Spesies Padi Liar Berpotensi sebagai Sumber Gen Ketahanan Spesies padi liar merupakan sumber keragaman genetik untuk pemuliaan padi. Oleh karena itu, plasma nutfah spesies padi liar perlu dikoleksi dan direjuvenasi agar terhindar dari kepunahan, serta dikarakterisasi untuk mengetahui karakter penting lainnya. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen) memiliki 94 aksesi koleksi plasma nutfah padi liar dari 18 spesies. S pesies padi liar (Oryza spp.) termasuk genus Oryza dan dikenal sebagai kerabat liar dari padi budi daya. Padi liar memiliki jumlah kromosom (2n) = 24 atau 48. Di dunia tercatat ada 87 spesies padi liar, tetapi baru 22 spesies yang diketahui genomnya. Padi liar tetraploid (2n = 48) merupakan kerabat jauh dari padi budi daya sehingga memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam introgresi gen pada padi budi daya. Padi liar diploid (2n=24) merupakan kerabat dekat dari padi budi daya sehingga introgresi gennya lebih mudah. Sebaran dan asal habitat padi liar berbeda-beda, meliputi benua Afrika, Amerika, Asia, dan Australia. Beberapa spesies padi liar memiliki gen yang mampu bertahan pada kondisi lingkungan ekstrim (lahan masam, rawa, kekeringan, naungan), di samping karakter lain yang tidak dimiliki tanaman padi budi daya. Spesies padi liar dibagi ke dalam empat grup, yaitu: (1) grup Oryza sativa, (2) grup Oryza officinalis atau Oryza latifolia, (3) grup Oryza ridleyi, dan (4) grup Oryza meyeriana atau Oryza granulata. Padi budi daya termasuk dalam kelompok O. sativa yang mengalami seleksi, baik secara alami maupun bantuan manusia. Grup O. sativa memiliki persamaan dengan padi budi daya dalam genomnya (2n = 24, AA), sedangkan tiga grup lainnya berbeda genom (2n = 48, BB, BBCC, CC dan seterusnya). Secara morfologi, yang membedakan grup-grup Oryza spp. adalah bentuk tanaman, bentuk bulir, dan tipe batang, yang masingmasing memiliki ciri yang spesifik. Padi liar dapat dibedakan berdasarkan karakter morfologisnya, seperti tinggi tanaman (50-350 cm), jumlah anakan (10->50), panjang bulu (1-9 cm), diameter batang (0,2-0,9 cm), jumlah ruas pada batang (2-7), ukuran gabah (rasio panjang dan lebar 10/3-3/2 mm), dan bobot 1.000 butir gabah (5-24 g). Malai padi liar umumnya terbuka, tegak, tidak bercabang, serta eksersi baik. Gabahnya mudah rontok, bulir matang tidak serempak, warna gabah dominan abu-abu kehitaman, warna kulit ari (aleuron) umumnya merah kecoklatan, dan gabahnya berbulu, kecuali pada spesies O. granulata, O. grandiglumis, dan O. glaberrima. Umur berbunga padi liar berkisar antara 45-150 hari dan dipengaruhi oleh panjang hari (photoperiod). Berdasarkan umur tanaman, padi liar digolongkan menjadi dua tipe, yaitu tipe annual (semusim) dan perenial (lebih dari dua musim atau tahunan). Kelompok yang termasuk tipe semusim umumnya adalah grup O. sativa, sedangkan yang tergolong kelompok perenial adalah grup O. officinalis, O. meyeriana, dan O. ridleyi. Tanaman yang termasuk tipe perenial umumnya dapat diratun. Pada padi budi daya, secara morfologi malai umumnya bercabang. Tipe tanaman yang disukai petani adalah yang pendek hingga sedang (90-115 cm), berumur genjah (110-120 hari), anakan sedang (12-20), ukuran gabah sedang hingga besar dengan bobot 1.000 butir 26-30 g. Untuk mengenal lebih jauh tentang spesies padi liar, terutama taksonomi dan karakter morfologisnya, dapat dilihat pada situs internet. Beberapa spesies padi liar memiliki gen ketahanan terhadap virus tungro, penyakit blas, hawar daun bakteri (HDB), wereng coklat, wereng punggung putih, wereng hijau, penggerek batang, cekaman abiotik seperti lahan masam dan keracunan Fe, serta toleransi terhadap naungan (Tabel 1). Gen ketahanan penyakit hawar daun bakteri antara lain terdapat pada O. minuta dan O. rufipogon. Ketahanan terhadap penyakit blas terdapat pada O. officinalis, dan toleran Si kekeringan terdapat pada O. glaberrima, O. alta, dan O. australiensis. Toleransi terhadap tungro terdapat pada O. sativa dan O. officinalis. O. sativa, O. nivara, O. rufipogon, dan O. barthii toleran lahan masam dan keracunan Fe. Penyebaran spesies padi liar di Indonesia disajikan pada Tabel 2. Sampai saat ini spesies padi liar belum sepenuhnya dimanfaatkan, namun di kemudian hari mungkin akan banyak manfaatnya. Spesies padi liar merupakan sumber keragaman genetik untuk pemuliaan padi. Oleh karena itu, plasma nut- Beberapa spesies padi liar dan keragaman bulirnya; dari kiri ke kanan: Oryza grandiglumis, O. longiglumis, dan O. alta. Volume 32 Nomor 4, 2010 7 Tabel 1. Genom, sebaran, habitat, dan ketahanan hama dan penyakit spesies padi liar (Oryza spp.) 1) Spesies Kromosom/ genom Distribusi Habitat Oryza nivara 2) 24/AA Asia Daerah terbuka, rawa, tepi danau, sawah Oryza glumaepatula 2) 24/AA Amerika Tengah dan Selatan Oryza barthii 2) 24/AA Afrika Oryza glaberrima 2) 24/AA Afrika Barat Rawa terbuka, tepi sungai, dekat sawah Daerah genangan, dataran banjir, savana Gogo, tadah hujan, rawa Oryza rufipogon 2) 24/AA Australia dan Asia Oryza latifolia 2) 48/CCDD Oryza officinalis 2) 48/CC Amerika Tengah dan Selatan Australia dan Asia Oryza alta 2) 48/CCDD Oryza minuta 2) 48/BBCC Oryza punctata 2) 48/24 BBCC/BB Oryza rhizomatis 2) 24/CC Oryza australiensis 2) 24/EE Oryza grandiglumis 2) 48/CCDD Oryza eichingeri 2) 48/CC Oryza meyeriana 24/GG Oryza granulata 2) 24/GG Oryza ridleyi 2) 48/HHJJ Oryza longiglumis 2) 48/HHJJ Belize, Brasil, Colombia, Guyana, Paraguay Filipina, Papua Nugini Rawa, parit/pematang, tepi danau dan sungai, daerah terbuka Daerah hutan basah, savana, daerah terbuka Hutan dan tepi hutan, daerah terbuka Savana, daerah berhutan, pinggiran sungai dan danau Tepi sungai, dataran rendah, daerah rawa, sebagian naungan Afrika Selatan, Daerah terbuka, tepi Timur dan hutan, semak belukar, Tengah padang rumput, rawa, sebagian naungan Sri Lanka Daerah hutan tropis, rawa, dataran banjir, daerah terbuka dan sebagian naungan Australia Daerah hutan, daerah Utara basah, rawa, tepi danau, pinggir laut Amerika Savana, hutan basah, Tengah dan tepi sungai, daerah Selatan terbuka dan sebagian naungan Afrika Tengah, Hutan basah, daerah Afrika Timur, dan rawa, tepi sungai, Sri Lanka, daerah naungan Indonesia, Hutan, hutan sekunder, Malaysia, tepi sungai, daerah Filipina, naungan Thailand Asia Selatan Hutan sekunder, bukit, dan Tenggara pegunungan, daerah naungan Asia Selatan Daerah hutan basah, sebagian naungan Indonesia (Papua) dan Papua Nugini Hutan basah, rawa, daerah naungan Tipe dan ketahanan terhadap hama/penyakit Semusim, toleran virus kerdil rumput, blas, kekeringan Perenial, mampu memanjang, sumber CMS Semusim, toleran kekeringan, toleran HDB Semusim, toleran kekeringan Perenial, tahan HDB mampu memanjang, sumber CMS Perenial, WC, biomassa tinggi Perenial, tahan WC, WH, WPP, tahan thrips, rhizomatous Perenial, tahan penggerek batang, biomas tinggi Perenial, tahan SB, HDB, WC, WH Perenial dan semusim, tahan WC Perenial, toleran kekeringan, rhizomatous Perenial, toleran kekeringan, rhizomatous Perenial, biomas tinggi Perenial, tahan virus kerdil kuning, WC, WPP dan WH Perenial, toleran naungan Perenial, toleran naungan Perenial, tahan penggerek batang, blas, HDB Perenial, toleran HDB dan blas Disarikan dari beberapa sumber. Koleksi plasma nutfah BB Biogen. WC= wereng coklat, WPP= wereng punggung putih, WH = wereng hijau, HDB = hawar daun bakteri, SB= busuk pelepah. 1) 2) 8 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tabel 2. Penyebaran spesies padi liar di Indonesia. Spesies Lokasi O. rufipogon Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan Sumatera, Jawa, Kalimantan, Maluku Utara, Flores Papua Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Flores, Sulawesi Selatan Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Papua O. officinalis O. longiglumis O. meyeriana O. granulata O. ridleyi fah spesies padi liar perlu dikoleksi dan direjuvenasi agar terhindar dari kepunahan. Perlu pula dilakukan ka- rakterisasi untuk mengetahui lebih lanjut karakter penting lainnya. BB Biogen saat ini memiliki 94 aksesi Mengenal Calopogonium mucunoides Sumber Pupuk Hijau dan Bahan Organik Calopogonium mucunoides adalah sejenis legum yang menjalar. Tanaman ini bermanfaat untuk merehabilitasi lahan yang terdegradasi, meningkatkan bahan organik tanah, memperbaiki kesuburan tanah, melindungi tanah dari butiran air hujan, dan mencegah erosi pada lahan yang berlereng. L uas lahan pertanian, baik lahan basah maupun lahan kering terus berkurang dan kesuburan tanahnya makin menurun. Penurunan kesuburan tanah disebabkan oleh ketidakseimbangan hara dalam tanah dan memburuknya sifat kimia, fisik, dan biologi tanah. Faktor lain yang memengaruhi kesuburan tanah adalah pengelolaan lahan tanpa upaya konservasi tanah yang memadai sehingga tanah mudah tererosi. Salah satu upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut adalah dengan memberikan bahan organik melalui penanaman tanaman legum. Tanaman legum memiliki peran penting dalam usaha pertanian berkelanjutan karena kemampuannya dalam merehabilitasi lahan yang terdegradasi dan produktivitasnya rendah. Manfaat lain dari tanaman legum adalah meningkatkan bahan organik dalam tanah, memperbaiki Volume 32 Nomor 4, 2010 kesuburan tanah serta sifat kimia, fisika, dan biologi tanah. Tanaman legum juga menambah kemampuan infiltrasi tanah, melindungi tanah dari butiran air hujan, dan mencegah erosi pada lahan yang berlereng. Batang dan daun tanaman legum dapat digunakan sebagai pakan ternak. Beberapa jenis legum juga menghasilkan buah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber gizi nabati bagi manusia. Penggunaan tanaman legum sebagai pupuk hijau sudah lama dikenal dan dipraktekkan sebagian besar petani, yaitu dengan cara memberikan daun tanaman legum sebelum pengolahan tanah. Jenis tanaman legum yang digunakan antara lain adalah munggur, johar, lamtoro, dan trembesi, yang semuanya tergolong legum pohon. Selain legum pohon, tanaman legum menjalar yang tumbuh liar di tepi jalan atau lahan kosong juga koleksi plasma nutfah padi liar dari 18 spesies (Tintin S. dan Saptowo J.P.) . Informasi lebih lanjut hubungi: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Jalan Tentara Pelajar No. 3A Bogor 16111 Telepon : (0251) 8 3 3 7 9 7 5 8339793 Faksimile : (0251) 8 3 3 8 8 2 0 E-mail : [email protected] [email protected] bermanfaat sebagai pupuk hijau dan sumber bahan organik. Salah satu tanaman legum tersebut adalah Calopogonium mucunoides, atau biasa dikenal dengan CM. Nama daerah dari legum ini adalah kacang asu (Jawa), kalopo, dan bun racun (Bali). CM berasal dari Amerika Latin tropis, dimasukkan ke Indonesia untuk digunakan sebagai tanaman penutup tanah pada pertanaman karet muda, kopi, dan kelapa. Jenis legum ini berumur lebih dari satu tahun. CM memiliki batang yang menjalar pada permukaan tanah atau membelit pada pohon. Perbedaannya dengan Calopogonium caereuleum terletak pada ukuran bunga dan bentuk polong buahnya. Bunga CM berukuran lebih kecil dan warnanya lebih terang. Polong C. caereuleum lebih besar dan tidak berbulu, sedangkan polong CM berbulu halus. Kegunaan CM dapat digunakan sebagai tanaman pionir untuk merehabilitasi lahan yang terdegradasi karena erosi. Sebagai penutup tanah, tanaman ini mampu mencapai ketebalan 40-60 cm, bergantung pada kesuburan tanah. Menurut hasil penelitian, produksi hijauan segarnya mencapai 25-30 t/ha/tahun pada tanah berpasir. Banyaknya akar 9