Modul 2 Pendekatan dalam Pembelajaran IPA SD (Kegiatan Belajar 1) Pendekatan dalam Pembelajaran IPA Pendidikan IPA bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan, serta sikap ilmiah yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitarnya. Dengan pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu melalui kegiatan observasi atau eksperimen yang dibuktikan secara empiris.Pemahaman dan penguasaan terhadap pendekatan pembelajaran sangatlah penting bagi seorang guru, karena dengan kemampuan tersebut dapat meningkatkan keberhasilan pembelajaran. 1.1. Pengertian dan Prinsip Pemilihan Pendekatan Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga berdampak ibarat seseorang memakai kacamata dengan warna tertentu pada saat memandang alam sekitar. Pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi, dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi. Peranan pendekatan adalah menyesuaikan komponen input, output, produk, dan outcomes pendidikan dengan bahan kajian yang akan disajikan, sehingga pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan penghargaan, serta bermakna bagi hidup baik untuk sekarang maupun yang akan datang. Tujuan pendekatan adalah menggiring persepsi dan atau proses pengkajian dengan suatu terminologi sehingga diperoleh pembentukan perilaku yang diharapkan. Prinsip pemilihan pendekatan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait antara lain adalah tujuan pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, kemapuan siswa, psikologi belajar, dan sumber daya. 1.2. Jenis Pendekatan 1.2.1. Pendekatan Lingkungan Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik siswa, jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungan. Sehingga dapat dikatakan lingkungan yang ada di sekitar merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Penggunaaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna sebab anak dihadapkan pada kondisi yang sebenarnya sehingga dapat memecahkan masalah lingkungan, dan menanamkan sikap cinta lingkungan. 1.2.2. Pendekatan Sain-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat Pendekatan sains teknologi masyarakat merupakan pendekatan pembelajaran yang pada dasarnya membahas penerapan sains dan teknologi dalam konteks kehidupan manusia seharihari. Dengan pendekatan ini siswa dikondisikan diharapkan mampu menerapkan prinsipprinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi sederhana atau solusi pemikiran untuk mengatur dampak negatif yang mungkin timbul akibat munculnya produk teknologi. Dengan demikian dapat menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat untuk menanamkan pemahaman konsep dan pengembangannya untuk kemaslahatan masyarakat. Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan terjadi belaajr, apabila terjadi prsoes perubahan perilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu pengalaman. 1.2.3. Pendekatan Faktual Pendekatan faktual adalah suatu cara mengajar dengan menyampaikan hasil-hasil penemuan IPA kepada siswa, dimana pada akhir suatu intruksional siswa akan memperoleh informasi tentang hal-hal penting.Terkadang menarik bagi siswa, namun kurang merefleksikan gambaran tentang sifat IPA sendiri. Biasanya, siswa tidak dapat mengingat tentang fakta dalam waktu lama karena tidak mendapatkan sajian tentang gambaran menyeluruh. 1.2.4. Pendekatan Konseptual Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam defenisi sehingga menjadi pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi, dan berpikir abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru, sedangkan kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan. Konsep dimulai dengan memperkenalkan benda konkret, berkembang menjadi simbol sehingga menjadi abstrak yang berupa ucapan atau tulisan yang mengandung konsep yang lebih kompleks. Konsep yang kompleks memerlukan permunculan berulang kali dalam satu pertemuan dalam kelas, didukung media atau sarana yang tepat. Contoh : Kalau pengajar menjelaskan konsep “mata”, maka pembelajar dapat memperlihatkan mata mereka secara konkret. Pengajar bertanya, “ Dimana matamu?, Apa gunanya mata? Berapa matamu? “. Dan pertanyaan-pertanyaan ini pembelajar dapat menghubungkan benda konkret dengan fungsinya dan kegiatannya. Semua ini memunculkan pengalaman baru. Dalam proses internalisasi suatu konsep perlu diperhatikan dari beberapa hal, antara lain: · Memperkenalkan benda-benda yang semula tak bernama menjadi bernama. · Memperkenalkan unsur benda, sehingga memberi kemungkinan unsur lain. Contoh : Bunga-berbau (harum/tak harum), Berwarna (bermacam-macam), Berdaun (kecil, besar), Berduri (lunak, keras). · Menunjukkan ciri-ciri khusus pada benda yang diperlihatkan. · Menunjukkan persetujuan dengan membandingkan contoh dan bukan contoh. 1.2.5. Pendekatan Pemecahan Masalah Pendekatan pemecahan masalah adalah pendekatan tang digunakan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan dengan maksud mengubah keadaan yang actual menjadi suatu keadaan, seperti yang kita kehendaki dengan memperhatika prosedur pemecaha yang sistematis. Alasan menggunakan pendekatan ini, yaitu: 1. Pendekatan ini terpusat pada masalah. 2. Pendekatan ini singkat. 3. Pendekatan ini inovatif. 4. Pendekatan ini bersifat mengarahkan. 5. Pendekatan ini lebih sistematis. 6. Pendekatan ini terpusat pada pribadi. 7. Pendekatan ini memiliki ukuran. 1.2.6. Pendekatan Nilai Pendekatan nilai adalah cara mengerjakan IPA dengan menggunakan pandangan suatu nilai, misalkan terkait moral/etika, yang bersifat universal, nilai yang terkait dengan kepercayaan/agama, atau nilai yang terkait dengan politik, sosial, budaya suatu negara/daerah. Pendekatan ini menekankan pada penyampaian produk IPA serta prilaku yang diharapkan yang terkait produk dan proses tersebut, namun tidak secara langsung tentang proses bagaimana produk tersebut dihasilkan. 1.2.7. Pendekatan Inkuiri Adalah suatu strategi pembelajaran dimana guru dan murid mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan yang dipakai oleh ilmuwan. Arti inkuiri adalah proses penemuan dan penyelidikan masalah-masalah, menyusun hipotesa, merencanakan eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan masalah. Sehingga anak untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan. Adapun tujuan pendekatan inkuiri yaitu: · Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya. · Mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya. · Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tiada habisnya. · Memberi pengalaman belajar seumur hidup Alasan penggunaan pendekatan inkuiri, yaitu: 1). Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat. 2). Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah tetapi juga lingkungan sekitar. 3). Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan belajarnya. 4). Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup. Secara operasional pendekatan inkuiri mempunyai karakteristik: a. Diawali dengan pengamatan dan berkembang untuk memahami konsep atau fenomena. b. Membuat pertanyaan atau menentukan masalah dari hasil pengamatan. c. Suatu masalah ditemukan lalu dipersempit hingga terlihat kemungkinan masalah itu dapat dipecahkan oleh murid. d. Proses pembelajaran berpusat pada pertanyaan-pertanyaan”mengapa”, ”bagaimana kita mengetahui”, dan ”betulkah kesimpulan ini”? e. Jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dulu dan tidak ada dalam buku pelajaran. buku-buku petunjuk yang dipilih berisi pertanyaan-pertanyaan dan saran. Saran untuk menentukan jawaban bukan memberi jawaban. f. Murid-murid bersemangat sekali untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri. g. Murid-murid mengusulkan cara-cara pengumpulan data, melakukan eksperimen, melakukan pengamatan, membaca, dan menggunakan sumber-sumber lain. h. Semua usul dinilai bersama, bila mungkin ditentukan asumsi-asumsi, keterlibatan, dan kesulitan-kesulitan. i. Murid-murid melakukan penelitian secara individu atau kelompok, untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesa. j. Murid mengolah data, membuat kesimpulan, memberikan penjelasan. k. Mengembangkan dan menggunakan keterampilan berpikir kritis. 1.2.8. Pendekatan Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajarmengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar (Semiawan, 2002). Pendekatan keterampilan proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan IPTEK. Pendekatan keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual. Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Misalnya sebelum melaksanakan penelitian, siswa terlebih dahulu harus mengobservasi atau mengamati dan membuat hipotesis. Agar siswa dapat menciptakan kembali konsep-konsep yang ada dalam pikiran dan mampu mengorganisasikannya. Dengan demikian, keberhasilan anak dalam belajar sains menggunakan pendekatan keterampilan proses adalah suatu perubahan tingkah laku dari seorang anak yang belum paham terhadap permasalahan sains yang sedang dipelajari sehingga menjadi paham dan mengerti permasalahannya. Menurut (Semiawan, 2002), terdapat sepuluh keterampilan proses yaitu : · Kemampuan mengamati, merupakan salah satu keterampilan dengan memanfaatkan seluruh panca indera yang mungkin biasa digunakan untuk memperhatikan hal yang diamati, memilah-milah bagiannya berdasarkan kriteria tertentu, juga berdasarkan tujuan pengamatan, serta mengolah hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya. · Kemampuan menghitung,. · Kemampuan mengukur. · Kemampuan mengklasifikasi merupakan kemampuan mengelompokkan atau menggolongkan sesuatu yang berupa benda, fakta, informasi, dan gagasan. · Kemampuan menemukan hubungan. Yang termasuk dalam kemampuan ini adalah: fakta, informasi, gagasan, pendapat, ruang, dan waktu. Kesemuanya merupakan variabel untuk menentukan hubungan antara sikap dan tindakan yang sesuai. · Kemampuan Membuat Prediksi (Ramalan). Kemampuan membuat ramalan atau perkiraan yang di dasari penalaran baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam teori penelitian, kemampuan membuat ramalan ini disebut juga kemampuan menyusun hipotesis. Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu.. · Kemampuan Melaksanakan Penelitian (Percobaan). penelitian (percobaan) merupakan kegiatan penyelidikan untuk menguji gagasan-gagasan melalui kegiatan eksperimen praktis. · Kemampuan Mengumpulkan dan Menganalisis Data. siswa perlu menguasai bagaimana cara-cara mengumpulkan data dalam penelitian baik kuantitatif maupun kualitatif. · Kemampuan menginterpretasikan data. siswa perlu menginterpretasikan hasil yang diperoleh karena kemampuan mengkomunikasikan hasil. 1.2.9. Pendekatan Sejarah Adalah cara mengajarkan IPA dengan menyajikan berbagai penemuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan/ahli IPA tentang perkembangan temuan-temuan tersebut dikaikan dengan ilmu IPA sendiri. Dengan menggunakan metode membaca buku atau menjelaskan. Siswa diajak untuk membaca atau mendengarkan informasi temuan-temuan IPA bukan untuk melakukan suatu kegiatan.