Uploaded by User72338

SKRIPSI SRI IRMA

advertisement
PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN NON PERFORMING
LOAN (NPL) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA)
PADA BANK BNI PERIODE 2012-2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Manajemen
Program Studi S1 Manajemen
SRI IRMA RAHAYU
NPM: A10160027
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) EKUITAS
BANDUNG
2020
PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN NON PERFORMING
LOAN (NPL)TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA)
PADA BANK BNI PERIODE 2012-2019
SRI IRMA RAHAYU
NPM: A10160027
Bandung, 28 Agustus 2020
Pembimbing,
Dr. Herry Achmad Buchory., SE., MM
Mengetahui,
Ketua STIE Ekuitas
Prof. Dr.rer.nat. M. Fani Cahyandito, SE., M.Sc., CSP
Ketua Program Studi
S1 Manajemen
Dr. Iim Hilman, SE., MM
Tanggung Jawab Yuridis ada Pada Penulis
PERNYATAAN
PROGRAM SARJANA
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1.
Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
(STIE) Ekuitas maupun di perguruan tinggi lainnya.
2.
Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing dan penguji.
3.
Dalam karya tulis ini, tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan nama jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah yang disebutkan nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4.
Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya, dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ke tidak-benaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Bandung, 28 Agustus 2020
Yang membuat pernyataan,
Sri Irma Rahayu
PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN NON PERFORMING
LOAN (NPL) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA BANK BNI
PERIODE 2012-2019
Ditulis oleh:
Sri Irma Rahayu
Pembimbing:
Dr. Herry Achmad Buchory, SE., MM
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Loan To Deposit Ratio
(LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA) secara
parsial maupun simultan pada Bank BNI periode 2012-2019.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif.
Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan
Bank BNI periode 2012-2019 dengan teknik pengumpulan data secara studi
dokumentasi, studi kepustakaan dan melalui website www.bni.co.id. Metode
sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Rancangan pengujian hipotesis
menggunakan Uji asumsi klasik, Analisis regresi linear berganda, Analisis
koefisien korelasi, Analisis koefisien determinasi, Uji t dan Uji F.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Loan to Deposit Ratio
(LDR) terdapat pengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA). Namun, NonPerforming Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return on Asset (ROA).
Secara simultan, variabel Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan
(NPL) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) dengan koefisien korelasi
sebesar 0,481 yakni hubungannya sedang, sedangkan nilai persentase koefisien
determinasi sebesar 23,2% berpengaruh antara Loan To Deposit Ratio (LDR) dan
Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA) sisanya sebesar
76,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Kata Kunci: Loan to Deposit Ratio, Non-Performing Loans, Return On Asset
iii
THE EFFECT OF LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) AND NONPERFORMING LOAN (NPL) TO RETURN ON ASSET (ROA) ON BANK
BNI PERIODE 2012-2019
Written by:
Sri Irma Rahayu
Counselor:
Dr. Herry Achmad Buchory, SE., MM
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Loan To Deposit Ratio (LDR) and
Non-Performing Loan (NPL) on Return On Assets (ROA) partially or
simultaneously at Bank BNI for the period 2012-2019.
The research method used is descriptive and verification methods. The data
used are secondary data sourced from the financial statements of Bank BNI for the
period 2012-2019 with data collection techniques through documentation study,
literature study and through the website www.bni.co.id. The sample method used is
purposive sampling. The design of hypothesis testing uses classical assumption test,
linear regression analysis, correlation coefficient analysis, determination
coefficient analysis, t test and F test.
The results showed that the partial Loan To Deposit Ratio (LDR) had a
positive effect on Return On Assets (ROA). However, Non-Performing Loans (NPL)
have a negative effect on Return On Assets (ROA). Simultaneously, the Loan To
Deposit Ratio (LDR) and Non-Performing Loan (NPL) variables affect the Return
On Asset (ROA) with a correlation coefficient of 0.481, which is a moderate
relationship, while the percentage coefficient of determination of 23.2% influences
the Loan To Deposit The remaining ratio (LDR) and Non-Performing Loan (NPL)
to Return On Assets (ROA) of 76.8% is influenced by other factors.
Keywords: Loan to Deposit Ratio, Non-Performing Loans, Return on Asset
iv
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Shalawat serta Salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Ujian Sarjana Manajemen Program Studi S1 Manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Ekuitas (STIE) EKUITAS. Judul yang penulis ajukan yaitu “Pengaruh
Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap
Return On Assets (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019”
Dalam penulisan ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan. Hal ini
dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis. Namun dalam hal ini penulis sudah
berusaha sesuai dengan kemampuan yang ada disertai dengan pembimbing selama
penulisan ini. Dalam penulisan ini penulis telah menerima banyak bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr.rer.nat. M. Fani Cahyandito., SE., M.Sc., CSP. selaku Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas Bandung.
2. Dr. Ir. Dani Dagustani, MM., selaku Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Ekuitas Bandung.
3. Dr. Neneng Hayati, SE., MM selaku Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Ekuitas Bandung.
4. Dr. Anton Mulyono Azis, SE., MT selaku Wakil Ketua III Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas Bandung.
v
5. Dr. Iim Hilman, SE., MM., selaku Wakil Ketua Program Studi S1
Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas.
6. Ibu Mirza Hedismarlina Yuneline, ST., MBA., QWP selaku Sekretaris
Program Studi S1 Manajemen STIE Ekuitas.
7. Dr. Herry Achmad Buchory, SE., MM selaku Dosen Pembimbing dalam
penulisan skripsi ini.
8. Seluruh dosen pengajar program studi S1 Manajemen, yang telah banyak
memberikan ilmu kepada penulis.
9. Keluarga yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan dan motivasi
kepada penulis baik moril maupun material.
10. Aa Gilang, Yuli, Syifa, Sasti, Risma, Deri, Mowi, terimakasih atas
semangat dan dukungan yang telah di berikan selama penyusunan Skripsi.
11. Kepada Bayu Galih selaku teman terkasih yang senantiasa mendukung dan
menemani hingga saat ini.
Penyusunan skripsi ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kebaikan penulis
berikutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, dan semoga amal baik
yang telah diberikan kepada penulis, mendapat balasan dan ridho dari Allah SWT,
Aamiin.
Bandung, 28 Agustus 2020
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ......................................................................................................
iii
ABSTRACT .....................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian ....................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ................................................................
5
1.3
Tujuan Penelitian .................................................................
5
1.4
Kegunaan Penelitian ............................................................
6
1.4.1 Kegunaan Pengembangan Ilmu ...............................
6
1.4.2 Kegunaan Operasional .............................................
6
Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................
7
1.5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
2.1
Tinjauan Pustaka ..................................................................
8
2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank .........................................
8
2.1.1.1 Pengertian Bank .........................................
8
vii
2.1.1.2 Asas, Tujuan dan Fungsi Bank ..................
9
2.1.1.3 Jenis-Jenis Bank.........................................
11
2.1.1.4 Kegiatan Usaha Bank ................................
16
2.1.2 Tinjauan Mengenai Kredit .......................................
18
2.1.2.1 Pengertian Kredit .......................................
18
2.1.2.2 Unsur-Unsur Kredit ...................................
19
2.1.2.3 Tujuan Kredit .............................................
20
2.1.2.4 Fungsi Kredit .............................................
21
2.1.2.5 Jenis-Jenis Kredit .......................................
22
2.1.2.6 Tahap-Tahap Pemberian Kredit .................
28
2.1.2.7 Prinsip Pemberian Kredit ...........................
29
2.1.3 Tinjauan Mengenai Tingkat Kesehatan Bank ..........
32
2.1.3.1 Pengertian Tingkat Kesehatan Bank ..........
32
2.1.4 Tinjauan Mengenai Likuiditas .................................
33
2.1.4.1 Pengertian Likuiditas .................................
33
2.1.4.2 Jenis-Jenis Rasio Likuiditas .......................
33
2.1.5 Tinjauan Mengenai Loan to Deposit Ratio (LDR) ...
36
2.1.6 Tinjauan Mengenai Non Performing Loan (NPL) ...
37
2.1.6.1 Pengertian Non Performing Loan
(NPL) .........................................................
37
2.1.6.2 Perhitungan Non Performing Loan
(NPL) .........................................................
37
2.1.7 Tinjauan Mengenai Profitabilitas Bank ...................
38
2.1.7.1 Pengertian Profitabilitas.............................
38
viii
2.1.7.2 Jenis-Jenis Profitabilitas Bank ...................
39
2.1.7.3 Pengertian Return on Assets (ROA) ...........
41
2.1.7.4 Ketentuan Bank Indonesia Mengenai
BAB III
Return on Assets (ROA) .............................
42
2.1.6 Penelitian Terdahulu ................................................
42
2.2
Kerangka Pemikiran ............................................................
44
2.3
Hipotesis ..............................................................................
48
METODE PENELITIAN
3.1
3.2
Objek Penelitian...................................................................
50
3.1.1 Profil Singkat Bank BNI .........................................
50
3.1.2 Visi dan Misi Bank BNI .........................................
52
3.1.3 Budaya Bank BNI ....................................................
53
3.1.4 Logo Bank BNI ........................................................
54
3.1.5 Kegiatan Usaha Bank BNI .......................................
54
Metode Penelitian ................................................................
56
3.2.1 Metode Yang Digunakan .........................................
56
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ........................................
57
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ...............................
60
3.2.3.1 Populasi......................................................
60
3.2.3.2 Teknik Penentuan Sampel .........................
60
3.2.3.3 Jenis dan Sumber Data...............................
61
3.2.4 Teknik Pengumpulan data........................................
61
3.2.5 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ...................
62
ix
BAB IV
3.2.6 Rancangan Pengujian Hipotesis ...............................
63
3.2.6.1 Uji Asumsi Klasik......................................
63
3.2.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda ..............
65
3.2.6.3 Analisis Koefisien Korelasi .......................
66
3.2.6.4 Analisis Koefisien Determinasi .................
67
3.2.6.5 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji T) ..........
68
3.2.6.6 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) .......
69
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ...............................
71
4.1.1 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR)
Pada Bank BNI Periode 2012-2019 .........................
71
4.1.2 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Pada
Bank BNI Periode 2012-2019 ..................................
75
4.1.3 Perkembangan Return On Asset (ROA) Pada
Bank BNI Periode 2012-2019 ..................................
80
4.2. Analisis Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan
Non Performing Loan (NPL) Terhadap Return On Asset
(ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 .........................
84
4.2.1 Uji Asumsi Klasik ....................................................
84
4.2.1.1 Uji Normalitas ...........................................
84
4.2.1.2 Uji Multikolinieritas ..................................
86
4.2.1.3 Uji Autokorelasi.........................................
87
4.2.1.4 Uji Heterokedastisitas ................................
88
4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda ............................
89
x
4.2.3 Analisis Koefisien Korelasi .....................................
91
4.2.4 Analisis Koefisien Determinasi ...............................
92
4.2.5 Pengujian Secara Parsial ( Uji t ) .............................
93
4.2.6 Pengujian Secara Simultan (Uji F) ..........................
95
4.3. Pembahasan Penelitian
4.3.1 Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR)
Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank
BNI Periode 2012-2019 ...........................................
97
4.3.2 Pengaruh Non Performing Loan (NPL) Terhadap
Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode
2012-2019 ................................................................
98
4.3.3 Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non
Performing Loan (NPL) Terhadap Return On
Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 ...
BAB V
99
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan ..........................................................................
101
5.2
Saran ....................................................................................
102
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
104
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) , Non
Performing Loan (NPL), dan Return On Asset (ROA) pada
Bank BNI Periode 2012-2019 .........................................................
3
Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ..............................................................
43
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ................................................................
58
Tabel 3.2 Intreprestasi Koefisien Korelasi ......................................................
67
Tabel 4.1 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Pada Bank BNI,
Tbk Periode 2012-2019 ...................................................................
72
Tabel 4.2 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Pada Bank BNI
Periode 2012-2019 ...........................................................................
76
Tabel 4.3 Perkembangan Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI
Periode 2012-2019 ...........................................................................
80
Tabel 4.4 Hasil Uji One Sample Kolmogrov-Smirnov (K-S) ..........................
86
Tabel 4.5 Uji Multikoliniearitas dengan Tolerance Value dan VIP ................
87
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi .....................................................................
88
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...........................................................
89
Tabel 4.8 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda ....................................
90
Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Korelasi ...................................................
91
Tabel 4.10 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ............................................
92
Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial .............................................................................
93
Tabel 4.12 Hasil Uji Secara Simultan ..............................................................
96
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................
47
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ..................................................................
48
Gambar 3.1 Logo PT Bank BNI .....................................................................
54
Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Pada
Bank BNI Periode 2012-2019.....................................................
75
Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Pada
Bank BNI Periode 2012-2019.....................................................
79
Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Return On Asset (ROA) Pada Bank
BNI Periode 2012-2019 ..............................................................
83
Gambar 4.4 Uji Normalitas dengan P-Plot .....................................................
85
Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Return On Asset (ROA) Pada Bank
BNI Periode 2012-2019 ..............................................................
xiii
83
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SK Penetapan Pembimbing Penyusunan Dan Penulis Skripsi
Lampiran 2 Surat Permohonan Perpanjang SK Bimbingan
Lampiran 3 Fotocopy Kartu Bimbingan Skripsi
Lampiran 4 Laporan Keuangan Publikasi Pertriwulam PT Bank BNI
Periode 2012-2019
Lampiran 5 Tabel t
Lampiran 6 Tabel F
Lampiran 7 Hasil Olah Data SPSS
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup
xiv
BAB l
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tanggal 10 November 1998 tentang
perbankan pasal 1 ayat 2 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dengan tujuan
untuk meningkatkan hidup orang banyak.
Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satunya
indikator utama yang dijadikan dasar penilalian adalah laporan keuangan. Laporan
keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat
ini atau dalam satu periode tertentu. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana
kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki.
(Kasmir 2013:7)
Keberhasilan manajemen suatu bank dalam menyalurkan kredit kepada
nasabah dapat diukur dengan menggunakan Loan To Deposit Ratio (LDR).
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/11/PBI/2015 tanggal 25 Juni 2015
tentang giro wajib minimum bank umum dalam rupiah dan valuta asing bagi bank
umum konvensonal, bahwa Loan To Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio kredit
yang diberikan kepada pihak ketiga mencangkup giro, tabungan, dan deposito
dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank. Salah satu alat ukur
likuiditas dalam laporan keuangan yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR). Loan To
Deposit Ratio (LDR) mencerminkan seberapa besar kemampuan bank untuk
1
membayar penarikan dana oleh deposan bergantung pada pinjaman sebagai sumber
likuiditas. Semakin tinggi rasio Loan To Deposit Ratio (LDR) menunjukkan
kemampuan bank yang baik dalam menyalurkan kredit untuk memperoleh
pendapatan bunga. Bank harus memelihara rasio Loan To Deposit Ratio (LDR)
dengan baik (Pandia, 2012:392)
Non Performing Loan (NPL) merupakan suatu rasio yang digunakan untuk
menghitung risiko yang digunakan untuk menghitung risiko dari proses
pembayaran kredit yang telah ditetapkan sesuai perjanjian. Sehingga dapat
diketahui adanya tunggakan atau ada potensi kerugian di perusahaan debitur
sehingga memiliki risiko dikemudian hari pada bank. (Rivai, 2013;125)
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April
2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum, menetapkan bahwa
rasio kredit bermasalah Non Performing Loan ( NPL) adalah sebesar 5%. Semakin
besar tingkat Non Performing Loan (NPL) menunjukkan bahwa bank tersebut tidak
profesional dalam pengelolaan kreditnya yang akan berdampak pada kerugian
bank.
Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui
Return On Asset (ROA), dengan alasan Return On Asset (ROA ) memperhitungkan
bagaimana kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitasnya dan
peningkatan efisiensi secara menyeluruh. Return On Asset (ROA) merupakan rasio
profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
(Rahmawati, 2011:2)
2
Tabel 1.1
Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) , Non Performing Loan (NPL),
dan Return On Asset (ROA) pada Bank BNI Periode 2012-2019
Loan To Deposit
Non Performing
Return On Asset
Tahun
To Ratio (LDR)
Loan (NPL)
(ROA)
(%)
(%)
(%)
2012
77,5
0,8
3,4
2013
85,3
0,5
2,9
2014
87,8
0,4
3,5
2015
87,8
0,9
2,6
2016
90,4
0,7
2,7
2017
85,6
0,4
2,7
2018
88,8
0,8
2,8
2019
91,5
1,2
2,4
Sumber : Laporan Keuangan Bank BNI Periode 2012-2019
Berdasarkan tabel 1.1 pada tahun 2013 Loan To Deposit Ratio (LDR)
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 77,5% menjadi 85,% dan
Rerurn On Asset (ROA) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar
3,4% menjadi 2,9% , pada tahun 2015 Loan To Deposit Ratio (LDR) mengalami
penetapan dari tahun sebelumnya sebesar 8,7% tetap menjadi 8,7% dan Return On
Asset (ROA) mengalami penurunan dari tahunnya sebelumnya sebesar 3,5%
menjadi 2,6%, pada tahun 2017 Loan To Deposit Ratio (LDR) mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 90,4% menjadi 85,6% dan Return On
Asset (ROA) mengalami penetapan dari tahun sebelumnya sebesar 2,7% tetap
menjadi 2,7%, pada tahun 2019 Loan To Deposit Ratio (LDR) mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 88,8% menjadi 91,5% dan Return On
Asset (ROA) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 2,8 menjadi
2,4%. Hal ini berbanding terbalik dengan teori dimana apabila Loan To Deposit
Ratio (LDR) mengalami peningkatan maka nilai Return On Asset (ROA) akan ikut
mengalami peningkatan, begitupun sebaliknya apabila Loan To Deposit Ratio
3
(LDR) mengalami penurunan maka nilai Retun On Asset (ROA) akan mengalami
penurunan. Hal tersebut didukung dengan adanya teori dan penelitian terlebih
dahulu Mustanda (2016) yang mengatakan bahwa jika Loan To Deposit Ratio
(LDR) naik makan nilai Retun On Asset (ROA) pun akan naik.
Berdasarkan tabel 1.1 pada tahun 2013 Non Performing Loan (NPL)
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya 0,8% menjadi 0,5% dan Return On
Assets (ROA) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya 3,4% menjadi 2,9%,
pada tahun 2017 Non Performig Loan (NPL) mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya 0,7% menjadi 0,4% dan Retun On Asset (ROA) mengalami penetapan
dari tahun sebelumnya 2,7% tetap menjadi 2,7%. Hal ini berbanding terbalik
dengan teori dimana apabila Non Performing Loan (NPL) mengalami penurunan
maka seharusnya nilai Retun On Asset (ROA) mengalami peningkatan juga
sebaliknya apabila Non Performing Loan (NPL) mengalami peningkatan maka nilai
Retun On Asset (ROA) akan mengalami penurunan.
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Syarifuddin dan Noch (2018) Non
Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA).
Terdapat perbedaan dengan hasil penelitian Pinasti (2016) menunjukkan hasil yang
berbeda, dimana bahwa NPL berpengaruh positif terhadap ROA.
Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Loan To Deposit Ratio
(LDR), Non Performing Loan (NPL), terhadap Return On Asset (ROA) pada
Bank BNI periode 2012-2019”.
4
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing
Loan (NPL), dan Return On Asset (ROA) di Bank BNI periode 2012-2019
?
2. Bagaimana pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan
(NPL) dan Return On Asset (ROA) di Bank BNI periode 2012-2019 secara
parsial ?
3. Bagaimana pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) terhadap Non
Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA) di Bank BNI
periode 2012-2019 secara simultan ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Loan To Deposit Ratio
(LDR), Non Performing Loan (NPL), dan Return On Asset (ROA) di Bank
BNI periode 2012-2019.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR),
Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA) di Bank BNI
perode 2012-2019 secara parsial.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan
Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA) di Bank
BNI periode 2022-2019 secara simultan.
5
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan maksud dan tujuan penelitian, maka hasil penelitian
diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, baik manfaat pengembangan ilmu
maupun operasional, yaitu sebagai berikut:
1.4.1. Kegunaan Pengembangan Ilmu
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi sumbangan ilmu
pengetahuan manajemen perbankan konvensional khususnya yang terkait dengan
Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Return
On Asset (ROA).
1.4.2. Kegunaan Operasional
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat mengaplikasikan teori yang penulis kuasai dan pelajari
selama perkuliahan dan membandingkan dengan melihat keadaan nyata
dilapangan. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam
ilmu perbankan konvensional khususnya Pengaruh Loan To Deposit Ratio
(LDR), Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA).
2. Bagi Objek Penelitian
Dapat menjadi bahan masukan untuk Bank BNI dalam mengelola dan
memberi gambaran mengenai pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan
Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA).
3. Bagi umum
Dapat dijadikan bahan informasi mengenai Bank BNI.
6
4. Bagi Akademik
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referens bagi mahasiswa STIE Ekuitas
sebagai bahan pembelajaran dan yang akan melakukan penelitian.
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Objek yang dijadikan penelitian ini adalah Pengaruh Loan To Deposit Ratio
(LDR), Non Performing Loan (NPL), dan Return On Asset (ROA). Penulis
melakukan pengumpulan data dan informasi yang bersumber dari laporan keuangan
Bank BNI dan diakses melalui internet dengan menggunakan website
www.bni.co.id. Waktu penelitian dilakukan mulai pada bulan Maret 2020 sampai
dengan bulan Juni 2020.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
2.1
Tinjauan Pustaka
2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank
2.1.1.1 Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tanggal 10 November 1998 tentang
perbankan pasal 1 ayat 2 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dengan tujuan
untuk meningkatkan hidup orang banyak.
Beberapa pengertian bank menurut para ahli adalah:
1. Menurut Taswan (2010:6) menyatakan bahwa:
“Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan
(financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana
(surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit),
serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas
pembayaran”.
2.
Menurut Kasmir (2016:3) menyatakan bahwa:
“Bank adalah lembaga keuangan yang menyalurkannya kembali dana
tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya”.
8
3. Menurut Darmawi (2011:1) menyaakan bahwa:
“Bank adalah salah satu badan usaha keuangan yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”.
Berdasarkan
pengertian
dalam
Undang-Undang
dan
yang
telah
dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga
keuangan yang kegiatan utamanya, yakni menghimpun dana, menyalurkan dana
dan menyediakan jasa-jasa pembayaran bagi masyarakat dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2.1.1.2 Asas, Tujuan Dan Fungsi Bank
Menurut Undang-Undang No. 10 tanggal 10 November tahun 1998 tentang
perbankan dalam pasal 2,3, dan 4. Dinyatakan asas, fungsi dan tujuan perbankan
sebagai berikut:
1. Asas Perbankan
Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berdasarkan demokrasi
ekonomian dengan mengunakan prinsip kehati-hatian. Dalam pelaksanaan
kemitraan antara bank dengan nasabah untuk terciptanya sistem perbankan
yang sehat, maka kegiatan perbankan dilandasi dengan beberapa asas
hukum, yaitu:
2. Fungsi Bank
Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan
penyalur dana masyarakat.
9
Menurut Budisantoso dan Nuritomo (2014: 9) fungsi utama bank
adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali
kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial
intermediary Secara spesifik bank dapat berfungsi sebagai :
1) Agent of trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan. Masyarakat akan
mau menitipkan dananya di bank karena adanya kepercayaan. Pihak
bank juga akan menyalurkan dananya kepada debitur karena adanya
unsur kepercayaan.
2) Agent of development
Kegiatan bank yang berupa menghimpun dan menyalurkan dana
memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan
distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa. Kelancaran kegiatan
investasi – distribusi – konsumsi adalah kegiatan pembangunan
perekonomian suatu masyarakat.
3) Agent of services
Bank memberikan penawaran jasa perbankan lain, seperti jas
pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank,
dan penyelesaian tagihan.
3. Tujuan Perbankan
Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi
dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
10
2.1.1.3 Jenis-jenis Bank
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 tanggal 25 Maret
tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana yang telah diubah dengan UndangUndang Republik Indonesia No. 10 tanggal 10 November tahun 1998 membedakan
bank menjadi 2 (dua) jenis yaitu:
1. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Umum menjalankan
seluruh fungsi bank yaitu menghimpun dana, menempatkan dana dan
mempercepat lalu lintas pembayaran giral.
2. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Bank ini seperti
Bank Umum, namun wilayah operasinya sangat terbatas di wilayah tertentu.
BPR tidak diperbolehkan mengikuti kliring atau terlibat dalam transaksi
giral. Dengan demikian penghimpun dana hanya boleh dilakukan dalam
bentuk tabungan dan deposito.
Menurut Ismail (2016:13), bank di Indonesia dibagi menjadi beberapa
jenis. Jenis bank dapat dibedakan sesuai dengan fungsi, kepemilikan, status,
penetapan harga dan tingkatannya.
11
1. Jenis-jenis Bank ditinjau dari Segi Fungsinya
1) Bank Sentral
Bank Sentral merupakan bank yang berfungsi sebagai pengatur bankbank dalam suatu negara. Bank Sentral hanya ada satu di setiap negara
dan mempunyai kantor hampir di setiap provinsi. Bank Sentral di
Indonesia adalah Bank Indonesia.
2) Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
3) Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
2.
Jenis Bank Ditinjau dari Segi Kepemilikannya
1) Bank Milik Pemerintah
Bank milik pemerintah atau yang lebih dikenal dengan bank pemerintah
merupakan bank yang kepemilikannya oleh pemerintah. Bank milik 15
pemerintah didirikan oleh pemerintah, dan pada awalnya seluru
sahamnya adalah milik pemerintah.
12
2) Bank Swasta Nasional
Bank swasta nasional merupakan bank yang didirikan oleh swasta, baik
individu maupun lembaga, sehingga seluruh keuntungan akan dinikmati
oleh swasta.
3) Bank Milik Koperasi
Bank yang didirikan oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi,
dan seluruh modalnya menjadi milik koperasi. Di Indonesia, terdapat
satu bank yang didirkan oleh koperasi atau bank yang menjadi milik
koperasi, yaitu Bank Bukopin.
4) Bank Asing
Bank asing merupakan bank yang didirkan oleh pemerintah asing
maupun oleh swasta asing. Bank asing berkantor pusat di luar wilayah
negara Indonesia.
5) Bank Campuran
Bank campuran merupakan bank yang sahamnya dimilki oleh swasta
asing dan swasta nasional. Meskipun, pemilik bank campuran adalah
warga negara asing atau perusahaan asing dan warga Indonesia atau
perusahaan dalam negeri, akan tetapi kepemilikan sahamnya mayoritas
dimiliki oleh swasta nasional.
3.
Jenis Bank Ditinjau dari Segi Statusnya
1) Bank Devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melakukan aktivitas transaksi
keluar negeri dan/atau transaksi yang berhubungan dengan mata uang
asing secara keseluruhan.
13
2) Bank Non Devisa
Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan kegiatan seperti bank devisa. Transaksi yang dilakukan
oleh bank non devisa masih terbatas`pada transkasi dalam negeri
dan/atau mata uang rupiah saja.
4. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Cara Penentuan Harga
1) Bank Konvensional
Bank konvensional merupakan bank yang dalam penentuan harg
menggunakan bunga sebagai balasa jasa. Balas jasa yang diterima oleh
bank atas penyaluran dana kepada masyarakat, maupun balas jasa yang
dibayar oleh bank kepada masyarakat atas penghimpun dana.
2) Bank Syariah
Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum
Islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga, maupun tidak
membayar bunga kepada nasabah.
5. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Tingkatnya (Kantor)
1) Kantor Pusat
Kantor pusat merupakan kantor bank yang menjadi pusat dari kantor
cabang di seluruh wilayah negara, maupun yang ada di negara lain.
Setiap bank hanya memiliki satu kantor pusat dan berlokasi di negara di
mana bank tersebut didirikan.
2) Kantor Wilayah
Kantor wilayah merupakan perwakilan dari kantor pusat yang
membawahi suatu wilayah tertentu. Pembagian kantor wilayah
14
didasarkan pada besar kecilnya bank, maupun wilayah yang menjadi
target pemasarannya.
3) Kantor Cabang Penuh
Kantor cabang penuh merupakan kantor cabang yang diberi
kewenangan oleh kantor pusat atau wilayah untuk melakukan semua
transaksi perbankan.
4) Kantor Cabang Pembantu
Berbeda dengan kantor cabang penuh yang dapat melayani semua
transaksi perbankan, kantor cabang pembantu hanya dapat melayani
beberapa aktivitas perbankan. Pada umumnya, kantor cabang pembantu
lebih memfokuskan pada aktivitas penghimpun dana pihak ketiga saja.
5) Kantor Kas
Kantor kas merupakan kantor cabang yang paling kecil, karena aktivitas
yang dapat dilakukan oleh kantor kas meliputi transaksi yang terkait
dengan tabungan baik setoran dan penarikan tunai, transaksi pembukaan
simpanan giro, deposito, kredit, pelayanan transfer, kliring, dan inkaso
ditangani oleh kantor cabang penuh sebagai induknya.
15
2.1.1.4 Kegiatan Usaha Bank
Menurut Kasmir (2013:38), menyatakan bahwa
kegiatan-kegiatan
usaha bank adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Bank Umum
1) Menghimpun dana dari masyarakat(funding) dalam bentuk,
Simpanan Giro (demand deposit), Simpanan Tabungan (saving
deposit), Simpanan Deposit (time deposit).
2) Menyalurkan dana ke masyarakat (lending) dalam bentuk Kredit
Investasi, Kredit Modal Kerja, dan Kredit Perdagangan.
3) Memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti:
(1) Transfer
(2) Inkaso
(3) Kriling
(4) Safe deposit box
(5) Bank card
(6) Bank notes (valas)
(7) Bank garansi
(8) Referensi bank
(9) Bank draft
(10) Letter of Credit
(11) Travelers cheque (cek wisata)
(12) Jual beli surat berharga
16
(13) Menerima setoran-setoran, seperti:
a. Pembayaran pajak
b. Pembayaran telepon
c. Pembayaran air
d. Pembayran listrik
e. Pembayaran uang kuliah
(14) Melayani pembayaran, seperti:
a. Gaji pensiunan
b. Pembayaran deviden
c. Pembayaran kupon
d. Pembayaran bonus
(15) Dalam pasar modal, perbankan dapat memberikan/ menjadi:
a. Penjamin emisi
b. Penjamin
c. Wali amanat
d. Pialang atau broker.
e. Perusahaan pengelola dana
2.
Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
1) Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan Tabungan dan
Simpanan Deposito.
2) Menyalurkan dana dalam bentuk Kredit Investasi, Kredit Modal
Kerja, dan Kredit Perdagangan.
17
3) Larangan usaha bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah
menerima simpanan giro, mengikuti kliring, melakukan kegaiatn
valuta asing dan melakukan kegiatan perasuransian.
2.1.2 Tinjauan Mengenai Kredit
2.1.2.1 Pengertian Kredit
Menurut Undang - Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang No. 10 Tahun 1998 pasal 1
ayat 11 menyatakan bahwa :
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Pengertian kredit menurut para ahli sebagai berikut :
1. Menurut Taswan (2010:80), kredit adalah kepercayaan. Tanpa kepercayaan
maka tidak akan terjadi pemberi kredit atau sebaliknya tidak ada calon nasabah
menyepakati kredit. Sebab kredit mempunyai nilai ekonomi kepada nasabah
perorangan atau badan usaha.
2. Menurut Kasmir (2016:85) , kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau
tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit
untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank
(kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat
sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup
18
hak dan kewajiban masing-masing pihak termasuk jangka waktu serta bunga
yang telah ditetapkan bersama.
2.1.2.2 Unsur-Unsur Kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
kredit menurut Kasmir (2016:87) yaitu sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang,
barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di
masa yang akan datang.
2. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing
pihak mentandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu
ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka
waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang.
4. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang
kita kenalengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya
administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.
19
5. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu
resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu
kredit semakin besar risikonya demikian juga sebaliknya.
2.1.2.3 Tujuan Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan.
Menurut Rivai, dkk (2013:199), pada dasarnya terdapat dua tujuan yang
saling berkaitan dari pemberian kredit, sebagai berikuit:
1. Profitability
Yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang
diraih dari bunga yang harus dibayarkan oleh debitur.
2.
Safety
Yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar
terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa
hambatan yang berarti. Oleh karena itu keamanan ini dimaksudkan agar
prestasi yang diberikan dalam bentuk uang, barang atau jasa itu betul-betul
terjamin sehingga pengembaliannya diharapkan dapat menjadi kenyataan.
20
2.1.2.4 Fungsi Kredit
Menurut Ismail (2016:25) di samping tujuan suatu fasilitas kredit, juga
memiliki fungsi sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang makasudnya jika
uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.
Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk
menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu
wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang
dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh
tambahan uang dari daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang.
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk
mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
4. Meningkatkan peredaran uang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu
wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar dari satu
wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan
jumlah barang yang beredar.
21
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi
karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang
yang diperlukan oleh masyarakat.
6. Untuk meningkatkan minat usaha
Bagi penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan minat usaha, apalagi
nasabah yang memang modalnya cukup.
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama dalam
hal meningkatkan pendapatan.
8. Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling
membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit.
Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerjasama dibidang
lainnya.
2.1.2.5 Jenis-jenis Kredit
Pada dasarnya, pengertian kredit adalah uang bank yang dipinjamkan
kepada nasabah dan akan dikembalikan pada waktu tertentu di masa mendatang,
dengan disertai kontra prestasi berupa bunga. Tetapi berdasarkan berbagai
keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi yang mempengaruhi bidang usaha
para nasabah, maka jenis kredit menjadi beragam.
22
Menurut Firdaus dan Ariyanti (2011:10), secara umum jenis-jenis kredit dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kredit menurut tujuan penggunaannya, terdiri dari:
1) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai
pembelian barang-barang atau jasa-jasa yang dapat memberi kepuasan
langsung terhadap kebutuhan manusia.
2) Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan bidang
usaha atau investasi. Kredit ini diberikan oleh bank untuk menghasilkan
barang atau jasa. Sehingga, dari kredit ini akan menghasilkan produk
atau jasa.
2. Kredit ditinjau dari segi materi yang dialihkan haknya:
1) Kredit dalam bentuk uang (money credit), yaitu kredit perbankan
konvensional yang diberikan dalam bentuk uang dan pengembaliannya
dalam bentuk uang juga.
2) Kredit dalam bentuk bukan uang (non-money credit), yaitu kredit berupa
benda-benda atau jasa yang biasanya diberikan oleh perusahaanperusahaan dagang.
3. Kredit ditinjau dari cara penguangannya (tunai atau tidak tunai) terdiri dari:
1) Kredit tunai (cash credit), yaitu yang penguangannya dilakukan tunai
atau dengan jalan pemindah bukuan ke dalam rekening debitur atau
yang ditunjukkan olehnya pada saat perjanjian ditanda tangani.
2) Kredit bukan tunai (non-cash credit), yitu kredit yang tidak dibayarkan
langsung pada saat perjanjian ditanda tangani, melaiankan diperlukan
adanya tenggang waktu tertentu sesuai dengan yang dipersyaratkan.
23
4. Kredit menurut jangka waktu dapat dibagi:
1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit berjangka maksimal satu tahun.
Biasanya kredit jangka pendek ini cocok untuk membiayai kebutuhan
modal kerja.
2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1
(satu) tahun sampai 3 (tiga) tahun. Kredit berjangka menengah ini
biasanya berupa kredit modal kerja atau kredit investasi yang relative
tidak terlalu besar jumlahnya.
3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3
(tiga) tahun. Kredit semacam ini biasanya cocok untuk kredit investasi
seperti pembelian mesin-mesin berat, pembangunan gedung, pabrik,
perkebunan, Kredit Pemilik Rumah (KPR), dan lain sebagainya.
5. Kredit menurut cara penarikan dan pembayaran kembali, terdiri dari:
1) Kredit sekaligus, yaitu kredit yang cara penarikannya atau penyediaan
dananya dilakukan dengan cara sekaligus, baik secara tunai maupun
melalui pemindah bukuan kedalam rekening debitur.
2) Kredit rekening koran (kredit R/K), yaitu kredit yang penyediaan
dananya dilakukan dengan jalan pemindah bukuan ke dalam rekening
koran atau rekening giro atas nama debitur, sedangkan penarikannya
dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro atau surat pemindah
bukuan.
3) Kredit
bertahap,
yaitu
kredit
yang
penyediaannya dilakukan secara bertahap.
24
cara
penarikannya
atau
6. Kredit menurut sektor ekonomi, terdiri dari:
1) Kredit untuk sektor pertanian, yaitu kredit dengan tujuan profuktif
dalam rangka meningkatkan hasil sector pertanian, baik berupa kredit
investasi maupun modal kerja.
2) Kredit untuk sektor pertambangan, yaitu kredit untuk membiayai
usahausaha penggalian dan pengumpulan bahan tambang.
3) Kredit untuk sektor perindutrian, yotu kredit yang berkenaan dengan
usaha atau kegiatan-kegiatan mengubah bentuk (transformasi),
meningkatkan faedah dalam bentuk pengolahan baik secara mekanik,
kimiawi dari satu bahan menjadi barang baru yang dikerjakan dengan
mesin, tenaga manusia dan lain-lain.
4) Kredit untuk sektor listrik, gas dan air, yaitu kredit yang diberikan untuk
pembiayaan usaha-usaha pengadaan dan distribusi listrik, gas dan air,
baik untuk rumah tangga, untuk industry maupun tujuan komersil.
5) Kredit untuk sektor kontuksi, yaitu kredit-krdit yang diberikan kepada
para kontraktor untuk keperluan pembangunan dan perbaikan gedung,
rumah, pasar, jalan raya dan lain sebagainya.
6) Kredit untuk sektor perdagangan, yaitu kredit-kredit untuk membiyai
usaha-usaha perdagangan.
7) Kredit untuk sektor pengangkutan perdagangan dan komunikasi, yaitu
kredit baik investasi maupun modal kerja untuk tujuan pengangkutan
umum, baik angkutan dari darat, laut dan udara.
25
8) Kredit untuk sektor jasa-jasa dunia usaha, yaitu kredit yang diberikan
untuk pembiayaan sektor-sektor real estate, lembaga keuangan bukan
bank, asuransi dan sebagainya.
9) Kredit untuk jasa-jasa sosial masyarakat, yaitu kredit yang diberikan
untuk membiayai kegiatan-kegiatan dibidang kesenian dan kebudayaan.
10) Kredit untuk sektor-sektor lain, kredit yang diberikan untuk membiayai
sektor-sektor yang tidak termasuk diatas, misalnya untuk tujuan
konsumtif.
7. Kredit dilihat dari segi jaminan atau agunannya, terdiri dari:
1) Kredit tidak memakai jaminan, yaitu kredit diberikan benar-benar atas
dasar kepercayaan saja.
2) Kredit dengan memakai agunan atau jaminan, kredit ini terdiri dari
jaminan perorangan, jaminan kebendaan yang bersifat tangible, jaminan
kebendaan yang bersifat tidak berwujud seperti obligasi.
8. Kredit menurut organisasi pemberinya, terdiri dari:
1) Kredit yang terorganisasi, yaitu kredit yang diberikan oleh suatu badan
atau
lembaga
yang
terorganisir
secarabaik
dan
syarat-syarat
pendiriannta berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam suatu negara.
2) Kredit yang tidak terorganisasi, yaitu kredit yang diberikan oleh orang
atau sekelompok orang maupun badan yang tidak terorganisasi secara
resmi.
26
9.
Kredit dilihat dari segi alat pembuktiannya, terdiri dari:
1) Kredit secara lisan, yaitu kredit yang perjanjiannya dilakukan secara
lisan semata-mata. Dengan demikian hal-hal yang menyangkut
pemberian kredit serta pembayarannya kembali dikemukakan secara
lisan, baik disaksikan orang lain atau tidak.
2) Kredit secara pencatatan, yaitu transaksi kredit dicatat dalam
pembukuan administrasi masing-masing pihak baik oleh kreditur
maupun debitur.
3) Kreditt dengan perjanjian tertulis, yaitu hubungan transaksi kredit yang
dinyatakan dalam suatu perjanjian tertulis antara pihak kreditur dengan
pihak debitur.
10. Kredit menurut sumber dananya, terdiri dari:
1) Kredit yang dananya berasal dari tabungan masyarakat, yaitu pemberian
kredit karena adanya pendapatan dari segolongan anggota masyarakat
yang dikumpulkan dalam bentuk simpanan, baik berupa saving deposit
(tabungan), time deposit (deposit), maupun certificate of deposit
(sertifikat deposit).
2) Kredit yang dananya berasal dari penciptaan uang baru, yaitu kredit
yang dibiayai oleh penambahan uang terhadap uang yang beredar,
sehingga terdapat pertambahan daya beli baru yang bersumber dari
penciptaan uang tersebut.
27
11. Kredit menurut negara pemberiannya, terdiri dari:
1) Kredit dalam negeri (domestic credit), yaitu kredit yang diberikan
kreditur didalam negeri yang dananya serta pemberi kreditnya berasal
dari dalam negeri yang sama.
2) Kredit luar negeri (foreign credit/off share loan), yaitu kredit yang
diberikan oleh pihak asing.
2.1.2.6 Tahap-tahap Pemberian Kredit
Menurut Firdaus dan Ariyanti (2011:9), tahapan atau proses pemberian
kredit adalah sebagai berikut:
1. Persiapan kredit (Credit preparation)
Kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk salingmengetahui
informasi dasar antara calon debitur dengan bank, terutama calon debitur
baru, biasanya dilakukan melalui wawancara atau cara lain.
2. Analisis atau penilaian kredit (Credit analysis / credit appraisal)
Dalam tahap ini diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha
atau proyek pemohon kredit.
3. Keputusan Kredit (Credit desicion)
Atas dasar laporan hasil analisis kredit, maka pihak dapat memutuskan
permohonan kredit tersebut layak untuk diberikan kredit atau tidak. Jika
tidak dapat diberikan, maka pemohon tersebut harus ditolak melalui surat
penolakan, bila pemohon layak diberikan, maka dituangkan dalam surat
keputusan kredit yang memuat beberapa persyaratan tertentu.
28
4. Pelaksanaan dan administrasi kredit (Credit realization & credit
administration)
Pada tahap ini kedua belah pihak (bank dan calon debitur) menandatangani
perjanjian kredit beserta lampiran-lampirannya.
5. Supervisi kredit & pembinaan debitur (Credit supervision & follow up)
Supervisi/pengawasan/pengendalian kredit dan pembinaan debitur pada
dasarnya ialah upaya pengamanan kredit yang telah diberikan oleh bank
dengan jalan terus memantau/memonitor dan mengikuti jalannya
perusahaan (secara langsung atau tidak langsung), serta memberikan
saran/nasihat dan konsultasi agar perusahaan/debitur berjalan baik sesuai
dengan rencana, sehingga pengembalian kredit akan berjalan dengan baik
pula.
2.1.2.7 Prinsip Pemberian Kredit
Dalam setiap pemberian kredit diperlukan adanya pertimbangan serta
kehatihatian agar kepercayaan yang merupakan unsur pertama dalam kredit benarbenar terwujud, sehingga kredit yang diberikan dapat mengenai sasaran dan
terjaminnya pengembalian kredit tersebut tepat pada waktunya sesuai dengan
perjanjian.
29
Menurut Kasmir (2013:136), tentang prinsip-prinsip pemberian kredit bank
secara sehat dinilai dengan prinsip 5C dan 7P sebagai berikut;
1. Prinsip pemberian kredit dengan Analisis 5C
1) Character
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar
belakang nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun
yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya,
keadaan keluarga, hobi. Ini semua merupakan ukuran “kemampuan”
membayar.
2) Chapacity
Untuk melihat kemampuan nasabah dalam bidang bisnis yang
dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur
dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan
pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan
bisnisnya.
3) Capital
Untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah
terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
4) Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat
fisik maupun non fisik.
30
5) Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang
dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing.
2. Sedangkan penilaian dengan 7P kredit adalah sebagai berikut:
1) Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya.
2) Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta
karakternya, sehingga nasabah dapat digolongkan ke dalam beberapa
golongan dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari
pihak bank.
3) Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah, tujuan pengambilan
kredit dapat bermacam-macam apakah untuk tujuan konsumtif,
produktif atau perdagangan.
4) Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek
atau sebaliknya.
31
5) Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian
kredit yang diperoleh.
6) Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba.
7) Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh
bank, tetapi melalui satu perlindungan. Perlindungan dapat berupa
jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
2.1.3. Tinjauan Mengenai Tingkat Kesehatan Bank
2.1.3.1 Pengertian Tingkat Kesehatan Bank
Menurut Kasmir (2013:41), tingkat kesehatan bank adalah kemampuan
suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan
mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai
dengan peraturan perbankan yang berlaku. Kesehatan bank mencakup kepentingan
semua pihak diantaranya pemilik bank, pengelola manajemen bank, Bank Indonesia
sebagai pengawas otoritas bank dan masyarakat selaku pengguna jasa.
Budi Santoso (2011) mengartikan tingkat kesehatan bank sebagai”
kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara
normal dan dapat memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara
yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.”
32
2.1.4. Tinjauan Mengenai Likuiditas
2.1.4.1 Pengertian Likuiditas
Likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar
kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi
permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar rasio ini semakin liquid
(Kasmir, 2013:315)
Menurut Rivai dkk. (2013:482), penilaian likuiditas merupakan penilaian
terhadap kemampuan bank untuk memelihara dan memenuhi kebutuhan likuiditas
yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. Bank dikatakan likuid
apabila mempunyai alat pembayaran berupa harta lancar lebih besar dibandingkan
dengan keseluruhan kewajiban lancarnya.
2.1.4.2 Jenis-Jenis Rasio Likuditas
Menurut Kasmir (2013:315), rasio likuiditas yang sering dipergunakan
dalam menilai kinerja suatu bank adalah sebagai berikut:
1. Quick Ratio
Quick Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban terhadap para deposan (pemilik simpanan giro,
tabungan dan deposito) yang dimiliki oleh suatu bank. Rumus untuk
mencari Quick Ratio sebagai berikut:
๐‘„๐‘ข๐‘–๐‘๐‘˜ ๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘ก๐‘–๐‘œ =
๐ถ๐‘Ž๐‘ โ„Ž ๐ด๐‘ ๐‘ ๐‘’๐‘ก๐‘ 
๐‘‹100%
๐‘‡๐‘œ๐‘ก๐‘Ž๐‘™ ๐ท๐‘’๐‘๐‘œ๐‘ ๐‘–๐‘ก
33
2. Investing Policy Ratio
Investing Policy Ratio merupakan kemampuan bank dalam melunasi
kewajiban kepada deposan dengan cara melikuidasi surat-surat berharga
yang dimilikinya. Rumus untuk mencari investing policy ratio sebagai
berikut:
๐ผ๐‘›๐‘ฃ๐‘’๐‘ ๐‘ก๐‘–๐‘›๐‘” ๐‘ƒ๐‘œ๐‘™๐‘–๐‘๐‘ฆ ๐‘…๐‘Ž๐‘ก๐‘–๐‘œ =
๐‘†๐‘’๐‘๐‘ข๐‘Ÿ๐‘–๐‘ก๐‘–๐‘’๐‘ 
๐‘‹100%
Total Deposit
3. Banking Ratio
Banking Ratio bertujuan mengukur tingkat likuiditas bank dengan
membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposan
yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas bank
semakin rendah tingkat likuiditas bank, karena jumlah dana yang digunakan
untuk membiayai kredit semakin kecil, demikian pula sebaliknya. Rumus
untuk mencari Banking ratio sebegai berikut:
๐ต๐‘Ž๐‘›๐‘˜๐‘–๐‘›๐‘” ๐‘…๐‘Ž๐‘ก๐‘–๐‘œ =
๐‘‡๐‘œ๐‘ก๐‘Ž๐‘™ ๐ฟ๐‘œ๐‘Ž๐‘›๐‘ 
๐‘‹100%
๐‘‡๐‘œ๐‘ก๐‘Ž๐‘™ ๐ท๐‘’๐‘๐‘œ๐‘ ๐‘–๐‘ก
4. Asset to loan ratio
Asset to loan ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang
disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Rumus untuk mencari
Asset to ratio sebagai berikut:
๐ด๐‘ ๐‘ ๐‘’๐‘ก ๐‘ก๐‘œ ๐‘™๐‘œ๐‘Ž๐‘› ๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘ก๐‘–๐‘œ =
34
๐‘‡๐‘œ๐‘ก๐‘Ž๐‘™ ๐ฟ๐‘œ๐‘Ž๐‘›๐‘ 
๐‘‹100%
๐‘‡๐‘œ๐‘ก๐‘Ž๐‘™ ๐ด๐‘ ๐‘ ๐‘’๐‘ก๐‘ 
5. Invensment Portofolio Ratio
Invensment Portofolio Ratio merupakan rasio untuk mengukur tingkat
likuiditas dalam investasi pada surat-surat berharga. Untuk menghitung
ratio ini perlu diketahui terlebih dahulu securities yang jatuh waktunya
kurang dari satu tahun, yang digunakan untuk menjamin deposito nasabah
jika ada.
6. Cash Ratio
Cash Ratio merupakan ratio untuk mengukur kemampuan bank melunasi
kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank
tersebut. Rumus untuk mencari Cash Ratio sebagai berikut:
๐ถ๐‘Ž๐‘ โ„Ž ๐‘…๐‘Ž๐‘ก๐‘–๐‘œ =
๐ฟ๐‘–๐‘˜๐‘ข๐‘–๐‘‘ ๐ด๐‘ ๐‘ ๐‘’๐‘ก
๐‘‹ 100%
๐‘†โ„Ž๐‘œ๐‘Ÿ๐‘ก ๐‘‡๐‘’๐‘Ÿ๐‘š ๐ต๐‘œ๐‘Ÿ๐‘Ÿ๐‘œ๐‘ค๐‘–๐‘›๐‘”
7. Loan To Deposito Ratio (LDR)
Loan To Deposito Ratio adalah mengukur rasio antar seluruh jumlah kredit
yang diberikan dengan dana yang diterima oleh bank. Ratio ini menunjukan
salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
๐ฟ๐‘œ๐‘Ž๐‘› ๐‘‡๐‘œ ๐ท๐‘’๐‘๐‘œ๐‘ ๐‘–๐‘ก ๐‘…๐‘Ž๐‘ก๐‘–๐‘œ =
Jumlah Kredit Yang Diberikan
๐‘‹100%
Total Dana Pihak Ketiga
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah Loan To Deposito Ratio
(LDR). Alasannya, Loan To Deposito Ratio (LDR) dapat menunjukan salah satu
penilaian likuiditas bank.
35
2.1.5 Tinjauan Mengenai Loan to Deposit Ratio (LDR)
Menurut Taswan (2010:167) Loan To Deposito Ratio (LDR) adalah
perbandingan kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. Menurut Surat
Edaran Bank Indonesia No 15/41/DKMP tanggal 1 Oktober 2013 tentang
pengertian Loan To Deposito Ratio (LDR) adalah rasio kredit yang diberikan
kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada
bank lain, terhadap DPK yang mencangkup giro, tabungan, dan deposito dalam
rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antara bank.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Loan To Deposito Ratio
(LDR) merupakan rasio keuangan hasil dari perbandingan antara jumlah kredit
yang disalurkan terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank
tersebut.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Loan To Deposito Ratio (LDR)
menurut Sudirman (2013) adalah sebagai berikut:
LDR =
๐ฝ๐‘ข๐‘š๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐พ๐‘Ÿ๐‘’๐‘‘๐‘–๐‘ก ๐‘Œ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐ท๐‘–๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘–๐‘˜๐‘Ž๐‘›
๐‘‹ 100%
๐ท๐‘Ž๐‘›๐‘Ž ๐‘ƒ๐‘–โ„Ž๐‘Ž๐‘˜ ๐พ๐‘’๐‘ก๐‘–๐‘”๐‘Ž
Dari rumus tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa total kredit yang
dimaksud merupakan jumlah besar kredit yang disalurkan bank kepada masyarakat.
Sedangkan total Dana Pihak Ketiga yang dimaksud adalah jumlah besar dana yang
dihimpun bank dari masyarakat (giro,tabungan, dan deposito).
36
2.1.6 Tinjauan Mengenai Non Performing Loan (NPL)
2.1.6.1 Pengertian Non Performing Loan (NPL)
Non Performing Loan (NPL) adalah kredit dimana terjadi cidera janji dari
seorang debitur. NPL merupakan suatu rasio yang digunakan untuk menghitung
risiko dari proses pembayaran kredit yang telah ditetapkan sesuai perjanjian.
Sehingga dapat diketahui adanya tunggakan atau ada potensi kerugian di
perusahaan debitur sehingga memiliki risiko di kemudian hari pada bank. (Rivai,
2013:125)
Non Performing Loan (NPL) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur resiko kredit yang diberikan bank kepada pihak debitur. Menurut Kasmir
(2016) bahwa:
“Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank
yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh
karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya
sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh
bank”.
2.1.6.2 Perhitungan Non Performing Loan (NPL)
Menurut Hanafi dan Halim (2012:331), untuk menghitung NPL
menggunakan rumus berikut:
๐‘๐‘ƒ๐ฟ =
Kredit non lancar
๐‘ฅ100%
Total Kredit
Kredit bermasalah adalah total keseluruhan kredit yang berada dalam
kolektibilitas kredit kurang lancar, diragukan, dan macet. Sedangkan total kredit
adalah keseluruhan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam dengan debitur
37
yang mewajibkan debitur untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
beserta bunganya (Manurung dan Raharja, 2009).
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16
Desember 2011, tentang Sistem Penilaian Kesehatan Bank Umum menentukan
nilai rasio NPL tidak boleh (diatas 5%) maka bank tersebut tidak sehat. NPL yang
tinggi menyebabkan menurunya laba yang akan diterima oleh bank.
2.1.7Tinjuan Mengenai Profitabilitas Bank
2.1.7.1 Pengertian Profitabilitas
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah
memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Untuk mengukur tingkat
keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas
atau rasio rentabilitas.
Menurut Munawir (2014:33), profitabilitas (profitability) menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Rentabilitas suatu perusahaan dengan mengukur kemampuan perusahaan
menggunakan aktiva produktif. Dengan membandingkan antara laba yang
diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan
tersebut.
Menurut Kasmir (2016:115), definisi rasio profitabilitas merupakan rasio
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Rasio ini
juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.
38
2.1.7.2 Jenis-jenis Profitabilitas Bank
Dalam menganalisis profitabilitas dapat diketahui sejauh mana kemampuan
suatu bank dalam menghasilkan keuntungan, baik yang berasal dari kegiatan
operasional maupun non operasional. Menurut Rivai (2013:480), jenis-jenis
profitabilitas terdiri dari:
1. Return On asset (ROA)
Menurut Kasmir (2016:201), Return on assets (ROA) merupakan rasio
antara laba sebelum pajak dengan total aset. Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan secara
keseluruhan. Rasio ROA adalah sebagai berikut:
ROA =
Laba setelah pajak
Rata − rata total aset
2. Return On Equity (ROE)
Menurut Kasmir (2013:137) Return On Equity (ROE) adalah rasio untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada
untuk mendapatkan net income.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan Return on equity (ROE) adalah
rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam
mendapatkan laba. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
ROE =
Laba Setelah Pajak
๐‘ฅ 100%
Modal Sendiri
39
3. Net Profit Margin (NIM)
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25
Oktober 2011, tentang Net Interest Margin (NIM) adalah perbandingan
antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata total aset produktifnya.
Suatu bank akan dikatakan sehat apabila memiliki NIM diatas 2%. Semakin
besar rasio ini maka pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola
bank pun akan meningkat, sehingga kemungkinan bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil. Rumusan rasio NIM adalah sebagai berikut:
NIM =
Laba setelah pajak
Rata − rata ๐‘’๐‘ž๐‘ข๐‘–๐‘ก๐‘ฆ
4. Beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/29/DKBU tanggal 31 Juli
tahun 2013 tentang Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) adalah “ Rasio yang nengukur tentang perbandingan beban operasi
terhadap pendapatan operasi untuk mengetahui tingkat efisiensi dan
kemampuan bank tersebut dalam menjalankan kegiatan operasionalnya
dngan membagi antara total beban operasinal dan total pendapatan
operasional yang dihitung
per posisi (tidak disetahunkan).” Rasio ini
dirumuskan:
Beban Operasional
BOPO = Pendapatan Operasional x 100%
40
2.1.7.3 Pengertian Return On Assets (ROA)
Pengertian mengenai Return on Assets (ROA) menurut beberapa ahli
sebagai berikut:
1. Menurut Dendawijaya (2009:53) menyatakan bahwa Return on Assets
(ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan
di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang
tersedia di dalam perusahaan.
2. Menurut Dendawijaya (2009:118), Return on Assets (ROA) adalah
perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total asset.
3. Menurut Kasmir (2013:201) Return on Assets (ROA) adalah rasio yang
menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. Selain itu, ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas
profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam
menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
4. Menurut Halim (2012:81) Return on Asset (ROA), rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset
yang tertentu.
Berdasarkan definisi menurut para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa Return On Assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan
untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
41
Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
Laba setelah pajak
ROA = Rata−rata total aset x 100%
2.1.7.4 Ketentuan Bank Indonesia Mengenai Return On Asset (ROA)
Ketentuan mengenai tingkat Return On Asset (ROA) yang harus dicapai
oleh bank ditetapkan oleh Bank Indonesia. Standar Return On Asset (ROA)
menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011
tentang Perubahan Tingkat Kesehatan Bank Umum,dapat dilihat pada Tabel 2.1
dibawah ini:
Tabel 2.1
Ketentuan Return On Asset (ROA)
Kriteria
Peringkat
Keterangan
1
Sangat Sehat
ROA ≥ 1,5%
2
Sehat
1,25%< ROA < 1,5%
3
Cukup Sehat
0,5%≤ ROA < 12,5%
4
Kurang Sehat
0%< ROA < 0,5%
5
Tidak Sehat
ROA ≤ 0%
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP
2.1.8. Penelitian Terdahulu
Adapun terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu, terkait dengan
penelitian yang diteliti sebagai referensi dalam penelitian ini. Hasil penelitian
tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2.
42
Tabel 2.2
Hasil Penelitian Terdahulu
No
1
Nama Penulis,
Tahun, Sumber
Ketut
Mustanda
(2016)
Jurnal
Manajemen Unud
Vol 5 No 5
2
Syarifuddin dan M.
Yamin Noch (2018)
Skripsi
3.
Wildan
Farhat
Pinasti
(2018)
Jurnal Nominal Vol
7 no 1
Judul Penelitian
Metode
Hasil Penelitian
Penelitian
Pengaruh
CAR, Analisis
1. Capital
Aquacy
LDR,
NPL regresi linier
Ratio(CAR) berpengaruh
Terhadap
ROA berganda
positif terhadap Return
Pada
Sektor
On Asset (ROA).
Perbankan Di Bursa
2. Non Performing Loan
Efek Indonesia.
(NPL)
berpengaruh
negatif terhadap Return
On Asset (ROA).
3. Loan Deposit Ratio
(LDR)
berpengaruh
positif terhadap Return
On Asset (ROA).
Pengaruh Capital
Analisis
1. Capital Aquacy Ratio
Adequacy
Ratio regresi linier
(CAR)
berpengaruh
(CAR),
berganda
positif terhadap Return
Non
Performing
On Asset (ROA).
Loan
2. Non Performing Loan
(NPL) dan Loan
(NPL)
berpengaruh
Deposite
Ratio
negatif terhadap Return
(LDR)
On Asset (ROA).
terhadap Return On
3. Loan Deposit Ratio
Asset (ROA) (Studi
(LDR)
berpengaruh
Kasus Pada Bank
positif terhadap Return
Umum
yang
On Asset (ROA).
terdaftar di
4. Variabel CAR, NPL, dan
Bursa
Efek
LDR secara simultan
Indonesia
berpengaruh signifikan
Periode 2012 terhadap ROA.
2015).
Pengaruh
CAR, Analisis
1. CAR
berpengaruh
BOPO, NPL, NIM, regresi linier
negatif
dan
tidak
dan LDR Terhadap berganda
signifikan
terhadap
Profitabilitas Bank
profitabilitas.
Umum
Periode
2. BOPO
berpengaruh
2011-2015
negatif dan signifikan
terhadap profitabilitas
3. NPL berpengaruh positif
dan tidak signifikan
terhadap profitabilitas
4. NIM berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
probitabilitas
43
No
Nama Penulis,
Tahun, Sumber
Judul Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
5. LDR
berpengagaruh
positif dan signifikan
terhadap profitabilitas
6. CAR, BOPO, NPL, NIM
dan LDR berpengaruh
terhadap profitabilitas
Sumber : Data diolah oleh Penulis, 2020.
2.2. Kerangka Pemikiran
Menurut Sugiyono (2013:60), mengemukakan bahwa kerangka berpikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka
berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel
independen dan dependen.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tanggal 10 November 1998
tentang perbankan pasal 1 ayat 2 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lain dengan tujuan untuk meningkatkan hidup orang banyak.
Menurut Kasmir (2016:85) , kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau
tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk
pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur)
dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan
perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan
kewajiban masing-masing pihak termasuk jangka waktu serta bunga yang telah
ditetapkan bersama.
44
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/11/PBI/2015 tanggal 25 Juni
2015 tentang giro wajib minimum bank umum dalam rupiah dan valuta asing bagi
bank umum konvensonal, bahwa Loan To Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio
kredit yang diberikan kepada pihak ketiga mencangkup giro, tabungan, dan
deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank.
Bank memiliki tujuan utama yaitu mencapai tingkat profitabilitas yang
maksimal dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Rasio profitabilitas
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha yang telah dicapai oleh bank
yang bersangkutan (Kasmir, 2013:327). Salah satu rasio profitabilitas yang
digunakan adalah Return On Asset (ROA) untuk pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin besar Loan To
Deposit Ratio (LDR) menunjukkan kemampuan bank yang baik dalam
menyalurkan kredit untuk memperoleh
pendapatan bunga. LDR yang tinggi
mengindikasikan semakin sedikit dana yang disimpan dalam bentuk investasi likuid
dan semakin meningkatnya dana yang disalurkan dalam bentuk kredit (aset likuid
memberikan tingkat pengembalian yang relatif lebih rendah) sehingga ROA yang
dihasilkan akan semakin tinggi..
Non Performing Loan (NPL) merupakan suatu rasio yang digunakan untuk
menghitung risiko dari proses pembayaran kredit yang telah ditetapkan sesuai
perjanjian. Sehingga dapat diketahui adanya tunggakan atau ada potensi kerugian
di perusahaan debitur sehingga memiliki risiko di kemudian hari pada bank. (Rivai,
2013:125)
45
Hasil penelitian yang dilakukan Ketut Mustanda (2016) LDR berpengaruh
positif terhadap ROA. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi rasio LDR atau
semakin rendah likuiditas suatu bank maka ROA yang dihasilkan suatu bank akan
semakin tinggi.
Hasil penelitian Syarifuddin dan M.Yamin Noch (2018) Non Performing
Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA).
Dengan
meningkatnya Non Performing Loan (NPL) akan semakin buruk kualitas kredit
bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, maka Return On
Assets (ROA) harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga
berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank. Kasmir (2014)
Sedangkan hasil penelitian Wildan Farhat Pinasti (2018) menyatakan bahwa
Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Return
On Assets (ROA).
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat ditarik sebuah kerangka pemikiran
dan penelitian. Berikut ini terdapat skema kerangka pemikiran yang menunjukan
hubungan antara variabel independen yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non
Performing Loan (NPL) terhadap variabel dependen yaitu Return On Assets (ROA).
46
Bank
Penghimpunan Dana
DPK 1
DPK 2
Penyediaan Jasajasa Lainnya
Penyaluran Dana
DPK 3
Kredit
LDR
Non
Kredit
NPL
Profitabilitas
ROA
ROE
NIM
BOPO
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Sumber : Data diolah oleh Penulis, 2020.
Keterangan:
= yang diteliti
= yang tidak diteliti
47
Loan To Deposit
Ratio (LDR)
(X1)
H1
Non Performing
Lian (NPL)
(X2)
H2
Return on Asset
(ROA)
(Y)
H3
Gambar 2.2
Paradigma Penelitian
Sumber : Data diolah oleh Penulis, 2020.
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2013:93), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah, di mana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karema jawaban yang diberikan baru
didasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data.
Berdasarkan kerangka penelitian diatas, maka penulis mengambil hipotesis
sebagai berikut:
1. Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL)
berpengaruh secara parsial terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank BNI
periode 2012-2019.
48
2. Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh
secara simultan terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank BNI periode
2012-2019.
49
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:38), pengertian objek penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah Loan To
Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA)
pada Bank BNI Periode 2012-2019.
3.1.1
Profil Singkat Bank BNI
Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (selanjutnya disebut “BNI” atau
“Bank”) pada awalnya didirikan di Indonesia sebagai Bank sentral dengan nama
“Bank Negara Indonesia” berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang No. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946. Selanjutnya, berdasarkan UndangUndang No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia
1946”, dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. Selanjutnya, peran BNI
sebagai Bank yang diberi mandat untuk memperbaiki ekonomi rakyat dan
berpartisipasi dalam pembangunan nasional dikukuhkan oleh UU No. 17 tahun
1968 tentang Bank Negara Indonesia 1946.
50
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1992, tanggal 29 April
1992, telah dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi Perusahaan
Perseroan Terbatas (Persero). Penyesuaian bentuk hukum menjadi Persero,
dinyatakan dalam Akta No. 131, tanggal 31 Juli 1992, dibuat di hadapan Muhani
Salim, S.H., yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.
73 tanggal 11 September 1992 Tambahan No. 1A.
BNI merupakan Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama yang
menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta
dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1996. Untuk memperkuat struktur keuangan
dan daya saingnya di tengah industri perbankan nasional, BNI melakukan sejumlah
aksi korporasi, antara lain proses rekapitalisasi oleh Pemerintah di tahun 1999,
divestasi saham Pemerintah di tahun 2007, dan penawaran umum saham terbatas di
tahun 2010.
Untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tanggal 16
Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar BNI telah dilakukan
penyesuaian. Penyesuaian tersebut dinyatakan dalam Akta No. 46 tanggal 13 Juni
2008 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, berdasarkan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Mei 2008 dan
telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.02-50609 tanggal 12 Agustus
2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 103
tanggal 23 Desember 2008 Tambahan No. 29015.
51
Perubahan terakhir Anggaran Dasar BNI dilakukan antara lain tentang
penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar sesuai dengan Akta No. 35 tanggal
17 Maret 2015 Notaris Fathiah Helmi, S.H. telah mendapat persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan surat
keputusan No. AHU-AH.01.03-0776526 tanggal 14 April 2015.
Saat ini, 60% saham-saham BNI dimiliki oleh Pemerintah Republik
Indonesia, sedangkan 40% sisanya dimiliki oleh masyarakat, baik individu maupun
institusi, domestik dan asing. BNI kini tercatat sebagai Bank nasional terbesar ke-4
di Indonesia, dilihat dari total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga.
Dalam memberikan layanan finansial secara terpadu, BNI didukung oleh sejumlah
perusahaan anak, yakni Bank BNI Syariah, BNI Multifinance, BNI Sekuritas, BNI
Life Insurance, dan BNI Remittance.
BNI menawarkan layanan penyimpanan dana maupun fasilitas pinjaman
baik pada segmen korporasi, menengah, maupun kecil. Beberapa produk dan
layanan terbaik telah disesuaikan dengan kebutuhan nasabah sejak kecil, remaja,
dewasa, hingga pensiun.
3.1.2
Visi dan Misi PT Bank BNI
1. Visi
Menjadi Lembaga Keuangan yang Unggul dalam Layanan dan Kinerja.
2. Misi
1) Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada
seluruh nasabah, dan selaku mitra pilihan utama.
2) Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
52
3) Menciptakan kondisi terbaik bagi karyawan sebagai tempat kebanggaan
untuk berkarya dan berprestasi.
4) Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab kepada lingkungan dan
komunitas.
5) Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang
baik.
3.1.3
Budaya Bank BNI
Budaya Kerja BNI "PRINSIP 46" merupakan tuntunan perilau insan BNI,
terdiri dari 4 (Empat) Nilai Budaya Kerja BNI :
1. Profesionalisme
2. Integritas
3. Orientasi Pelanggan
4. Perbaikan Tiada Henti
Setiap Nilai Budaya Kerja BNI memiliki Perilaku Utama yang merupakan
acuan bertindak bagi seluruh Insan BNI, 6 (enam) Perilaku Utama Insan BNI
adalah:
1. Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik
2. Jujur, Tulus dan Ikhlas
3. Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab
4. Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis
5. Senantiasa Melakukan Penyempurnaan
6. Kreatif dan Inovatif
53
3.1.4
Logo Bank BNI
Gambar 3.1
Logo Bank BNI
Sumber: www.bni.co.id
Logo “46” dan “BNI” mencerminkan tampilan yang modern dan dinamis.
Sedangkan penggunakan warna korporat baru memperkuat identitas tersebut. Hal
ini akan membantu BNI melakukan diferensiasi di pasar perbankan melalui
identitas yang unik, segar dan modern.
Huruf “BNI” dibuat dalam warna turquoise baru, untuk mencerminkan
kekuatan, otoritas, kekokohan, keunikan dan citra yang lebih modern. Huruf
tersebut dibuat secara khusus untuk menghasilkan struktur yang orisinal dan unik.
Angka 46 merupakan simbolisasi tanggal kelahiran BNI, sekaligus mencerminkan
warisan sebagai sebagai bank pertama di Indonesia. Dalam logo ini, angka “46”
diletakkan
secara
diagonal
menembus
kotak
menggambarkan BNI baru yang modern.
3.1.5 Kegiatan Usaha Bank BNI
1. Penghimpun dana (Funding) yang berupa:
1) BNI Taplus
2) BNI Taplus Bisnis
3) BNI Tappa
54
berwarna
jingga
untuk
4) BNI Taplus Muda
5) BNI Tapplus Muda Co-Brand
6) BNI Taplus Anak
7) BNI Taplus Anak Co-Brand
8) BNI Tapenas
9) BNI Pandai
10) BNI Dollar
11) BNI Haji
12) BNI Deposito
13) BNI Simpanan Pelajar
14) Tabanganku
2. Penyaluran dana (Lending), yang berupa:
1) BNI Griya
2) BNI Multiguna
3) BNI Fleksi
4) BNI Instant
5) BNI Fleksi Pensiun
3. Jasa-jasa lainnya (Service), yang berupa:
1) Pengiriman Uang
2) Kriling
3) Inkaso
4) Letter Of Credit
5) Bank Notes
6) Bank Garansi
55
7) Bank Draft
8) BNI Voucher Multiguna
9) Traveller’s Cheque
10) Safe Deposit Box
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:2), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan
hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data,
tujuan dan kegunaan.
3.2.1
Metode Yang Digunakan
Didalam melakukan penelitian ini jenis metode yang digunakan yakni
metode deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode ini akan diketahui
hubungan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan akan memperjelas
gambaran mengenai objek yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2014:147) metode deskriptif merupakan metode yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiamana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Sedangkan metode verifikatif menurut Sugiyono (2014:207), menjelaskan
bahwa metode penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas antara
variabel melalui suatu pengujian hipotesis melalui suatu perhitungan statistik
56
sehingga di dapat hasil pembuktian yang menunjukan hipotesis di tolak atau
diterima.
Analisis deskriptif dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Analisis deskriptif variabel independen, yaitu perkembangan Loan To
Deposit Ratio (LDR) PT Bank BNI periode 2012-2019.
2. Analisis deskriptif variabel independen, yaitu perkembangan Non
Performing Loan (NPL) PT Bank BNI periode 2012-2019.
3. Analisis deskriptif variabel dependen, yaitu perkembangan Return On Asset
(ROA) PT Bank BNI periode 2012-2019.
Adapun pendekatan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013:13), metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3.2.2
Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2013:63), pengertian variabel adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan judul penelitian yatitu pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR)
dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Assets (ROA), maka variabel
penelitiannya sebagai berikut:
57
1. Variabel Independen (X)
Menurut Sugiyono (2013:64), variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah: Loan To Deposit Ratio (X1) dan Non Performing Loan (X2).
2. Varibel Dependen (Y)
Menurut Sugiyono (2013:64), variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas
yang diukur dengan Return On Assets (ROA). Adapun penjabaran variabelvariabel tersebut ke dalam operasionalisasi variabel dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Konsep Variabel
Variabel
Independen
(X1)
Loan
To
Deposit
Ratio
(LDR)
Menurut Surat
Edaran Bank
Indonesia No
15/41/DKMP
tanggal 1 Oktober
2013 tentang
pengertian Loan To
Deposito Ratio
(LDR) adalah rasio
kredit yang
diberikan kepada
pihak ketiga dalam
rupiah dan valuta
58
Indikator
Skala
Perkembangan Loan To Deposit
Ratio (LDR) pada Bank BNI
periode 2012-2019
Rasio
LDR
๐ฝ๐‘ข๐‘š๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐พ๐‘Ÿ๐‘’๐‘‘๐‘–๐‘ก ๐‘Œ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐ท๐‘–๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘–๐‘˜๐‘Ž๐‘›
=
๐‘‹ 100%
๐ท๐‘Ž๐‘›๐‘Ž ๐‘ƒ๐‘–โ„Ž๐‘Ž๐‘˜ ๐พ๐‘’๐‘ก๐‘–๐‘”๐‘Ž
Variabel
Konsep Variabel
Indikator
asing, tidak
termasuk kredit
kepada bank lain,
terhadap DPK yang
mencangkup giro,
tabungan, dan
deposito dalam
rupiah dan valuta
asing, tidak
termasuk dana
antara bank.
Variabel
Non Performing Loan Perkembangan Non Performing
Independen (NPL) adalah kredit Loan (NPL) pada Bank BNI
(X2)
dimana terjadi cidera periode 2012-2019
Non
janji dari seorang
๐‘๐‘ƒ๐ฟ
Kredit non lancar
Performing debitur.
NPL
=
๐‘ฅ100%
Loan
merupakan
suatu
Total Kredit
(NPL)
rasio yang digunakan
untuk
menghitung
risiko dari proses
pembayaran
kredit
yang telah ditetapkan
sesuai
perjanjian.
Sehingga
dapat
diketahui
adanya
tunggakan atau ada
potensi kerugian di
perusahaan
debitur
sehingga
memiliki
risiko di kemudian
hari
pada
bank.
(Rivai, 2013:125)
Variabel
Dependen
(Y)
Return On
Asset
(ROA)
Menurut Kasmir
(2014:201), Return
on assets (ROA)
merupakan rasio
antara laba sebelum
pajak dengan total
aset. Rasio ini
digunakan untuk
mengukur
kemampuan bank
dalam memperoleh
59
Skala
Rasio
Perkembangan Return on Asset
(ROA) pada Bank BNI periode
2012-2019
Rasio
Rumus:
๐‘…๐‘‚๐ด
Laba SetbelumPajak
=
๐‘ฅ100%
Total Asset
Variabel
Konsep Variabel
Indikator
Skala
keuntungan secara
keseluruhan.
3.2.3 Populasi dan Teknik Pententuan Sampel
3.2.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2013:115), pengertian populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek untuk menjadi subjek yang menjadi
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank BNI yang ada
kaitannya dengan Loan To Depsoit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL)
Return On Assets (ROA).
3.2.3.2 Teknik Penentuan Sampel
Menurut Sugiyono (2013:1116), menyatakan bahwa sampel adalah bagian
dari populasi yang memiliki karakteristik yang sama. Teknik penentuan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2013:122), purposive sampling merupakan teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel.
Teknik purposive sampling dilakukan dengan memilik sampel dengan tujuan
tertentu sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
60
Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data pada laporan keuangan yang berhubungan dengan Loan To Deposit
Ratio (LDR) selama periode 2012-2019 pertriwulan.
2. Data pada laporan keuangan yang berhubungan dengan Non Performing
Loan (NPL) selama periode 2012-2019 pertriwulan.
3. Data pada laporan keuangan yang berhubungan dengan Return On Asset
(ROA) periode 2012-2019 pertriwulan.
3.2.3.3Jenis dan Sumber Data
Jenis data penelitian adalah salah satu faktor penting yang digunakan untuk
mempertimbangkan dalam penentuan metode pengumpulan data. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang
terdokumentasi dilakukan dengan mempelajari buku-buku perpustakaan yang
relevan dengan masalah yang diteliti.
Sumber data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah data
sekunder. Menurut Sugiyono (2011:137), sumber data sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui
orang lain atau melalui dokumen.
Data sekunder merupakan data mengenai laporan keuangan Bank BNI
periode 2012 sampai dengan 2019, yang terkait dengan Loan To Deposit Ratio
(LDR), Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA) diperoleh melalui
website resmi www.bni.co.id.
61
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiono (2013:401), teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan yaitu data
sekunder. Menurut Sugiyono (2013:137), sumber data sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung diberikan data kepada pengumpulan data kepada misalnya
melalui dokumen.
Dalam penelitian teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dasar-dasar teoritis ini diperoleh
dari sumber pustaka, literatur dan jurnal yang berhubungan dengan materi
yang diteliti.
2.
Studi Dokumentasi
Pengumpulan data dengan mempelajari dan mencatat data yang bersumber
dari data laporan keuangan bank, melalui situs resmi PT Bank BNI.
3.2.5
Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:147), analisis deskriptif variabel penelitian yaitu
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Analisis deskriptif penelitian dalam penelitian ini terdiri dari:
62
1. Analisis deskriptif variabel independent, yaitu perkembangan Loan To
Deposit Ratio (LDR) pada Bank BNI periode 2012-2019.
2. Analisis deskriptif variabel independent, yaitu perkembangan Non
Performing Loan (NPL) pada Bank BNI periode 2012-2019.
3. Analisis deskriptif variabel dependent, yaitu perkembangan Return On
Asset (ROA) pada Bank BNI periode 2012-2019.
3.2.6
Rancangan Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk menganalisis sejauh mana
Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap
Return On Asset (ROA), maka data yang terkumpul akan dianalisis dan diteliti
melalui metode pengumpulan data. Data yang berakaitan dengan variabel tersebut
dikumpulkan lalu diolah dengan menggunakan Statistic Program Social Science
(SPSS).
3.2.6.1
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada
agar dapat menentukan model analisis yang tepat. Data yang digunakan sebagai
model regresi berganda dalam menguji hipotesis haruslah menghindari
kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam residu model regresi
memiliki distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki data residu yang berdistribusi normal (Ghozali, 2013:160).
Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
63
uji Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS 26 for Windows. Dalam
penelitian inid engan menggunakan Alpha sebesar 5% (0,05). Dasar
pengambilan keputusannya adalah berdasarkan probabilitas (Asymptotic
Significance), yaitu :
•
Asymp.Syg< 0,05 = Distribusi tidak normal
•
Asymp.Syg> 0,05 = Distribusi normal
2. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2013:91), multikoliniearitas adalah persamaan regresi
berganda yaitu korelasi antara variabel-variabel bebas antara satu dengan
yang lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka
variabel-variabel tidak orthogonal. Untuk mengetahui apakah ada korelasi
diantara variabel-variabel bebas dapat diketahui dengan melihat dari
tolerance yang tinggi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya
multikoliniearitas dalam suatu model regresi dapat dilihat dari tolerance
inflaction factor (VIF). Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan bahwa:
1) Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam
model regresi.
2) Jika tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan ada
multikolinearitas antar variabel independen dan model regresi.
64
3. Uji Autokorelasi
Menurut Umar (2014:182) Uji autokorelasi dilakukan bertujuan untuk
mennguji apakah dalam model regresi linear terjadi hubungan yang kuat
positif maupun negative antar data yang ada pada variabel- variabel
penelitian. Cara untuk mengetahui adanya autokorelasi atau tidak adalah
dengan menggunakan pengujian Durbin-Watson (DW). Pengambilan
keputusan pada uji autokorelasi ini dapat dilihat sebagai berikut:
1) Nilai D-W dibawah -2 berati diindikasikan adanya autokorelasi positif.
2) Nilai D-W antara-2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada
autokorelasi.
3) Nilai D-W diatas 2 berarti diindikasikan ada autpkorelasi negativ.
4. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variansi dari residual 1 pengamatan ke
pengamatan lain. Situasi heterokedasitas akan menyebabkan penaksiran
koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat
menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya.
Untuk menguji ada tidaknya heterokedasitasitas, digunakan Uji Glesjer
dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Jika tingkat sign >0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas.
2) Jika tingkat sign <0,05 maka terjadi heterokedastisitas.
65
3.2.6.2. Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Sugiyono (2013:277), analisis regresi linier berganda digunakan
oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik
turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen
sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Analisis regresi
linier berganda akan dilakukan bila terdapat variabel independennya.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, dimana dua variabel merupakan
variabel independen (independent variable) yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR)
sebagai X1 dan Non Performing Loan (NPL) sebagai X2, serta satu variabel
dependen (dependent variable) yaitu Return On Asset (ROA) sebagai Y.
Persamaan regresi untuk dua prediktor adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan:
Y = Return On Assets (ROA)
a = Konstanta, yaitu nilai Y jika nila X=0
b = Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y yang
didasarkan variabel X
b1 = Koefisien regresi Loan To Deposit Ratio (LDR)
b2 = Koefisien regresi Non Performing Loan (NPL)
X1 = Loan To Deposit Ratio (LDR)
X2 = Non Performing Loan (NPL)
66
3.2.6.3 Analisis Koefisien Korelasi
Analisis koefisien korelasi digunakan untuk melihat seberapa kuat
hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Symbol dari besaran
korelasi adalah r yang disebut koefisien korelasi. Adapun pedoman untuk
memberikan interprestasi koefisien korelasi menurut Sugiyono (2013:184) adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Intreprestasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,0 - 0,199
Sangat Rendah
0,20 - 0,399
Rendah
0,40 - 0,599
Sedang
0,60 - 0,799
Kuat
0,80 - 1,00
Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2013:184)
3.2.6.4 Analisis Koefisien Determinasi
Menurut Sugiyono (2014:192) Pengujian koefisien determinasi merupakan
pengkuadratan dari nilai korelasi (R2 ), analisis ini digunakan untuk mengetahui
seberapa persen besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Jadi untuk mengetahui seberapa persen bersarnya hubungan antara Loan
To Deposit Ratio (X1) dan Non Performing Loan (X2) dengan Return On Asset
(ROA) pada PT Bank BNI periode 2012-2019, maka menggunakan analisis
67
koefisien determinasi yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien
korelasinya atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rumus: Kd = R2 x 100%
Keterangan:
Kd = Seberapa besar perubahan variabel Y dipengaruhi variabel X
R2 = Koefisien korelasi pangkat dua
3.2.6.5 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji-T)
Menurut Sugiyono (2013:259), menyatakan bahwa pengujian secara parsial
dilakukan untuk mengetahui signifikasi pengaruh variabel bebas secara parsial
terhadap variabel terikat. Dalam hal ini, variabel independennya yaitu Loan To
Deposit Ratio (LDR)
dan Non Performing Loan (NPL), sedangkan variabel
dependennya yaitu Return On Asset(ROA).
Untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas secara signifikan
terdapat hubungan dengan variabel terikat dilakukan uji t statistik dengan
melakukan hipotesis sebagai berikut:
1. Penetapan hipotesis operasional
1) Loan To Deposit Ratio (LDR)
H0 โˆถ β = 0 : Loan To Deposit Ratio (LDR) tidak berpengaruh signifikan
terhadap Return On Asset (ROA)
๐ป1 โˆถ ๐›ฝ ≠ 0 : Loan To Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara signifikan
terhadap Return On Assets (ROA)
68
2) Non Performing Loan (NPL)
H0 โˆถ β = 0 : Non Performing Loan (NPL) tidak berpengaruh signifikan
terhadap Return On Asset (ROA)
๐ป1 โˆถ ๐›ฝ ≠ 0 : Non Performing Loan (NPL) berpengaruh secara signifikan
terhadap Return On Asset (ROA)
2. Kaidah Keputusan
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima.
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak, atau Jika ๐‘กโ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘” > ๐‘ก๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ dan tโ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘” > -๐‘ก๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™, maka ๐ป0 ditolak (signifikan)
Jika ๐‘กโ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘” ≤ ๐‘ก๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ dan -๐‘กโ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘” ≥ -๐‘ก๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™, maka ๐ป0 diterima (tidak
signifikan)
Pada uji t, nilai probabilitas dapat dilihat pada hasil pengolahan dari
program SPSS pada tabel kolom sig atau signifikan.
Tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95%
dengan taraf nyata 5% (α = 0,05). Tingkat signifikan 0,05 atau 5% artinya
kemungkinan besar hasil penarikan kesimpulan memiliki probabilitas 95% atau
toleransi sebesar 5%.
3.2.6.6 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji-F)
Menurut Priyatno (2012:140), Uji f digunakan untuk mengetahui apakah
secara bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah secara simultan variabel Loan
To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan
69
atau tidak terhadap Return On Asset (ROA). Langkah-langkah pengujian uji f
adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan Hipotesis
H0 = 0 : Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL)
secara simultan tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
Ha ≠ 0 : Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL)
secara simultan berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
2. Menentukan Fhitung
3. Menentukan Ftabel
4. Kriteria pengujian
Jika Fhitung < Ftabel
Jika Fhitung > Ftabel
Berdasarkan signifikansi:
Jika Signifikansi > 0,05 maka H0 diterima
Jika Signifikansi < 0,05 maka Ha ditolak
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Dari hasil penelitian ini, analisis deskriptif variabel penelitian berguna
untuk menganalisis data mengenai perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR),
Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode
2012-2019. Pengolahan data dan pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan software SPSS 25.
4.1.1. Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Pada Bank BNI Periode
2012-2019
Menurut Taswan (2010:167) Loan To Deposito Ratio (LDR) adalah
perbandingan kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. Loan To Deposito
Ratio (LDR) merupakan rasio keuangan hasil dari perbandingan antara jumlah
kredit yang disalurkan terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank
tersebut.
Berikut adalah gambaran mengenai perkembangan Loan To Deposit Ratio
(LDR) yang bersumber dari Laporan Keuangan Bank BNI dari tahun 2012 sampai
dengan 2019 seperti pada Tabel 4.1 berikut:
71
Tabel 4.1
Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Pada Bank BNI Periode 20122019
Loan To Deposit Ratio (LDR)
Posisi (%)
Perkembangan (%)
I
74.36
II
73.61
-0.75
2012
III
76.82
3.21
IV
77.52
0.70
I
82.57
5.05
II
84
1.43
2013
III
84.69
0.69
IV
85.3
0.61
I
88.39
3.09
II
80.28
-8.11
2014
III
85.74
5.46
IV
87.81
2.07
I
87.76
-0.05
II
87.63
-0.13
2015
III
87.67
0.04
IV
87.77
0.10
I
87.97
0.20
II
91.4
3.43
2016
III
92.85
1.45
IV
90.41
-2.44
I
89.33
-1.08
II
88.93
-0.40
2017
III
87.86
-1.07
IV
85.58
-2.28
I
90.13
4.55
II
87.28
-2.85
2018
III
89.04
1.76
IV
88.76
-0.28
I
91.26
2.50
II
92.3
1.04
2019
III
96.57
4.27
IV
91.54
-5.03
Rata-Rata
86.66
0.55
Tertinggi
96.57
5.46
Terendah
73.61
-8.11
Sumber: Laporan Keuangan Pertriwulan Bank BNI Periode 2012-2019
Tahun
Triwulan
(Data Diolah, 2020)
72
Berdasarkan data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa Loan To Deposit
Ratio (LDR) pada Bank BNI periode 2012-2019 mengalami fluktuatif
perkembangan setiap triwulannya. Rata-rata Loan To Deposit Ratio (LDR) per
triwulan selama delapan periode sebesar 86.76%. Loan To Deposit Ratio (LDR)
tertinggi terjadi pada tahun 2019 triwulan ke-3 sebesar 96.57%. Sedangkan Loan
To Deposit Ratio (LDR) terendah terjadi pada tahun 2012 triwulan ke-2 sebesar
73.61%.
Pada tahun 2012 LDR mengalami fluktuasi. LDR terendah terdapat pada
triwulan ke-II yaitu 73.61% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya
sebesar -0,75%. LDR tertinggi terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 77.52%
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0.70%.
Pada tahun 2013 LDR mengalami fluktuasi. LDR terendah terdapat pada
triwulan ke-I yaitu 82.57% mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya
sebesar 5.05%. LDR tertinggi terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 85.3% mengalami
peningkatan sebesar 0.61%.
Pada tahun 2014 LDR mengalami fluktuasi. LDR terendah terdapat pada
triwulan ke-II yaitu 80.28% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya
sebesar -8.11%. LDR tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 88.39% mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 3.09%.
Pada tahun 2015 LDR mengalami fluktuasi. LDR terendah terdapat pada
triwulan ke-II yaitu 87.63% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya
sebesar -0.13%. LDR tertinggi terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 87.77%
mengalami peningkatan sebesar 0.10%.
73
Pada tahun 2016 LDR mengalami fluktuasi. LDR terendah terdapat pada
triwulan ke-I yaitu 87.97% mengalami peningkatan sebesar 0.20% dari triwulan
sebelumnya. LDR tertinggi terdapat pada triwulan ke-III yaitu 92.85% mengalami
peningkatan 1.45% dari triwulan sebelumnya.
Pada tahun 2017 LDR mengalami fluktuasi. LDR terendah terdapat pada
triwulan ke-IV yaitu 85.58% mengalami penurunan sebesar -2.28% dari triwulan
sebelumnya. LDR tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 89.33% mengalami
penurunan sebesar -1.08% dari triwulan sebelumnya.
Pada tahun 2018 LDR mengalami fluktuasi. LDR terendah terdapat pada
triwulan ke-IV yaitu 88.76% mengalami penurunan sebesar -0.28% dari triwulan
sebelumnya. LDR tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 90.13% mengalami
peningkatan sebesar 4.55% dari triwulan sebelumnya.
Pada tahun 2019 LDR mengalami fluktuasi. LDR terendah terdapat pada
triwulan ke-I yaitu 91.26% mengalami peningkatan sebesar 2.50% dari triwulan
sebelumnya. LDR tertinggi terdapat pada triwulan ke-III yaitu 96.57% mengalami
peningkatan sebesar 4.27% dari tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan perkembangan LDR per triwulan pada PT. Bank BNI
dari periode 2012 sampai dengan periode 2019 mengalami fluktuasi pada setiap
triwulannya. Dengan demikian Bank BNI periode 2012-2019 memiliki kondisi
LDR yang masih sesuai aturan, berdasarkan pada Peraturan Bank Indonesia
No.17/11/PBI Tahun 2015 tentang penilaian kesehatan Bank Umum ,menetapkan
bahwa maksimal LDR adalah sebesar 110%.
74
Untuk melihat perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) per triwulan
pada Bank BNI dari periode 2012 sampai dengan periode 2019 dapat dilihat dalam
bentuk grafik seperti terlihat pada Gambar 4.1 berikut:
8
6
4
2
0
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV
-2
-4
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
-6
-8
-10
Perkembangan LDR pada Bank BNI Periode 2012-2019
Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Pada Bank
BNI Periode 2012-2019
Sumber: (Data Diolah, 2020)
4.1.2. Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Pada Bank BNI Periode
2012-2019
Menurut (Rivai, 2013:125) Non Performing Loan (NPL) adalah kredit
dimana terjadi cidera janji dari seorang debitur. NPL merupakan suatu rasio yang
digunakan untuk menghitung risiko dari proses pembayaran kredit yang telah
ditetapkan sesuai perjanjian. Sehingga dapat diketahui adanya tunggakan atau ada
potensi kerugian di perusahaan debitur sehingga memiliki risiko di kemudian hari
pada bank.
75
2019
Menurut (Manurung dan Raharja, 2009) Kredit bermasalah adalah total
keseluruhan kredit yang berada dalam kolektibilitas kredit kurang lancar,
diragukan, dan macet. Sedangkan total kredit adalah keseluruhan penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu beserta bunganya.
Berikut adalah gambaran mengenai perkembangan Non Performing Loan
(NPL) yang bersumber dari Laporan Keuangan Bank BNI dari tahun 2012 sampai
dengan 2019 seperti pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Pada Bank BNI Periode 20122019
Tahun
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Triwulan
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
Non Performing Loan(NPL)
Posisi (%)
Perkembangan (%)
0.65
0.71
0.06
0.76
0.05
0.75
-0.01
0.96
0.21
0.71
-0.25
0.63
-0.08
0.55
-0.08
0.61
0.06
0.55
-0.06
0.52
-0.03
0.39
-0.13
0.47
0.08
0.78
0.31
0.63
-0.15
0.91
0.28
0.85
-0.06
0.66
-0.19
0.73
0.07
0.44
-0.29
0.56
0.12
0.66
0.10
0.79
0.13
76
Non Performing Loan(NPL)
Posisi (%)
Perkembangan (%)
IV
0.7
-0.09
I
0.76
0.06
II
0.94
0.18
2018
III
0.84
-0.10
IV
0.85
0.01
I
0.85
0.00
II
0.8
-0.05
2019
III
0.78
-0.02
IV
1.25
0.47
Rata-Rata
0.72
0.02
Tertinggi
1.25
0.47
Terendah
0.39
-0.29
Sumber: Laporan Keuangan Pertriwulan Bank BNI Periode 2012-2019
Tahun
Triwulan
(Data Diolah, 2020)
Berdasarkan data pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa Non Performing
Loan (NPL) pada Bank BNI periode 2012-2019 mengalami fluktuatif
perkembangan setiap triwulannya. Rata-rata Non Performing Loan (NPL) per
triwulan selama delapan periode sebesar 0.72%. Non Performing Loan (NPL)
tertinggi terjadi pada tahun 2019 triwulan ke-4 sebesar 1.25%. Sedangkan Non
Performing Loan (NPL) terendah terjadi pada tahun 2014 triwulan ke-4 sebesar
0.39%.
Pada tahun 2012 NPL mengalami fluktuasi. NPL terendah terdapat pada
triwulan ke-I yaitu 0.65%. NPL tertinggi terdapat pada triwulan ke-III yaitu 0.76%
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0.05%.
Pada tahun 2013 NPL mengalami fluktuasi. NPL terendah terdapat pada
triwulan ke-IV yaitu 0.55% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya
sebesar -0.08%. NPL tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 0.96% mengalami
peningkatan sebesar 0.21%.
77
Pada tahun 2014 NPL mengalami fluktuasi. NPL terendah terdapat pada
triwulan ke-IV yaitu 0.39% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya
sebesar -0.13%. NPL tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 0.61% mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0.06%.
Pada tahun 2015 NPL mengalami fluktuasi. NPL terendah terdapat pada
triwulan ke-I yaitu 0.47% mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya
sebesar 0.08%. NPL tertinggi terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 0.91% mengalami
peningkatan sebesar 0.28%.
Pada tahun 2016 NPL mengalami fluktuasi. NPL terendah terdapat pada
triwulan ke-IV yaitu 0.44% mengalami penurunan sebesar -0.29% dari triwulan
sebelumnya. NPL tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 0.85% mengalami
penurunan -0.06% dari triwulan sebelumnya.
Pada tahun 2017 NPL mengalami fluktuasi. NPL terendah terdapat pada
triwulan ke-I yaitu 0.56% mengalami peningkatan sebesar 0.12% dari triwulan
sebelumnya. NPL tertinggi terdapat pada triwulan ke-III yaitu 0.79% mengalami
peningkatan sebesar 0.13% dari triwulan sebelumnya.
Pada tahun 2018 NPL mengalami fluktuasi. NPL terendah terdapat pada
triwulan ke-I yaitu 0.76% mengalami peningkatan sebesar 0.06% dari triwulan
sebelumnya. NPL tertinggi terdapat pada triwulan ke-II yaitu 0.94% mengalami
peningkatan sebesar 0.18% dari triwulan sebelumnya.
78
Pada tahun 2019 NPL mengalami fluktuasi. NPL terendah terdapat pada
triwulan ke-III yaitu 0.78% mengalami penurunan sebesar -0.02% dari triwulan
sebelumnya. NPL tertinggi terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 1.25% mengalami
peningkatan sebesar 0.47% dari tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan perkembangan NPL per triwulan pada PT. Bank BNI
dari periode 2012 sampai dengan periode 2019 mengalami fluktuasi pada setiap
triwulannya. Dengan demikian Bank BNI periode 2012-2019 memiliki kondisi
NPL yang masih sesuai aturan, berdasarkan pada Peraturan Bank Indonesia
No.17/11/PBI Tahun 2015 tentang penilaian kesehatan Bank Umum ,menetapkan
bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) adalah sebesar 5%.
Untuk melihat perkembangan Non Performing Loan (NPL) per triwulan
pada PT. Bank BNI dari periode 2012 sampai dengan periode 2019 dapat dilihat
dalam bentuk grafik seperti terlihat pada Gambar 4.2 berikut:
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
TW I TW II TW IIITW IV TW I TW II TW IIITW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW IIITW IV
-0.1
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
-0.2
-0.3
-0.4
Perkembangan NPL Bank BNI Periode 2012-2019
Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Pada Bank
BNI Periode 2012-2019
Sumber: (Data Diolah, 2020)
79
4.1.3 Perkembangan Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 20122019
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah
memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Untuk mengukur tingkat
keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas
atau rasio rentabilitas.
Menurut Kasmir (2014:201), Return on assets (ROA) merupakan rasio antara
laba sebelum pajak dengan total aset. Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan.
Berikut adalah gambaran mengenai perkembangan Return On Asset (ROA)
yang bersumber dari Laporan Keuangan Bank BNI dari tahun 2012 sampai dengan
2019 seperti pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Perkembangan Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019
Tahun
2012
2013
2014
2015
2016
Triwulan
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
Return On Asset (ROA)
Posisi (%)
Perkembangan (%)
2.76
2.81
0.05
2.81
0.00
2.92
0.11
3.26
0.34
3.39
0.13
3.32
-0.07
3.36
0.04
3.28
-0.08
3.26
-0.02
3.32
0.06
3.49
0.17
3.55
0.06
1.48
-2.07
2.45
0.97
2.64
0.19
3.03
0.39
2.16
-0.87
80
Return On Asset (ROA)
Posisi (%)
Perkembangan (%)
III
2.51
0.35
IV
2.69
0.18
I
2.76
0.07
II
2.72
-0.04
2017
III
2.80
0.08
IV
2.75
-0.05
I
2.73
-0.02
II
2.73
0.00
2018
III
2.76
0.03
IV
2.78
0.02
I
2.68
-0.10
II
2.44
-0.24
2019
III
2.51
0.07
IV
2.42
-0.09
Rata-Rata
2.83
-0.01
Tertinggi
3.55
0.97
Terendah
1.48
-2.07
Sumber: Laporan Keuangan Pertriwulan Bank BNI Periode 2012-2019
Tahun
Triwulan
(Data Diolah, 2020)
Berdasarkan data pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa Return On Asset
(ROA) pada Bank BNI periode 2012-2019 mengalami fluktuatif perkembangan
setiap triwulannya. Rata-rata Return On Asset (ROA) per triwulan selama delapan
periode sebesar 2.83%. Return On Asset (ROA) tertinggi terjadi pada tahun 2015
triwulan ke-1 sebesar 3.55%. Sedangkan Return On Asset (ROA) terendah terjadi
pada tahun 2015 triwulan ke-2 sebesar 1.48%.
Pada tahun 2012 ROA mengalami fluktuasi. ROA terendah terdapat pada
triwulan ke-I yaitu 2.76%. ROA tertinggi terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 2.92%
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0.11%.
Pada tahun 2013 ROA mengalami fluktuasi. ROA terendah terdapat pada
triwulan ke-I yaitu 3.26% mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya
sebesar 0.34%. ROA tertinggi terdapat pada triwulan ke-II yaitu 3.39% mengalami
peningkatan sebesar 0.13%.
81
Pada tahun 2014 ROA mengalami fluktuasi. ROA terendah terdapat pada
triwulan ke-II yaitu 3.26% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya sebesar
-0.02%. ROA tertinggi terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 3.49% mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0.17%.
Pada tahun 2015 ROA mengalami fluktuasi. ROA terendah terdapat pada
triwulan ke-II yaitu 1.48% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya sebesar
-2.07%. ROA tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 3.55% mengalami
peningkatan sebesar 0.06%.
Pada tahun 2016 ROA mengalami fluktuasi. ROA terendah terdapat pada
triwulan ke-II yaitu 2.16% mengalami penurunan sebesar -0.87% dari triwulan
sebelumnya. ROA tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 3.03% mengalami
peningkatan 0.39% dari triwulan sebelumnya.
Pada tahun 2017 ROA mengalami fluktuasi. ROA terendah terdapat pada
triwulan ke-II yaitu 2.72% mengalami penurunan sebesar -0.04% dari triwulan
sebelumnya. ROA tertinggi terdapat pada triwulan ke-III yaitu 2.80% mengalami
peningkatan sebesar 0.08% dari triwulan sebelumnya.
Pada tahun 2018 ROA mengalami fluktuasi. ROA terendah terdapat pada
triwulan ke-I dan triwulan ke-II yaitu 2.73% mengalami penurunan sebesar -0.02%
dari triwulan sebelumnya. ROA tertinggi terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 2.78%
mengalami peningkatan sebesar 0.02% dari triwulan sebelumnya.
Pada tahun 2019 ROA mengalami fluktuasi. ROA terendah terdapat pada
triwulan ke-IV yaitu 2.42% mengalami penurunan sebesar -0.09% dari triwulan
sebelumnya. ROA tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 2.68% mengalami
penurunan sebesar -0.10% dari tahun sebelumnya.
82
Secara keseluruhan perkembangan ROA per triwulan pada Bank BNI dari
periode 2012 sampai dengan periode 2019 mengalami fluktuasi pada setiap
triwulannya. Dengan demikian Bank BNI periode 2012-2019 memiliki kondisi
ROA yang masih sesuai aturan, berdasarkan pada Peraturan Bank Indonesia
No.17/11/PBI Tahun 2015 tentang penilaian kesehatan Bank Umum dengan
Mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba..
Untuk melihat perkembangan Return On Asset (ROA) per triwulan pada
Bank BNI dari periode 2012 sampai dengan periode 2019 dapat dilihat dalam
bentuk grafik seperti terlihat pada Gambar 4.3 berikut:
1.5
1
0.5
0
TW I TW II TW III TW TW I TW II TW III TW TW I TW II TW III TW TW I TW II TW III TW TW I TW II TW III TW TW I TW II TW III TW TW I TW II TW III TW TW I TW II TW III TW
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
-0.5
-1
-1.5
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
-2
-2.5
Perkembangan ROA Bank BNI Periode 2012-2019
Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI
Periode 2012-2019
Sumber: (Data Diolah, 2020)
83
4.2. Analisis Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan
(NPL) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 20122019
Untuk mengetahui pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non
Performing Loan (NPL) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode
2012-2019 dilakukan pengujian dengan analisis data menggunakan pengujian
asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi,
dan uji heterokedastisitas, kemudian dilanjutkan dengan pengujian analisis regresi
linier berganda, analisis koefisien korelasi, analisis koefisien determinasi, uji
parsial ( t ) dan uji simultan ( F ). Untuk mempermudah pengolahan data, maka
digunakan aplikasi software computer IBM SPSS Statistics 25.
4.2.1
Uji Asumsi Klasik
Menurut Purnomo (2016:107), uji asumsi klasik digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya normalitas residual, multikolinearitas, autokorelasi dan
heteroskedastisitas pada model regresi. Model regresi linier dapat disebut sebagai
model yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi klasik yaitu data
residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinearitas, autokorelasi dan
heteroskedastisitas.
4.2.1.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2018:161), uji normalitas digunakan untuk menguji
apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang
84
terdistribusi secara normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu:
1) Metode Grafik
Uji normalitas residual dengan metode grafik yaitu dengan melihat
penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of
Regression Standarized Residual. Sebagai dasar pengambilan keputusannya,
jika titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai
residual tersebut telah normal.
Gambar 4.4
Uji Normalitas dengan P-Plot
Sumber: Output IBM SPSS v.25 2020
Berdasarkan grafik pada Gambar 4.4 dapat diketahui bahwa titik-titik
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, yang artinya
bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi secara normal.
2) Metode Statistik
Menurut Ghozali (2018:163) uji normalitas dengan grafik dapat
menyesatkan jika tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal
secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji
85
grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik untuk menguji normalitas
residual bisa dengan menggunakan Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov
(K-S). Dasar pengambilan keputusan dalam menggunakan pengujian ini
dengan melihat nilai signifikan, apabila nilai signifikan > 5% (0.05) maka
data residual terdistribusi normal. Hasil uji One Sample Kolmogrov-Smirnov
(K-S) dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji One Sample Kolmogrov-Smirnov (K-S)
Sumber: Output IBM SPSS v.25 2020
Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas menggunakan uji
One Sample Kolmogrov-Smirnov (K-S) menunjukkan level signifikansi sebesar
0.200 > 0.05 yang berarti bahwa data residual terdistribusi normal.
4.2.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar
variabel independen dalam model regresi. Beberapa metode uji multikolinearitas
yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Infaction Factor (VIF) pada
86
model regresi atau dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual
(๐‘Ÿ 2 ) dengan nilai determinasi secara serentak (๐‘… 2 ) (Priyatno, 2012:151)
Tabel 4.5
Uji Multikoliniearitas dengan Tolerance Value dan VIF
Sumber: Output IBM SPSS v.25 2020
Berdasarkan data pada Tabel 4.5 LDR dan NPL memiliki tolerance sebesar
0.981 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1.019 < 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi gejala multikolinearitas di antara kedua variabel independen.
4.2.1.3 Uji Autokorelasi
Menurut Priyatno (2012:172), autokorelasi adalah keadaan dimana pada
model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual periode
sebelumya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat masalah
autokorelasi. Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
autokorelasi Durbin Watson (D-W). Kriteria dalam penelitian menggunakan uji
autokorelasi Durbin Watson (D-W) yaitu:
1) Nilai Durbin Watson (D-W) < (-2): Adanya autokorelasi positif
2) Nilai Durbin Watson (D-W) antara (-2) sampai (+2): Tidak ada autokorelasi
3) Nilai Durbin Watson (D-W) > (+2): Adanya autokorelasi negatif
87
Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Output IBM SPSS v.25 2020
Berikut ini merupakan hasil uji autokorelasi dengan melihat nilai output
Durbin Watson sebesar 1.412 yang berada di antara -2 dan 2, maka dapat
disimpulkan model regresi yang digunakan bebas dari gangguan atau tidak terjadi
autokorelasi
4.2.1.4 Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2018:137) uji heterokedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pegamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika variabel independen secara
statistik
mempengaruhi
variabel
dependen,
maka
ada
indikasi
terjadi
heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
hetereskedastisitas, salah satunya melalui uji Glejser yang penulis gunakan dalam
penelitian ini. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 4.7
berikut ini:
88
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Output IBM SPSS v.25 2020
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa variabel independen yang
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolut Ut
(AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat
kepercayaan (> 5%). Jadi dapat disimpulkan artinya penelitian tersebut tidak terjadi
heteroskedastisitas.
4.2.2
Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Sugiyono (2019:323), analisis regresi ganda digunakan oleh
peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaaan (naik turunnya)
variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai
faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda
akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2. Pada penelitian ini
terdapat tiga variabel, yang terdiri dari dua variabel independen (variabel bebas)
yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR) sebagai X1 dan Non Performing Loan (NPL)
sebagai X2 serta satu variabel dependen (variabel terikat) yaitu Return On Asset
(ROA) sebagai Y.
89
Hasil pengujian data untuk menganalisis regresi linier berganda dapat
dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Sumber : Output IBM SPSS v.25 2020
Berdasarkan Tabel 4.8 hasil pengujian data untuk regresi linier berganda
dapat dirumuskan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 5.305 + 0.321 (๐— ๐Ÿ ) - 0.928 (๐— ๐Ÿ )
Keterangan:
Y = Return On Asset (ROA),
X1 = Loan To Deposit Ratio (LDR)
X2 = Non Performing Loan (NPL)
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa:
(1) Nilai konstanta (a) sebesar 5.305 yang artinya apabila Loan To Deposit Ratio
(LDR) (X1 ) dan Non Performing Loan (NPL) (X2 ) memiliki nilai nol (0) maka
nilai Return On Asset (ROA) sebesar 5.305.
(2) Nilai Loan To Deposit Ratio (LDR) memiliki koefisien 0.321 yang artinya
memiliki nilai positif. Hal ini menunjukan hubungan positif (searah) antara
Loan To Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA) (Y).
90
(3) Nilai Non Performing Loan (NPL) (X2) yang dihasilkan data tersebut memiliki
koefisien -0.928 yang artinya memiliki nilai negatif (tidak searah) antara Non
Performing Loan (NPL) (X2) terhadap Return On Asset (ROA) (Y).
4.2.3
Analisis Koefisien Korelasi
Analisis koefisien korelasi digunakan untuk melihat seberapa kuat arah
hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis koefisien
korelasi memiliki beberapa metode dalam melakukan perhitungan. Salah satu
metode yang digunakan penulis untuk melakukan perhitungan koefisien korelasi
dalam penelitian ini yaitu metode Pearson Product Moment.
Hasil perhitungan analisis koefisien korelasi menggunakan metode Pearson
Product Moment dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9
Hasil Analisis Koefisien Korelasi
(Sumber: Output IBM SPSS v.25 2020)
Pada Tabel 4.9 dapat disimpukan bahwa data yang diolah menghasilkan
koefisien korelasi (R) sebesar 0.481 yang artinya Loan To Deposit Ratio (LDR)
(๐‘‹1) dan Non Performing Loan (NPL) (๐‘‹2 ) berpengaruh positif dan sedang terhadap
Return On Asset (ROA) (Y) karena memiliki nilai antara 0.40 – 0.599.
91
4.2.4
Analisis Koefisien Determinasi
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur atau mengetahui seberapa besar
perkembangan variabel dependen Return On Asset (ROA) (Y) yang disebabkan
oleh variabel independen Loan To Deposit Ratio (LDR) (X1 ) dan Non Performing
Loan (NPL) (X 2 ). Berikut hasil perhitungan analisis koefisien determinasi seperti
yang terlihat pada Tabel 4.10:
Tabel 4.10
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Sumber: Output IBM SPSS v.25 2020
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada Tabel 4.10 menunjukkan
bahwa koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.232 atau 23.2% artinya variabel
dependen Return On Asset (ROA) (Y) dipengaruhi oleh variabel independen Loan
To Deposit Ratio (LDR) (X1 ) dan Non Performing Loan (NPL) (X2 ) sebesar 54%,
sedangkan sisanya yaitu sebesar 76.8% (1-๐‘… 2 ) dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti.
4.2.5
Pengujian Secara Parsial ( Uji t )
Menurut Ghozali (2018:179) uji parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam
hal ini, variabel independennya yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non
92
Performing Loan (NPL) sedangkan variabel dependennya yaitu Return On Asset
(ROA). Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial Loan To Deposit
Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh atau tidak terhadap
tingkat Return On Asset (ROA). Hasil uji parsial (uji t) dapat dilihat pada Tabel
4.11 berikut ini:
Tabel 4.11
Hasil Uji Parsial
(Sumber: Output IBM SPSS v.25 2019)
Langkah-langkah pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:
1. Pengujian koefisien variabel Loan To Deposit Ratio (LDR) ( X1 ) pada PT Bank
BNI Periode 2012-2019
1) Merumuskan Hipotesis
H0 : Loan To Deposit Ratio (LDR) ( X1 ) secara parsial tidak berpengaruh
terhadap tingkat Return On Asset (ROA).
Ha โˆถ Loan To Deposit Ratio (LDR) ( X1 ) secara parsial berpengaruh
terhadap tingkat Return On Asset (ROA).
2) Menentukan t hitung
Dari output didapat t hitung sebesar 2.564 dan signifikansi 0.029.
3) Menentukan t tabel
93
t tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi
0.05
2
= 0.025
dengan derajat kebebasan df = n-k-l atau 32-2-1 = 29, hasil diperoleh untuk
t tabel sebesar 2.045 (l ihat lampiran tabel)
4) Kriteria Pengujian
1. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima.
2. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak.
3. Jika signifikansi > 0.05 maka H0 diterima.
4. Jika signifikansi < 0.05 maka H0 ditolak.
5) Membuat Kesimpulan
Nilai -t hitung > -t tabel (2.564 > 2.045), maka H0 ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara parsial Loan To Deposit Ratio (LDR)
berpengaruh positif terhadap tingkat Return On Asset (ROA) pada PT Bank
BNI Periode 2012-2019.
2. Pengujian koefisien variabel Non Performing Loan (NPL) ( X2 )
1) Merumuskan Hipotesis
Menghitung uji t (t-test) dengan rumus sebagai berikut:
H0 : Non Performing Loan (NPL) ( X2 ) secara parsial tidak berpengaruh
terhadap tingkat Return On Asset (ROA)
di Indonesia.
Ha : Non Performing Loan (NPL) ( X2 ) secara parsial berpengaruh terhadap
tingkat Return On Asset (ROA) di
Indonesia.
2) Menentukan t hitung
94
Dari output di dapat t hitung sebesar -2.270 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.031.
3) Menentukan t tabel
t tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi
0.05
2
= 0.025 dengan
derajat kebebasan df = n – k – l atau 32-2-1 = 29, diperoleh hasil untuk t tabel
sebesar 2.045 (lihat lampiran tabel)
4) Kriteria Pengujian
1. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima
2. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak
3. Jika signifikansi > 0.05 maka H0 diterima
4. Jika signifikansi < 0.05 maka H0 ditolak
5) Membuat Kesimpulan
Nilai t hitung > t tabel (-2.270 > -2.045), maka H0 ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara parsial Non Performing Loan (NPL) berpengaruh
negatif terhadap tingkat Return On Asset (ROA) pada PT Bank BNI Periode
2012-2019.
4.2.6
Pengujian Secara Simultan (Uji F)
Menurut Ghozali (2018:179) uji statistik F digunakan untuk mengetahui
apakah variabel independen secara bersama-sama atau joint mempengaruhi
variabel dependen. Uji F juga menunjukkan ada atau tidaknya pengaruh secara
simultan (bersama-sama) yang diberikan variabel independen (X) terhadap variabel
dependen (Y). Dasar pengambilan keputusan dalam menggunakan pengujian secara
simultan (Uji F) adalah sebagai berikut:
95
1. Jika nilai signifikansi < 0.05 atau ๐นโ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘” > ๐น๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ maka terdapat pengaruh
variabel (X) secara simultan terhadap variabel dependen (Y).
2. Jika nilai signifikansi > 0.05 atau ๐นโ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘” < ๐น๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ maka tidak terdapat pengaruh
variabel independen (X) secara simultan terhadap variabel dependen (Y).
Untuk memperoleh nilai ๐น๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ dilakukan perhitungan dengan rumus F (k,n-k).
k merupakan jumlah variabel independen dan n merupakan jumlah sampel.
Sehingga dapat diperoleh nilai ๐น๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ sebagai berikut:
F (2;32 – 2) = F (2;30) = 3,32
Adapun dengan melakukan perhitungan menggunakan uji F dapat diperoleh
hasil perhitungan pada Tabel 4.12 berikut ini:
Tabel 4.12
Hasil Uji Secara Simultan
Sumber: Output IBM SPSS v.25 2020
Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 4.368 dan
nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan membandingkan nilai ๐นโ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘” dengan
๐น๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
๐นโ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘” > ๐น๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ (4.368 > 3.32)
Signifikansi 0.022 < 0.05
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independen (X)
yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh
96
terhadap variabel dependen (Y) yaitu tingkat Return On Asset (ROA) pada PT Bank
BNI Periode 2012-2019.
4.3. Pembahasan Analisis
4.3.1. Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) Terhadap Return On Asset
(ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019
Berdasarkan hasil analisis regresi didapatkan nilai sebesar 0.321. Ini
menunjukkan bahwa semakin meningkatnya variabel Loan To Deposit Ratio
(LDR), maka akan meningkatkan Return On Asset (ROA). Hal ini dapat dilihat dari
hasil uji hipotesis yang menunjukkan pengaruh antara Loan To Deposit Ratio
(LDR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA) dinyatakan dengan
statistik uji t lebih besar dibandingkan t tabel (2.564 > 2.045). Hal ini menunjukkan
bahwa Loan To Deposit Ratio (LDR) menunjukkan kemampuan bank yang baik
dalam menyalurkan kredit untuk memperoleh pendapatan bunga. LDR yang tinggi
mengindikasikan semakin sedikit dana yang disimpan dalam bentuk investasi likuid
dan semakin meningkatnya dana yang disalurkan dalam bentuk kredit (aset likuid
memberikan tingkat pengembalian yang relatif lebih rendah) sehingga ROA yang
dihasilkan akan semakin tinggi.
Hasil penelitian yang dilakukan Ketut Mustanda (2016) LDR berpengaruh
positif terhadap ROA. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi rasio LDR atau semakin
rendah likuiditas suatu bank maka ROA yang dihasilkan suatu bank akan semakin
tinggi.
Namun hasil penelitian ini tidak berbanding lurus dengan penelitian yang
dilakukn oleh Ratnawati (2013) mengenai Analisis rasio keuangan tahun 2007-
97
2011 pada Bank Umum di Indonesia yang menunjukkan bahwa LDR berpengaruh
negatif dan tidak signifikan.
4.3.2. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) Terhadap Return On Asset
(ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019
Berdasarkan hasil analisis regresi didapatkan nilai sebesar -0.928. Ini
menunjukkan bahwa semakin meningkatnya variabel Non Performing Loan (NPL),
maka tingkat Return On Asset (ROA) akan mengalami penurunan. Hal ini dapat
dilihat dari hasil uji hipotesis yang menunjukkan pengaruh antara Non Performing
Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA) dinyatakan
dengan statistik uji -t lebih kecil dibandingkan -t tabel (-2.270 < -2.045). Hal ini
menunjukkan
bahwa
semakin
besar
perusahaan
perbankan
melakukan
operasionalnya terutama dalam pencairan kredit bertambahnya resiko yang muncul
akibat semakin kompleksnya kegiatan perbankan adalah munculnya
Non
Performing Loan (NPL) yang semakin besar. Selain itu juga kaitannya dengan
Return On Asset (ROA), dengan besarnya Non Performing Loan (NPL) perusahaan
perbankan dapat diartikan bahwa perusahaan memiliki resiko kredit macet yang
besar dari pencairan kreditnya sehingga dapat berpengaruh negatif pada Return On
Asset (ROA) di perusahaan tersebut.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Syarifuddin dan
M.Yamin Noch (2018) Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap
Return On Asset (ROA). Dengan meningkatnya Non Performing Loan (NPL) akan
semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah
semakin besar, maka Return On Assets (ROA) harus menanggung kerugian dalam
98
kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA)
yang diperoleh bank.
Sedangkan hasil penelitian Wildan Farhat Pinasti (2018) menyatakan bahwa
Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Return
On Assets (ROA).
4.3.3. Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan
(NPL) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 20122019
Dari data-data yang didapatkan mengenai Loan To Deposit Ratio (LDR),
Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA) dapat diketahui bahwa
variabel-variabel tersebut mempunyai hubungan, dengan kata lain Loan To Deposit
Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh Terhadap Return On
Asset (ROA). Hasil penelitian regresi menunjukkan bahwa Loan To Deposit Ratio
(LDR) dan Non Performing Loan (NPL) memiliki pengaruh secara simultan
terhadap Return On Asset (ROA). Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non
Performing Loan (NPL) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan
terhadap Return On Asset (ROA), hal ini dilihat dari Fhitung = 4.368 > Ftabel =3.32.
Besarnya pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL)
terhadap Return On Asset (ROA) dilihat dari besarnya Koefisien Determinasi (RSquare) secara bersama-sama (simultan) yang didapatkan yaitu sebesar 23.2%.
Sisanya pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diteliti adalah sebesar 76.8% yaitu
merupakan pengaruh faktor lain diluar Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non
Performing Loan (NPL). Faktor-faktor lain yang mempengaruhi Return On Asset
99
(ROA) antara lain Net Interest Margin (NIM), Biaya Beban Operasional, Capital
Adequency Ratio (CAR) dan lainnya.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggrainy Putri
Ayuningrum (2018) yang menggunakan variabel Independen Loan To Deposit
Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) menunjukan hasil memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) sebagai variabel
dependennya.
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan yang telah penulis
lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh
Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loans terhadap Return On Asset adalah
sebagai berikut:
1. a. Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) padaBank BNI periode 2012
-2019 fluktuatif. Rata-rata Loan To Deposit Ratio (LDR) per triwulan
selama delapan periode sebesar 86.76%. Loan To Deposit Ratio (LDR)
tertinggi terjadi pada tahun 2019 triwulan ke-3 sebesar 96.57%. dan Loan
To Deposit Ratio (LDR) terendah terjadi pada tahun 2012 triwulan ke-2
sebesar 73.61%.
b. Perkembangan Non Performing Loan (NPL) pada Bank BNI periode 20122019 fluktuatif. Rata-rata Non Performing Loan (NPL) per triwulan selama
delapan periode sebesar 0.72%. Non Performing Loan (NPL) tertinggi
terjadi pada tahun 2019 triwulan ke-4 sebesar 1.25%. Sedangkan Non
Performing Loan (NPL) terendah terjadi pada tahun 2014 triwulan ke-4
sebesar 0.39%.
c. Perkembangan Return On Asset (ROA) pada Bank BNI periode 2012-2019
fluktuatif. Rata-rata Return On Asset (ROA) per triwulan selama delapan
periode sebesar 2.83%. Return On Asset (ROA) tertinggi terjadi pada tahun
101
2015 triwulan ke-1 sebesar 3.55%. Sedangkan Return On Asset (ROA)
terendah terjadi pada tahun 2015 triwulan ke-2 sebesar 1.48%.
2. Secara parsial Loan to Deposit Ratio berpengaruh positif terhadap Return On
Asset yang berarti bahwa semakin meningkatnya variabel Loan To Deposit
Ratio (LDR), maka akan meningkatkan Return On Asset (ROA). Sedangkan
Non Performing Loans memiliki pengaruh negatif terhadap Return On Asset
yang berarti bahwa semakin meningkatnya variabel Non Performing Loan
(NPL), maka tingkat Return On Asset (ROA) akan mengalami penurunan.
3. Secara simultan Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loans berpengaruh
secara signifikan terhadap Return On Asset. Hal ini menandakan bahwa
semakin terjadinya perubahan Loan to Deposit Ratio dan Non Performing
Loans akan berdampak pada Return On Asset di perusahaan tersebut.
5.1.1
Saran
1. Seperti yang sudah dijelaskan pada kesimpulan Loan To Deposit Ratio
(LDR) pada Bank BNI mengReturalami perubahan yang fluktuatif.
Diharapkan Bank BNI sebaiknyameningkatkan kegiatan perkreditan
dengan lebih baik lagi agar perubahan tingkat LDR bisa meningkat
sesuai dengan aturan yang berlaku.
2. Non Performing Loan (NPL) pada Bank BNI berada pada kriteria sehat
sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/2/PBI/2013.
Diharapkan Bank BNI dapat menurunkan tingkat Non Performing Loan
(NPL) dengan cara meminimalisir kredit yang bermasalah.
102
3. Return On Asset (ROA) pada Bank BNI mengalami perubahan yang
fluktuatif setiap tahunnya. Diharapkan Bank BNI dapat memperoleh
laba atau keuntungan yang maksimal. Untuk mengukur tingkat
keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio
profitabilitas atau rasio rentabilitas.
4. Variabel dalam penelitian ini adalah Loan Deposit To Ratio (LDR) dan
Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA)
memperoleh hasil korelasi sebesar 0.481 dan koefisien determinasi
sebesar 23,2%. Diharapkan untuk peneliti berikutnya dapat menemukan
faktor lain diluar penelitian ini.
103
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 Tentang Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Bank Indonesia Nomor 17/11/PBI/2015 Tentang Giro Wajib Minimum Bank
Umum Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional.
Budisantoso. T. & Nuritomo. (2014), Bank dan Lembaga Keuangan Lain,
Jakarta:Salemba Empat.
Darmawi, H. (2011). Manajemen Perbankan. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.
Dendawijaya, L. (2009). Manajemen Perbankan. Ed, 2, Bogor: Ghaliam Indonesia.
Firdaus, R dan Maya, A. (2011). Manajemen Perkreditan Bank Umum. Cetakan
Kelima. Bandung : Alfabeta.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, M dan Halim, A. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: (UPP)
STIM YKPN.
http://.bni.co.id.tentang-bni di unduh pada tanggal 9 maret 2020.
Ismail. (2016). Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Edisi 1,
Cetakan 1. Jakarta: Kencana.
Ketut, M. (2016). Pengaruh CAR, LDR, NPL, Terhadap ROA (Studi Kasus Pada
Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Manajemen
Unud Vol 5 No 5.
Kasmir. (2013). Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Manurung, M dan Rahardja, P. (2009). Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter
(Kajian Kontekstual Indonesia). Jakarta : Penerbit FE UI.
Munawir, S. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Pandia. (2012). Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: Rineka Cipta.
Priyatno, D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20.
Yogyakarta: Andi Offset.
104
Rahmawati dan Fitri L. (2011). Pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover dan
Debt to Equity Ratio Terhadap Return On Assets. Universitas Negeri Malang.
Malang.
Rivai, V., Basir, S., Sudarto, S., dan Veithzal, P. A. (2013). Commercial Bank
Management Manajement Perbankan Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/PBI tanggal 29 April 2013 tentang Giro
Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank
Umum Konvensional.
Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/29/DKBU tanggal 31 Juli 2013 tentang
Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat.
Syarifuddin, S dan Yamin, M. (2018). Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR),
Non Performing Loan (NPL) Dan Loan Deposit Ratio (LDR) Terhadap
Return On Asset (ROA) (Studi Kasus Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015). The Journal of Business and
Management Research, Vol.1 No.1, Hlm. 44-56.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Taswan. (2010). Manajemen Perbankan Teori, Teknik, dan Aplikasi. Yogyakarta :
UPP STIM YKPN.
Umar, H. (2014). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Rajawali Pers.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun tanggal 10 November 1998
Tentang Perbankan.
105
Download