Tugas 5 Ranti Purnamasari Reguler 2 18F 03422118313

advertisement
MAKALAH
PRAKTIKUM MANAJEMEN FARMASI
PELAYANAN INFORMASI OBAT INHALER
Dosen mata kuliah : Vonny Nofrika,S.Si,M.Farm,Apt
Disusun Oleh :
Candra Febriana
Citra Puspita Dewi
Dina Putri Ardiani
Nedya Putrine
Ranti Purnamasari
Riky Rianto
Vellya Princessca Patty
Reguler-2 18
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang “PIO INHALER”
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “PIO INHALER” ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Jakarta, November 2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Terapi inhalasi merupakan satu teknik pengobatan penting dalam proses
pengobatan penyakit respiratori (saluran pernafasan) akut dan kronik.
Penumpukan mukus di dalam saluran napas, peradangan dan pengecilan
saluran napas ketika serangan asma dapat dikurangi secara cepat dengan obat
dan teknik penggunaan inhaler yang sesuai. Setelah sekian lama, terapi
inhalasi memainkan peranan penting di dalam merawat penyakit asma dan
penyakit paru lainnya.
Obat yang diberikan dengan cara ini absorpsi terjadi secara cepat karena
permukaan absorpsinya luas, terhindar dari eliminasi lintas pertama di hati,
dan pada penyakit paru-paru misalnya asma bronkial, obat dapat diberikan
langsung pada bronkus. Tidak seperti penggunaan obat secara oral (tablet dan
sirup) yang terpaksa melalui sistem penghadangan oleh pelbagai sistem tubuh,
seperti eleminasi di hati.
Terapi inhalasi dapat menghantarkan obat langsung ke paru-paru untuk
segera bekerja. Dengan demikian, efek samping dapat dikurangi dan jumlah
obat yang perlu diberikan adalah lebih sedikit dibanding cara pemberian
lainnya. Sayangnya pada cara pemberian ini diperlukan alat dan metoda
khusus yang agak sulit dikerjakan, sukar mengatur dosis, dan sering obatnya
mengiritasi epitel paru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu penyakit Asma ?
2. Apa pengertian inhaler ?
3. Apa saja macam - macam inhaler ?
4. Bagaimana PIO inhaler ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit Asma
2. Untuk mengetahui pengertian inhaler
3. Untuk mengetahui macam - macam inhaler
4. Untuk mengetahui tentang PIO inhaler
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Asma
Asma sendiri berasal dari kata asthma. Kata ini berasal dari bahasa
Yunani yang memiliki arti sulit bernafas. Penyakit asma dikenal karena
adanya gejala sesak nafas, batuk, dan mengi yang disebabkan oleh
penyempitan saluran nafas. Atau dengan kata lain asma merupakan
peradangan atau pembengkakan saluran nafas yang reversibel sehingga
menyebabkan diproduksinya cairan kental yang berlebih (Prasetyo, 2010)
Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran napas yang
disebabkan oleh reaksi hiperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel,
eosinophils, dan T-lymphocytes terhadap stimuli tertentu dan menimbulkan
gejala dyspnea, whizzing, dan batuk akibat obstruksi jalan napas yang bersifat
reversibel dan terjadi secara episodik berulang (Brunner & Suddarth, 2001).
Menurut Prasetyo (2010) Asma, bengek atau mengi adalah beberapa
nama yang biasa kita pakai kepada pasien yang menderita penyakit asma.
Asma bukan penyakit menular, tetapi faktor keturunan (genetic) sangat punya
peranan besar di sini.
Saluran pernafasan penderita asma sangat sensitif dan memberikan
respon yang sangat berlebihan jika mengalami rangsangan atau ganguan.
Saluran pernafasan tersebut bereaksi dengan cara menyempit dan menghalangi
udara yang masuk. Penyempitan atau hambatan ini bisa mengakibatkan salah
satu atau gabungan dari berbagai gejala mulai dari batuk, sesak, nafas pendek,
tersengal-sengal, hingga nafas yang berbunyi ”ngik-ngik” (Hadibroto et al,
2006).
B. Jenis-Jenis Penyakit Asma
Beberapa ahli membagi asma dalam 2 golongan besar, seperti yang
dianut banyak dokter ahli pulmonologi (penyakit paru-paru) dari Inggris,
yakni:
1. Asma Ekstrinsik
Asma ekstrinsik adalah bentuk asma yang paling umum, dan disebabkan
karena reaksi alergi penderitanya terhadap hal-hal tertentu (alergen), yang
tidak membawa pengaruh apa-apa terhadap mereka yang sehat.
Pada orang-orang tertentu, seperti pada penderita asma, sistem imunitas
bekerja lepas kendali dan menimbulkan reaksi alergi. Reaksi ini disebabkan
oleh alergen. Alergen bisa tampil dalam bentuk: mulai dari serbuk bunga,
tanaman, pohon, debu luar/dalam rumah, jamur, hingga zat/bahan makanan.
Ketika alergen memasuki tubuh pengidap alergi, sistem imunitasnya
memproduksi antibodi khusus yang disebut IgE. Antibodi ini mencari dan
menempelkan dirinya pada sel-sel batang. Peristiwa ini terjadi dalam jumlah
besar di paru-paru dan saluran pernafasan lalu membangkitkan suatu reaksi.
Batang-batang sel melepaskan zat kimia yang disebut mediator. Salah satu
unsur mediator ini adalah histamin.
Akibat pelepasan histamin terhadap paru-paru adalah reaksi
penegangan/pengerutan saluran pernafasan dan meningkatnya produksi lendir
yang dikeluarkan jaringan lapisan sebelah dalam saluran tersebut.
2. Asma Intrinsik
Asma intrinsik tidak responsif terhadap pemicu yang berasal dari alergen.
Asma jenis ini disebabkan oleh stres, infeksi, dan kondisi lingkungan seperti
cuaca, kelembaban dan suhu udara, polusi udara, dan juga oleh aktivitas
olahraga yang berlebihan.
Asma intrinsik biasanya berhubungan dengan menurunnya kondisi
ketahanan tubuh, terutama pada mereka yang memiliki riwayat kesehatan
paru-paru yang kurang baik, misalnya karena bronkitis dan radang paru-paru
(pneumonia). Penderita diabetes mellitus golongan lansia juga mudah terkena
asma intrinsik.
Tujuan dari pemisahan golongan asma seperti yang disebut di atas
adalah untuk mempermudah usaha penyusunan dan pelaksanaan program
pengendalian asma yang akan dilakukan oleh dokter maupun penderita itu
sendiri. Namun dalam prakteknya, asma adalah penyakit yang kompleks,
sehingga tidak selalu dimungkinkan untuk menentukan secara tegas, golongan
asma yang diderita seseorang. Sering indikasi asma ekstrinsik dan intrinsik
bersama-sama dideteksi ada pada satu orang.
C. Pengertian Inhaler
Inhaler adalah suatu alat untuk penggunaan obat secara inhalasi.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (FI IV) adalah suatu sediaan obat atau
larutan atau suspensi terdiri atas satu atau lebih bahan obat yang diberikan
melalui saluran napas hidung atau mulut untuk memperoleh efek lokal atau
sistemik. Umumnya inhaler ditujukan untuk penggunaan obat asma atau
Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), karna dengan cara ini obat
dapat langsun masuk keparu-paru sehingga dapat berkerja lebih cepatuntuk
mengatasi serangan asma dan efek sampingnya lebih minimal.
Berdasarkan bentuk obat yang dibawanya, inhaler dibedakan menjadi 5
macam, yaitu aerosol inhaler, dry powder inhaler, dan nebuliser.
1. Aerosol Inhaler
Zat aktif nya dalam bentuk aerosol yang tersuspensi dalam propelan,
yaitu suatu gas inert bertekanan yang berfungsi sebagai pendorong. Pada saat
alat ditekan, maka propelan akan mendorong beberapa dosis obat dalam satu
hembusan, bersamaan dengan itu pengguna harus menarik napas dalam
agarobat terbawa masuk ke dalam saluran pernapasan. Jenis alat untuk aerosol
inhaler ada beberapa macam, yaitu:
a. Inhaler Dosis Terukur (Metered Dose Inhaler)
Obat yang tersuspensi dalam cairan pendorong/propelan. Ketika Canister
ditekan sejumlah dosis terukur terdorong ke dalam saluran pernapasan.
 Cara Penggunaan
a. IDT dikocok dahulu agar obat tetap homogeny
b. Tutup Canister dibuka
c. Inhaler dipegang tegak, kemudian penderita melakukan ekspirasi
(mengeluarkan napas) maksimal secara perlahan.
d. Mulut inhaler diletakkan diantara gigi, lalu bibir dirapatkan dan
dilakukan inspirasi (menarik napas) perlahan sampai maksimal
e. Pada pertengahan inspirasi kanister ditekan agar obat keluar
f. Penderita menahan napas 10 detik atau 10 hitungan pada inspirasi
maksimal
g. Setelah 30 detik atau 1 menit prosedur yang sama diulang kembali
b. Inhaler Dosis Terukur dengan spacer
Spacer digunakan jika terjadi kesulitan menggunakan MDI, spacer
membantu penghantaran obat ke saluran pernafasan. Penggunaan spacer
direkomendasikan untuk anak - anak.
 Cara Penggunaan
a. Kocok inhaler
b. Lepaskan penutup inhaler
c. Masukkan inhaler ke dalam spacer
d. Keluarkan/buang nafas
e. Masukkan spacer kedalam mulut letakkan antara gigi lalu bibir
dirapatkan
f. Tekan bagian atas dari inhaler
g. Lakukan inspirasi perlahan sampai maksimal
h. Jika terdengar bunyi seperti pluit, yang berarti menerik nafas terlalu
cepat, tarik nafas lebih perlahan
 Cara Membersihkan
a. Pisahkan inhaler dari spacer
b. Bilas spacer dengan air hangat(seminggu sekali)
c. Biarkan mengering dengan sendirinya
d. Pastikan saluran tidak terhambat dengan meniup spacer
2. Dry Powder Inhaler
Zat aktifnya dalam bentuk serbuk kering yang akan tertarik masuk ke
paru - paru saat menarik napas. Pada inhaler jenis ini tidak terdapat propelan
untuk mendorong obat masuk kedalam saluran napas. Biasanya dosisinya
lebih kecil, dan ada indikator untuk menunjukan beberapa dosis yang tersisa.
 Harus diperhatikan :
a. Selalu periksa jumlah dosis yang terlihat pada Dose counter
b. Jika telah menggeser/mendorong tuas pada diskus, jangan mengarahkan
mouthpiece kearah bawah karena obat akan terbuang
 Cara penggunaan :
a. Letakkan Diskus pada telapak tangan (posisi: ibu jari pada Thumb Grip),
dorong kearah kanan sampai dengan terdengar “Klik”
b. Setelah terbuka, maka terlihat Mouthpiece/tempat hisap
c. Geser Dose lever, dengan caramendorong tuas sampai dengan terdengan
“Klik”, maka akan mengurangi angka pada Dose Counter
d. Keluarkan/buang nafas
e. Letakkan alat di mulut, yaitu diantara bibir
f. Hisap obat dengan menarik nafas dalam
g. Keluarkan alat dari mulut
h. Tahan napas 10 detik, kemudian bernafaslah secara perlahan
i. Tutup diskus dengan mendorong kembali thumb grip ke arah berlawanan
3. Turbuhaler
 Cara penggunaan :
a. Lepaskan tutup turbuhaler, tarik inhaler keatas
b. Putar turbuhaler ke kanan, selanjutnya ke kiri dengan cepat. Kemudian
akan terdengar “Klik”
c. Keluarkan/buang napas
d. Letakkan alat dimulut yaitu pada diantara bibir
e. Hisap obat dengan menarik nafas kuat dan dalam
f. Keluarkan alat dari mulut
g. Tahan napas 10 detik, kemudian bernafaslah secara perlahan
h. Tutup kembali turbuhaler
 Harus diperhatikan :
 Selalu perhatikan jumlah dosis yang tersisa pada window
4. Handihaler
 Cara Penggunaan :
a. Buka tutup handihaler
b. Tarik “Mouthpiece” Hingga tempat kapsul obat terlihat
c. Buka bungkus kapsul
d. Tempatkan di bagian tengah handihaler
e. Tutup kembali bagian “Mouthpiece” hingga terdengar bunyi “Klik”
f. Tekan bagian yang untuk melubangi kapsul
g. Buang napas untuk mengosongkan udara paru, kemudian lakukan
inspirasi maksimal
h. Tahan napas selama beberapa detik, kemudian buang napas secara
perlahan
i. Ulangi langkah No.7 dan No.8 untuk kedua kalinya dengan kapsul obat
yang sama (untuk memperoleh dosis penuh)
5. Nebulizer
Zat aktifnya dalam bentuk uap, pada penggunaannya perlu menggunakan
masker atau mouthpiece untuk menghirup uanp obat. Tidak dibutuhkan
koordinasi pada penggunaan inhaler jenis ini, hanya perlu bernapas seperti
biasa dan uap akan terhirup bersama tarikan napas. Nebulizer biasanya
digunakan dirumah sakit untuk penanganan serangan asma yang
membutuhkan inhalasi dosis besar, tetapi sekarang sudah jarang digunakan
karena inhalasi dosis besar dapat digunakan dengan spacer.
 Cara penggunaan :
a. Buka tutup tabung obat nebulizer dan masukkan cairan obat kedalamnya
b. Letakkan “Mouthpiece” diantara gigi dan bibir (atau dapat juga
digunakan masker uap untuk anak – anak
c. Tekan tombol “ON’
d. Bernapas dengan normal dan hirup uap obat yang keluar sampai obat
habis
e. Matikan nebulizer
f. Bersihkan wadah obat pada nebulizer menggunakan air hangat, biarkan
mengering
 Harus diperhatikan :
 Setelah menggunakan alat inhalasi yang mengandung kortikosteroid,
seperti: Seretide Inhaler, Seretide Discus, Symbicort Turbuhale, kumur
kumur dengan air bersih untuk menghindari jamur.
D. Dialog Pelayanan Informasi Obat
Suatu pagi di rumah sakit, ada seorang pasien yang sedang menebus obat
setelah melakukan pemeriksaan oleh dokter. Berdasarkan pemeriksaan, pasien
terkena asma. Setelah melihat resep kemudian apoteker menyuruh pasien
untuk masuk ke ruangan konseling untuk mendapatkan konseling dari
apoteker.
Tok...tok...tok...
Apoteker
: “Iya silahkan masuk”
Pasien
: “Pagi bu”
Apoteker
: “Iya selamat pagi ibu. Silahkan duduk”
Pasien
: “Iya terimakasih bu”
Apoteker
: “Perkenalkan, saya Maulidina apoteker di sini. Benar dengan
Ibu Yulia Nengsih, umur 38 tahun ya bu?”
Pasien
: “Iya benar bu”
Apoteker
: “Bu maaf sebelumnya, apakah berkenan untuk saya jelaskan
mengenai obat yang ibu terima? Kira-kira sekitar 5-10 menit
saja bu”
Pasien
: “Iya boleh silahkan bu”
Apoteker
: “Ibu datang kesini sama siapa? Sendiri atau ada yang
menemani?”
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
: “Tidak, bu. Saya datang sendiri
: “Baik. Disini saya lihat resepnya untuk asma ya ibu”
: “Benar bu”
: “Kalau boleh saya tahu keseharian ibu sepeti apa? Sebagai
wanita karir kah atau sebagai ibu rumah tangga?”
: “Kebetulan saya bekerja kantoran bu, karena jarak kantornya
agak jauh jadi saya setiap hari pulang pergi naik motor”
: “Maaf di keluarga ibu ada yang juga terkena asma?”
: “Ada bu, dulu kakek saya pernah terkena asma”
: “Kalau di rumah adakah anggota keluarga yang merokok?”
: “Ayah saya perokok aktif bu. Setiap hari pasti merokok”
: “Ibu sendiri punya riwayat alergi tidak bu?”
: “Saya alergi seafood bu”
: “Oh alergi seafood ya.. saran saya sebaiknya di stop dulu ya
bu konsumsi seafoodnya”
: “Iya saya juga sudah mulai menghindari makan seafood bu”
: “Syukurlah kalau begitu. Kalau boleh saya tau sesaknya
timbul karena apa ya bu?”
: “Kalau saya lagi mengendarai motor gitu bu terus kalau
dirumah juga kadang pas lagi bersih-bersih rumah gitu”
: “Oh baik, sekarang saya mau jelaskan tentang resepnya ya bu.
Dokter tadi bilang apa tentang obat ibu?”
: “Dokter bilang saya dikasih obat untuk mengatasi sesak
nafasnya bu”
: “Lalu apakah dokternya menjelaskan cara penggunaan
obatnya seperti apa?”
: “Iya, untuk yg inhalernya 1x sehari dihisap melalui mulut
terus ada obat minumnya masing-masing diminum 3x sehari”
: “Lalu dokter bilang apa mengenai efek yang akan muncul
setelah minum obat? Atau harapannya setelah minum obat ini
bagaimana bu?”
: “Dokternya cuma bilang harapannya supaya sesak nafasnya
bisa teratasi bu”
: “Baik. Sebelumnya saya mau jelaskan dulu ya bu tentang
asma itu apa. Jadi asma itu terjadi karena adanya peradangan di
saluran nafas, sehingga terdapat penyempitan saluran nafas.
Peradangan ini akan muncul kalau ada pemicunya, misalnya
karena alergi, asap rokok dan debu. Biasanya gejala yang
muncul berupa sesak nafas, batuk, dan mengi. Nah disini ibu
diresepkan dokter ada 4 obat ya bu. Ada dexamethason, ctm,
salbutamol, dan ventolin inhaler. Untuk dexamethason ini untuk
anti peradangan diminumnya 3x sehari 1 tablet. Yang kedua ada
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
salbutamol, ini untuk meringankan gejala asma diminumnya 3x
sehari 1 tablet. Ini ada ctm sebagai anti alergi, diminumnya 3x
sehari 1 tablet juga. Ctm ini ada efek ngantuknya bu, jadi
setelah minum obat ini jangan mengendarai motor ya bu.
Obatnya disimpan ditempat yang kering ya, jangan disimpan di
tempat yang lembab”
: “Oh iya baik bu”
: “Sekarang saya mau menjelaskan cara penggunaan inhaler. Ini
namanya ventolin inhaler. Isinya salbutamol sulfate. Inhaler ini
untuk melegakan nafas ibu. Penggunaannya 1x sehari dihisap
melalui mulut. Cara penggunaannya
1. Kocok dahulu
2. Tarik nafas melalui hidung, buang nafas melalui mulut. Buka
tutup mouthpiece, letakkan mouthpiece diantara gigi atas dan
bawah kemudian digigit. Pegang inhaler tegak lurus,
kemudian tutup mulutnya
3. Saat bernafas perlahan melalui mulut, tekan bagian atas inhaler
dengan jari telunjuk
4. Tahan nafas selama 5-10 detik, sebelum membuang nafas,
lepaskan inhaler dari mulut
Setelah itu ibu bisa berkumur-kumur. Gimana bu sudah jelas
belum cara penggunaan obatnya?”
: “Sudah jelas bu”
: “Bisa diulangi lagi bu bagaimana cara penggunaannya?”
: “Iya jadi untuk yang obat minumnya masing-masing diminum
3x sehari 1 tablet. Untuk yang inhalernya 1x sehari, caranya
petama di kocok dulu, tarik nafas melalui hidung, buang nafas
melalui mulut. Tutup mouthpiece
dibuka, letakkan
mouthpiece diantara gigi atas dan bawah terus digigit. Pegang
inhaler tegak lurus, terus mulutnya ditutup, saat bernafas
perlahan melalui mulut, tekan bagian atas inhaler dengan jari
telunjuk, tahan nafas selama 5-10 detik, sebelum membuang
nafas, lepaskan inhaler dari mulut. Benar bu?”
: “Iya benar bu, nanti saya kasih juga brosur cara menggunakan
inhalernya, jadi nanti ibu bisa lihat di brosurnya ya bu.”
: “Iya baik bu”
: “Untuk mencegah asmanya kambuh, ibu bisa menghindari
pemicunya. Kalau misalkan mau mengendarai motor pakai
masker ya bu, terus dirumah juga ayahnya ibu kan merokok ya,
jadi kalau sedang merokok sebaiknya ibu menjauhi asap
rokoknya dan juga saya menyarankan untuk ganti sprei dan
sarung bantal itu setidaknya seminggu sekali ya bu..
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
Pasien
Apoteker
: “Oh gitu ya, iya baik bu”
: “Kalau setelah menggunakan inhaler ibu merasa nafasnya
masih sesak, sebaiknya nanti langsung hubungi dokter ya bu”
: “Iya bu”
: “Baik, apakah ada yang ingin ditanyakan bu? Atau ada yang
kurang jelas?
: “Sudah bu, sudah jelas”
: “Baik, kalau nanti ada yang ingin ditanyakan ibu bisa kontak
saya langsung atau ibu bisa datang kesini”
: “Iya baik bu”
: “Yasudah kalau begtu. Ini obatnya. Semoga lekas sembuh ya
bu”
: “Iya Ibu. Terimakasih banyak atas informasinya”
: “Iya Ibu sama-sama”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran napas yang
disebabkan oleh reaksi hiperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel,
eosinophils, dan T-lymphocytes terhadap stimuli tertentu dan menimbulkan
gejala dyspnea, whizzing, dan batuk akibat obstruksi jalan napas yang bersifat
reversibel dan terjadi secara episodik berulang.
Inhaler adalah suatu alat untuk penggunaan obat secara inhalasi.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (FI IV) adalah suatu sediaan obat atau
larutan atau suspensi terdiri atas satu atau lebih bahan obat yang diberikan
melalui saluran napas hidung atau mulut untuk memperoleh efek lokal atau
sistemik. Berdasarkan bentuknya, inhaler dibagi menjadi 5 macam yaitu:
1. Aerosol Inhaler
2. Dry Powder Inhaler
3. Turbuhaler
4. Handihaler
5. Nubelizer
Dalam setiap bentuk inhaler, berbeda-beda cara penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M., 1995. Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Depkes RI, 2007. Pedoman Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta:
Depkes RI.
Morris,
Michael
J.
2017.
Asthma.
Available
online
at https://emedicine.medscape.com/article/296301-overview#a4 (diakses pada 12
November 2020)
Download