Uploaded by User70265

MODUL 9 OP AMP

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA
DASAR 1
Penguat Operasi
Dosen : Mada Sanjaya WS, Ph.D ;
Asisten Lab : Justika Nur Mulqi(1177030016)
Disusun Oleh :
Assa Prima Dasti Putri (1187030003)
Kelompok 8 :
Irsyad Mizan (1187030020)
Rizky Safarina Khoirunisa (1187030029)
Salma Azzahrah Muttaqin (1187030030)
Thalif Syawaludin (1187030038)
December 3, 2019
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2019
i
Abstract
A practicum has been held entitled Operation Amplifiers. This practicum aims to find
out the application of the Op Amp series in daily life, knowing and understanding about Op
Amp Inverting, knowing and understanding about Op Amp Non Inverting is also able to arrange a series of Op Amp Inverting and Non Inverting. In this practicum, two experiments
were conducted, namely experiments on the Op Amp Inverting circuit and on the Op Amp
Non Inverting circuit. At this practicum, LM 741 IC is used as an amplifier block which
has two inputs and one output. In this practicum, two resistors with different magnitudes
are used, namely Rf and Ri, based on the Rf and Ri data, the gain or gain will be known. In
this practicum data will be obtained based on experiments and calculations, the data on the
experiments will appear large Vin and Vout based on data read on the oscilloscope screen
both for the Op Amp Inversting circuit experiment and for the Op Amp Non Inversting
circuit. Whereas the calculation data will be obtained based on the existing equation to
find Vout both for the Op Amp Inversting circuit experiment and for the Non Amp Inversting Op Amp circuit. So that data can be compared between experimental results with
calculations.Vout data generated based on experiments with direct calculations turned out
to be more accurate on direct calculation data, although the data obtained did not differ very
much, but this could be due to parallax observer errors in reading and calculating the scale
on the oscilloscope. .
Keywords:Resistor, Op Amp, Inversting, Non Inversting, IC LM 741
Abstrak
Telah dilaksanakan praktikum yang berjudul Penguat Operasi. Praktikum ini bertujuan
untuk mengetahui aplikasi dari rangkaian Op Amp pada kehidupan sehari-hari, mengetahui dan memahami mengenai Op Amp Inverting, mengetahui dan memahami mengenai
Op Amp Non Inverting juga mampu menyusun rangkaian Op Amp Inverting dan Non Inverting. Pada praktikum ini dilakukan dua kali pecobaan, yaitu percobaan pada rangkaian
Op Amp Inverting dan pada rangkaian Op Amp Non Inverting. Pad a praktikum ini digunakan IC LM 741 sebagai blok penguat yang mempunyai dua masukan dan satu keluaran.
Pada praktikum ini digunakan dua buah resistor yang berbeda besar resistansinya yaitu
sebagai Rf dan Ri, berdasarkan data Rf dan Ri tersebut maka akan diketahu besar Gain
atau penguatannya. Pada praktikum ini akan diperoleh data berdasarkan percobaan dan
perhitungan, data pada percobaan akan muncul besar Vin dan Vout berdasarkan data yang
terbaca pada layar osiloskop baik untuk percobaan rangkaian Op Amp Inversting maupun
untuk percobaan rangkaian Op Amp Non Inversting . Sedangkan untuk data perhitungan
akan diperoleh berdasarkan persaamaan yang ada untuk mencari Vout baik untuk percobaan
rangkaian Op Amp Inversting maupun untuk percobaan rangkaian Op Amp Non Inversting. Sehingga dapat dibandingkan data hasil antara percobaan dengan perhitungan. Data
Vout yang dihasilkan bedasarkan percobaan dengan perhitungan langsung ternyata lebih
akurat pada data perhitungan langsung, walaupun data yang didapat tidak berbeda sangat
jauh namun hal ini dapat disebabkan kesalaahan paralaks pengamat dalam membaca dan
menghitung skala pada osiloskop.
Kata Kunci: Resistor, Op Amp, Inversting, Non Inversting, IC LM 741
i
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektronika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pengendalian arus listrik
yang dapat dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron. Pengendalian elektron ini
terjadi di dalam ruang hampa atau ruangan yang berisi gas bertekanan rendah seperti tabung
gas dan bahan semi konduktor.
Di masa sekarang ini teknologi dan ilmu pengatahuan sudah banyak sekali berkembang
dan tentunya sangat membantu dalam kegiatan sehari-hari atau kehidupan manusia. Dirasakaan
pula bahwa teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat cepat dan pesat terutama
di bidang industri dan elektronika. Masyarakat cenderung menggunakan teknologi untuk menunjang kinerja juga memenuhi kebutuhan manusia. Saat ini segala macam teknologi memajukan perkembangan, perkembangan teknologi ini tentunya akan berimbas pada penggunaan
alat bantu manusia untu menjadikan pekerjaan manusia menjadi lebih mudah. Dengan perkembangan teknologi yang terus berkembang tentunya perkembangan di bidang penelitian atau
sains pun berkembang pula, saat ini banyak sekali eksperimen-eksperimen sains yang menghasilkan suatu alat baru, suatu fungsi baru atau suatu hal yang baru dan bermanfaat. Adapun
jika ingin melakukan proses penelitian lanjutan berdasarkan yang sudah dilakukan tentunya
akan lebih mudah, karena sudah ditemukan beberapa alat atau suatu fungsi yang mempermudah
setiap eksperimen yang sudah atau pernah dilakukan juga terus dikembangkan sesuai dengan
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.
Adapun salah satunya adalah rangkaian Operasional Amplifier atau Op Amp yaitu rangkaian yang memiliki fungsi untuk memperbesar sinyal sinyal yang kecil atau tak terbaca juga
banyak terdapat dalam komponen-komponen elektronika. Kegunaan atau Manfaat dari Rangkaian Op Amp antara lain adalah untuk Penerangan Lampu Otomatis di Dalam Ruangan, Untuk
seluruh rangkaian elektronika yang menggunakan sinyal, Mendeteksi sinyal-sinyal kecil, seperti
sinyal mata, sinyal otak juga pada sound, Dapat digunakan pada alat Elektrokardiogram (EKG)
untuk merekam aktiviras kelistrikan jantung pada waktu tertentu yang sangat kecil hingga terbaca dengan bantuan Op Amp.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu:
1. Dapat Mencari Vin dan Vout
2. Mengetahui Pengaruh Rangkaian Inverting dan Non Inverting terhadap gelombang output
sinusoidal pada IC LM 471
ii
2
Landasan Teori
2.1
Dasar Teori
Penguat Operasional(Op-Amp)
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog
yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang
paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator.Penguat operasional memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatanDC yang tinggi. Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan
tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif(+V) dan tegangan yang berharga
negatif (V) terhadap tanah (ground).
Figure 1: Simbol Penguat Operasional
Op Amp memiliki tiga terminal yang terdiri dari dua input impedanasi tinggi, pada salah
satu terminalnya disebut sebagai input inversting atau input pembalikan dan ditandai dengan
tanda negatif (-) sedangkan bagian lainnya adalah input non inversting atau input tak membalik
yang ditandi dengan tanda positif (+)
Fungsi Op Amp
Rangkaian amplifier operasional ini memiliki fungsi utama untuk menguatkan perangat
tegangan dengan rancangan komponen-komponwn umpan balik, misalnya resistor, kapasitor,
dan komponen lainnya yang ada antara input dengan output suatu rangkaian analog.
Operasi atau fungsi yang dihasilkan oleh Op Amp ditentukan oleh komponen-komponen
umpan balik tersebut. Rangkaian penguat pada sistem Op Amp ini dapat melakukan bermacam operasional dengan output berbeda tergantug pada komponen umpan balik yang mempengaruhinya, sehingga fungsi Op Amp menjado sangat penting dalam suatu rangkaian penguat
analog hingga memastikan hasil keluaran yang akan diteruskan pada perangkat selanjutnya
berfungsi dengan baik sesuai dengan karakteristik yang diharapkan.
iii
Prinsip Kerja Op Amp Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah
membandingkan nilai kedua input (input inverting dan input non-inverting), apabila kedua input
bernilai sama maka output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan nilai input
keduanya maka output Op-amp akan memberikan tegangan output. Operasional amplifier (OpAmp) dibuat dari penguat diferensial dengan 2 input. Sebagai penguat operasional ideal.
Operasional amplifier (Op-Amp) memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Impedansi Input besar = ∞
2. Impedansi Output kecil= 0
3. Penguatan Tegangan (Av) tinggi = ∞
4. Band Width respon frekuensi lebar =∞
5. V0 = 0 apabila V1 = V2
6. Tidak tergantung pada besarnya V1.
7. Karakteristik operasional amplifier (Op-Amp) tidak tergantung temperatur / suhu.
Inverting Amplifier (Penguat Membalik)
Inverting Amplifier merupakan penerapan dari penguat operasional sebagai penguat sinyal
dengan karakteristik dasar sinyal output memiliki phase yang berkebalikan dengan phase sinyal
input. Pada dasarnya penguat operasional (Op-Amp) memiliki faktor penguatan yang sangat
tinggi (100.000 kali) pada kondisi tanpa rangkaian umpan balik. Dalam inverting amplifier salah
satu fungsi pamasangan resistor umpan balik (feedback) dan resistor input adalah untuk mengatur faktor penguatan inverting amplifier (penguat membalik) tersebut. Dengan dipasangnya
resistor feedback (RF) dan resistor input (Rin) maka faktor penguatan dari penguat membalik
dapat diatur dari 1 sampai 100.000 kali.
Figure 2: Rangkaian Penguat Pembalik
iv
Figure 3: Sinyal Input dan Output Rangkaian Pembalik
Dalam percobaan untuk mendapatkan bentuk sinyal output dan sinyal input seperti diatas dapat digunakan osciloscope doble trace dengan input A osciloscope dihubungkan ke jalur input
penguat membalik (inverting amplifier) dan input B osciloscope dihubungkan ke jalur output
penguat mebalik tersebut. Dengan alat ukur osciloscope yang terhubung seperti ini dapat dianalisa perbandingan sinyal input dengan sinyal output rangkaian penguat membalik (inverting
amplifier) secara lebih life dalam berbagai perubahan sinyal input.
Non-Inverting Amplifier (Penguat Tak Membalik)
Penguat Tak Membalik adalah rangkaian penguat operasional dasar lainnya. Ia menggunakan umpan dasar untuk menstabilkan perolehan tegangan keseluruhan. Dengan jenis penguat ini, umpan balik negatif juga menaikkan impedansi masukan dan menurunkan impedansi
keluaran. Sebuah tegangan masukan vin menggerakkan masukan nonpembalik. Tegangan masukan ini diperkuat untuk menghasilkan tegangan keluaran in-phase seperti yang ditunjukkan.
Bagian dari tegangan keluaran diumpan balikan ke masukan melalui pembagi tegangan. Tegangan pada R1 adalah tegangan umpan balik yang diberikan ke masukan pembalik. Tegangan
umpan balik ini besarnya hampir sama dengan tegangan masukan. Karena perolehan tegangan
kalang-terbuka yang tinggi, perbedaan antara v1 dan v2 menjadi sangat kecil. Karena tegangan umpan balik berlawanan dengan tegangan masukan, kita memperoleh umpan balik negatif.
Berikut ini adalah bagaiman umpan balik negatif menstabilkan perolehan tegangan keseluruhan.
Jika perolehan teganangan kalang-terbuka AOL bertambah karena suatu hal, tegangan keseluruhan akan naik dan mengumpanbalikkan lebih banyak tegangan ke tegangan masukan. Tegangan umpan balik yang berlawanan ini mengurangi tegangan masukan. Tegangan umpan balik yang berlawanan ini mengurangi tegangan masukan bersih v1-v2. Karena itu, meskipun
AOL bertambah, tetapi v1-v2 turun, dan keluaran akhir naik seperti jika tidak ada umpan balik
negatif. Hasil keseluruhan pertambahan yang sangat kecil pada tegangan keluaran. Berikut ini
menunjukkan rangkaian ekuivalen AC sebuah penguat nonpembalik.
Dengan sinyal input yang diberikan pada terminal input non-inverting, maka besarnya penguatan tegangan rangkaian penguat tak membalik diatas tergantung pada harga Rin dan Rf yang
dipasang. Besarnya penguatan tegangan output dari rangkaian penguat tak membalik diatas dapat dituliskan dalam persamaan matematis sebagai berikut:
v
Figure 4: Rangkaian Penguat Tak Membalik
AV = (Rf Rin)+ 1
Untuk membuktikan bahwa penguat tak-membalik akan menguatkan sinyal input sebesar
2 kali dengan fasa yang sama dengan sinyal input. Dapat dibuktikan dengan memberikan sinyal
input berupa sinyal AC (sinusoidal) dan mengukurnya menggunakan oscilocope, dimana sinyal
input diukur melalui chanel 1 osciloscope dan sinyal output diukur dengan chanel 2 osciloscope.
Sehingga diperoleh bentuk sinyal output dan sinyal input penguat tak-membalik (non-inverting
amplifier) seperti pada gambar berikut.
Figure 5: Sinyal Input dan Output Rangkaian Tak Membalik
Pada gambar diatas terlihat rangkaian penguat tak membalik diberikan inpul sinyal AC dengan tegangan 1 Vpp. Dari gambar sinyal input dan output diatas terbukti bahwa rangkaian
penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) diatas memiliki output yang tegangannya 2
(dua) kali lebih besar dari sinyal input dan memiliki fasa yang sama dengan sinyal input yang
diberikan ke rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) tersebut.
Rumus Yang Digunakan Untuk Mencari Vout
Inverting
Imasuk+ = IKeluar–
V in–V (+)
Ri
=
V (+)–V out
Rf
vi
(V(+) = 0 = Ground, sehingga
V in–0
Ri
=
0–V out
Rf
V out =
−Rf
V
Ri
in
(Persamaan 2.1)
Non Inverting
I = V in
V Rf = Rf I
V Rf =
V in
Rf
Ri
R
V out = ( Rfi + 1)
(Persamaan 2.2)
IC LM 741
LM741 adalah salah satu IC (Integrated Circuit) Op-Amp (Operational Amplifier) yang
memiliki 8 pin. IC Op-Amp ini terdapat 2 jenis bentuk, yaitu tabung (lingkaran) dan kotak
(persegi), tetapi yang umum adalah yang berbentuk persegi. Op-Amp banyak digunakan dalam
sistem analog komputer, penguat video/gambar, penguat audio, osilator, detector dan lainnya.
LM741 biasanya bekerja pada tegangan positif/negatif 12 volt, dibawah itu IC tidak akan bekerja. Setiap pin/kaki-kaki pada IC LM741 mempunya fungsi yang berbeda-beda, keterangan
pin/kaki-kaki LM741 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Figure 6: Kaki Pin IC LM741
Pada IC ini terdapat dua pin input, dua pin power supply, satu pin output, satu pin NC
(No Connection), dan dua pin offset null. Pin offset null memungkinkan kita untuk melakukan
sedikit pengaturan terhadap arus internal di dalam IC untuk memaksa tegangan output menjadi
nol ketika kedua input bernilai nol.
vii
Macam-macam rangkaian yang dapat dibentuk LM741
1. Detektor Penyilang Nol: mendeteksi tegangan-tegangan di atas nol
2. Detektor Taraf Tegangan (positif dan negatif): mendeteksi tegangan-tegangan acuan pada
tegangan positif maupun negatif yang sudah kita tentukan.
3. Penguat (Buffer): memperkuat amplitudo pada pulsa output nya.
4. Penguat 2 Tingkat: seperti rangkaian Buffer, tetapi mengalami 2 kali penguatan.
5. Pembangkit Isyarat: untuk membangkitkan pulsa
6. Rangkaian Diverensial: untuk pengukuran pengendalian instrumentasi dan penguat sinyalsinyal yang sangat lemah.
7. Rangkaian Instrumentasi: untuk memperbaiki penguat differensial.
Figure 7: Fungsi IC LM 741
Resistor
Resistor adalah perbedaan beda potensial dan kuat arus atau perbandingan antara tegangan listrik suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.
Nilai hambatan suatu penghantar dipengaruhi oleh panjang penghantar, diamter penghantar dan
jenis penghantar. Adapun resistor adalalah komponen elektronika dua saluran yang didesain
untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirnya. Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring
elektronika dan sirkuit elektronika.
Berdasarkan penggunaannya resistor dapat dibagi menjadi :
1. Resistor biasa (nilainya tetap), adalah sebuah resistor penghambat gerak arus, yang nilainya tidak dapat berubah sehingga selalu tetap (konstan). Resistor jenis ini biasanya
terbuat dari bahan nikelinnatau karbon.
2. Resistor berubah (vaiable), adalah sebuah resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengana jalan menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut. Sehingga nilai resistornya
dapat ditetapkan sesuai dengan kebutuhan.
viii
3. Resistor NTC dan PTS, NTC atau negative temperature coefficient adalah esistor yang
nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas. Sedangkan PTS atau Positife
Temparature Coefficient adalah resistor yang nilainya akan bertambah besar bila temperaturnya menjadi dingin.
4. LDR atau light dependent resistor adalah jenis resistor yang akan berubahan hambatannya
karena pengaruh cahaya. Jika cahaya gelap maka nilai tahanannya akan semakin besar,
sedangkan jika cahayanya terang maka nilai tahanannya akan semakin kecil.
ix
3
METODE PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada Jumat, 29 November 2019 pukul 07:30-09:30 WIB, di Laboratorium Advance Physics Lantai 4, Laboratorium Terpadu UIN Sunan Gunung Djati Bandung
.
3.2
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya adalah :
No Alat dan Bahan
jumlah
1.
IC LM 741
2 buah
2.
Kabel Jumper
Secukupnya
3.
Resistor 53,6 KΩ, 9,92 KΩ
2 buah
4.
Baterai (9 Volt)
2 buah
5.
Kancing Baterai
1 buah
6.
Project Board
1 buah
7.
Osiloskop
1 buah
8.
Function Generator
1 buah
x
3.3
Prosedur Percobaan
3.3.1 Percobaan Rangkaian Inverting
Disiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan, disusun alat dan bahan diatas project
board. Digunakan 2 buah resistor yang berbeda resitansinya,resitor disusun seperti pada lampiran dan dihubungkan pada IC LM 741. Untuk Vin dihubungkan pada Vcc dan Vout dihubungkan pada ground. Dihubungkan pula pada sumber tegangan baterai . Dinyalakan osiloskop dan dilakukan kalibrasi atau pengaturan, terdapat 2 kabel jumper yang dihubungkan
menuju osiloskop, diamati bagaimana sinusoidal yang muncul pada layar osiloskop. . Dicatat
tegangan Vin dan Vout yang terbaca pada layar osiloskop. Dibandingkan pula dengan perhitungan berdasarkan persamaan mencari Vout pada Inverting.
3.3.1 Diagram Alir Percobaan 1
xi
Mulai
Disiapkan semua alat dan bahan
Disusun dan dirangkai alat dan bahan diatas project board
Digunakan 2 buah resistor yang berbeda resitansinya
Resitor disusun seperti pada lampiran dan dihubungkan pada IC LM 741
Untuk Vin dihubungkan pada Vcc dan Vout dihubungkan pada ground
Dihubungkan pula pada sumber tegangan baterai
Dinyalakan osiloskop dan dilakukan kalibrasi atau pengaturan
Terdapat 2 kabel jumper yang dihubungkan menuju osiloskop
Diamati bagaimana sinusoidal yang muncul pada layar osiloskop
Dicatat tegangan Vin dan Vout yang terbaca pada layar osiloskop
Dibandingkan pula dengan perhitungan berdasarkan persamaan Vout pada Inverting
3.3.2 Percobaan Rangkaian Non Inverting
Disiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan, disusun alat dan bahan diatas project
board. Digunakan 2 buah resistor yang berbeda resitansinya,resitor disusun seperti pada lampiran dan dihubungkan pada IC LM 741. Untuk Vin dihubungkan pada Vcc dan Vout dihubungkan pada ground. Dihubungkan pula pada sumber tegangan baterai . Dinyalakan osiloskop dan dilakukan kalibrasi atau pengaturan, terdapat 2 kabel jumper yang dihubungkan
menuju osiloskop, diamati bagaimana sinusoidal yang muncul pada layar osiloskop. Dicatat
tegangan Vin dan Vout yang terbaca pada layar osiloskop.Dibandingkan pula dengan perhitungan berdasarkan persamaan mencari Vout pada Non Inverting.
3.3.2 Diagram Alir Percobaan 2
xii
Mulai
Disiapkan semua alat dan bahan
Disusun dan dirangkai alat dan bahan diatas project board
Digunakan 2 buah resistor yang berbeda resitansinya
Resitor disusun seperti pada lampiran dan dihubungkan pada IC LM 741
Untuk Vin dihubungkan pada Vcc dan Vout dihubungkan pada ground
Dihubungkan pula pada sumber tegangan baterai
Dinyalakan osiloskop dan dilakukan kalibrasi atau pengaturan
Terdapat 2 kabel jumper yang dihubungkan menuju osiloskop
Diamati bagaimana sinusoidal yang muncul pada layar osiloskop
Dicatat tegangan Vin dan Vout yang terbaca pada layar osiloskop
Dibandingkan dengan perhitungan berdasarkan persamaan Vout pada Non Inverting
xiii
4
Data dan Pembahasan
4.1
Data Hasil Pengamatan
Setelah melakukan eksperimen, maka didapatkan hasil percobaan sebagai berikut.
Inverting
No. Rf (KΩ) Ri (KΩ)
1.
53,6
9,92
Gain Vin (Volt) Vout (Volt)
5,4
0,2
0,8
V Out Perhitungan = - 1,08 V
Non Inverting
No. Rf (KΩ) Ri (KΩ)
1.
53,6
9,92
Gain Vin (Volt) Vout (Volt)
6,4
1,5
V Out Perhitungan = 9,6 V
xiv
10
4.2
Pembahasan
Rangkaian Op Amp Inversting adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan. keluaran yang ada pada umumnya berupa
tegangan yang sangat kecil hingga mikro volt, sehingga diperlukan penguat dengan impedansi
masukan rendah. Rangkaian inversting ini akan menerima arus atau tegangan dari sebuah alat
tranduser sangat kecil dan akan membangkitkan tegangan atau arus yang lebih besar. Rangkaian
ini mengubah arus menjadi tegangan dan digerakkan oleh sumber tegangan dan bukan sumber
arus. Penguat inverting merupakan suatu penguat yang keluaran nya berlawanan fase dengan
masukannya. Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik
dan menguatkan sebuah tegangan. Resistor Ri melewatkan sebagian sinyal keluaran kembali
kemasukan. Karena keluaran tidak sefase sebesar 180 derajat , maka nilai keluaran tersebut
secara efektif mengurangi besar masukan. Hal ini mengurangi keseluruhan dari penguat dan
disebut umpan balik negatif. Masukan yang dibalik menghasilkan keluaran yang diperkuat
namun berbeda fasenya yaitu masukan positif menghasilkan keluaran negatif yang diperkuat.
Jika sebagian masukkan ini kembali keujung masukan sebagai umpan balik negatif, maka penguatannya berkurang.
Rangkaian Op Amp Non Inversting merupakan kebalikan dari Op Amp Inversting, dimana input dimasukkan pada inputan non inversting sehingga polaritas output akan sama dengan polaritas input namun memiliki penguatan yang berbeda dan bergantung pada besarnya
hambatan balik (feedback) dan hambatan input. Tegangan keluaran dari rangkaian ini akan
satu fasa dengan tegangan inputnya karena tidak ada pembalikan fasa pada Op Amp Non Inversting.Penguat tak membalik (Non Inverting) merupakan suatu penguat tegangan keluaran
mempunyai polaritas yang sama dengan tegangan masukan, sehingga jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik kemudian keluarannya diberikan kembali dengan
masukan pembalik melalui rangkaian umpan balik yang terbentuk dari resistor masukan dan resistor umpan balik tersebut membentuk sebuah rangkaian pembagi tegangan yang mengurangi
tegangan keluaran dan menghubungkan tegangan keluaran yang telah berkurang tersebut pada
masukan membalik. Padapraktikum ini dilakukan percobaan pembalik dan tak membalik, yang
dimana dilakukan tiga perlakuan, menyusun rangkaian untuk syarat DC dengan sumber DC
variabel sebagai catu daya dan menunjukkan besar penguat arus dengan tingkat pemasangan
resistor dan menyusun penguat operational sederhana dengan tingjat penguatan tertentu.
Kegunaan atau Manfaat dari Rangkaian Op Amp antara lain adalah :
1. Penerangan Lampu Otomatis di Dalam Ruangan
2. Untuk seluruh rangkaian elektronika yang menggunakan sinyal
3. Mendeteksi sinyal-sinyal kecil, seperti sinyal mata, sinyal otak juga pada sound.
4. Dapat digunakan pada alat Elektrokardiogram (EKG) untuk merekam aktiviras kelistrikan
jantung pada waktu tertentu yang sangat kecil hingga terbaca dengan bantuan Op Amp
xv
Analisis Data
Diperoleh data yang Vout yang berbeda pada hasil percobaan dengan perhitungan biak
untuk rangkain inverting maupun non inverting. Dimana pada hasil percobaan menggunakan
osiloskop digital diperoleh besar Vout sebesar 0,8 V dengan besar Gain atau penguatan sebesar
5,4 x diperkuatnya. sedangkan berdasarkan perhitungan menggunakan rumus seperti pada persamaan 2.1 diperoleh besar Vout sebesar - 1,08 V. Sebenarnya hasil yang paling sesuai dengan
teori adalah hasil berdasarkan perhitungan, hal ini dikarenakan pada rangkaian inverting terjadi
pembalikan fasa sebesar 180 derajat, yang menyebabkan hasil negatif ada V outputnya.Dan
apabila besar penguatannya 5,4 x maka seharusnya besar Vout berdasarkan percobaan adalah
sebesar 1,08 sedangkan untuk Vout berdasarkan perhitungan rumus sudah sesuai dengan besar
penguatannya. Kemudian untuk percobaan rangkaian non inverting diperoleh perbedaan hasil
V out nya pun antara hasil percobaan dengan perhitungan, dimana V out berdasarkan percobaan
menggunakan osiloskop adalah sebesar 10 V sedangkan menurut perhitungan besar Vout sebesar 9,6 V dengan besar Gain atau penguatan sebesar 6,4x diperkuat. Dalam percobaan rangkaian
non inverting ini tidak terjadi masalah atau perbedaan yang signifikan, untuk Vout berdasarkan
percobaan berdasarkan osiloskop jika dikaitkan dengan besarnya penguatan seharusnya adalah
sebesar 9,6 V namun tidak terlalu berbeda jauh dengan Vout berdasarkan percobaan yakni 10V,
sehingga hanya besar Vout berdasarkan perhitungan rumus lah yang sesuai dengan besar penguatan yang ada, kemudian pada rangkaian non inverting tidak terdapat nilai negatif hal ini
dikarenakan pada rangkaian non inverting tidak terjadi pembalikan fasa, sehingga yang ada
hanyalah perbedaan puncak atau amplitudo nya saja. Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi percobaan ini adalah :
1. Keterbatasan kemampuan pengamatan.
2. Kesalahan paralaks.
3. Kurang Responsifnya rangkaian atau komponennya.
4. Kurang benar atau baik dalam merangkai rangkaian.
xvi
5
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Pada rangkaian inverting masukan Vin yang ada masuk masuk menuju negatif, sehingga
apabila sistem Op Amp yang dipakai adalah Op Amp ideal maka besar V+ akan sama dengan
V- Jika V+ = Ground, maka V- = 0. Dan diselesaikan seperti persamaan yang terdapat pada
dasar teori . Nilai negatif yang diperoleh berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan
untuk mencari Vout dikarenakan beda fasa 180 derajat. Adapun Vout yang diperoleh adalah
sebagai hasil kali dari negatif Gain dengan Vinput.
Pada rangkaian non inverting masukan Vin yang ada itu menuju positif, sehingga apabila
sistem Op Amp yang dipakai adalah Op Amp Ideal besar V+ akan sama dengan V- (V+ =V-),
sehingga apabila V+=V in, maka V-=Vin dan untuk mencari Vout nya adalah dengan membandingkan Vin terhadap seperti pada persamaan yang terdapat pada dasar teori untuk mencari Vout.
Vout yang diperoleh adalah sebagai hasil penjumlah Gain dengan 1 kemudian dikalikan dengan
besar Vin.
Adapun Pengaruh Rangakain Inverting dan Non Inverting terhadap gelombang sinusoidal
pada IC LM 471 adalah berupa perubahan bentuk gelombang sinusoidal, seperti misalnya pada
rangkaian inverting terdapat pemablikan fasa sebesar 180 derajat, sehingga bentuk gelombang
sinusoidalnya pun akan berkebalikan . Berbeda halnya dengan rangkaian Non Inverting yang
tidak terjadi pembalikan fasa, sehingga bentuk gelombang sinusoidalnya pun akan tetap dan
yang membedakannya hanyalah besar puncak atau amplitudonya.
xvii
References
[1] Abdullah,Mikrajuddin,2017”Fisika Dasar II”.Bandung
[2] Fungsi dan Pengertian LM 741 http://www.hoo-tronik.com/2015/05/fungsi-danpengertiankomponen-lm741.html?m=1 Diakses pada tanggal 30 November 2019 Pukul
09.00 WIB
[3] IC LM 741. 26 Mei 2014. https://fajarahmadfauzi.wordpress.com/2014/05/26/ic-lm741/
Diakses pada tanggal 30 November 2019 Pukul 09.17 WIB
[4] Karakteristik Penguat Membalik(Inverting Amplifier). 9 Februari 2019.
https://elektronika-dasar.web.id/karakteristik-penguat-membalik-inverting-amplifier/
Diakses pada tanggal 30 November 2019 Pukul 09.55 WIB
[5] Penguat Non Inverting Op Amp. https://www.uniksharianja.com/2016/02/penguat-noninverting-op-amp.html?m=1 Diakses pada tanggal 30 November 2019 Pukul 10.00 WIB
[6] Penguat
Inverting
dan
Non
Inverting.17
Desember
2014.
http://pentassaya.blogspot.com/2014/12/penguat-inverting-dan-non-inverting.html?m=1
Diakses pada tanggal 30 November 2019 Pukul 09.45 WIB
[7] Penguat Tak Membalik (Non Inverting). 2 Januari 2019. https://elektronikadasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-amplifier/ Diakses pada tanggal
30 November 2019 Pukul 09.48 WIB
[8] Operasional Amplifier (Op Amp) IC LM741.18 Juni 2012. https://elektronikadasar.web.id/operasional-amplifier-op-amp-ic-lm741/ Diakses pada tanggal 30 November
2019 Pukul 09.29 WIB
[9] Surjono, Herman.2007 ”Elektronika : Teori dan Penerapan”.Jember : Cerdas Ulet Kreatif
[10] Sutrisno,Hadi 1986 Metodelogi Research , Yogyakarta : Andi Offset
[11] Woolard,Harry. 2006 ”Elektronika Praktis”.Jakarta: Erlangga
xviii
LAMPIRAN
Inverting
Imasuk+ = IKeluar–
V in–V (+)
Ri
V (+)–V out
Rf
=
(V(+) = 0 = Ground, sehingga
V in–0
Ri
=
0–V out
Rf
= V out =
−Rf
V
Ri
in =
−53,6
0, 2
9,92
= -1,08 Volt
Non Inverting
I = V in
V Rf = Rf I
V Rf =
V in
Rf
Ri
R
+ 1) = 9,6 Volt
V out = ( Rfi + 1) = ( 53,6
9,92
Figure 8: Percobaan Rangkaian Inverting
xix
Figure 9: Percobaan Rangkaian Inverting
Figure 10: Percobaan Rangkaian Inverting
xx
Figure 11: Percobaan Rangkaian Inverting
Figure 12: Rangkaian Non Inverting
Figure 13: Percobaan Rangkaian Non Inverting
Figure 14: Percobaan Rangkaian Non Inverting
Figure 15: Percobaan Rangkaian Non Inverting
xxi
Figure 16: Percobaan Rangkaian Non Inverting
xxii
Download