Uploaded by User68587

WICAKSANA-Tesis

advertisement
TESIS
PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO,
DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN
DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
BURSA EFEK INDONESIA
I GEDE ANANDITHA WICAKSANA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2012
TESIS
PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO,
DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN
DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
BURSA EFEK INDONESIA
I GEDE ANANDITHA WICAKSANA
NIM 0891662018
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2012
2
PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO,
DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN
DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister Akuntansi
Program Pascasarjana Universitas Udayana
I GEDE ANANDITHA WICAKSANA
NIM 0891662018
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2012
3
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL 12 JANUARI 2012
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak, CPA.
NIP. 19590510 199003 1 001
Dr. I Ketut Yadnyana, SE, M.Si. Ak.
NIP. 19570911 198610 1 001
Mengetahui
Ketua Program Magister Akuntansi
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Dr. I Ketut Budiartha, SE., MSi., Ak.
NIP. 19591202 198702 1 001
Prof.Dr.dr. A.A.Raka Sudewi, Sp.S(K)
NIP. 19590215 198510 2 001
4
Tesis Ini Telah Diuji pada
Tanggal 12 Januari 2012
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Universitas Udayana No.: 0069/UN14.4/HK/2012, Tanggal 10 Januari 2012
Universitas Udayana,
Ketua:
Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak, CPA
Anggota:
1. Dr. I Ketut Yadnyana, SE, M.Si. Ak.
2. Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE, M.Si.
3. Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, M.Si.
4. Dr. I Wayan Suartana, SE, M.Si.
5
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Nama:
I Gede Ananditha Wicaksana
NIM:
0891662018
Program Studi:
Magister Akuntansi
Judul Tesis:
Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return on
Asset terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah Tesis ini,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas Republik
Indonesia No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundangan-undangan yang
berlaku.
Denpasar, 19 Januari 2012
Yang menyatakan,
I Gede Ananditha Wicaksana
6
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan
Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung wara nugraha-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity
Ratio,dan Return on Asset Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak, CPA
sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan
dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama penulis program magister,
khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya pula
penulis sampaikan kepada Bapak Dr. I Ketut Yadnyana, SE, M.Si. Ak sebagai
pembimbing pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.
Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Bapak
Prof. Dr. Dr. Made Bakta, Sp. PD (KHOM), atas kesempatan dan fasilitas yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini
juga
ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang
dijabat oleh Ibu Prof.Dr.dr. A.A.Raka Sudewi, Sp.S(K), atas kesempatan yang
diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswi Program Magister pada
Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan
terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana S.E.,M.S, Dekan
7
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis
untuk mengikuti pendidikan program Magister. Penulis juga menyampaikan rasa
terima kasih kepada Bapak Dr. Made Gede Wirakusuma, S.E., M.Si., Ketua
Jurusan Akuntansi dan Bapak Dr. I Ketut Budiartha SE., M.Si., Ak., Ketua
Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Unversitas Udayana. Ungkapan
terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis, yaitu Bapak Dr.
Gerianta Wirawan Yasa, SE., M.Si., Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, M.Si
dan Bapak Dr. I Wayan Suartana, SE,M.Si. yang telah memberikan masukan,
saran, sanggahan dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada rekan-rekan
kerja di BIMC Hospital dan kepada rekan-rekan Maksi, May, Nuratama,Wenny
Mbak Tri, Mbak Krisna, Putri, Fenkq, Ari dan semua mahasiswa Maksi angkatan
ketiga atas semangat, bantuan dan informasi yang diperlukan penulis dalam
penelitian ini.
Terima kasih khusus penulis persembahkan kepada keluarga, kedua orang tua
tercinta, I Gede Hartajaya dan Ibu Kompyang Yuni Wiharni, SE. atas dorongan,
dukungan, motivasi, materi serta doa restu selama mengikuti perkuliahan sampai
penyelesaian tesis ini.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan anugerah-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini,
serta kepada penulis sekeluarga.
8
ABSTRAK
PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON
ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini merupakan studi empiris untuk menguji pengaruh cash ratio,
debt to equity ratio, dan return on asset terhadap kebijakan dividen yang diukur
dengan dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dengan periode pengamatan 2005-2009. Teknik sampel yang
digunakan adalah purposive sampling sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak
27 perusahaan.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear
berganda dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien
regresi parsial serta f-statistik untuk menguji kelayakan model penelitian dengan
level of significance 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi
uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Hasil analisis menunjukan bahwa variabel cash ratio dan return on asset
berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan variabel debt to equity ratio
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio.
Kata kunci : cash ratio, debt to equity ratio, return on asset, dividend payout ratio
9
ABSTRACT
THE EFFECT OF CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, AND
RETURN ON ASSET TO DIVIDEND POLICY ON THE LISTED
MANUFACTUR COMPANIES IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
This research is an empirical study to examine the effect of cash ratio, debt to
equity ratio, and return on asset to dividend policy which was measured by
dividend payout ratio on the manufactur companies listed on Indonesian Stock
Exchange in period of 2005-2009. The samples were collected using the
purposive sampling method and it has resulting 27 companies for the samples.
The samples were analyzed by using linear multiple regression tehnique, t-test
for testing the hypothesis, and f-test for the feasibility model test with the five
percent level of significant. It were tested with classic asumption test like
normality test, autocorellation test,multicollinearity test, and heteroscedastisity
test.
The result shows,cash ratio and return on asset had a positive and significant
effect to dividend payout ratio, and debt to equity ratio has a negative and
significant effect to dividend payout ratio.
Keywords: cash ratio, debt to equity ratio, return on asset, dividend payout ratio
10
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM .................................................................................... i
PRASAYARAT GELAR ......................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................................ iv
PERNYATAAN ........................................................................................ v
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ............................................................................ 9
2.1.1 Teori keagenan (agency theory) ....................................... 9
2.1.2 Teori pensinyalan (signaling theory) .............................. 12
2.1.3 Teori kebijakan dividen ................................................. 13
2.1.4 Rasio kas (cash ratio) .................................................... 17
2.1.5 Debt to equity ratio (DER)............................................. 18
2.1.6 Return on asset (ROA) .................................................. 19
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya ................................. 20
BAB III RERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
3.1 Rerangka Berpikir ..................................................................... 28
3.2 Konsep Penelitian ..................................................................... 33
3.3 Hipotesis Penelitian .................................................................. 33
3.3.1 Pengaruh cash ratio terhadap dividend payout ratio ..... 33
3.3.2 Pengaruh DER terhadap dividend payout ratio ............. 34
3.3.3 Pengaruh ROA terhadap dividend payout ratio ............. 35
BAB IV METODA PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian ................................................................ 36
11
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 38
4.3 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 38
4.3.1 Jenis data ....................................................................... 38
4.3.2 Sumber data................................................................... 39
4.4 Penentuan Sampel Penelitian .................................................... 39
4.5 Identifikasi Variabel Penelitian ................................................. 41
4.6 Metoda Pengumpulan Data ....................................................... 43
4.7 Prosedur Penelitian ................................................................... 44
4.8 Teknik Analisis Data................................................................. 44
4.8.1 Uji asumsi klasik ........................................................... 44
4.8.2 Pengujian hipotesis penelitian ........................................ 46
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Statistik Deskriptif .................................................................... 48
5.2 Pengujian Asumsi Klasik .......................................................... 49
5.2.1 Uji normalitas ................................................................ 49
5.2.2 Uji multikolinearitas ...................................................... 50
5.2.3 Uji autokorelasi ............................................................. 51
5.2.4 Uji heteroskedastisitas ................................................... 52
5.3 Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis ..................................... 52
BAB VI
6.1
6.2
6.2
PEMBAHASAN
Pengaruh cash ratio terhadap dividend payout ratio.................. 55
Pengaruh debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio .... 57
Pengaruh return on asset terhadap dividend payout ratio .......... 59
BAB VII SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
7.1 Simpulan Penelitian .................................................................. 61
7.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran ............................................. 62
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 64
LAMPIRAN………................................................................................. 69
12
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
3.1
3.2
4.1
Halaman
Rerangka Berpikir ............................................................................ 32
Konsep Penelitian ............................................................................ 33
Rancangan Penelitian ....................................................................... 37
13
DAFTAR TABEL
No. Tabel
2.1
4.1
4.2
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
Halaman
Rangkuman Penelitian Terdahulu .................................................... 25
Seleksi Sampel Penelitian ................................................................ 40
Daftar Perusahaan Sampel ............................................................... 41
Statistik Deskriptif ........................................................................... 48
Uji Normalitas ................................................................................. 49
Uji Multikolinearitas ........................................................................ 50
Uji Autokorelasi .............................................................................. 51
Uji Heteroskedastisitas..................................................................... 52
Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis ............................................ 52
14
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
1
2
3
4
5
6
7
8
Halaman
Cash Ratio ....................................................................................... 69
Debt to Equity Ratio ........................................................................ 70
Return on Asset ................................................................................ 71
Dividend Payout Ratio ..................................................................... 72
Statistik Deskriptif ........................................................................... 73
Uji Normalitas ................................................................................. 74
Uji Heteroskedastisitas..................................................................... 75
Uji Autokorelasi, Multikolinearitas, dan Uji Hipotesis ..................... 76
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah
satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal dan
perkembangan berbagai jenis industri pada negara tersebut. Pasar modal (capital
market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang
dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. Dalam
aktivitas di pasar modal, para investor memiliki harapan dari investasi yang
dilakukannya, yaitu yang berupa dividen dan capital gain.
Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya ke dalam
perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi
(return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari
selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Di sisi lain,
perusahaan yang akan membagikan dividen dihadapkan pada berbagai macam
pertimbangan antara lain: perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang
mungkin
lebih
menguntungkan,
kebutuhan
dana
perusahaan,
likuiditas
perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio
pembayaran dividen dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen
(Brigham dan Gapenski, 1996).
Dividen adalah distribusi yang bisa berbentuk kas, aktiva lain, surat atau bukti
lain yang menyatakan hutang perusahaan kepada pemegang saham suatu
1
2
perusahaan sebagai proporsi dari sejumlah saham yang dimiliki oleh pemilik
(Jensen et al., 1992). Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan
apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham
sebagai dividen, atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan
investasi dimasa mendatang (Sartono, 2010).
Kebijakan dividen cenderung menjadi salah satu elemen yang paling stabil
dan dapat diprediksi oleh perusahaan, dan sebagian besar perusahaan mulai
membayar dividen setelah mereka mencapai tahap kematangan bisnis dan ketika
tidak ada lagi kesempatan investasi yang menguntungkan perusahaan (Al-Haddad
et al., 2011). Proporsi dividen yang dibayarkan pada pemegang saham tergantung
pada kemampuan perusahaan menghasilkan laba serta bentuk kebijakan dividen
yang diterapkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Prosentase dari laba yang
akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut Dividend
Payout Ratio (Andriyani, 2008).
Kebijakan dividen telah menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh para
manajer keuangan dan perusahaan pada umumnya. Perusahaan dihadapkan pada
dilema, apakah akan membagikan dividen kepada pemegang saham, atau
manahan laba untuk kegiatan investasi kembali dalam rangka pengembangan
usaha (Okpara, 2010). Di sisi lainnya, pembagian dividen yang tinggi kurang
disukai oleh manajemen karena akan mengurangi utilitas manajemen yang
disebabkan oleh semakin kecilnya dana yang berada dalam lingkup kendali
manajemen. Hal ini sesuai dengan residual theory of cash dividend (Karen, 2003)
yang menyatakan bahwa kelebihan kas yang ada seharusnya dibagikan dalam
3
bentuk dividen, akan tetapi manajemen tidak menyukai pembagian laba yang
diperoleh dalam bentuk dividen. Manajemen lebih suka memperlakukannya
sebagai laba ditahan, kecuali mengetahui bahwa dana tersebut tidak memberikan
net present value (NVP) yang positif pada tambahan investasi.
Pengumuman dividen sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata
kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan di masa kini dan di masa yang akan
datang adalah merupakan cara yang tepat meskipun mahal tetapi sangat berarti.
Setelah menerima isyarat melalui pengumuman dividen, maka pasar akan bereaksi
terhadap pengumuman perubahan dividen yang akan dibayarkan, sehingga bisa
dikatakan pasar menangkap informasi tentang prospek perusahaan yang
terkandung dalam pengumuman tersebut (Ambarwati, 2010).
Penelitian ini menggunakan variabel-variabel rasio keuangan dalam
memprediksi kebijakan dividen. Rasio keuangan digunakan sebagai variabel
penelitian karena rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis yang
diperlukan untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan yaitu laba bersih. Laba perusahaan merupakan unsur
dasar kebijakan dividen perusahaan. Rasio
keuangan merupakan hasil
perbandingan pos-pos dalam laporan keuangan pada suatu periode tertentu. Rasiorasio keuangan yang digunakan antara lain adalah rasio likuiditas yang diukur
oleh cash ratio, rasio leverage yang diukur oleh debt to equity ratio¸dan rasio
profitabilitas yang diukur oleh return on asset.
Rasio kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang
harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan
4
besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Dividen
merupakan cash outflow, maka semakin kuatnya posisi kas atau likuiditas
perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen (Riyanto,
2000). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang menggambarkan
perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan. Perusahaan
yang mempunyai kesempatan bertumbuh lebih besar umumnya mempunyai DER
yang lebih rendah dalam kebijakan struktur modalnya (Smith dan Watts, 1992).
Hal ini disebabkan manajemen cenderung memilih pendanaan modal sendiri
untuk membiayai pertumbuhan dengan maksud untuk mengurangi masalahmasalah agensi yang potensial berasosiasi dengan eksistensi hutang yang berisiko
dalam struktur modalnya (Subekti dan Wijaya, 2001). Peningkatan hutang pada
gilirannya akan mempengaruhi peningkatan laba bersih yang tersedia bagi para
pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajiban untuk
membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen. Return on
Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total
aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi Return on Assets
(ROA) maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin banyak (Sartono,
2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (1999) yang menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada seluruh perusahaaan publik
yang terdaftar di BEI selama periode 1991-1996. Dari penelitian yang dilakukan
oleh Sutrisno (1999) menunjukkan bahwa variabel cash ratio berpengaruh positif
dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Andriyani (2008) melakukan
5
penelitian tentang analisis pengaruh cash ratio, debt to equity ratio, insider
ownership, investment opportunity set (IOS), dan profitability yang diproksikan
oleh return on asset (ROA) terhadap kebijakan dividen yang dilakukan terhadap
perusahaan otomotif yang listed di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004-2006.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa cash ratio secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian tersebut bertolak
belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sunarto dan Kartika (2003)
dalam penelitiannya menguji pengaruh cash ratio, current ratio, DTA, ROI, dan
EPS terhadap dividen kas pada 34 perusahaan yang terdaftar di BEJ periode 19992000 dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya EPS yang berpengaruh
signifikan terhadap dividen kas, sedangkan untuk variabel lain yaitu cash ratio,
current ratio, DTA, dan ROI tidak menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Mahadwartha dan Jogiyanto (2002) yang
meneliti tentang pengaruh investment opportunity set, kepemilikan manajerial,
ukuran perusahaan dan kebijakan utang terhadap dividend payout ratio pada
perusahaan-perusahaan sektor manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta
pada periode 1990-2000. Hasil penelitian Mahadwartha dan Jogiyanto (2002)
adalah bahwa kebijakan hutang yang diproksikan oleh debt to equity ratio
memiliki pengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Ismiyanti dan Hanafi
(2004) menguji pengaruh kebijakan hutang, kepemilikan manajerial, risiko, dan
kepemilikan institutional terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur
yang listed di BEJ sebelum tahun 1997. Hasil penelitian menunjukkan hasil yang
6
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahadwartha dan Jogiyanto
(2002). Hasil penelitian Ismiyanti dan Hanafi (2004) menunjukkan bahwa hutang
yang diproksikan dengan DER mempunyai pengaruh yang negatif terhadap DPR.
Amidu dan Abor (2006) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
dividend payout ratio pada 22 perusahaan yang listed di Ghana Stock Exchange
pada periode tahun 1998-2003. Variabel-variabel yang digunakan untuk
meprediksi DPR adalah, profitability, cash flow, tax, risk, insider ownership,
growth, dan market to book value. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
profitability yang diproksikan oleh return on asset (ROA) berpengaruh signifikan
dan positif terhadap DPR. Hasil penelitian yang berbeda disimpulkan oleh
Damayanti dan Achyani (2006) yang melakukan penelitian terhadap seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1999-2003
untuk menguji pengaruh antara variabel independen investasi perusahaan,
likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan variabel
dependen dividend payout ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
profitabilitas tidak berpengaruh siginifikan terhadap dividen payout ratio.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, yang menunjukkan hasil yang
tidak konsisten, sehingga penting untuk di replikasi dan diteliti kembali pengaruh
variabel cash ratio, debt to equity ratio, dan return on asset terhadap kebijakan
dividen dengan proksi dividend payout ratio, dengan perioda waktu pengamatan
2005-2009.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Apakah cash ratio berpengaruh terhadap dividend payout ratio?
2) Apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap dividend payout ratio?
3) Apakah return on asset berpengaruh terhadap dividend payout ratio?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka yang menjadi
tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui pengaruh cash ratio terhadap dividend payout ratio
2) Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadap dividend payout
ratio
3) Untuk mengetahui pengaruh return on asset terhadap dividend payout ratio.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian maka
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1) Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau tambahan
wawasan serta bukti empiris mengenai pengaruh cash ratio, debt to equity
ratio dan return on asset terhadap kebijakan dividen serta dapat dijadikan
8
sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis
atau lebih lanjut.
2) Manfaat Praktis
a) Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi
pembaca khususnya investor atau para pialang saham dalam mengambil
keputusan untuk membeli atau menjual saham sehubungan dengan
harapannya terhadap dividen yang dibayarkan.
b) Bagi para pemimpin dan pengambil kebijakan di dalam perusahaan,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam penentuan kebijakan
dividen yang akan diambil pada saat diadakannya Rapat Umum Pemegang
Saham
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori keagenan (agency theory)
Jensen dan Meckling (1976) dalam Kumalasari (2007), mengungkapkan
bahwa teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen (manajemen
perusahaan) dan principal (pemegang saham). Scott (1997) menyatakan bahwa
perusahaan memiliki beberapa kontrak, contohnya kontrak kerja antara
perusahaan dengan manajernya dan kontrak pinjaman antara perusahaan dengan
kreditor. Kedua kontrak ini seringkali dibuat berdasarkan angka laba bersih
(income), oleh karena itu kontrak tersebut berpengaruh terhadap akuntansi.
Hubungan antara agen dan prinsipal biasanya dalam situasi asimetri
informasi. Hal ini dapat terjadi karena disebabkan oleh adanya pihak yang
mempunyai informasi lebih (agen) dibandingkan dengan pihak lain (prinsipal).
Agen lebih banyak memperoleh informasi karena berhubungan langsung dengan
operasional perusahaan. Dengan asumsi individu mempunyai kepentingan untuk
dirinya sendiri, maka dengan adanya asimetri informasi akan mendorong agen
menyembunyikan informasi yang tidak dimiliki oleh principal.
Beberapa faktor yang menyebabkan munculnya masalah keagenan, yaitu.
1) Moral Hazard
Hal ini umumnya terjadi pada perusahaan-perusahaan besar, dimana manajer
cenderung untuk memanfaatkan insentif yang sesuai dengan kepentingannya
9
10
atau berdasarkan keahliannya untuk bayaran yang diterima dari perusahaan
dan kemungkinan hal tersebut tidak termasuk dalam kontrak.
2) Jumlah laba yang ditahan
Masalah ini berkisar pada kecenderungan untuk melakukan investasi yang
berlebihan oleh pihak manajemen (agen) melalui peningkatan dana
pertumbuhan dengan tujuan untuk memperbesar kekuasaan, prestise atau
memperbesar kemampuan untuk mendominasi dewan komisaris, maupun
penghargaan bagi dirinya sendiri, namun dapat menghancurkan kesejahteraan
pemegang sahamnya (principal).
3) Horison Waktu
Konflik ini muncul sebagai akibat dari kondisi arus kas, dimana prinsipal
lebih menekankan pada arus kas untuk masa depan yang kondisinya belum
pasti, sedangkan manajemen senderung menekankan pada hal-hal yang
berkaitan dengan pekerjaan mereka.
4) Penghindaran Risiko Manajerial
Masalah ini muncul ketika ada batasan diversifikasi portofolio yang
berhubungan dengan pendapatan manajerial atas kinerja dicapainya sehingga
manajer akan meminimalkan risiko saham perusahaan dari keputusan
investasi yang meningkatkan risikonya.
Menurut DeAngelo (1986) yang dikutip dalam Gumanti (2000)
mengatakan bahwa teori keagenan (agency theory) juga menekankan bahwa
angka-angka akuntansi memainkan peranan penting dalam menekan konflik
antara prinsipal dan agen. Dari sini jelas bahwa mengapa manajer memiliki
11
motivasi untuk mengelola data keuangan pada umumnya dan keuntungan atau
earnings pada khususnya. Semuanya tidak terlepas dari apa yang disebut sebagai
usaha-usaha untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat pribadi (obtaining
private gains).
Dividen dapat digunakan untuk memperkecil masalah keagenan antara
manajer dan pemegang saham (Jensen et al., 1992). Semakin banyak dividen yang
ingin
dibayarkan
oleh
suatu
perusahaan,
semakin
besar
kemungkinan
berkurangnya laba ditahan. Hal ini menyebabkan perusahaan harus mencari
sumber dana eksternal untuk melakukan investasi baru. Pembiayaan dividen
mungkin dapat digunakan sebagai alat untuk memonitor atau mengevaluasi hasil
kerja manajemen meskipun pembayaran dividen yang tinggi mengakibatkan
pembiayaan eksternal yang mahal (Weston dan Copeland, 2010). Pembayaran
dividen juga berperan dalam mekanisme monitoring karena membuat manajer
harus menyediakan dana yang mungkin diperoleh dari luar perusahaan yang
tentunya akan dapat mengurangi biaya keagenan (Ambarwati, 2010).
Di sisi lain pembagian dividen yang tinggi kurang disukai oleh manajemen
karena akan mengurangi utilitas manajemen yang disebabkan oleh semakin kecil
dana yang berada dalam pengendaliannya (Putra dan Ratnadi, 2008). Hal ini
sesuai dengan residual theory of cash dividend (Karen, 2003) yang menyatakan
bahwa kelebihan kas yang ada seharusnya dibagikan dalam bentuk dividen. Pada
umumnya manajemen ridak menyukai pembagian laba yang diperoleh dalam
bentuk dividen. Manajemen lebih menyukai memperlakukannya sebagai laba
12
ditahan, kecuali mengetahui dana tersebut tidak memberikan net present value
(NVP) yang positif pada tambahan investasi.
2.1.2 Teori pensinyalan (signalling theory)
Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan
kepada pemilik sebagai wujud dari tanggung jawab atas pengelolaan perusahaan.
Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk
memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan
perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri
informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih
banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar
(khususnya investor dan kreditor).
Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini
berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik ataupun pihak
yang berkepentingan lainnya. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui
pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang
sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau
bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa
perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain.
Penggunaan dividen sebagai isyarat, cenderung berupa cerita bagaimana
informasi dapat diteruskan ke pasar daripada teori tentang kebijakan dividen
optimal. Pengumuman yang menyatakan bahwa suatu perusahaan telah
13
memutuskan untuk menaikkan dividen per saham mungkin diartikan oleh
penanam modal sebagai berita yang baik, karena dividen per saham yang lebih
tinggi menunjukkan bahwa perusahaan yakin arus kas pada masa mendatang akan
cukup besar untuk menanggung tingkat dividen yang tinggi (Weston dan
Copeland, 2010).
Pengumuman dividen sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata
kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan di masa kini dan masa yang akan
datang adalah merupakan cara yang tepat meskipun mahal tetapi sangat berarti.
Setelah menerima isyarat melalui pengumuman dividen maka pasar akan bereaksi
terhadap pengumuman perubahan dividen yang dibayarkan sehingga bisa
dikatakan pasar menangkap informasi tentang prospek perusahaan yang
terkandung dalam pengumuman tersebut (Ambarwati, 2010).
2.1.3 Teori kebijakan dividen
Dividen merupakan adalah pembayaran dari perusahaan kepada para
pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan dividen adalah
kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan,
berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba
yang ditahan untuk kepentingan perusahaan (Sutrisno, 2001).
Gitman (2003) memberikan definisi kebijakan dividen sebagai suatu
perencanaan tindakan perusahaan yang harus dituruti ketika keputusan dividen
harus dibuat. Lee dan Finerty (1990) mengartikan kebijakan dividen sebagai suatu
keputusan perusahaan apakah akan membagikan earnings yang dihasilkan kepada
14
para pemegang saham atau akan menahan earnings untuk kegiatan reinvestasi
dalam perusahaan.
Ada empat bentuk kebijakan pembayaran dividen (Riyanto, 2000), yaitu
sebagai berikut.
1) Kebijakan dividen yang stabil.
Kebijakan ini merupakan pola pembayaran dividen per lembar saham yang
dibayarkan setiap tahun relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun
pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Dividen yang sudah
dinaikkan ini akan dipertahankan untuk jangka waktu yang relatif panjang.
2) Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah
ekstra tertentu.
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham
setiap tahunnya. Jika kondisi keuangan perusahaan baik, perusahaan akan
membagikan dividen ekstra di atas jumlah minimal tersebut. Jika kondisi
memburuk, maka yang dibayarkan hanya dividen minimalnya saja.
3) Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan.
Jika kebijakan ini yang dipakai oleh perusahaan, ini berarti bahwa jumlah
dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi
sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap
tahunnya.
15
4) Kebijakan dividen yang fleksibel.
Kebijakan ini merupakan pola pembayaran dividen yang besarnya
disesuaikan dengan posisi dan kebijakan finansial perusahaan setiap
tahunnya.
Menurut Weston dan Brigham dan Gapenski (1996) kebijakan dividen yang
optimal adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan antara dividen
saat ini dan pertambahan di masa yang akan datang sehingga memaksimalkan
harga saham perusahaan. Prosentasee laba yang dibayarkan sabagai dividen akan
berfluktuasi dari satu periode ke periode lainnya seiring dengan jumlah peluang
yang diterima persahaan. Dengan dibayarkannya dividen
maka diharapkan
perusahaan tersebut akan memiliki nilai yang tinggi di mata investor. Selain itu
dengan pembayaran dividen yang terus menerus, perusahaan mampu menghadapi
gejolak perekonomian dan mampu memberikan hasil kepada para pemegang
saham.
Beberapa teori yang berkaitan dengan kebijakan dividen dan asumsi-asumsi
yang mendasari antara lain.
1) Dividen tidak relevan
Menurut Modigliani dan Miller (1961) dalam Sartono (2010) dividend payout
ratio tidak mempunyai pengaruh pada harga saham perusahaan atau biaya
modalnya. Modigliani dan Miller menyatakan bahwa dividen payout ratio adalah
tidak relevan, selanjutnya nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari
asset perusahaan. Sementara itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan
dibagikan dalam bentuk dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai
16
perusahaan. Untuk membuktikan teorinya, Modigliani dan Miller (1961)
mengemukakan berbagai asumsi sebagai berikut.
1. Tidak ada pajak perseorangan dan pajak penghasilan perusahaan
2. Tidak ada biaya emisi atau flotation cost dan biaya transaksi
3. Kebijakan penganggaran modal perusahaan independen terhadap dividend
payout ratio
4. Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang kesempatan
investasi di masa yang akan datang
5. Distribusi pendapatan di antara dividend an laba ditahan tidak berpengaruh
terhadap tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh investor
2) Bird in the hand theory
Teori ini dikemukakan oleh Gordon dan Lintner (1956) dalam Ambarwati
(2010) yang menganggap dividen yang diterima merupakan sesuatu yang sudah
pasti di tangan sehingga memiliki risiko yang leboh rendah dibandingkan dengan
capital gain. Gordon dan Lintner (1956) juga berpendapat bahwa investor lebih
menyukai dividen karena lebih pasti pendapatannya daripada mengharapkan
return yang belum pasti jika menginvestasikan kembali dividen pada investasi
tertentu.
3) Tax preference theory
Capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah daripada pajak atas
dividen, maka saham yang memiliki pertumbuhan tinggi menjadilebih menarik
Sebaliknya jika capital gain dikenai pajak yang samadengan pendapatan atas
dividen , maka keuntungan capital gain menjadi berkurang, namun demikian
17
pajak atas dividen karena pajak atas capital gain baru dibayar setelah saham
dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah
pembayaran dividen . Periode investasi juga mempengaruhi pendapatan investor
jika investor hanya membeli saham untuk jangka waktu satu tahun, maka tidak
ada bedanya antara pajak atas capital gain dan pajak atas dividen . Iinvestor akan
meminta tingkat keuntungan setelah pajak yang lebih tinggi terhadap saham yang
memiliki dividen yield yang tinggi daripada saham dengan dividen yield yang
rendah. Oleh karena itu, teori ini menyarankan bahwa perusahaan sebaiknya
menentukan dividen payout ratio yang rendah atau bahkan tidak membagikan
dividen (Litzenberger dan Ramaswamy, 1979) dalam Puspita (2009).
2.1.4 Rasio kas (Cash Ratio)
Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio)
yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya
(current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan
lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin
tinggi cash ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi
(membayar) kewajiban jangka pendeknya (Brigham dan Gapenski, 1996).
Menurut Harahap (2009) cash ratio dapat dirumuskan sebagai berikut.
cash + equivalen
cash ratio =
.............................................................. (1)
curent liabilities
Kas dan ekuivalennya dalam persamaan tersebut menunjukkan besarnya kas
dan setara kas (giro dan simpanan lain yang pengambilannya tidak dibatasi oleh
18
waktu) yang tercermin dalam neraca (sisi assets/ current assets). Current liability
menunjukkan jumlah kewajiban jangka pendek perusahaan yang tercermin dalam
neraca (sisi liabilitas/ current liability).
Mollah dan Keasen (2000) menunjukkan bahwa posisi cash ratio merupakan
variabel penting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam kebijakan dividen.
Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar, free cash flow yang tinggi akan
memungkinkan perusahaan lebih berfokus pada pembayaran dividen atau
menyelesaikan hutang untuk mengurangi biaya keagenan (Mollah dan Keasen,
2000). Sehingga semakin kuat cash ratio perusahaan, berarti semakin besar
kemampuan untuk membayar dividen.
2.1.5 Debt to equity ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal
sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Menurut Riyanto (2000), salah
satu rasio yang termasuk dalam rasio solvabilitas atau leverage adalah debt to
equity ratio. Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari setiap
modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang perusahaan atau
untuk menilai banyaknya hutang yang dipergunakan oleh perusahaan.
Kebijakan debt dapat dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik perusahaan
yang akan mempengaruhi kurva permintaan dari debt yang ditawarkan kepada
perusahaan atau permintaan perusahaan akan debt (Ang, 1997). Perusahaanperusahaan yang profitable memiliki lebih banyak earnings yang tersedia untuk
19
retensi atau investasi dan karenanya, akan cenderung membangun equitas mereka
relatif terhadap debt. Oleh karena itu semakin rendah DER akan semakin tinggi
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya (Ang, 1997).
Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu
perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya (Ang, 1997).
Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba
bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividend yang akan
diterima, karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada pembagian
dividend. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk
membagi dividend akan semakin rendah, sehingga DER mempunyai pengaruh
negatif dengan dividend payout ratio. Debt to equity ratio dihitung dengan total
hutang dibagi dengan total ekuitas (Jensen et al., 1992). Menurut Sartono (2010),
debt to equity ratio dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut.
total liabilities
................................................... (2)
debt to equity ratio =
total equity
2.1.6 Return on asset
ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan
seberapa
efektifnya
perusahaan
beroperasi
sehingga
menghasilkan
keuntungan/laba bagi perusahaan. Ang (1997) menyebutkan bahwa rasio ROA
digunakan
untuk
mengukur
efektifitas
perusahaan
dalam
menghasilkan
keuntungan dengan cara memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini
20
merupakan rasio yang terpenting di antara rasio rentabilitas yang ada. Menurut
Ang (1997) ROA dapat diukur dengan perhitungan sebagai berikut.
nett income after tax
return on asset =
................................................. (3)
total assets
Nilai ROA yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu
menghasilkan keuntungan berbanding asset yang relatif tinggi. Investor akan
menyukai perusahaan dengan nilai ROA yang tinggi, karena perusahaan dengan
nilai ROA yang tinggi mampu menghasilkan tingkat keuntungan lebih besar
dibandingkan perusahaan dengan ROA rendah.
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian tentang Dividend Payout Ratio telah banyak dilakukan sebelumnya,
antara lain oleh Chang dan Ree (1990), Jensen et.al (1992), Mahadwartha dan
Jogiyanto ( 2002), Ismiyanti dan Hanafi (2003), Prihantoro (2003), Andriyani
(2008), Amidu dan Abor (2006), Anil dan Kapoor (2008), Ahmed dan Javid
(2009), Gill et al., (2010), dan Appannan dan Sim (2011). Namun hasil dari
penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan yang berbeda.
Pada penelitian Chang dan Ree (1990) yang menguji pengaruh Growth,
Earning variability, Nondebt Tax Shields, Firm Size, dan Profitability terhadap
DPR. Kesimpulan yang didapat bahwa variabel Growth pada penelitian ini tidak
berpengaruh signifikan, tetapi tetap berpengaruh negatif terhadap Dividend
Payout Ratio, sedangkan variabel Earning variability, Nondebt Tax shields, dan
21
Firm Size berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. Pada penelitian
yang dilakukan oleh Jensen et al. (1992) menghasilkan kesimpulan bahwa
kebijakan insider ownership, debt, dan dividend yang dikaitkan dengan
karakteristik-karakteristik
perusahaan
mempunyai
hubungan
yang
interdependensi.
Penelitian dari Mahadwartha dan Jogiyanto (2002), menguji pengaruh
Investment Opportunity Set (IOS), kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan,
dan kebijakan hutang terhadap DPR. Kesimpulan yang didapat dari hasil
penelitian tersebut adalah, kebijakan hutang, invesment opportunity set, memiliki
pengaruh positif terhadap DPR. Pada variabel kepemilikan manajerial dan ukuran
perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap DPR.
Prihantoro (2003) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada 148 perusahaan
publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta kurun waktu 1991-1996 menggunakan
variabel posisi kas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang dan
modal, profitabilitas, kepemilikan dan dividen payout ratio. Hasilnya hanya posisi
kas dan rasio hutang dengan modal yang berpengaruh signifikan terhadap dividen
payout ratio sedangkan earning memiliki pengaruh yang tidak terlalu signifikan.
Ismiyanti dan Hanafi (2003) melakukan penelitian yang mengkaji pengaruh
kebijakan hutang, kepemilikan manajerial, risiko, kepemilikan institusi, return on
asset, dan aset tetap terhadap kebijakan dividen yang diukur dengan dividen
payout ratio dari perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur di BEJ antara
22
tahun 1998-2001. Hasil penelitian Ismiyanti dan Hanafi (2003) adalah bahwa
risiko dan aset tetap memiliki pengaruh negatif terhadap dividend payout ratio.
Damayanti dan Achyani (2006) melakukan penelitian terhadap seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1999-2003
untuk menguji pengaruh antara variabel independen investasi perusahaan,
likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan variabel
dependen dividen payout ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua
variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.
Andriyani (2008) yang menganalisis pengaruh cash ratio, debt to equity ratio,
insider ownership, investment opportunity set, dan profitability terhadap kebijakan
dividen yang dilakukan pada perusahaan otomotif yang listed di Bursa Efek
Indonesia pada periode 2004-2006. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa cash
ratio, debt to equity ratio, investment opportunity set, dan return on asset secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, sedangkan insider
ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio
Amidu dan Abor (2006) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi dividend
payout ratio pada 22 perusahaan yang listed di Ghana Stock Exchange pada
periode tahun 1998-2003. Variabel-variabel yang digunakan untuk meprediksi
DPR adalah profitability, cash flow, tax, risk, insider ownership, growth, dan
market to book value. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa profitability, cash
flow, dan tax berpengaruh signifikan positif terhadap DPR, sedangkan risk,
insider ownership, growth, dan market to book value berpengaruh signifikan
negatif terhadap DPR.
23
Anil dan Kapoor (2008) meneliti tentang faktor-faktor yang memengaruhi
dividned payout ratio pada perusahaan-perusahaan IT di India. Variabel-variabel
yang diduga memengaruhi dividend payout ratio dalam penelitian tersebut adalah
earning before interest and taxes /total assets, cash from operations,
corporatetax/profit before tax, annual sales growth, dan market to book value.
Kesimpulan yang didapat adalah ada hubungan positif tidak signifikan antara
profitabilitas dan DPR, hubungan positif signifikan antara cash flow dengan
dividend payout ratio,tetapi terjadi hubungan tidak signifikan untuk variabel
lainnya.
Ahmed dan Javid (2009) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
dividen pada 320 perusahaan non keuangan yang terdaftar di Karachi Stock
Exchange Pakistan pada periode 2001-2006. Adapun variabel-variabel yang
dipergunakan untuk memprediksi DPR adalah previous dividend payout, net
earnings,
ownership
opportunities, leverage, dan
structure,
liquidity,
investments
size of the firms. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel net earnings, ownership structure, investments opportunities, dan
size of the firms berpengaruh signifikan terhadap DPR.
Gill et all. (2010) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout
ratio pada 266 perusahaan jasa dan manufaktur di Amerika Serikat. Variabelvariabel yang digunakan dalam memprediksi DPR adalah corporate profitability,
cash flow, tax, sales growth, market to book value,dan debt to equity ratio. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada perusahaan jasa, DPR yang
dibayarkan secara signifikan dipengaruhi oleh variabel profit margin, sales
24
growth dan debt to equity ratio, sedangkan variabel-variabel cash flow, tax dan
market to book value tidak berpengaruh terhadap DPR. Pada perusahaan
manufaktur variabel-variabel yang mempengaruhi DPR adalah profit margin, tax
dan market to book ratio, sedangkan variabel-variabel cash flow, sales growth dan
debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap DPR.
Appannan dan Sim (2011) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen pada lima perusahaan yang masuk kedalam kategori industri
pengolahan makanan (konsumsi) yang listed di Kuala Lumpur Stock Exchange.
Variabel-variabel yang digunakan untuk memprediksi DPR adalah profit after tax,
cash flow, debt to equity ratio, past dividend per share, sales growth, size of the
firm dan outstanding shares of the firm. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
variabel debt to equity ratio dan past dividend per share adalah variabel yang
paling kuat berpengaruh terhadap DPR sedangkan variabel profit after tax, cash
flow, sales growth, size of the firm dan outstanding shares of the firm tidak
berpengaruh terlalu signifikan terhadap DPR.
Ringkasan penelitian terdahulu sebagaimana telah diuraikan sebelumnya
dirangkum dalam Tabel 2.1 pada halaman 24.
25
Tabel 2.1
Rangkuman Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti dan tahun
penelitian
Variabel
penelitian
Teknik
analisis data
1
Chang dan Ree (1990)
Growth, Earning
variability,
Nondebt Tax
Shields, Firm Size,
dan Profitability
2
Mahadwartha dan Jogiyanto
(2002)
IOS, kepemilikan
manajerial, ukuran
perusahaan,
kebijakan hutang
Analisis regresi
Prihantoro (2003)
Posisi kas, potensi
pertumbuhan,
ukuran
perusahaan, rasio
hutang dan modal,
profitabilitas,
kepemilikan, DPR
Analisis regresi
3
4
5
Ismiyanti dan Hanafi (2003)
Damayanti dan Achyani (2006)
Kebijakan hutang,
kepemilikan
manajerial, risiko,
kepemilikan
institusi, return on
asset dan aset
tetap
Investasi
perusahaan,
likuiditas,
profitabilitas,
pertumbuhan
perusahaan, dan
ukuran perusahaan
Analisis regresi
Hasil penelitian
- Variabel Growth pada
penelitian ini tidak
signifikan tetapi tetap
berpengaruh negatif
terhadap DPR
- Variabel Earning
variability, Nondebt tax
shields, firm size, dan
profitability berpengaruh
positif terhadap DPR
- Kebijakan hutang, (IOS)
memiliki pengaruh positif
terhadap dividend payout
ratio.
- Kepemilikan manajerial
dan ukuran perusahaan
memiliki pengaruh negatif
terhadap dividend payout
ratio
- Posisi kas berpengaruh
positif signifikan terhadap
DPR, sedangkan rasio
hutang dan modal (DER)
berpengaruh signifikan
negatif terhadap DPR
sedangkan earnings
mempunyai pengaruh
yang kurang signifikan.
Analisis regresi
- Risiko dan aset tetap
memiliki pengaruh negatif
terhadap DPR, sedangkan
kebijakan hutang
berpengaruh positif
terhadap DPR
Analisis regresi
- Variabel investasi
perusahaan, likuiditas,
profitabilitas,
pertumbuhan perusahaan,
ukuran perusahaan tidak
berpengaruh
ignifikan terhadap DPR
26
No.
6
7
8
9
10
Peneliti dan tahun
penelitian
Amidu dan Abor (2006)
Variabel
penelitian
Profitability, cash
flow, tax, risk,
growth,
institutional
holding,dan MBV
Teknik
analisis data
Analisis regresi
Andiyani (2008)
Cash ratio, debt to
equity ratio,
insider ownership,
IOS, dan
profitability
Analisis regresi
Anil dan Kapoor (2008)
Current and
anticipated
earnings, cashflow
or liquidity,
corporate tax, risk
(beta), sales
growth, dan
MTBV
Analisis regresi
Ahmed dan Javid (2009)
Previous dividend
payout, net
earnings,
ownership
structure,
liquidity,
investment
opportunities, dan
size of the firms
Analisis jalur
Gill et.al. (2010)
Corporate
profitability, cash
flow, tax, sales
growth, MBV, dan
DER
Analisis regresi
Hasil penelitian
- Terdapat hubungan
positif antara DPR dengan
profitability, cash flow,
dan tax
- Terdapat hubungan
negatif
antara DPR dengan risk,
institutional holding,
growth, dan MBV.
- Cash ratio, IOS, dan
ROA berpengaruh
signifikan terhadap DPR
- DER berpengaruh negatif
terhadap DPR
- IOS tidak berpengaruh
signifikan terhadap DPR
- Hasil penelitian
menunjukkan
hubungan positif tidak
signifikan antara
profitabilitas dan DPR,
hubungan positif dan
signifikan antara cash flow
dengan DPR, dan tidak
ada hubungan signifikan
untuk variabel lainnya.
- Variabel net earnings,
ownership structure,
investments opportunities,
dan size of the firms
berpengaruh terhadap
DPR
- Variabel liquidity dan
leverage tidak
berpengaruh terhadap
DPR
- Pada perusahaan jasa
profit margin, sales
growth, dan DER
berpengaruh terhadap
DPR
- Pada perusahaan
manufaktur profit margin,
tax, dan MVB
berpengaruh terhadap
DPR
27
No.
11
Peneliti dan tahun
penelitian
Variabel
penelitian
Appanan dan Sim (2011)
Profit after tax,
cash flow, DER,
past dividend per
share, sales
growth, size of the
firm, dan
outstanding shares
of the firm
Teknik
analisis data
Hasil penelitian
Analisis regresi
- DER dan past dividend
per share berpengaruh
paling kuat terhadap DPR,
sedangkan variabel
lainnya tidak berpengaruh
signifikan terhadap DPR
28
BAB III
RERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Rerangka Berpikir
Kebijakan terhadap pembayaran dividen merupakan keputusan yang sangat
penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini akan melibatkan dua pihak yang
mempunyai kepentingan yang berbeda yaitu pihak pertama para pemegang saham
dan pihak kedua perusahaan itu sendiri. Dividen diartikan sebagai pembayaran
kepada para pemegang saham oleh pihak perusahaan atas keuntungan yang
diperolehnya. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan
pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya
pembayaran dividen dan besarnya laba ditahan untuk kepentingan pihak
perusahaan. Jika manajemen dapat meningkatkan porsi laba per lembar saham
yang
dibayarkan
sebagai
dividen,
maka
mereka
dapat
meningkatkan
kesejahteraan para pemegang saham, hal ini tersirat bahwa keputusan dividen
yaitu jumlah dividen yang dibayarkan merupakan suatu hal yang sangat penting.
Salah satu informasi yang dapat digunakan untuk menilai kesehatan keuangan
dan kinerja perusahaan adalah informasi dalam laporan keuangan. Laporan
keuangan tersebut berisi informasi mengenai kinerja keuangan yang tampak dari
aspek likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan yang berbentuk rasiorasio keuangan. Rasio-rasio keuangan merupakan tolak ukur menilai kondisi
keuangan dan prestasi perusahaan yang menghubungkan data keuangan yang satu
dengan yang lain. Menurut Sawir (2005), rasio keuangan dikelompokkan ke
28
29
dalam 5 kelompok dasar, yaitu: likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas dan
penilaian. Analisis kinerja keuangan dengan rasio yang dikembangkan dalam hal
ini diambil dari sudut investor (pemodal), sehingga yang menjadi fokusnya dilihat
dari profitabilitas jangka pendek dan jangka panjang, laba dan dividen yang
meningkat serta indikator pasar (Helfert, 1993). Dari berbagai macam
rasio
tersebut yang perlu diperhatikan baik oleh pemegang saham maupun oleh
perusahaan adalah dividend payout ratio. Menurut Gitosudarmo dan Basri (2002)
besar kecilnya dividend payout ratio dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
faktor likuiditas, kebutuhan dana untuk melunasi hutang, tingkat ekspansi yang
direncanakan (laba yang diperoleh diprioritaskan untuk
menambah aktiva),
faktor pengawasan dan ketentuan dari pemerintah, yaitu ketentuan yang berkaitan
dengan laba perusahaan maupun pembayaran dividen.
Penetapan
dividend payout ratio harus dapat dirasakan manfaatnya bagi
kepentingan perusahaan maupun pemegang saham. Bagi perusahaan, informasi
yang terkandung dalam dividend payout ratio akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menetapkan jumlah pembagian dividen dan besarnya laba
ditahan untuk mendukung operasional dan perkembangan perusahaan.
pemegang saham atau investor, informasi yang terkandung dalam
Bagi
dividend
payout ratio akan digunakan dalam pengambilan keputusan investasi. Apakah
akan menanamkan dananya atau tidak pada suatu perusahaan sehubungan dengan
harapannya untuk mendapat keuntungan dari investasi.
Menurut Helfert (1993) ukuran kinerja keuangan dengan analisis rasio dari
sudut pandang pemberi jaminan adalah yang pertama likuiditas perusahaan yang
30
dapat dinilai melalui rasio lancar (current ratio) dan rasio kas (cash ratio) dan
yang kedua leverage keuangan perusahaan yang dapat dinilai melalui hutang
terhadap aktiva atau debt to asset ratio (DAR), hutang terhadap kapitalisasi dan
hutang terhadap ekuitas (DER). Dari sudut pandang investor adalah (1)
Profitabilitas, yang terdiri dari laba atas total kekayaan bersih atau return on
investment (ROI), Laba atas ekuitas atau return on equity (ROE) dan laba per
lembar saham, (2) Disposisi laba, yang terdiri dari dividen dan pembayaran
kembali/penahanan laba dan (3) Indikator pasar, yang terdiri dari rasio harga,
perbaikan arus kas, nilai pasar terhadap nilai buku.
Faktor yang diduga mempengaruhi dividend payout ratio dalam penelitian
ini adalah cash ratio, rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang yang harus segera dipenuhi (hutang lancar)
dari kas yang tersedia dalam perusahaan dan dari surat berharga yang dapat
segera diuangkan. Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk
melunasi hutang lancarnya lebih tepat waktu dibandingkan current ratio maupun
quick ratio. Hal ini disebabkan karena current ratio mengandung akun piutang
dagang dan persediaan sedangkan quick ratio mengandung akun piutang dagang
dimana kedua akun tersebut relatif lama untuk berubah menjadi kas.
Aturan struktur finansial konservatif memberikan batas imbangan yang harus
dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing dan modal
sendiri. Diasumsikan bahwa pembelanjaan yang sehat itu pertama-tama harus
dibangun dari modal sendiri yaitu modal yang tahan risiko maka aturan finansial
tersebut menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun
31
tidak boleh melebihi besarnya modal sendiri. Jika perusahaan menggunakan
modal yang berasal dari pinjaman maka akan menimbulkan beban tetap berupa
bunga pinjaman. Namun jika perusahaan menggunakan modal yang berasal dari
pemilik perusahaan (modal sendiri), maka perusahaan wajib memberikan balas
jasa
pada mereka dalam bentuk dividen. Jadi, semakin besar pembelanjaan
perusahaan yang menggunakan modal dari para pemegang sahamnya maka
semakin besar pula dividen yang harus dibagikan. Para kreditur umumnya senang
bila rasio ini rendah, semakin rendah rasio tersebut berarti semakin tinggi tingkat
pembelanjaan perusahaan yang disediakan oleh para pemegang saham dan
semakin besar tingkat perlindungan kreditur dari kehilangan uang yang
diinvestasikan ke perusahaan tersebut.
Menurut Ang (1997), ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting di antara rasio rentabilitas
yang ada. Rasio ini dapat memberikan indikasi tetang baik buruknya manajemen
dalam malaksanakan kontrol biaya ataupun pengelolaan hartanya. Semakin tinggi
nilai ROA berarti semakin tinggi pula dividen yang dapat dibayarkan. Perubahan
peraturan perpajakan dalam setiap periode akan mempengaruhi kebijakan dividen
dan pembayaran dividen itu sendiri, sehingga tarif pajak yang berubah-ubah dan
tarif yang tinggi mendorong perusahaan untuk menghindarinya. Sehubungan
dengan itu, penelitian ini menggunakan rasio keuangan yang diduga dapat
mempengaruhi dividend payout ratio yaitu cash ratio, debt to equity ratio dan
return on assets.
32
Rerangka pemikiran penelitian dari ini disajikan pada Gambar 3.1 berikut.
Kajian Teoritis
Kajian Empiris
1) Agency theory
2) Signalling theory
3) Teori kebijakan dividen
1) Chang dan Rhee (1990)
2) Jensen, et al. (1992)
3) Sutrisno (1999)
4) Mahadwartha dan Jogiyanto (2002)
5) Prihantoro (2003)
6) Ismiyanti dan Hanafi (2003)
7) Damayanti dan Achyani (2006)
8) Andriyani (2008)
9) Amidu dan Abor (2006)
10) Anil dan Kapoor (2008)
11) Ahmed dan Javid (2009)
12) Gill, et al.(2010)
13) Appannan dan Sim (2011)
Hipotesis
Pengujian Statistik
Tesis
Gambar 3.1
Rerangka Berpikir
33
3.2 Konsep Penelitian
Berdasarkan rerangka berpikir yang telah dijelaskan sebelumnya, kemudian
disusun konsep penelitian yang merupakan hubungan logis dari landasan teori dan
kajian empiris yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Konsep tersebut
disajikan dalam Gambar 3.2 berikut ini.
Cash Ratio
Debt to Equity Ratio
Return on Assets
(+)
(-)
Dividend Payout Ratio
(+)
Gambar 3.2
Konsep Penelitian
3.3 Hipotesis Penelitian
3.3.1 Pengaruh cash ratio terhadap dividend payout ratio
Cash Ratio perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan
sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan
dibayarkan kepada para pemegang saham. Dividen merupakan cash outflow,
maka makin kuatnya posisi kas perusahaan berarti makin besar kemampuan
perusahaan membayar dividen. Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari
likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas (dan setara
34
kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang
dimiliki perusahaan. Semakin tinggi cash ratio menunjukkan kemampuan kas
perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya (Brigham,
1983). Banyaknya kas yang dimiliki perusahaan juga mencerminkan kemampuan
perusahaan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham. Hasil
penelitian Andriyani (2008) menghasilkan kesimpulan bahwa cash ratio
berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Berdasarkan paparan di atas
dapat dirumuskan hipotesis 1 sebagai berikut.
H1 : Terdapat pengaruh positif antara cash ratio terhadap dividend payout ratio
3.3.2 Pengaruh debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio
Debt
to
Equity
Ratio (DER)
adalah
suatu
rasio
keuangan
yang mengindikasikan proporsi hubungan (relativitas) antara hutang dan ekuitas
yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Peningkatan hutang pada
gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para
pemegang saham, termasuk dividen yang diterima karena kewajiban untuk
membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen. Dalam
penelitian Chang dan Rhee (1990) menyatakan bahwa DER mempunyai pengaruh
signifikan negatif terhadap DPR. Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan
hipotesis 2 sebagai berikut.
H2 : Terdapat pengaruh negatif antara debt to equity ratio terhadap dividend
payout ratio
35
3.3.3 Pengaruh return on assets terhadap dividen payout ratio
Stice
(2004)
dalam
Puspita
(2009)
mendefinisikan
ROA
sebagai
pengembalian atas aktiva (return on assets). ROA merupakan rasio keuangan
yang digunakan untuk mengukur tingkat dengan mana aktiva telah digunakan
untuk menghasilkan laba. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan
yang semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi semakin besar.
Sehingga meningkatnya ROA juga akan meningkatkan pendapatan dividen.
Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama
dalam kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, sehingga profitabilitas
sebagai faktor penentu terpenting terhadap dividen. Penelitian Amidu dan Abor
(2006) menunjukkan adanya pengaruh positif ROA terhadap DPR. Berdasarkan
paparan di atas maka dapat dirumuskan hipotes 3 sebagai berikut.
H3 : Terdapat pengaruh positif antara return on assets terhadap dividend payout
ratio
36
BAB IV
METODA PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur penelitian yang
mengarahkan proses dan hasil riset sedapat mungkin menjadi valid, objektif,
efesien dan efektif (Jogiyanto, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh cash ratio, debt to equity ratio dan return on assets pada dividend
payout ratio. Terdapat empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
cash ratio, debt to equity ratio, return on assets dan dividend payout ratio.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
pada tahun 2005-2009. Sampel dipilih dengan metoda purposive sampling.
Setelah sampel ditetapkan, dilanjutkan dengan pengumpulan data melalui metode
observasi non partisipan, yaitu dengan cara membaca, mengamati, mencatat serta
mempelajari uraian buku-buku, jurnal-jurnal akuntansi dan bisnis, Indonesian
Capital Market Directory (ICMD) serta mengakses situs-situs internet yang
relevan. Hipotesis dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan regresi linear
berganda untuk menguji pengaruh cash ratio, debt to equity ratio dan return on
assets pada dividend payout ratio. Hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan
dilanjutkan dengan menyimpulkan dan memberikan saran. Untuk lebih jelasnya,
rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 sebagai berikut.
36
37
Masalah Penelitian
Hipotesis:
H1 :Terdapat pengaruh positif antara cash ratio terhadap dividend payout ratio
Gambar
H2 : Terdapat pengaruh negatif antara
debt 4.1
to equity ratio terhadap dividend payout
Rancangan
penelitia
ratio
H3 : Terdapat pengaruh positif antara return on assets terhadap dividend payout ratio
Variabel Bebas:
1) Cash Ratio
2) Debt to Equity Ratio
3) Return On Assets
Variabel Terikat:
Dividend payout ratio
Metode Penelitian
Instrumen dan
Pengumpulan Data
Pengolahan dan
Analisis Data
Pembahasan Hasil
Analisis
Kesimpulan dan
Saran
Gambar 4.1
Rancangan Penelitian
38
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Denpasar dengan mengunduh data dari situs
resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dan Indonesian Capital
Market Directory (ICMD). Unit analisis dalam penelitian ini merupakan
organisasi berupa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 20052009. Perusahaan manufaktur digunakan dalam penelitian ini karena beberapa
alasan yaitu sebagai berikut.
1) Untuk menghomogenitaskan data sehingga hasil yang diperoleh dapat bersifat
mengkhusus pada satu jenis perusahaan.
2) Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang paling banyak terdaftar
di BEI sehingga variasi data untuk sampel yang ada akan semakin banyak
3) Industri manufaktur merupakan sektor unggulan dalam perekonomian
Indonesia dan merupakan jenis industri yang kemungkinan pembagian
dividennya sangat tinggi sehingga penting untuk diteliti faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi pembagian dividen pada perusahan manufaktur
4.3 Jenis dan Sumber Data
4.3.1 Jenis data
Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka-angka atau data kualitatif yang
diangkakan (Sugiyono, 2008). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan dan ringkasan kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2005-2009.
39
4.3.2 Sumber data
Berdasarkan sumber datanya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder, yaitu data diperoleh dari sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini data
diperoleh dari website BEI dan ICMD. Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data laporan keuangan dan company profile perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2009.
4.4 Penentuan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Dalam
penelitian ini populasinya adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI
pada tahun 2005-2009. Periode 2005-2009 (5 tahun) digunakan sebagai periode
pengamatan karena dengan rentang waktu tersebut diharapkan akan didapatkan
jumlah sampel penelitian yang cukup dan dapat digeneralisasi. Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2008). Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan metoda purposive
sampling dengan menggunakan kriteria sebagai berikut.
1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berturut-turut dari tahun 20052009.
40
2) Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangannya untuk perioda yang
berakhir 31 Desember.
3) Perusahaan yang membagikan dividen lima tahun berturut-turut dari tahun
2005-2009.
Berdasarkan data dari ICMD perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
adalah 141 perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut diseleksi kembali sesuai
dengan kriteria purposive sampling yang telah ditetapkan sebelumnya. Seleksi
sampel penelitian disajikan pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Seleksi Sampel Penelitian
No
1
Kriteria Sampel
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berturutturut dari tahun 2005-2009
2 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangannya
untuk periode yang berakhir pada 31 Desember
3 Perusahaan yang tidak membagikan dividen lima tahun
berturut-turut dari 2005-2009
Jumlah sampel akhir
Jumlah pengamatan
Sumber: Data diolah, 2011
Jumlah
141
(1)
(113)
27
135
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 141 perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI dari tahun 2005-2009 hanya terpilih 27 perusahaan yang akan digunakan
sebagai sampel penelitian dan jumlah pengamatan sebanyak 135 pengamatan.
Daftar perusahaan sampel disajikan dalam Tabel 4.2 sebagai berikut.
41
Tabel 4.2
Daftar Perusahaan Sampel
No
Kode
Nama Emiten
1 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk
2 ASII
PT. Astra Internasional Tbk
3 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk
4 BATA PT. Sepatu Bata Tbk
5 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk
6 CLPI
PT. Colourpark Indonesia Tbk
7 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk
8 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk
9 GGRM PT. Gudang Garam Tbk
10 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk
11 IGAR
PT. Kageo Igar Jaya Tbk
12 IKBI
PT. Sumi Indo kabel Tbk
13 INDF
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
14 INTP
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
15 LTLS
PT. Lautan Luas Tbk
16 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk
17 LION
PT. Lion Metal Works Tbk
18 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk
19 MLBI
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
20 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk
21 SCCO PT. Supreme Kabel Tbk
22 SMGR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk
23 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk
24 SOBI
PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
25 TSPC
PT. Tempo Scan Pacific Tbk
26 TURI
PT. Tunas Ridean Tbk
27 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk
Sumber: Data diolah, 2011
4.5 Identifikasi Variabel Penelitian
Berdasarkan teori-teori dan hipotesis penelitian, maka variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
42
1) Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2008). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah sebagai berikut.
a) Cash Ratio
Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity
ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas. Rasio kas dapat
dihitung dengan rumus.
cash ratio
=
cash + equivalent
current liabilities
b) Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal, rasio
ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang. Semakin
tinggi debt to equity ratio menggambarkan gejala yang kurang baik bagi
perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus.
DER
=
total debt
total equity
c) Return on Assets (ROA)
Return on assets mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga
dan pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi
menunjukkan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan
43
untuk
menghasilkan
laba. Return
on
asset
dihitung
berdasarkan
perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva yang dimiliki
perusahaan.
ROA
=
Net income after tax
total assets
2) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel terikat adalah dividend payout ratio yang dihitung
dengan rumus sebagai berikut.
DPR
=
dividen per share
X 100%
earning per share
4.6 Metoda Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
observasi dengan teknik observasi non partisipan, yaitu dengan cara membaca,
mengamati, mencatat serta mempelajari uraian buku-buku, jurnal-jurnal akuntansi
dan bisnis, ICMD serta mengunduh data dan informasi dari situs-situs internet
yang relevan.
44
4.7 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut.
1) Menentukan sampel dalam penelitian dengan metoda purposive sampling
dengan menggunakan kriteria yang telah ditentukan.
2) Mengumpulkan data melalui metode observasi non partisipan, yaitu dengan
cara membaca, mengamati, mencatat serta mempelajari uraian buku-buku,
jurnal-jurnal akuntansi dan bisnis, (ICMD) serta mengakses situs-situs internet
yang relevan.
3) Pengujian hipotesis dengan menggunakan model uji regresi linear berganda.
4) Membuat kesimpulan mengenai ada atau tidaknya pengaruh cash ratio, debt
to equity ratio dan return on assets terhadap dividend payout ratio.
4.8 Teknik Analisis Data
4.8.1 Uji asumsi klasik
Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, tentunya model
tersebut harus bebas dari gejala asumsi klasik karena model yang baik harus
memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Adapun uji asumsi
klasik yang digunakan adalah sebagai berikut.
1) Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, data
memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas data dilakukan dengan
menggunakan One Sample Kormogorov-Smirnov Test, bila probabilitas
asymp.sig (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2006).
45
2) Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya
tidak
terjadi
korelasi
di
antara
variabel
independen.
Multikolinieritas dapat dilihat dengan Variance Inflation Factor (VIF), bila
nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak terdapat gejala
multikolinieritas (Ghozali, 2006).
3) Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada perioda t dengan kesalahan
pengganggu pada perioda t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi akan dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW test).
Bila angka D-W berada di DU < DW < 4-DU berarti tidak terjadi autokorelasi
(Ghozali, 2006).
4) Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas merupakan suatu pengujian untuk mengetahui apakah
variabel-variabel yang dioperasikan telah mempunyai varians yang sama
(homogen) atau sebaliknya (heterogen). Untuk mendeteksi adanya gejala
heteroskedastisitas, akan digunakan uji glejser. Metode ini dilakukan dengan
meregresikan variabel bebasnya terhadap nilai absolut residual. Model regresi
tidak mengandung heteroskedastisitas apabila nilai signifikansi variabel
bebasnya terhadap nilai absolut residual statistik di atas α = 0,05 (Ghozali,
2006).
46
4.8.2 Pengujian hipotesis penelitian
1) Analisis regresi linear berganda
Model analisis yang digunakan adalah model analisis regresi linear berganda.
Model ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dengan persamaan sebagai berikut.
DPR = α + β1CR+ β2DER+β3ROA+  ............................................................ (4)
Keterangan:
DPR:
CR:
DER:
α:
β1, β2, β3:
:
Dividend Payout Ratio
Cash Ratio
Debt to Equity Ratio
Konstan
Koefisien regresi
Standar error
Analisis ini akan dianalisis dengan menggunakan bantuan program SPSS 15
for windows. Bila pada persamaan 1 nilai koefisien regresi β1 memiliki tingkat
signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 dan bernilai positif maka cash ratio
berpengaruh signifikan pada DPR, jika nilai koefisien regresi β2 memiliki tingkat
signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 dan bernilai negatif maka DER berpengaruh
signifikan pada DPR dan apabila nilai koefisien regresi β3 memiliki tingkat
signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 dan bernilai positif maka ROA berpengaruh
signifikan pada DPR.
47
2) Uji goodness of fit model
Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel atau lebih juga menunjukkan arah hubungan antara varaiabel dependen
dengan variabel independen, dimana variabel dependen diasumsikan random atau
stokastik yang berarti mempunyai distribusi probabilistik dan variabel bebas
diasumsikan memiliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel yang berulang).
Cara yang digunakan untuk melihat tujuan tersebut yaitu dengan melihat nilai
adjusted R² (koefisien determinasi) dan F hitung (untuk mengetahui pengaruh
variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen).
2.1 Uji-t
Untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
pengujian dilakukan menggunaka uji-t. Uji-t dipergunakan untuk menguji
pengaruh masing-masing variabel bebas (cash ratio, debt to equity ratio, dan
return on asset) terhadap variabel terikat (dividend payout ratio). Hipotesis
penelitian dirumuskan dalam formulasi hipotesis statistik sebagai berikut.
1. Cash ratio
Hı : bi > 0 artinya ada pengaruh positif dan signifikan antara cash ratio
dengan dividend payout ratio
2. Debt to equity ratio
Hı : bi < 0 artinya ada pengaruh negatif dan signifikan antara debt to equity
ratio dengan dividend payout ratio
3. Return on asset
Hı : bi > 0 artinya ada pengaruh positif dan signifikan antara return on asset
dengan dividend payout ratio
48
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan informasi
karakteristik variabel penelitian khususnya mengenai mean dan deviasi standar.
Pengukuran mean merupakan cara yang paling umum digunakan untuk mengukur
nilai sentral dari suatu distribusi data. Deviasi standar merupakan perbedaan
antara nilai data yang diteliti dengan nilai rata-ratanya. Berikut ini disajikan hasil
statistik deskriptif pengujian pengaruh cash ratio, debt to equity ratio, dan return
on asset terhadap dividend payout ratio pada Tabel 5.1 berikut ini.
Tabel 5.1
Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
CR
135
0,01
DER
135
0,10
ROA
135
-0,01
DPR
135
-2,80
Valid N (listwise)
135
Sumber: Lampiran 5 (data diolah 2011).
4,27
8,44
0,57
10,61
Mean
0,6724
1,0233
0,1522
0,5570
Std.
Deviation
0,85249
1,02199
0,11946
1,03657
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5.1 tersebut nampak bahwa dari 27
perusahaan dengan sampel sebanyak 135 pengamatan, nilai rata-rata DPR selama
periode pengamatan sebesar 0,5570 dengan standar deviasi sebesar 1,03657. Hasil
itu menunjukkan bahwa nilai standar deviasi lebih besar dari rata-rata DPR,
demikian pula jarak yang cukup besar antara nilai minimum dan maximum dari
DPR dimana nilai minimum sebesar -2,80 dan nilai maksimum sebesar 10,61.
48
49
Hasil yang sama juga didapat oleh variabel cash ratio sedangkan untuk variabel
debt to equity ratio dan return on asset mempunyai penyimpangan data yang
rendah, hal tersebut ditunjukkan dengan besarnya nilai rata-rata yang lebih besar
daripada standard deviasi.
5.2 Pengujian Asumsi Klasik
5.2.1 Uji normalitas
Uji normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel
pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Statistik uji
yang digunakan untuk menguji normalitas adalah One - Sample Kolmogorov –
Smimov (K-S) Test seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.2 berikut ini.
Tabel 5.2
Uji Normalitas
N
Normal Parameters
Most Extreme
Differences
a,b
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber: Lampiran 6 (data diolah 2011).
Pengujian
normalitas
menggunakan
Unstandardized
Residual
135
-,0296296
,70172840
,093
,093
-,083
1,076
,197
uji
Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,197. Angka ini lebih besar dari α =
50
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan memiliki
distribusi data normal.
5.2.2 Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Hasil uji multikolinearitas dapat
dilihat dari nilai tolerance dan variance inflaction factor (VIF) seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 5.3 berikut ini.
Tabel 5.3
Uji Multikolinearitas
Model
1
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
Constant
CR
DER
ROA
0,771
0,665
0,845
1,297
1,504
1,183
Sumber: Lampiran 8 (data diolah 2011).
Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 5.4, nilai tolerance
variabel bebas tidak kurang dari 10% atau 0,1 dan nilai variance inflation factor
(VIF) semuanya kurang dari 10 yang berarti tidak ada multikolineritas
antarvariabel bebas.
51
5.2.3 Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada perioda t dengan kesalahan pada
perioda t-1.
Untuk dapat mengetahui adanya autokorelasi dilakukan dengan
metode Durbin-Watson (DW). Hasil uji DW dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut
ini.
Tabel 5.4
Uji Autokorelasi
Model
R
R Square
Adjusted Std. Error of
R Square the Estimate
1
,518a
,269
,252
0,86951
Sumber: Lampiran 8 (data diolah 2011).
Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai
DurbinWatson
1,973
Durbin-Watson yang diperoleh
adalah sebesar 1,973. Nilai ini terletak diantara DU<DW<4-DU yaitu 1,765<
1,973< 2,235 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak
terdapat masalah autokorelasi.
5.2.4 Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji Glejser yang ditunjukkan pada Tabel 5.5 berikut ini.
52
Tabel 5.5
Uji Heteroskedastisitas
Model
1
(Constant)
CR
DER
ROA
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
,339
,278
,202
,127
,150
-,118
,123
-,097
1,621
,172
,172
t
1,218
1,583
-,953
1,902
Sig.
,226
,116
,342
,059
Sumber: Lampiran 7 (data diolah 2011).
Hasil pengujian menunjukkan seluruh variabel bebas tidak berpengaruh
pada nilai absolut residual yang dilihat dari nilai signifikan masing-masing
variabel bebas diatas 0,05. Hal ini berarti model regresi bebas dari
heteroskedastisitas.
5.3 Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis
Hasil analisis pengujian dengan menggunakan program SPSS 15 dirangkum
dalam tabel 5.6 berikut ini.
Tabel 5.6
Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis
Unstandardized
Coefficients
B
Konstan
0,286
CR
0,267
DER
-0,207
ROA
1,618
Adjusted R2
= 0,252
F-test
= 16,046
Signifikansi F
= 0,000
Sumber: Lampiran 8 (data diolah 2011).
t
Signifikansi
1,490
3,038
-2,434
2,751
0,139
0,003
0,016
0,007
53
Berdasarkan Tabel 5.6 diatas terlihat bahwa nilai adjusted R2 adalah 0,252
atau 25,2 persen. Ini berarti varian variabel bebas cash ratio, debt to equity ratio,
dan return on asset memengaruhi variabel terikat dividend payout ratio sebesar
25,2 persen sedangkan sisanya 74,8 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam model. Nilai F test digunakan untuk melihat hubungan
variabel bebas dengan variabel terikat sebesar 16,046 dengan signifikansi 0,000.
Angka signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti model yang
digunakan dalam penelitian ini adalah layak.
Dilihat dari Tabel 5.6 diatas maka dapat disusun persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut.
DPR = 0,286 + 0,088CR – 0,085DER + 0,588 ROA +  ................................ (5)
Hasil pengujian masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependennya dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Variabel cash ratio
Dari hasil penghitungan uji-t diperoleh nilai t hitung sebesar 3,038 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,003. Karena nilai t hitung (3,038) lebih besar
dari nilai t tabel (1,978) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 5% yaitu
sebesar 0,3% maka hipotesis 1 diterima. Ini berarti bahwa variabel cash
ratio berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap dividend
payout ratio. Tanda positif pada koefisien menunjukkan bahwa
meningkatnya nilai cash ratio pada umumnya akan meningkatkan
dividend payout ratio.
54
2) Variabel debt to equity ratio
Hasil penghitungan uji t diperoleh nilai t hitung sebesar -2,434 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,016. Karena nilai t hitung (-2,434) lebih kecil
dari t tabel (1,978) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 5% yaitu sebesar
1,6% maka hipotesis 2 diterima. Ini berarti bahwa variabel debt to equity
ratio berpengaruh negatif dan signifikan secara statistik terhadap dividend
payout ratio. Tanda negatif yang terdapat pada koefisien regresi
menunjukkan bahwa menurunnya nilai debt to equity ratio pada umumnya
akan menyebabkan peningkatan dividend payout ratio.
3) Variabel return on asset
Hasil pengujian uji t diperoleh nilai t hitung sebesar 2,751 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,007. Karena nilai t hitung (2,751) lebih besar dari t
tabel (1,978) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 0,7%
maka hipotesis 3 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel return on asset
berpengaruh positif dan signifikan secara statistic terhadap dividend
payout ratio. Tanda positif yang terdapat pada koefisien regresi
menunjukkan bahwa setiap peningkatan nilai return on asset pada
umumnya akan menyebabkan meningkatnya dividend payout ratio.
55
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Pengaruh cash ratio terhadap dividend payout ratio
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa cash ratio berpengaruh positif
dan signifikan secara statistik terhadap dividend payout ratio. Variabel cash ratio
memiliki koefisien positif, ini berarti bahwa apabila cash ratio meningkat maka
kemungkinan dibagikannya dividen akan semakin besar. Hasil pengujian ini
konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (1999) yang
menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap dividend payout ratio.
Penelitian tersebut menggunakan sampel dari perusahaan publik yang listed di
Bursa Efek Jakarta periode tahun 1991-1996. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa variabel cash ratio berpengaruh positif terhadap dividend
payout ratio. Hasil penelitian ini juga juga mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Andriyani (2008) yang melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi dividend payout ratio pada perusahaan otomotif yang listed di
Bursa Efek Indonesia periode 2002-2004. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa variabel cash ratio mempunyai pengaruh yang positif terhadap dividend
payout ratio. Hasil penelitian lainnya yang mendukung hasil penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Prihantoro (2003) yang menyimpulkan bahwa
posisi kas perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout
ratio. Sunarto dan Kartika (2003) dan Chasanah (2008) melakukan penelitian
yang menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan hasil penelitian ini.
55
56
Penelitian yang dilakukan oleh Sunarto dan Kartika (2003) menghasilkan
kesimpulan bahwa cash ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap
dividend payout ratio, pada penelitian yang dilakukan oleh Chasanah (2008)
menunjukkan hasil bahwa cash ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap dividend payout ratio pada perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki
manajemen sedangkan cash ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap dividen payout ratio`pada perusahaan yang sahamnya tidak dimiliki
manajemen.
Nilai positif dalam variabel cash ratio
ini menunjukkan bahwa adanya
peningkatan jumlah kas dan setara kas dalam perusahaan maka akan
meningkatkan dividend payout ratio. Semakin likuid perusahaan maka akan
semakin besar kemungkinan pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut. Meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan harapan investor
terhadap kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen. Mollah dan Keasen
(2000) menyatakan bahwa cash ratio merupakan variabel penting yang
dipertimbangkan
oleh
manajemen
dalam
penentuan
kebijakan
dividen.
Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar sehingga free cash flow yang
tinggi akan memungkinkan perusahaan lebih berfokus pada pembiayaan dividen
atau pelunasan hutang untuk mengurangi biaya keagenan (Mollah dan Keasen,
2000).
57
6.2 Pengaruh debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa debt to equity ratio
berpengaruh negatif terhadap debt to equity ratio. Semakin rendah DER akan
semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya.
Hal ini disebabkan karena semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk
struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah
kewajibannya. Peningkatan hutang pada gilirannya akan memengaruhi besar
kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividend
yang akan diterima, karena kewajiban tersebut
lebih diprioritaskan daripada
pembagian dividen. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan
perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah, sehingga DER
mempunyai pengaruh negatif dengan dividend payout ratio. Dilihat dari
perkembangan periode pengamatan, perusahaan manufaktur rata-rata memiliki
nilai debt to equity ratio yang rendah, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
manufaktur lebih menyukai pmbiayaan dengan modal sendiri daripada
menggunakan dana dari pihak luar. Hal tersebut sejalan dengan pecking order
theory yang menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal financing
(pendanaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba ditahan) daripada
pendanaan dari luar. Hal ini tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan
kredibilitas perusahaan di mata pihak eksternal karena hutang memberikan risiko
yang tinggi, artinya perusahaan harus mampu mengambil keputusan di tengah
tawaran akan manfaat dari leverage atau menjaga kesejahteraan pemegang saham,
dengan menjauhkannya dari risiko tersebut.
58
Hasil pengujian penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Ismiyanti dan Hanafi (2004) yang meneliti tentang pengaruh
kebijakan utang, kepemilikan manajerial, risiko dan kepemilikan institusional
dengan variabel kontrol ROA dan IOS ((Investment Opportunity Set) yang
diproksi dengan Book Value Equity/ Market Value Equity) terhadap dividen. Hasil
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kebijakan hutang (diproksi dengan
leverage) berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini
juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Prihantoro (2003), Andriyani
(2008), dan Appannan dan Sim (2011). Prihantoro (2003) yang meneliti tentang
estimasi pengaruh dividend payout ratio pada perusahaan publik di Indonesia
menyatakan bahwa debt equity ratio mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian
modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karena itu, semakin
rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar semua
kewajibannya. Jika beban hutang tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk
membagi dividen akan semakin rendah sehingga DER mempunyai hubungan
negatif dengan dividend payout ratio. Andriyani (2008) menghasilkan
kesimpulan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap dividend payout ratio. Kesimpulan ini didapat setelah meneliti pengaruh
cash ratio, debt to equity ratio, insider ownership, investment opportunity set, dan
profitability terhadap kebijakan dividen yang dilakukan pada perusahaan otomotif
yang listed di Bursa Efek Indonesia. Appannan dan Sim (2011) meneliti faktorfaktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada lima perusahaan yang masuk
59
kedalam kategori industri pengolahan makanan (konsumsi) yang listed di Kuala
Lumpur Stock Exchange. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel debt
to equity ratio dan past dividend per share adalah variabel yang paling kuat
berpengaruh terhadap dividend payout ratio.
6.3 Pengaruh return on asset terhadap dividend payout ratio
Pada variabel ini tanda positif pada koefisien regresi menunjukkan bahwa
apabila return on asset meningkat maka dividend payout ratio juga meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh positif variabel return on asset
terhadap dividend payout ratio menjelaskan bahwa tingkat profitabilitas
perusahaan akan berdampak pada peningkatan pembagian dividen yang akan
dibayarkan. Tanda positif dalam penelitian ini sesuai dengan teori information
content or signaling hypothesis yang dikemukan oleh Miller dan Mondigliani
dalam Sartono (2010) yang menyatakan bahwa kenaikan dividen merupakan suatu
sinyal kepada para investor bahwa manajemen meramalkan suatu penghasilan
yang baik di masa yang akan datang. Berdasarkan teori tersebut, dapat
ditunjukkan bahwa penghasilan yang tinggi melalui asset yang dimiliki yang
tercermin dari nilai return on asset menunjukkan pengaruh yang positif terhadap
kebijakan dividen. Dalam perkembangannya rata-rata return on asset pada
industri manufaktur menunjukkan hasil yang baik (data terlampir). Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
yang tentunya akan meningkatkan nilai perusahaan dan memberikan sinyal baik
kepada investor tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
60
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Amidu dan Abor (2006), Anil dan Kapoor (2008), dan Puspita
(2009). Amidu dan Abor (2006) meneliti tentang faktor-faktor yang memengaruhi
dividend payout ratio pada 22 perusahaan yang listed di Ghana Stock Exchange
pada periode tahun 1998-2003. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Anil dan Kapoor
(2008) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi dividend
payout ratio pada perusahaan-perusahaan IT di India. Hasil penelitian Anil dan
Kapoor (2008) menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh positif
terhadap dividend payout ratio. Puspita (2009) melakukan penelitian tentang
faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan dividen dengan studi kasus pada
perusahaan yang terdaftar di Busa Efek Indonesia periode 2005-2007. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel return on asset berpengaruh
positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian kali ini
bertolak belakang dengan hasil penelitian sebelumnya. Damayanti dan Achyani
(2006) yang melakukan penelitian terhadap seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1999-2003 dengan menguji pengaruh
antara variabel independen investasi perusahaan, likuiditas, profitabilitas,
pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan variabel dependen dividen
payout ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak
berpengaruh siginifikan terhadap dividend payout ratio.
61
BAB VII
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
7.1 Simpulan Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan hal-hal berikut
ini.
1) Cash ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio.
Hal ini berarti setiap peningkatan nilai cash ratio maka pada umumnya akan
terjadi pula peningkatan pada nilai dividend payout ratio. Jumlah kas dan
setara kas yang dipunyai perusahaan juga secara tidak langsung akan
mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membagi dividen kepada para
pemegang saham.
2) Debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend
payout ratio. Hal ini berarti dengan rendahnya nilai debt to equity ratio
perusahaan maka pada umumnya kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen akan semakin tinggi. Peningkatan dan penurunan hutang sangat
mempengaruhi jumlah laba bersih yang pada akhirnya akan mempengaruhi
nilai laba ditahan yang tercatat, jika nilai hutang tinggi tentu saja akan
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen.
3) Return on asset berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Hal ini
bermakna bahwa setiap kenaikan nilai return on asset maka pada umumnya
akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen
kepada pemegang saham. Ini disebabkan karena meningkatnya kemampuan
61
62
profitabilitas perusahaan maka akan diikuti kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba
bersih yang tinggi,
yang pada akhirnya akan
mempengaruhi jumlah dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang
saham.
7.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan diantaranya adalah:
1) Sampel perusahaan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sampel
dari perusahaan manufaktur. Hal ini menyebabkan penelitian belum tentu bisa
digeneralisasi pada jenis-jenis perusahaan yang berbeda lainnya.
2) Dilihat dari nilai koefisien determinasi (adjusted R2) 0,252 yang berarti
varian variabel bebas cash ratio, debt to equity ratio, dan return on asset
memengaruhi variabel terikat dividend payout ratio sebesar 25,2 persen
sedangkan sisanya 74,8 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar
model penelitian. Hal ini berarti masih ada variabel lain yang perlu
diidentifikasi untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi dividend
payout ratio.
7.3 Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Saran yang mungkin bisa diaplikasikan pada penelitian selanjutnya adalah
sebagai berikut.
1) Koefisien determinasi (adjusted R2) yang sebesar 25,2 persen menunjukkan
bahwa ada 74,8 persen variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam
63
model yang mempengaruhi dividend payout ratio. Diharapkan penelitian
yang akan datang menggunakan variabel-variabel bebas diluar rasio keuangan
seperti kesempatan investasi, insider ownership, inflasi atau variabel lainnya.
2) Penelitian ini hanya menggunakan sampel penelitian yang berasal dari
perusahaan manufaktur sehingga belum tentu dapat digeneralisasi pada jenis
industri lainnya. Hal ini disebabkan karena terbatasnya waktu penelitian.
Disarankan pada penelitian selanjutnya ruang lingkup penelitian dapat
diperluas ke jenis-jenis industri lainnya.
64
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan
Keuangan Perusahaan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Al-Haddad, Waseem, Salleh Al-Sorqan, Sukairi – Musa, dan Mahmood Nur. 2011. “ The Effect of Dividend Policy Stability on the Performance of
Banking Sector Listed on Amman Stock Exchange”. International Journal of
Humanities and Social Science. Vol. 1 No. 5; May 2011
Appanan, Santhi dan Lee Wei Sim. 2011. ”A Study on Leading
Determinants of Dividend Policy in Malaysia Listed Companies for Food Industry
Under Consumer Product Sector”. 2nd International Conference on Business and
Economic Research (2nd ICBER 2011) Proceeding
Ambarwati, Sri Dwi Ari. 2010. Manajemen Keuangan Lanjut. Graha Ilmu.
Amidu, Mohammed, and Joshua Abor, 2006, “Determinants of Dividend
Payout Ratios in Ghana,” The Journal of Risk Finance, Vol. 7, No.2, pp.136-145.
Andriyani, Maria. 2008. “Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity
Ratio, Insider Ownership, Invesment Opportunity Set (IOS), dan Profitability
terhadap Kebijakan Dividen” Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro Semarang.
Ang, Robbert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Edisi 1,
Mediasoft Indonesia.
Anil,K and Kapoor,S. 2008. “Determinant of Dividen d Payout Ratio-A
Study of IndianInformation Technology Sector”. International Research Journal
of Finance and Economics.p.63-71.
Brigham, F. Eugene 1983, Fundamental of financial Management. Third
Edition. The Dryden Press: Holt-Sounders Japan
Brigham, Eugene F. and Gapenski Louise C., Intermediate Financial
Management, 5 th Edition, The Dryden Press, New York, 1996.
Chang R.P and SG. Rhee. 1990. “Taxes and Dividend : The Impact Of
Personal Taxes On Corporate Dividend Policy and Capital Structure Decisions”.
Financial Management. Summer 21-31.
64
65
Chasanah, Amalia Nur. 2008. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend
Payout Ratio pada Perusahaan yang Listed di Bursa Efek Indonesia (Perbandingan
pada Perusahaan yang Sebagian Sahamnya Dimiliki oleh manajemen dan yang
Tidak Dimiliki Oleh Manajemen”Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro Semarang.
Crutchley, C, and Hansen, R. 1989. A Test of the Agency Theory of
Managerial Ownership, Corporate Leverage, and Corporate Dividends. Financial
Management, Winter 1989, 36-46.
Damayanti,S dan Achyani,F (2006). Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas,
Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap
Kebijakan Dividen Payout Ratio. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.5 No.1
April. p.51-62.
Elloumi, Fathi dan Jena-Pierre Gueyle. 2003. “CEO Compensation, IOS,
and The Role of Corporate Governance,” Corporate Governance, Vol. 1, No.2,
p.23-33
Ismiyanti, Fitri dan Mamduh Hanafi. 2003. Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institutional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen:
Analisa Persamaan Simultan,” Makalah Seminar, Simposium Nasional Akuntansi
VI, Ikatan Akuntansi Indonesia, 260-276
Gaver, JJ dan Keneth M Gaver. 1993. “Additional Evidence on The
Association Between The Investment Opportunity Set and Corporate Financing,
Dividend and Compensation Policies, Journal of Accounting and economics, Vol.
1, p.233-265
Gill, Amarjit , Nahum Biger, dan Rajendra Tibrewala. 2010. “Determinants
of Dividend Payout Ratios: Evidence fro United States. The Open Business
Journal, 2010, 3, 8-14.
Gitman, Lawrence J. 2003, Principles of Managerial Finance, Edisi
Kesepuluh, Addison Wesley Publishing Company, Massachusetts.
Hafeez, Ahmed dan Attiya Y. Javid. 2009. “The Determinants of Dividend
Policy in Pakistan”. International Research Journal of Finance and Economics.
ISSN 1450-2887 Issue 29 (2009). EuroJournals Publishing, Inc. 2009
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan.
Jakarta : Rajawali Pers, 2009.
Hatta, Atika J. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen:
Investifasi Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI. Vol.6. No.2. Desember. 2002.
66
Helfert, Erich A, 1993. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Ketujuh,
Terjemahan oleh Herman Wibowo, 1996, Erlangga, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Imam, Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
SPSS, Badan Penerbit UNDIP, Semarang.
Jensen, M., and W. Meckling 1976. Theory of the Firm : Managerial
Behavior, Agency, and Ownership Structure, Journal of Financial Economics,
(1976), 305-360.
Jensen, Solberg and Zorn. 1992. Simultaneous Determination of Insider
Ownership, Debt and Dividend policies, Journal of Financial and Quantitative
Analysis, vol 27, No.2 (1992), 247-263.
Karen, F.R. 2003. A Blue Print for Corporate Governance. New York:
American Management Assosiation.
Kieso dan Weygandt (Herman Wibowo, Penerjemah). 1995. Akuntansi
Intermediate. Edisi ke 7. Jakarta. Bina Rupa Aksara.
Mahadwartha, PA dan Jogiyanto H. 2002. Uji Teori Keagenan Dalam
Hubungan Interdependensi Antara Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen,
Makalah Seminar, Simposium Nasional Akuntansi V, Ikatan Akuntansi Indonesia,
p.635-647
Mollah, A., Sobur and Keasen, K. 2000. The Influence of Agency Cost on
Dividend Policy in an Emerging Market: Evidence from The Dhaka Stock
Exchange, Journal of Financial and Quantitative Analysis, 2000.
Nugrahaini, Fusia. 2002. Analisis Hubungan Antara Kebijakan Insider
Ownership, Kebijakan Debt, dan Kebijakan Dividend Secara Simultan (Studi
Pada Perusahaan-Perusahaan di BEJ Tahun 1997-1999),” Tesis, Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Jogiyanto. 2007. Metode Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan PengalamanPengalaman. Yogyakarta: BPFE.
Okpara, Godwin Chigozie. 2010. ”A Diagnosis of the Determinant of
Dividend Payout Policy in Nigeria: A Factor Analyctical Approach”. American
Journal of Scientific Research, ISSN 1450-223X Issue 8(2010), pp.57-67.
67
Porta, R. L., Florensio L., Sheleifer Andrei, and Vishny. Robert W., 1999.
“Agency Problem and Dividend Policies Around the World”. Working paper
(Harvard University).
Prasetyo, Adi. 2001. Asosiasi Antara Investment opportunity Set (IOS)
Dengan Kebijakan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Kebijakan Kompensasi, Beta
dan Perbedaan Reaksi Pasar: Bukti Empiris dari BEJ. Makalah Seminar,
Simposium Nasional Akuntansi V, Ikatan Akuntansi Indonesia.
Prihantoro. 2003. Estimasi Pengaruh Dividen Payout Ratio pada Perusahaan
Publik di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis No.1 Jilid 8.
Puspita, Fira. 2009. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividend Payout Ratio (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2005-2007)” ”(tesis). Semarang : Universitas Diponegoro
Semarang.
.
Putra, A.A.G.P Widana dan Ratnadi Ni Made Dwi. 2008. Pengaruh
Kebijakan Dividend dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kos Keagenan. AUDI.
Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 3 No. 2.
Riyanto, Bambang. 2000. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Sartono, Agus. 2010. manajemen Keuangan ”Teori dan Aplikasi”. Edisi
Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Smith Jr, Clifford W. dan Ross L. Watts. 1992. The Invesment Opportunity
Set and Corporate Financing, Dividend, and Compensation Policies, Journal of
Financial Economics 32: 263-292
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan. Edisi Kelima. Yogyakarta : UPP STIM YKPN
Subekti, Imam dan Indra Wijaya Kusuma. 2001. Asosiasi antara Set
Kesempatan Investasi dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen Perusahaan,
serta Implikasinya pada Perubahan Harga Saham. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, vol 4(1). Hal 44-63
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Kesebelas. Bandung:
Alfabeta.
Saxena, Atul K. Saxena. 1995. Determinant of Dividend Payout Policy:
Regulated Versus Unregulated Firms, The Journal of Finance.
68
Sponholtz Carina, 2005. “Separating The Stock Market’s Raction to
Simultaneous Dividend and Earnings Announcements”. Working paper
(University of Aarhus C, Denmark).
Sunarto dan Andi Kartika. 2003. Analisis Faktor-Faktor Yang
MempengaruhiDividen Kas di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi,
Vol. Maret, 2003. hal.67-82
Sutrisno. 1999. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend payout
ratio padaPerusahaan Publik di Indonesia, FE-Unibraw, Malang.
Tarjo dan Jogiyanto Hartono. 2003. ”Analisa Free Cash Flow dan
Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Publik di
Indonesia, Makalah Seminar, Simposium Nasional Akuntansi VI, Ikatan
Akuntansi Indonesia, p.278-293
Utama, Suyana. 2009. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Edisi Ketiga. Denpasar.
Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1996. Manajemen Keuangan,
Jilid Satu, Edisi Kesembilan, Terjemahan oleh Jaka Wasana dan
Kibrandoko,1997, Bina Rupa Aksara, Jakarta.
69
Lampiran I
Cash Ratio
No
Listing
Code
Cash Ratio
Company
2005
2006
2007
2008
2009
1
AKRA
PT. AKR Corporindo Tbk
0,09
0,12
0,13
0,13
0,10
2
ASII
PT. Astra Internasional Tbk
0,18
0,24
0,29
0,33
0,33
3
AUTO
PT. Astra Otoparts Tbk
0,25
0,31
0,48
0,60
0,79
4
BATA
PT. Sepatu Bata Tbk
0,05
0,07
0,46
0,05
0,10
5
BRAM
PT. Indo Kordsa Tbk
0,32
0,75
1,38
0,62
0,70
6
CLPI
PT. Colourpark Indonesia Tbk
0,17
0,07
0,10
0,02
0,06
7
DLTA
PT. Delta Djakarta Tbk
1,30
1,07
1,59
2,02
2,96
8
GDYR
PT. Goodyear Indonesia Tbk
0,46
0,54
0,26
0,54
0,21
9
GGRM
PT. Gudang Garam Tbk
0,05
0,06
0,06
0,15
0,15
10
HMSP
PT. HM Sampoerna Tbk
0,26
0,18
0,09
0,07
0,08
11
IGAR
PT. Kageo Igar Jaya Tbk
0,36
0,51
0,40
0,61
1,61
12
IKBI
PT. Sumi Indo kabel Tbk
0,13
0,29
0,93
1,31
3,11
13
INDF
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
0,22
0,28
0,35
0,26
0,40
14
INTP
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
0,58
0,05
0,41
0,41
1,48
15
LTLS
PT. Lautan Luas Tbk
0,14
0,09
0,08
0,09
0,23
16
KLBF
PT. Kalbe Farma Tbk
1,02
1,87
1,48
1,06
0,99
17
LION
PT. Lion Metal Works Tbk
1,86
2,30
1,86
2,08
4,27
18
LMSH
PT. Lionmesh Prima Tbk
0,21
0,10
0,12
0,16
0,12
19
MLBI
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
0,03
0,01
0,11
0,49
0,40
20
MRAT
PT. Mustika Ratu Tbk
2,77
3,43
2,87
2,26
2,21
21
SCCO
PT. Supreme Kabel Tbk
0,04
0,12
0,03
0,02
0,10
22
SMGR
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk
0,62
1,19
1,95
1,79
1,49
23
SMSM
PT. Selamat Sempurna Tbk
0,18
0,04
0,03
0,04
0,02
24
SOBI
PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
0,14
0,15
0,17
0,12
0,03
25
TSPC
PT. Tempo Scan Pacific Tbk
2,06
2,30
2,07
1,88
1,74
26
TURI
PT. Tunas Ridean Tbk
0,13
0,03
0,05
0,40
0,41
27
UNVR
PT. Unilever Indonesia Tbk
0,47
0,49
0,18
0,23
0,24
70
Lampiran II
Debt to Equity Ratio
No
Listing
Code
Debt to Equity Ratio
Company
2005
2006
2007
2008
2009
1
AKRA
PT. AKR Corporindo Tbk
0,86
1,09
1,57
1,81
2,20
2
ASII
PT. Astra Internasional Tbk
1,81
1,41
1,17
1,21
1,00
3
AUTO
PT. Astra Otoparts Tbk
0,71
0,57
0,48
0,45
0,39
4
BATA
PT. Sepatu Bata Tbk
0,73
0,43
0,60
0,47
0,38
5
BRAM
PT. Indo Kordsa Tbk
0,87
0,61
0,52
0,48
0,23
6
CLPI
PT. Colourpark Indonesia Tbk
0,84
1,05
1,29
1,86
0,90
7
DLTA
PT. Delta Djakarta Tbk
0,32
0,31
0,29
0,34
0,27
8
GDYR
PT. Goodyear Indonesia Tbk
0,66
0,62
0,94
2,45
1,71
9
GGRM
PT. Gudang Garam Tbk
0,69
0,65
0,69
0,55
0,48
10
HMSP
PT. HM Sampoerna Tbk
1,55
1,21
0,94
1,00
0,69
11
IGAR
PT. Kageo Igar Jaya Tbk
0,42
0,44
0,53
0,38
0,29
12
IKBI
PT. Sumi Indo kabel Tbk
0,62
0,58
0,34
0,25
0,14
13
INDF
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
2,33
2,13
2,62
3,11
2,45
14
INTP
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
0,87
0,59
0,44
0,33
0,24
15
LTLS
PT. Lautan Luas Tbk
2,10
2,43
2,42
3,18
2,78
16
KLBF
PT. Kalbe Farma Tbk
0,78
0,36
0,33
0,38
0,39
17
LION
PT. Lion Metal Works Tbk
0,23
0,25
0,27
0,26
0,19
18
LMSH
PT. Lionmesh Prima Tbk
0,99
0,86
1,16
0,64
0,83
19
MLBI
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
1,52
2,08
2,14
1,73
8,44
20
MRAT
PT. Mustika Ratu Tbk
0,14
0,10
0,13
0,17
0,16
21
SCCO
PT. Supreme Kabel Tbk
1,53
1,15
2,67
2,15
1,77
22
SMGR
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk
0,62
0,35
0,27
0,30
0,26
23
SMSM
PT. Selamat Sempurna Tbk
0,55
0,53
0,66
0,63
0,80
24
SOBI
PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
0,67
0,72
0,83
0,95
0,78
25
TSPC
PT. Tempo Scan Pacific Tbk
0,26
0,23
0,26
0,29
0,34
26
TURI
PT. Tunas Ridean Tbk
3,44
3,24
2,91
2,50
0,77
27
UNVR
PT. Unilever Indonesia Tbk
0,76
0,95
0,98
1,10
1,02
71
Lampiran III
Return on Asset
No
Listing
Code
Return on Assets
Company
2005
2006
2007
2008
2009
1
AKRA
PT. AKR Corporindo Tbk
0,06
0,08
0,10
0,08
0,08
2
ASII
PT. Astra Internasional Tbk
0,09
0,10
0,17
0,19
0,18
3
AUTO
PT. Astra Otoparts Tbk
0,10
0,13
0,11
0,19
0,20
4
BATA
PT. Sepatu Bata Tbk
0,08
0,12
0,16
0,57
0,17
5
BRAM
PT. Indo Kordsa Tbk
0,07
0,03
0,04
0,10
0,10
6
CLPI
PT. Colourpark Indonesia Tbk
0,07
0,08
0,08
0,09
0,20
7
DLTA
PT. Delta Djakarta Tbk
0,10
0,11
0,11
0,17
0,23
8
GDYR
PT. Goodyear Indonesia Tbk
(0,01)
0,08
0,11
0,01
0,15
9
GGRM
PT. Gudang Garam Tbk
0,09
0,07
0,09
0,11
0,18
10
HMSP
PT. HM Sampoerna Tbk
0,20
0,42
0,34
0,36
0,41
11
IGAR
PT. Kageo Igar Jaya Tbk
0,05
0,05
0,09
0,04
0,16
12
IKBI
PT. Sumi Indo kabel Tbk
0,04
0,11
0,19
0,22
0,07
13
INDF
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
0,01
0,08
0,07
0,07
0,10
14
INTP
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
0,07
0,09
0,14
0,21
0,29
15
LTLS
PT. Lautan Luas Tbk
0,03
0,03
0,06
0,07
0,04
16
KLBF
PT. Kalbe Farma Tbk
0,14
0,24
0,23
0,21
0,23
17
LION
PT. Lion Metal Works Tbk
0,12
0,16
0,17
0,23
0,17
18
LMSH
PT. Lionmesh Prima Tbk
0,10
0,10
0,14
0,23
0,05
19
MLBI
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
0,15
0,18
0,21
0,33
0,48
20
MRAT
PT. Mustika Ratu Tbk
0,03
0,05
0,05
0,09
0,08
21
SCCO
PT. Supreme Kabel Tbk
0,08
0,11
0,06
0,02
0,02
22
SMGR
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk
0,14
0,25
0,30
0,34
0,36
23
SMSM
PT. Selamat Sempurna Tbk
0,10
0,15
0,16
0,15
0,20
24
SOBI
PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
0,06
0,07
0,18
0,22
0,20
25
TSPC
PT. Tempo Scan Pacific Tbk
0,13
0,15
0,14
0,15
0,15
26
TURI
PT. Tunas Ridean Tbk
0,05
0,01
0,08
0,10
0,23
27
UNVR
PT. Unilever Indonesia Tbk
0,37
0,53
0,53
0,53
0,57
72
Lampiran IV
Dividend Payout Ratio
No
Listing
Code
Dividend Payout Ratio
Company
2005
2006
2007
2008
2009
1
AKRA
PT. AKR Corporindo Tbk
0,21
0,32
0,31
0,31
0,29
2
ASII
PT. Astra Internasional Tbk
0,53
0,48
0,10
0,38
0,33
3
AUTO
PT. Astra Otoparts Tbk
0,17
0,21
0,05
0,40
0,60
4
BATA
PT. Sepatu Bata Tbk
0,85
0,50
2,99
0,07
0,53
5
BRAM
PT. Indo Kordsa Tbk
0,24
0,29
0,72
0,59
0,31
6
CLPI
PT. Colourpark Indonesia Tbk
0,24
0,20
0,30
0,35
0,30
7
DLTA
PT. Delta Djakarta Tbk
0,30
0,48
0,47
0,67
1,20
8
GDYR
PT. Goodyear Indonesia Tbk
(2,80)
1,81
0,09
3,03
0,08
9
GGRM
PT. Gudang Garam Tbk
1,02
0,48
0,33
0,36
0,35
10
HMSP
PT. HM Sampoerna Tbk
1,96
0,94
0,65
0,12
0,66
11
IGAR
PT. Kageo Igar Jaya Tbk
0,61
0,32
0,34
0,43
0,13
12
IKBI
PT. Sumi Indo kabel Tbk
0,36
0,31
0,40
0,39
0,34
13
INDF
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
1,50
0,44
0,41
0,40
0,39
14
INTP
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
0,25
0,19
0,15
0,32
0,30
15
LTLS
PT. Lautan Luas Tbk
0,25
0,21
0,30
0,30
0,31
16
KLBF
PT. Kalbe Farma Tbk
0,05
0,15
0,14
0,18
0,27
17
LION
PT. Lion Metal Works Tbk
0,55
0,25
0,26
0,19
0,19
18
LMSH
PT. Lionmesh Prima Tbk
0,19
0,11
0,08
0,06
0,12
19
MLBI
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
1,67
0,76
1,25
1,42
1,00
20
MRAT
PT. Mustika Ratu Tbk
0,23
0,15
0,20
0,25
0,20
21
SCCO
PT. Supreme Kabel Tbk
0,25
0,28
0,11
0,55
0,33
22
SMGR
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk
0,42
0,50
0,50
0,51
0,55
23
SMSM
PT. Selamat Sempurna Tbk
0,87
0,33
0,72
1,57
0,98
24
SOBI
PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
25
TSPC
PT. Tempo Scan Pacific Tbk
26
TURI
27
UNVR
0,51
0,39
0,31
0,32
0,32
10,61
0,04
0,40
1,05
0,44
PT. Tunas Ridean Tbk
0,33
0,33
0,40
0,96
0,40
PT. Unilever Indonesia Tbk
1,38
0,91
1,00
1,00
1,00
73
Lampiran V
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
CR
DER
ROA
DPR
Valid N (listwise)
135
135
135
135
135
Minimum
,01
,10
-,01
-2,80
Maximum
4,27
8,44
,57
10,61
Mean
,6724
1,0233
,1522
,5570
Std. Deviation
,85249
1,02199
,11946
1,03657
74
Lampiran VI
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Unstandardiz
ed Residual
135
-,0296296
,70172804
,093
,093
-,083
1,076
,197
75
Lampiran VII
Uji Heteroskedastisitas
Variables Entered/Removedb
Model
1
Variables
Entered
ROA,a CR,
DER
Variables
Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Abres
Model Summary
Model
1
R
R Square
,304a
,093
Adjusted
R Square
,072
Std. Error of
the Estimate
1,29973
a. Predictors: (Constant), ROA, CR, DER
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
22,585
221,297
243,882
df
3
131
134
Mean Square
7,528
1,689
F
4,457
Sig.
,005a
t
1,218
1,583
-,953
1,902
Sig.
,226
,116
,342
,059
a. Predictors: (Constant), ROA, CR, DER
b. Dependent Variable: Abres
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
CR
DER
ROA
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
,339
,278
,202
,127
-,118
,123
1,621
,853
a. Dependent Variable: Abres
Standardized
Coefficients
Beta
,150
-,097
,172
76
Lampiran VIII
Uji Autokorelasi, multikolinearitas, dan uji hipotesis
Variables Entered/Removedb
Model
1
Variables
Entered
ROA,a CR,
DER
Variables
Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: DPR
Model Summaryb
Model
1
R
R Square
,518a
,269
Adjusted
R Square
,252
Std. Error of
the Estimate
,89651
DurbinWatson
1,973
a. Predictors: (Constant), ROA, CR, DER
b. Dependent Variable: DPR
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
38,690
105,289
143,979
df
3
131
134
Mean Square
12,897
,804
F
16,046
Sig.
,000a
a. Predictors: (Constant), ROA, CR, DER
b. Dependent Variable: DPR
a
Coefficients
Model
1
(Constant)
CR
DER
ROA
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
,286
,192
,267
,088
,258
-,207
,085
-,223
1,618
,588
,224
a. Dependent Variable: DPR
t
1,490
3,038
-2,434
2,751
Sig.
,139
,003
,016
,007
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
,771
,665
,845
1,297
1,504
1,183
Download