Uploaded by User6872

37-78-1-PB

advertisement
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
FORMULASI MASKER Peel Off DENGAN BEBERAPA
KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL BUAH NAGA SUPER MERAH
(Hylocereus costaricensis (F.A.C Weber) Britton & Rose)
Wida Ningsih, Firmansyah, Hasnatul Fitri
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang
ABSTRAK
Telah dilakukan peelitian pembuatan masker peel off mask yang mengandung an untuk
merumuskan peel off mask yang mengandung ekstrak etanol buah naga merah (Hylocereus
costaricensis (F.A.C Weber) Britton & naik) dengan konsentrasi yang bervariasi: 8%, 10%, dan 12%
b/b. Beberapa evaluasi yang dilakukan untuk setiap rumus, yaitu: organoleptik, homogenitas, stabilitas
pada 50C suhu dan suhu kamar, pH, kemampuan untuk menyebar, tes tes iritasi, kemampuan untuk
mengering, kemampuan untuk meregang, dan uji kepuasan panelis terhadap masker. Dari evaluasi,
ditemukan bahwa semua formula memenuhi persyaratan. Hasil analisis statistik menggunakan metode
Kruskal wallis menunjukkan bahwa Formula 3 (F3) paling disukai panelis dinilai dari segi warna,
baud an kelembutan.
Kata Kunci : Hylocereus costaricencis (F.A.C Weber) Britton & rose, Buah Naga Merah, Masker Peel
Off
ABSTRACT
A research had been conducted to formulate a peel off mask containing ethanolic extract of red
dragon fruits (Hylocereus costaricencis (F.A.C Weber) Britton & rose) in varied concentration: 8%,
10%, and 12% w/w. Some evaluations were done to each formula, which were: organoleptic,
homogenetic, stability at temperature 50C and room temperature, pH, ability to spread, test irritation
test, ability to dry, ability to stretch, and test of panelist satisfaction to the mask. From the evaluationts,
it was found that all of the formulas met the requirements required for a peel off mask preparation.
Result of statistical analysis using cruscal wallis method to panelist showed that formula 3 (F3) was
the most satisfying preparation assessed in terms of colour, odor, and mildness.
Keywords : Hylocereus costaricencis (F.A.C Weber) Britton & rose, Red Dragon Fruit, Masker Peel
Off
PENDAHULUAN
Kondisi lingkungan yang tidak sehat
akibat polusi udara seperti asap rokok,
pembakaran yang tidak sempurna dari
kendaraan bermotor, bahan pencemar, dan
radiasi matahari menyebabkan timbulnya
radikal
bebas.
Radikal
bebas
bisa
menyebabkan berbagai macam penyakit
seperti jantung koroner, penyakit kanker,
penyakit
katarak,
dan
penuaan dini
(Kumalaningsih,
2006).
Dalam
tubuh
ISSN : 2087-5045
sebenarnya sudah ada enzim yang dapat
menangkal radikal bebas, akan tetapi jika
radikal bebas dalam tubuh terlalu banyak,
enzim tersebut tidak mampu lagi bekerja
maksimal. Akibatnya terjadi kerusakan sel - sel
tubuh. Pada kulit efeknya adalah penurunan
elastisitas kulit secara perlahan, sehingga kulit
menjadi keriput dan timbul bintik- bintik
kecoklatan (hiperpigmentasi) (Muhtaram,
2013).
Salah satu cara untuk mencegah
kerusakan kulit akibat radikal bebas adalah
18
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
meningkatkan konsumsi buah-buahan atau
sayur-sayuran yang mengandung antioksidan (
vitamin C, vitamin E, flavonoid dan polifenol
). Buah naga super merah merupakan salah
satu buah yang paling populer dikalangan
masyarakat. Sejak dibudidayakan diwilayah
indonesia buah naga hanya dimanfaaatkan
untuk konsumsi segar, selain rasanya manis
buah naga juga memiliki kandungan gizi
bermanfaat serta berkhasiat seperti vitamin,
mineral dan kandungan serat yang cukup
tinggi. Buah naga diketahui mengandung
sejumlah antioksidan seperti vitamin C,
vitamin E, antosianin dan lycopen (Winarsih,
2007; Le bellec et al, 2006). Antosianin
merupakan senyawa flavonoid yang memiliki
kemampuan sebagai antioksidan (Santoso,
2006). Vitamin C merangsang pembentukan
kolagen dan elastin yang berfungsi menjaga
dan memelihara elastisitas kulit (Apriadji,
2007 ; Thielle, 2000). Selain itu vitamin C juga
berfungsi untuk
menghambat
oksidasi
dihidroksifenil alanin (DOPA) menjadi
melanin, sehingga mencegah
terjadinya
hiperpigmentasi pada kulit (Retno, 2007).
Masker adalah salah satu kosmetik
perawatan kulit wajah. Namun, proses
pemakaian masker pada umumnya cukup
rumit, padahal gaya hidup masyarakat
perkotaan dipenuhi dengan kesibukan.
Sehingga dibutuhkan produk masker yang
praktis dalam pemakaiannya, salah satunya
adalah dengan memakai masker peel off.
Masker peel off merupakan sediaan kosmetik
perawatan kulit wajah yang berbentuk gel dan
setelah diaplikasikan ke kulit wajah dalam
waktu tertentu hingga mengering, sediaan ini
akan membentuk lapisan film transparan yang
elastis, sehingga dapat dikelupaskan (Morris,
1993).
Berdasarkan uraian di atas, maka pada
penelitian ini mencoba untuk memformulasi
masker peel off dari ekstrak etanol buah naga
super merah (Hylocereus costaricensis (F.A.C
Weber ) Britton & Rose) dan mengevaluasi
sifat - sifat fisika masker peel off serta uji
kesukaan panelis.
ALAT DAN BAHAN
Alat
Alat-alat yang digunakan pada
penelitian ini adalah : Timbangan analitik,
kertas perkamen, kertas pH, gelas ukur 100 ml,
erlemeyer, batang pengaduk, pipet tetes,
ISSN : 2087-5045
lumpang dan stamfer, cawan penguap, pot
salep, sudip, tube, kaca objek, kaca arloji, pH
meter, kertas grafik, plastik transparan, beker
glass, plat kaca, desikator, botol maserasi, kain
flanel, tabung reaksi, furnase, krus porselen,
corong, oven, rotary evaporator.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada
penelitian ini adalah : Buah naga super merah,
alkohol 96%, asam sitrat 3%, polivinil alkohol
(PVA), carbomer 940, propilenglikol, alkohol
70%, hidroksi propil metil selulosa (HPMC),
nipagin, trietanolamin (TEA), oleum rosae,
aqua dest, kloform, etil asetat, FeCl3, HCl (p),
serbuk Mg, norit, asam sulfat (H2SO4) (P),
amoniak 0,05 N, H2SO4 2N, reagen mayer,
dapar asetat pH 4, dapar fosfat pH 7, masker
peel off pembanding
Panelis
Panelis sebanyak 30 orang perempuan
berumur 18-24 tahun. Sukarealawan dimintai
kesediaannya untuk menggunakan masker dan
mengisi blanko kesediaan sebagai panelis
METODOLOGI PENELITIAN
Pembuatan Masker Peel Off
Polivinil alkohol ditambah aqua dest
empat kalinya lalu dipanaskan dalam gelas
piala, diaduk sampai warnanya bening dan
homogen. Carbomer 940 ditaburkan dalam aq
dest biarkan 24 jam agar carbomer 940
mengembang
dengan
baik,
kemudian
ditambahkan TEA 5 tetes hingga pH 5-6.
HPMC dikembangkan dengan aqua dest,
dibiarkan selama 30 menit. Campurkan ketiga
masa dalam lumping, gerus homogen.
Tambahkan propilenglikol dan nipagin yang
telah dilarutkan dalam alkohol 70 %, gerus
sampai terbentuk massa
yang homogen.
Ekstrak buah naga dilarutkan dengan sisa aqua
dest, digerus kemudian tambahkan basis
sedikit demi sedikit gerus. Tambahkan 5 tetes
oleum.rosae gerus hingga homogen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
19
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
1. Sampel yang digunakan berupa sampel
segar sebanyak 1,200 kg didapatkan
ekstrak kental 107,39 gram dengan
rendemen 8,93%.
2. Organoleptis
Cairan kental, violet tua, bau khas, rasa
asam.
3.
Kelarutan Mudah larut dalam air,
mudah larut dalam etanol 96 %, tidak
bercampur dengan kloroform dan etil
asetat
4.
Larutan 10 % ekstrak etanol buah naga
super merah mempunyai pH = 3,11
5.
Kandungan air = 11,92%.
6.
Kadar abu = 2,24%.
7.
Uji metabolit sekunder
Ekstrak etanol buah naga mengandung
beberapa senyawa metabolit sekunder
yaitu flavonoid dan fenolik.
Hasil Evaluasi Masker Peel Off
1. Pemeriksaan organoleptis masker peel off
dari ekstrak buah naga yang
secara
visual selama 6 minggu didapatkan hasil
F0, (bentuk setengah padat, tidak
berwarna, bau khas mawar); F1, (bentuk
setengah padat, warna merah, bau khas
mawar); F2, (bentuk setengah padat,
warna merah, bau khas mawar); F3,
(bentuk setengah padat, warna merah, bau
khas mawar); P, (bentuk setengah padat,
warna merah muda, bau khas cheri).
2. Pemeriksaaan homogenitas masker peel
off dari ekstrak etanol buah
naga
menunjukkan masker yang homogen.
3. Pemeriksaan pH masker peel off dari
ekstrak etanol buah naga yang dilakukan
selama 6 minggu, menunjukkan hasil
yang berubah setiap minggunya dimana
kisaran pH pada F0= 4,65 - 4,90, F1
=3,73 -3,83, F2 = 3,60 – 3,87, pada F3 =
3,51 – 3,85, pada P = 5,04 – 5,14 .
4. Pemeriksaan uji daya menyebar masker
peeel off dari ekstrak etanol bah naga
dengan beban 1g, 2g, 5g, d uji daya
menyebar F0= (1g= 3,62cm2; 2g =
5,10cm2; 5g = 5,30cm2) F1 (1g = 4,71cm²;
2g = 5,10 cm²; 5g = 5,93 cm²) F2 (1g =
3,46 cm²; 2g = 5,10 cm²; 5g = 6,15 cm²)
F3 (1g = 5,51 cm²; 2g = 5,72 cm²;5g =
7,06 cm²) P (1g = 3,62 cm²; 2g = 3,79
cm²;5g = 6,83 cm²).
5. Hasil uji waktu mengering masker peel off
dari ekstrak etanol buah naga super merah
ISSN : 2087-5045
diperoleh waktu yang berkisar antara 24
menit – 30 menit, dimana waktu
mengering dari F0 = 00’17’’.24’’’ F1 =
00’.24”.50”’; F2 = 00’.26”.52”’; F3 =
00’.29”.45”’; P = 00’.20”.46”’ .
6. Hasil uji iritasi masker peel off dari
ekstrak etanol buah naga selama 1 hari
menunjukkan, 30 orang tidak mengalami
reaksi iritasi yang ditandai dengan tidak
munculnya kemerahan, gatal-gatal atau
bengkak pada kulit panelis.
7. Hasil pemeriksaan stabilitas terhadap
suhu 5°C dan terhadap suhu kamar 27°C
menunjukkan bahwa masker peel off dari
ekstrak etanol buah naga tidak mengalami
pemisahan dan perubahan fisik selama 6
minggu.
Pembahasan
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
memformulasi ekstrak etanol buah
naga
(Hylocereus costaricensis (F.A.C Weber)
Britton & Rose) dalam bentuk sediaan
kosmetika yaitu masker peel off dengan
menggunakan konsentrasi ekstrak yang
berbeda-beda yaitu untuk F1 (8%), F2 (10%)
dan F3 (12%).
Penggunaan konsentrasi
ekstrak ini didasarkan pada orientasi yang
telah dilakukan, dimana awalnya digunakan
konsentrasi 6%, 8%, 10% setelah dilakukan
cek pH sediaan ternyata kosentrasi 6% pH nya
4,16, sementara antosianin buah naga stabil
pada pH dibawah 3 dan warnanya akan
berubah apabila pH di atas 4 – 5 (Markakis P,
1982) dan jumlah vitamin C dalam buah naga
yaitu 8- 9 mg / 100 gram (Winarsih, 2007).
Maka konsentrasi yang digunakan pada
formulasi ini yaitu 8%, 10% dan 12%.
Buah naga mengandung sejumlah
antioksidan seperti vitamin C, vitamin E,
antosianin, lycopen (Winarsih, 2007, Le bellec
et al, 2006). Dimana antosianin merupakan
golongan flavonoid yang berfungsi sebagai
antioksidan (Santoso, 2006).
Sedangkan,
vitamin C dapat merangsang pembentukan
kolagen dan elastin yang dapat mencerahkan
kulit wajah, kombinasi antara vitamin C dan
vitamin E dapat mengaktifkan kembali vitamin
C yang telah teroksidasi (Apriadji, 2007;
Thielle, 2000). Lycopen merupakan kelompok
karotenoid sebagai senyawa yang memiliki
daya antioksidan tinggi, senyawa ini mampu
melawan radikal bebas akibat polusi dan
radiasi UV (Di Mascio et al, 1989).
20
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Sediaan dipilih dalam bentuk masker
peel off karena dinilai lebih efektif dan efisien
baik dari segi pemakaian maupun efeknya.
Dimana sediaan dalam bentuk masker peel off
ini mempunyai konsistensi seperti gel yang
mudah digunakan dengan cara dioleskan
diwajah dan dibiarkan hingga mengering dan
membentuk lapisan film tipis, transparan dan
elastis sehingga mudah untuk dilepaskan tanpa
proses pencucian seperti masker bentuk lain
pada umumnya. Dari segi efek sediaan selain
dapat memberikan efek yang sesuai dengan zat
aktif yang terkandung didalamnya, masker
peel off juga sangat efektif dalam mengangkat
sel kulit mati, komedo, minyak berlebih, dan
penyumbatan pada pori-pori (Moris, 1993).
Masker peel off yang telah dibuat
yaitu sebanyak empat formula dengan
menggunakan
komponen
basis
PVA+Carbomer
940+
HPMC
dimana
penggunaan basis ini berdasarkan hasil
orientasi, basis yang polimernya dikombinasi
menghasilkan sediaan yang ideal. PVA
digunakan sebagai pembentuk gel yang akan
menghasilkan gel yang dapat membentuk
lapisan film yang tipis, transparan dan elastis
sehingga
mudah
untuk
dilepaskan.
Penambahan HPMC dan carbomer 940 dalam
formula bertujuan untuk membentuk gel yang
lebih ideal sehingga dapat meningkatkan
viskositas dan elastisitas sediaan. Carbomer
merupakan basis gel yang pembentukan gelnya
tergantung pada pH (Allen, 2002). Carbomer
dikembangkan dalam air bersifat asam. Dalam
keadaan asam, gugus karboksil dari polimer
carbomer terputus dan terurai sebagian.
Sedangkan dalam keadaan basa dengan
penambahan TEA dalam formula ini akan
meningkatkan pemutusan gugus karboksil
menyebabkan gaya tolak menolak antara gugus
karboksil, ikatan hidrogen pada gugus
karboksil
meregang
sehingga
terjadi
peningkatan viskositas (Florence and attwood,
1998). Penambahan alkohol dapat menurunkan
viskositas dan kejernihan dari carbomer.
Dengan penambahan TEA hal tersebut dapat
diatasi, dan TEA juga dapat merubah pH gel
(Allen ,2002). Selain itu pada basis juga
ditambahkan propilenglikol yang berfungsi
sebagai plastisizer,emolien dan humektan
memiliki kemampuan untuk menarik air,
sehingga sediaan tetap lembab dan tidak
kering, disini propilenglikol juga dapat
meningkatkan viskositas sediaan, dimana
diharapkan sediaan menjadi cukup kental agar
ISSN : 2087-5045
mudah dioleskan pada kulit wajah. Untuk
memperpanjang umur simpan sediaan dalam
basis juga ditambahkan zat pengawet yaitu
nipagin. Sebagai pelarut digunakan etanol 70%
dan air suling. Etanol akan memberikan rasa
dingin ketika masker diaplikasikan pada kulit
wajah sehingga dapat menimbulkan rasa
nyaman dan dapat mempercepat proses
pengeringan
masker.
Oleum
rosae
ditambahkan untuk menutupi aroma dari
sediaan. Selain itu oleum rosae juga dipilih
sebagai pengaroma sesuai dengan sediaan yang
berwarna merah seperti bunga mawar.
Ekstrak buah naga diperoleh dari
proses maserasi. Metode ini dipilih karena
prosesnya sederhana, cukup efektif untuk
menarik zat yang diinginkan, dan tidak ada
proses pemanasan, sehingga kerusakan zat-zat
akibat suhu yang tinggi dapat dihindari. Buah
naga dengan perendaman selama 1 hari
menggunakan pelarut etanol 96%. Alasan
pemilihan etanol 96% sebagai pelarut adalah
tidak toksik, dapat mencegah pertumbuhan
bakteri dan jamur, serta karena sampel yang
digunakan adalah sampel segar. Maserasi
sampel dilakukan di tambahakan asam sitrat
3% karena kestabilan antosianin berada dalam
suasana asam. Asam sitrat 3% tidak bersifat
korosif mampu menghasilkan nilai kadar total
antosianin lebih besar. Hal tersebut sejalan
dengan penelitian (Wirda et al, 2011), bahwa
asam sitrat 3% adalah jenis pengasam yang
terbaik dalam ekstraksi antosianin kubis
merah.
Proses maserasi dilakukan selama 1
hari. Maserat kemudian disaring dulu dengan
kain flannel untuk mencegah terbawanya
pengotor-pengotor seperti serat buah, lalu
diuapkan dengan alat rotary evaporator hingga
didapatkan ekstrak kental daging buah naga
super merah (Hylocereus costaricensis (F.A.C
Weber) Brittton & Rose). Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan ekstrak etanol buah
naga super merah yang meliputi pemeriksaan
organoleptis, kelarutan, kandungan air, kadar
abu, pH, dan uji fitokimia.
Dari penelitian yang telah dilakukan
evaluasi ekstrak etanol buah naga meliputi
organoleptis bentuk kental, bau khas, warna
violet tua, rasa asam. pH 3,11 ini memenuhi
persyaratan antosianin yang stabil pada pH
dibawah 3 dan akan berubah warna jika pH
diatas 4-5 (Markakis, 1982) . Kelarutan
ekstrak buah naga super merah yaitu mudah
larut dalam air dan etanol 96%, tidak larut
21
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
dalam etil asetat dan kloroform. Kadar abu
ekstrak etanol buah naga super merah 2,24%
memenuhi persyaratan ekstrak kental (< 5%),
kandungan air ekstrak etanol buah naga super
merah 11,92% memenuhi persyaratan ekstrak
kental (<15%). Hasil uji fitokimia yaitu
mengandung flavonoid dan fenolik sesuai
dengan literatur yang menyatakan kandungan
buah naga super merah terdapat flavonoid dan
fenolik (Cahyono, 2009; Winarno, 1984).
Dalam pembuatan sediaan farmasi
diperlukan
tahapan-tahapan
seperti
preformulasi, formulasi dan proses evaluasi.
Preformulasi
memerlukan
pertimbangan
karakteristik fisika, kimia dan biologi dari
semua bahan obat dan bahan tambahan yang
digunakan dalam membuat produk tersebut
(Ansel, 1989).
Pemeriksaan terhadap bahan-bahan
tambahan juga perlu dilakukan, Pemeriksaan
meliputi organoleptis, kelarutan dan bobot
jenis. Hasil pemeriksaan telah memenuhi
persyaratan
sesuai
dengan
Farmakope
Indonesia Edisi III, Farmakope Indonesia Edisi
IV dan Handbook Pharmaceutical Excipients
Edisi II. Dengan demikian bahan-bahan yang
akan digunakan sudah dapat dipakai untuk
pembuatan masker peel off.
Pada evaluasi organoleptis masker
peel off dari ekstrak etanol buah naga yang
dilakukan selama 6 minggu didapatkan hasil
F0 (Bentuk kental, tidak berwarna , bau khas
mawar); F1 (bentuk setengah padat, warna
merah, bau khas mawar); F2 (bentuk setengah
padat, warna merah, bau khas mawar); F3
(setengah padat, warna merah, bau khas
mawar); P (setengah padat, warna merah
muda, bau khas chery). Perbedaan konsistensi
antar formula disebabkan karena konsentrasi
ekstrak yang digunakan berbeda dan jenis
pengaroma yang digunakan sama sehingga
aromanya sama. Dari hasil evaluasi
organoleptis terhadap masker yang meliputi
bentuk, warna dan bau ini menunjukkan bahwa
sediaan masker tidak mengalami perubahan
selama penyimpanan. Hal ini terjadi karena
kesesuaian antara bahan-bahan dan cara
penyimpanan sehingga tidak terjadi interaksi
kimia antara bahan yang dapat menyebabkan
perubahan-perubahan pada sediaan dan
menghasilkan suatu sediaan yang stabil pada
penyimpanan.
Pemeriksaan homogenitas masker peel
off dari ekstrak etanol buah naga yang telah
dilakukan selama 6 minggu menunjukkan hasil
ISSN : 2087-5045
sediaan yang homogen. Pemeriksaan dilakukan
dengan cara mengoleskan sediaan sebanyak
0,1 gram pada kaca objek.
Evaluasi pH masker peel off dari
ekstrak etanol
buah naga super merah
(Hylocereus costaricensis (F.A.C Weber)
Britton & Rose) yang diamati selama 6
minggu menunjukkan hasil yang berubahrubah setiap minggunya. Nilai pH ini berkisar
antara; F0 = 4,65- 4,87, F1 = 3,73 – 3,83, pada
F2 = 3,60 – 3,87, pada F3 = 3,51 – 3,85, pada
P = 5,09 – 5,14. Disini pH sediaan cenderung
asam dan menunjukkan hasil yang tidak sesuai
dengan range pH normal kulit yang berkisar
4,5-6,5 (Anwar, 2012). Hal ini disebabkan pH
bahan aktif (Ekstrak etanol buah naga super
merah) adalah asam (pH= 3,11) sehingga
dengan meningkatnya jumlah ekstrak maka pH
sediaan lebih rendah.
Pengukuran
konsistensi
dapat
dilakukan dengan cara uji daya menyebar,
prinsipnya ialah menghitung pertambahan luas
yang diberikan sediaan setelah diberi beban 1g,
2g, dan 5g. Dari hasil pemeriksaan
pertambahan luas, terlihat bahwa masker peel
off dari ekstrak etanol buah naga super merah
(Hylocereus costaricensis ( F.A.C Weber)
Britton & Rose) F3 yang memiliki
pertambahan luas paling besar dibandingkan
dengan F0,F1,F2 dan pembanding. Hal ini
disebabkan karena setelah penambahan ekstrak
pada basis F3 menghasilkan sediaan yang
konsistensinya agak encer, tapi pada saat
pengolesan tidak meleleh.
Pemeriksaan uji waktu mengering dari
masker peel off ekstrak etanol buah naga super
merah (Hylocereus costaricensis (F.A.C
Weber) Britton & Rose), menunjukkan
formula F0 memiliki waktu mengering yang
lebih cepat dibandingkan F1, F2, F3 dan
Pembanding. Hal ini dapat disebabkan karena
F0 tanpa penambahan ekstrak sehingga
konsistensi masker yang kental. F1 lebih cepat
mengering dibandingkan F2 dan F3 karena
konsistensi F1 lebih kental dari F2 dan F3. F3
konsistensinya agak encer, karena konsentrasi
ekstrak yang paling tinggi.
Pada pemeriksaan uji iritasi kulit dari
sediaan dilakukan dengan uji tempel tertutup
terhadap 30 orang panelis. Uji ini dilakukan
dengan cara 0,1 gram sediaan dioleskan pada
lengan atas bagian dalam dengan diameter 2
cm selama 24 jam. Hasil menunjukkan tidak
menyebabkan iritasi dari 30 orang panelis.
22
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Sehingga bisa disimpulkan bahwa sediaan
masih aman untuk digunakan.
Pemeriksaan stabilitas terhadap suhu
kamar dan suhu dingin menunjukkan bahwa
masker peel off dari ekstrak etanol buah naga
ini stabil selama enam minggu penyimpanan,
tidak terjadi pemisahan. Hal ini Menunjukkan
bahwa tidak terjadinya penguraian zat aktif
yang digunakan karena perubahan suhu.
Hasil uji elastisitas masker peel off dari
ekstrak etanol buah naga super merah
(Hylocereus costaricensis (F.A.C Weber)
Britton & Rose) yang dilakukan dengan
menggunakan prinsip kerja dari alat Universal
Testing Machine. Dimana pada uji ini dilihat
kemampuan masker untuk diregangkan ketika
ditarik dengan tangan sehingga diperoleh
persen pertambahan panjang. Dari evaluasi
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa F3
memiliki daya regang yang paling besar, tapi
tidak jauh berbeda dengan formula lainnya
karena konsentrasi polimer yang digunakan
sama untuk semua formula, tapi F3
mempunyai konsistensi yang agak encer
sehingga lebih mudah ditarik. Persen daya
regang
tertinggi
akan
memberikan
kenyamanan pada saat masker dikelupaskan
karena lapisan film yang terbentuk tidak
mudah terputus pada saat ditarik.
Pada uji kesukaan panelis terhadap
empat formula yang dianalisa dengan metoda
uji kruskal – wallis. Uji kesukaan dilakukan
terhadap 30 orang perempuan yang berusia 1824 tahun, tertarik terhadap uji organoleptis
sensori, mau berpartisipasi, konsisten dalam
mengambil keputusan, berbadan sehat dan
tidak menggunakan obat antihistamin. Sediaan
digunakan pada lengan bagian dalam tidak
pada kulit wajah untuk menghindari
penyimpangan etichal clearence. Berdasarkan
ranking yang tertinggi menunjukkan bahwa F3
yang paling banyak disukai oleh panelis dari
segi warna yang menarik, bau yang wangi, dan
kenyamanan, saat dioleskan dan saat
dikelupaskan tidak sakit. Konsistensi sediaan
yang ideal untuk masker peel off sehingga
mudah untuk dioleskan dan dapat melekat
dengan baik serta mudah untuk dikelupaskan
karena tidak putus ketika ditarik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
ISSN : 2087-5045
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa :
Ekstrak etanol buah naga stabil secara
fisik pada penyimpanan selama 6 minggu pada
suhu kamar dan suhu dingin, dari keempat
formula, tidak ada formula yang menyebabkan
iritasi terhadap panelis dan formula yang
terbaik berdasarkan evaluasi dan paling disukai
panelis adalah formula.
Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya
untuk menguji aktifitas antioksidan ekstrak
etanol buah naga super merah (Hylocereus
costaricensis (F.A.C Weber) Britton & Rose)
dan dapat memanfaatkan ekstrak etanol buah
naga super merah (Hylocereus costaricensis
(F.A.C Weber ) Britton & Rose) dalam bentuk
sediaan farmasetik lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. V. Jr. 2002. The Art, Science, and
Technology
of
Pharmaceutical
Compounding.
2Ed,
301-324.
Washington,D.C.:
American
Pharmaceutical Association.
Apriadji W.H 2007, Makan Enak Untuk hidup
Sehat, Bahagia & Awet Muda
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cahyono, B., 2009, Buku Terlengkap Sukses
Bertanam Buah Naga, Pustaka Mina,
Jakarta.
Di Mascio, P, Kaiser, S, Sies, H, 1989,
Lycopene as The Efficient Biological
Carotenoid Singlet Oxygen Quencher.
Archive
Florence, A.T. and Attwood, D., 1998.
Phisicochemical
Principle
of
rd
pharmacy 3 Edition, Mac Millan
Press LTD, London, p. 335-336
Kumalaningsih, S. 2006, Antioksidan Alami
Penangkal Radikal Bebas, Trubus
Agrisarana : Surabaya
Markakis, P. 1982, Stability of Anthocyanins
in Foods dalam Anthocyanins as Food
Colors. Academic Press inc. New
York
Morris, K, 1993, Depilatories Mask Scrubs
and Bleaching Preparation, Paucher’s
Perfumes Cosmetics and Soaps Hieda
Butler, Chapman and Hall, London.
23
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Muhtaram, A, 2013, Antioksidan dan Radikal
Bebas, www. metris-comunity.com
Retno I S, Latifah F, 2007, Ilmu Pengetahuan
Kosmetik, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Santoso, U. 2006, Antioksidan, Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Thiele JJ, 2000, Oxidative Target In the
Stratum Corneum A NewBasis For
oxidative strategis, J Skin Pharmacol
Appl Skin Physiol 200:14 supp I : 8791
Winarno, F. G., 1984, Kimia Pangan dan Gizi,
PT. Gramedia, Jakarta.
Winarsih,
S.2007,
Mengenal
dan
Membudidayakan Buah Naga. CV
Aneka Ilmu, Semarang
ISSN : 2087-5045
24
Download