Kacamata Driyarkara: MELAWAN CORONA: NASIB PARA PEKERJA Fenomena pandemi COVID-19 di Indonesia belum sepenuhnya berakhir. Hal tersebut ditunjukkan data pasien yang terjangkiti COVID-19 per 13 Mei 2020, pukul 12.00 WIB sebanyak 15.438 orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain jumlah pasien, dampak dari penyebaran COVID-19 ini semakin terasa di berbagai denyut nadi kehidupan seperti sektor pendidikan, pemerintahan, sosial, budaya, ekonomi dan lain sebagainya. Salah satu aspek yang paling banyak mendapat sorotan publik adalah aspek ekonomi. Hal ini dikarenakan banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang ekonomi yang harus menghentikan sementara atau menutup usahanya. Penutupan usaha ini berkaitan dengan kebijakan pemerintah pusat terhadap pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah, akibatnya berbagai perusahaan menutup usahanya karena merugi yang berakibat pada ketidakmampuan untuk memberi upah karyawannya. Para karyawan yang semula bekerja kemudian harus dirumahkan dan diakhiri hubungan kerjanya di situasi pandemi ini. Fenomena pengakhiran hubungan kerja tersebut kerap dikenal dengan istilah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). PHK adalah suatu bentuk pengakhiran hubungan kerja karena hal tertentu yang berakibat pada berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan perusahaan. Melalui data yang dilansir dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) per 1 Mei 2020 : 1. Jumlah pekerja sektor formal yang telah dirumahkan akibat pandemi COVID-19 sebanyak 1.032.960 orang 2. Pekerja sektor formal yang di-PHK sebanyak 375.165 orang. 3. Sedangkan pekerja sektor informal yang terdampak COVID-19 sebanyak 314.833 orang. 4. Total pekerja sektor formal dan informal yang terdampak COVID-19 sebanyak 1.722.958 orang. Data tersebut merupakan data terbaru yang sudah terverifikasi oleh Kemnaker, sedangkan masih terdapat 1,2 juta pekerja lain yang sedang divalidasi datanya. Selain data dari Kemnaker, terdapat juga data dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) per 8 Mei 2020 mencatat jumlah pekerja yang terkena PHK dan dirumahkan di tengah pandemi COVID-19 sudah mencapai 7 juta orang. Ketua Umum Apindo yaitu Hariyadi Sukamdani menuturkan bahwa data terakhir di BPJS 1 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) tercatat yang mulai mengalami kesulitan bayar jika di equivalent-kan dengan jumlah tenaga kerja sudah mencapai 7 juta. Kemudian dari data tersebut, terdapat 30 ribu perusahaan di antaranya yang mengalami kesulitan pembayaran merupakan perusahaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kemudian hal apa saja yang dapat membuat suatu perusahaan memutuskan pengakhiran hubungan kerja? Menurut Pasal 61 Undang – Undang No. 13 tahun 2003 mengenai tenaga kerja, suatu perjanjian kerja dapat berakhir jika: 1. Pekerja meninggal dunia 2. Jangka waktu kontak kerja telah berakhir 3. Adanya putusan pengadilan atau penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap 4. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja. Menurut Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah, PHK adalah langkah pamungkas yang terpaksa diambil jika tidak ada kemungkinan lain lagi. Beliau menambahkan bahwa masih terdapat langkah lain yang bisa diambil perusahaan selain PHK. Langkah-langkah tersebut yaitu dengan adanya peniadaan lembur, pengurangan shift atau jam kerja dan tindakan merumahkan bergilir para pekerja dengan separuh gaji. Menurut Menteri Ida, hal yang dibutuhkan saat ini adalah kerja sama yang mengedepankan dialog sosial untuk mencari solusi terbaik dan menghindari PHK. Untuk menghindari isu PHK, Kementerian Ketenagakerjaan juga sudah menerbitkan Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor M/3/HK.04/III/2020 Tahun 2020 tentang Perlindungan Pekerja/Buruh dan Kelangsungan Usaha dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19. Perlindungan pengupahan bagi pekerja atau buruh dalam situasi pandemi COVID-19 saat ini diatur dalam Surat Edaran tersebut dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Melaksanakan perlindungan pengupahan bagi pekerja/buruh terkait pandemi COVID-19. 2. Bagi pekerja/buruh yang dikategorikan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) COVID-19 berdasarkan keterangan dokter sehingga tidak dapat masuk kerja paling lama 2 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi 14 hari atau sesuai standar Kementerian Kesehatan, maka upahnya dibayarkan secara penuh. 3. Bagi pekerja/buruh yang dikategorikan kasus suspect COVID-19 dan dikarantina/diisolasi menurut keterangan dokter, maka upahnya dibayarkan secara penuh selama menjalani masa karantina/isolasi. 4. Bagi pekerja/buruh yang tidak masuk kerja karena sakit COVID-19 dan dibuktikan dengan keterangan dokter, maka upahnya dibayarkan sesuai peraturan perundangundangan. 5. Bagi perusahaan yang melakukan pembatasan kegiatan usaha akibat kebijakan pemerintah di daerah masing-masing guna pencegahan dan penanggulangan COVID-19, sehingga menyebabkan sebagian atau seluruh pekerja/buruhnya tidak masuk kerja, dengan mempertimbangkan kelangsungan usaha maka perubahan besaran maupun cara pembayaran upah pekerja/buruh dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara pengusaha dengan pekerja/buruh. 6. Maka, untuk menghindari PHK, pengusaha dapat melakukan perubahan besaran maupun cara pembayaran upah terhadap upah pekerja/buruh yang dirumahkan sementara akibat wabah COVID-19, berdasarkan kesepakatan para pihak. 7. Pekerja/buruh yang diduga atau positif terjangkit COVID-19 juga berhak atas upah berdasarkan surat edaran tersebut (sumber: www.hukumonline.com) Wacana penghindaran PHK juga dilontarkan oleh Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Obon Tabroni. Beliau meminta agar para pengusaha dan perusahaan tidak melakukan PHK, terutama di sektor-sektor yang rentan terdampak pandemi COVID-19. Sementara itu, pada kenyataannya praktik PHK masih sulit dihindari karena adanya isu kerugian yang cukup signifikan dari perusahaan yang bersangkutan. Hal tersebut sesuai dengan wacana Ketua Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia yakni Sutrisno Iwantono. Sutrisno mengakui bahwa wacana berupa himbauan untuk tidak melakukan PHK rupanya agak sedikit sulit untuk diterapkan jika perusahaan mengalami kerugian. Menurutnya, PHK menjadi hal yang paling memungkinkan untuk dilakukan oleh pengusaha dan perusahaan dalam mengatasi defisit keuangan perusahaan. 3 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi Melansir situs berita Kompas, terdapat beberapa perusahaan besar dan terkenal di Indonesia yang memberlakukan penutupan usaha dan kebijakan PHK seperti berikut: 1. Traveloka. Pemberhentian dari perusahaan ini sudah dilakuakn sejak awal April dengan melibatkan 100 orang atau 10 persen karyawannya. 2. Ramayana Mengutip sumber berita Kompas TV, 8 April 2020, terdapat video yang sempat viral di media sosial dengan adanya puluhan karyawan perusahaan ritel yang dikabarkan terkena PHK. Video viral tersebut dibenarkan oleh Ketua Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Ramayana Lestari Sentosa Kurniati. Beliau mengatakan bahwa video tersebut diambil di Ramayana Depok, 4 April lalu. Pihak Ramayana pun beralasan menutup usahanya dan melakukan PHK karena tidak dapat menutupi beban operasional sebagai dampak dari pandemi virus corona. 3. KFC Dikabarkan terdapat 450 pekerja KFC yang tersear di Pulau Jawa dirumahkan. Mengutip Kontan, 19 April 2020, Direktur Fast Food Indonesia Justinus Dalimin Juwono mengatakan bahwa karyawan yang dirumahkan karena memang gerai-gerainya sedang ditutup dan tidak boleh beroperasi. Pihaknya juga memastikan bahwa karyawan yang dirumahkan hanya bersifat temporer atau sementara. Ia menjelaskan saat ini total terdapat 100 gerai tidak beroperasi. Sementara, sisanya tutup sebagian untuk layanan dine-in. 4. STOQO STOQO Teknologi Indonesia merupakan sebuah platform online yang menyetok bahan-bahan segar ke outlet makanan. Perusahaan ini dikabarkan tutup dan penutupan ini juga disampaikan dalam situs resmi perusahaan. Selain keempat perusahaan tersebut, beberapa waktu lalu publik juga sempat digegerkan dengan video viral berupa pemecatan massal atau PHK terhadap ribuan pekerja dari Pabrik Sepatu di Tangerang, Banten. Perusahaan tersebut yaitu PT Shang Yao Fung yang memproduksi produk sepatu terpaksa memecat karyawannya karena pandemi COVID-19. 4 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi Kemudian Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyebut bahwa sektor industri tekstil merupakan sektor yang paling banyak memberlakukan PHK. API menyebut bahwa jumlah pekerja yang di-PHK dan dirumahkan sudah mencapai 1,8 juta orang. API juga menambahkan bahwa angka tersebut akan terus bertambah jika pemerintah tidak segera memberikan stimulus atau bantuan. Beberapa contoh penutupan serta pemecatan massal (PHK) karyawan perusahaan tersebut menambah daftar panjang adanya dampak pandemi terhadap sektor perekonomian di Indonesia. Jika sudah seperti ini kesejahteraan hidup para pekerja dan buruh menjadi taruhannya. Dalam bidang sosial dan politik, para korban PHK juga akan berdampak pada meningkatnya tindak kriminalitas. Hal tersebut dibenarkan oleh seorang Sosiolog yakni Musni Umar. Menurutnya, kriminalitas akan bertambah ketika para korban PHK cenderung melakukan tindakan apa saja ketika sudah tidak mempunyai pendapatan serta tabungannya yang berkurang. Lantas, apa saja kebijakan pemerintah terkait fenomena PHK ini? Sejauh mana pemerintah peduli? Bila perlu, apa yang harus kita lakukan bersama, agar tidak hanya bergantung pada pemerintah? Presiden Indonesia Jokowi Dodo (Jokowi) dan Kementerian terkait mengeluarkan berbagai jurus untuk menyelamatkan sekitar 6 juta pekerja yang berpotensi terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat pandemi virus corona. Jurus dan bentuknya berbeda-beda antara lain : 1. Kartu Pra kerja Jokowi menggelontorkan anggaran sebesar Rp 20 triliun untuk menjalankan program ini, naik 100 persen dari anggaran awal Kartu Prakerja yaitu Rp10 triliun. Anggaran digunakan untuk biaya pelatihan sebesar Rp5,6 triliun, dana insentif Rp13,45 triliun, dana survei Rp840 miliar, dan dana PMO Rp100 juta dan program ini dimulai tanggal 9 April 2020 dan penerima manfaatnya 5,6 juta orang, terutama yang terkena PHK, pekerja informal, pelaku usaha mikro, dan kecil yang terdampak COVID-19. 5 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi Nantinya, korban PHK yang dinyatakan berhak menerima bantuan tersebut akan diberi dana pelatihan sebesar Rp1 juta per periode pelatihan. Peserta juga nantinya akan diberikan bantuan tambahan senilai Rp600 ribu per bulan selama 4 bulan, dan insentif mengisi survei sebesar Rp50 ribu per bulan selama tiga bulan. Jadi, total bantuan korban PHK yang menjadi peserta program tersebut mencapai Rp3,55 juta. Hal yang perlu digaris bawahi adalah, agar manfaat tersebut bisa benar-benar tepat sasaran, setiap peserta Kartu Prakerja harus tetap menjalankan pelatihan kerja secara online. Fungsi kartu prakerja juga sedikit digeser menjadi bantuan tunai meski pelatihan harus tetap ada. Pasalnya, tujuan awal kartu prakerja untuk meningkatkan keahlian yang dibutuhkan oleh industri. Optimalisasi program kartu Pra Kerja saat ini terus diperluas. Perluasan ini dikhususkan pada social safety net (jaring pengaman sosial) untuk kelompok rentan COVID-19 yakni masyarakat kelas menengah bawah. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah menjelaskan, ada pergeseran karena fokus awal kartu prakerja untuk angkatan kerja muda yang mencari kerja. Mereka yang terkena PHK tetap diberikan ruang meski tak sebesar angkatan kerja muda yang menganggur. Pergeseran tersebut, terjadi pada konsep yang lebih banyak untuk bantuan tunai di tengah COVID-19. Hal ini terlihat dari kenaikan anggaran dua kali lipat dari Rp10 triliun menjadi Rp20 triliun, dari 2 juta menjadi 5,6 juta peserta. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan peserta program Kartu Prakerja boleh mengambil pelatihan selanjutnya setelah menuntaskan pelatihan pertama. Artinya, para peserta dapat menggunakan sisa nilai pelatihan untuk membeli modul pelatihan kedua atau ketiga hingga 31 Desember 2020 dan Intensitif akan ditransfer melalui rekening bank, atau e-wallet ke peserta. 2. Pemberian insentif sebesar Rp 5.000.000 Insentif tersebut digelontorkan untuk korban PHK melalui BP Jamsostek. Pemerintah akan memberikan dana sebesar Rp1 juta per pekerja per bulan ditambah insentif Rp1 juta, totalnya per peserta akan menerima Rp5 juta. Pekerja yang sudah ikut BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) yang kena PHK akan dibantu mendapatkan dana ini. BPJS Ketenagakerjaa pun sudah siap. 6 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi 3. Program Padat Karya Tunai (PKT) Program ini guna untuk mempertahankan daya beli masyarakat desa yang terdampak wabah virus corona. Bantuan tersebut menyasar mereka yang berpenghasilan rendah, menganggur, dan setengah menganggur. Presiden Jokowi menyebut pemerintah menyiapkan Rp16,9 triliun untuk melaksanakan PKT di sejumlah Kementerian, yakni Kementerian PUPR, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Kementerian PUPR menyiapkan dana PKT senilai Rp10,22 triliun yang disebar dalam beberapa proyek. Salah satunya yaitu pemberian uang tunai kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang baru pulang dari luar negeri agar mereka tetap memiliki penghasilan di dalam negeri. Selain itu, Kementerian PUPR juga akan merekrut 530 ribu tenaga kerja sebagai realisasi atas program PKT. Sementara itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi juga ditargetkan menyerap 59 ribu tenaga kerja.Pembiayaan lainnya dilakukan melalui program percepatan peningkatan tata guna air irigasi (P3TGAI), pemeliharaan rutin jalan dan jembatan, pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah (PISEW), penataan kota tanpa kumuh (KOTAKU), serta tempat pengelolaan sampah reduce, reuse, recycle (TPS 3R). Selain untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat, PKT juga bertujuan mendistribusikan dana hingga ke desa dan pelososk. Dengan adanya 3 (tiga) program bantuan tersebut, kita berharap agar implementasi dan pelaksanaannya dapat sesuai ekspektasi dan tepat sasaran. Permasalahan yang kadang muncul dari program berupa bantuan untuk masyarakat yaitu pelaksanaan yang tidak tepat sasaran. Ini menjadi tugas semua elemen masyarakat, termasuk mahasiswa untuk mengontrol segala praktik yang menyebabkan bantuan ini tidak tersampaikan langsung ke masyarakat. 7 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi Maka dari itu, berdasarkan uraian di atas, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma melalui Kementerian Sosial Politik dan Kajian Strategis menyatakan sikap untuk: 1. Mendorong pemerintah untuk melindungi para pekerja yang terpaksa di-PHK karena permasalahan pandemi COVID-19 di Indonesia 2. Mendukung pemerintah dalam menjalankan program-program bantuan agar tepat sasaran. 3. Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut mengontrol segala bentuk malapraktik dalam pelaksanaan pemberian bantuan dari pemerintah Penulis Kajian : Adriyan Frediyanto Martha Eliza Sellyn Kementerian Sosial Politik dan Kajian Strategis 8 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi Sumber (semua diakses pada 12 Mei 2020) : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200422184523-92-496263/corona-208-juta-buruhkena-phk-dan-dirumahkan-per-20-april https://www.google.com/amp/s/amp.wartaekonomi.co.id/berita284882/virus-phk-tak-kalahseram-dari-virus-corona https://pasardana.id/news/2020/4/20/program-kartu-pra-kerja-tuai-protes-begini-kata-menaker/ https://katadata.co.id/infografik/2020/04/18/wabah-phk-akibat-COVID-19 https://www.cnbcindonesia.com/news/20200507131701-4-156920/phk-meroket-akibat-coronabpjs-cairkan-klaim-rp-76-t https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/08/152300365/airy-tutup-ini-daftar-6-perusahaanyang-phk-karyawan-karena-coronahttps://www.suara.com/news/2020/04/29/212704/dampak-corona-ribuan-karyawan-pabriksepatu-di-tangerang-kena-phk-massal https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5e877921a4f81/hak-korban-phk-imbaswabah-COVID-19http://www.hukumtenagakerja.com/pemutusan-hubungan-kerja/sebab-sebabterjadinya-pemutusan-hubungan-kerja/ https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-52218475 https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200414084421-532-493304/daftar-insentif-jokowiuntuk-korban-phk-karena-corona https://tirto.id/korban-phk-butuh-bantuan-konkret-bukan-pelatihan-kartu-prakerja-eNVw https://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/kontrak-kerja/pemutusan-hubungan-kerja/alasan-alasanphk https://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/kontrak-kerja/pemutusan-hubungan-kerja 9 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi