PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA BANK BNI PERIODE 2012-2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Manajemen Program Studi S1 Manajemen SRI IRMA RAHAYU NPM: A10160027 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) EKUITAS BANDUNG 2020 PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL)TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA BANK BNI PERIODE 2012-2019 SRI IRMA RAHAYU NPM: A10160027 Bandung, 28 Agustus 2020 Pembimbing, Dr. Herry Achmad Buchory., SE., MM Mengetahui, Ketua STIE Ekuitas Prof. Dr.rer.nat. M. Fani Cahyandito, SE., M.Sc., CSP Ketua Program Studi S1 Manajemen Dr. Iim Hilman, SE., MM Tanggung Jawab Yuridis ada Pada Penulis PERNYATAAN PROGRAM SARJANA Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas maupun di perguruan tinggi lainnya. 2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing dan penguji. 3. Dalam karya tulis ini, tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan nama jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah yang disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka. 4. Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya, dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ke tidak-benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini. Bandung, 28 Agustus 2020 Yang membuat pernyataan, Sri Irma Rahayu PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA BANK BNI PERIODE 2012-2019 Ditulis oleh: Sri Irma Rahayu Pembimbing: Dr. Herry Achmad Buchory, SE., MM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA) secara parsial maupun simultan pada Bank BNI periode 2012-2019. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan Bank BNI periode 2012-2019 dengan teknik pengumpulan data secara studi dokumentasi, studi kepustakaan dan melalui website www.bni.co.id. Metode sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Rancangan pengujian hipotesis menggunakan Uji asumsi klasik, Analisis regresi linear berganda, Analisis koefisien korelasi, Analisis koefisien determinasi, Uji t dan Uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Loan to Deposit Ratio (LDR) terdapat pengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA). Namun, NonPerforming Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return on Asset (ROA). Secara simultan, variabel Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) dengan koefisien korelasi sebesar 0,481 yakni hubungannya sedang, sedangkan nilai persentase koefisien determinasi sebesar 23,2% berpengaruh antara Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA) sisanya sebesar 76,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Kata Kunci: Loan to Deposit Ratio, Non-Performing Loans, Return On Asset iii THE EFFECT OF LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) AND NONPERFORMING LOAN (NPL) TO RETURN ON ASSET (ROA) ON BANK BNI PERIODE 2012-2019 Written by: Sri Irma Rahayu Counselor: Dr. Herry Achmad Buchory, SE., MM ABSTRACT This study aims to determine the effect of Loan To Deposit Ratio (LDR) and Non-Performing Loan (NPL) on Return On Assets (ROA) partially or simultaneously at Bank BNI for the period 2012-2019. The research method used is descriptive and verification methods. The data used are secondary data sourced from the financial statements of Bank BNI for the period 2012-2019 with data collection techniques through documentation study, literature study and through the website www.bni.co.id. The sample method used is purposive sampling. The design of hypothesis testing uses classical assumption test, linear regression analysis, correlation coefficient analysis, determination coefficient analysis, t test and F test. The results showed that the partial Loan To Deposit Ratio (LDR) had a positive effect on Return On Assets (ROA). However, Non-Performing Loans (NPL) have a negative effect on Return On Assets (ROA). Simultaneously, the Loan To Deposit Ratio (LDR) and Non-Performing Loan (NPL) variables affect the Return On Asset (ROA) with a correlation coefficient of 0.481, which is a moderate relationship, while the percentage coefficient of determination of 23.2% influences the Loan To Deposit The remaining ratio (LDR) and Non-Performing Loan (NPL) to Return On Assets (ROA) of 76.8% is influenced by other factors. Keywords: Loan to Deposit Ratio, Non-Performing Loans, Return on Asset iv KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta Salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Sarjana Manajemen Program Studi S1 Manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ekuitas (STIE) EKUITAS. Judul yang penulis ajukan yaitu “Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Return On Assets (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019” Dalam penulisan ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis. Namun dalam hal ini penulis sudah berusaha sesuai dengan kemampuan yang ada disertai dengan pembimbing selama penulisan ini. Dalam penulisan ini penulis telah menerima banyak bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr.rer.nat. M. Fani Cahyandito., SE., M.Sc., CSP. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas Bandung. 2. Dr. Ir. Dani Dagustani, MM., selaku Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas Bandung. 3. Dr. Neneng Hayati, SE., MM selaku Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas Bandung. 4. Dr. Anton Mulyono Azis, SE., MT selaku Wakil Ketua III Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas Bandung. v 5. Dr. Iim Hilman, SE., MM., selaku Wakil Ketua Program Studi S1 Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas. 6. Ibu Mirza Hedismarlina Yuneline, ST., MBA., QWP selaku Sekretaris Program Studi S1 Manajemen STIE Ekuitas. 7. Dr. Herry Achmad Buchory, SE., MM selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan skripsi ini. 8. Seluruh dosen pengajar program studi S1 Manajemen, yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis. 9. Keluarga yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis baik moril maupun material. 10. Aa Gilang, Yuli, Syifa, Sasti, Risma, Deri, Mowi, terimakasih atas semangat dan dukungan yang telah di berikan selama penyusunan Skripsi. 11. Kepada Bayu Galih selaku teman terkasih yang senantiasa mendukung dan menemani hingga saat ini. Penyusunan skripsi ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kebaikan penulis berikutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, dan semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis, mendapat balasan dan ridho dari Allah SWT, Aamiin. Bandung, 28 Agustus 2020 Penulis vi DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK ...................................................................................................... iii ABSTRACT ..................................................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 5 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 5 1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................ 6 1.4.1 Kegunaan Pengembangan Ilmu ............................... 6 1.4.2 Kegunaan Operasional ............................................. 6 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 7 1.5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................. 8 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank ......................................... 8 2.1.1.1 Pengertian Bank ......................................... 8 vii 2.1.1.2 Asas, Tujuan dan Fungsi Bank .................. 9 2.1.1.3 Jenis-Jenis Bank......................................... 11 2.1.1.4 Kegiatan Usaha Bank ................................ 16 2.1.2 Tinjauan Mengenai Kredit ....................................... 18 2.1.2.1 Pengertian Kredit ....................................... 18 2.1.2.2 Unsur-Unsur Kredit ................................... 19 2.1.2.3 Tujuan Kredit ............................................. 20 2.1.2.4 Fungsi Kredit ............................................. 21 2.1.2.5 Jenis-Jenis Kredit ....................................... 22 2.1.2.6 Tahap-Tahap Pemberian Kredit ................. 28 2.1.2.7 Prinsip Pemberian Kredit ........................... 29 2.1.3 Tinjauan Mengenai Tingkat Kesehatan Bank .......... 32 2.1.3.1 Pengertian Tingkat Kesehatan Bank .......... 32 2.1.4 Tinjauan Mengenai Likuiditas ................................. 33 2.1.4.1 Pengertian Likuiditas ................................. 33 2.1.4.2 Jenis-Jenis Rasio Likuiditas ....................... 33 2.1.5 Tinjauan Mengenai Loan to Deposit Ratio (LDR) ... 36 2.1.6 Tinjauan Mengenai Non Performing Loan (NPL) ... 37 2.1.6.1 Pengertian Non Performing Loan (NPL) ......................................................... 37 2.1.6.2 Perhitungan Non Performing Loan (NPL) ......................................................... 37 2.1.7 Tinjauan Mengenai Profitabilitas Bank ................... 38 2.1.7.1 Pengertian Profitabilitas............................. 38 viii 2.1.7.2 Jenis-Jenis Profitabilitas Bank ................... 39 2.1.7.3 Pengertian Return on Assets (ROA) ........... 41 2.1.7.4 Ketentuan Bank Indonesia Mengenai BAB III Return on Assets (ROA) ............................. 42 2.1.6 Penelitian Terdahulu ................................................ 42 2.2 Kerangka Pemikiran ............................................................ 44 2.3 Hipotesis .............................................................................. 48 METODE PENELITIAN 3.1 3.2 Objek Penelitian................................................................... 50 3.1.1 Profil Singkat Bank BNI ......................................... 50 3.1.2 Visi dan Misi Bank BNI ......................................... 52 3.1.3 Budaya Bank BNI .................................................... 53 3.1.4 Logo Bank BNI ........................................................ 54 3.1.5 Kegiatan Usaha Bank BNI ....................................... 54 Metode Penelitian ................................................................ 56 3.2.1 Metode Yang Digunakan ......................................... 56 3.2.2 Operasionalisasi Variabel ........................................ 57 3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................... 60 3.2.3.1 Populasi...................................................... 60 3.2.3.2 Teknik Penentuan Sampel ......................... 60 3.2.3.3 Jenis dan Sumber Data............................... 61 3.2.4 Teknik Pengumpulan data........................................ 61 3.2.5 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ................... 62 ix BAB IV 3.2.6 Rancangan Pengujian Hipotesis ............................... 63 3.2.6.1 Uji Asumsi Klasik...................................... 63 3.2.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda .............. 65 3.2.6.3 Analisis Koefisien Korelasi ....................... 66 3.2.6.4 Analisis Koefisien Determinasi ................. 67 3.2.6.5 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji T) .......... 68 3.2.6.6 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ....... 69 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ............................... 71 4.1.1 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 ......................... 71 4.1.2 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 .................................. 75 4.1.3 Perkembangan Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 .................................. 80 4.2. Analisis Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 ......................... 84 4.2.1 Uji Asumsi Klasik .................................................... 84 4.2.1.1 Uji Normalitas ........................................... 84 4.2.1.2 Uji Multikolinieritas .................................. 86 4.2.1.3 Uji Autokorelasi......................................... 87 4.2.1.4 Uji Heterokedastisitas ................................ 88 4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda ............................ 89 x 4.2.3 Analisis Koefisien Korelasi ..................................... 91 4.2.4 Analisis Koefisien Determinasi ............................... 92 4.2.5 Pengujian Secara Parsial ( Uji t ) ............................. 93 4.2.6 Pengujian Secara Simultan (Uji F) .......................... 95 4.3. Pembahasan Penelitian 4.3.1 Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 ........................................... 97 4.3.2 Pengaruh Non Performing Loan (NPL) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 ................................................................ 98 4.3.3 Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 ... BAB V 99 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .......................................................................... 101 5.2 Saran .................................................................................... 102 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 104 LAMPIRAN xi DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) , Non Performing Loan (NPL), dan Return On Asset (ROA) pada Bank BNI Periode 2012-2019 ......................................................... 3 Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu .............................................................. 43 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ................................................................ 58 Tabel 3.2 Intreprestasi Koefisien Korelasi ...................................................... 67 Tabel 4.1 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Pada Bank BNI, Tbk Periode 2012-2019 ................................................................... 72 Tabel 4.2 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 ........................................................................... 76 Tabel 4.3 Perkembangan Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 ........................................................................... 80 Tabel 4.4 Hasil Uji One Sample Kolmogrov-Smirnov (K-S) .......................... 86 Tabel 4.5 Uji Multikoliniearitas dengan Tolerance Value dan VIP ................ 87 Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... 88 Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 89 Tabel 4.8 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda .................................... 90 Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Korelasi ................................................... 91 Tabel 4.10 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ............................................ 92 Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial ............................................................................. 93 Tabel 4.12 Hasil Uji Secara Simultan .............................................................. 96 xii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................... 47 Gambar 2.2 Paradigma Penelitian .................................................................. 48 Gambar 3.1 Logo PT Bank BNI ..................................................................... 54 Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Pada Bank BNI Periode 2012-2019..................................................... 75 Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Pada Bank BNI Periode 2012-2019..................................................... 79 Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 .............................................................. 83 Gambar 4.4 Uji Normalitas dengan P-Plot ..................................................... 85 Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 .............................................................. xiii 83 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 SK Penetapan Pembimbing Penyusunan Dan Penulis Skripsi Lampiran 2 Surat Permohonan Perpanjang SK Bimbingan Lampiran 3 Fotocopy Kartu Bimbingan Skripsi Lampiran 4 Laporan Keuangan Publikasi Pertriwulam PT Bank BNI Periode 2012-2019 Lampiran 5 Tabel t Lampiran 6 Tabel F Lampiran 7 Hasil Olah Data SPSS Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup xiv BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan pasal 1 ayat 2 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dengan tujuan untuk meningkatkan hidup orang banyak. Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satunya indikator utama yang dijadikan dasar penilalian adalah laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam satu periode tertentu. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. (Kasmir 2013:7) Keberhasilan manajemen suatu bank dalam menyalurkan kredit kepada nasabah dapat diukur dengan menggunakan Loan To Deposit Ratio (LDR). Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/11/PBI/2015 tanggal 25 Juni 2015 tentang giro wajib minimum bank umum dalam rupiah dan valuta asing bagi bank umum konvensonal, bahwa Loan To Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga mencangkup giro, tabungan, dan deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank. Salah satu alat ukur likuiditas dalam laporan keuangan yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR). Loan To Deposit Ratio (LDR) mencerminkan seberapa besar kemampuan bank untuk 1 membayar penarikan dana oleh deposan bergantung pada pinjaman sebagai sumber likuiditas. Semakin tinggi rasio Loan To Deposit Ratio (LDR) menunjukkan kemampuan bank yang baik dalam menyalurkan kredit untuk memperoleh pendapatan bunga. Bank harus memelihara rasio Loan To Deposit Ratio (LDR) dengan baik (Pandia, 2012:392) Non Performing Loan (NPL) merupakan suatu rasio yang digunakan untuk menghitung risiko yang digunakan untuk menghitung risiko dari proses pembayaran kredit yang telah ditetapkan sesuai perjanjian. Sehingga dapat diketahui adanya tunggakan atau ada potensi kerugian di perusahaan debitur sehingga memiliki risiko dikemudian hari pada bank. (Rivai, 2013;125) Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum, menetapkan bahwa rasio kredit bermasalah Non Performing Loan ( NPL) adalah sebesar 5%. Semakin besar tingkat Non Performing Loan (NPL) menunjukkan bahwa bank tersebut tidak profesional dalam pengelolaan kreditnya yang akan berdampak pada kerugian bank. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA), dengan alasan Return On Asset (ROA ) memperhitungkan bagaimana kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitasnya dan peningkatan efisiensi secara menyeluruh. Return On Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. (Rahmawati, 2011:2) 2 Tabel 1.1 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) , Non Performing Loan (NPL), dan Return On Asset (ROA) pada Bank BNI Periode 2012-2019 Loan To Deposit Non Performing Return On Asset Tahun To Ratio (LDR) Loan (NPL) (ROA) (%) (%) (%) 2012 77,5 0,8 3,4 2013 85,3 0,5 2,9 2014 87,8 0,4 3,5 2015 87,8 0,9 2,6 2016 90,4 0,7 2,7 2017 85,6 0,4 2,7 2018 88,8 0,8 2,8 2019 91,5 1,2 2,4 Sumber : Laporan Keuangan Bank BNI Periode 2012-2019 Berdasarkan tabel 1.1 pada tahun 2013 Loan To Deposit Ratio (LDR) mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 77,5% menjadi 85,% dan Rerurn On Asset (ROA) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 3,4% menjadi 2,9% , pada tahun 2015 Loan To Deposit Ratio (LDR) mengalami penetapan dari tahun sebelumnya sebesar 8,7% tetap menjadi 8,7% dan Return On Asset (ROA) mengalami penurunan dari tahunnya sebelumnya sebesar 3,5% menjadi 2,6%, pada tahun 2017 Loan To Deposit Ratio (LDR) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 90,4% menjadi 85,6% dan Return On Asset (ROA) mengalami penetapan dari tahun sebelumnya sebesar 2,7% tetap menjadi 2,7%, pada tahun 2019 Loan To Deposit Ratio (LDR) mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 88,8% menjadi 91,5% dan Return On Asset (ROA) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 2,8 menjadi 2,4%. Hal ini berbanding terbalik dengan teori dimana apabila Loan To Deposit Ratio (LDR) mengalami peningkatan maka nilai Return On Asset (ROA) akan ikut mengalami peningkatan, begitupun sebaliknya apabila Loan To Deposit Ratio 3 (LDR) mengalami penurunan maka nilai Retun On Asset (ROA) akan mengalami penurunan. Hal tersebut didukung dengan adanya teori dan penelitian terlebih dahulu Mustanda (2016) yang mengatakan bahwa jika Loan To Deposit Ratio (LDR) naik makan nilai Retun On Asset (ROA) pun akan naik. Berdasarkan tabel 1.1 pada tahun 2013 Non Performing Loan (NPL) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya 0,8% menjadi 0,5% dan Return On Assets (ROA) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya 3,4% menjadi 2,9%, pada tahun 2017 Non Performig Loan (NPL) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya 0,7% menjadi 0,4% dan Retun On Asset (ROA) mengalami penetapan dari tahun sebelumnya 2,7% tetap menjadi 2,7%. Hal ini berbanding terbalik dengan teori dimana apabila Non Performing Loan (NPL) mengalami penurunan maka seharusnya nilai Retun On Asset (ROA) mengalami peningkatan juga sebaliknya apabila Non Performing Loan (NPL) mengalami peningkatan maka nilai Retun On Asset (ROA) akan mengalami penurunan. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Syarifuddin dan Noch (2018) Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA). Terdapat perbedaan dengan hasil penelitian Pinasti (2016) menunjukkan hasil yang berbeda, dimana bahwa NPL berpengaruh positif terhadap ROA. Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank BNI periode 2012-2019”. 4 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), dan Return On Asset (ROA) di Bank BNI periode 2012-2019 ? 2. Bagaimana pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA) di Bank BNI periode 2012-2019 secara parsial ? 3. Bagaimana pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) terhadap Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA) di Bank BNI periode 2012-2019 secara simultan ? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), dan Return On Asset (ROA) di Bank BNI periode 2012-2019. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA) di Bank BNI perode 2012-2019 secara parsial. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA) di Bank BNI periode 2022-2019 secara simultan. 5 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan maksud dan tujuan penelitian, maka hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, baik manfaat pengembangan ilmu maupun operasional, yaitu sebagai berikut: 1.4.1. Kegunaan Pengembangan Ilmu Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi sumbangan ilmu pengetahuan manajemen perbankan konvensional khususnya yang terkait dengan Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA). 1.4.2. Kegunaan Operasional 1. Bagi Penulis Penelitian ini dapat mengaplikasikan teori yang penulis kuasai dan pelajari selama perkuliahan dan membandingkan dengan melihat keadaan nyata dilapangan. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam ilmu perbankan konvensional khususnya Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA). 2. Bagi Objek Penelitian Dapat menjadi bahan masukan untuk Bank BNI dalam mengelola dan memberi gambaran mengenai pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA). 3. Bagi umum Dapat dijadikan bahan informasi mengenai Bank BNI. 6 4. Bagi Akademik Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referens bagi mahasiswa STIE Ekuitas sebagai bahan pembelajaran dan yang akan melakukan penelitian. 1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian Objek yang dijadikan penelitian ini adalah Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), dan Return On Asset (ROA). Penulis melakukan pengumpulan data dan informasi yang bersumber dari laporan keuangan Bank BNI dan diakses melalui internet dengan menggunakan website www.bni.co.id. Waktu penelitian dilakukan mulai pada bulan Maret 2020 sampai dengan bulan Juni 2020. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan pasal 1 ayat 2 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dengan tujuan untuk meningkatkan hidup orang banyak. Beberapa pengertian bank menurut para ahli adalah: 1. Menurut Taswan (2010:6) menyatakan bahwa: “Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran”. 2. Menurut Kasmir (2016:3) menyatakan bahwa: “Bank adalah lembaga keuangan yang menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya”. 8 3. Menurut Darmawi (2011:1) menyaakan bahwa: “Bank adalah salah satu badan usaha keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”. Berdasarkan pengertian dalam Undang-Undang dan yang telah dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya, yakni menghimpun dana, menyalurkan dana dan menyediakan jasa-jasa pembayaran bagi masyarakat dan memiliki tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. 2.1.1.2 Asas, Tujuan Dan Fungsi Bank Menurut Undang-Undang No. 10 tanggal 10 November tahun 1998 tentang perbankan dalam pasal 2,3, dan 4. Dinyatakan asas, fungsi dan tujuan perbankan sebagai berikut: 1. Asas Perbankan Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berdasarkan demokrasi ekonomian dengan mengunakan prinsip kehati-hatian. Dalam pelaksanaan kemitraan antara bank dengan nasabah untuk terciptanya sistem perbankan yang sehat, maka kegiatan perbankan dilandasi dengan beberapa asas hukum, yaitu: 2. Fungsi Bank Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. 9 Menurut Budisantoso dan Nuritomo (2014: 9) fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary Secara spesifik bank dapat berfungsi sebagai : 1) Agent of trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank karena adanya kepercayaan. Pihak bank juga akan menyalurkan dananya kepada debitur karena adanya unsur kepercayaan. 2) Agent of development Kegiatan bank yang berupa menghimpun dan menyalurkan dana memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa. Kelancaran kegiatan investasi – distribusi – konsumsi adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat. 3) Agent of services Bank memberikan penawaran jasa perbankan lain, seperti jas pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan. 3. Tujuan Perbankan Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. 10 2.1.1.3 Jenis-jenis Bank Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 tanggal 25 Maret tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana yang telah diubah dengan UndangUndang Republik Indonesia No. 10 tanggal 10 November tahun 1998 membedakan bank menjadi 2 (dua) jenis yaitu: 1. Bank Umum Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Umum menjalankan seluruh fungsi bank yaitu menghimpun dana, menempatkan dana dan mempercepat lalu lintas pembayaran giral. 2. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Bank ini seperti Bank Umum, namun wilayah operasinya sangat terbatas di wilayah tertentu. BPR tidak diperbolehkan mengikuti kliring atau terlibat dalam transaksi giral. Dengan demikian penghimpun dana hanya boleh dilakukan dalam bentuk tabungan dan deposito. Menurut Ismail (2016:13), bank di Indonesia dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis bank dapat dibedakan sesuai dengan fungsi, kepemilikan, status, penetapan harga dan tingkatannya. 11 1. Jenis-jenis Bank ditinjau dari Segi Fungsinya 1) Bank Sentral Bank Sentral merupakan bank yang berfungsi sebagai pengatur bankbank dalam suatu negara. Bank Sentral hanya ada satu di setiap negara dan mempunyai kantor hampir di setiap provinsi. Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia. 2) Bank Umum Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 3) Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Kepemilikannya 1) Bank Milik Pemerintah Bank milik pemerintah atau yang lebih dikenal dengan bank pemerintah merupakan bank yang kepemilikannya oleh pemerintah. Bank milik 15 pemerintah didirikan oleh pemerintah, dan pada awalnya seluru sahamnya adalah milik pemerintah. 12 2) Bank Swasta Nasional Bank swasta nasional merupakan bank yang didirikan oleh swasta, baik individu maupun lembaga, sehingga seluruh keuntungan akan dinikmati oleh swasta. 3) Bank Milik Koperasi Bank yang didirikan oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi, dan seluruh modalnya menjadi milik koperasi. Di Indonesia, terdapat satu bank yang didirkan oleh koperasi atau bank yang menjadi milik koperasi, yaitu Bank Bukopin. 4) Bank Asing Bank asing merupakan bank yang didirkan oleh pemerintah asing maupun oleh swasta asing. Bank asing berkantor pusat di luar wilayah negara Indonesia. 5) Bank Campuran Bank campuran merupakan bank yang sahamnya dimilki oleh swasta asing dan swasta nasional. Meskipun, pemilik bank campuran adalah warga negara asing atau perusahaan asing dan warga Indonesia atau perusahaan dalam negeri, akan tetapi kepemilikan sahamnya mayoritas dimiliki oleh swasta nasional. 3. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Statusnya 1) Bank Devisa Bank devisa merupakan bank yang dapat melakukan aktivitas transaksi keluar negeri dan/atau transaksi yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. 13 2) Bank Non Devisa Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan seperti bank devisa. Transaksi yang dilakukan oleh bank non devisa masih terbatas`pada transkasi dalam negeri dan/atau mata uang rupiah saja. 4. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Cara Penentuan Harga 1) Bank Konvensional Bank konvensional merupakan bank yang dalam penentuan harg menggunakan bunga sebagai balasa jasa. Balas jasa yang diterima oleh bank atas penyaluran dana kepada masyarakat, maupun balas jasa yang dibayar oleh bank kepada masyarakat atas penghimpun dana. 2) Bank Syariah Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum Islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga, maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. 5. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Tingkatnya (Kantor) 1) Kantor Pusat Kantor pusat merupakan kantor bank yang menjadi pusat dari kantor cabang di seluruh wilayah negara, maupun yang ada di negara lain. Setiap bank hanya memiliki satu kantor pusat dan berlokasi di negara di mana bank tersebut didirikan. 2) Kantor Wilayah Kantor wilayah merupakan perwakilan dari kantor pusat yang membawahi suatu wilayah tertentu. Pembagian kantor wilayah 14 didasarkan pada besar kecilnya bank, maupun wilayah yang menjadi target pemasarannya. 3) Kantor Cabang Penuh Kantor cabang penuh merupakan kantor cabang yang diberi kewenangan oleh kantor pusat atau wilayah untuk melakukan semua transaksi perbankan. 4) Kantor Cabang Pembantu Berbeda dengan kantor cabang penuh yang dapat melayani semua transaksi perbankan, kantor cabang pembantu hanya dapat melayani beberapa aktivitas perbankan. Pada umumnya, kantor cabang pembantu lebih memfokuskan pada aktivitas penghimpun dana pihak ketiga saja. 5) Kantor Kas Kantor kas merupakan kantor cabang yang paling kecil, karena aktivitas yang dapat dilakukan oleh kantor kas meliputi transaksi yang terkait dengan tabungan baik setoran dan penarikan tunai, transaksi pembukaan simpanan giro, deposito, kredit, pelayanan transfer, kliring, dan inkaso ditangani oleh kantor cabang penuh sebagai induknya. 15 2.1.1.4 Kegiatan Usaha Bank Menurut Kasmir (2013:38), menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan usaha bank adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Bank Umum 1) Menghimpun dana dari masyarakat(funding) dalam bentuk, Simpanan Giro (demand deposit), Simpanan Tabungan (saving deposit), Simpanan Deposit (time deposit). 2) Menyalurkan dana ke masyarakat (lending) dalam bentuk Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, dan Kredit Perdagangan. 3) Memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti: (1) Transfer (2) Inkaso (3) Kriling (4) Safe deposit box (5) Bank card (6) Bank notes (valas) (7) Bank garansi (8) Referensi bank (9) Bank draft (10) Letter of Credit (11) Travelers cheque (cek wisata) (12) Jual beli surat berharga 16 (13) Menerima setoran-setoran, seperti: a. Pembayaran pajak b. Pembayaran telepon c. Pembayaran air d. Pembayran listrik e. Pembayaran uang kuliah (14) Melayani pembayaran, seperti: a. Gaji pensiunan b. Pembayaran deviden c. Pembayaran kupon d. Pembayaran bonus (15) Dalam pasar modal, perbankan dapat memberikan/ menjadi: a. Penjamin emisi b. Penjamin c. Wali amanat d. Pialang atau broker. e. Perusahaan pengelola dana 2. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1) Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan Tabungan dan Simpanan Deposito. 2) Menyalurkan dana dalam bentuk Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, dan Kredit Perdagangan. 17 3) Larangan usaha bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah menerima simpanan giro, mengikuti kliring, melakukan kegaiatn valuta asing dan melakukan kegiatan perasuransian. 2.1.2 Tinjauan Mengenai Kredit 2.1.2.1 Pengertian Kredit Menurut Undang - Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang No. 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 11 menyatakan bahwa : “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Pengertian kredit menurut para ahli sebagai berikut : 1. Menurut Taswan (2010:80), kredit adalah kepercayaan. Tanpa kepercayaan maka tidak akan terjadi pemberi kredit atau sebaliknya tidak ada calon nasabah menyepakati kredit. Sebab kredit mempunyai nilai ekonomi kepada nasabah perorangan atau badan usaha. 2. Menurut Kasmir (2016:85) , kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup 18 hak dan kewajiban masing-masing pihak termasuk jangka waktu serta bunga yang telah ditetapkan bersama. 2.1.2.2 Unsur-Unsur Kredit Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit menurut Kasmir (2016:87) yaitu sebagai berikut: 1. Kepercayaan Keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa yang akan datang. 2. Kesepakatan Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak mentandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. 3. Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. 4. Balas Jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenalengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. 19 5. Risiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian juga sebaliknya. 2.1.2.3 Tujuan Kredit Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Menurut Rivai, dkk (2013:199), pada dasarnya terdapat dua tujuan yang saling berkaitan dari pemberian kredit, sebagai berikuit: 1. Profitability Yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diraih dari bunga yang harus dibayarkan oleh debitur. 2. Safety Yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena itu keamanan ini dimaksudkan agar prestasi yang diberikan dalam bentuk uang, barang atau jasa itu betul-betul terjamin sehingga pengembaliannya diharapkan dapat menjadi kenyataan. 20 2.1.2.4 Fungsi Kredit Menurut Ismail (2016:25) di samping tujuan suatu fasilitas kredit, juga memiliki fungsi sebagai berikut. 1. Untuk meningkatkan daya guna uang Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang makasudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit. 2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. 3. Untuk meningkatkan daya guna barang. Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. 4. Meningkatkan peredaran uang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar. 21 5. Sebagai alat stabilitas ekonomi Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. 6. Untuk meningkatkan minat usaha Bagi penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan minat usaha, apalagi nasabah yang memang modalnya cukup. 7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. 8. Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerjasama dibidang lainnya. 2.1.2.5 Jenis-jenis Kredit Pada dasarnya, pengertian kredit adalah uang bank yang dipinjamkan kepada nasabah dan akan dikembalikan pada waktu tertentu di masa mendatang, dengan disertai kontra prestasi berupa bunga. Tetapi berdasarkan berbagai keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi yang mempengaruhi bidang usaha para nasabah, maka jenis kredit menjadi beragam. 22 Menurut Firdaus dan Ariyanti (2011:10), secara umum jenis-jenis kredit dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Kredit menurut tujuan penggunaannya, terdiri dari: 1) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang atau jasa-jasa yang dapat memberi kepuasan langsung terhadap kebutuhan manusia. 2) Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan bidang usaha atau investasi. Kredit ini diberikan oleh bank untuk menghasilkan barang atau jasa. Sehingga, dari kredit ini akan menghasilkan produk atau jasa. 2. Kredit ditinjau dari segi materi yang dialihkan haknya: 1) Kredit dalam bentuk uang (money credit), yaitu kredit perbankan konvensional yang diberikan dalam bentuk uang dan pengembaliannya dalam bentuk uang juga. 2) Kredit dalam bentuk bukan uang (non-money credit), yaitu kredit berupa benda-benda atau jasa yang biasanya diberikan oleh perusahaanperusahaan dagang. 3. Kredit ditinjau dari cara penguangannya (tunai atau tidak tunai) terdiri dari: 1) Kredit tunai (cash credit), yaitu yang penguangannya dilakukan tunai atau dengan jalan pemindah bukuan ke dalam rekening debitur atau yang ditunjukkan olehnya pada saat perjanjian ditanda tangani. 2) Kredit bukan tunai (non-cash credit), yitu kredit yang tidak dibayarkan langsung pada saat perjanjian ditanda tangani, melaiankan diperlukan adanya tenggang waktu tertentu sesuai dengan yang dipersyaratkan. 23 4. Kredit menurut jangka waktu dapat dibagi: 1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit berjangka maksimal satu tahun. Biasanya kredit jangka pendek ini cocok untuk membiayai kebutuhan modal kerja. 2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 (satu) tahun sampai 3 (tiga) tahun. Kredit berjangka menengah ini biasanya berupa kredit modal kerja atau kredit investasi yang relative tidak terlalu besar jumlahnya. 3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun. Kredit semacam ini biasanya cocok untuk kredit investasi seperti pembelian mesin-mesin berat, pembangunan gedung, pabrik, perkebunan, Kredit Pemilik Rumah (KPR), dan lain sebagainya. 5. Kredit menurut cara penarikan dan pembayaran kembali, terdiri dari: 1) Kredit sekaligus, yaitu kredit yang cara penarikannya atau penyediaan dananya dilakukan dengan cara sekaligus, baik secara tunai maupun melalui pemindah bukuan kedalam rekening debitur. 2) Kredit rekening koran (kredit R/K), yaitu kredit yang penyediaan dananya dilakukan dengan jalan pemindah bukuan ke dalam rekening koran atau rekening giro atas nama debitur, sedangkan penarikannya dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro atau surat pemindah bukuan. 3) Kredit bertahap, yaitu kredit yang penyediaannya dilakukan secara bertahap. 24 cara penarikannya atau 6. Kredit menurut sektor ekonomi, terdiri dari: 1) Kredit untuk sektor pertanian, yaitu kredit dengan tujuan profuktif dalam rangka meningkatkan hasil sector pertanian, baik berupa kredit investasi maupun modal kerja. 2) Kredit untuk sektor pertambangan, yaitu kredit untuk membiayai usahausaha penggalian dan pengumpulan bahan tambang. 3) Kredit untuk sektor perindutrian, yotu kredit yang berkenaan dengan usaha atau kegiatan-kegiatan mengubah bentuk (transformasi), meningkatkan faedah dalam bentuk pengolahan baik secara mekanik, kimiawi dari satu bahan menjadi barang baru yang dikerjakan dengan mesin, tenaga manusia dan lain-lain. 4) Kredit untuk sektor listrik, gas dan air, yaitu kredit yang diberikan untuk pembiayaan usaha-usaha pengadaan dan distribusi listrik, gas dan air, baik untuk rumah tangga, untuk industry maupun tujuan komersil. 5) Kredit untuk sektor kontuksi, yaitu kredit-krdit yang diberikan kepada para kontraktor untuk keperluan pembangunan dan perbaikan gedung, rumah, pasar, jalan raya dan lain sebagainya. 6) Kredit untuk sektor perdagangan, yaitu kredit-kredit untuk membiyai usaha-usaha perdagangan. 7) Kredit untuk sektor pengangkutan perdagangan dan komunikasi, yaitu kredit baik investasi maupun modal kerja untuk tujuan pengangkutan umum, baik angkutan dari darat, laut dan udara. 25 8) Kredit untuk sektor jasa-jasa dunia usaha, yaitu kredit yang diberikan untuk pembiayaan sektor-sektor real estate, lembaga keuangan bukan bank, asuransi dan sebagainya. 9) Kredit untuk jasa-jasa sosial masyarakat, yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai kegiatan-kegiatan dibidang kesenian dan kebudayaan. 10) Kredit untuk sektor-sektor lain, kredit yang diberikan untuk membiayai sektor-sektor yang tidak termasuk diatas, misalnya untuk tujuan konsumtif. 7. Kredit dilihat dari segi jaminan atau agunannya, terdiri dari: 1) Kredit tidak memakai jaminan, yaitu kredit diberikan benar-benar atas dasar kepercayaan saja. 2) Kredit dengan memakai agunan atau jaminan, kredit ini terdiri dari jaminan perorangan, jaminan kebendaan yang bersifat tangible, jaminan kebendaan yang bersifat tidak berwujud seperti obligasi. 8. Kredit menurut organisasi pemberinya, terdiri dari: 1) Kredit yang terorganisasi, yaitu kredit yang diberikan oleh suatu badan atau lembaga yang terorganisir secarabaik dan syarat-syarat pendiriannta berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam suatu negara. 2) Kredit yang tidak terorganisasi, yaitu kredit yang diberikan oleh orang atau sekelompok orang maupun badan yang tidak terorganisasi secara resmi. 26 9. Kredit dilihat dari segi alat pembuktiannya, terdiri dari: 1) Kredit secara lisan, yaitu kredit yang perjanjiannya dilakukan secara lisan semata-mata. Dengan demikian hal-hal yang menyangkut pemberian kredit serta pembayarannya kembali dikemukakan secara lisan, baik disaksikan orang lain atau tidak. 2) Kredit secara pencatatan, yaitu transaksi kredit dicatat dalam pembukuan administrasi masing-masing pihak baik oleh kreditur maupun debitur. 3) Kreditt dengan perjanjian tertulis, yaitu hubungan transaksi kredit yang dinyatakan dalam suatu perjanjian tertulis antara pihak kreditur dengan pihak debitur. 10. Kredit menurut sumber dananya, terdiri dari: 1) Kredit yang dananya berasal dari tabungan masyarakat, yaitu pemberian kredit karena adanya pendapatan dari segolongan anggota masyarakat yang dikumpulkan dalam bentuk simpanan, baik berupa saving deposit (tabungan), time deposit (deposit), maupun certificate of deposit (sertifikat deposit). 2) Kredit yang dananya berasal dari penciptaan uang baru, yaitu kredit yang dibiayai oleh penambahan uang terhadap uang yang beredar, sehingga terdapat pertambahan daya beli baru yang bersumber dari penciptaan uang tersebut. 27 11. Kredit menurut negara pemberiannya, terdiri dari: 1) Kredit dalam negeri (domestic credit), yaitu kredit yang diberikan kreditur didalam negeri yang dananya serta pemberi kreditnya berasal dari dalam negeri yang sama. 2) Kredit luar negeri (foreign credit/off share loan), yaitu kredit yang diberikan oleh pihak asing. 2.1.2.6 Tahap-tahap Pemberian Kredit Menurut Firdaus dan Ariyanti (2011:9), tahapan atau proses pemberian kredit adalah sebagai berikut: 1. Persiapan kredit (Credit preparation) Kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk salingmengetahui informasi dasar antara calon debitur dengan bank, terutama calon debitur baru, biasanya dilakukan melalui wawancara atau cara lain. 2. Analisis atau penilaian kredit (Credit analysis / credit appraisal) Dalam tahap ini diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon kredit. 3. Keputusan Kredit (Credit desicion) Atas dasar laporan hasil analisis kredit, maka pihak dapat memutuskan permohonan kredit tersebut layak untuk diberikan kredit atau tidak. Jika tidak dapat diberikan, maka pemohon tersebut harus ditolak melalui surat penolakan, bila pemohon layak diberikan, maka dituangkan dalam surat keputusan kredit yang memuat beberapa persyaratan tertentu. 28 4. Pelaksanaan dan administrasi kredit (Credit realization & credit administration) Pada tahap ini kedua belah pihak (bank dan calon debitur) menandatangani perjanjian kredit beserta lampiran-lampirannya. 5. Supervisi kredit & pembinaan debitur (Credit supervision & follow up) Supervisi/pengawasan/pengendalian kredit dan pembinaan debitur pada dasarnya ialah upaya pengamanan kredit yang telah diberikan oleh bank dengan jalan terus memantau/memonitor dan mengikuti jalannya perusahaan (secara langsung atau tidak langsung), serta memberikan saran/nasihat dan konsultasi agar perusahaan/debitur berjalan baik sesuai dengan rencana, sehingga pengembalian kredit akan berjalan dengan baik pula. 2.1.2.7 Prinsip Pemberian Kredit Dalam setiap pemberian kredit diperlukan adanya pertimbangan serta kehatihatian agar kepercayaan yang merupakan unsur pertama dalam kredit benarbenar terwujud, sehingga kredit yang diberikan dapat mengenai sasaran dan terjaminnya pengembalian kredit tersebut tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian. 29 Menurut Kasmir (2013:136), tentang prinsip-prinsip pemberian kredit bank secara sehat dinilai dengan prinsip 5C dan 7P sebagai berikut; 1. Prinsip pemberian kredit dengan Analisis 5C 1) Character Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi. Ini semua merupakan ukuran “kemampuan” membayar. 2) Chapacity Untuk melihat kemampuan nasabah dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan bisnisnya. 3) Capital Untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. 4) Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. 30 5) Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. 2. Sedangkan penilaian dengan 7P kredit adalah sebagai berikut: 1) Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. 2) Party Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya, sehingga nasabah dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari pihak bank. 3) Purpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah, tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam apakah untuk tujuan konsumtif, produktif atau perdagangan. 4) Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. 31 5) Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperoleh. 6) Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. 7) Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank, tetapi melalui satu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. 2.1.3. Tinjauan Mengenai Tingkat Kesehatan Bank 2.1.3.1 Pengertian Tingkat Kesehatan Bank Menurut Kasmir (2013:41), tingkat kesehatan bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Kesehatan bank mencakup kepentingan semua pihak diantaranya pemilik bank, pengelola manajemen bank, Bank Indonesia sebagai pengawas otoritas bank dan masyarakat selaku pengguna jasa. Budi Santoso (2011) mengartikan tingkat kesehatan bank sebagai” kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan dapat memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.” 32 2.1.4. Tinjauan Mengenai Likuiditas 2.1.4.1 Pengertian Likuiditas Likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar rasio ini semakin liquid (Kasmir, 2013:315) Menurut Rivai dkk. (2013:482), penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk memelihara dan memenuhi kebutuhan likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. Bank dikatakan likuid apabila mempunyai alat pembayaran berupa harta lancar lebih besar dibandingkan dengan keseluruhan kewajiban lancarnya. 2.1.4.2 Jenis-Jenis Rasio Likuditas Menurut Kasmir (2013:315), rasio likuiditas yang sering dipergunakan dalam menilai kinerja suatu bank adalah sebagai berikut: 1. Quick Ratio Quick Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan dan deposito) yang dimiliki oleh suatu bank. Rumus untuk mencari Quick Ratio sebagai berikut: ๐๐ข๐๐๐ ๐๐๐ก๐๐ = ๐ถ๐๐ โ ๐ด๐ ๐ ๐๐ก๐ ๐100% ๐๐๐ก๐๐ ๐ท๐๐๐๐ ๐๐ก 33 2. Investing Policy Ratio Investing Policy Ratio merupakan kemampuan bank dalam melunasi kewajiban kepada deposan dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya. Rumus untuk mencari investing policy ratio sebagai berikut: ๐ผ๐๐ฃ๐๐ ๐ก๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ฆ ๐ ๐๐ก๐๐ = ๐๐๐๐ข๐๐๐ก๐๐๐ ๐100% Total Deposit 3. Banking Ratio Banking Ratio bertujuan mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposan yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah tingkat likuiditas bank, karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin kecil, demikian pula sebaliknya. Rumus untuk mencari Banking ratio sebegai berikut: ๐ต๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐ก๐๐ = ๐๐๐ก๐๐ ๐ฟ๐๐๐๐ ๐100% ๐๐๐ก๐๐ ๐ท๐๐๐๐ ๐๐ก 4. Asset to loan ratio Asset to loan ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Rumus untuk mencari Asset to ratio sebagai berikut: ๐ด๐ ๐ ๐๐ก ๐ก๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ก๐๐ = 34 ๐๐๐ก๐๐ ๐ฟ๐๐๐๐ ๐100% ๐๐๐ก๐๐ ๐ด๐ ๐ ๐๐ก๐ 5. Invensment Portofolio Ratio Invensment Portofolio Ratio merupakan rasio untuk mengukur tingkat likuiditas dalam investasi pada surat-surat berharga. Untuk menghitung ratio ini perlu diketahui terlebih dahulu securities yang jatuh waktunya kurang dari satu tahun, yang digunakan untuk menjamin deposito nasabah jika ada. 6. Cash Ratio Cash Ratio merupakan ratio untuk mengukur kemampuan bank melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut. Rumus untuk mencari Cash Ratio sebagai berikut: ๐ถ๐๐ โ ๐ ๐๐ก๐๐ = ๐ฟ๐๐๐ข๐๐ ๐ด๐ ๐ ๐๐ก ๐ 100% ๐โ๐๐๐ก ๐๐๐๐ ๐ต๐๐๐๐๐ค๐๐๐ 7. Loan To Deposito Ratio (LDR) Loan To Deposito Ratio adalah mengukur rasio antar seluruh jumlah kredit yang diberikan dengan dana yang diterima oleh bank. Ratio ini menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat dirumuskan sebagai berikut: ๐ฟ๐๐๐ ๐๐ ๐ท๐๐๐๐ ๐๐ก ๐ ๐๐ก๐๐ = Jumlah Kredit Yang Diberikan ๐100% Total Dana Pihak Ketiga Dalam penelitian ini yang digunakan adalah Loan To Deposito Ratio (LDR). Alasannya, Loan To Deposito Ratio (LDR) dapat menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank. 35 2.1.5 Tinjauan Mengenai Loan to Deposit Ratio (LDR) Menurut Taswan (2010:167) Loan To Deposito Ratio (LDR) adalah perbandingan kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No 15/41/DKMP tanggal 1 Oktober 2013 tentang pengertian Loan To Deposito Ratio (LDR) adalah rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap DPK yang mencangkup giro, tabungan, dan deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antara bank. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Loan To Deposito Ratio (LDR) merupakan rasio keuangan hasil dari perbandingan antara jumlah kredit yang disalurkan terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank tersebut. Rumus yang digunakan untuk menghitung Loan To Deposito Ratio (LDR) menurut Sudirman (2013) adalah sebagai berikut: LDR = ๐ฝ๐ข๐๐๐โ ๐พ๐๐๐๐๐ก ๐๐๐๐ ๐ท๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ 100% ๐ท๐๐๐ ๐๐โ๐๐ ๐พ๐๐ก๐๐๐ Dari rumus tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa total kredit yang dimaksud merupakan jumlah besar kredit yang disalurkan bank kepada masyarakat. Sedangkan total Dana Pihak Ketiga yang dimaksud adalah jumlah besar dana yang dihimpun bank dari masyarakat (giro,tabungan, dan deposito). 36 2.1.6 Tinjauan Mengenai Non Performing Loan (NPL) 2.1.6.1 Pengertian Non Performing Loan (NPL) Non Performing Loan (NPL) adalah kredit dimana terjadi cidera janji dari seorang debitur. NPL merupakan suatu rasio yang digunakan untuk menghitung risiko dari proses pembayaran kredit yang telah ditetapkan sesuai perjanjian. Sehingga dapat diketahui adanya tunggakan atau ada potensi kerugian di perusahaan debitur sehingga memiliki risiko di kemudian hari pada bank. (Rivai, 2013:125) Non Performing Loan (NPL) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur resiko kredit yang diberikan bank kepada pihak debitur. Menurut Kasmir (2016) bahwa: “Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank”. 2.1.6.2 Perhitungan Non Performing Loan (NPL) Menurut Hanafi dan Halim (2012:331), untuk menghitung NPL menggunakan rumus berikut: ๐๐๐ฟ = Kredit non lancar ๐ฅ100% Total Kredit Kredit bermasalah adalah total keseluruhan kredit yang berada dalam kolektibilitas kredit kurang lancar, diragukan, dan macet. Sedangkan total kredit adalah keseluruhan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam dengan debitur 37 yang mewajibkan debitur untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu beserta bunganya (Manurung dan Raharja, 2009). Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011, tentang Sistem Penilaian Kesehatan Bank Umum menentukan nilai rasio NPL tidak boleh (diatas 5%) maka bank tersebut tidak sehat. NPL yang tinggi menyebabkan menurunya laba yang akan diterima oleh bank. 2.1.7Tinjuan Mengenai Profitabilitas Bank 2.1.7.1 Pengertian Profitabilitas Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas. Menurut Munawir (2014:33), profitabilitas (profitability) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan dengan mengukur kemampuan perusahaan menggunakan aktiva produktif. Dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Menurut Kasmir (2016:115), definisi rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. 38 2.1.7.2 Jenis-jenis Profitabilitas Bank Dalam menganalisis profitabilitas dapat diketahui sejauh mana kemampuan suatu bank dalam menghasilkan keuntungan, baik yang berasal dari kegiatan operasional maupun non operasional. Menurut Rivai (2013:480), jenis-jenis profitabilitas terdiri dari: 1. Return On asset (ROA) Menurut Kasmir (2016:201), Return on assets (ROA) merupakan rasio antara laba sebelum pajak dengan total aset. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Rasio ROA adalah sebagai berikut: ROA = Laba setelah pajak Rata − rata total aset 2. Return On Equity (ROE) Menurut Kasmir (2013:137) Return On Equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan Return on equity (ROE) adalah rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam mendapatkan laba. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: ROE = Laba Setelah Pajak ๐ฅ 100% Modal Sendiri 39 3. Net Profit Margin (NIM) Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, tentang Net Interest Margin (NIM) adalah perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata total aset produktifnya. Suatu bank akan dikatakan sehat apabila memiliki NIM diatas 2%. Semakin besar rasio ini maka pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank pun akan meningkat, sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rumusan rasio NIM adalah sebagai berikut: NIM = Laba setelah pajak Rata − rata ๐๐๐ข๐๐ก๐ฆ 4. Beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/29/DKBU tanggal 31 Juli tahun 2013 tentang Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah “ Rasio yang nengukur tentang perbandingan beban operasi terhadap pendapatan operasi untuk mengetahui tingkat efisiensi dan kemampuan bank tersebut dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dngan membagi antara total beban operasinal dan total pendapatan operasional yang dihitung per posisi (tidak disetahunkan).” Rasio ini dirumuskan: Beban Operasional BOPO = Pendapatan Operasional x 100% 40 2.1.7.3 Pengertian Return On Assets (ROA) Pengertian mengenai Return on Assets (ROA) menurut beberapa ahli sebagai berikut: 1. Menurut Dendawijaya (2009:53) menyatakan bahwa Return on Assets (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. 2. Menurut Dendawijaya (2009:118), Return on Assets (ROA) adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total asset. 3. Menurut Kasmir (2013:201) Return on Assets (ROA) adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. 4. Menurut Halim (2012:81) Return on Asset (ROA), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Berdasarkan definisi menurut para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Return On Assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. 41 Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut: Laba setelah pajak ROA = Rata−rata total aset x 100% 2.1.7.4 Ketentuan Bank Indonesia Mengenai Return On Asset (ROA) Ketentuan mengenai tingkat Return On Asset (ROA) yang harus dicapai oleh bank ditetapkan oleh Bank Indonesia. Standar Return On Asset (ROA) menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Perubahan Tingkat Kesehatan Bank Umum,dapat dilihat pada Tabel 2.1 dibawah ini: Tabel 2.1 Ketentuan Return On Asset (ROA) Kriteria Peringkat Keterangan 1 Sangat Sehat ROA ≥ 1,5% 2 Sehat 1,25%< ROA < 1,5% 3 Cukup Sehat 0,5%≤ ROA < 12,5% 4 Kurang Sehat 0%< ROA < 0,5% 5 Tidak Sehat ROA ≤ 0% Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP 2.1.8. Penelitian Terdahulu Adapun terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu, terkait dengan penelitian yang diteliti sebagai referensi dalam penelitian ini. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2. 42 Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu No 1 Nama Penulis, Tahun, Sumber Ketut Mustanda (2016) Jurnal Manajemen Unud Vol 5 No 5 2 Syarifuddin dan M. Yamin Noch (2018) Skripsi 3. Wildan Farhat Pinasti (2018) Jurnal Nominal Vol 7 no 1 Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian Penelitian Pengaruh CAR, Analisis 1. Capital Aquacy LDR, NPL regresi linier Ratio(CAR) berpengaruh Terhadap ROA berganda positif terhadap Return Pada Sektor On Asset (ROA). Perbankan Di Bursa 2. Non Performing Loan Efek Indonesia. (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA). 3. Loan Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA). Pengaruh Capital Analisis 1. Capital Aquacy Ratio Adequacy Ratio regresi linier (CAR) berpengaruh (CAR), berganda positif terhadap Return Non Performing On Asset (ROA). Loan 2. Non Performing Loan (NPL) dan Loan (NPL) berpengaruh Deposite Ratio negatif terhadap Return (LDR) On Asset (ROA). terhadap Return On 3. Loan Deposit Ratio Asset (ROA) (Studi (LDR) berpengaruh Kasus Pada Bank positif terhadap Return Umum yang On Asset (ROA). terdaftar di 4. Variabel CAR, NPL, dan Bursa Efek LDR secara simultan Indonesia berpengaruh signifikan Periode 2012 terhadap ROA. 2015). Pengaruh CAR, Analisis 1. CAR berpengaruh BOPO, NPL, NIM, regresi linier negatif dan tidak dan LDR Terhadap berganda signifikan terhadap Profitabilitas Bank profitabilitas. Umum Periode 2. BOPO berpengaruh 2011-2015 negatif dan signifikan terhadap profitabilitas 3. NPL berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas 4. NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap probitabilitas 43 No Nama Penulis, Tahun, Sumber Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 5. LDR berpengagaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas 6. CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR berpengaruh terhadap profitabilitas Sumber : Data diolah oleh Penulis, 2020. 2.2. Kerangka Pemikiran Menurut Sugiyono (2013:60), mengemukakan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel independen dan dependen. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan pasal 1 ayat 2 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dengan tujuan untuk meningkatkan hidup orang banyak. Menurut Kasmir (2016:85) , kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak termasuk jangka waktu serta bunga yang telah ditetapkan bersama. 44 Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/11/PBI/2015 tanggal 25 Juni 2015 tentang giro wajib minimum bank umum dalam rupiah dan valuta asing bagi bank umum konvensonal, bahwa Loan To Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga mencangkup giro, tabungan, dan deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank. Bank memiliki tujuan utama yaitu mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha yang telah dicapai oleh bank yang bersangkutan (Kasmir, 2013:327). Salah satu rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset (ROA) untuk pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin besar Loan To Deposit Ratio (LDR) menunjukkan kemampuan bank yang baik dalam menyalurkan kredit untuk memperoleh pendapatan bunga. LDR yang tinggi mengindikasikan semakin sedikit dana yang disimpan dalam bentuk investasi likuid dan semakin meningkatnya dana yang disalurkan dalam bentuk kredit (aset likuid memberikan tingkat pengembalian yang relatif lebih rendah) sehingga ROA yang dihasilkan akan semakin tinggi.. Non Performing Loan (NPL) merupakan suatu rasio yang digunakan untuk menghitung risiko dari proses pembayaran kredit yang telah ditetapkan sesuai perjanjian. Sehingga dapat diketahui adanya tunggakan atau ada potensi kerugian di perusahaan debitur sehingga memiliki risiko di kemudian hari pada bank. (Rivai, 2013:125) 45 Hasil penelitian yang dilakukan Ketut Mustanda (2016) LDR berpengaruh positif terhadap ROA. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi rasio LDR atau semakin rendah likuiditas suatu bank maka ROA yang dihasilkan suatu bank akan semakin tinggi. Hasil penelitian Syarifuddin dan M.Yamin Noch (2018) Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA). Dengan meningkatnya Non Performing Loan (NPL) akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, maka Return On Assets (ROA) harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank. Kasmir (2014) Sedangkan hasil penelitian Wildan Farhat Pinasti (2018) menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Return On Assets (ROA). Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat ditarik sebuah kerangka pemikiran dan penelitian. Berikut ini terdapat skema kerangka pemikiran yang menunjukan hubungan antara variabel independen yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap variabel dependen yaitu Return On Assets (ROA). 46 Bank Penghimpunan Dana DPK 1 DPK 2 Penyediaan Jasajasa Lainnya Penyaluran Dana DPK 3 Kredit LDR Non Kredit NPL Profitabilitas ROA ROE NIM BOPO Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Sumber : Data diolah oleh Penulis, 2020. Keterangan: = yang diteliti = yang tidak diteliti 47 Loan To Deposit Ratio (LDR) (X1) H1 Non Performing Lian (NPL) (X2) H2 Return on Asset (ROA) (Y) H3 Gambar 2.2 Paradigma Penelitian Sumber : Data diolah oleh Penulis, 2020. 2.3 Hipotesis Menurut Sugiyono (2013:93), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, di mana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karema jawaban yang diberikan baru didasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan kerangka penelitian diatas, maka penulis mengambil hipotesis sebagai berikut: 1. Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh secara parsial terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank BNI periode 2012-2019. 48 2. Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh secara simultan terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank BNI periode 2012-2019. 49 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2013:38), pengertian objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA) pada Bank BNI Periode 2012-2019. 3.1.1 Profil Singkat Bank BNI Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (selanjutnya disebut “BNI” atau “Bank”) pada awalnya didirikan di Indonesia sebagai Bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia” berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang No. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946. Selanjutnya, berdasarkan UndangUndang No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. Selanjutnya, peran BNI sebagai Bank yang diberi mandat untuk memperbaiki ekonomi rakyat dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional dikukuhkan oleh UU No. 17 tahun 1968 tentang Bank Negara Indonesia 1946. 50 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1992, tanggal 29 April 1992, telah dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi Perusahaan Perseroan Terbatas (Persero). Penyesuaian bentuk hukum menjadi Persero, dinyatakan dalam Akta No. 131, tanggal 31 Juli 1992, dibuat di hadapan Muhani Salim, S.H., yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 11 September 1992 Tambahan No. 1A. BNI merupakan Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama yang menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1996. Untuk memperkuat struktur keuangan dan daya saingnya di tengah industri perbankan nasional, BNI melakukan sejumlah aksi korporasi, antara lain proses rekapitalisasi oleh Pemerintah di tahun 1999, divestasi saham Pemerintah di tahun 2007, dan penawaran umum saham terbatas di tahun 2010. Untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar BNI telah dilakukan penyesuaian. Penyesuaian tersebut dinyatakan dalam Akta No. 46 tanggal 13 Juni 2008 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Mei 2008 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.02-50609 tanggal 12 Agustus 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 23 Desember 2008 Tambahan No. 29015. 51 Perubahan terakhir Anggaran Dasar BNI dilakukan antara lain tentang penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar sesuai dengan Akta No. 35 tanggal 17 Maret 2015 Notaris Fathiah Helmi, S.H. telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan surat keputusan No. AHU-AH.01.03-0776526 tanggal 14 April 2015. Saat ini, 60% saham-saham BNI dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan 40% sisanya dimiliki oleh masyarakat, baik individu maupun institusi, domestik dan asing. BNI kini tercatat sebagai Bank nasional terbesar ke-4 di Indonesia, dilihat dari total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. Dalam memberikan layanan finansial secara terpadu, BNI didukung oleh sejumlah perusahaan anak, yakni Bank BNI Syariah, BNI Multifinance, BNI Sekuritas, BNI Life Insurance, dan BNI Remittance. BNI menawarkan layanan penyimpanan dana maupun fasilitas pinjaman baik pada segmen korporasi, menengah, maupun kecil. Beberapa produk dan layanan terbaik telah disesuaikan dengan kebutuhan nasabah sejak kecil, remaja, dewasa, hingga pensiun. 3.1.2 Visi dan Misi PT Bank BNI 1. Visi Menjadi Lembaga Keuangan yang Unggul dalam Layanan dan Kinerja. 2. Misi 1) Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh nasabah, dan selaku mitra pilihan utama. 2) Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor. 52 3) Menciptakan kondisi terbaik bagi karyawan sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi. 4) Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab kepada lingkungan dan komunitas. 5) Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik. 3.1.3 Budaya Bank BNI Budaya Kerja BNI "PRINSIP 46" merupakan tuntunan perilau insan BNI, terdiri dari 4 (Empat) Nilai Budaya Kerja BNI : 1. Profesionalisme 2. Integritas 3. Orientasi Pelanggan 4. Perbaikan Tiada Henti Setiap Nilai Budaya Kerja BNI memiliki Perilaku Utama yang merupakan acuan bertindak bagi seluruh Insan BNI, 6 (enam) Perilaku Utama Insan BNI adalah: 1. Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik 2. Jujur, Tulus dan Ikhlas 3. Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab 4. Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis 5. Senantiasa Melakukan Penyempurnaan 6. Kreatif dan Inovatif 53 3.1.4 Logo Bank BNI Gambar 3.1 Logo Bank BNI Sumber: www.bni.co.id Logo “46” dan “BNI” mencerminkan tampilan yang modern dan dinamis. Sedangkan penggunakan warna korporat baru memperkuat identitas tersebut. Hal ini akan membantu BNI melakukan diferensiasi di pasar perbankan melalui identitas yang unik, segar dan modern. Huruf “BNI” dibuat dalam warna turquoise baru, untuk mencerminkan kekuatan, otoritas, kekokohan, keunikan dan citra yang lebih modern. Huruf tersebut dibuat secara khusus untuk menghasilkan struktur yang orisinal dan unik. Angka 46 merupakan simbolisasi tanggal kelahiran BNI, sekaligus mencerminkan warisan sebagai sebagai bank pertama di Indonesia. Dalam logo ini, angka “46” diletakkan secara diagonal menembus kotak menggambarkan BNI baru yang modern. 3.1.5 Kegiatan Usaha Bank BNI 1. Penghimpun dana (Funding) yang berupa: 1) BNI Taplus 2) BNI Taplus Bisnis 3) BNI Tappa 54 berwarna jingga untuk 4) BNI Taplus Muda 5) BNI Tapplus Muda Co-Brand 6) BNI Taplus Anak 7) BNI Taplus Anak Co-Brand 8) BNI Tapenas 9) BNI Pandai 10) BNI Dollar 11) BNI Haji 12) BNI Deposito 13) BNI Simpanan Pelajar 14) Tabanganku 2. Penyaluran dana (Lending), yang berupa: 1) BNI Griya 2) BNI Multiguna 3) BNI Fleksi 4) BNI Instant 5) BNI Fleksi Pensiun 3. Jasa-jasa lainnya (Service), yang berupa: 1) Pengiriman Uang 2) Kriling 3) Inkaso 4) Letter Of Credit 5) Bank Notes 6) Bank Garansi 55 7) Bank Draft 8) BNI Voucher Multiguna 9) Traveller’s Cheque 10) Safe Deposit Box 3.2 Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2013:2), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. 3.2.1 Metode Yang Digunakan Didalam melakukan penelitian ini jenis metode yang digunakan yakni metode deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode ini akan diketahui hubungan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2014:147) metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiamana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Sedangkan metode verifikatif menurut Sugiyono (2014:207), menjelaskan bahwa metode penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas antara variabel melalui suatu pengujian hipotesis melalui suatu perhitungan statistik 56 sehingga di dapat hasil pembuktian yang menunjukan hipotesis di tolak atau diterima. Analisis deskriptif dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Analisis deskriptif variabel independen, yaitu perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) PT Bank BNI periode 2012-2019. 2. Analisis deskriptif variabel independen, yaitu perkembangan Non Performing Loan (NPL) PT Bank BNI periode 2012-2019. 3. Analisis deskriptif variabel dependen, yaitu perkembangan Return On Asset (ROA) PT Bank BNI periode 2012-2019. Adapun pendekatan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013:13), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3.2.2 Operasionalisasi Variabel Menurut Sugiyono (2013:63), pengertian variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan judul penelitian yatitu pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Assets (ROA), maka variabel penelitiannya sebagai berikut: 57 1. Variabel Independen (X) Menurut Sugiyono (2013:64), variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Loan To Deposit Ratio (X1) dan Non Performing Loan (X2). 2. Varibel Dependen (Y) Menurut Sugiyono (2013:64), variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA). Adapun penjabaran variabelvariabel tersebut ke dalam operasionalisasi variabel dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Variabel Variabel Independen (X1) Loan To Deposit Ratio (LDR) Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No 15/41/DKMP tanggal 1 Oktober 2013 tentang pengertian Loan To Deposito Ratio (LDR) adalah rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta 58 Indikator Skala Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) pada Bank BNI periode 2012-2019 Rasio LDR ๐ฝ๐ข๐๐๐โ ๐พ๐๐๐๐๐ก ๐๐๐๐ ๐ท๐๐๐๐๐๐๐๐ = ๐ 100% ๐ท๐๐๐ ๐๐โ๐๐ ๐พ๐๐ก๐๐๐ Variabel Konsep Variabel Indikator asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap DPK yang mencangkup giro, tabungan, dan deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antara bank. Variabel Non Performing Loan Perkembangan Non Performing Independen (NPL) adalah kredit Loan (NPL) pada Bank BNI (X2) dimana terjadi cidera periode 2012-2019 Non janji dari seorang ๐๐๐ฟ Kredit non lancar Performing debitur. NPL = ๐ฅ100% Loan merupakan suatu Total Kredit (NPL) rasio yang digunakan untuk menghitung risiko dari proses pembayaran kredit yang telah ditetapkan sesuai perjanjian. Sehingga dapat diketahui adanya tunggakan atau ada potensi kerugian di perusahaan debitur sehingga memiliki risiko di kemudian hari pada bank. (Rivai, 2013:125) Variabel Dependen (Y) Return On Asset (ROA) Menurut Kasmir (2014:201), Return on assets (ROA) merupakan rasio antara laba sebelum pajak dengan total aset. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh 59 Skala Rasio Perkembangan Return on Asset (ROA) pada Bank BNI periode 2012-2019 Rasio Rumus: ๐ ๐๐ด Laba SetbelumPajak = ๐ฅ100% Total Asset Variabel Konsep Variabel Indikator Skala keuntungan secara keseluruhan. 3.2.3 Populasi dan Teknik Pententuan Sampel 3.2.3.1 Populasi Menurut Sugiyono (2013:115), pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek untuk menjadi subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank BNI yang ada kaitannya dengan Loan To Depsoit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) Return On Assets (ROA). 3.2.3.2 Teknik Penentuan Sampel Menurut Sugiyono (2013:1116), menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang sama. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2013:122), purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel. Teknik purposive sampling dilakukan dengan memilik sampel dengan tujuan tertentu sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. 60 Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data pada laporan keuangan yang berhubungan dengan Loan To Deposit Ratio (LDR) selama periode 2012-2019 pertriwulan. 2. Data pada laporan keuangan yang berhubungan dengan Non Performing Loan (NPL) selama periode 2012-2019 pertriwulan. 3. Data pada laporan keuangan yang berhubungan dengan Return On Asset (ROA) periode 2012-2019 pertriwulan. 3.2.3.3Jenis dan Sumber Data Jenis data penelitian adalah salah satu faktor penting yang digunakan untuk mempertimbangkan dalam penentuan metode pengumpulan data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang terdokumentasi dilakukan dengan mempelajari buku-buku perpustakaan yang relevan dengan masalah yang diteliti. Sumber data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2011:137), sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen. Data sekunder merupakan data mengenai laporan keuangan Bank BNI periode 2012 sampai dengan 2019, yang terkait dengan Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA) diperoleh melalui website resmi www.bni.co.id. 61 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiono (2013:401), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan yaitu data sekunder. Menurut Sugiyono (2013:137), sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung diberikan data kepada pengumpulan data kepada misalnya melalui dokumen. Dalam penelitian teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah: 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dasar-dasar teoritis ini diperoleh dari sumber pustaka, literatur dan jurnal yang berhubungan dengan materi yang diteliti. 2. Studi Dokumentasi Pengumpulan data dengan mempelajari dan mencatat data yang bersumber dari data laporan keuangan bank, melalui situs resmi PT Bank BNI. 3.2.5 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2013:147), analisis deskriptif variabel penelitian yaitu untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis deskriptif penelitian dalam penelitian ini terdiri dari: 62 1. Analisis deskriptif variabel independent, yaitu perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) pada Bank BNI periode 2012-2019. 2. Analisis deskriptif variabel independent, yaitu perkembangan Non Performing Loan (NPL) pada Bank BNI periode 2012-2019. 3. Analisis deskriptif variabel dependent, yaitu perkembangan Return On Asset (ROA) pada Bank BNI periode 2012-2019. 3.2.6 Rancangan Pengujian Hipotesis Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk menganalisis sejauh mana Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA), maka data yang terkumpul akan dianalisis dan diteliti melalui metode pengumpulan data. Data yang berakaitan dengan variabel tersebut dikumpulkan lalu diolah dengan menggunakan Statistic Program Social Science (SPSS). 3.2.6.1 Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model analisis yang tepat. Data yang digunakan sebagai model regresi berganda dalam menguji hipotesis haruslah menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam residu model regresi memiliki distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki data residu yang berdistribusi normal (Ghozali, 2013:160). Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 63 uji Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS 26 for Windows. Dalam penelitian inid engan menggunakan Alpha sebesar 5% (0,05). Dasar pengambilan keputusannya adalah berdasarkan probabilitas (Asymptotic Significance), yaitu : • Asymp.Syg< 0,05 = Distribusi tidak normal • Asymp.Syg> 0,05 = Distribusi normal 2. Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali (2013:91), multikoliniearitas adalah persamaan regresi berganda yaitu korelasi antara variabel-variabel bebas antara satu dengan yang lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel tidak orthogonal. Untuk mengetahui apakah ada korelasi diantara variabel-variabel bebas dapat diketahui dengan melihat dari tolerance yang tinggi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya multikoliniearitas dalam suatu model regresi dapat dilihat dari tolerance inflaction factor (VIF). Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan bahwa: 1) Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 2) Jika tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan ada multikolinearitas antar variabel independen dan model regresi. 64 3. Uji Autokorelasi Menurut Umar (2014:182) Uji autokorelasi dilakukan bertujuan untuk mennguji apakah dalam model regresi linear terjadi hubungan yang kuat positif maupun negative antar data yang ada pada variabel- variabel penelitian. Cara untuk mengetahui adanya autokorelasi atau tidak adalah dengan menggunakan pengujian Durbin-Watson (DW). Pengambilan keputusan pada uji autokorelasi ini dapat dilihat sebagai berikut: 1) Nilai D-W dibawah -2 berati diindikasikan adanya autokorelasi positif. 2) Nilai D-W antara-2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi. 3) Nilai D-W diatas 2 berarti diindikasikan ada autpkorelasi negativ. 4. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variansi dari residual 1 pengamatan ke pengamatan lain. Situasi heterokedasitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Untuk menguji ada tidaknya heterokedasitasitas, digunakan Uji Glesjer dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: 1) Jika tingkat sign >0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas. 2) Jika tingkat sign <0,05 maka terjadi heterokedastisitas. 65 3.2.6.2. Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Sugiyono (2013:277), analisis regresi linier berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Analisis regresi linier berganda akan dilakukan bila terdapat variabel independennya. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, dimana dua variabel merupakan variabel independen (independent variable) yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR) sebagai X1 dan Non Performing Loan (NPL) sebagai X2, serta satu variabel dependen (dependent variable) yaitu Return On Asset (ROA) sebagai Y. Persamaan regresi untuk dua prediktor adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 Keterangan: Y = Return On Assets (ROA) a = Konstanta, yaitu nilai Y jika nila X=0 b = Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan variabel X b1 = Koefisien regresi Loan To Deposit Ratio (LDR) b2 = Koefisien regresi Non Performing Loan (NPL) X1 = Loan To Deposit Ratio (LDR) X2 = Non Performing Loan (NPL) 66 3.2.6.3 Analisis Koefisien Korelasi Analisis koefisien korelasi digunakan untuk melihat seberapa kuat hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Symbol dari besaran korelasi adalah r yang disebut koefisien korelasi. Adapun pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi menurut Sugiyono (2013:184) adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Intreprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,0 - 0,199 Sangat Rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat 0,80 - 1,00 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2013:184) 3.2.6.4 Analisis Koefisien Determinasi Menurut Sugiyono (2014:192) Pengujian koefisien determinasi merupakan pengkuadratan dari nilai korelasi (R2 ), analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa persen besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jadi untuk mengetahui seberapa persen bersarnya hubungan antara Loan To Deposit Ratio (X1) dan Non Performing Loan (X2) dengan Return On Asset (ROA) pada PT Bank BNI periode 2012-2019, maka menggunakan analisis 67 koefisien determinasi yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya atau dapat dirumuskan sebagai berikut: Rumus: Kd = R2 x 100% Keterangan: Kd = Seberapa besar perubahan variabel Y dipengaruhi variabel X R2 = Koefisien korelasi pangkat dua 3.2.6.5 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji-T) Menurut Sugiyono (2013:259), menyatakan bahwa pengujian secara parsial dilakukan untuk mengetahui signifikasi pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Dalam hal ini, variabel independennya yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL), sedangkan variabel dependennya yaitu Return On Asset(ROA). Untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas secara signifikan terdapat hubungan dengan variabel terikat dilakukan uji t statistik dengan melakukan hipotesis sebagai berikut: 1. Penetapan hipotesis operasional 1) Loan To Deposit Ratio (LDR) H0 โถ β = 0 : Loan To Deposit Ratio (LDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) ๐ป1 โถ ๐ฝ ≠ 0 : Loan To Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets (ROA) 68 2) Non Performing Loan (NPL) H0 โถ β = 0 : Non Performing Loan (NPL) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) ๐ป1 โถ ๐ฝ ≠ 0 : Non Performing Loan (NPL) berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Asset (ROA) 2. Kaidah Keputusan Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak, atau Jika ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ > ๐ก๐ก๐๐๐๐ dan tโ๐๐ก๐ข๐๐ > -๐ก๐ก๐๐๐๐, maka ๐ป0 ditolak (signifikan) Jika ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ ≤ ๐ก๐ก๐๐๐๐ dan -๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ ≥ -๐ก๐ก๐๐๐๐, maka ๐ป0 diterima (tidak signifikan) Pada uji t, nilai probabilitas dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program SPSS pada tabel kolom sig atau signifikan. Tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% dengan taraf nyata 5% (α = 0,05). Tingkat signifikan 0,05 atau 5% artinya kemungkinan besar hasil penarikan kesimpulan memiliki probabilitas 95% atau toleransi sebesar 5%. 3.2.6.6 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji-F) Menurut Priyatno (2012:140), Uji f digunakan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah secara simultan variabel Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan 69 atau tidak terhadap Return On Asset (ROA). Langkah-langkah pengujian uji f adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan Hipotesis H0 = 0 : Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) secara simultan tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Ha ≠ 0 : Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) secara simultan berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). 2. Menentukan Fhitung 3. Menentukan Ftabel 4. Kriteria pengujian Jika Fhitung < Ftabel Jika Fhitung > Ftabel Berdasarkan signifikansi: Jika Signifikansi > 0,05 maka H0 diterima Jika Signifikansi < 0,05 maka Ha ditolak 70 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Dari hasil penelitian ini, analisis deskriptif variabel penelitian berguna untuk menganalisis data mengenai perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019. Pengolahan data dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan software SPSS 25. 4.1.1. Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 Menurut Taswan (2010:167) Loan To Deposito Ratio (LDR) adalah perbandingan kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. Loan To Deposito Ratio (LDR) merupakan rasio keuangan hasil dari perbandingan antara jumlah kredit yang disalurkan terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank tersebut. Berikut adalah gambaran mengenai perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) yang bersumber dari Laporan Keuangan Bank BNI dari tahun 2012 sampai dengan 2019 seperti pada Tabel 4.1 berikut: 71 Tabel 4.1 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Pada Bank BNI Periode 20122019 Loan To Deposit Ratio (LDR) Posisi (%) Perkembangan (%) I 74.36 II 73.61 -0.75 2012 III 76.82 3.21 IV 77.52 0.70 I 82.57 5.05 II 84 1.43 2013 III 84.69 0.69 IV 85.3 0.61 I 88.39 3.09 II 80.28 -8.11 2014 III 85.74 5.46 IV 87.81 2.07 I 87.76 -0.05 II 87.63 -0.13 2015 III 87.67 0.04 IV 87.77 0.10 I 87.97 0.20 II 91.4 3.43 2016 III 92.85 1.45 IV 90.41 -2.44 I 89.33 -1.08 II 88.93 -0.40 2017 III 87.86 -1.07 IV 85.58 -2.28 I 90.13 4.55 II 87.28 -2.85 2018 III 89.04 1.76 IV 88.76 -0.28 I 91.26 2.50 II 92.3 1.04 2019 III 96.57 4.27 IV 91.54 -5.03 Rata-Rata 86.66 0.55 Tertinggi 96.57 5.46 Terendah 73.61 -8.11 Sumber: Laporan Keuangan Pertriwulan Bank BNI Periode 2012-2019 Tahun Triwulan (Data Diolah, 2020) 72 Berdasarkan data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa Loan To Deposit Ratio (LDR) pada Bank BNI periode 2012-2019 mengalami fluktuatif perkembangan setiap triwulannya. Rata-rata Loan To Deposit Ratio (LDR) per triwulan selama delapan periode sebesar 86.76%. Loan To Deposit Ratio (LDR) tertinggi terjadi pada tahun 2019 triwulan ke-3 sebesar 96.57%. Sedangkan Loan To Deposit Ratio (LDR) terendah terjadi pada tahun 2012 triwulan ke-2 sebesar 73.61%. Pada tahun 2012 LDR mengalami fluktuasi. LDR terendah terdapat pada triwulan ke-II yaitu 73.61% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya sebesar -0,75%. LDR tertinggi terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 77.52% mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0.70%. Pada tahun 2013 LDR mengalami fluktuasi. LDR terendah terdapat pada triwulan ke-I yaitu 82.57% mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya sebesar 5.05%. LDR tertinggi terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 85.3% mengalami peningkatan sebesar 0.61%. Pada tahun 2014 LDR mengalami fluktuasi. LDR terendah terdapat pada triwulan ke-II yaitu 80.28% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya sebesar -8.11%. LDR tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 88.39% mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 3.09%. Pada tahun 2015 LDR mengalami fluktuasi. LDR terendah terdapat pada triwulan ke-II yaitu 87.63% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya sebesar -0.13%. LDR tertinggi terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 87.77% mengalami peningkatan sebesar 0.10%. 73 Pada tahun 2016 LDR mengalami fluktuasi. LDR terendah terdapat pada triwulan ke-I yaitu 87.97% mengalami peningkatan sebesar 0.20% dari triwulan sebelumnya. LDR tertinggi terdapat pada triwulan ke-III yaitu 92.85% mengalami peningkatan 1.45% dari triwulan sebelumnya. Pada tahun 2017 LDR mengalami fluktuasi. LDR terendah terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 85.58% mengalami penurunan sebesar -2.28% dari triwulan sebelumnya. LDR tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 89.33% mengalami penurunan sebesar -1.08% dari triwulan sebelumnya. Pada tahun 2018 LDR mengalami fluktuasi. LDR terendah terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 88.76% mengalami penurunan sebesar -0.28% dari triwulan sebelumnya. LDR tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 90.13% mengalami peningkatan sebesar 4.55% dari triwulan sebelumnya. Pada tahun 2019 LDR mengalami fluktuasi. LDR terendah terdapat pada triwulan ke-I yaitu 91.26% mengalami peningkatan sebesar 2.50% dari triwulan sebelumnya. LDR tertinggi terdapat pada triwulan ke-III yaitu 96.57% mengalami peningkatan sebesar 4.27% dari tahun sebelumnya. Secara keseluruhan perkembangan LDR per triwulan pada PT. Bank BNI dari periode 2012 sampai dengan periode 2019 mengalami fluktuasi pada setiap triwulannya. Dengan demikian Bank BNI periode 2012-2019 memiliki kondisi LDR yang masih sesuai aturan, berdasarkan pada Peraturan Bank Indonesia No.17/11/PBI Tahun 2015 tentang penilaian kesehatan Bank Umum ,menetapkan bahwa maksimal LDR adalah sebesar 110%. 74 Untuk melihat perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) per triwulan pada Bank BNI dari periode 2012 sampai dengan periode 2019 dapat dilihat dalam bentuk grafik seperti terlihat pada Gambar 4.1 berikut: 8 6 4 2 0 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV -2 -4 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 -6 -8 -10 Perkembangan LDR pada Bank BNI Periode 2012-2019 Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 Sumber: (Data Diolah, 2020) 4.1.2. Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 Menurut (Rivai, 2013:125) Non Performing Loan (NPL) adalah kredit dimana terjadi cidera janji dari seorang debitur. NPL merupakan suatu rasio yang digunakan untuk menghitung risiko dari proses pembayaran kredit yang telah ditetapkan sesuai perjanjian. Sehingga dapat diketahui adanya tunggakan atau ada potensi kerugian di perusahaan debitur sehingga memiliki risiko di kemudian hari pada bank. 75 2019 Menurut (Manurung dan Raharja, 2009) Kredit bermasalah adalah total keseluruhan kredit yang berada dalam kolektibilitas kredit kurang lancar, diragukan, dan macet. Sedangkan total kredit adalah keseluruhan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu beserta bunganya. Berikut adalah gambaran mengenai perkembangan Non Performing Loan (NPL) yang bersumber dari Laporan Keuangan Bank BNI dari tahun 2012 sampai dengan 2019 seperti pada Tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Pada Bank BNI Periode 20122019 Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Triwulan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Non Performing Loan(NPL) Posisi (%) Perkembangan (%) 0.65 0.71 0.06 0.76 0.05 0.75 -0.01 0.96 0.21 0.71 -0.25 0.63 -0.08 0.55 -0.08 0.61 0.06 0.55 -0.06 0.52 -0.03 0.39 -0.13 0.47 0.08 0.78 0.31 0.63 -0.15 0.91 0.28 0.85 -0.06 0.66 -0.19 0.73 0.07 0.44 -0.29 0.56 0.12 0.66 0.10 0.79 0.13 76 Non Performing Loan(NPL) Posisi (%) Perkembangan (%) IV 0.7 -0.09 I 0.76 0.06 II 0.94 0.18 2018 III 0.84 -0.10 IV 0.85 0.01 I 0.85 0.00 II 0.8 -0.05 2019 III 0.78 -0.02 IV 1.25 0.47 Rata-Rata 0.72 0.02 Tertinggi 1.25 0.47 Terendah 0.39 -0.29 Sumber: Laporan Keuangan Pertriwulan Bank BNI Periode 2012-2019 Tahun Triwulan (Data Diolah, 2020) Berdasarkan data pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa Non Performing Loan (NPL) pada Bank BNI periode 2012-2019 mengalami fluktuatif perkembangan setiap triwulannya. Rata-rata Non Performing Loan (NPL) per triwulan selama delapan periode sebesar 0.72%. Non Performing Loan (NPL) tertinggi terjadi pada tahun 2019 triwulan ke-4 sebesar 1.25%. Sedangkan Non Performing Loan (NPL) terendah terjadi pada tahun 2014 triwulan ke-4 sebesar 0.39%. Pada tahun 2012 NPL mengalami fluktuasi. NPL terendah terdapat pada triwulan ke-I yaitu 0.65%. NPL tertinggi terdapat pada triwulan ke-III yaitu 0.76% mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0.05%. Pada tahun 2013 NPL mengalami fluktuasi. NPL terendah terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 0.55% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya sebesar -0.08%. NPL tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 0.96% mengalami peningkatan sebesar 0.21%. 77 Pada tahun 2014 NPL mengalami fluktuasi. NPL terendah terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 0.39% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya sebesar -0.13%. NPL tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 0.61% mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0.06%. Pada tahun 2015 NPL mengalami fluktuasi. NPL terendah terdapat pada triwulan ke-I yaitu 0.47% mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya sebesar 0.08%. NPL tertinggi terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 0.91% mengalami peningkatan sebesar 0.28%. Pada tahun 2016 NPL mengalami fluktuasi. NPL terendah terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 0.44% mengalami penurunan sebesar -0.29% dari triwulan sebelumnya. NPL tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 0.85% mengalami penurunan -0.06% dari triwulan sebelumnya. Pada tahun 2017 NPL mengalami fluktuasi. NPL terendah terdapat pada triwulan ke-I yaitu 0.56% mengalami peningkatan sebesar 0.12% dari triwulan sebelumnya. NPL tertinggi terdapat pada triwulan ke-III yaitu 0.79% mengalami peningkatan sebesar 0.13% dari triwulan sebelumnya. Pada tahun 2018 NPL mengalami fluktuasi. NPL terendah terdapat pada triwulan ke-I yaitu 0.76% mengalami peningkatan sebesar 0.06% dari triwulan sebelumnya. NPL tertinggi terdapat pada triwulan ke-II yaitu 0.94% mengalami peningkatan sebesar 0.18% dari triwulan sebelumnya. 78 Pada tahun 2019 NPL mengalami fluktuasi. NPL terendah terdapat pada triwulan ke-III yaitu 0.78% mengalami penurunan sebesar -0.02% dari triwulan sebelumnya. NPL tertinggi terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 1.25% mengalami peningkatan sebesar 0.47% dari tahun sebelumnya. Secara keseluruhan perkembangan NPL per triwulan pada PT. Bank BNI dari periode 2012 sampai dengan periode 2019 mengalami fluktuasi pada setiap triwulannya. Dengan demikian Bank BNI periode 2012-2019 memiliki kondisi NPL yang masih sesuai aturan, berdasarkan pada Peraturan Bank Indonesia No.17/11/PBI Tahun 2015 tentang penilaian kesehatan Bank Umum ,menetapkan bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) adalah sebesar 5%. Untuk melihat perkembangan Non Performing Loan (NPL) per triwulan pada PT. Bank BNI dari periode 2012 sampai dengan periode 2019 dapat dilihat dalam bentuk grafik seperti terlihat pada Gambar 4.2 berikut: 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 TW I TW II TW IIITW IV TW I TW II TW IIITW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW IIITW IV -0.1 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 -0.2 -0.3 -0.4 Perkembangan NPL Bank BNI Periode 2012-2019 Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 Sumber: (Data Diolah, 2020) 79 4.1.3 Perkembangan Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 20122019 Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas. Menurut Kasmir (2014:201), Return on assets (ROA) merupakan rasio antara laba sebelum pajak dengan total aset. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Berikut adalah gambaran mengenai perkembangan Return On Asset (ROA) yang bersumber dari Laporan Keuangan Bank BNI dari tahun 2012 sampai dengan 2019 seperti pada Tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Perkembangan Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 Triwulan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II Return On Asset (ROA) Posisi (%) Perkembangan (%) 2.76 2.81 0.05 2.81 0.00 2.92 0.11 3.26 0.34 3.39 0.13 3.32 -0.07 3.36 0.04 3.28 -0.08 3.26 -0.02 3.32 0.06 3.49 0.17 3.55 0.06 1.48 -2.07 2.45 0.97 2.64 0.19 3.03 0.39 2.16 -0.87 80 Return On Asset (ROA) Posisi (%) Perkembangan (%) III 2.51 0.35 IV 2.69 0.18 I 2.76 0.07 II 2.72 -0.04 2017 III 2.80 0.08 IV 2.75 -0.05 I 2.73 -0.02 II 2.73 0.00 2018 III 2.76 0.03 IV 2.78 0.02 I 2.68 -0.10 II 2.44 -0.24 2019 III 2.51 0.07 IV 2.42 -0.09 Rata-Rata 2.83 -0.01 Tertinggi 3.55 0.97 Terendah 1.48 -2.07 Sumber: Laporan Keuangan Pertriwulan Bank BNI Periode 2012-2019 Tahun Triwulan (Data Diolah, 2020) Berdasarkan data pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) pada Bank BNI periode 2012-2019 mengalami fluktuatif perkembangan setiap triwulannya. Rata-rata Return On Asset (ROA) per triwulan selama delapan periode sebesar 2.83%. Return On Asset (ROA) tertinggi terjadi pada tahun 2015 triwulan ke-1 sebesar 3.55%. Sedangkan Return On Asset (ROA) terendah terjadi pada tahun 2015 triwulan ke-2 sebesar 1.48%. Pada tahun 2012 ROA mengalami fluktuasi. ROA terendah terdapat pada triwulan ke-I yaitu 2.76%. ROA tertinggi terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 2.92% mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0.11%. Pada tahun 2013 ROA mengalami fluktuasi. ROA terendah terdapat pada triwulan ke-I yaitu 3.26% mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya sebesar 0.34%. ROA tertinggi terdapat pada triwulan ke-II yaitu 3.39% mengalami peningkatan sebesar 0.13%. 81 Pada tahun 2014 ROA mengalami fluktuasi. ROA terendah terdapat pada triwulan ke-II yaitu 3.26% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya sebesar -0.02%. ROA tertinggi terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 3.49% mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0.17%. Pada tahun 2015 ROA mengalami fluktuasi. ROA terendah terdapat pada triwulan ke-II yaitu 1.48% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya sebesar -2.07%. ROA tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 3.55% mengalami peningkatan sebesar 0.06%. Pada tahun 2016 ROA mengalami fluktuasi. ROA terendah terdapat pada triwulan ke-II yaitu 2.16% mengalami penurunan sebesar -0.87% dari triwulan sebelumnya. ROA tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 3.03% mengalami peningkatan 0.39% dari triwulan sebelumnya. Pada tahun 2017 ROA mengalami fluktuasi. ROA terendah terdapat pada triwulan ke-II yaitu 2.72% mengalami penurunan sebesar -0.04% dari triwulan sebelumnya. ROA tertinggi terdapat pada triwulan ke-III yaitu 2.80% mengalami peningkatan sebesar 0.08% dari triwulan sebelumnya. Pada tahun 2018 ROA mengalami fluktuasi. ROA terendah terdapat pada triwulan ke-I dan triwulan ke-II yaitu 2.73% mengalami penurunan sebesar -0.02% dari triwulan sebelumnya. ROA tertinggi terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 2.78% mengalami peningkatan sebesar 0.02% dari triwulan sebelumnya. Pada tahun 2019 ROA mengalami fluktuasi. ROA terendah terdapat pada triwulan ke-IV yaitu 2.42% mengalami penurunan sebesar -0.09% dari triwulan sebelumnya. ROA tertinggi terdapat pada triwulan ke-I yaitu 2.68% mengalami penurunan sebesar -0.10% dari tahun sebelumnya. 82 Secara keseluruhan perkembangan ROA per triwulan pada Bank BNI dari periode 2012 sampai dengan periode 2019 mengalami fluktuasi pada setiap triwulannya. Dengan demikian Bank BNI periode 2012-2019 memiliki kondisi ROA yang masih sesuai aturan, berdasarkan pada Peraturan Bank Indonesia No.17/11/PBI Tahun 2015 tentang penilaian kesehatan Bank Umum dengan Mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba.. Untuk melihat perkembangan Return On Asset (ROA) per triwulan pada Bank BNI dari periode 2012 sampai dengan periode 2019 dapat dilihat dalam bentuk grafik seperti terlihat pada Gambar 4.3 berikut: 1.5 1 0.5 0 TW I TW II TW III TW TW I TW II TW III TW TW I TW II TW III TW TW I TW II TW III TW TW I TW II TW III TW TW I TW II TW III TW TW I TW II TW III TW TW I TW II TW III TW IV IV IV IV IV IV IV IV -0.5 -1 -1.5 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 -2 -2.5 Perkembangan ROA Bank BNI Periode 2012-2019 Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 Sumber: (Data Diolah, 2020) 83 4.2. Analisis Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 20122019 Untuk mengetahui pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 dilakukan pengujian dengan analisis data menggunakan pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas, kemudian dilanjutkan dengan pengujian analisis regresi linier berganda, analisis koefisien korelasi, analisis koefisien determinasi, uji parsial ( t ) dan uji simultan ( F ). Untuk mempermudah pengolahan data, maka digunakan aplikasi software computer IBM SPSS Statistics 25. 4.2.1 Uji Asumsi Klasik Menurut Purnomo (2016:107), uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya normalitas residual, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas pada model regresi. Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi klasik yaitu data residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. 4.2.1.1 Uji Normalitas Menurut Ghozali (2018:161), uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang 84 terdistribusi secara normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu: 1) Metode Grafik Uji normalitas residual dengan metode grafik yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual. Sebagai dasar pengambilan keputusannya, jika titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai residual tersebut telah normal. Gambar 4.4 Uji Normalitas dengan P-Plot Sumber: Output IBM SPSS v.25 2020 Berdasarkan grafik pada Gambar 4.4 dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, yang artinya bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi secara normal. 2) Metode Statistik Menurut Ghozali (2018:163) uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan jika tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji 85 grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik untuk menguji normalitas residual bisa dengan menggunakan Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dasar pengambilan keputusan dalam menggunakan pengujian ini dengan melihat nilai signifikan, apabila nilai signifikan > 5% (0.05) maka data residual terdistribusi normal. Hasil uji One Sample Kolmogrov-Smirnov (K-S) dalam penelitian ini sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji One Sample Kolmogrov-Smirnov (K-S) Sumber: Output IBM SPSS v.25 2020 Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas menggunakan uji One Sample Kolmogrov-Smirnov (K-S) menunjukkan level signifikansi sebesar 0.200 > 0.05 yang berarti bahwa data residual terdistribusi normal. 4.2.1.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Beberapa metode uji multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Infaction Factor (VIF) pada 86 model regresi atau dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual (๐ 2 ) dengan nilai determinasi secara serentak (๐ 2 ) (Priyatno, 2012:151) Tabel 4.5 Uji Multikoliniearitas dengan Tolerance Value dan VIF Sumber: Output IBM SPSS v.25 2020 Berdasarkan data pada Tabel 4.5 LDR dan NPL memiliki tolerance sebesar 0.981 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1.019 < 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas di antara kedua variabel independen. 4.2.1.3 Uji Autokorelasi Menurut Priyatno (2012:172), autokorelasi adalah keadaan dimana pada model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual periode sebelumya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat masalah autokorelasi. Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji autokorelasi Durbin Watson (D-W). Kriteria dalam penelitian menggunakan uji autokorelasi Durbin Watson (D-W) yaitu: 1) Nilai Durbin Watson (D-W) < (-2): Adanya autokorelasi positif 2) Nilai Durbin Watson (D-W) antara (-2) sampai (+2): Tidak ada autokorelasi 3) Nilai Durbin Watson (D-W) > (+2): Adanya autokorelasi negatif 87 Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Sumber: Output IBM SPSS v.25 2020 Berikut ini merupakan hasil uji autokorelasi dengan melihat nilai output Durbin Watson sebesar 1.412 yang berada di antara -2 dan 2, maka dapat disimpulkan model regresi yang digunakan bebas dari gangguan atau tidak terjadi autokorelasi 4.2.1.4 Uji Heterokedastisitas Menurut Ghozali (2018:137) uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pegamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika variabel independen secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya hetereskedastisitas, salah satunya melalui uji Glejser yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini: 88 Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Output IBM SPSS v.25 2020 Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolut Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan (> 5%). Jadi dapat disimpulkan artinya penelitian tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas. 4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Sugiyono (2019:323), analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yang terdiri dari dua variabel independen (variabel bebas) yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR) sebagai X1 dan Non Performing Loan (NPL) sebagai X2 serta satu variabel dependen (variabel terikat) yaitu Return On Asset (ROA) sebagai Y. 89 Hasil pengujian data untuk menganalisis regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.8 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Sumber : Output IBM SPSS v.25 2020 Berdasarkan Tabel 4.8 hasil pengujian data untuk regresi linier berganda dapat dirumuskan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 5.305 + 0.321 (๐ ๐ ) - 0.928 (๐ ๐ ) Keterangan: Y = Return On Asset (ROA), X1 = Loan To Deposit Ratio (LDR) X2 = Non Performing Loan (NPL) Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa: (1) Nilai konstanta (a) sebesar 5.305 yang artinya apabila Loan To Deposit Ratio (LDR) (X1 ) dan Non Performing Loan (NPL) (X2 ) memiliki nilai nol (0) maka nilai Return On Asset (ROA) sebesar 5.305. (2) Nilai Loan To Deposit Ratio (LDR) memiliki koefisien 0.321 yang artinya memiliki nilai positif. Hal ini menunjukan hubungan positif (searah) antara Loan To Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA) (Y). 90 (3) Nilai Non Performing Loan (NPL) (X2) yang dihasilkan data tersebut memiliki koefisien -0.928 yang artinya memiliki nilai negatif (tidak searah) antara Non Performing Loan (NPL) (X2) terhadap Return On Asset (ROA) (Y). 4.2.3 Analisis Koefisien Korelasi Analisis koefisien korelasi digunakan untuk melihat seberapa kuat arah hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis koefisien korelasi memiliki beberapa metode dalam melakukan perhitungan. Salah satu metode yang digunakan penulis untuk melakukan perhitungan koefisien korelasi dalam penelitian ini yaitu metode Pearson Product Moment. Hasil perhitungan analisis koefisien korelasi menggunakan metode Pearson Product Moment dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Korelasi (Sumber: Output IBM SPSS v.25 2020) Pada Tabel 4.9 dapat disimpukan bahwa data yang diolah menghasilkan koefisien korelasi (R) sebesar 0.481 yang artinya Loan To Deposit Ratio (LDR) (๐1) dan Non Performing Loan (NPL) (๐2 ) berpengaruh positif dan sedang terhadap Return On Asset (ROA) (Y) karena memiliki nilai antara 0.40 – 0.599. 91 4.2.4 Analisis Koefisien Determinasi Pengujian ini dilakukan untuk mengukur atau mengetahui seberapa besar perkembangan variabel dependen Return On Asset (ROA) (Y) yang disebabkan oleh variabel independen Loan To Deposit Ratio (LDR) (X1 ) dan Non Performing Loan (NPL) (X 2 ). Berikut hasil perhitungan analisis koefisien determinasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.10: Tabel 4.10 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sumber: Output IBM SPSS v.25 2020 Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.232 atau 23.2% artinya variabel dependen Return On Asset (ROA) (Y) dipengaruhi oleh variabel independen Loan To Deposit Ratio (LDR) (X1 ) dan Non Performing Loan (NPL) (X2 ) sebesar 54%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 76.8% (1-๐ 2 ) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. 4.2.5 Pengujian Secara Parsial ( Uji t ) Menurut Ghozali (2018:179) uji parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam hal ini, variabel independennya yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non 92 Performing Loan (NPL) sedangkan variabel dependennya yaitu Return On Asset (ROA). Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh atau tidak terhadap tingkat Return On Asset (ROA). Hasil uji parsial (uji t) dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial (Sumber: Output IBM SPSS v.25 2019) Langkah-langkah pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut: 1. Pengujian koefisien variabel Loan To Deposit Ratio (LDR) ( X1 ) pada PT Bank BNI Periode 2012-2019 1) Merumuskan Hipotesis H0 : Loan To Deposit Ratio (LDR) ( X1 ) secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat Return On Asset (ROA). Ha โถ Loan To Deposit Ratio (LDR) ( X1 ) secara parsial berpengaruh terhadap tingkat Return On Asset (ROA). 2) Menentukan t hitung Dari output didapat t hitung sebesar 2.564 dan signifikansi 0.029. 3) Menentukan t tabel 93 t tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0.05 2 = 0.025 dengan derajat kebebasan df = n-k-l atau 32-2-1 = 29, hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2.045 (l ihat lampiran tabel) 4) Kriteria Pengujian 1. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima. 2. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak. 3. Jika signifikansi > 0.05 maka H0 diterima. 4. Jika signifikansi < 0.05 maka H0 ditolak. 5) Membuat Kesimpulan Nilai -t hitung > -t tabel (2.564 > 2.045), maka H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial Loan To Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap tingkat Return On Asset (ROA) pada PT Bank BNI Periode 2012-2019. 2. Pengujian koefisien variabel Non Performing Loan (NPL) ( X2 ) 1) Merumuskan Hipotesis Menghitung uji t (t-test) dengan rumus sebagai berikut: H0 : Non Performing Loan (NPL) ( X2 ) secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat Return On Asset (ROA) di Indonesia. Ha : Non Performing Loan (NPL) ( X2 ) secara parsial berpengaruh terhadap tingkat Return On Asset (ROA) di Indonesia. 2) Menentukan t hitung 94 Dari output di dapat t hitung sebesar -2.270 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.031. 3) Menentukan t tabel t tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0.05 2 = 0.025 dengan derajat kebebasan df = n – k – l atau 32-2-1 = 29, diperoleh hasil untuk t tabel sebesar 2.045 (lihat lampiran tabel) 4) Kriteria Pengujian 1. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima 2. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak 3. Jika signifikansi > 0.05 maka H0 diterima 4. Jika signifikansi < 0.05 maka H0 ditolak 5) Membuat Kesimpulan Nilai t hitung > t tabel (-2.270 > -2.045), maka H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap tingkat Return On Asset (ROA) pada PT Bank BNI Periode 2012-2019. 4.2.6 Pengujian Secara Simultan (Uji F) Menurut Ghozali (2018:179) uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau joint mempengaruhi variabel dependen. Uji F juga menunjukkan ada atau tidaknya pengaruh secara simultan (bersama-sama) yang diberikan variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Dasar pengambilan keputusan dalam menggunakan pengujian secara simultan (Uji F) adalah sebagai berikut: 95 1. Jika nilai signifikansi < 0.05 atau ๐นโ๐๐ก๐ข๐๐ > ๐น๐ก๐๐๐๐ maka terdapat pengaruh variabel (X) secara simultan terhadap variabel dependen (Y). 2. Jika nilai signifikansi > 0.05 atau ๐นโ๐๐ก๐ข๐๐ < ๐น๐ก๐๐๐๐ maka tidak terdapat pengaruh variabel independen (X) secara simultan terhadap variabel dependen (Y). Untuk memperoleh nilai ๐น๐ก๐๐๐๐ dilakukan perhitungan dengan rumus F (k,n-k). k merupakan jumlah variabel independen dan n merupakan jumlah sampel. Sehingga dapat diperoleh nilai ๐น๐ก๐๐๐๐ sebagai berikut: F (2;32 – 2) = F (2;30) = 3,32 Adapun dengan melakukan perhitungan menggunakan uji F dapat diperoleh hasil perhitungan pada Tabel 4.12 berikut ini: Tabel 4.12 Hasil Uji Secara Simultan Sumber: Output IBM SPSS v.25 2020 Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 4.368 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan membandingkan nilai ๐นโ๐๐ก๐ข๐๐ dengan ๐น๐ก๐๐๐๐ maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut: ๐นโ๐๐ก๐ข๐๐ > ๐น๐ก๐๐๐๐ (4.368 > 3.32) Signifikansi 0.022 < 0.05 Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independen (X) yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh 96 terhadap variabel dependen (Y) yaitu tingkat Return On Asset (ROA) pada PT Bank BNI Periode 2012-2019. 4.3. Pembahasan Analisis 4.3.1. Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 Berdasarkan hasil analisis regresi didapatkan nilai sebesar 0.321. Ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya variabel Loan To Deposit Ratio (LDR), maka akan meningkatkan Return On Asset (ROA). Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis yang menunjukkan pengaruh antara Loan To Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA) dinyatakan dengan statistik uji t lebih besar dibandingkan t tabel (2.564 > 2.045). Hal ini menunjukkan bahwa Loan To Deposit Ratio (LDR) menunjukkan kemampuan bank yang baik dalam menyalurkan kredit untuk memperoleh pendapatan bunga. LDR yang tinggi mengindikasikan semakin sedikit dana yang disimpan dalam bentuk investasi likuid dan semakin meningkatnya dana yang disalurkan dalam bentuk kredit (aset likuid memberikan tingkat pengembalian yang relatif lebih rendah) sehingga ROA yang dihasilkan akan semakin tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan Ketut Mustanda (2016) LDR berpengaruh positif terhadap ROA. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi rasio LDR atau semakin rendah likuiditas suatu bank maka ROA yang dihasilkan suatu bank akan semakin tinggi. Namun hasil penelitian ini tidak berbanding lurus dengan penelitian yang dilakukn oleh Ratnawati (2013) mengenai Analisis rasio keuangan tahun 2007- 97 2011 pada Bank Umum di Indonesia yang menunjukkan bahwa LDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan. 4.3.2. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 2012-2019 Berdasarkan hasil analisis regresi didapatkan nilai sebesar -0.928. Ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya variabel Non Performing Loan (NPL), maka tingkat Return On Asset (ROA) akan mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis yang menunjukkan pengaruh antara Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA) dinyatakan dengan statistik uji -t lebih kecil dibandingkan -t tabel (-2.270 < -2.045). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar perusahaan perbankan melakukan operasionalnya terutama dalam pencairan kredit bertambahnya resiko yang muncul akibat semakin kompleksnya kegiatan perbankan adalah munculnya Non Performing Loan (NPL) yang semakin besar. Selain itu juga kaitannya dengan Return On Asset (ROA), dengan besarnya Non Performing Loan (NPL) perusahaan perbankan dapat diartikan bahwa perusahaan memiliki resiko kredit macet yang besar dari pencairan kreditnya sehingga dapat berpengaruh negatif pada Return On Asset (ROA) di perusahaan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Syarifuddin dan M.Yamin Noch (2018) Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA). Dengan meningkatnya Non Performing Loan (NPL) akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, maka Return On Assets (ROA) harus menanggung kerugian dalam 98 kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank. Sedangkan hasil penelitian Wildan Farhat Pinasti (2018) menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Return On Assets (ROA). 4.3.3. Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank BNI Periode 20122019 Dari data-data yang didapatkan mengenai Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA) dapat diketahui bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai hubungan, dengan kata lain Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh Terhadap Return On Asset (ROA). Hasil penelitian regresi menunjukkan bahwa Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) memiliki pengaruh secara simultan terhadap Return On Asset (ROA). Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA), hal ini dilihat dari Fhitung = 4.368 > Ftabel =3.32. Besarnya pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA) dilihat dari besarnya Koefisien Determinasi (RSquare) secara bersama-sama (simultan) yang didapatkan yaitu sebesar 23.2%. Sisanya pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diteliti adalah sebesar 76.8% yaitu merupakan pengaruh faktor lain diluar Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL). Faktor-faktor lain yang mempengaruhi Return On Asset 99 (ROA) antara lain Net Interest Margin (NIM), Biaya Beban Operasional, Capital Adequency Ratio (CAR) dan lainnya. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggrainy Putri Ayuningrum (2018) yang menggunakan variabel Independen Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) menunjukan hasil memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) sebagai variabel dependennya. 100 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loans terhadap Return On Asset adalah sebagai berikut: 1. a. Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) padaBank BNI periode 2012 -2019 fluktuatif. Rata-rata Loan To Deposit Ratio (LDR) per triwulan selama delapan periode sebesar 86.76%. Loan To Deposit Ratio (LDR) tertinggi terjadi pada tahun 2019 triwulan ke-3 sebesar 96.57%. dan Loan To Deposit Ratio (LDR) terendah terjadi pada tahun 2012 triwulan ke-2 sebesar 73.61%. b. Perkembangan Non Performing Loan (NPL) pada Bank BNI periode 20122019 fluktuatif. Rata-rata Non Performing Loan (NPL) per triwulan selama delapan periode sebesar 0.72%. Non Performing Loan (NPL) tertinggi terjadi pada tahun 2019 triwulan ke-4 sebesar 1.25%. Sedangkan Non Performing Loan (NPL) terendah terjadi pada tahun 2014 triwulan ke-4 sebesar 0.39%. c. Perkembangan Return On Asset (ROA) pada Bank BNI periode 2012-2019 fluktuatif. Rata-rata Return On Asset (ROA) per triwulan selama delapan periode sebesar 2.83%. Return On Asset (ROA) tertinggi terjadi pada tahun 101 2015 triwulan ke-1 sebesar 3.55%. Sedangkan Return On Asset (ROA) terendah terjadi pada tahun 2015 triwulan ke-2 sebesar 1.48%. 2. Secara parsial Loan to Deposit Ratio berpengaruh positif terhadap Return On Asset yang berarti bahwa semakin meningkatnya variabel Loan To Deposit Ratio (LDR), maka akan meningkatkan Return On Asset (ROA). Sedangkan Non Performing Loans memiliki pengaruh negatif terhadap Return On Asset yang berarti bahwa semakin meningkatnya variabel Non Performing Loan (NPL), maka tingkat Return On Asset (ROA) akan mengalami penurunan. 3. Secara simultan Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loans berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Asset. Hal ini menandakan bahwa semakin terjadinya perubahan Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loans akan berdampak pada Return On Asset di perusahaan tersebut. 5.1.1 Saran 1. Seperti yang sudah dijelaskan pada kesimpulan Loan To Deposit Ratio (LDR) pada Bank BNI mengReturalami perubahan yang fluktuatif. Diharapkan Bank BNI sebaiknyameningkatkan kegiatan perkreditan dengan lebih baik lagi agar perubahan tingkat LDR bisa meningkat sesuai dengan aturan yang berlaku. 2. Non Performing Loan (NPL) pada Bank BNI berada pada kriteria sehat sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/2/PBI/2013. Diharapkan Bank BNI dapat menurunkan tingkat Non Performing Loan (NPL) dengan cara meminimalisir kredit yang bermasalah. 102 3. Return On Asset (ROA) pada Bank BNI mengalami perubahan yang fluktuatif setiap tahunnya. Diharapkan Bank BNI dapat memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas. 4. Variabel dalam penelitian ini adalah Loan Deposit To Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA) memperoleh hasil korelasi sebesar 0.481 dan koefisien determinasi sebesar 23,2%. Diharapkan untuk peneliti berikutnya dapat menemukan faktor lain diluar penelitian ini. 103 DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Bank Indonesia Nomor 17/11/PBI/2015 Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional. Budisantoso. T. & Nuritomo. (2014), Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta:Salemba Empat. Darmawi, H. (2011). Manajemen Perbankan. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara. Dendawijaya, L. (2009). Manajemen Perbankan. Ed, 2, Bogor: Ghaliam Indonesia. Firdaus, R dan Maya, A. (2011). Manajemen Perkreditan Bank Umum. Cetakan Kelima. Bandung : Alfabeta. Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hanafi, M dan Halim, A. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: (UPP) STIM YKPN. http://.bni.co.id.tentang-bni di unduh pada tanggal 9 maret 2020. Ismail. (2016). Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Edisi 1, Cetakan 1. Jakarta: Kencana. Ketut, M. (2016). Pengaruh CAR, LDR, NPL, Terhadap ROA (Studi Kasus Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Manajemen Unud Vol 5 No 5. Kasmir. (2013). Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Manurung, M dan Rahardja, P. (2009). Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia). Jakarta : Penerbit FE UI. Munawir, S. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Pandia. (2012). Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: Rineka Cipta. Priyatno, D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: Andi Offset. 104 Rahmawati dan Fitri L. (2011). Pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover dan Debt to Equity Ratio Terhadap Return On Assets. Universitas Negeri Malang. Malang. Rivai, V., Basir, S., Sudarto, S., dan Veithzal, P. A. (2013). Commercial Bank Management Manajement Perbankan Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/PBI tanggal 29 April 2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional. Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/29/DKBU tanggal 31 Juli 2013 tentang Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat. Syarifuddin, S dan Yamin, M. (2018). Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) Dan Loan Deposit Ratio (LDR) Terhadap Return On Asset (ROA) (Studi Kasus Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015). The Journal of Business and Management Research, Vol.1 No.1, Hlm. 44-56. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Taswan. (2010). Manajemen Perbankan Teori, Teknik, dan Aplikasi. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Umar, H. (2014). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun tanggal 10 November 1998 Tentang Perbankan. 105