Uploaded by User64001

1. Materi BAB I

advertisement
BAB I
KOMPONEN INSTALASI PENERANGAN
A. Keselamatan Kerja
Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya
kecelakaan. Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh langsung dengan
penghantar beraliran arus atau kesalahan dalam prosedur pemasangan instalasi
listrik. Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan bahaya
listrik serta tindakan keselamatan kerja. Beberapa penyebeb terjadinya kecelakaan
listrik diantaranya:
1. Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh akan
menimbulkan bahaya kejut.
2. Jaringan dengan hantaran telanjang.
3. Peralatan listrik yang rusak.
4. Kebocoran listrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila
terjadi kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau body.
5. Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka.
6. Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya sehingga
dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
7. Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan kontak
tusuk lebih dari satu (bertumpuk).
B. Komponen Instalasi
Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam
suatu rangkaian instalasi listrik. dalam pemasangan instalasi listrik banyak
macamnya, untuk memudahkan bagi siswa atau instalatir, kmoponen tersebut
dikelompokkan menjadi:
 Bahan penghantar
 Kotak kontak
 Fiting
 Saklar
 Pengaman
 Peralatan pelindung
Komponen instalasi listrik yang akan dipasang pada instalasi listrik harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
o Keandalan, menjamin kelangsungan kerja instalasi listrik pada kondisi normal.
o Keamanan, komponen instalasi yang dipasang dapat menjamin keamanan
sistem instalasi listrik.
o Kontinuitas, komponen dapat bekerja secara terus menurus pada kondisi
normal.
Di bawah ini merupakan penjelasan yang lebih mendetail tentang komponen
instalasi listrik.
1
1. Isolator atau Bahan Penyekat
Dalam pemasangan instalasi listrik, kita mengenal bahan yang dinamakan
isolator. Fungsi dari isolator adalah sebagai penyekat arus listrik karena isolator
sifatnya tidak dapat menghantarkan arus listrik. Di dalam lapangan kita
mengenal beberapa macam isolator diantaranya seperti gambar di bawah ini.
Gambar 1.1 Macam-macam Isolator
(Sumber: http://feryyelyanto.blogspot.com/2014/12/isolator.html)
2. Penghantar
Untuk instalasi listrik, penyaluran arus listriknya dari panel ke beban
maupun sebagai pengaman (penyalur arus bocor ke tanah) digunakan
penghantar listrik sesuai dengan penggunaanya. Ada dua macam penghantar
listrik yaitu:
a. Kawat
Kawat adalah penghantar tanpa dilapisi bahan isolasi yang terbuat dari
Cu, Al.
Sebagai contoh BC, BCC, A3C, ACSR.
b. Kabel
Kabel adalah penghantar yang terbungkus isolasi, ada yang berinti
tunggal dan banyak, ada yang kaku atau berserabut, ada yang dipasang di
udara atau di dalam tanah dan masing-masing digunakan sesuai dengan
kondisi pemasangannya.
Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA yang
dimilikinya dalam satuan Ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh
luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik.
Kabel instalasi yang biasa digunakan pada instalasi penerangan rumah
tinggal adalah NYA dan NYM. Pada penggunaannya kabel NYA
menggunakan pipa untuk melindungi secaramekanis ataupun melindungi
dari air dan kelembaban yang dapat merusak kabel tersebut.
2
Kabel NYA
Penghantar tembaga
Isolasi PVC
Gambar 1.2 Kabel NYA
(Sumber: Sumardjati, 2008)
Kabel NYA hanya memilki satu
penghantar berbentuk pejal, kabel jenis
ini pada umumnya digunakan pada
instalasi rumah tinggal.
Dalam instalasi rumah digunakan
ukuran 1.5 mm2 dan 2.5 mm2, berinti
tunggal, berlapis bahan isolasi PVC
(polyvinyl chloride) dan seringnya
untuk instalasi kabel udara.
Kode warna isolasi ada warna kuning, merah, biru dan hitam.
Lapisan isolasinya hanya satu lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan
air dan mudah digigit tikus. Agar aman dalam pemakaiannya pada
instalasi listrik harus menggunakan pelindung dari pipa union atau
paralon atau PVC atupun pipa fleksibel. Sehingga tidak mudah menjadi
sasaran gigitan tikus dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak
tersentuh langsung oleh orang.
Kode pengenal jenis kabel:
N : Kabel standar penghantar tembaga
Y : Isolasi dari PVC
A : Penghantar berisolasi PVC (berinti satu penghantar)
Penghantar NYM
Penghantar
Isolasi
Lapisan pembungkus
inti
Selubung PVC
Kabel NYM adalah kabel yang
memiliki beberapa penghantar dan
memiliki isolasi luar sebagai
pelindung. Digunakan untuk kabel
instalasi listrik rumah atau gedung
dan sistem tenaga.
Gambar 1.3 Kabel NYM
(Sumber: Sumardjati, 2008)
Kabel NYM berinti lebih dari satu ada yang berinti dua, tiga, atau
empat dan memiliki lapisan isolasi PVC. Kabel NYM memiliki lapisan
3
isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel
NYA tetapi harganya lebih mahal dari NYA.
Penghantar dalam pemasangan pada instalasi listrik boleh tidak
menggunakan pelindung pipa. Namun untuk memudahkan saat
penggantian kabel atau revisi, sebaliknya pada pemasangan dalam
dinding atau beton menggunakan selongsong pipa.
Kode pengenal jenis kabel:
N : Kabel standar penghantar tembaga
Y : Isolasi dari PVC
M : Kabel berselubung PVC (biasanya berinti dua, tiga atau empat
dengan isolasi PVCdua lapis)
Kabel NYY
Penghantar tembaga
Isolasi PVC
Lapisan pembungkus inti
Selubung PVC
Kabel tanah thermoplastik tanpa
perisai seperti NYY biasanya
digunakan untuk kabel tenaga
pada industri. Kabel ini juga dapat
ditanam dalam tanah dengan
syarat diberikan perlindungan
terhadap kemungkinan kerusakan
mekanis.
Gambar 1.4 Kabel NYY
(Sumber: Sumardjati, 2008)
Pada prinsipnya susunan NYY ini sama dengan susunan NYM. Hanya
tebal isolasi dan selubung luarnya serta jenis PVC yang digunakan
berbeda. Warna selubung luarnya hitam. Untuk kabel tegangan rendah
teganagan nominalnya 0,6/ 1kV dimana maksudnya:


0,6 kV : Tegangan nominal terhadap tanah
1,0 kV : Tegangan nominal antarpenghantar
4
Kabel N2XY
Penghantar
Isolasi XLPE
Lapisan pembungkus inti
Selubung PVC
Gambar 1.5 Kabel N2XY
(Sumber: Sumardjati, 2008)
Kabel tanah thermoplastik tanpa
perisai uang dipakai di PT. Pupuk
Kujang adalah N2XY. Kabel N2XY
intinya terdiri dari penghantar
tembaga dengan isolasi XLPE
berpelindung beban tembaga serta
berselubung PVC dengan tegangan
pengenal 0,6/1 kV (1,2 kV) yang
dipasang sejajar pada suatu sistem
fasa tiga.
3. Pipa Pelindung Penghantar Listrik
Fungsi pipa dalam instalasi listrik adalah untuk melindungi pemasangan
kawat penghantarnya. Dalam instalasi listrik, pipa dapat dipasang pada dinding
atau tembok, akan tetapi ada juga yang dipasang di dalam tembok. Selain itu
untuk melindungi penghantar dari sentuhan dan beban mekanis dan hasil
pemasangan instalasinya lebih baik dan rapi.
a. Jenis Pipa Pelindung
1) Pipa Union
Pipa ini dibuat dari bahan pelat besi tanpa menggunakan las,
kemudian dicat dengan meni. Pipa union dapat dibengkokkan dalam
keadaan dingin dan dapat pula dipotong dengan gergaji besi secara
mudah.
Gambar. 1.6 Pipa Union
(Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/perlengkapanuntuk-pemipaan-instalasi.html#more)
5
2) Pipa PVC
Selaian pipa union, banyak juga dipakai pipa yang terbuat dari bahan
pvc. Keuntungan pipa PVC ini bila dibandingkan dengan pipa union
antara lain: lebih mudah digunakan, lebih mudah dalam pengerjaannya
dan karena merupakan bahan isolasi maka tidak akan terjadi hubung
pendek antara penghantar dengan pipa. Di samping itu pipa PVC lebih
tahan terhadap udara lembab yang bisa menimbulkan karat atau korosi.
Gambar 1.7 Pipa PVC
(Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/perlengkapanuntuk-pemipaan-instalasi.html#more)
3) Pipa Fleksibel
Pipa jenis ini terbuat dari berbagai bahan, diantaranya dari potongan
logam dan dari PVC. Pipa fleksibel mempunyai kelebihan dibandingkan
dengan pipa yang lain, yaitu mudah dibuat belokan dengan sudut yang
bervariasi. Pipa fleksibel juga lentur sehingga dapat dipasang di lokasi
yang sulit. Penggunaan pipa fleksibel lebih khusus, terutama sebagai
pelindung pada instalasi tenaga (mesin listrik) pada industri.
Gambar 1.8 Pipa Fleksibel
(Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/perlengkapanuntuk-pemipaan-instalasi.html#more)
4. Klem atau Sengkang
Klem atau sengkang adalah suatu bahan yang dapat dipakai untuk
memasang atau menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langitlangit rumah baik yang terbuat dari tembok ataupun kayu. Klem pada
6
umumnya dipasang pada tempatnya dengan menggunakan sekrup dengan jarak
antara satu dengan yang lainnya diberi jarak sekitar 80 cm.
Gambar 1.9 Klem atau Sengkang
(Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/perlengkapanuntuk-pemipaan-instalasi.html#more)
5. Lengkungan Siku (Elbow) dan Sambungan Lurus
Dalam pekerjaan pemasangan pipa pelindung, untuk memudahkan dan
mempercepat proses pemasangan, dipasaran banyak dijual bentuk potongan
penyambung siku dan penyambung lurus. Pemakaian penyambung bentuk
lengkungan dipakai untuk memudahkan pekerjaan, karena jika membuat sendiri
akan memakan waktu cukup lama. Sedangkan penyambung lurus digunakan
untuk memperpanjang pipa lurus.
Gambar 1.10 Sambungan Siku (Elbow)
(Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/perlengkapanuntuk-pemipaan-instalasi.html#more)
7
Gambar 1.11 Sambungan Pipa Lurus
(Sumber: Sumardjati, 2008)
6. Kotak Sambung
Dalam pekerjaan memasang instalasi listrik rumah adakalanya kawat harus
disambung atau dicabangkan. Dalam peraturan instalasi listrik tidak dibenarkan
adanya sambungan kawat di dalam pipa. Hal ini dikhawatirkan sambungan
kawat akan putus saat dimasukkan dalam pipa. Karena kawat dimasukkan ke
dalam pipa ditraik dengan menggunakan kawat penarik yang kuat.
Penyambungan kawat harus dilakukan pada kotak sambung. Kita mengenal
beberapa macam cara penyambungan yaitu dengan penyambungan lurus dan
penyambungan bercabang. Dalam teknik instalasi listrik kita mengenal beberapa
macam kotak sambung seperti gambar di bawah ini.
Gambar 1.12 Macam-macam Kotak Sambung
(Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/perlengkapanuntuk-pemipaan-instalasi.html#more)
7. Saklar
Komponen instalasi listrik yang dinamakan saklar memiliki peranan penting
di dalam pemasangan jaringan instalasi rumah, karena fungsi saklar dapat
menghubungkan dan memutuskan aliran atau arus listrik yang menuju ke beban
pemakaian, misalnya lampu. Oleh karena itu saklar harus ditempatkan di
tempat yang strategis dan mudah untuk dijangkau.
8
Sebagai pengetahuan dasar dalam pembahasan digital book ini cukup
diperkenalkan beberapa macam jenis saklar yang biasa dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari seperti di rumah, di sekolah dan di kantor-kantor.
Gambar 1.13 Macam-macam Saklar
(Sumber: Sumardjati, 2008)
a. Pemasangan saklar berdasarkan konstruksi pemasangan
Pemasangan saklar berdasarkan konstruksi pemasangannya dapat dibagi
menjadi 2 macam yaitu pemasangan di dalam tembok (in bow) dan
pemasangan di luar tembok (out bow).
1) Pemasangan saklar di luar tembok (Out Bow)
Pemasangan saklar semacam ini harus dilengkapi dengan tempat
dudukan saklar. Dudukan saklar ini dalam teknik instalasi listrik
dinamakan roset kayu. Selaian itu pemasangan kawat penghantarnya
harus dimasukkan ke dalam pipa pelindung.
2) Pemasangan saklar di dalam tembok (In Bow)
Pemasangan saklar seperti ini diperlukan bahan tambahan lain yaitu
berupa mangkok yang terbuat dari plastic. Mangkok tersebut dipasang di
dalam tembok dan saklarnya dipasang pada mangkok tersebut dan
diperkokoh dengan sistem dijepit. Cara pemasangan seperti ini banyak
disukai orang karena bentuknya yang indah dan bagian pipa yang tidak
terlihat, sehingga tidak mengganggu pemandangan.
b. Macam-macam Saklar
1) Saklar Tunggal
Sesuai dengan namanya saklar jenis ini hanya dapat dipakai untuk
menyalakan sebuah lampu saja. Di antara jenis saklar yang ada, saklar
tunggal ini termasuk saklar yang sangat sederhana baik dalam bentuk
maupun konstruksinya.
9
2) Saklar Seri
Saklar seri adalah saklar yang hanya dapat menyalakan dan
memadamkan sebuah lampu atau lebih secara bergantian atau bersamasama. Saklar ini biasanya dipasang di ruang tamu atau ruang keluarga.
3) Saklar Kutub Ganda
Titik hubung saklar kutub ganda ada empat, biasanya digunakan untuk
memutus atau menghubungkan hantaran fasa dan nol secara bersamaan.
Saklar kutub ganda biasanya digunakan pada kotak sekering satu fasa.
4) Saklar Kutub Tiga
Saklar ini mempunyai enam titik hubung yang berfungsi untuk
menghubungkan dan memutuskan hantaran fasa R, S dan T secara
bersama-sama pada sumber tiga fasa.
5) Saklar Tombol Tekan (Push Botton)
Sesuai dengan namanya saklar jenis ini sistem penyambungan dan
pemutusan arus listriknya dengan cara menekan atau atau memijit tombol
tekannya. Saklar jenis ini banyak macamnya disesuaikan dengan
kebutuhan, misalnya untuk bel listrik, lampu meja.
Gambar 1.14 Saklar Tombol Tekan (Push Button)
(Sumber: Sumardjati, 2008)
c. Saklar berdasarkan cara kerja
Berdasarkan cara kerjanya saklar dibedakan menjadi dua macam yaitu
Normal Terbuka (Open Circuit) dan Normal Tertutup (Close Circuit).
 Normal terbuka atau open circuit, artinya adalah bila tombol ditekan akan
terjadi penyambungan hubungan arus listrik.
 Normal tertutup atau close circuit, artinya adalah bila tombol ditekan akan
terjadi pemutusan hubungan listrik.
Dengan adanya prinsip kerja seperti di atas, saklar juga dapat dipakai
sebagai alat bantu peralatan listrik yang dipergunakan sehari-hari.
8. Stop Kontak atau Kotak Kontak
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah stop kontak. Stop
kontak adalah tempat untuk mendapatkan sumber tegangan listrik. Tegangan
listrik tersebut diperoleh dari terminal yang mengandung tegangan fasa dan
10
tegangan nol yang ada di dalam stop kontak tersebut. Stop kontak dalam
pemasangannya harus mengikuti ketentuan atau persyaratan yang telah
dikeluarkan oleh PUIL 2000 pasal 2.5.2.6 yaitu:
“kotak kontak fase tunggal, baik yang berkutub dua maupun tiga
harus dipasang sehingga kutub netralnya ada disebelah kanan atau
disebelah bawah kutub tegangan”
Gambar 1.15 Stop Kontak
(Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2017/06/komponen-danfungsi-alat-instalasi_5.html#more)
Secara umum pemasangan stop kontak dipasang tidak jauh dari sudut
ruangan yang tingginya 1,25 meter dari lantai, jika pemasangan stop kontak
lebih rendah dari 1,25 meter stop kontak tersebuts harus mempunyai pelindung
atau penutup. Untuk ruangan tertentu yang diperkirakan menggunakan lebih
dari satu alat listrik rumah tangga, dapat dipasang stop kontak lebih dari satu.
Setiap pemasangan stop kontak harus dilengkapi dengan kabel
pentanahan/arde/PE, yang berguna untuk mengamankan manusia dari
sengatan listrik. Besar penampang kawat yang digunakan untuk pentanahan
minimal 2,5 mm2.
a. Stop Kontak Biasa
Stop kontak ini biasanya juga disebut KKB (kotak kontak biasa). Kotak
kontak yang dipasang untuk digunakan sewaktu-waktu (tidak secara tetap)
bagi peranti listrik jenis apa pun yang memerlukannya, asalkan
penggunaannya tidak melebihi batas kemampuannya. Stop kontak ini
digunakan untuk daya listrik relatif kecil. Pada instalasi rumah, stop kontak
biasa lebih banyak digunakan daripada stop kontak khusus.
11
Gambar 1.16 Stop Kontak
(Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2017/06/komponen-danfungsi-alat-instalasi_5.html#more)
b. Stop Kontak Khusus
Stop kontak ini biasanya disebut juga dengan KKK (kotak kontak khusus).
Kotak kontak yang dipasang khusus untuk digunakan secara tetap bagi suatu
jenis peranti listrik tertentu yang diketahui daya mau pun tegangannya. Stop
kontak ini digunakan untuk daya listrik yang relatif besar. Pada instalasi
rumah, stop kontak ini dipasang beberapa buah. Artinya, kebutuhan jauh
lebih sedikit dari stop kontak biasa. Contoh penggunaan stop kontak khusus
adalah untuk menyuplai listrik pada air conditioner (AC) atau water heater.
Berdasarkan cara dan bentuk pemasangannya, stop kontak khusus dapat
dipasang di luar dinding atau ditanam di dalam dinding.
Gambar 1.17 Stop Kontak Khusus
(Sumber: http://instalasilistriksurabaya.blogspot.com/2011/11/gempar-instalasi-listriksurabaya.html)
c. Pemasangan Stop Kontak berdasarkan Konstruksi Pemasangan
Seperti halnya dengan saklar, pemasangan stop kontak berdasarkan
konstruksi pemasangannya dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu pemasangan
di dalam tembok atau disebut dengan in bow dan pemasangan di luar tembok
atau disebut out bow.
1) Pemasangan Stop Kontak di luar tembok (Out Bow)
Untuk memasang stop kontak ini pada umumnya harus dilengkapi
dengan tempat dudukan stop kontak. Dudukan stop kontak ini dalam
12
tenik instalasi listrik dinamakan roset kayu. Roset kayu ini bentuknya ada
yang bulat dan ada yang persegi empat disesuaikan dengan bentuk stop
kontak yang akan dipasang. Selain itu pemasangan kawat penghantarnya
harus dimasukkan ke dalam pipa pelindung.
Dalam pemasangannya perlu diperhatikan tata letaknya harus lurus,
indah dan menarik agar bagus dipandang mata. Agar kedudukan pipa
kokoh, maka pada pipa harus dipasang klem atau sengkang. Bentuk
pemasangannya seperti gambar di bawah ini.
Gambar 1.18 Out Bow
(Sumber: Sumardjati, 2008)
2) Pemasangan Stop Kontak di dalam (In Bow)
Dalam pemasangan stop kontak diperlukan bahan tambahan lain
yaitu berupa mangkok yang terbuat dari plastic. Mangkok tersebut
dipasang di dalam tembok dan badan stop kontaknya dipasang pada
mangkok tersebut dan diperkokoh dengan sistem dijepit. Cara
pemasangan di dalam tembok ini banyak disenangi masyarakat, karena
bentuknya yang indah sebab bagian pipanya tidak terlihat sehingga tidak
mengganggu pemandangan. Bentuk pemasangan stop kontak di dalam
tembok seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
13
Gambar 1.19 Stop Kontak In Bow
(Sumber: https://24hoursworship.com/iri-hati-2-mencabut-kabel-iman/)
9. Steker atau Tusuk Kontak
Pada umumnya semua peralatan rumah tangga seperti pesawat TV, kipas
angin, lemari es dan lain-lain untuk mendapatkan tegangan listrik dari stop
kontak harus menggunakan alat listrik yang dinamakan steker atau kotak tusuk.
Seteker ini dipasang pada salah satu ujung kabel power yang terdapat pada
semua peralatan listrik. Jadi dapat disimpulkan bahwa steker adalah pasangan
lengkap dengan stop kontak.
a. Cara mencabut Steker dari Stop Kontak
Perlu diketahui bahwa pada saat akan mencabut steker dari stop kontak
jangan sekali-kali menarik bagian kabelnya karena akan menimbulkan
kerusakan pada sambungan kawatnya atau pada bagian stekernya.
Gambar 1.20 Cara Mencabut Steker yang Salah
(Sumber: https://24hoursworship.com/iri-hati-2-mencabut-kabel-iman/)
Cara yang terbaik adalah dengan cara memegang bagian steker seperti
yang digambarkan di bawah ini.
14
Gambar 1.21 Cara Mencabut Steker dengan Benar
(Sumber: https://24hoursworship.com/iri-hati-2-mencabut-kabel-iman/)
10. Lampu
Lampu yang digunakan untuk instalasi penerangan bentuk dan jenisnya
bermacam-macam, termasuk merek produksi. Konstruksi dan jenis lampu
bermacam-macam. Gambar di bawah ini menunjukkan konstruksi dari lampu
pijar dan jenis lampu lainnya.
filamen
penyangga
kawat
kontak
bola kaca
gas
Batang
kaki
lampu sorot
Gambar 1.22 Macam-macam Lampu Pijar
(Sumber: Muslim dan Joko, 2009)
11. Fitting atau Dudukan Lampu
Dalam memasang jaringan listrik rumah, selain menggunakan alat-alat listrik
seperti di atas, ada lagi alat listrik yang tidak kalah pentingnya yaitu fitting.
Fungsi dan kegunaan fitting adalah untuk menempatkan atau memasang bola
lampu yang biasa digunakan untuk penerangan sehari-hari.
Berdasarkan konstruksinya fitting terdiri dari dua bagian yaitu bagian dalam
yang berfungsi sebagai penghantar listrik dan bagian luar yang berfungsi
sebagai isolator atau pelindung. Pada bagian dalam ini terdapat cakram kontak
yang dihubungkan dengan penghantar fasa dan penghantar nol atau netral. Oleh
karena itu antara kedua kontak tersebut diberi sekat agar tidak terjadi hubung
singkat.
15
Sesuai dengan pemasangannya kita mengenal tiga macam fitting yaitu fitting
duduk, fitting gantung dan fitting kedap air.
a. Fitting Duduk
Disebut fitting duduk karena setelah dipasang fitting ini akan melekat
pada kedudukannya seperti pada dinding, langit-langit atau pada tiang kayu.
Cara memasang fitting duduk terlebih dahulu harus membuka bagian
tutupnya kea rah sebelah kiri. Kemudian melalui bagian badannya dapat
dilekatkan ke dinding dengan cara disekrupkan. Selanjutnya apabila tidak
memungkinkan dipasang secara langsung, dapat dipasang roset kayu.
Gambar 1.23 Fitting Duduk
(Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/komponeninstalasi-listrik-fitting-lampu.html)
b. Fitting Gantung
Karena dalam pemasangannya digantung di atas langit-langit dengan
menggunakan kabel snur yang dilengkapi dengan tali yang kuat, maka
fitting ini dinamkan fitting gantung. Cara memasang fitting gantung dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Sebelum memasang fitting pastikan bahwa kabel yang akan dipasang
pada fitting sudah tidak ada arus listrik, hal ini dapat dilakukan dengan
cara mamtikan saklar yang bersangkutan.
2) Setelah yakin tidak ada arus listrik, barulah buka penutup fitting.
3) Kemudian buka sekrup pengeras kabel agar kabel dapat dimasukkan dan
disambungkan pada kontaknya. Kabel yang akan dipakai harus sudah
dikupas sepanjang 1 cm dari ujungnya.
4) Kawat yang sudah dikupas selanjutnya dipasang dan dimasukkan ke
lubang titik-titik kontak dan dikencangkan dengan sekrup pengerasnya.
5) Selanjutnya tekan landasan kontaknya ke bagian atas fitting.
6) Sekarang kencangkan dan kokohkan kabel dengan cara memutar sekrup
penguat ke arah kanan.
7) Sebagai langkah terakhir kedua bagian fitting tersebut dipersatukan lagi
dengan kencang.
16
Ikatan tali
penggantung
kabel lampu
gantung
Gambar 1.24 Pemasangan Lampu dengan Fitting Gantung
(Sumber: Muslim dan Joko, 2009)
c. Fitting Kedap Air
Fitting kedap air adalah fitting yang tidak dapat kemasukan air pada bagian
dalamnya. Fitting jenis ini umumnya dipakai pada tempat yang lembab atau
tempat yang memungkinkan adanya percikan air seperti pada kamar mandi
atau tempat dekat curahan air.
Fitting kedap air ini biasanya terbuat dari porselin sehingga tidak mudah
rusak terkikis air. Kemudian pada bagian alurnya untuk mencegah
masuknya air diberi penyekat yang terbuat dari karet berbentuk gelang.
Dalam pemasangannya harus menggunakan pipa, pipa tersebut masuk ke
dalam fitting dengan menggunakan ulir yang juga diberi penyekat dari karet.
Bentuk pemasangan fitting kedap air dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1.25 Fitting Kedap Air
(Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/komponeninstalasi-listrik-fitting-lampu.html)
17
Gambar 1.26 Pemasangan Fitting Kedap Air
(Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/komponeninstalasi-listrik-fitting-lampu.html)
12. Pengaman (Sekring)
Perlu diketahui sekring adalah alat yang dapat digunakan untuk membatasi
besar arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian listrik. jadi fungsi
pengaman atau sekring digunakan untuk mengamankan kabel instalasi dari
gangguan. Dalam hal ini, apabila arus listrik melebihi ketentuan, maka sekring
tersebut akan putus. Ini menandakan bahwa tidak ada arus listrik yang mengalir
ke beban pemakaian. Arus yang berlebihan tersebut bisa saja diakibatkan oleh
beban pemakaian yang terlalu besar atau adanya hubung singkat di antara
beban yang dipakai.
Besarnya pengaman yang digunakan untuk penampang penghantar (q) = 1,5
mm2 adalah 16 A. Jika beban pada kelompok hanya sebesar 9 Ampere maka
dapat digunakan pengaman 10 A, kecuali jika pengaman tersebut putus dapat
diganti tetapi maksimal 16 A.
Untuk jenis sekring yang digunakan dapat menggunakan sekring patron atau
otomatis. Konstruksi sekring patron dapat ditunjukkan pada Gambar di bawah
ini.
Gambar 1.27 Konstruksi Sekring Patron
(Sumber: Muslim dan Joko, 2009)
Bagian-bagian dari rumah sekring ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Bagian rumah sekring terdiri dari tempat sekring, sekrup, terminal, isolasi, kotak
sekring dan tempat sekring serta tutup sekring.
18
Gambar 1.28 Bagian-bagian Rumah Sekring
(Sumber: Muslim dan Joko, 2009)
Bagian-bagian dari konstruksi sekring patron dan fungsinya sebagai berikut.
a. Piringan isarat berfungsi untuk kontak antara sekring dengan kontak pada
rumah sekring.
b. Pasir kwarsa berfungsi sebagai peredam bunga api.
c. Kawat isyarat berfungsi untuk menghubungkan antara piringan isyarat
dengan kawat lebur.
d. Kawat lebur berfungsi jika arus melebihi kapasitas atau kemampuan dari
kawat lebur dan akan putus.
e. Porselin berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian sekring patron.
f. Ujung patron berfungsi sebagai kontak antara sekring dengan kontak pada
rumah sekring.
Gambar 1.29 Konstruksi Sekring Patron
(Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/peralatanpengaman-instalasi-listrik.html)
19
Bagian-bagian sekring otomatis dan fungsinya adalah sebagai berikut.
a. Tombol tekan penutup berfungsi untuk memfungsikan sekring dan
menghubungkan kembali jika sekring terjadi pemutusan dan jika terjadi
gangguan maka posisi tombol tekan penutup ini akan keluar atau menonjol
keluar.
b. Tombol tekan berfungsi untuk memutus sekring atau mengeluarkan tombol
tekan penutup dengan caratombol tekan ditekan masuk. Dengan menekan
pada tombol ini maka sekring akan putus, dengan demikian tombol tekan
penutup posisinya keluar atau menonjol keluar.
c. Tuas lutut berfungsi untuk mengatur gerakan tombol tekan penutup jika
terjadi gangguan.
d. Saklar termis, jika terjadi arus lebih maka terjadi pemuaian dan saklar
mendorong bagian tuas lutut mendorong bagian tombol tekan penutup dan
sekring bekerja memutus rangkaian listrik ditandai dengan menonjol atau
keluarnya kontak tekan penutup keluar.
e. Kotak kontak berfungsi untuk menyambung dan memutus rangkaian, kontak
ini digerakkan oleh tuas lutut.
f. Pemutus elektromagnetik, jika arus lebih melebihi kemampuan secara
thermis maka terjadi magnit dan panas dan saklar ini bekerja sehingga terjadi
pemutusan tenaga listrik atau arus listrik.
Gambar 1.30 Bagian-bagian Sekring Otomatis
(Sumber: Muslim dan Joko, 2009)
20
Gambar 1.31 Sekring Otomatis
(Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/peralatanpengaman-instalasi-listrik.html)
C. Penyambungan Kabel
Dalam praktik pemasangan jaringan listrik banyak dijumpai pekerjaan yang
berhubungan dengan sambung menyambung kawat dan mengupas kabel, memuat
mata sambungan dan mengisolasi serta sekaligus mematrinya. Hal ini perlu
dilakukan karena jika tidak dilakukan dengan benar dapat mengakibatkan hal
sebagai berikut.
1. Sambungan kawat yang kurang sempurna dapat menimbulkan loncatan api
yang pada akhirnya dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
2. Pengupasan kabel yang kurang baik mengakibatkan sambungan kurang kontak.
3. Sistem pengisolasian yang kurang sempurna dapat menyebabkan dua kawat
yang berdekatan dapat terjadi hubung singkat yang dapat mengakibatkan
bahaya kebakaran.
1. Cara Mengupas Kabel
Untuk menghubungkan baik kabel dengan kabel atau menghubungkan
kabel dengan komponen instalasi listrik seperti saklar, stop kontak atau kontak
tusuk, kabel tersebut harus dikupas terlebih dulu bagian isolasinya. Cara
pengupasannya dapat dilakukan seperti gambar di bawah ini.
Gambar 1.32 Cara mengupas kabel
(Sumber: Muslim dan Joko, 2009)
Seperti terlihat pada gambar di atas, keratlah kira-kira 1 cm dari ujung
kabel NYA dengan menggunakan pisau atau alat pengupas khusus kabel.
Kemudian buanglah seluruh bagian isolasinya.
21
2. Cara Menyambung Kabel
Dalam teknik instalasi listrik kita mengenal beberapa cara penyambungan kabel
diantaranya.
a. Sambungan Ekor Babi
Cara penyambungan kabel dengan bentuk ekor babi banyak dilakukan
dalam pekerjaan memasang jaringan listrik rumah. Pemasangannya dapat
dilakuakn dengan langkah sebagai berikut.
Gambar 1.33 Membuat Sambungan Bentuk Ekor Babi
(Sumber: Muslim dan Joko, 2009)
Gambar 1.34 Sambungan Ekor Babi
(Sumber: Muslim dan Joko, 2009)
b. Sambungan Puntir
Sama seperti bentuk ekor babi, penyambungan kabel dengan puntir
banyak juga dilakukan dalam pekerjaan memasang instalasi listrik.
Pemasangannya dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
Gambar 1.35 Cara membuat Sambungan Puntir
(Sumber: Muslim dan Joko, 2009)
22
Gambar 1.36 Sambungan Puntir Kabel NYA
(Sumber: Muslim dan Joko, 2009)
c. Sambungan Bolak-Balik
Sambungan bolak-balik banyak digunakan dengan tujuan untuk
mendapatkan hasil sambungan yang kuat kokoh terhadap rentangan atau
tarikan beban.
d. Sambungan Cabang
Dalam pemasangan kawat penghantar, sering kita jumpai dalam kawat
penghantar yang panjang terdapat sambungan cabang. Tujuan dipasangnya
sambungan cabang adalah untuk mengambil jalan pintas yang praktis
agartidak menggunakan kawat yang panjang. Pemasangannya dapat
dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
Gambar 1.37 Membuat Sambungan
(Sumber: Muslim dan Joko, 2009)
Gambar 1.38 Sambungan Cabang tiga
(Sumber: Muslim dan Joko, 2009)
23
Gambar 1.39 Sambungan Cabang Empat
(Sumber: Muslim dan Joko, 2009)
24
Download