Available online at : https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JMSE Journal of Mathematics Science and Education | ISSN (Print) 2623-2375 | ISSN (Online) 2623-2383 DOI : https://doi.org/10.31540/jmse.v2i2.528 | Penerbit : LP4MK STKIP PGRI Lubuklinggau PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLLEM SOLVING (CPS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMP NEGERI SURULANGUN 1 2 Andika , Idul Adha , Efuansyah 1 2 3 3 STKIP PGRI Lubuklinggau, Indonesia, [email protected] STKIP PGRI Lubuklinggau, Indonesia, [email protected] STKIP PGRI Lubuklinggau, Indonesia, [email protected] ARTICLE INFORMATION Received: September 28, 2020 Revised: December 29, 2020 Available online: December 29, 2020 KEYWORDS Penerapan, Pembelajaran Maematika Aplication, Mathematics Learning CORRESPONDENCE IDUL ADHA E-mail: [email protected] EFUANSYAH E-mail: [email protected] ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika kelas VII SMP Negeri Surulangun setelah penerapan model pembeajaran Creative Problem Solving (CPS) menggunakan metode Inquiri. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Surulangun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 121 siswa dan sebagai sampel adalah kelas VII C yang berjumlah 32 siswa yang diambil secara acak. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah tehnik tes berbentuk uraian sebanyak 5 lima soal. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t untuk data tes akhir pada taraf signifikan = 0,05 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri Surulangun setelah penerapan model pembelajaran pembeajaran Creative Problem Solving (CPS) menggunakan metode Inquiri secara signifikan belum tuntas. Rata-rata nilai tes akhir sebesar 59,38 dengan persentase jumlah siswa yang tuntas sebesar 43,75%. This study aims to determine the results of seventh grade mathematics learning at SMP Negeri Surulangun after the application of the Creative Problem Solving (CPS) learning model using the Inquiry method. This study uses a quasi-experimental method. The population was all grade VII students of SMP Negeri Surulangun teaching 2019/2020, totaling 121 students and as a sample was class VII C, totaling 32 students who were taken randomly. The data collection technique used was a test technique in the form of a description of 5 five questions. The collected data were analyzed using t-test. Based on the results of the t-test analysis for the final test data at the significant level α = 0.05, it can be concluded that the mathematics learning outcomes of seventh grade students of SMP Negeri Surulangun after implementing the Creative Problem Solving (CPS) learning model using the Inquiry method are significantly incomplete. The average final test score was 59.38 with the percentage of the number of students who completed it was 43.75%. PENDAHULUAN Kontruktivisme merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, yang mana peserta didik untuk dapat meningkatkan kemampuan penalaran dalam pelajaran matematika (Riyanto, 2011:111-128). Menurut Suhidartinih (2014:12-16) kontruktivisme adalah pembelajaran yang mana peran peserta didik yaitu membangun ide-ide, konsep-konsep dan struktur-struktur pelajaran matematika berdasarkan pengalaman peserta didik itu sendiri. Menurut Karmila (2017:453-463) kontruktivisme yaitu pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar. Melalui kontruktivisme peserta didik akan terbiasa untuk berpikir sendiri, mandiri dan kreatif. Hal ini akan dapat dijadikan pengalaman baru bagi peserta didik untuk meningkatkan dan membangun struktur kognitif peserta didik, disini peserta didik akif serta menjadikan situaisi belajar menjadi menarik. Sedangkan pendidik dapat membantu 1 Available online at : https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JMSE Journal of Mathematics Science and Education | ISSN (Print) 2623-2375 | ISSN (Online) 2623-2383 DOI : https://doi.org/10.31540/jmse.v2i2.528 | Penerbit : LP4MK STKIP PGRI Lubuklinggau dan mengarahkan dalam memberikan materi pelajaran berupa konsep dan teori supaya lebih muda dipahami peserta didik. Menurut Maisaroh & Rostieningsih (2010:161) hasil belajar adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Sedangkan menurut Djamarah (dalam Maisaroh dan Rostrieningsih, 2010:162) menyatakan hasil belajar merupakan prestasi suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun tim. Hasil belajar merupakan pencapaian peserta didik dalam menghasilkan nilai yang dihasilkan pada proses penilaian atau evaluasi yang berlangsung pada satuan waktu tertentu (Sjukur, 2012:372). Dilihat dari hasil belajar siswa dari jumlah 121 siswa hanya 42 siswa atau sebanyak 34,71% yang telah mencapai nilai Ketuntasan Belajar Minimal (KBM). Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) yang terdapat di sekolah tersebut adalah 70 dan siswa yang belum mencapai nilai KBM sebanyak 79 siswa atau 65,29% dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa di SMP Negeri Surulangun adalah 52,34. Untuk meningkatkan hasil belajar tersebut maka diperlukan model dan metode pembelajaran yang aktif, kreatif dan efektif. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan, kreatif dan efektif pembelajaran peserta didik adalah model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan menggunakan metode Inquiry. CPS merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat memotivasi dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran. Menurut Totiana, dkk. (2012:75-78) Creative Problem Solving (CPS) merupakan strategi pembelajaran dalam mendekati suatu masalah didalam suatu jalan imaginative dan menghasilkan tindakan afektif. Jalan imaginative dan menghasilkan tindakan afektif ini merupakan mencari jalan keluar alternatif terhadap permasalahan yang akan di hadapi. Disini lebih menekankan keterampilan peserta didik dalam hasil belajar. Menurut Bakharuddin (dalam Shoimin, 2014:56-58) Creative Problem Solving (CPS) merupakan variasi dari pembelajaran dengan hasil belajar melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu masalah. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Hartantia, dkk. (2013:101) CPS merupakan suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan peserta didik dalam hasil belajar. Menurut Nugroho, dkk. (2012:237) metode Inkuiri adalah metode pembelajaran yang langkahnya peserta didik merumuskan masalah, mendesain eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data sampai mengambil keputusan sendiri. Metode inkuiri harus memenuhi empat kriteria ialah kejelasan, kesesuaian, ketepatan dan kerumitannya. Peserta didik benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Sumantri dan Permana (dalam Sianipar, 2016:136) metode Inquiri adalah cara penyajian pelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan 2 Available online at : https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JMSE Journal of Mathematics Science and Education | ISSN (Print) 2623-2375 | ISSN (Online) 2623-2383 DOI : https://doi.org/10.31540/jmse.v2i2.528 | Penerbit : LP4MK STKIP PGRI Lubuklinggau pendidik. Metode Inquiri memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasiinformasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Menurut Sirait (2012:22) metode Inquiri merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan menggunakan metode pembelajaran Inquiri pada pembelajaran di sekolah adalah sebagai berikut: (a) Klarifikasi Masalah; (b) Pembentukan Kelompok; (c) Mengaji=ukan Hipotesis; (d) Mengumpulkan Data dan Mengidentifikasi Masalah; (e) Persentasi Peserta Didik Perwakilan; (f) Evaluasi dan Kesimpulan. Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan menggunakan metode pembelajaran Inquiri pada pembelajaran matematika kelas VII SMP Negeri Surulangun. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen semu (Pre-Experimental Design) tanpa menggunakan kelas pembanding. Eksperimen semu yaitu eksperimen yang tidak mampu mengontrol semua variabel yang mampu mempengaruhi atau tidak memungkinkan mengontrol, karena eksperimen ini sering di anggap sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Adapun desain eksperimen semu yang akan digunakan adalah pre-test dan post-test. Pada penelitian ini, teknik yang digunakan peneliti untuk pengambilan sampel adalah pengambilan secara acak atau random sederhana (Simple Random Sampling), yaitu dengan melakukan pengundian. Sehingga populasi sebanyak empat kelas diundi, setelah dilakukan pengundian maka terpilih satu kelas yaitu kelas VII C sebagai sampel dan diberi perlakuan pembelajaran dengan model Creative Problem Solving (CPS) dengan metode Inquiri dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang Teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah teknik tes, dalam mengambil pengumpulan data tersebut peneliti melakukan cara dengan memberikan tes kepada peserta didik dan menilai hasil tes tersebut, kemudian hasil ini di sebut hasil belajar. Menurut Arikunto (2010:193) tes merupakan instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang objek yang mengukur kualitas, abilitas dan keterampilan atau pengetahuan secara individu ataupun kelompok. Teknik tes dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum (Pre-test) dan Sesudah (Post-test). Teknik tes ini digunakan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa 3 Available online at : https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JMSE Journal of Mathematics Science and Education | ISSN (Print) 2623-2375 | ISSN (Online) 2623-2383 DOI : https://doi.org/10.31540/jmse.v2i2.528 | Penerbit : LP4MK STKIP PGRI Lubuklinggau sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan metode Inquiri pada materi pecahan bentuk aljabar di kelas VII C SMP Negeri Surulangun dengan soal sebanyak lima butir berupa uraian. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum pelaksanaan Pre-test maka Instrumen soal diujicobakan terlebih dahulu. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tersebut, maka diperoleh rekapitulasi hasil uji coba instrumen yang terdapat pada tabel 2, sebagai berikut: Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen No Validitas Daya Pembeda Reliabilitas Indeks Kesukaran Keterangan 1 0,42 Cukup 0,23 Sedang 0,80 Mudah Soal Dapat Digunakan 2 0,45 Cukup 0,12 Jelek 0,41 Sedang Soal Dapat Digunakan 3 0,65 Tinggi 0,21 Sedang 0,53 Sedang 4 0,71 Tinggi 0,13 Jelek 0,62 Sedang 5 0,65 Tinggi 0,15 Jelek 0,78 Mudah 0,52 Sedang Soal Dapat Digunakan Soal Dapat Digunakan Soal Dapat Digunakan Berdasarkan rekapitulasi hasil uji coba instrumen penelitian pada tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa soal yang dapat digunakan adalah sebanyak lima butir soal yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4 dan 5. Data Hasil Pre-test Berdasarkan hasil perhitungan rekapitulasi data hasil pre-test dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini. Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Tes Awal (Pre-Test) No. 1 2 3 4 5 Kategori Nilai Minimum Nilai Maksimum Rata-rata Nilai Simpangan Baku Jumlah Siswa yang tuntas Keterangan 0 13 6,64 4,95 0 Orang (0%) Berdasarkan hasil penelitian data hasil tes awal (pre-test) pada tabel 2 dapat dilihat bahwa tidak ada siswa yang mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 70 (tuntas). Nilai tertinggi 13 dan nilai terendah adalah 0 dan rata-rata nilai secara keseluruhan sebesar 6,64. Jadi secara 4 Available online at : https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JMSE Journal of Mathematics Science and Education | ISSN (Print) 2623-2375 | ISSN (Online) 2623-2383 DOI : https://doi.org/10.31540/jmse.v2i2.528 | Penerbit : LP4MK STKIP PGRI Lubuklinggau deskriptif dapat dikatakan bahwa kemampuan awal siswa sebelum diterapkan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan menggunakan metode Inquiri termasuk kategori belum tuntas. Data Hasil Post-test Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Tes Akhir (Post-Test) No. 1 2 3 4 5 Kategori Nilai Minimum Nilai Maksimum Rata-rata Nilai Simpangan Baku Jumlah Siswa yang tuntas Keterangan 8 83 59,38 21,84 14 Orang (43,75 %) Berdasarkan hasil perhitungan data tes akhir (post-test) pada tabel 3 dapat dilihat bahwa siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah sebanyak 14 siswa (43,75 %) dan nilai yang kurang dari 70 (belum tuntas) sebanyak 18 siswa (56,25 %). Rata-rata nilai ( ) secara keseluruhan sebesar 59,38. Jadi secara deskriptif dapat dikatakan bahwa kemampuan akhir siswa setelah menerapkan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan menggunakan metode Inquiri materi pecahan bentuk aljabar siswa kelas VII C SMP Negeri Surulangun termasuk dalam kategori belum tuntas. Grafik 1 Grafik Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Belajar 5 Pengujian Hipotesis 1) Uji Normalitas Tabel 4 Hasil uji normalitas data post-test Data Dk Post-Test 5 Kesimpulan 11,1 Dari tabel 4 menunjukkan nilai nilai Normal data post-test lebih kecil dari pada (11,1). Berdasarkan kriteria ketentuan pengujian normalitas dapat dikatakan bahwa data post-test berdistribusi normal pada taraf kepercayaan . 2) Uji Hipotesis Tabel 5 Hasil Uji-t Data Post-Test Data Dk Post-Test 31 Kesimpulan 1,69 Pada tabel 5 hasil analisis uji-t mengenai kemampuan akhir siswa menunjukkan bahwa dalam hal ini dapat dikatakan bahwa diterima dan ditolak artinya rata-rata hasil belajar siswa kelas VII C SMP Negeri Surulangun setelah penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan menggunakan metode Inquiri kecil dari 70. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ditolak kebenarannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa “Hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan menggunakan metode Inquiri pada pembelajaran matematika siswa kelas VII C SMP Negeri Surulangun secara signifikan belum tuntas”. 6 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan “Hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan menggunakan metode pembelajaran Inquiri pada pembelajaran matematika kelas VII SMP Negeri Surulangun dikategorikan belum tuntas. Dengan nilai pengujiannya ditolak dan maka diterima artinya rata-rata hasil belajar siswa kurang dari nilai KKM 70 ( 70) dengan rata-rata nilai akhir siswa 59,38 dan persentase jumlah siswa yang tuntas hanya mencapai 43,75 %”. DAFTAR RUJUKAN Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hartantia, Hayus, & Saputro. (2013). Penerapan Model Creative Problem Solving (CPS) Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Kimia Pada Materi Pokok Termokimia Siswa Kelas XI IA SMA Negeri Colomadu Tahun Pelajaran 2012/2103. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2(2), 100-109. Karmila, E., & Husna, A. (2017, November). Peningkatan Kreativitas Siswa Dalam Membuat Karya Kerajinan Tangan Melalui Pendekatan Kontruktivisme Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 25 Air Dingin Kecamatan Lembah Gumanti. Jurnal Dimensi, 6(3), 453-463. Maisaroh & Rostrieningsih. (2010). Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Bogor. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 8(2), 157-172. Nugroho, Suparmi, & Sarwanto. (2012). Pembelajaran IPA dengan Metode Inquiri Terbimbing Menggunakan Laboratorium RIIL dan VIRTUAL Ditinjau Dari Kemampuan Memori dan Gaya Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri, 1(3), 235-244. Riyanto. (2011, Juli). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Prestasi Matematika dengan Pendekatan Kontruktivisme Pada Siswa Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Matematika, 5(2), 111-128. Shoimin. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sianipar. (2016). Implementasi Metode Pembelajaran Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VI SD Negeri 163087 Tebing Tinggi. Elementary School Journal PGSD FIP Unimed, 6(1), 135-136. Sirait. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Inquiri Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII MTS Negeri 3 Medan. Jurnal Pendidikan Fisika, 1(1). Sjukur. (2012). Pngaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar dan hasil Belajar Siswa Tingkat SMA. Jurnal Pendidikan Vokasi, 2(3), 368-378. 7 Suhidartinih, E., & Mulyana, E. (2014, Juli). Perkuliahan Geometri Transformasi dengan Pendekatan Kontrutivisme Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Van Hiela. Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1), 12-16. Totiana, Susanti, & Redjeki. (2012). Efektivitas Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) yang Dilengkapi Media Pembelajaran Laboratorium Virtual Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Koloid Kelas XI IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 1(78). 8