TUGAS 2 FISIKA DASAR 2 MAGNETOSTATIKA DISUSUN OLEH JULIAN AKMAL S. (140310170012) ROSALDI PRATAMA (140310170014) DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN Magnet dapat menarik benda-benda dari bahan tertentu Asal-usul Kemagnetan Kata magnet berasal dari kata magnesia, yang merupakan nama suatu daerah di Asia Kecil, dimana ditemukannya batu besi lebih dari 2000 tahun yang lalu. Bangsa Cina sudah menggunakan petunjuk arah kompas magnetik dalam pelayaran kira-kira mulai tahun 1200. Bahan Magnetik dan Non-magnetik Bahan Magnetik : Bahan yang dapat ditarik dengan kuat oleh magnet dan dapat dimagnetkan. Contoh : besi, baja, nikel, kobalt Bahan Non-magnetik, terdiri dari : Bahan paramagnetik, Bahan yang ditarik dengan lemah oleh magnet dan tidak dapat dimagnetkan. Contoh : alumunium, platina Bahan diamagnetik, Bahan yang ditolak dengan lemah oleh magnet dan tidak dapat dimagnetkan Contoh : seng, bismuth Hipotesa Weber Bukan magnet Magnet Besi dan baja terdiri dari atom-atom magnet yang disebut magnet elementer. Besi dan baja yang tidak bersifat magnet susunan magnet elementernya tidak teratur. Besi dan baja yang bersifat magnet susunan magnet elementernya teratur. Magnet elementer pada besi mudah diarahkan. Magnet elementer pada baja sukar diarahkan. Pengaruh magnet pada magnet-magnet elementer benda yang bersifat magnetik dan non-magnetik Magnet Memiliki Dua Kutub Kutub magnet adalah ujungujung magnet yang mempunyai gaya tarik atau gaya tolak terbesar. Setiap magnet selalu mempunyai dua buah kutub, yaitu kutub utara ( N )dan kutub selatan (S). Sifat-sifat Kutub Magnet Kutub tidak senama tarik menarik Kutub senama tolak menolak Cara Membuat Magnet 1. Dengan gosokan Dengan menggosokkan magnet secara berulangulang dan teratur pada besi dan baja, maka besi dan baja akan bersifat magnetik. Kutug magnet yang dihasilkan di ujung bahan selalu berlawanan dengan kutub magnet yang menggosoknya. 2. Dengan menggunakan arus listrik (elektromagnetik ) Arah kutub magnet dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan berikut ini : •Keempat jari = arah arus listrik ( I ) • Ibu jari = arah kutub utara ( N ) 3. Dengan Induksi Bila besi dan baja didekatkan (tidak menyentuh) pada bahan magnet yang kuat, maka besi dan baja akan menjadi magnet. Terjadinya magnet seperti ini disebut dengan induksi. Setelah dijauhkan kembali, besi akan mudah kehilangan sifat magnetnya, dan baja tetap mempertahankan sifat magnetnya. Magnet Menimbulkan Medan Magnetik di Sekitarnya Medan magnetik adalah ruang di sekitar suatu magnet di mana magnet lain atau benda lain yang mudah dipengaruhi magnet akan mengalami gaya magnetik jika diletakkan dalam ruang tersebut. Garis-garis gaya magnet atau fluks magnetik adalah garis-garis yang menggambarkan adanya medan magnetik. Sifat garis-garis gaya magnetik Garis-garis gaya magnet tidak pernah saling berpotongan. Garis-garis gaya magnet selalu keluar dari kutub utara magnet dan masuk ke kutub selatan magnet. Tempat yang garis-garis gaya magnetnya rapat menunjukkan medan magnetnya kuat, sebaliknya tempat yang garis-garis magnetiknya renggang menunjukkan medan magnetnya lemah. BUMI MEMILIKI SIFAT MAGNETIK Jarum kompas selalu menunjuk arah utara – selatan. Fakta ini menunjukkan bahwa bumi mempunyai sifat magnetik. Kutub utara dari magnet batang imajiner terdapat di dekat kutub selatan geografi bumi dan kutub selatan magnet batang imajiner terdapat di dekat kutub utara geografi bumi. Kutub Utara Geografi bumi Kutub Selatan Geografi bumi Kutub Selatan magnetik bumi Kutub Utara magnetik bumi Sudut Deklinasi dan Inklinasi Sudut deklinasi adalah sudut yang dibentuk antara arah utara-selatan geografi dengan arah utara-selatan kompas. • Sudut inklinasi adalah sudut yang dibentuk medan magnetik (garis gaya magnetik) disembarang titik dengan horisontal permukaan bumi. inklinasi Medan dan Gaya Magnet Muatan yang bergerak dalam medan magnet akan mengalami gaya magnet: v F qv B Fmagnet B Muatan uji, +q Besar gaya magnet: F qvB sin KE MANA ARAH GAYA MAGNETNYA? Gaya magnet pada proton Berapaka besarnya gaya magnet yang dialami proton dengan arah gerak membentuk sudut 60° dengan arah medan magnet yang besarnya 2.5 tesla. Proton tersebut bergerak dengan kecepatan setengah kecepatan cahaya. F (1.6 10 19 C )(1.5 10 m / s)(2.5T ) sin 60 F 5.2 1011 N 8 Gaya magnet pada kawat berarus Fmagnet ILxB Fmagnet ILB sin GAYA LORENTZ Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus Besar gaya Lorentz F = iLB sin θ L adalah panjang konduktor θ adalah sudut apit terkecil antara arah arus i arah induksi magnetik B Gaya Lorentz antara Dua Konduktor Lurus Panjang dan Sejajar Besar gaya tarik-menarik antar kedua kawat lurus F = iLB sin θ Gaya Lorentz pada Partikel Bermuatan Listrik Kawat berarus dalam medan magnetik mengalami gaya Lorentz. Lintasan yang ditempuh muatan dalam suatu selang waktu sama dengan besar kecepatan q = muatan listrik (C) v = kecepatan partikel (m s1) B = besar induksi magnetik (Wb m2= T) = sudut antara arah v dan arah B. Gerak muatan dalam medan magnet Muatan positif yang masuk ke dalam medan magnet akan dibelokan (orbit melingkar) 2 v m F qvB r mv r qB v r Frekuensi Siklotron: v qB r m B Efek Hall Gaya magnet pada petikel pembawa muatan dalam konduktor berarus akan menimbulkan beda potensial (efek hall) qvB qEH I nqvA EH vB I I v nqA nqdt IBR H VH EH d vBd t t I Koefisien Hall: RH d nq V + + + + Potensial Hall: A=dt HUKUM BIOT- SAVART Tahun 1819 Hans Christian Oersted mengamati bahwa jarum kompas dapat menyimpang di atas kawat berarus Arus listrik sebagai sumber medan magnet. HUKUM BIOT-SAVART Pada tahun 1920-an Jean-Baptiste Biot dan Felix Savart melakukan eksperimen menentukan medan magnet di sekitar kawat berarus tersebut: Medan magnet di sekitar berarus adalah: Ids rˆ dB k m 2 r 0 7 km 10 Wb / A m 4 0 - permeabilitas ruang hampa I ds ^r r Penggunaan Hukum Biot-Savart 0 ds rˆ dB I 2 4 r dB1 dB1 r1 dB r1 r ds ds1 Penggunaan Hukum Biot-Savart dB1 r1 Analog : 0 ds rˆ dB I 2 4 r 1 Q | E | 40 | r |2 Hukum Ampere Integral tertutup B·ds sama dengan 0I, I adalah arus total yang dicakupi oleh permukaan tertutup B ds 0 I a I Medan magnet di sekitar kawat berarus B ds I 0 r I B ds B ds B konstan B ds 2rB 2rB 0 I atau 0 I B 2r Medan magnet di dalam kawat berarus I0 A r B ds 2rB I 0 Circle a r2 I I0 2 I0 A R 0 I B 2r r2 2 I0 R r B 0 I 2 0 2R Medan magnet di sekitar kawat panjang berarus r B 0 I 2 0 2R 0 I0 B 2r B r R Medan Magnetik di Sekitar Kawat Melingkar Di Pusat Lingkaran B = kuat medan magnetik (T) a = jari-jari lingkaran yang terbentuk oleh kawat (m) i = kuat arus listrik (A) μo = 4π x 10−7 dalam satuan standard Medan B di dalam Toroida Toroid berbentuk donut dengan dililiti koil. B ds B2r 0 NI Maka, 0 NI B 2r ds r Medan magnet di dalam Solenoida Jika solenoida terdiri dari jumlah lilitan N dan panjang adalah l, maka: B ds Bl 0 NI B 0 NI l 0 nI ds l Konsep Indukasi Elektromagnetik Konsep Fluks Magnetik Fluks magnetik didefinisikan sebagi hasil kali antara komponen induksi magnetik tegak lurus bidang B dengan luas bidang A. = B A = (B cos ) A = BA cos GGL Induksi pada Kawat yang Memotong Medan Magnetik Perubahan fluks magnetik disebabkan oleh perubahan luas bidang kumparan yang memotong medan magnetik. Jarum amperemeter menyimpang menunjukkan bahwa dalam loop PQRS menggalir listrik yang dinamakan arus induksi. Beda potensial antara P dan Q disebut gaya gerak listrik (ggl) induksi. Bagimana cara yang mudah untuk mengingat arah arus induksi? Kaidah telapak tangan kanan untuk arus induksi: Formulasi Besar GGL Induksi GGL induksi pada Ujung-ujung Penghantar Hukum Faraday tentang Induksi Elektromagnetik Persamaan Faraday atau hukum Faraday: ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung suatu penghantar atau kumparan adalah sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop penghantar atau kumparan tersebut. GGL induksi oleh Perubahan Luas Bidang Kumparan medan magnetik B tegak lurus terhadap bidang kumparan GGL Induksi oleh Perubahan Besar Induksi Magnetik Untuk kasus (dB/dt) tetap dan arah medan magnetik B tegak lurus pada bidang loop, = 0 atau cos = cos 0 = 1. Untuk kasus laju perubahan induksi magnetik (dB/dt) tetap Persamaan Faraday untuk kasus besar induksi magnetik berubah (A dan tetap) GGL induksi Akibat Perubahan Orientasi Bidang Kumparan Contoh ggl induksi yang ditimbulkan oleh perubahan orientasi bidang kumparan adalah generator. Persamaan Fraday untuk kasus orientasi sudut berubah adalah Untuk kasus laju perubahan cos (d cos /dt) tetap Hukum Lenz tentang Arah Arus Induksi Hukum Lenz Polaritas ggl induksi selalu sedemikian rupa sehingga arus induksi yang ditimbulkannya sesalu menghasilkan fluks induksi yang menentang perubahan fluks utama yang melalui loop. Arus induksi cenderung mempertahankan fluks utama awal yang melalui rangkaian. MEDAN MAGNET DI SEKITAR ARUS LISTRIK • Percobaan Oersted (1820) a) Pada saat kawat tidak dialiri arus listrik ( I = 0 ), jarum kompas tidak menyimpang ). b) Pada saat kawat dialiri arus listrik ke atas, kutub utara jarum kompas menyimpang ke kanan. c) Pada saat kawat dialiri arus listrik ke bawah, kutub utara jarum kompas menyimpang ke kiri. Kesimpulan : 1. Di sekitar penghantar kawat yang dialiri arus listrik terdapat medan magnet. 2. Arah medan magnet bergantung pada arah arus listrik yang mengalir. 1. Garis-garis Gaya Magnetik di Sekitar Penghantar Lurus Medan magnetik ( simbol B ) di sekitar kawat penghantar lurus yang dilalui arus listrik berbentuk lingkaran, dan dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan. Arah ibu jari = arah arus listrik ( I ) Arah keempat jari = arah medan magnetik ( B ) 2. Garis-garis Gaya Magnetik pada Kumparan Berarus ( Solenoida ) Garis-garis medan magnetik yang ditunjukkan oleh pola serbuk-serbuk besi Kutub utara magnet kumparan dapat Garis-garis gaya magnetik sebuah kumparan persis sebuah magnet batang ditentukan dengan aturan tangan kanan : •Keempat jari = arah arus listrik ( I ) •Ibu jari = arah kutub utara ( N ) Elektromagnet Jika ke dalam kumparan berarus listrik diberi inti besi lunak, ternyata pengaruh kemagnetannya menjadi besar. Susunan kumparan dan inti besi lunak inilah yang disebut dengan elektromagnet atau magnet listrik. Besarnya medan magnet dari magnet listrik ditentukan oleh faktor – faktor : Kuat arus yang mengalir pada kumparan. Semakin besar arus yang mengalir, semakin besar medan magnetnya. Jumlah lilitan kumparan. Semakin banyak jumlah lilitannya, semakin besar medan magnetnya Bahan inti yang dimasukkan pada kumparan Aplikasi Induksi Elektromagnetik Generator Listrik Generator AC (Arus Bolak-balik) Generator DC (Arus Searah) Induktor Konsep ggl induksi diri sebuah kumparan Ggl induksi yang dihasilkan dalam kumparan selalu menentang perubahan fluks utama penyebabnya, disebut ggl induksi diri. ggl induksi diri sebanding dengan laju perubahan kuat arus terhadap waktu (di/dt). Satuan induktansi diri L disebut induktansi diri. Konsep Induktansi Diri Sebuah Kumparan Induksi diri antara ujungujung kumparan Induksi diri solenoida atau toroida Induktansi solenoida L = induktansi diri (henry = H), N = banyak lilitan, = fluks magnetik (Wb), i = kuat arus melalui kumparan (A) untuk toroida l = 2r, dengan r adalah jari-jari efektif. Induktansi kumparan dalam bahan L b kita bandingkan dengan induktansi solenoida tanpa inti (berisi udara) L0 . Permeabilitas relatif r dari suatu bahan adalah nilai perbandingan antara induktansi diri kumparan dengan bahan sebagai inti dan induktansi dri kumparan dengan udara (vakum) sebagai inti. Energi yang Tersimpan dalam Induktor Energi dalam kapasitor tersimpan dalam bentuk medan listrik Usaha total yang dikerjakan selam arus melalui induktor diubah i = 0 ke nilai tetap i adalah Energi Induktor Rangkaian Induktor ( L ) Sebuah kumparan induktor mempunyai induktansi diri L dipasangkan tegangan bolak-balik V, maka pada ujung2 kumparan timbul GGL induksi V Vm sin t di L i im sin( t 12 ) dt Hambatan induktif XL mempunyai harga : X L .L 2f .L XL hambatan induktif (Ohm) Hub. Antara Vdan I berbeda fase 1/2 dengan I tertinggal thd.V Rangkaian R-L-C Seri Hambatan seri R, XL dan XC dihubungkan dg teg. AC. Hukum Ohm I : VR = Tegangan pada R VR iR VC = Tegangan pada XC VL = Tegangan pada XL VL iX L VC iX C Besar tegangan total V V VR (VL VC ) 2 2 Hambatan total Z = R+ XL+ XC Z = impedansi (Ohm) 2 2 Z R (X L XC ) Kuat arus yg mengalir pada rangkaian i V Z V R 2 ( X L X C )2 Rangkaian Resonansi Jika dalam rangkaian RLC seri XL = XC maka Z R2 0 R Arus efektif pada rangkaian akan mencapai harga terbesar yaitu pada V i R Dikatakan rangkaian dalam keadaan resonansi. Dalam hal ini berlaku X L XC L 1 C Jadi frekuensi resonansinya adalah f 1 2 LC Hubungan antara harga maksimum dan efektif Vef = tegangan efektif (V) im ief Vm = tegangan maksimum (V) 2 ief = arus efektif (A) Vm im = arus maksimum (A) V ef 2 Hubungan antara harga maksimum dan rata-rata Vr = tegangan rata-rata (V) 2im ir Vm = tegangan maksimum (V) ir = arus rata-rata (A) 2Vm im = arus maksimum (A) Vr Energi Magnetik Diturunkan dari hukum imbas Faraday, jika suatu sumber tegangan dipasang pada suatu rangkaian, maka V+ε=IR Sedangkan kerja yang dilakukan oleh V untuk menggerakkan pertambahan muatan dq = I dt adalah dW = V dq = V I dt dW = - ε I dt + I.I R dt Ingat bahwa - ε I dt = I dФ, sehingga dW = I dФ + I.I R dt Suku I.I R dt adalah perubahan energi yang tidak terbalikkan oleh rangkaian, sehingga dW = I dФ Dengan cara yang sama dengan perhitungan pada energi listrik, maka diperoleh U = ½ I dФ