PENERAPAN KONSEP SMART BUILDING PADA SISTEM PENERANGAN DAN ROOFTOP TOWER A APARTEMEN PARAHYANGAN RESIDENCE – BANDUNG Agung Nurdiansyah1), Dea Anggiri Isdar1), Mei Sutrisno2), Dwi Septiyanto2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir Ds.Ciwaruga Bandung 40012 Email :[email protected] , [email protected] 2) Staf pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir Ds.Ciwaruga Bandung 40012 Abstrak Meningkatnya kebutuhan akan kenyamanan dan kemudahan layanan yang didukung oleh teknologi otomatis pada bangunan, menyebabkan diperlukannya pengembangan pelayanan bangunan untuk memberikan kepuasan pada pengguna bangunan. Smart building merupakan sebuah konsep bangunan yang dapat memberikan teknologi otomatis tersebut untuk memenuhi kenyamanan layanan dan efisiensi bangunan. Penerapan konsep smart building yang direncanakan pada apartemen Tower A berupa pemanfaatan ruang kosong yang berada pada rooftop bangunan menjadi sebuah café dengan tema roof garden yang menggunakan sistem atap fleksibel. Besar biaya yang dibutuhkan dalam menerapkan atap fleksibel pada café tersebut dianggarkan sebesar Rp. 207.000.000. Selain itu, akan dilakukan kontrol sistem penerangan apartemen menggunakan sensor. Penambahan sensor pada sistem penerangan ini memperoleh efisiensi pada biaya operasional apartemen setiap tahunnya. Selain itu, cash flow aset selama 20 tahun, mulai dari tahun 2015 terkait replacement, maintenance, dan nilai sisa aset mengalami efisiensi sebesar 27% yaitu Rp. 1.632.185.713 dari kondisi eksisting. Kata kunci :smart building, roof garden, atap fleksibel, kenyamanan, kemudahan, efisiensi energi. PENDAHULUAN dengan menerapkan konsep tersebut. Seiring perkembangan zaman yang diikuti Kenyamanan dengan kemajuan teknologi, kebutuhan diberikan akan kemudahan pada sebuah hunian merupakan langkah peningkatan layanan dengan bangunan yang dapat diterapkan pada dukungan teknologi otomatis dan konsep semakin meningkat. Teknologi otomatis beberapa ini atap.Umumnya memberikan kemudahan bagi kemudahan elemen smart building bangunan, atap yang seperti dirancang secara penghuni/ pengguna bangunan dan dapat permanen, namun untuk meningkatkan meminimalisir penggunaan energi dengan layanan bangunan atap dapat dirancang baik.Smart building merupakan sebuah secara fleksibel sehingga dapat bergerak konsep teknologi otomatis pada bangunan terbuka yang dapat memberikan kenyamanan dan seringkali dijumpai pada tempat yang efisiensi tersebut.Konsep smart building memiliki memiliki nilai investasi awal yang tidak seperti café yang terletak pada rooftop sedikit dan tidak murah, namun tidak bangunan.Café sedikit pula manfaat yang dapat diperoleh mengusulkan tema roof garden yang dan tertutup.Atap keindahan alam tersebut tersebut sekitarnya umumnya memiliki prinsip terbuka.Atap fleksibel MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 7 diterapkan untuk menjamin kenyamanan a. Untuk mengkaji penerapan konsep pengunjung dan keefisienan café. Terbuka/ smart building dalam perencanaan kafe tertutupnya atap dapat disesuaikan dengan yang bertemakan roof garden pada cuaca, sehingga café tetap dapat beroperasi rooftop bangunan dan menghitung tanpa anggaran biaya yang dibutuhkan. mengganggu kenyamanan pengunjung. b. Untuk mengkaji jenis sensor yang Di samping itu, penerapan konsep smart dapat building dapat memberikan efisiensi energi operasional bangunan.Konsep ini diterapkan untuk menghitung besarnya efisiensi yang sistem Sistem diperoleh, menghitung anggaran biaya penerangan buatan yang dikontrol secara yang dibutuhkan untuk menerapkan manual menjadi salah satu penyebab konsep tersebut. penerangan pemborosan bangunan. energi listrik. ke off penggunaan seringkali energi percuma.Efisiensi menyebabkan listrik energi sistem biaya penerangan, Kelalaian pengguna dalam hal switching power dari on diterapkan,menghitung terbuang listrik dapat BATASAN MASALAH Adapun batasan masalah dalam penelitian ini ini adalah sebagai berikut : a. Membahas penerapan konsep smart building berupa penggunaan penerangan alami di siang kenyamanan layanan hari dan menggunakan penerangan buatan bangunan dengan merencanakan café (lampu) yang bertemakan roof garden pada diperoleh dengan sesuai dilakukan mengoptimalkan kebutuhan.Hal dengan ini mengintegrasikan rooftop bangunan penerangan alami dan penerangan buatan besarnya dengan alat kontrol/sensor yang berkonsep dibutuhkan. smart building, sehingga efisiensi energi pada bangunan dapat peningkatan dan dan anggaran efisiensi menghitung biaya yang b. Menentukan jenis sensor yang dapat diperoleh. diterapkan, menghitung Sehubungan dengan hal-hal tersebut, maka operasional sistem penelitian tentang penerapan konsep smart menghitung besarnya efisiensi yang building pada sistem penerangan dan diperoleh, menghitung anggaran biaya rooftop tower A apartement Parahyangan yang dibutuhkan untuk menerapkan Residence – Bandung dilakukan. konsep tersebut. TUJUAN biaya penerangan, LANDASAN TEORI Penelitan ini betujuan : MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 8 Ada beberapa pendapat mengenai smart Herry Rosadi (2014) menyatakan bahwa building, salah satunya adalah pendapat tujuan dari Tina Casey (2013) yang menyatakan Management System adalah biaya bahwa, Smart building is one that achieves pengelolaan gedung yang lebih significant energy savings by taking efisien,.karena itu konsumsi energi seperti advantage of improved technology and listrik materials in terms of structure, appliance, pengelolaan electric systems, plumbing and HVACR human error, (Heat, Refrigeration kenyamanan dan keamanan manajemen Systems). Pernyataan tersebut kurang lebih gedung. Riyanto Mashan seperti yang berarti bahwa, smart building merupakan dikutip bangunan menyatakan bahwa smart building juga Ventilation, yang AC, direncanakan untuk utama solusi lebih Smart rendah, gedung oleh Building komputerisasi untuk menekan dan peningkatan pada Herry (2016) memperoleh penghematan energi yang akan signifikan keunggulan gedung, operator, dan manajemen gedung pengembangan material dan teknology mengoptimalkan penggunaan ruang dan dalam bidang struktur, peralatan, elektrik, meminimalkan pemipaan, pemanasan, ventilasi, AC, dan ditimbulkan terhadap lingkungan sekitar. melalui sistem pendingin. Sedangkan mengenai membantu Rosadi penghuni, dampak pemilik negatif yang METODOLOGI keunggulan teknologi smart buildings, Dalam penelitian ini, diperlukan adanya Jessica tahapan yang tersusun secara sistematis Lyons berpendapat Hardcastle bahwa, smart (2013) buildings dan jelas. Tahapan dalampenelitian ini technology boots operational efficiency, dimulai dengan helps buildings save water and energy, pemahaman studi literatur, pembahasan and reduces their carbon footprints. dan analisis serta penarikan kesimpulan Carbon footprint is defined as the total set dari hasil pembahasan. pengumpulan data, of greenhouse gas emissions caused by individual, events, organisations, product PERENCANAAN DAN ANALISIS expressed as CO2 (Wikipedia 20116), Konsep Perencanaan Smart Building yang artinya kurang lebih adalah : Terhadap Layanan Bangunan teknologi smart building meningkatkan Besarnya kebutuhan penghuni/pengguna efisiensi bangunan operasional bangunan, akan kemudahan dan menghemat air dan energi serta dapat kenyamanan layanan bangunan dengan mengurangi gas emisi rumah kaca (CO2). sentuhan MAJALAH BANGUN REKAPRIMA teknologi otomatis, menjadi 9 dasar rencana pemanfaatan ruang pada Perencanaan rooftop bangunan Tower A menjadi Berkonsep Smart Building sebuah café yang bertemakan roof garden. Letak café yang berada di rooftop bangunan serta konsep terbuka yang dimiliki café ini membuat pemandangan yang disajikan akan sangat menawan, dan udara alami café ini mampu membuat pengunjung nyaman saat berada disana. Peningkatan Layanan Café ini akan dibangun pada bagian timur rooftop dengan luas sebesar 114,61 m2, dengan 26,55 m2 dari luas tersebut digunakan untuk Pantry. Hal ini diperlihatkan pada Gambar.4 dengan garis merah putus-putus.Pantry berfungsi sebagai dapur kering yang lebih sering Kondisi Eksisting digunakan untuk menyiapkan makanan Bangunan Apartemen Tower A memiliki ringan dan minuman.Sedangkan dapur rooftop yang terdapat pada lantai 19. basah yang digunakan untuk memasak Rooftop ini memiliki ruang kosong yang makanan direncanakan berada pada lantai tidak difungsikan.Pada bagian belakang dibawahnya, yaitu lantai 20.Pada lantai ini atau bagian barat lantai rooftop, terdapat di sewa 2 (dua) buah unit kamar yang tempat penyimpanan terletak rooftank. Denah tepat dibawah café.Selain lantai rooftop ini terdapat pada Gambar.2 digunakan untuk dapur, juga digunakan dan Gambar.3, dengan area yang diberi tempat garis merah putus-putus adalah tempat makanan (storage) dan toilet pengunjung penyimpanan rooftank maupun pelayan café.Unit kamar tersebut Gambar.3 merupakan tersebut dan gambar denah penyimpanan bahan-bahan diperlihatkan pada Gambar.5. eksisting lantai 20. Gambar 2. Denah Eksisting Lantai Atap TowerA Gambar 4. Lokasi Perencanaan Café pada Rooftop TowerA Gambar 3. Denah Eksisting Lantai 20 Tower A MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 10 Gambar 5. Lokasi Perencanaan Dapur (Storage) dan Toilet Café pada Lantai 20 smart building yang diterapkan pada café. Perencanaan pembuatan café di rooftop café yang akan dipasang pada lantai Tower A merupakan perwujudan dari rooftop ini diperlihatkan pada Gambar.7 . peningkatan pelayanan bagi penghuni Perencanaan kafe ini diutamakan pada apartemen dengan konsep smart building. elemen Café ini Pemasangan atap fleksibel menggunakan direncanakan selalu terbuka sehingga tidak kolom baja bulat hollow dan beton tanpa dibutuhkan energi yang besar dalam tulangan sebagai pedestal dari kolom/ pengoperasiannya. Hal ini dikarenakan tiang penyangga. Untuk perkuatan antara café dapat menggunakan energi secara kolom/ tiang penyangga dengan beton alami, tidak dibutuhkan penerangan dan tersebut dilakukan pemasangan angkur penghawaan buatan. Disamping itu untuk agar keduanya memiliki ikatan yang stabil. menjamin kenyamanan pangunjung dan Untuk balok, digunakan baja CNP, untuk keefisiensian café akan atap yang selalu balok terbuka ini dibuat atap fleksibel yang 150.65.20.3,2 dan untuk balok tengah dilengkapi dengan remote control agar yaitu atap dapat bergerak terbuka dan tertutup menggunakan bracing pipa kotak hollow secara otomatis. Perencanaan café yang 60.60.3,2. bertemakan roof garden Denah rencana atap fleksibel pada area atap ujung 2C fleksibel digunakan 150.65.20.3,2 tersebut. baja C dengan bertemakan roof garden ini diperlihatkan pada Gambar.6 berikut ini. Gambar 6. 3D tampak café Gambar 7. Denah Rencana Atap Fleksibel Perencanaan Atap Fleksibel Gambar berikut menunjukan keadaan kafe Atap fleksibel yang digunakan pada café saat atap terbuka dan tertutup. Pada ini berfungsi sebagai pelindung café pada Gambar.8 keadaan café saat atap terbuka saat cuaca panas terik ataupun saat cuaca dan Gambar.9 menunjukan keadaan kafe hujan. Sistem otomatisasi pada atap ini saat atap terutup. adalah salah satu perwujudan dari konsep MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 11 Selain struktur pendiri atap fleksibel, dibutuhkan alat-alat elektrikal dan mekanikal sebagai mekanisme otomatisasi atap fleksibel tersebut. Komponen penggerak atau otomatisasi dari atap fleksibel yang digunakan berupa alat-alat elektrik. Komponen-komponen merupakan Gambar 8. 3D Perencanaan Café dengan Keadaan Atap Terbuka satu kesatuan dari ini alat penggerak atap fleksibel. Perencanaan sistem atap fleksibel dari segi mekanikalnya dijelaskan pada Gambar.12 dan Gambar.13 berikut. Gambar 9. 3D Perencanaan Café deKeadaan Atap Tertutup Gambar 12. Perspektif Struktur Atap Café Gambar 13. Perspektif Struktur Atap Café Gambar 10. Potongan A (atas) dan Potongan B (bawah) Bahan yang digunakan untuk penutup atap ini adalah kain membrane. Membrane ini merupakan bahan campuran Polyester, PVC, dan anyaman benang nylon sehingga kuat pada saat ditarik dan anti air, selain itu tenda membrane ini juga sering disebut tension membrane. Spesifikasi kain yang Gambar 11. Perspektif Struktur Atap Café akan digunakan terdapat pada Tabel 1. Perencanaan Komponen Atap Fleksibel Tabel 1. Spesifikasi Tenda Membran MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 12 Kecepatan yang direncanakan yaitu ½ menit per meter, maka dibutuhkan 14.28 rotasi untuk ½ menit per meter. n = 14.28 rpm Maka, HP = (T x n)/5250 Dengan spesifikasi pada tabel diatas, maka =(795.63 x 14.28)/5250 dapat dihitung berat keseluruhan berat = 2.16 HP 1614 watt penutup atap untuk menentukan jenis Dengan demikian, daya/ kapasitas motor motor yang digunakan. yang akan digunakan untuk pengoperasian Berat total penutup atap = 1 Kg/m2 x 110 m2 = 110000 gr = 110 kg Untuk menentukan jenis motor/ kapasitas motor yang digunakan perlu menghitung terlebih dahulu momen torsi atap fleksibel ini yaitu 1614 watt = 1.614 kw. Rencana Fleksibel Tabel 2. Fleksibel Anggaran RAB Biaya Atap Perencanaan Sistem Atap motor tersebut. 1 kg = 7.233 lb.ft = 9.807 Nm Beban atap = 110 kg = 795.63 lb.ft = 149.145 Nm Maka, torsi minimum = 795.63 lb.ft 149.145 Nm Total anggaran biaya untuk perencanaan Menentukan daya motor untuk mendapat atap fleksibel ini adalah Rp. 207.000.000 kecepatan (dibulatkan). motor yang sesuai untuk penutup atap, agar tidak terlalu cepat atau Konsep Perencanaan Smart building terlalu lambat pada saat menutup atau terhadap Sistem Penerangan membuka atap. Sistem penerangan apartemen Tower A T = 795.63 lb.ft akan diterapkan konsep smart building n = 1 rpm = 1 rotasi per menit berupa = 1 rotasi = 14 cm perencanaan penghematan apartemen ini = 100 cm = 7.14 rpm penggunaan sensor. Konsep menggunakan 2 (dua) jenis sensor yang dapat mengubah besaran sinar menjadi MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 13 tegangan dan arus listrik, yaitu sensor terdiri dari 12 unit kamar dengan tipe cahaya dan sensor gerak.Berikut adalah kamar beragam, yaitu tipe studio, 2 prinsip kerja kerja dari sensor cahaya dan bedroom sensor gerak. penerangan a. Sensor Cahaya menggunakan lampu PL-Essential dengan dan 3 pada bedroom. unit kamar Sitem ini Sensor cahaya yang akan digunakan watt yang beragam sesuai dengan fungsi pada sistem penerangan ini adalah ruangan. sensor photocell. Sensor ini digunakan untuk mendeteksi besarnya tingkat kecerahan atau intensitas cahaya yang diberikan cahaya alami pada suatu ruang. b. Sensor Gerak Sensor gerak yang akan digunakan adalah sensor PIR (Passive Infra Red). Sensor ini dapat mendeteksi gerakan melalui pancaran sinar infra merah. Perencanaan Sistem Penerangan Berkonsep Smart building Berdasarkan adanya peluang efisiensi energi dari sistem penerangan, maka akan digunakan pemasangan sensor yang dapat bekerja secara otomatis sesuai perintah yang diberikan. Sensor tersebut adalah photocell dan PIR. Basement pada Tower A ini terhubung langsung dengan Tower B, sehingga area Kondisi Eksisting Sistem Penerangan parkir yang terdapat di Tower A ini tidak Bangunan Tower A memiliki 19 lantai begitu besar. Pada area parkir akan yang terdiri dari lantai LG, GF, kemudian digunakan sensor PIR, yang ditempatkan lantai 1-20 dengan menghilangkan 3 setiap jarak 12 meter, yang diperlihatkan lantai.Pada lantai terbawah yaitu lower gambar berikut. ground dirancang terhubung langsung dengan basement Tower B. Lantai ini tidak digunakan sebagai area parkir.Namun, area yang menghubungkan kedua Tower ini terdapat area parkir yang tidak begitu luas. Pada lantai ground floor terdapat beberapa fasilitas umum, seperti lobby apartemen, bank/ atm dan juga pertokoan. Unit apartemen berada mulai dari lantai 120. Seluruh lantai unit apartemen tersebut Gambar 14. Basement Tower A memiliki denah yang tipikal. Setiap lantai MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 14 Pada lantai ground floor, area yang di Pada unit 2 bedroom terdapat 2 (dua) kontrol adalah kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi dan lobby apartemen. Hal ini dilakukan karena dapur. Sehingga unit ini membutuhkan saat malam hari lampu lobby tetap harus lebih banyak sensor, yaitu 1 (satu) sensor menyala, namun aktifitas manusia di lobby photocell akan sangat berkurang. Oleh karena itu Penempatan dilakukan pemasangan sensor PIR. Berikut diperlihatkan pada gambar berikut : sistem penerangannya dan 3 (tiga) sensor sensor pada unit PIR. ini adalah perencanaan penempatan sensor pada area lobby apartemen lantai ground floor Tower A. Gambar 15.Ground Floor Tower A Gambar 17. Tipe Unit 2BR Apartemen Tower A memiki beberapa tipe Pada unit 3 bedroom terdapat 3 (tiga) kamar, pada unit studio terdapat 1 (satu) kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, kamar tidak kamar mandi dan dapur. Sehingga unit ini dipisahkan oleh sebuah partisi. Sehingga membutuhkan 3 (tiga) sensor photocell unit ini membutuhkan 1 (satu) sensor dan 4 (empat) sensor PIR. Penempatan photocell yang diletakan di plafond yang sensor pada nit ini diperlihatkan pada menghadap meja kerja dan 1 (satu) sensor gambar berikut : PIR tidur dan dapur yang di tengah ruangan seperti gambar berikut. Gambar 18. Tipe Unit 3BR Selain itu, unit koridor apartemen pada lantai 1-20 juga dilakukan penambahan Gambar 16. Tipe Unit Studio sensor yaitu sensor PIR sebanyak 3 (tiga) buah. Sensor ini diletakan setiap jarak 12 MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 15 meter yang ditempatkan seperti gambar berikut : PLN (Persero). Sehingga tarif listrik sebesar Rp. 1.673,4. Perhitungan Biaya Operasional Kondisi Eksisting Besar konsusmsi energi listrik pada sistem penerangan apartemen dipengaruhi oleh jadwal Gambar 19. Denah Pemasangan Sensor pada Koridor Perhitungan Biaya Operasional pada Besarnya pengaruh yang dapat diberikan dari penggunaan sensor perlu diketahui dilakukan penghuni. dari Besarnya masing-masing tingkat konsumsi energi listrik untuk sistem penerangan bangunan tersebut diperoleh dari total daya lampu yang beroperasi dan waktu nyala Sistem Penerangan dengan kegiatan perhitungan biaya operasional kondisi eksisting dan kondisi rencana. Kemudian, dilakukan analisa efisiensi energi yang diperoleh dari kedua hasil perhitungan tersebut. Perhitungan biaya operasional ini dapat dilakukan menggunakan persamaan berikut ini: dari tiap lampu. Untuk mengetahui besarnya konsumsi energi listrik tersebut dilakukan survey pembagian kuesioner lapangan pada berupa beberapa penghuni apartemen. Namun dikarenakan apartemen Tower A masih dalam proses konstruksi, kuesioner tersebut dibagikan pada penghuni apartemen yang tersebar di apartemen Bandung - Jakarta. Selanjutnya dilakukan perhitungan total kebutuhan biaya operasional sistem penerangan pada Apartemen Parahyangan Residence menggunakan daya terpasang sebesar 2200 kVA sehingga termasuk golongan tarif bangunan apartemen Tower A kondisi eksisting, seperti pada tabel berikut : Tabel 3. BO Sistem Penerangan Bangunan Eksisting listrik B-3. Berdasarkan surat PT PLN yang dikeluarkan pada Bulan Juni 2015, golongan tarif listrik B-3 dipatok sebesar K x Rp. 1115,60 per kWH. K merupakan faktor perbanding antara WBP dan LWBP sesuai karakteristik beban sistem kelistrikan setempat (1,4< K < 2) yang ditetapkan sebesar 1,5 oleh Direksi PT MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 16 Kondisi Eksisting Jumlah Ruangan/ Unit per Lantai Lantai A LG GF Ruangan/ Unit Nyala Lampu per Jumlah Lampu Ruangan (Jam/ hari) (n) B 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 C Area Pakir Tenant Toko Ruang Panel Koridor Ruang Pemadam Kebakaran Tangga Kamar Mandi P Kamar Mandi L Koridor Kamar Mandi D 14,00 12,00 6,00 4,00 15,00 4,00 12,00 4,00 4,00 4,00 1 Lobby 15,67 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Koridor Bank Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Tangga Kamar Mandi P Kamar Mandi L 15,00 12,00 6,00 6,00 6,00 6,00 12,00 4,00 4,00 1 2 7 1-20 (17 lt.) 3 Koridor Kamar Mandi 4,00 Daya Lampu (watt) E 27 21 4 2 2 1 2 5 6 1 6 4 3 6 8 6 6 6 2 1 1 1 2 Kwh Ruangan per Hari F 36 72 72 72 14 72 36 14 14 14 18 14 14 72 72 72 72 72 36 11 11 11 14 G = D*E*F/1000 13,61 18,14 1,73 0,58 0,42 0,29 0,86 0,28 0,34 0,06 Biaya Listrik Biaya Listrik Ruangan per Hari Ruangan per Bulan H = G*1673,4 Rp 22.771,63 Rp 30.362,17 Rp 2.891,64 Rp 963,88 Rp 702,83 Rp 481,94 Rp 1.445,82 Rp 468,55 Rp 562,26 Rp 93,71 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp I = B*30 683.148,82 910.865,09 86.749,06 28.916,35 21.084,84 14.458,18 43.374,53 14.056,56 16.867,87 2.811,31 2,57 Rp 4.299,52 Rp 128.985,67 0,63 5,18 3,46 2,59 2,59 2,59 0,86 0,04 0,04 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1.054,24 8.674,91 5.783,27 4.337,45 4.337,45 4.337,45 1.445,82 73,63 73,63 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 31.627,26 260.247,17 173.498,11 130.123,58 130.123,58 130.123,58 43.374,53 2.208,89 2.208,89 0,16 Rp 261,05 Rp 7.831,51 Unit Studio Ruang Tidur Dapur Kamar Mandi Balkon 10,00 4,00 4,00 12,00 1 1 1 1 Biaya per Bulan 18 14 18 11 0,18 0,06 0,07 0,13 Rp Rp Rp Rp 301,21 93,71 120,48 220,89 Rp Rp Rp Rp Rp 9.036,36 2.811,31 3.614,54 6.626,66 22.088,88 Unit 2 Bedroom Kamar Tidur Utama Kamar Tidur Anak Ruang Tamu/ Keluarga Dapur Kamar Mandi Balkon 8,00 8,00 9,00 6,00 4,00 12,00 1 1 1 1 1 1 Biaya per Bulan 14 14 18 14 18 11 0,11 0,11 0,16 0,08 0,07 0,13 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 187,42 187,42 271,09 140,57 120,48 220,89 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 5.622,62 5.622,62 8.132,72 4.216,97 3.614,54 6.626,66 33.836,15 Unit 3 Bedroom Kamar Tidur Utama Kamar Tidur Anak 1 Kamar Tidur Anak 2 Ruang Tamu/ Keluarga Dapur Koridor Kamar Mandi Balkon 8,00 8,00 8,00 9,00 6,00 9,00 4,00 12,00 1 1 1 1 1 1 1 1 Biaya per Bulan 10 2 14 14 14 18 14 14 18 11 0,11 0,11 0,11 0,16 0,08 0,13 0,07 0,13 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 187,42 187,42 187,42 271,09 140,57 210,85 120,48 220,89 18 36 2,70 0,86 Rp Rp 4.518,18 1.445,82 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 5.622,62 5.622,62 5.622,62 8.132,72 4.216,97 6.325,45 3.614,54 6.626,66 45.784,22 135.545,40 43.374,53 1 Koridor 2 Tangga Total Biaya Listrik Sistem Penerangan Gedung per Bulan Biaya Listrik Sistem Penerangan Gedung per Tahun 15,00 12,00 Biaya Listrik per Lantai per Bulan Kwh Gedung per Bulan J = ∑Per Lantai K = A*J Pemeliharaan Aset Suatu aset harus dirawat sesuai dengan Rp 1.822.332,60 Rp 1.822.332,60 standar Rp 1.040.352,78 Rp 1.040.352,78 pemeliharaan aset tersebut sehingga dapat menjaga keandalan aset dan memperpanjang umur aset sesuai dengan Permen PU no.24 tahun 2008 Rp 640.677,92 Rp 10.891.524,71 tentang “Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung”. Selain itu, langkah Rp Rp 13.754.210,09 165.050.521,06 pemeliharaan yang harus dilakukan adalah Perbandingan biaya operasional bangunan penggantian/ untuk penerangan Replacement aset ini dipengaruhi oleh bangunan pada kondisi eksisting dan depresiasi aset tersebut. Setiap aset akan kondisi rencana ditunjukan tabel berikut : mengalami depresiasi karena faktor umur memenuhi sistem Tabel 4.Perbandingan Bangunan Perbandingan Biaya Biaya Operasional replacement aset. aset yang menyebabkan berkurangnya kapasitas aset. Biaya per Bulan Biaya per Tahun Kondisi Eksisting Rp 13.754.210 Rp 165.050.521 Kondisi Rencana Rp 10.486.395 Rp 125.836.735 Rencana Anggaran Biaya Rencana anggaran biaya yang dihitung Perhitungan Biaya Operasional Kondisi adalah Rencana penerangan bangunan, berupa penambahan untuk perencanaan sistem Perhitungan total kebutuhan biaya alat kontrol/ sensor. Rencana anggaran operasional sistem penerangan pada biaya yang diusulkan untuk apartemen bangunan apartemen Tower A kondisi Tower A ini adalah sebagai berikut : rencana , seperti pada tabel berikut : Tabel 5. BO Sistem Penerangan Bangunan Rencana Kondisi Rencana Lantai A LG GF Jumlah Ruangan/ Unit per Lantai Ruangan/ Unit Nyala Lampu per Ruangan (Jam/ hari) B 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 C Area Pakir Tenant Toko Ruang Panel Koridor Ruang Pemadam Kebakaran Tangga Kamar Mandi P Kamar Mandi L Koridor Kamar Mandi 1 Lobby 8,00 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Koridor Bank Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Tangga Kamar Mandi P Kamar Mandi L 15,00 12,00 6,00 6,00 6,00 6,00 12,00 4,00 4,00 1 2 7 1-20 (17 lt.) 3 Koridor Kamar Mandi D 8,00 12,00 6,00 4,00 15,00 4,00 12,00 4,00 4,00 4,00 Kwh Ruangan per Hari E 27 21 4 2 2 1 2 5 6 1 6 4 3 6 8 6 6 6 2 1 1 1 2 F 36 72 72 72 14 72 36 14 14 14 18 14 14 72 72 72 72 72 36 11 11 11 14 G = D*E*F/1000 7,78 18,14 1,73 0,58 0,42 0,29 0,86 0,28 0,34 0,06 Biaya Listrik Biaya Listrik Ruangan per Hari Ruangan per Bulan H = G*1673,4 Rp 13.012,36 Rp 30.362,17 Rp 2.891,64 Rp 963,88 Rp 702,83 Rp 481,94 Rp 1.445,82 Rp 468,55 Rp 562,26 Rp 93,71 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp I = B*30 390.370,75 910.865,09 86.749,06 28.916,35 21.084,84 14.458,18 43.374,53 14.056,56 16.867,87 2.811,31 1,31 Rp 2.195,50 Rp 65.865,02 0,63 5,18 3,46 2,59 2,59 2,59 0,86 0,04 0,04 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1.054,24 8.674,91 5.783,27 4.337,45 4.337,45 4.337,45 1.445,82 73,63 73,63 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 31.627,26 260.247,17 173.498,11 130.123,58 130.123,58 130.123,58 43.374,53 2.208,89 2.208,89 0,16 Rp 261,05 Rp 7.831,51 Unit Studio Ruang Tidur Dapur Kamar Mandi Balkon 6,00 2,00 4,00 12,00 1 1 1 1 Biaya per Bulan 18 14 18 11 0,11 0,03 0,07 0,13 Rp Rp Rp Rp 180,73 46,86 120,48 220,89 Rp Rp Rp Rp Rp 5.421,82 1.405,66 3.614,54 6.626,66 17.068,68 Unit 2 Bedroom Kamar Tidur Utama Kamar Tidur Anak Ruang Tamu Dapur Kamar Mandi Balkon 5,00 5,00 6,00 5,00 4,00 12,00 1 1 1 1 1 1 Biaya per Bulan 14 14 18 14 18 11 0,07 0,07 0,11 0,07 0,07 0,13 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 117,14 117,14 180,73 117,14 120,48 220,89 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 3.514,14 3.514,14 5.421,82 3.514,14 3.614,54 6.626,66 26.205,44 Unit 3 Bedroom Kamar Tidur Utama Kamar Tidur Anak 1 Kamar Tidur Anak 2 Ruang Tamu Dapur Koridor Kamar Mandi Balkon 5,00 5,00 5,00 6,00 5,00 6,00 4,00 12,00 1 1 1 1 1 1 1 1 Biaya per Bulan 10 2 14 14 14 18 14 14 18 11 0,07 0,07 0,07 0,11 0,07 0,08 0,07 0,13 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 117,14 117,14 117,14 180,73 117,14 140,57 120,48 220,89 18 36 1,26 0,86 Rp Rp 2.108,48 1.445,82 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 3.514,14 3.514,14 3.514,14 5.421,82 3.514,14 4.216,97 3.614,54 6.626,66 33.936,55 63.254,52 43.374,53 1 Koridor 2 Tangga Total Biaya Listrik Sistem Penerangan Gedung per Bulan Biaya Listrik Sistem Penerangan Gedung per Tahun 4,00 Jumlah Lampu Daya Lampu (n) (watt) 7,00 12,00 Tabel 6. RAB Penambahan Sensor Biaya Listrik per Lantai per Bulan Kwh Gedung per Bulan J = ∑Per Lantai K = A*J No Item A PEKERJAAN 1.529.554,54 1 Instalasi Perlengkapan Sensor B BAHAN 1 Sensor Photocell 2 Sensor PIR 3 Dimmer 4 Relay 1 A 5 Relay 5 A 6 PLC 7 Kabel NYM 3x2,5 Total RAB Rp 1.529.554,54 Rp Rp 977.232,13 Rp 977.232,13 Rp 469.388,70 Rp 7.979.607,90 MAJALAH BANGUN REKAPRIMA Rp 10.486.394,57 Rp 125.836.734,82 Satuan Jumlah ls 232 Rp 150.000 bh bh m1 m1 bh bh roll 85 147 85 69 1 18 202 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 30.000 35.000 20.000 13.500 40.000 3.500.000 635.000 Harga Total Rp 34.800.000 Rp 2.550.000 Rp 5.145.000 Rp 1.700.000 Rp 931.500 Rp 40.000 Rp 63.000.000 Rp 128.270.000 Rp 236.436.500 Nilai Penghematan Biaya Operasional Sistem Penerangan Perbandingan biaya operasional sistem penerangan kondisi eksisting dengan kondsi rencana ditambah maintenance dan 17 replacement cost menunjukkan nilai penghematan biaya terhadap beban energi listrik yang digunakan. eksisting. Tabel 7. Biaya Operasional, Replacement Gedung Eksisting bangunan, meskipun pada tahun pertama Maintenance, KONDISI EKSIST ING No 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 T ahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 Biaya Operasional Rp 165.050.521 Rp 196.124.656 Rp 233.049.132 Rp 276.925.396 Rp 329.062.263 Rp 391.014.962 Rp 464.631.523 Rp 552.107.906 Rp 656.053.507 Rp 779.568.993 Rp 926.338.794 Rp 1.100.741.011 Rp 1.307.978.010 Rp 1.554.231.612 Rp 1.846.847.489 Rp 2.194.554.287 Rp 2.607.723.998 Rp 3.098.681.355 Rp 3.682.071.471 Rp 4.375.296.704 Rp 5.199.035.761 Maintenance Rp 845.222 Rp 909.375 Rp 978.396 Rp 1.052.657 Rp 1.132.553 Rp 1.218.514 Rp 1.310.999 Rp 1.410.504 Rp 1.517.561 Rp 1.632.744 Rp 1.756.670 Rp 1.890.001 Rp 2.033.452 Rp 2.187.791 Rp 2.353.844 Rp 2.532.501 Rp 2.724.718 Rp 2.931.524 Rp 3.154.026 Rp 3.393.417 Rp 3.650.977 Replacement Rp 60.293.998 Rp 80.792.026 Rp 57.716.475 Rp 108.158.612 Rp 144.926.730 Rp 287.716.464 T otal FV Nilai Sisa Aset T otal - Nilai Sisa Aset T otal NPV Tabel 8. Biaya Operasional, Replacement Gedung Rencana Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp FV 165.895.743 197.034.031 234.027.529 338.272.051 330.194.817 392.233.476 465.942.522 634.310.436 657.571.069 838.918.212 928.095.464 1.210.789.623 1.310.011.462 1.556.419.403 1.849.201.333 2.342.013.517 2.610.448.716 3.101.612.878 3.685.225.498 4.666.406.585 5.202.686.738 32.717.311.103 16.846.217 32.700.464.887 7.574.246.822 Dengan demikian, kondisi rencana dapat memberikan efisiensi atau penghematan pada biaya operasional biaya kondisi rencana lebih besar dari kondisi eksisting.Nilai tersebut dipengaruhi oleh biaya investasi atau RAB dari hasil perencanaan. Pada Gambar 20 terdapat grafik perbandingan nilai cash flow antara kondisi eksisting dengan kondisi rencana selama 20 tahun kedepan, yang dimulai pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2035. Maintenance, KONDISI RENCANA No 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 T ahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 Biaya Operasional Rp 125.836.735 Rp 149.528.073 Rp 177.679.790 Rp 211.131.643 Rp 250.881.491 Rp 298.115.061 Rp 354.241.316 Rp 420.934.486 Rp 500.184.009 Rp 594.353.874 Rp 706.253.143 Rp 839.219.736 Rp 997.220.009 Rp 1.184.967.063 Rp 1.408.061.339 Rp 1.673.157.673 Rp 1.988.163.813 Rp 2.362.476.298 Rp 2.807.260.761 Rp 3.335.784.992 Rp 3.963.814.716 Maintenance Rp 845.222 Rp 909.375 Rp 978.396 Rp 1.052.657 Rp 1.132.553 Rp 1.218.514 Rp 1.310.999 Rp 1.410.504 Rp 1.517.561 Rp 1.632.744 Rp 1.756.670 Rp 1.890.001 Rp 2.033.452 Rp 2.187.791 Rp 2.353.844 Rp 2.532.501 Rp 2.724.718 Rp 2.931.524 Rp 3.154.026 Rp 3.393.417 Rp 3.650.977 Replacement Rp 236.436.500 Rp 60.293.998 Rp 14.944.840 Rp 80.792.026 Rp 79.261.715 Rp 108.158.612 Rp 219.816.181 Rp 144.926.730 Rp 332.495.005 T otal FV Nilai Sisa Aset T otal - Nilai Sisa Aset T otal NPV T otal Rp 363.118.457 Rp 150.437.448 Rp 178.658.186 Rp 272.478.297 Rp 266.958.884 Rp 299.333.575 Rp 355.552.315 Rp 503.137.016 Rp 501.701.570 Rp 675.248.334 Rp 708.009.812 Rp 949.268.348 Rp 999.253.460 Rp 1.187.154.854 Rp 1.630.231.364 Rp 1.820.616.904 Rp 1.990.888.530 Rp 2.365.407.821 Rp 2.810.414.787 Rp 3.671.673.415 Rp 3.967.465.694 Rp 25.667.009.071 Rp 33.830.986 Rp 25.633.178.085 Rp 5.942.061.109 Gambar 20.Grafik Perbandingan Cash Flow Kondisi Eksisting dan Kondisi Rencana PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan konsep Berdasarkan Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 menunjukan bahwa biaya operasional listrik dan cash flow aset kondisi eksisting lebih mahal dibanding dengan kondisi rencana. Total perbandingan biaya kondisi perencanaan smart building penerapan yang telah dilakukan pada Tower A Apartemen Parahyangan Residence, berupa peningkatan kenyamanan layanan dan efisiensi sistem penerangan bangunan, dapat disimpulkan sebagai berikut : eksisting dan kondisi rencana dilihat dari segi total cash flowselama 20 tahun dalam persamaan net present value menunjukkan bahwa desain baru lebih hemat dengan perbedaan hingga 27% dari desain MAJALAH BANGUN REKAPRIMA a. Pembuatan café pada rooftop ini merupakan dimana café peningkatan ini layanan menjadi satu kebutuhan bagi penghuni bangunana, 18 karena desain café yang ramah maintenance cost, dan nilai sisa aset lingkungan, smart, dan merupakan pada bangunan additional pada sebuah 1.632.185.713 dari kondisi eksisting. bangunan yang telah ada tapi tidak memerllukan energi yang energi alami dalam pengoperasiannya. Disamping ramah lingkungan, sisi smart café ini yaitu memiliki atap fleksibel otomatis yang hanya akan digunakan disaat hujan ataupun terik matahari. Pembuatan atap fleksibel pada perencanaan café di rooftop sebagai perwujudan peningkatan kenyamanan layanan ini membutuhkan biaya 27% sebesar Rp. 207.000.000. Maka dari itu café tetap a. Peningkatan layanan meningkatkan kenyamanan smart building dari aspek layanan pun harus menimbulkan lantai green building dalam perencanaannya. b. Dapat dilakukan pengkajian kembali pada sistem tata udara bangunan apartemen untuk memperoleh efisiensi energi yang lebih tinggi. Tina. 2013. What Is A SmartBuilding?//www.triplepundit.c memperoleh om/2013// Diakses tanggal 20Maret unit/ ruangan apartemen, yaitu area pada sifat sistem pada efisiensi ini diterapkan pada beberapa parkir dan memberikan efek positif lingkungan, Casey, untuk setiap building sangatlah dperlukan. Selain pengoperasiannya. penerangan pada bangunan dengan berkonsepkan smart DAFTAR PUSTAKA sensor Rp. Saran mengutamakan energi alam sebagai b. Penambahan yaitu terlalu besar. Café ini lebih mengutamakan bangunan mencapai LG, 2016. Hardcastle, Jessica, Lyons.2013. Why lobby Smart Building Technology Is ‘No- apartemen pada lantai GF, unit-unit Brainer’.http;//www.environtmentlle kamar serta koridor pada lantai 1 ader.com/2013/11/08/why-smart- sampai dengan lantai 17. Dengan building-technology-is-no-brainer. menerapkan penambahan sensor pada Diakses 21 Maret 2016. sistem penerangan bangunan dapat diperoleh efisiensi energi untuk cash flow aset selama 20 tahun, dimulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2035, terkait replacement MAJALAH BANGUN REKAPRIMA Rosadi, Herry..2014.Saatnya Smart Building Terapkan Management System. INDOPOS. Edisi 12 Maret 2014. cost, 19 Wikipedia. 2016. Carbon Footprint. http print. Diakses 21 Maret 2016. ://enwikipedia.org/wiki/carbon_foot MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 20