipotesis 27,3 51,7 86 144,8 203,5 (menit) Praktik 26,5 48,5 85 - - Volume 120 mL π = (π 3,833 )π (−0,0151)π‘ + 25 π‘ = ln(π − 25) − 3,833 −0,0151 Suhu 65β 55β 45β 35β 30β Waktu Hipotesis 9,54 28,6 55,45 101,35 147,3 (menit) Praktik 12,5 27 50 103 - Telah dipaparkan bahwasanya menurut teori perpindahan panas secara konveksi, faktor koefisien yang berpengaruh pada laju perpindahan kalor meliputi massa, kalor jenis air pada volume konstan, luas penampang serta koefisien konveksi. Hal ini dapat dilihat dalam persamaan berikut ππ ππ‘ = βπ π΄ βπ πππ dimana βπ π΄ πππ =πΌ Kalor jenis air dan koefisien konveksi merupakan faktor bawaan dari air. Karena ketiga sistem dibuat sedemikian rupa supaya berada dalam kondisi yang sama, maka diasumsikan kedua faktor tersebut tidak memengaruhi adanya perbedaan laju perpindahan kalor antara satu sistem dengan sistem lainnya. Luas penampang dalam percobaan ini merupakan luas dari permukaan air yang mana mengikuti luas dari alas gelas beker, karena ketiga gelas beker yang digunakan memiliki rasio yang sama terhadap volumenya, maka diasumsikan faktor luas penampang juga tidak memengaruhi adanya perbedaan laju perpindahan kalor antara sistem satu dengan sistem lainnya. Faktor terakhir yang kemungkinan besar memengaruhi laju perpindahan kalor adalah perbedaan massa air yang digunakan. Karena massa jenis air adalah sebesar 1 gram/mL, maka massa dapat dicari dengan mengalikan volume dengan massa jenis air. Disebabkan adanya kesamaan nilai antara volume dengan massa maka dapat diasumsikan bahwa volume berpengaruh kepada laju perpindahan kalor sama halnya seperti massa berpengaruh pada laju perpindahan kalor. Dianalisis dari rumus bahwa laju perpindahan kalor berbanding lurus terhadap koefisien konveksi dan luas penampang, yang artinya semakin besar kedua variabel tersebut maka semakin besar pula laju perpindahan kalor. Hal ini dapat dikonfirmasi karena proses mobilisasi partikel akan semakin mudah terjadi apabila luas penampang diperbesar, sehingga panas akan lebih cepat tersebar. Dalam koefisien konveksi dinyatakan tingkatan kemampuan suatu zat untuk melakukan penyebaran panas melalui perpindahan zat itu sendiri, maka faktor ini sama seperti luas penampang yang menyebabkan perpindahan kalor menjadi lebih cepat. Di lain sisi, massa dan kalor jenis berbanding terbalik dengan laju perpindahan kalor. Kalor jenis adalah faktor bawaan suatu zat yang menyatakan energi yang diperlukan untuk memindahkan kalor pada zat tersebut dalam ukuran massa tertentu. Jelas terlihat bahwa semakin besar kalor jenis maka semakin besar usaha yang diperlukan untuk memindahkan kalor dari sistem, yang artinya semakin lambat laju perpindahan kalor yang terjadi. Massa air dalam percobaan ini mewujudkan banyaknya partikel air yang ada pada suatu wadah. Telah disebutkan bahwa volume air dalam mL memiliki nilai yang sama dengan massa nya dalam gram, sehingga volume juga berpengaruh pada melambatnya laju perpindahan kalor. Hal ini disebabkan karena semakin banyak volume berarti semakin luas cakupan kalor yang harus diratakan dalam proses konveksi. Selain itu, semakin besar massa berarti semakin banyak partikel, partikel panas ditandai dengan adanya getaran pada partikel tersebut, semakin banyak partikel artinya semakin banyak getaran yang harus diselaraskan sehingga semakin lambat laju perpindahan kalor. Hipotesis ini terbukti dalam percobaan pendinginan yang dicakup dalam laporan hasil praktikum ini. Terlihat dari hasil bahwa semakin luas volume air maka semakin lambat suhu sistem tersebut berubah, sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa volume berbanding terbalik dengan laju perpindahan kalor. Kemudian, setelah dilakukannya percobaan ditentukan adanya suatu koefisien yang menyatakan hubungan antara laju perpindahan kalor dengan selisih suhu antara sistem dan lingkungan. Keberadaan koefisien ini membenarkan hukum Newton mengenai pendinginan. Namun, telah diamati bahwa grafik suhu sebagai fungsi waktu tidak menunjukkan grafik yang benar-benar linear seperti yang diharapkan dari hukum Newton tentang pendinginan. Berdasarkan hipotesis, hal ini dikarenakan banyaknya faktor yang belum masuk pada perhitungan Newton pada saat itu, Meskipun begitu, dilihat dari prediksi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu tertentu, terlihat bahwa penyimpangan nilai masih dapat ditoleransi. Penyimpangan nilai ini juga diakibatkan oleh faktor ralat dari pengamat serta ralat dari alat yang digunakan seperti stopwatch, serta termometer, yang tidak disebutkan besar ralatnya. Yang artinya hukum pendinginan Newton masih dapat digunakan untuk perhitungan yang tidak memerlukan ketelitian tinggi seperti pada percobaan kali ini. Sedang untuk perhitungan perpindahan panas pada silinder kecil, atau sistem lain yang memerlukan suatu bilangan penentu seperti bilangan rayleigh, bilangan nusselt, dan lain sebagainya, maka hukum pendinginan Newton kurang tepat dalam menyajikan hasil laju perpindahan kalor yang cenderung membentuk grafik Eksponensial. Berikut prediksi waktu yang dimaksud dalam pernyataan diatas. Prediksi waktu dalam menit Suhu 600 mL 250 mL 120 mL (β) teori praktik 65 40 38 55 70 45 teori praktik teori praktik 27,3 26,5 9,54 12,5 68 51,7 48,5 28,6 27 111,87 115 86 85 55,45 50 35 184 - 144,8 - 101,35 103 30 256,3 - 203,5 - 147,3 - BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan 5.1.1. Didapatkan nilai pendekatan πΌ dari ketiga volume ((πππππ‘)−1) Volume πΌ 120 mL 250 mL (-0,0151± 0,0009) (-0,0118± 0,001) 600 mL (-0,0096± 0,001 ) 5.1.2. Didapatkan prediksi waktu yang diperlukan sistem untuk mencapai suhu tertentu serta perbandingan hasil teori dengan praktik Suhu Prediksi waktu dalam menit (β) 600 mL 250 mL teori praktik 65 40 38 55 70 45 teori 120 mL praktik teori praktik 27,3 26,5 9,54 12,5 68 51,7 48,5 28,6 27 111,87 115 86 85 55,45 50 35 184 - 144,8 - 101,35 103 30 256,3 - 203,5 - 147,3 - 5.1.3. Didapatkan kesimpulan bahwa volume serta massa air memengaruhi koefisien pendinginan 5.1.4 Didapatkan kesimpulan bahwa grafik suhu sebagai fungsi waktu menunjukkan grafik peluruhan 5.1.5 Didapatkan kesimpulan bahwa hukum pendinginan Newton kurang tepat digunakan untuk menentukan hubungan perubahan suhu terhadap selisih suhu sistem dengan suhu lingkungan 5.2. Saran 5.2.1 Sebaiknya ditentukan terlebih dahulu ralat untuk setiap pengukuran, dimana dalam eksperimen ini terdiri dari ralat suhu (termometer) dan ralat waktu (stopwatch) 5.2.2 Sebaiknya digunakan gelas beker dengan ukuran yang sama sehingga lebih jelas nampak pengaruh luas penampang terhadap laju perpindahan kalor 5.2.3 Sebaiknya faktor seperti koefisien konveksi diketahui terlebih dahulu supaya lebih mudah untuk mengamati faktor lain yang memengaruhi nilai DAFTAR PUSTAKA Blundell, Stephen J. (2010). Concept In Thermal Physics Second Edition. New York : Oxford University Press Inc. Davidson, Michael I. (2012). Newton’s Law of Cooling and its Interpretation. International Journal of Heat and Mass Transfer 55. 5397-5402 Nichols, J. (1782). Isaaci Newtoni Opera quae exstant omnia, vol 4, 403–407. Philip, K. Robert, B. William, K. George, W. (2013), Exploring Engineering (Third Edition), 259-281 Hani, Ruslan, A. and Toifur, Moh. (2008) Hukum Pendinginan Newton Pada Air Dengan Sistem Akuisisi Data Berbasis Komputer Pribadi. 57-58 Mengetahui, Yogyakarta, 28 Oktober 2020 Asisten praktikum Praktikan Elfinda Putri N S Abdurrafi Ahsan Alghifari Lampiran Lampiran Perhitungan • Analisis data (menggunakan Excel) o Volume 600 ml o Volume 250 ml o Volume 120 ml Keterangan gambar : Volume = 600 ml 250 ml 120 ml ∑ π₯π = 7260 7260 7260 ∑ π₯π 2 = 583220 583220 583220 ∑ π¦π = 423 399 354 ∑ π¦π 2 = 1492 1.339 1.070 (∑ π₯π )2 = 52707600 52707600 52707600 (∑ π¦π )2 = 178940 159535 125303 ∑ π₯π π¦π = 23969,17521 22217,7503 19006,07565 (∑ π₯π π¦π )2 = 574521360,2 493628428,4 361230911,6 N = 120 120 120 • Analisis Ralat o Volume 600 ml 1 (ππ¦ )2 = 120−2 |1492 − ( 583220β178940−2β7260β23969,17521β423+120β574521360,2 120β583220−52707600 )| ππ¦ 2 = 0,15074 ππ¦ = 0,388 ππ΄ = 0,388√ 583220 120 β 583220 − 52707600 ππ΄ = 0,07 ππ΅ = 0,388√ 120 120 β 583220 − 52707600 ππ΅ = 0,001 y = -0,0096x + 4,0697 m = -0,0096 c = 4,0697 R² = 0,9948 o Volume 250 ml (ππ¦ )2 = 1 583220 β 159535 − 2 β 7260 β 22217,7503 β 399 + 120 β 493628428,4 | 1339 − ( )| 120 − 2 120 β 583220 − 52707600 ππ¦ 2 = 0,20845 ππ¦ = 0,456 583220 ππ΄ = 0,456√120β583220−52707600 ππ΄ = 0,08 120 ππ΅ = 0,456√120β583220−52707600 ππ΅ = 0,0012 y = -0,0118x + 4,0112 m = -0,0118 c = 4,0112 R² = 0,9934 o Volume 120 ml (ππ¦ )2 = 1 583220 β 125303 − 2 β 7260 β 19006,07565 β 354 + 120 β 361230911,6 |1070 − ( )| 120 − 2 120 β 583220 − 52707600 ππ¦ 2 = 0,120585 ππ¦ = 0,345 583220 ππ΄ = 0,345√120β583220−52707600 ππ΄ = 0,06 120 ππ΅ = 0,345√120β583220−52707600 ππ΅ = 0,0009 y = -0,0151x + 3,833 m = -0,0151 c = 3,833 R² = 0,9857 • Analisis fungsi waktu terhadap suhu π = πΆπ πΌπ‘ + ππππππ π‘ = ln(π − ππππππ ) − ln πΆ πΌ π‘ = ln(π − 25) − 4,0697 −0,0096 π‘ = ln(π − 25) − 4,0112 −0,0118 π‘ = ln(π − 25) − 3,833 −0,0151