Doni Koesoema A Universitas Media Nusantara, 15 Desember 2010. Kegiatan Belajar Cara belajar? Tujuan pribadi Untuk apa? Tujuan Lembaga Visi & Misi Universitas Unggul di bidang ICT Lulusan berwawasan internasional Kompeten dalam bidangnya Jiwa wirausaha Berbudi pekerti luhur Tri Dharma Perguruan Tinggi Pengabdian Masyarakat Pendidikan Penelitian Teaching Learning Pedagogy Research Knowledge Professionalism Competence University of Integrated Skill Person Learning To be fully human Service Betterment of the Society Improvement of human dignity Cara Belajar di SMA Untuk lulus UN Untuk Lulus Ujian Sekolah Dapat Ijasah Cara Belajar di Universitas Untuk apa? Pengetahuan dan kompetensi. Sekedar lulus? Tidak sekedar lulus. Dapat ijasah? Dapat ijasah dengan baik. Ada tujuan pribadi? Profesi ke depan. Susan memiliki komitmen akademik Cerdas, penuh minat, mencari yang terbaik Memiliki rencana akademik dan karir yang jelas Siap mengikuti kuliah, memahami konsep dasar, memiliki pertanyaan Bertanya jika tidak sesuai yang dia pikirkan,mencari alasan mengapa berbeda Susan, mengajar diri sendiri Ikut kuliah bukan karena terdorong keinginan untuk mengetahui sesuatu, atau mau mencari ketrampilan tertentu, Ia datang, mencari cara minimal untuk lulus Pengetahuan dasar pas-pasan Menghafalkan banyak konsep yang kira-kira akan keluar dalam ujian Lolos dalam ujian secara minimal Teaching Learning 1. Teori Kambing Hitam Guru mengajar, siswa belajar Perbedaan prestasi karena adanya perbedaan dalam diri siswa (motivasi, bakat, dll) Model transfer ilmu (kuliah dalam kelas) Guru tidak bisa dipersalahkan Kambing hitam selalu si pembelajar ‘Yang lain aja bisa, cuma dia sendiri aja yang selalu nilainya jelek…” Fokus pada kegiatan guru Ada berbagai macam metode belajar, dari power point, video, film, portofolio, diskusi kelompok, observasi lapangan, dll. Guru yang baik memiliki kompetensi mengajar yang baik. Namun siswa tetap menjadi objek, sebab pendekatan ini tetap sama dengan yang pertama, transfer dan penguasaan. Pembelajar tidak memiliki suara. Fokus: guru memastikan pembelajaran terjadi. Metode mengajar disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Ada tujuan yang jelas, serta pencarian metode pengajaran yang efektif agar tujuan tercapai. Siswa semakin “memahami”, mengerti, dan mampu mengembangkan pengetahuannya secara efektif. Kultur pengajaran kambing hitam, akan membuat mahasiswa hanya belajar apa yang akan ditanyakan dosen. Jadi, apa yang disukai dosen, itulah yang akan dia buat agar dapat nilai baik. Kultur pengajaran guru jagoan, membuat mahasiswa belajar secara dinamik, tapi tidak mendalam, karena tidak ada ruang bagi eksplorasi pribadi. Kultur berpusat siswa, membuat siswa memahami makna dan mampu membangun pengetahuan. Keutamaan sebagai pembelajar. Prioritas adalah keutamaan akademik (intellectual virtue). Kemampuan mengkomunikasikan gagasan. Cara belajar yang khas di Universitas bisa diringkaskan sebagai : Berpikir secara Kritis “Sebuah tindakan dan sikap untuk mempertimbangkan berbagai macam data dan informasi, melalui proses bernalar yang lurus dan benar untuk menarik kesimpulan, mengambil keputusan, dan melakukan tindakan yang tepat.” Sikap terbuka dan avonturir. Sikap kagum, mau menemukan-persoalan, dan menyelidikan. Sikap untuk senantiasa membangun penjelasan dan pemahaman. Sikap untuk membuat perencanaan dan menjadi strategis. Sikap untuk selalu berhati-hati secara intelektual. Sikap untuk mencari dan mengevaluasi argumentasi. Sikap mau mencari terus dalam proses belajar. Memiliki sikap terbuka Mau mengeksplorasi pandangan alternatif Waspada terhadap cara berpikir sempit Mampu menemukan banyak pilihan untuk pemecahan masalah Mampu melihat hal2 yang mengagumkan, mengherankan. Mencari bukti-bukti Menemukan persoalan Semangat bertanya Sadar ada banyak teka teki belum terjawab Mampu merumuskan pertanyaan Keinginan mengeksplorasi bagian-bagian dan berfungsinya sesuatu. Mencari hubungan-hubungan dan penjelasan. Mampu membangun konsep-konsep yang kompleks. Menentukan tujuan Membuat dan mengevaluasi rencana Jelas tentang hasil yang ingin dicapai Waspada tentang kemungkinan salah arah dalam berpikir Merumuskan tujuan dan rencana-rencana Mengutamakan ketepatan, keteraturan, pemahaman secara keseluruhan. Waspada terhadap adanya kesalahan dan ketidaktepatan. Kemampuan memproses informasi secara tepat. Mempertanyakan apa yang seringkali diandaikan. Menuntut proses penilaian secara benar. Kewaspadaan tentang perlunya mencari bukti-bukti pendukung. Kemampuan untuk menimbang dan menilai alasan-alasan (reasons) yang ditemukan. Mampu menyadari dan memonitor kesalahan sendiri dalam berpikir. Waspada terhadap situasi berpikir yang kompleks. Kemampuan mengontrol proses mental dan berpikir refleksif. Mengerti kekurangan dan kelemahan diri dalam berpikir dan mencari cara untuk memperbaiki kelemahan itu.