LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI PADAT “PEMBUATAN DAN EVALUASI SEDIAAN EMULGEL Disusun Oleh: NAMA PRATIKAN : Citra Nur Rinatri KELAS/ GELOMBANG : B/ 1 HARI TANGGAL PRAKTIKUM : 19 November 2020 Dosen Pembimbing : apt. Nurul H, S.,Farm, M.,Farm ACC Dosen/ Asisten Laporan Resmi LABORATORIUM FARMASI PROGRAM STUDI DIII FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN AJARAN 2019/2020 I. II. PEMBUATAN DAN EVALUASI SEDIAAN EMULGEL LANDASAN TEORI Emulgel adalah pengembangan dari sediaan gel, merupakan emulsi tipe minyak dalam air (o/w) atau air dalam minyak (w/o) yang dicampur dengan basis gel atau dengan kata lain emulgel terdiri dari 2 fase, yaitu fse besar molekul organik yang terpenetrasi dalam air dalam bentuk gel dan fase kesil minyak emulsi. Fase minyak membuat memiliki nilai lebih daripada sediaan gel karena dapat melekat lama dikulit, daya sebar baik, mudah dioles dan memberi rasa nyaman. Sifat emulgel yang baik yaitu konsistensi baik, waktu kontak lebih lama, thiksotropik (konsistensi bahan lebih rendah di 1 laju geser pada kurva menurun dibandingkan pada kurva menaik), transparan, melembabkan, mudah menyerap, mudah daya sebarnya, mudah dihilangkan, larut dalam air, dapat bercampur dengan eksipien lain. III. FORMULA (dibuat 50 gram) Metil salisilat 5% HPMC 4% Propilen glikol 12% Glierin 10% Tween 80 10% Na benzoat 0,2% Aquadestilata ad 100% PENIMBANGAN BAHAN a. Metil salisilat 5 % × 50 gram = 2,5 ml Dilebihkan 20% 2,5 ml + 20% = 3 ml Jadi, metil salisilat yang harus ditimbang adalah 3 ml b. HPMC 4 % × 50 gram = 2 gram Dilebihkan 20% 2 gram + 20% = 2,4 gram Jadi, HPMC yang harus ditimbang adalah 2,4 gram c. PROPILEN GLIKOL 12 % × 50 gram = 6 ml Dilebihkan 20% 6 ml + 20% = 7,2 ml Jadi, propilen glikol yang harus ditimbang adalah 7,2 ml d. GLISERIN 10 % × 50 gram = 5 ml Dilebihkan 20% 5 ml + 20% = ml Jadi, gliserin yang harus ditimbang adalah 5 ml e. Tween 80 10 % × 50 gram = 5 ml Dilebihkan 20% 5 ml + 20% = 6 ml Jadi, tween 80 yang harus ditimbang adalah 6 ml f. Na Benzoat 0,2 % × 50 gram = 0,1 ml Dilebihkan 20% 0,1 ml + 20% = 0,12 ml Jadi, Na benzoat yang harus ditimbang adalah 0,12 ml IV. CARA KERJA a. Cara Pembuatan 1. Panaskan air kemudian masukkan dalam mortir 2. Taburkan HPMC sedikit demi sedikit ke dalam mortir berisi air panas hingga tenggelam dan mengembang kemudian aduk hingga mengental 3. Tambahkan propilen glikol dan gliserin sedikit demi sedikit dan aduk hingga homogen 4. Larutkan natrium benzoat dalam air, kemudian masukkan dalam HPMC yang sudah mengembang, aduk ad homogen (fase gel) 5. Masukkan tween 80 ke dalam mortir terpisah dan tambahkan metil salisilat sedikit demi sedikit melalui dinding mortir hingga terbentuk fase emulsi (fase emulsi) 6. Masukkan fase emulsi sedikit demi sedikit ke dalam fase gel yang sudah jadi, aduk dengan kuat hingga homogen dan terbentuk emulgel metil salisilat yang baik. b. Cara Evaluasi sediaan sama dengan salep V. HASIL DAN PEMBAHASAN\ A. Hasil 1. Organoleptis Organoleptis Bentuk warna Konsistensi kental lunak dengan 3 replikasi bau warna putih pucat aroma khas 2. Homogenitas Homogenitas Ada tidaknya partikel Tidak terbentuk partikel – partikel yang memisah atau sediaan merata dengan 3 replikasi 3. pH Replikasi 1 replikasi 2 replikasi 3 ± SD pH 5,51 ± 0,77 4. Daya Sebar Replikasi Daya Sebar (cm) Horizontal vertikal 1 diagonal 1 diagonal 2 1. 2 3 ±SD 3,90 ± 0,17 cm 5. Daya Lengket Replikasi 1 Daya Lengket replikasi 2 replikasi 3 ± SD 2,10 ± 0,54 detik (detik) 6. Daya proteksi 5 detik 10 detik 1 - - 2 - 3 - Replikasi 15 detik 30 detik 60 detik 3 menit 5 menit - - - - - - - - - - - - - - - - - ±SD tidak meninggalkan noda merah B. PEMBAHASAN Pada praktikum hari ini dilakukan pembuaatan sediaan emulgel dan uji evaluasinya. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan untuk sediaan lalu menimbang bahan yang diperlukan, sediaan emulgel memiliki ketentuan harus dilebihkan 20% supaya mencegah kekurangan bobotnya. Setelah sediaan jadi bisa dilanjutkan melakukan evaluasi meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, uji daya proteksi. Pengujian yang pertama dilakukan adalah uji organoleptis.Uji organoleptis bertujuan untuk mendiskripsikan bentuk atau konsistensi sediaan, misal warna,bentuk dan bau menggunakan pancaindra (Anonim, 2020). Pengujian ini menghasilkan warna putih pucat, aroma khas, konsistensi kental lunak dengan 3 replikasi. Pengujian yang kedua adalah uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah sediaan itu tercampur dengan rata dan tidak partikel asing yang masuk ke dalamnya. Pengujian ini menunjukkan tidak terbentuknya partikel – partikel yang memisah atau sediaan merata dengan 3 replikasi. Balsam yang homogen ditandai dengan tidak terdapatnya umpalan pada hasil olesan, struktur yang rata dan memiliki warna yang seragam dari titik awal pengolesan sampai titik akhir pengolesan (Anonim, 1979) sehingga dapat disimpulkan sediaan memenuhi standar. Pengujian yang ketiga adalah uji pH. Pengujian ini bertujuan untuk menguji derajat keasaman sediaan, tingkat keasaman sediaan harus sesuai dengan standar keasaman yang dapat diterima oleh kulit atau tubuh dengan menggunakan pH meter (Anonim,2004). Hasil uji ini menghasilkan 5,51 ± 0,77. Standar pH yang baik dan sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5 – 7,0 Pengujian yang keempat adalah uji daya sebar. Standar daya sebar pasta yaitu 5 – 7 cm (Garg et al., 2002) . Hasil pengujian ini menunjukkan daya sebar sebesar 3,90 ± 0,17 cm. Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta agar mudah diaplikasikan atau digunakan. Pengujian yang kelima adalah uji daya lengket. Uji daya lekat dilakukan untuk mengetahui kemampuan pasta melekat pada kulit. Hasil pengujian ini menunjukkan sebesar 5 detik. Standar daya lengket pasta yang baik yaitu tidak kurang dari 4 detik (Ulaen et al., 2012). Hasil uji sediaan memenuhi standar daya lengket. Pengujian yang keenam adalah uji daya proteksi. Daya proteksi dilakukan untuk apakah sediaan pasta dapat melindungi kulit dari pengaruh luar. Pada pengujian ini menunjukkan sediaan tidak terbentuk noda merah VI. KESIMPULAN Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa : 1. Mahasiswa mampu membuat sediaan emulgel 2. Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan emulgel, berikut kesimpulan dari evaluasi sediaan emulgel : 3. Uji Organoleptis Hasil Warna pucat, Standar Nilai dan Keterangan Acuan (sesuai/tidak sesuai) putih Tidak berbau sesuai aroma tengik, memberi khas, konsistensi perlindungan, kental dengan lunak stabil, homogen 3 replikasi Homogenitas Tidak terbentuk Emulgel partikel – homogen ditandai partikel yang dengan memisah atau sediaan merata tidak terdapatnya umpalan hasil dengan yang pada olesan, 3 struktur yang rata replikasi dan warna memiliki yang sesuai seragam dari titik awal pengolesan sampai titik akhir pengolesan 5,51 ± 0,77 4,5 – 7,0 Tidak sesuai 3,90 ± 0,17 cm 5 – 7 cm sesuai Daya lengket 2,10 ± 0,54 detik >4 detik Tidak sesuai Daya proteksi Tidak terbentuk Tidak terbentuk sesuai pH Daya sebar noda merah sampai waktu 5 menit dengan 3 replikasi noda merah VII. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Keesehatan Republik Indonesia Anonim.2020. Formulasi Teknologi Sediaan Semi Padat. Stikes Muhammadiyah Klaten Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ke – III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Garg, A. Dkk. 2002. Spreading of Semisolid Formulations An Update, Pharmaceutical Technology. 2001, 2002 : 84 – 102 Ulaen, Selfie P.J., Banne, Yos Suatan & Ririn A., 2012, Pembuatan Salep Anti Jerawat dari Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb), Jurnal Ilmiah Farmasi, 3(2), 45 – 49