BAB I KOMPONEN INSTALASI PENERANGAN A. Keselamatan Kerja Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya kecelakaan. Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh langsung dengan penghantar beraliran arus atau kesalahan dalam prosedur pemasangan instalasi listrik. Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan bahaya listrik serta tindakan keselamatan kerja. Beberapa penyebeb terjadinya kecelakaan listrik diantaranya: 1. Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh akan menimbulkan bahaya kejut. 2. Jaringan dengan hantaran telanjang. 3. Peralatan listrik yang rusak. 4. Kebocoran listrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila terjadi kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau body. 5. Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka. 6. Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya sehingga dapat menimbulkan bahaya kebakaran. 7. Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan kontak tusuk lebih dari satu (bertumpuk). B. Komponen Instalasi Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi listrik. dalam pemasangan instalasi listrik banyak macamnya, untuk memudahkan bagi siswa atau instalatir, kmoponen tersebut dikelompokkan menjadi: Bahan penghantar Kotak kontak Fiting Saklar Pengaman Peralatan pelindung Komponen instalasi listrik yang akan dipasang pada instalasi listrik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: o Keandalan, menjamin kelangsungan kerja instalasi listrik pada kondisi normal. o Keamanan, komponen instalasi yang dipasang dapat menjamin keamanan sistem instalasi listrik. o Kontinuitas, komponen dapat bekerja secara terus menurus pada kondisi normal. Di bawah ini merupakan penjelasan yang lebih mendetail tentang komponen instalasi listrik. 1 1. Isolator atau Bahan Penyekat Dalam pemasangan instalasi listrik, kita mengenal bahan yang dinamakan isolator. Fungsi dari isolator adalah sebagai penyekat arus listrik karena isolator sifatnya tidak dapat menghantarkan arus listrik. Di dalam lapangan kita mengenal beberapa macam isolator diantaranya seperti gambar di bawah ini. Gambar 1.1 Macam-macam Isolator (Sumber: http://feryyelyanto.blogspot.com/2014/12/isolator.html) 2. Penghantar Untuk instalasi listrik, penyaluran arus listriknya dari panel ke beban maupun sebagai pengaman (penyalur arus bocor ke tanah) digunakan penghantar listrik sesuai dengan penggunaanya. Ada dua macam penghantar listrik yaitu: a. Kawat Kawat adalah penghantar tanpa dilapisi bahan isolasi yang terbuat dari Cu, Al. Sebagai contoh BC, BCC, A3C, ACSR. b. Kabel Kabel adalah penghantar yang terbungkus isolasi, ada yang berinti tunggal dan banyak, ada yang kaku atau berserabut, ada yang dipasang di udara atau di dalam tanah dan masing-masing digunakan sesuai dengan kondisi pemasangannya. Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA yang dimilikinya dalam satuan Ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik. Kabel instalasi yang biasa digunakan pada instalasi penerangan rumah tinggal adalah NYA dan NYM. Pada penggunaannya kabel NYA menggunakan pipa untuk melindungi secaramekanis ataupun melindungi dari air dan kelembaban yang dapat merusak kabel tersebut. 2 Kabel NYA Penghantar tembaga Isolasi PVC Gambar 1.2 Kabel NYA (Sumber: Sumardjati, 2008) Kabel NYA hanya memilki satu penghantar berbentuk pejal, kabel jenis ini pada umumnya digunakan pada instalasi rumah tinggal. Dalam instalasi rumah digunakan ukuran 1.5 mm2 dan 2.5 mm2, berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC (polyvinyl chloride) dan seringnya untuk instalasi kabel udara. Kode warna isolasi ada warna kuning, merah, biru dan hitam. Lapisan isolasinya hanya satu lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air dan mudah digigit tikus. Agar aman dalam pemakaiannya pada instalasi listrik harus menggunakan pelindung dari pipa union atau paralon atau PVC atupun pipa fleksibel. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang. Kode pengenal jenis kabel: N : Kabel standar penghantar tembaga Y : Isolasi dari PVC A : Penghantar berisolasi PVC (berinti satu penghantar) Penghantar NYM Penghantar Isolasi Lapisan pembungkus inti Selubung PVC Kabel NYM adalah kabel yang memiliki beberapa penghantar dan memiliki isolasi luar sebagai pelindung. Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan sistem tenaga. Gambar 1.3 Kabel NYM (Sumber: Sumardjati, 2008) Kabel NYM berinti lebih dari satu ada yang berinti dua, tiga, atau empat dan memiliki lapisan isolasi PVC. Kabel NYM memiliki lapisan 3 isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA tetapi harganya lebih mahal dari NYA. Penghantar dalam pemasangan pada instalasi listrik boleh tidak menggunakan pelindung pipa. Namun untuk memudahkan saat penggantian kabel atau revisi, sebaliknya pada pemasangan dalam dinding atau beton menggunakan selongsong pipa. Kode pengenal jenis kabel: N : Kabel standar penghantar tembaga Y : Isolasi dari PVC M : Kabel berselubung PVC (biasanya berinti dua, tiga atau empat dengan isolasi PVCdua lapis) Kabel NYY Penghantar tembaga Isolasi PVC Lapisan pembungkus inti Selubung PVC Kabel tanah thermoplastik tanpa perisai seperti NYY biasanya digunakan untuk kabel tenaga pada industri. Kabel ini juga dapat ditanam dalam tanah dengan syarat diberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerusakan mekanis. Gambar 1.4 Kabel NYY (Sumber: Sumardjati, 2008) Pada prinsipnya susunan NYY ini sama dengan susunan NYM. Hanya tebal isolasi dan selubung luarnya serta jenis PVC yang digunakan berbeda. Warna selubung luarnya hitam. Untuk kabel tegangan rendah teganagan nominalnya 0,6/ 1kV dimana maksudnya: 0,6 kV : Tegangan nominal terhadap tanah 1,0 kV : Tegangan nominal antarpenghantar 4 Kabel N2XY Penghantar Isolasi XLPE Lapisan pembungkus inti Selubung PVC Gambar 1.5 Kabel N2XY (Sumber: Sumardjati, 2008) Kabel tanah thermoplastik tanpa perisai uang dipakai di PT. Pupuk Kujang adalah N2XY. Kabel N2XY intinya terdiri dari penghantar tembaga dengan isolasi XLPE berpelindung beban tembaga serta berselubung PVC dengan tegangan pengenal 0,6/1 kV (1,2 kV) yang dipasang sejajar pada suatu sistem fasa tiga. 3. Pipa Pelindung Penghantar Listrik Fungsi pipa dalam instalasi listrik adalah untuk melindungi pemasangan kawat penghantarnya. Dalam instalasi listrik, pipa dapat dipasang pada dinding atau tembok, akan tetapi ada juga yang dipasang di dalam tembok. Selain itu untuk melindungi penghantar dari sentuhan dan beban mekanis dan hasil pemasangan instalasinya lebih baik dan rapi. a. Jenis Pipa Pelindung 1) Pipa Union Pipa ini dibuat dari bahan pelat besi tanpa menggunakan las, kemudian dicat dengan meni. Pipa union dapat dibengkokkan dalam keadaan dingin dan dapat pula dipotong dengan gergaji besi secara mudah. Gambar. 1.6 Pipa Union (Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/perlengkapanuntuk-pemipaan-instalasi.html#more) 5 2) Pipa PVC Selaian pipa union, banyak juga dipakai pipa yang terbuat dari bahan pvc. Keuntungan pipa PVC ini bila dibandingkan dengan pipa union antara lain: lebih mudah digunakan, lebih mudah dalam pengerjaannya dan karena merupakan bahan isolasi maka tidak akan terjadi hubung pendek antara penghantar dengan pipa. Di samping itu pipa PVC lebih tahan terhadap udara lembab yang bisa menimbulkan karat atau korosi. Gambar 1.7 Pipa PVC (Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/perlengkapanuntuk-pemipaan-instalasi.html#more) 3) Pipa Fleksibel Pipa jenis ini terbuat dari berbagai bahan, diantaranya dari potongan logam dan dari PVC. Pipa fleksibel mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pipa yang lain, yaitu mudah dibuat belokan dengan sudut yang bervariasi. Pipa fleksibel juga lentur sehingga dapat dipasang di lokasi yang sulit. Penggunaan pipa fleksibel lebih khusus, terutama sebagai pelindung pada instalasi tenaga (mesin listrik) pada industri. Gambar 1.8 Pipa Fleksibel (Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/perlengkapanuntuk-pemipaan-instalasi.html#more) 4. Klem atau Sengkang Klem atau sengkang adalah suatu bahan yang dapat dipakai untuk memasang atau menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langitlangit rumah baik yang terbuat dari tembok ataupun kayu. Klem pada 6 umumnya dipasang pada tempatnya dengan menggunakan sekrup dengan jarak antara satu dengan yang lainnya diberi jarak sekitar 80 cm. Gambar 1.9 Klem atau Sengkang (Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/perlengkapanuntuk-pemipaan-instalasi.html#more) 5. Lengkungan Siku (Elbow) dan Sambungan Lurus Dalam pekerjaan pemasangan pipa pelindung, untuk memudahkan dan mempercepat proses pemasangan, dipasaran banyak dijual bentuk potongan penyambung siku dan penyambung lurus. Pemakaian penyambung bentuk lengkungan dipakai untuk memudahkan pekerjaan, karena jika membuat sendiri akan memakan waktu cukup lama. Sedangkan penyambung lurus digunakan untuk memperpanjang pipa lurus. Gambar 1.10 Sambungan Siku (Elbow) (Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/perlengkapanuntuk-pemipaan-instalasi.html#more) 7 Gambar 1.11 Sambungan Pipa Lurus (Sumber: Sumardjati, 2008) 6. Kotak Sambung Dalam pekerjaan memasang instalasi listrik rumah adakalanya kawat harus disambung atau dicabangkan. Dalam peraturan instalasi listrik tidak dibenarkan adanya sambungan kawat di dalam pipa. Hal ini dikhawatirkan sambungan kawat akan putus saat dimasukkan dalam pipa. Karena kawat dimasukkan ke dalam pipa ditraik dengan menggunakan kawat penarik yang kuat. Penyambungan kawat harus dilakukan pada kotak sambung. Kita mengenal beberapa macam cara penyambungan yaitu dengan penyambungan lurus dan penyambungan bercabang. Dalam teknik instalasi listrik kita mengenal beberapa macam kotak sambung seperti gambar di bawah ini. Gambar 1.12 Macam-macam Kotak Sambung (Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/perlengkapanuntuk-pemipaan-instalasi.html#more) 7. Saklar Komponen instalasi listrik yang dinamakan saklar memiliki peranan penting di dalam pemasangan jaringan instalasi rumah, karena fungsi saklar dapat menghubungkan dan memutuskan aliran atau arus listrik yang menuju ke beban pemakaian, misalnya lampu. Oleh karena itu saklar harus ditempatkan di tempat yang strategis dan mudah untuk dijangkau. 8 Sebagai pengetahuan dasar dalam pembahasan digital book ini cukup diperkenalkan beberapa macam jenis saklar yang biasa dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti di rumah, di sekolah dan di kantor-kantor. Gambar 1.13 Macam-macam Saklar (Sumber: Sumardjati, 2008) a. Pemasangan saklar berdasarkan konstruksi pemasangan Pemasangan saklar berdasarkan konstruksi pemasangannya dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu pemasangan di dalam tembok (in bow) dan pemasangan di luar tembok (out bow). 1) Pemasangan saklar di luar tembok (Out Bow) Pemasangan saklar semacam ini harus dilengkapi dengan tempat dudukan saklar. Dudukan saklar ini dalam teknik instalasi listrik dinamakan roset kayu. Selaian itu pemasangan kawat penghantarnya harus dimasukkan ke dalam pipa pelindung. 2) Pemasangan saklar di dalam tembok (In Bow) Pemasangan saklar seperti ini diperlukan bahan tambahan lain yaitu berupa mangkok yang terbuat dari plastic. Mangkok tersebut dipasang di dalam tembok dan saklarnya dipasang pada mangkok tersebut dan diperkokoh dengan sistem dijepit. Cara pemasangan seperti ini banyak disukai orang karena bentuknya yang indah dan bagian pipa yang tidak terlihat, sehingga tidak mengganggu pemandangan. b. Macam-macam Saklar 1) Saklar Tunggal Sesuai dengan namanya saklar jenis ini hanya dapat dipakai untuk menyalakan sebuah lampu saja. Di antara jenis saklar yang ada, saklar tunggal ini termasuk saklar yang sangat sederhana baik dalam bentuk maupun konstruksinya. 9 2) Saklar Seri Saklar seri adalah saklar yang hanya dapat menyalakan dan memadamkan sebuah lampu atau lebih secara bergantian atau bersamasama. Saklar ini biasanya dipasang di ruang tamu atau ruang keluarga. 3) Saklar Kutub Ganda Titik hubung saklar kutub ganda ada empat, biasanya digunakan untuk memutus atau menghubungkan hantaran fasa dan nol secara bersamaan. Saklar kutub ganda biasanya digunakan pada kotak sekering satu fasa. 4) Saklar Kutub Tiga Saklar ini mempunyai enam titik hubung yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan hantaran fasa R, S dan T secara bersama-sama pada sumber tiga fasa. 5) Saklar Tombol Tekan (Push Botton) Sesuai dengan namanya saklar jenis ini sistem penyambungan dan pemutusan arus listriknya dengan cara menekan atau atau memijit tombol tekannya. Saklar jenis ini banyak macamnya disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya untuk bel listrik, lampu meja. Gambar 1.14 Saklar Tombol Tekan (Push Button) (Sumber: Sumardjati, 2008) c. Saklar berdasarkan cara kerja Berdasarkan cara kerjanya saklar dibedakan menjadi dua macam yaitu Normal Terbuka (Open Circuit) dan Normal Tertutup (Close Circuit). Normal terbuka atau open circuit, artinya adalah bila tombol ditekan akan terjadi penyambungan hubungan arus listrik. Normal tertutup atau close circuit, artinya adalah bila tombol ditekan akan terjadi pemutusan hubungan listrik. Dengan adanya prinsip kerja seperti di atas, saklar juga dapat dipakai sebagai alat bantu peralatan listrik yang dipergunakan sehari-hari. 8. Stop Kontak atau Kotak Kontak Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah stop kontak. Stop kontak adalah tempat untuk mendapatkan sumber tegangan listrik. Tegangan listrik tersebut diperoleh dari terminal yang mengandung tegangan fasa dan 10 tegangan nol yang ada di dalam stop kontak tersebut. Stop kontak dalam pemasangannya harus mengikuti ketentuan atau persyaratan yang telah dikeluarkan oleh PUIL 2000 pasal 2.5.2.6 yaitu: “kotak kontak fase tunggal, baik yang berkutub dua maupun tiga harus dipasang sehingga kutub netralnya ada disebelah kanan atau disebelah bawah kutub tegangan” Gambar 1.15 Stop Kontak (Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2017/06/komponen-danfungsi-alat-instalasi_5.html#more) Secara umum pemasangan stop kontak dipasang tidak jauh dari sudut ruangan yang tingginya 1,25 meter dari lantai, jika pemasangan stop kontak lebih rendah dari 1,25 meter stop kontak tersebuts harus mempunyai pelindung atau penutup. Untuk ruangan tertentu yang diperkirakan menggunakan lebih dari satu alat listrik rumah tangga, dapat dipasang stop kontak lebih dari satu. Setiap pemasangan stop kontak harus dilengkapi dengan kabel pentanahan/arde/PE, yang berguna untuk mengamankan manusia dari sengatan listrik. Besar penampang kawat yang digunakan untuk pentanahan minimal 2,5 mm2. a. Stop Kontak Biasa Stop kontak ini biasanya juga disebut KKB (kotak kontak biasa). Kotak kontak yang dipasang untuk digunakan sewaktu-waktu (tidak secara tetap) bagi peranti listrik jenis apa pun yang memerlukannya, asalkan penggunaannya tidak melebihi batas kemampuannya. Stop kontak ini digunakan untuk daya listrik relatif kecil. Pada instalasi rumah, stop kontak biasa lebih banyak digunakan daripada stop kontak khusus. 11 Gambar 1.16 Stop Kontak (Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2017/06/komponen-danfungsi-alat-instalasi_5.html#more) b. Stop Kontak Khusus Stop kontak ini biasanya disebut juga dengan KKK (kotak kontak khusus). Kotak kontak yang dipasang khusus untuk digunakan secara tetap bagi suatu jenis peranti listrik tertentu yang diketahui daya mau pun tegangannya. Stop kontak ini digunakan untuk daya listrik yang relatif besar. Pada instalasi rumah, stop kontak ini dipasang beberapa buah. Artinya, kebutuhan jauh lebih sedikit dari stop kontak biasa. Contoh penggunaan stop kontak khusus adalah untuk menyuplai listrik pada air conditioner (AC) atau water heater. Berdasarkan cara dan bentuk pemasangannya, stop kontak khusus dapat dipasang di luar dinding atau ditanam di dalam dinding. Gambar 1.17 Stop Kontak Khusus (Sumber: http://instalasilistriksurabaya.blogspot.com/2011/11/gempar-instalasi-listriksurabaya.html) c. Pemasangan Stop Kontak berdasarkan Konstruksi Pemasangan Seperti halnya dengan saklar, pemasangan stop kontak berdasarkan konstruksi pemasangannya dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu pemasangan di dalam tembok atau disebut dengan in bow dan pemasangan di luar tembok atau disebut out bow. 1) Pemasangan Stop Kontak di luar tembok (Out Bow) Untuk memasang stop kontak ini pada umumnya harus dilengkapi dengan tempat dudukan stop kontak. Dudukan stop kontak ini dalam 12 tenik instalasi listrik dinamakan roset kayu. Roset kayu ini bentuknya ada yang bulat dan ada yang persegi empat disesuaikan dengan bentuk stop kontak yang akan dipasang. Selain itu pemasangan kawat penghantarnya harus dimasukkan ke dalam pipa pelindung. Dalam pemasangannya perlu diperhatikan tata letaknya harus lurus, indah dan menarik agar bagus dipandang mata. Agar kedudukan pipa kokoh, maka pada pipa harus dipasang klem atau sengkang. Bentuk pemasangannya seperti gambar di bawah ini. Gambar 1.18 Out Bow (Sumber: Sumardjati, 2008) 2) Pemasangan Stop Kontak di dalam (In Bow) Dalam pemasangan stop kontak diperlukan bahan tambahan lain yaitu berupa mangkok yang terbuat dari plastic. Mangkok tersebut dipasang di dalam tembok dan badan stop kontaknya dipasang pada mangkok tersebut dan diperkokoh dengan sistem dijepit. Cara pemasangan di dalam tembok ini banyak disenangi masyarakat, karena bentuknya yang indah sebab bagian pipanya tidak terlihat sehingga tidak mengganggu pemandangan. Bentuk pemasangan stop kontak di dalam tembok seperti terlihat pada gambar di bawah ini. 13 Gambar 1.19 Stop Kontak In Bow (Sumber: https://24hoursworship.com/iri-hati-2-mencabut-kabel-iman/) 9. Steker atau Tusuk Kontak Pada umumnya semua peralatan rumah tangga seperti pesawat TV, kipas angin, lemari es dan lain-lain untuk mendapatkan tegangan listrik dari stop kontak harus menggunakan alat listrik yang dinamakan steker atau kotak tusuk. Seteker ini dipasang pada salah satu ujung kabel power yang terdapat pada semua peralatan listrik. Jadi dapat disimpulkan bahwa steker adalah pasangan lengkap dengan stop kontak. a. Cara mencabut Steker dari Stop Kontak Perlu diketahui bahwa pada saat akan mencabut steker dari stop kontak jangan sekali-kali menarik bagian kabelnya karena akan menimbulkan kerusakan pada sambungan kawatnya atau pada bagian stekernya. Gambar 1.20 Cara Mencabut Steker yang Salah (Sumber: https://24hoursworship.com/iri-hati-2-mencabut-kabel-iman/) Cara yang terbaik adalah dengan cara memegang bagian steker seperti yang digambarkan di bawah ini. 14 Gambar 1.21 Cara Mencabut Steker dengan Benar (Sumber: https://24hoursworship.com/iri-hati-2-mencabut-kabel-iman/) 10. Lampu Lampu yang digunakan untuk instalasi penerangan bentuk dan jenisnya bermacam-macam, termasuk merek produksi. Konstruksi dan jenis lampu bermacam-macam. Gambar di bawah ini menunjukkan konstruksi dari lampu pijar dan jenis lampu lainnya. filamen penyangga kawat kontak bola kaca gas Batang kaki lampu sorot Gambar 1.22 Macam-macam Lampu Pijar (Sumber: Muslim dan Joko, 2009) 11. Fitting atau Dudukan Lampu Dalam memasang jaringan listrik rumah, selain menggunakan alat-alat listrik seperti di atas, ada lagi alat listrik yang tidak kalah pentingnya yaitu fitting. Fungsi dan kegunaan fitting adalah untuk menempatkan atau memasang bola lampu yang biasa digunakan untuk penerangan sehari-hari. Berdasarkan konstruksinya fitting terdiri dari dua bagian yaitu bagian dalam yang berfungsi sebagai penghantar listrik dan bagian luar yang berfungsi sebagai isolator atau pelindung. Pada bagian dalam ini terdapat cakram kontak yang dihubungkan dengan penghantar fasa dan penghantar nol atau netral. Oleh karena itu antara kedua kontak tersebut diberi sekat agar tidak terjadi hubung singkat. 15 Sesuai dengan pemasangannya kita mengenal tiga macam fitting yaitu fitting duduk, fitting gantung dan fitting kedap air. a. Fitting Duduk Disebut fitting duduk karena setelah dipasang fitting ini akan melekat pada kedudukannya seperti pada dinding, langit-langit atau pada tiang kayu. Cara memasang fitting duduk terlebih dahulu harus membuka bagian tutupnya kea rah sebelah kiri. Kemudian melalui bagian badannya dapat dilekatkan ke dinding dengan cara disekrupkan. Selanjutnya apabila tidak memungkinkan dipasang secara langsung, dapat dipasang roset kayu. Gambar 1.23 Fitting Duduk (Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/komponeninstalasi-listrik-fitting-lampu.html) b. Fitting Gantung Karena dalam pemasangannya digantung di atas langit-langit dengan menggunakan kabel snur yang dilengkapi dengan tali yang kuat, maka fitting ini dinamkan fitting gantung. Cara memasang fitting gantung dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Sebelum memasang fitting pastikan bahwa kabel yang akan dipasang pada fitting sudah tidak ada arus listrik, hal ini dapat dilakukan dengan cara mamtikan saklar yang bersangkutan. 2) Setelah yakin tidak ada arus listrik, barulah buka penutup fitting. 3) Kemudian buka sekrup pengeras kabel agar kabel dapat dimasukkan dan disambungkan pada kontaknya. Kabel yang akan dipakai harus sudah dikupas sepanjang 1 cm dari ujungnya. 4) Kawat yang sudah dikupas selanjutnya dipasang dan dimasukkan ke lubang titik-titik kontak dan dikencangkan dengan sekrup pengerasnya. 5) Selanjutnya tekan landasan kontaknya ke bagian atas fitting. 6) Sekarang kencangkan dan kokohkan kabel dengan cara memutar sekrup penguat ke arah kanan. 7) Sebagai langkah terakhir kedua bagian fitting tersebut dipersatukan lagi dengan kencang. 16 Ikatan tali penggantung kabel lampu gantung Gambar 1.24 Pemasangan Lampu dengan Fitting Gantung (Sumber: Muslim dan Joko, 2009) c. Fitting Kedap Air Fitting kedap air adalah fitting yang tidak dapat kemasukan air pada bagian dalamnya. Fitting jenis ini umumnya dipakai pada tempat yang lembab atau tempat yang memungkinkan adanya percikan air seperti pada kamar mandi atau tempat dekat curahan air. Fitting kedap air ini biasanya terbuat dari porselin sehingga tidak mudah rusak terkikis air. Kemudian pada bagian alurnya untuk mencegah masuknya air diberi penyekat yang terbuat dari karet berbentuk gelang. Dalam pemasangannya harus menggunakan pipa, pipa tersebut masuk ke dalam fitting dengan menggunakan ulir yang juga diberi penyekat dari karet. Bentuk pemasangan fitting kedap air dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 1.25 Fitting Kedap Air (Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/komponeninstalasi-listrik-fitting-lampu.html) 17 Gambar 1.26 Pemasangan Fitting Kedap Air (Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/komponeninstalasi-listrik-fitting-lampu.html) 12. Pengaman (Sekring) Perlu diketahui sekring adalah alat yang dapat digunakan untuk membatasi besar arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian listrik. jadi fungsi pengaman atau sekring digunakan untuk mengamankan kabel instalasi dari gangguan. Dalam hal ini, apabila arus listrik melebihi ketentuan, maka sekring tersebut akan putus. Ini menandakan bahwa tidak ada arus listrik yang mengalir ke beban pemakaian. Arus yang berlebihan tersebut bisa saja diakibatkan oleh beban pemakaian yang terlalu besar atau adanya hubung singkat di antara beban yang dipakai. Besarnya pengaman yang digunakan untuk penampang penghantar (q) = 1,5 mm2 adalah 16 A. Jika beban pada kelompok hanya sebesar 9 Ampere maka dapat digunakan pengaman 10 A, kecuali jika pengaman tersebut putus dapat diganti tetapi maksimal 16 A. Untuk jenis sekring yang digunakan dapat menggunakan sekring patron atau otomatis. Konstruksi sekring patron dapat ditunjukkan pada Gambar di bawah ini. Gambar 1.27 Konstruksi Sekring Patron (Sumber: Muslim dan Joko, 2009) Bagian-bagian dari rumah sekring ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Bagian rumah sekring terdiri dari tempat sekring, sekrup, terminal, isolasi, kotak sekring dan tempat sekring serta tutup sekring. 18 Gambar 1.28 Bagian-bagian Rumah Sekring (Sumber: Muslim dan Joko, 2009) Bagian-bagian dari konstruksi sekring patron dan fungsinya sebagai berikut. a. Piringan isarat berfungsi untuk kontak antara sekring dengan kontak pada rumah sekring. b. Pasir kwarsa berfungsi sebagai peredam bunga api. c. Kawat isyarat berfungsi untuk menghubungkan antara piringan isyarat dengan kawat lebur. d. Kawat lebur berfungsi jika arus melebihi kapasitas atau kemampuan dari kawat lebur dan akan putus. e. Porselin berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian sekring patron. f. Ujung patron berfungsi sebagai kontak antara sekring dengan kontak pada rumah sekring. Gambar 1.29 Konstruksi Sekring Patron (Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/peralatanpengaman-instalasi-listrik.html) 19 Bagian-bagian sekring otomatis dan fungsinya adalah sebagai berikut. a. Tombol tekan penutup berfungsi untuk memfungsikan sekring dan menghubungkan kembali jika sekring terjadi pemutusan dan jika terjadi gangguan maka posisi tombol tekan penutup ini akan keluar atau menonjol keluar. b. Tombol tekan berfungsi untuk memutus sekring atau mengeluarkan tombol tekan penutup dengan caratombol tekan ditekan masuk. Dengan menekan pada tombol ini maka sekring akan putus, dengan demikian tombol tekan penutup posisinya keluar atau menonjol keluar. c. Tuas lutut berfungsi untuk mengatur gerakan tombol tekan penutup jika terjadi gangguan. d. Saklar termis, jika terjadi arus lebih maka terjadi pemuaian dan saklar mendorong bagian tuas lutut mendorong bagian tombol tekan penutup dan sekring bekerja memutus rangkaian listrik ditandai dengan menonjol atau keluarnya kontak tekan penutup keluar. e. Kotak kontak berfungsi untuk menyambung dan memutus rangkaian, kontak ini digerakkan oleh tuas lutut. f. Pemutus elektromagnetik, jika arus lebih melebihi kemampuan secara thermis maka terjadi magnit dan panas dan saklar ini bekerja sehingga terjadi pemutusan tenaga listrik atau arus listrik. Gambar 1.30 Bagian-bagian Sekring Otomatis (Sumber: Muslim dan Joko, 2009) 20 Gambar 1.31 Sekring Otomatis (Sumber: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/11/peralatanpengaman-instalasi-listrik.html) C. Penyambungan Kabel Dalam praktik pemasangan jaringan listrik banyak dijumpai pekerjaan yang berhubungan dengan sambung menyambung kawat dan mengupas kabel, memuat mata sambungan dan mengisolasi serta sekaligus mematrinya. Hal ini perlu dilakukan karena jika tidak dilakukan dengan benar dapat mengakibatkan hal sebagai berikut. 1. Sambungan kawat yang kurang sempurna dapat menimbulkan loncatan api yang pada akhirnya dapat menimbulkan bahaya kebakaran. 2. Pengupasan kabel yang kurang baik mengakibatkan sambungan kurang kontak. 3. Sistem pengisolasian yang kurang sempurna dapat menyebabkan dua kawat yang berdekatan dapat terjadi hubung singkat yang dapat mengakibatkan bahaya kebakaran. 1. Cara Mengupas Kabel Untuk menghubungkan baik kabel dengan kabel atau menghubungkan kabel dengan komponen instalasi listrik seperti saklar, stop kontak atau kontak tusuk, kabel tersebut harus dikupas terlebih dulu bagian isolasinya. Cara pengupasannya dapat dilakukan seperti gambar di bawah ini. Gambar 1.32 Cara mengupas kabel (Sumber: Muslim dan Joko, 2009) Seperti terlihat pada gambar di atas, keratlah kira-kira 1 cm dari ujung kabel NYA dengan menggunakan pisau atau alat pengupas khusus kabel. Kemudian buanglah seluruh bagian isolasinya. 21 2. Cara Menyambung Kabel Dalam teknik instalasi listrik kita mengenal beberapa cara penyambungan kabel diantaranya. a. Sambungan Ekor Babi Cara penyambungan kabel dengan bentuk ekor babi banyak dilakukan dalam pekerjaan memasang jaringan listrik rumah. Pemasangannya dapat dilakuakn dengan langkah sebagai berikut. Gambar 1.33 Membuat Sambungan Bentuk Ekor Babi (Sumber: Muslim dan Joko, 2009) Gambar 1.34 Sambungan Ekor Babi (Sumber: Muslim dan Joko, 2009) b. Sambungan Puntir Sama seperti bentuk ekor babi, penyambungan kabel dengan puntir banyak juga dilakukan dalam pekerjaan memasang instalasi listrik. Pemasangannya dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut. Gambar 1.35 Cara membuat Sambungan Puntir (Sumber: Muslim dan Joko, 2009) 22 Gambar 1.36 Sambungan Puntir Kabel NYA (Sumber: Muslim dan Joko, 2009) c. Sambungan Bolak-Balik Sambungan bolak-balik banyak digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil sambungan yang kuat kokoh terhadap rentangan atau tarikan beban. d. Sambungan Cabang Dalam pemasangan kawat penghantar, sering kita jumpai dalam kawat penghantar yang panjang terdapat sambungan cabang. Tujuan dipasangnya sambungan cabang adalah untuk mengambil jalan pintas yang praktis agartidak menggunakan kawat yang panjang. Pemasangannya dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut. Gambar 1.37 Membuat Sambungan (Sumber: Muslim dan Joko, 2009) Gambar 1.38 Sambungan Cabang tiga (Sumber: Muslim dan Joko, 2009) 23 Gambar 1.39 Sambungan Cabang Empat (Sumber: Muslim dan Joko, 2009) 24