Uploaded by User64136

m-tek-pertemuan-02a-gaya

advertisement
Semester 1
Mata Kuliah
: KD 1104/ Mekanika Teknik
Tahun
: 14Sept 2020/26muharram 1442 H
3 SKS : 2 SKS teori dan 1 SKS praktik
GAYA GAYA DAN SISTEM
KESEIMBANGAN GAYA
MEKANIKA TEKNIK MINGGU I1
DI SAMPAIKAN OLEH SUHARDI , ST.MPSDA
Poltek-PU
Prodi TKBA
Teknologi Konstruksi Bangunan Air
KEMAMPUAN AKHIR YG DI HARAPKAN / SUB CPMK :
• Mahasiswa mampu menjelaskan gaya-gaya dan system keseimbangan gaya
PENGALAMAN BELAJAR MAHASISWA
1. menyampaikan pendapat dan memberikan
jawaban relevan dalam diskusi.
2. Menuliskan ringkasan konsep-konsep materi
BENTUK & METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Small Group Discussion @
5 orang
4. Studi Kasus
5. Pembelajaran mandiri
6. Blended Learning
Kemampuan akhir yg di harapkan / Sub CPMK :
Mandiri 2x60
Praktik
Merangkum konsep gaya dan keseimbangan gaya
Membuat analisa gaya dalam studi
kasus yang dikumpulkan
BAB I
GAYA-GAYA DAN KESEIMBANGAN GAYA
• DESKRIPSI
• Bab ini akan membahas konsep gaya dan keseimbangan gaya yang mendasari perhitungan struktur
konstruksi bangunan
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Keberhasilan mahasiswa dalam menguasai bab ini, dapat diukur dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Mampu menjelaskan konsep gaya
2. Mampu menjelaskan jenis-jenis gaya pada suatu bidang
3. Mampu menghitung penguraian gaya & Mampu menggabungkan gaya
4. Mampu menjelaskan prinsip keseimbangan gaya
1. Konsep Gaya
Gaya adalah suatu besaran vektor, yaitu besaran yang mempunyai nilai mutlak dan
mempunyai arah.
Pada benda A, gaya P (mempunyai nilai) bekerja ke arah kanan (mempunyai arah). Benda A
tersebut akan bergerak ke arah kanan. Benda B dijatuhkan bebas di udara, bergerak ke arah
bawah karena ditarik oleh beratnya sendiri, yaitu gaya W. Satuan gaya dalam Standar
Internasional (SI) adalah Newton (N) dan Kilo-Newton (kN).
Gaya adalah penyebab yang mengubah sesuatu benda dari
keadaan diam menjadi bergerak, atau sebaliknya
UNSUR GAYA
a
b
Titik Tangkap
a
Arah Gaya
Besar Gaya
Garis kerja gaya
c
b
Benda berpindah dari titik a ke titik b
Pengertian Gaya
Gaya dapat didefinisikan sebagai
sesuatu yang menyebabkan benda
(titik materi) bergerak baik dari diam
maupun dari gerak lambat menjadi
lebih lambat maupun lebih cepat.
Menurut pengertian mekanika teknik,
gaya dapat diartikan sebagai muatan
yang bekerja pada suatu konstruksi,
yang tidak dapat dilepaskan dari
konstruksi itu sendiri. Dalam teknik
bangunan, gaya berasal dari
bangunan itu sendiri
Lalu perhatikan suatu sistem engsel yang
tidak dapat bergeser, namun dapat
berputar
Jika gaya P dikenakan tepat pada sendi, maka tidak
akan terjadi perputaran. Jika gaya P dikenakan di titik A
ke arah kanan, maka engsel akan berputar berlawanan
dengan arah jarum jam. Momen (PL) adalah perkalian
antara gaya (P) dengan jarak gaya terhadap titik yang
ditinjau (L), dalam hal ini sendi. Semakin besar jarak
tersebut dari sendi, semakin besar pula momen yang
terjadi. Satuan momen dalam SI adalah Newton-meter
(N-m), Newton-cm (N-cm), Kilo-Newton-meter (kN-m),
dan Kilo-Newton-cm (kN-cm).
Gaya diilustrasikan dengan anak panah dengan arah
tertentu. Momen diilustrasikan dengan anak panah
memutar
2. JENIS-JENIS GAYA
Komposisi Gaya
Pada suatu struktur mungkin bekerja lebih dari satu gaya dan
susunannya juga bermacam-macam, berbagai kemungkinan
komposisi gaya antara lain :
1. Gaya-gaya kolinear, adalah gaya-gaya yang garis
kerjanya terletak pada satu garis lurus.
F1
F2
F3
F1
2. Gaya-gaya konkuren, adalah gaya-gaya yang garis
kerjanya berpotongan melalui suatu titik.
3. Gaya-gaya nonkonkuren, adalah gaya-gaya yang garis
kerjanya berpotongan dengan yang lain tidak pada satu
titik.
4. Gaya-gaya sejajar, adalah gaya-gaya yang garis
kerjanya sejajar
F2
F1 F2 F3
F1
F2
F3
F3
3. PENGURAIAN DAN PENGGABUNGAN GAYA
Sebuah gaya dalam suatu bidang dapat diuraikan ke
dalam dua arah yang berbeda, baik pada sumbu kartesian
(saling tegak lurus) maupun sumbu lainnya
Gaya
yang
diuraikan
identik
dengan hasil uraiannya.
Artinya,
suatu
uraian-
gaya
maupun
uraiannya memberikan pengaruh
yang sama terhadap suatu objek.
Gaya a akan memindahkan sebuah
objek
dari
titik
A ke
titik
C,
begitupun gabungan gaya ax dan
Gambar Ilustrasi penguraian gaya (kiri) dan penggabungan gaya (kanan)
ay yang bekerja bersamaan, juga
Dua buah gaya (ax dan ay) yang bekerja dari titik tangkap yang
sama (A), dapat digabungkan menjadi suatu gaya (a).
penggabungan dua gaya tersebut disebut gaya resultan.
Hasil
akan memindahkan sebuah objek
dari titik A ke titik C.
CONTOH KASUS :
Sehingga:
c = a + b ……………………………………(1.2.a)
dimana
a = ax + ay …………………………………(1.2.b)
b = bx + by …………………………………(1.2.c)
begitu pun vektor c, juga dapat dinyatakan:
b
c
by
c = cx + cy …………………………………(1.2.d)
dimana
cx = ax + bx …………………………………(1.2.e)
Dengan demikian, cara yang paling mudah untuk menguraikan suatu vektor menjadi
ay
cy = ay + by …………………………………(1.2.f)
beberapa buah vektor atau menggabungkan beberapa buah vektor menjadi suatu vektor
a
ialah dengan menguraikan vektor-vektor tersebut ke dalam sumbu kartesian dan
ax
bx
Gambar 4 Ilustrasi pengoperasian gaya pada sumbu kartesian
kemudian menguraikan aau menjumlahkannya secara skalar dalam masing-masing
sumbunya (Surahman, 2012).
5. KESETARAAN GAYA
Kesetaraan Gaya
Kesetaraan gaya adalah “kesamaan pengaruh” antara gaya pengganti (resultan) dengan gaya yang
diganti (gaya komponen) tanpa memperhatikan titik tangkap gayanya. Dengan demikian pada suatu
keadaan tertentu, walaupun gaya sudah setara atau ekuivalen, ada perbedaan pengaruh antara gaya
pengganti dengan yang diganti.
Gaya
tekan
a
b Gaya
tarik
Pada prinsipnya gaya dikatakan setara apabila gaya
pengganti dan penggantinya baik gerak translasi maupun
rotasi besarnya sama
5. KESEIMBANGAN
GAYA
Suatu bangunan sipil, baik itu bangunan gedung, jembatan, maupun bendungan dapat berfungsi
dengan baik apabila berada dalam keadaan diam, atau dalam istilah lain, seimbang.
Keseimbangan tercapai apabila:
(1) tidak ada gaya yang bekerja pada suatu objek;
(2) terdapat gaya-gaya yang bekerja namun resultannya sama dengan nol. Hal ini diilustrasikan
dalam gambar poligon keseimbangan berikut:
Keseimbangan Gaya
Keseimbangan gaya adalah hampir sama dengan kesetaraan gaya bedanya pada arah gayanya. Pada
kesetaraan gaya antara gaya pengganti dengan gaya yang diganti arah yang dituju sama, sedang pada
keseimbangan gaya arah yang dituju berlawanan, gaya pengganti (reaksi) arahnya menuju titik awal dari gaya
yang diganti (aksi).
Gaya
tekan
a
Dengan kata lain keseimbangan gaya yang satu garis
kerja dapat dikatakan bahwa gaya aksi dan reaksi
besarnya sama tapi arahnya berlawanan.
b Gaya
tarik
P1
R
Keseimbangan 3 gaya
P3
P2
Contoh :
E
E
b
c
D
a
b
c
D
a
Prinsip ini sangat penting untuk dipahami karena
merupakan landasan dalam perencanaan struktur
bangunan-bangunan sipil yang diam, seimbang, dan
stabil, dan pada akhirnya mampu menjalankan fungsi
bangunannya dengan baik.
Perhatikan gambar di atas,
apabila tidak ada gaya c yang
“melawan” gaya resultan a dan
b, maka suatu objek akan
bergerak dari titik D ke titik E.
Dengan kata lain, gaya yang
menyeimbangkan mempunyai
besar yang sama tetapi
berlawanan arah dengan
resultan dari gaya-gaya sisanya
yang lain (Surahman, 2012).
Di dalam suatu bidang koplanar (dua dimensi), sumbu yang biasa digunakan secara
praktis ialah sumbu-sumbu relatif, yaitu sumbu vertikal (V) dan sumbu horizontal (H).
Agar terjadi keseimbangan dalam statika , maka dua syarat harus dipenuhi
yaitu:
………………………………………………………………………(1.3.a)
………………………………………………………………………(1.3.b)
Persamaan di atas menjamin bahwa suatu benda tidak akan bergerak ke arah horizontal maupun vertikal.
Untuk menghindari suatu benda dari berputar, maka diperlukan satu persamaan lagi yaitu:
………………………………………………………………………(1.3.c)
Bila ada sejumlah gaya yang
bekerja pada sebuah benda,
maka kesetimbangan gayagayanya ditentukan dengan
rusultan gaya. Untuk
menghitung berbagai gaya ini
digunakan sumbu ortogonal
XY, dan semua gaya dilukiskan
di dalam bidang ini agar dapat
dihitung secara aljabar,
disamping itu juga dapat
digunakan cara grafis.
Gaya Positif, suatu proyeksi gaya
pada suatu sumbu akan positif, bila
arah gaya tersebut ke kanan, atau
ke atas
Gaya negatif, suatu proyeksi
gaya pada suatu sumbu akan
negatif, bila arah gaya tersebut
ke kiri, atau ke bawah
KESIMPULAN :
•
Gaya adalah adalah interaksi apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami perubahan gerak, baik dalam bentuk arah, maupun konstruksi geometris;
•
Gaya-gaya yang dapat terjadi pada suatu bidang (2 dimensi) adalah: (i) Gaya Horizontal; (ii) Gaya Vertikal; (iii) Gaya Momen;
•
Gaya dapat diuraikan dan digabungkan;
•
Hasil penggabungan gaya-gaya disebut gaya resultan;
•
Gaya-gaya yang berada pada sumbu/lintasan yang sama dapat dioperasikan (dijumlahkan atau dikurangkan) secara skalar;
•
Cara yang paling mudah untuk menguraikan suatu vektor menjadi beberapa buah vektor atau menggabungkan beberapa buah vektor menjadi suatu vektor ialah dengan menguraikan vektor-vektor tersebut ke dalam sumbu kartesian dan kemudian menguraikan aau menjumlahkannya secara skalar dalam masing-masing
sumbunya (Surahman, 2012)
•
Gaya yang menyeimbangkan mempunyai besar yang sama tetapi berlawanan arah dengan resultan dari gaya-gaya sisanya yang lain (Surahman, 2012);
•
Terdapat 3 (tiga) syarat untuk terpenuhinya keadaan seimbang pada suatu objek di bidang 2 dimensi, yaitu: gaya resultan horizontal = 0, gaya resultan vertikal = 0, dan gaya momen resultan = 0.
MENYUSUN GAYA YANG SETARA
MENYUSUN GAYA YANG SETARA
menyusun gaya adalah memadu gaya atau mencari resultan gaya. Pada prinsipnya gaya-gaya yang
dipadu harus setara (ekuivalen) dengan gaya resultannya.
Menyusun Gaya yang Kolinier
a
Menyusun Gaya yang Kolinier yang Satu Arah
P
1
b
c
P
2
a
P
3
R
Secara analitis : R = P1 + P2 + P3
a
Menyusun Gaya yang Kolinier dengan Arah
Berlawanan
a
b
P
1
P
2
R
Secara analitis : R = P1 + P2 - P3
c
P
3
Menyusun Dua Gaya yang Konkuren
Secara grafis : gaya Resultan dapat ditentukan dengan menggunakan jajaran genjang
gaya dan atau segitiga gaya.
Arah gaya resultan
Secara analitis besarnya gaya Resultan adalah :
Menyusun beberapa Gaya yang Konkuren
Secara grafis,
Gaya resultan dapat ditentukan dengan cara:
- jajaran genjang gaya dan atau
- segi banyak.
Cara Analitis
Gaya-gaya yang akan dicari resultannya diuraikan dalam arah sumbu X dan sumbu Y. Titik tangkap
gaya-gaya harus dilalui oleh kedua sumbu tersebut. Sumbu X dapat horisontal ataupun miring. Dipilih
mana yang memudahkan perhitungan. Yang penting kedua sumbu itu saling tegak lurus.
Cara analitis ini ada juga yang menyebutnya sebagai metode proyeksi vektor gaya, karena
menggunakan konsep bahwa proyeksi resultan dari vektor gaya pada setiap sumbu adalah sama
dengan jumlah aljabar proyeksi masing-masing komponennya pada sumbu yang sama.
Perhatikan gambar
Dari gbr dibuat sumbu X horisontal dan sumbu Y vertikal.
Dalam gambar dipilih sumbu X horisontal dan sumbu Y
vertikal.
P1 diuraikan menjadi X1 = P1 cos α1 dan Y1 = P1 sin α1; P2
diuraikan menjadi X2 = P2 cos α2 dan Y2 = P2 sin α2 dan
seterusnya sehingga Pn diuraikan menjadi Xn = Pn cos αn
dan Yn = Pn sin αn.
Jadi diperoleh :
Xr= P1 cos α1 + P2 cos α2 + …… + Pn cos αn
atau secara umum ditulis :
Xr =Σ Pn cos αn
Dengan cara yang sama diperoleh :
Yr = Σ Pn sin αn
Download