Uploaded by User72609

PP Kel. 5 (Pengelolaan Keuangan Pendidikan)

advertisement
PENGELOLAAN KEUANGAN PENDIDIKAN
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata
kuliah Pengelolaan Pendidikan
Dosen pengampu:
1. Hary Priatna Sanusi, S.Pd.I., M.Ag.
2. Sam’un, M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 5 (4A)
Anna Katresna Rostikasari (1182050010)
Annida Raudlia Jannah (1182050012)
Annisa Nailah Fikri Aljaziri (1182050013)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan izin-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengelolaan Keuangan
Pendidikan sebagai pemenuhan tugas kelompok presentasi dalam mata kuliah
Pengelolaan Pendidikan.
Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada pihak yang telah mendukung
terselesaikannya makalah ini. Terima kasih pula kepada dosen pengampu yang
telah membimbing penulis dalam proses penyelesaian makalah ini. Tak lepas dari
kekurangan, penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi karya yang lebih baik
di masa mendatang. Besar harapan penulis semoga makalah ini membawa
manfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca.
Bandung,
April 2020
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………...………………ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Pengertian Manajemen Keuangan Pendidikan ............................................. 3
B. Dimensi-Dimensi Pengelolaan Keuangan Pendidikan ................................. 4
BAB II PENUTUP ........................................................................................... 17
A. Kesimpulan .............................................................................................. 17
B. Saran ........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan adalah suatu badan yang berusaha mengelola dan
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan, keagamaan, penelitian
keterampilan dan keahlian dalam hal pendidikan intelektual, spiritual, serta
keahlian/keterampilan.
Sebagai tempat
atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, saranaparasarana,
data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan pendidikan. Akibat terbatasnya kemampuan orang tua dalam
mendidik anaknya, maka dipercayakanlah tugas mengajar itu kepada orang
dewasa lain yang lebih ahli dalam lembaga pendidikan formal. Sekolah menjadi
produsen penghasil individu yang berkemampuan secara intelektual dan skill.
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, sekaligus membentuk
kepribadian anak didik yang tujuannya untuk mencapai 3 faktor yaitu aspek
kognitif, afektif, psikomotorik.
Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat
komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah Staf
Tata laksana Administrasi, Staf Teknis pendidikan didalamnya ada Kepala
Sekolah dan Guru, Komite sekolah sebagai badan independent yang membantu
terlaksananya operasional pendidikan, dan siswa sebagai peserta didik yang bisa
di tempatkan sebagai konsumen dengan tingkat pelayanan yang harus memadai.
Hubungan keempatnya harus sinergis, karena keberlangsungan operasional
sekolah terbentuknya dari hubungan “simbiosis mutualis”.
Keempat komponen tersebut karena kebutuhan akan pendidikan demikian
tinggi, tentulah harus dihadapi dengan kesiapan yang optimal semata-mata demi
kebutuhan anak didik.Salah satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah
agar menjadi sekolah yang dapat mencetak anak didik yang baik adalah dari segi
1
keuangan. Pengelolaan keuangan sekolah sangat penting hubungannya dalam
pelaksanaan kegiatan sekolah.
Ada beragam sumber dana yang dimiliki oleh suatu sekolah, baik dari
pemerintah maupun pihak lain. Ketika dana masyarakat atau dana pihak ketiga
lainnya mengalir masuk, harus dipersiapkan sistem pengelolaan keuangan yang
professional dan jujur. Pengelolaan keuangan secara umum sebenarnya telah
dilakukan dengan baik oleh semua sekolah. Hanya kadar substansi pelaksanaanya
yang beragam antara sekolah yang satu dengan yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan keuangan pendidikan?
2. Dimensi apa saja yang ada dalam pengelolaan keuangan pendidikan?
C. Tujuan
Seperti yang tercantum pada latar belakang dan rumusan masalah, penulis
membuat makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai pengelolaan keuangan
pendidikan dari mulai pengertian sampai kepada dimensi-dimensinya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Keuangan Pendidikan
Manajemen keuangan terdiri dari dua kata yang memiliki arti masingmasing dan di satukan menjadi satu kesatuan yang komplit. Manajemen adalah
Suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan
suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksudmaksud yang nyata.Manajemen keuangan adalah salah satu dari sistem
manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan tepat akan mengarah
pada pencapaian tujuan perusahaan/organisasi, sebaliknya kurang baiknya dalam
manajemen keuangan akan mengakibatkan terganggunya operasi perusahaan
secara keseluruhan dan akhirnya akan menghambat pencapaian tujuan perusahaan.
Pengertian manajemen keuangan menurut para ahli:
1. James Van Horne “segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan,
pendanaan, serta pengelolaan aktiva secara menyeluruh.
2. Grestenberg “bagaimana bisnis yang diselenggarakan dapat memperoleh dana,
bagaimana mereka mendapatkan dana, bagaimana penggunaan mereka serta
bagaimana bisnis prof tersebut didistribusikan”.
3. Liefman “Usaha untuk dapat menyediakan uang serta menggunakan uang
untuk mendapat atau juga memperoleh aktiva”.
4. Bambang Riyanto “keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan
dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal
dan syarat-syarat
yang paling menguntungkan beserta usaha untuk
menggunakan dana tersebut se-efisien mungkin”.
5. Erlina, SE. “manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsifungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi memperoleh dana
(raising of fund) dan penggunaan dana (allocation of fund).
6. Menurut Jones (1985), pengelolaan keuangan meliputi:
a.
Perencanaan financial, yaitu kegiatan mengkoordinir semua sumber daya
yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematik tanpa
efek samping yang merugikan.
3
b.
Pelaksanaan (implementation
involves
accounting), yaitu
kegiatan
berdasarkan rencana yang telah dibuat.
c.
Evaluasi, yaitu proses penilaian terhadap pencapaian tujuan.
Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen
keuangan merupakan segala aktivitas yang berhubungan dengan mengatur dana,
mengelola dana, memperoleh dana, dan mendapatkan dana untuk kebutuhan
operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan.
Menurut para pakar administrasi pendidikan, manajemen keuangan
pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemerolehan dan
pendayagunaan uang secara tertib, efektif, efisien, dan dapat dipertanggung
jawabkan
dalam
rangka
memperlancar
pencapaian
tujuan
pendidikan.
H.M.Darwanto mengemukakan bahwa menejemen keuangan sekolah adalah
seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan /diusahakan secara
sengaja dan sungguh-sungguh, serta pembinaan secara kuntinyu terhadap biaya
operasional sekolah sehingga kegiatan pendidikan lebih efektif dan efesien serta
membantu pencapaian tujuan pendidikan. Dari pendapat tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa manajemen keuangan sekolah dapat diartikan suatu proses
perencanaan dan pelaksanaan pemerolehan penggunaan keuangan secara efektif,
efisien, dan dapat dipertanggung jawabkan dalam rangka memperlancar
pencapaian tujuan pendidikan dan pencapaian Visi dan misi sekolah.
B. Dimensi-Dimensi Pengelolaan Keuangan Pendidikan
1. Sumber Keuangan
Menurut Harsono biaya pendidikan berdasarkan sumbernya dapat
digolongkan menjadi 3 jenis yaitu :
a. Biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sumber keuangan
yang berasal dari pemerintah baik itu pemerintah pusat, tingkat provinsi,
dan pemerintah daerah. Seperti dana bantuan operasional sekolah (BOS)
dan dana bantuan operasional (BOP).
4
b. Biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh masyarakat orang tua/wali siswa,
dana yang dikumpulkan dari pengurus BP3/ komite sekolah dari orang tua
siswa.
c. Biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh masyarakat bukan orang tua/wali
siswa, misalnya sponsor dari lembaga keuangan dan perusahan,
sumbangan
perusahaan
industri,
lembaga
sosial
donatur,
tokoh
masyarakat, alumni, dsb.
Senada dengan hal ini, Umaedi menyatakan bahwa sumber pembiayaan
sekolah dapat bersumber dari : (1) pemerintah, (2) masyarakat termasuk dana dari
orang tua/masyarakat/dunia usaha, dan (3) sumber lainnya, misalnya hibah atau
pinjaman sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penerimaan sumber biaya pendidikan juga ditegaskan dalam PP No. 48
Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, disebutkan bahwa pendanaan
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat.
Berikut beberapa sumber keuangan pendidikan, diantaranya :
a. Sumber Dana Pemerintah
Sumber-sumber pembiayaan pendidikan dan alokasinya telah
dicantumkan dalam suatu rencana lima tahunan atau repelita, berupa
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Sumber dana pemerintah
berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, orangtua siswa,
masyarakat, yayasan, perusahaan, dan bantuan luar negeri.
Dana dari pemerintah ini disediakan melalui jalur Anggaran Rutin
dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua
sekolah untuk setiap tahun ajaran. Besarnya dana yang dialokasikan di
dalam DIK biasanya ditentukan berdasarkan jumlah siswa kelas I, II, dan
III. Mata anggaran dan besarnya dana untuk masing-masing jenis
pengeluaran sudah ditentukan pemerintah di dalam DIK. Pengeluaran dan
pertanggungjawaban atas pemanfaatan dana rutin (DIK) harus benar-benar
sesuai dengan mata anggaran tersebut.
5
Sumber dana pemerintah pusat berasal dari Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) baik untuk membiayai kegiatan rutin yang
tercantum dalam DIK maupun untuk membiayai kegiatan pembangunan
yang tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP).
Sumber dana pemerintah daerah berasal dari APBD tingkat
kabupaten/kota. Dana dari APBD digunakan untuk mendukung kegiatankegiatan bidang pendidikan yang ada di daerah yang bersangkutan baik
untuk kegiatan rutin maupun untuk kegiatan pembangunan.
Pemerintah juga memberikan bantuan dana pendidikan berupa
BOS (Biaya Operasional Sekolah). BOS adalah program pemerintah untuk
penyediaan pendanaan biaya non-operasionalia bagi satuan pendidikan
dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.
Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban
masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9
tahun yang bermutu. Secara khusus program BOS bertujuan untuk:
1) Membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD/SDLB negeri dan
SMP/SMPLB/SMPT (Terbuka) negeri terhadap biaya operasi sekolah,
kecuali pada rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah
bertaraf internasional (SBI). Sumbangan/pungutan bagi sekolah RSBI dan
SBI harus tetap mempertimbangkan fungsi pendidikan sebagai kegiatan
nirlaba, sehingga sumbangan/pungutan tidak boleh berlebih;
2) Membebaskan pungutan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan dalam
bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta;
3) Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa di sekolah swasta.
Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD dan SMP, termasuk SMP
(SMPT)
dan Tempat
Kegiatan Belajar
Mandiri
(TKBM)
yang
diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh
provinsi di Indonesia. Program Kejar Paket A dan Paket B tidak termasuk
sasaran dari program BOS ini. Penyaluran dana BOS ini dilakukan setiap
periode 3 bulanan, yaitu periode Januari-Maret, April-Juni, Juli-
6
September, dan Oktober-Desember. Khusus untuk di daerah terpencil,
penyaluran dana BOS dilakukan 6 bulanan. Penetapan daerah terpencil
dilakukan melalui Peraturan Menteri Keuangan secara khusus atas usulan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Dana dari Orang tua Siswa
Pendanaan dari masyarakat ini dikenal dengan istilah iuran Komite.
Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa
ditentukan oleh rapat Komite sekolah. Pada umumnya dana Komite terdiri
atas :
1. Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh
orang tua setiap bulan selama anaknya menjadi siswa di sekolah.
2. Dana incidental yang dibebankan kepada siswa baru yang biasanya
hanya satu kali selama tiga tahun menjadi siswa (pembayarannya dapat
diangsur).
3. Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa
tertentu yang dermawan dan bersedia memberikan sumbangannya secara
sukarela tanpa suatu ikatan apapun.
c. Dana dari Masyarakat
Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak
mengikat dari anggota-anggota masyarakat sekolah yang menaruh
perhatian terhadap kegiatan pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan
sukarela yang diberikan tersebut merupakan wujud dari kepeduliannya
karena merasa terpanggil untuk turut membantu kemajuan pendidikan.
Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari suatu organisasi, dari
yayasan ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun milik
swasta.
d. Dana dari Alumni
Bantuan dari para Alumni untuk membantu peningkatan mutu
sekolah tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat dan
perlengkapan belajar). Namun dana yang dihimpun oleh sekolah dari para
alumni merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari mereka
yang merasa terpanggil untuk turut mendukung kelancaran kegiatan-
7
kegiatan demi kemajuan dan pengembangan sekolah. Dana ini ada yang
diterima langsung dari alumni, tetapi ada juga yang dihimpun melalui
acara reuni sekolah.
e. Dana dari Peserta Kegiatan
Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat yang
menikmati pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau ekstrakurikuler,
seperti pelatihan komputer, kursus bahasa Inggris atau keterampilan
lainnya.
f. Dana dari Kegiatan Wirausaha Sekolah
Ada beberapa sekolah yang mengadakan kegiatan usaha untuk
mendapatkan dana. Dana ini merupakan kumpulan hasil berbagai kegiatan
wirausaha sekolah yang pengelolaannya dapat dilakukan oleh staf sekolah
atau para siswa misalnya koperasi, kantin sekolah, bazar tahunan, wartel,
usaha fotokopi, dll.
2.
Jenis-Jenis Pengeluaran Pendidikan
Biaya merupakan pengorbanan atau pengeluaran yang dilakukan oleh
suatu perusahaan atau perorangan yang bertujuan untuk memperoleh manfaat
lebih dari aktivitas yang dilakukan tersebut. Berikut merupakan jenis-jenis
biaya pendidikan sebagi berikut:
a. Biaya Langsung (direct cost)
Biaya pendidikan langsung (direct cost) merupakan biaya
penyelenggaraan pendidikan yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa
dan atau keluarga sekolah. Berwujud pengeluaran uang yang secara
langsung digunakan untuk membiayai penyelenggaraan PBM,
penelitian dan pengabdian masyarakat, gaji guru dan pegawai
lainnya, bahan perlengkapan dan biaya perawatan.
Kebanyakan biaya langsung yang dikeluarkan berasal dari
sistem sekolah sendiri, dikeluarkan selain untuk menjaga
kelancaran dan kualitas belajar juga untuk keperluan administrasi
sekolah atau alat tulis kantor, keperluan seperti:
1) Biaya tambahan untuk ruangan, perlengkapan, belajar, alat
peraga, bahan laboratorium, pakaian praktik
8
2) Biaya transportasi/angkutan sekolah
3) Biaya buku pegangan guru dan buku perpustakaan
4) Biaya UKS dan biaya penyelenggaraan counseling
5) Biaya mendatangkan guru tambahan/ nara sumber
b. Biaya Tidak Langsung (indirect cost)
Biaya Tidak Langsung (indirect cost), berbentuk biaya
hidup yang dikeluarkan oleh keluarga atau anak yang belajar untuk
keperluan sekolah, biaya ini dikeluarkan tidak langsung oleh
lembaga pendidikan, melainkan dikeluarkan oleh keluarga anak
untuk mengikuti pendidikan. Biaya tidak langsung berupa biaya
hidup yang menunjang kelancaran pendidikannya. Misalnya:
ongkos angkutan, pondokan, biaya makan sehari-hari, biaya
kesehatan dan sebagainya.
c. Private Cost
Merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan keluarga,
atau segala biaya yang harus ditanggung dan dikeluarkan oleh
keluarga anak untuk keberhasilan belajar anaknya. Misalnya:
keluarga membayar guru les private supaya anaknya pandai bahasa
inggris dan matematika.
d. Social Cost
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat, baik
perorangan
maupun terorganisasi untuk
membiayai
segala
keperluan belajar. Biaya yang dikeluarkan sebagai wujud
partisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan karena pendidikan
bukan hanya menjadi tanggungan pemerintah dan orang tua saja
tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama, pemerintah, orang
tua, dan masyarakat.
e. Monetary Cost
Selain pengeluaran dalam bentuk uang atau materi ada juga
biaya yang harus dikeluarkan tidak berbentuk uang, melainkan
berbentuk jasa, tenaga, dan waktu. Biaya semacam ini dapat
9
diuangkan atau dinilai dan disetarakan kepada nilai uang. Biaya
semacam ini disebut biaya moneter.
3.
Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
a. Pengertian RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah)
RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah)
adalah anggaran terpadu antara penerimaan dan penggunaan dana serta
pengelolaannya dalam memenuhi seluruh kebutuhan sekolah selama
satu tahun pelajarann berjalan. Dimana sumber dananya berasal dari
pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan orangtua/wali
peserta didik.
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)
harus
berdasarkan pada
rencana
pengembangan sekolah dan
merupakan bagian dari rencana operasional tahunan. RAPBS meliputi
penganggaran untuk kegiatan pengajaran, materi kelas, pengembangan
profesi guru, renovasi bangunan sekolah, pemeliharaan buku, meja dan
kursi. Penyusunan RAPBS tersebut harus melibatkan kepala sekolah,
guru, komite sekolah, staf TU dan komunitas sekolah. RAPBS perlu
disusun pada setiap tahun ajaran sekolah dengan memastikan bahwa
alokasi anggaran bisa memenuhi kebutuhan sekolah secara optimal.
b. Fungsi RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah):
1) Pedoman pengumpulan dana dan pengeluarannya
2) Menggali dana secara kreatif dan maksimal
3) Menggunakan dana secara jujur dan terbuka
4) Mengembangkan dana secara produktif
5) Mempertanggung-jawabkan dana secara objektif
c. Prinsip Penyusunan RAPBS:
1) RAPBS
harus
benar-benar
difokuskan
pada
peningkatan
pembelajaran murid secara jujur, bertanggung jawab, dan
transparan.
10
2) RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan
dipajang di tempat terbuka di sekolah.
3) Dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara saksama
memprioritaskan pembelanjaan dana sejalan dengan rencana
pengembangan sekolah.
d. Langkah-Langkah Penyusunan RAPBS
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAPBS
adalah harus menerapkan prinsip anggaran berimbang, artinya rencana
pendapatan dan pengeluaran harus berimbang diupayakan tidak terjadi
anggaran pendapatan minus. Dengan anggaran berimbang tersebut
maka kehidupan sekolah akan menjadi solid dan benar-benar kokoh
dalam hal keuangan, maka sentralisasi pengelolaan keuangan perlu
difokuskan pada bendaharawan sekolah, dalam rangka untuk
mempermudah pertanggung jawaban keuangan.
Penyusunannya hendaknya mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan
2) Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya
3) Menentukan program kerja dan rincian program
4) Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program
5) Menghitung dana yang dibutuhkan
6) Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana
Rencana tersebut setelah dibahas dengan pengurus dan komite
sekolah, maka selanjutnya ditetapkan sebagai anggaran pendapatan
dan belanja sekolah (APBS). Pada setiap anggaran yang disusun perlu
dijelaskan apakah rencana anggaran yang akan dilaksanakan
merupakan hal baru atau kelanjutan atas kegiatan yang telah
dilaksanakan dalam periode sebelumnya dengan menyebut sumber
dana sebelumnya.
11
Dalam setiap anggaran yang disusun untuk kegiatan-kegiatan di
lingkungan sekolah, paling tidak harus memuat 6 hal atau informasi
sebagai berikut:
1) Informasi rencana kegiatan: sasaran, uraian rencana kegiatan,
penanggung jawab, rsencana baru atau lanjutan.
2) Uraian kegiatan program, program kerja, rincian program
3) Informasi kebutuhan: barang/ jasa yang dibutuhkan, volume
kebutuhan
4) Data kebutuhan harga satuan, jumlah biaya yang dibutuhkan
untuk seluruh volume kebutuhan
5) Jumlah anggaran: jumlah anggaran untuk masing-masing
rincian program, program, rencana kegiatan, dan total
anggaran untuk seluruh rencana kegiatan
6) Sumber dana: total sumber dana, masing-masing sumber dana
yang mendukung pembiayaan program.
Di dalam pembuatan rencana anggaran pendapatan belanja sekolah
(RAPBS) melibakan beberapa unsur diantaranya:
1) Pihak sekolah
2) Orang tua murid dalam wadah Komite Sekolah
3) Dinas Pendidikan Kota
4) Pemerintah kota.
Semua komponen ini adalah pihak-pihak yang terkait langsung
dengan operasional sekolah sesuai kependudukan dan kapasitas.
Langkah-langkah penyusunan RAPBS menjadi APBS:
1) RAPBS disusun oleh sekolah dan pengurus BP3/komite
sekolah
2) Setelah selesai dirumuskan selanjutnya RAPBS dikirim ke
kantor Departemen Pendidikan nasional kota atau Dinas
Pendidikan Kota untuk mendapatkan persetujuan
12
3) Oleh pemerintah RAPBS diteliti di Kandep Diknas oleh
pengawas dan kasubag keuangan serta kasubag PRP, serta
subag yang relefan, kemudian di kirim kembali ke sekolah
setelah mendapat revisi.
4) Sekolah mengadakan rapat dengan BP3 atau komite sekolah
5) RAPBS disetujui oleh sekolah setelah mendapat kesepakatan
dalam rapat anggota BP3 atau komite sekolah
6) RAPBS berubah menjadi APBS setelah disyahkan oleh Kepala
Kandep Diknas kota atau Kepala Dinas Pendidikan kota
7) APBS yang sudah sisyahkan dikirim kembali ke sekolah dan
APBS ini yang dijadikan acuan pembiayaan sekolah
8) Rekapitulasi ini dikirim ke wali kota, dan
9) Rekapitulasi di kirim ke Diknas provinsi.
4. Fungsi Anggaran
Anggaran di samping sebagai alat untuk perencanaan dan
pengendalian, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam
mengarahkan suatu lembaga menempatkan organisasi dalam posisi yang
kuat atau lemah. Oleh karena itu, anggaran juga dapat berfungsi sebagai
tolak ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasaran yang
telah ditetapkan. Disamping itu, anggaran dapat pula dijadikan alat untuk
mempengaruhi dan memotivasi pimpinan atau manajer dan karyawan
untuk bertindak efisien dalam mencapai sasaran-sasaran lembaga.
Beberapa fungsi anggaran, diantaranya:
1. Alat untuk perencanaan & pengendalian untuk mencapai tujuan
lembaga. Yang menjadi perencanaan antara lain mengenai biaya yang
dibutuhkan, berapa hasil yang diperoleh dan belanja lembaga tersebut.
Dalam hal sebagai alat pengendalian adalah memberikan rencana derail
atas pendapatan dan pengeluaran lembaga agar pembelanjaan yang
dilakukan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Alat bantu bagi manajemen dalam mengarahkan lembaga menempatkan
13
posisinya dalam posisi kuat atau lemah, seperti menilai kelebihan dan
kekurangan sistem atau elemen lembaga tersebut.
3. Tolak ukur keberhasilan lembaga dalam mencapai sasaran yang telah
ditentukan (alat penaksir). Jumlah dana yang ditetapkan tentu akan
disesuaikan dengan rencana kerja organisasi ke depannya. Sehingga
penganggaran ini menjadi tolak ukur sebuah organisasi sejauh mana
dana yang mampu disediakan untuk mendanai seluruh rencana kerja
atau kegiatan organisasi ke depannya.
4. Alat efisiensi, yaitu semua kegiatan harus direalisasikan dengan satuan
uang dan dinyatakan dalam bentuk kualitatif,
seperti halnya
memperbaiki sumber daya sarana dan prasarana.
5. Alat otorisasi pengeluaran dana agar tidak menghendaki diubahnya
budget yang telah disahkan.
Dilihat dari perkembangannya, anggaran mempunyai manfaat yang
dapat digolongkan ke dalam tiga jenis yaitu:
1. Sebagai alat penaksir,
2. Sebagai otorisasi pengeluaran dana, dan
3. Sebagai alat efisiensi merupakan fungsi yang paling esensial dalam
pengendalian. Dari segi pengendalian jumlah anggaran didasarkan atas
angka-angka yang standar di bandingkan dengan realisasi biaya yang
melebihi atau kurang, dapat dianalisis ada tidaknya pemborosan atau
penghematan. (Nanang Fattah,48:2006).
5. Teknik Penyusunan Anggaran
Teknik penyusunan anggaran meliputi:
1. Teknik alokasi sumber daya, hal ini dapat bertindak sebagai blue print
aktivitas perusahaan.
2. Teknik PPBS (Planning Programming Budgeting Sistem) atau Sistem
Perencaan Penyusunan Program dan Penganggaran (SP-4) adala suatu
14
perangkat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
sistematis dengan memanfaatkan sumber daya (sarana/prasarana,
finansial, tenaga yang tersedia, atau dapat disediakan secara berencana).
Adapun tahapan penyunan anggaran (SP-4)

Diagnosis (pengumpulan data dan info yang relevan)

Perencanaan (identifikasi tujuan, kebijakan untuk mencapai tujuan
tersebut)

Penyusunan dokumen rencana (penjabaran tujuan, sasaran dan
kebijakan menjadi seperangkat program/kegiatan)

Alokasi
anggaran
(penghitungan
dana
untuk
membiayai
program/kegiatan yang telah direncanakan)

Evaluasi (mengumpulkan info untuk mengadakan penyesuaian
seperlunya terhadap tujuan, sasaran, program, anggaran atau
prioritas kegiatan untuk mencapai efisiensi).
6. Pengawasan Anggaran
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting
bagi satuan pendidikan maupun proses
menanjemen pendidikan.
Pengwasan merupakan untuk menyelaraskan antara perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan/program agar mencapai tujuan yang telah di
tetapkan. Pengawasan merupakan pengukuran atau perbaikan kinerja
dalam rangka memastikan bahwa tujuan dan sasaran organisasi tercapai.
Pelaksanaan pengawasan dalam manajemen pendidikan perlu
memperhatikan unsur-unsur dalam prosesnya. Shermerhorn (1984:446)
menyebutkan ada empat unsur proses pengawasan yaitu: (1). Menetapkan
sasaran dan standar kinerja, (2) melakukan pengukuran kinerja, (3)
membandingkan antara hasil pengukuran kinerja dengan sasaran dan
standar kinerja yang telah ditetapkan, dan (4) melakukan tindakan yang
diperlukan berdasarkan pada hassil pembandingan tersebut.
15
Komaruddin (1994:165) menjelaskan langkah-langkah pengawasan
sebagai berikut:
1. Pengembangan Standar
Proses pengawasan dimulai dengan cara membuat rencana
pengawasan. Dalam perencanaan pengawasan disusun batasan atau
rincian srategi yang spesifik dan praktis. Pada tahap ini ditentukan
sasaran, target dan standar yang spesifik sebagai acuan dalam
pelaksanaan pengawasan yang akan dilakukan.
2. Pengukuran Pelaksanaan
Pada tahapan pengukuran pelaksanaan ini aktivitas yang
dilakukan adalah mengumpulkan informasi tentang kegiatan atau
program yang sedang berlangsung dengan merujuk pada apa yang
telah ditetapkan dalam perencanaan pengawasan. Pengukuran dapat
dilakukan dengan observasi atau berdasarkan laporan.
3. Penilaian Pelaksanaan
Tahapan penilain ini dilakukan oleh manajer. Pada tahap ini
ditentukan makna dari adanya perbedaan, penyimpangan atau
ketidaksesuaian
dalam
pelaksanaan
kegiatan
atau
program
dibandingkan dengan kegiatan atau program yang telah direncanakan.
4. Perbaikan
Tahapan perbaikan merupakan tahapan upaya penyesuaian atas
perbedaan atau penyimpangan yang terjadi. Tujuan tindakan perbaikan
adalah untuk mengembalikan status pelaksanaan agar sesuai dengan
standar.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen
keuangan
merupakan
salah
satu
substansi
manajamen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan
pendidikan di sekolah. manajemen keuangan merupakan tindakan
pengurusan/ketatausahaan
perencanaan,
keuangan
pelaksanaan,
yang
meliputi
pertanggung
pencatatan,
jawaban
dan
pelaporan. Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat
diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai
dari perencanaan,
pembukuan,
pembelanjaan,
pengawasan dan
pertanggung jawaban keuangan sekolah.
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan
pendanaan
kegiatan
sekolah
dapat
direncanakan,
diupayakan
pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk
membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien.
Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah untuk Meningkatkan
efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah, meningkatkan
akuntabilitas
dan
transparansi
keuangan
sekolah
dan
untuk
meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Pengelolaan administrasi keuangan sekolah perlu diawali
dengan perencanaan yang sebaik-baiknya karena perencanaan akan
menjadi peta atau pedoman jalannya pengelolaan administrasi keuangan
sekolah. Pengelolaan administrasi keuangan juga perlu menerapkan
prinsip-prinsip agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan
perencanaan, dapat berjalan dengan transparan, efektif dan efisien, serta
dapat dipertanggungjawabkan.
B. Saran
Menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu diperlukan saran dan kriik guna perbaikan
makalah kami kedepannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Aedi, N. (2014). Pengawasan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Akbar,
Agus.
2015.
Manajemen
Keuangan
Sekolah.
https://qidal.wordpress.com/2015/10/24/menejemen-keuangan-sekolahpengertian-fungsi-sumber-cara-memanfaatkan-dan-mempertanggung-jawabkan/ .
Diakses pada 20 April 2020.
Alasnuwoyo. (2012, November 2). Penyusunan Anggaran Pendekatan Sistem
Perencanaan, Program, dan Anggaran Terpadu (Planning, Programming,
and Budgeting System-PPBS). Dipetik April 26, 2020, dari witchnclown:
https://witchnclown.wordpress.com/2012/11/02/penyusunan-anggaranpendekatan-sistem-perencanaan-program-dan-anggaran-terpadu-planningprogramming-and-budgeting-system-ppbs/
Amiamaliahanii.wordpress.com.
Pendidikan.
30
Mei
2012.
Pengelolaan
Keuangan
https://amiamaliahanii.wordpress.com/2012/05/30/pengelolaan-
keuangan-pendidikan/ . Diakses pada 20 April 2020.
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banjar. (2018,
Februari 13). Fungsi Anggaran Dalam Berbagai Aspek. Dipetik April 26,
2020, dari BPKAD:
http://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2018/02/13/fungsi-anggarandalam-berbagai-aspek/
nd. 2016. RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah.
https://cintailmu22.blogspot.com/2016/11/rapbs-rencana-anggaran-pendapatandan.html. Diakses 27 April 2020.
Dikbud.pulaumorotaikab.go.id. Sekilas Tentang Program Bantuan Operasional
Sekolah
(BOS).
http://dikbud.pulaumorotaikab.go.id/infobos/read/tentang-
bos/1/sekilas-tentang-program-bantuan-operasional-sekolah-bos.html . Diakses
pada 20 April 2020.
18
Dosenpendidikan.co.id. 24 November 2019. Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Para Ahli. https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-manajemenkeuangan-menurut-para-ahli/ . Diakses pada 20 April 2020.
Juangtara057.wordpress.com. 21 November 2016. Sumber Dana Pendidikan.
https://juangtara057.wordpress.com/2016/11/21/sumber-dana-dalam-pendidikan/ .
Diakses pada 20 April 2020.
Rahmi, Widya. 2017. JENIS, KONSEP DAN FUNGSI BIAYA DALAM
PENDIDIKAN.
https://widyarahmi28.blogspot.com/2017/04/jenis-konsep-dan-
fungsi-biaya-dalam.html. Diakses pada 26 April 2020.
Setiawan,
Parta.
2020.
Pengertian
Manajemen
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-manajemen-keuangan/
pada 20 April 2020.
19
Keuangan.
.
Diakses
Download