PROPOSAL PENELITIAN ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, PRODUK DOMESTIK BRUTO, DAN CADANGAN DEVISA TERHADAP PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 2010 - 2018 CITRA REDIA PUTRI 211709602/3SE2 PROGRAM STUDI : DIPLOMA IV STATISTIKA PEMINATAN : STATISTIKA EKONOMI POLITEKNIK STATISTIKA STIS JAKARTA 2019 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... iii BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3 1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3 BAB II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN .................................. 5 2.1 Landasan Teori ............................................................................................ 5 2.2 Kerangka Pemikiran dan Model Penelitian ..................................................... 8 2.3 Hipotesis Penelitian....................................................................................... 9 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 10 3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 10 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................................ 10 3.3 Jenis dam Sumber Data ............................................................................. 11 3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 11 3.5 Metode Analisis ......................................................................................... 11 3.6 Rancangan Uji Hipotesis ............................................................................ 15 3.7 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian .......................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... xvii ii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Penanaman Modal Asing Indonesia 2010 – 2018 (Rp Truliun) ................... 2 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 9 iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanaman modal asing maupun domestik merupakan langkah awal kegiatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Namun pada kenyataannya Indonesia masih mengalami kesulitan dalam hal menyediakan modal yang cukup untuk melaksanakan pembangunan ekonomi. Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan pinjaman luar negeri saja untuk mendapatkan modal yang cukup sehingga Indonesia menggalakkan penanaman modal khususnya Penanaman Modal Asing (PMA). Menurut Fuady (2008:67), yang dimaksudkan penanaman modal asing secara langsung adalah model penanaman asing yang dilakukan dengan mana pihak asing atau perusahaan asing membeli langsung (tanpa lewat pasar modal) saham perusahaan nasional atau mendirikan perusahaan baru, baik lewat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atau lewat departemen lain. Investasi asing sangat diperlukan untuk pembiayaan program percepatan pembangunan nasional. Menurut Leitao (2010) dikatakan bahwa investasi merupakan indikator keterbukaan dan ini sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi. Menurut Sarwedi (2002), menjelaskan bahwa Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan dana yang besar untuk menjalankan pembangunan nasional, karena Indonesia masih mencari dana untuk pembangunan dalam upaya menyetarakan pembangunan di berbagai sektor dari negara maju, di tingkat regional maupun global. Aliran modal asing yang masuk dapat menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan pendapatan negara. Dewasa ini, pembangunan infrastruktur merupakan prioritas utama pemerintah untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan bersaing dalam pasar global karena dengan infrastruktur yang baik, kegiatan produksi dapat semakin efisien sehingga produk yang dihasilkan memiliki daya saing dalam pasar global. Oleh karena itu, modal yang cukup akan membawa pada pertumbuhan ekonomi dan akan meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya bagi para pengusaha yang membutuhkan dukungan dana untuk mengembangkan usahanya. Sementara itu, berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), penanaman modal asing di Indonesia pada tahun 2018 mengalami penurunan dan masih jauh dari target. Secara keseluruhan, total investasi pada kuartal IV-2018 yaitu sebesar Rp 185,6 triliun, yang berarti menagalami kenaikan sebesar 3,34% dibandingkan dengan kuartal IV-2017. Perkembangan penanaman modal asing dapat dilihat dalam bentuk gambar 1 di bawah ini. 1 2 Penanaman Modal Asing di Indonesia (Rp Triliun) Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Gambar 1.1 Penanaman Modal Asing Indonesia 2010 – 2018 (Rp Triliun) Berdasarkan Gambar 1, dapat diinterpretasikan bahwa grafik penanaman modal asing mengalami kenaikan yang signifiakan dari tahun 2010 hingga 2017, tetapi mengalami penurunan pada tahun 2018 dan lumayan signifikan pada kuartal III. Porsi Penanaman Modal Asing (PMA) pada tahun 2018 kuartal III tercatat sebesar Rp 89,1 triliun, atau turun 20,23% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang berada di posisi Rp 111,7 triliun. Kepala BKPM, Thomas Lembong mengungkapkan lesunya investasi disebabkan beberapa faktor, diantaranya yaitu pelemahan rupiah hingga defisit neraca dagang. Fluktuasi nilai rupiah terhadap Dolar AS yang dipicu oleh kenaikan suku bunga AS dan semakin kuatnya dolar di pasar global, selain itu terjadinya negatif neraca perdagangan periode Januari-September 2018, perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok dan negara lain menyebabkan investor menunda realisasi investasi yang sudah direncanakan sehingga realisasi triwulan III-2018 mengalami penurunan Tingkat suku bunga merupakan harga dari penggunaan dana investasi. Tingkat suku bunga bank komersial terpengaruh oleh BI rate dan salah satu yang mempengaruhi indikator dalam menentukan seseorang dapat melakukan investasi atau menabung (Boediono, 1994). Suku bunga atau BI rate dapat mempengaruhi sebuah investasi di indonesia karena suku bunga menjadi bahan pertimbangan dalam penanaman modal asing dengan tingkat suku asing.Terjadinya peningkatan suku bunga mengakibatkan investasi akan mengalami suatu penurunan dan begitu sebaliknya, apabila suku bunga turun sehingga investasi akan mengalami suatu peningkatan hal ini dikarenakan biaya dari investasi mengalami penurunan (Ernita, 2013). Produk domestik bruto (PDB) merupakan indikator dalam mengukur ekonomi dalam besarnya sebuah pasar. Dalam jangka panjang PDB dapat menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia. Setiap terdapat kenaikan pada PDB riil maka akan menaikkan jumlah investasi asing yang masuk 3 dari dalam maupun dari luar negeri langsung kedalam perekonomian (Kesit Bambang, 2003). Sementara itu, menurut penelitian Sarwedi (2002), menemukan bahwa Gross Domestic Product (GDP) merupakan indikator pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan yang positif terhadap PMA, karena faktor ekonomi suatu negara dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di negara tersebut. Selain itu, perubahan PMA di Indonesia dipengaruhi oleh cadangan devisa. Cadangan Devisa merupakan stok emas dan mata uang asing yang dimiliki dan sewaktu-waku digunakan untuk transaksi atau pembayaran internasional (Nilawati, 2000:162). Besar kecilnya cadangan devisa tergantung pada neraca pembayaran. Semakin menuruunya cadangan devisa merupakan salah satu penyebab tingginya tingkat kerentanan ekonomi Indonesia yaitu makin memperburuk kondisi perekonomian nasional (Prayitno dan Sandjaya, 2001). Oleh karena itu, hal tersebut akan mengurangi kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia yang menyebabkan menurunnya tingkat investasi asing. Investasi asing yang menurun terus menerus akan membawa perekonomian Indonesia ke kondisi yang buruk, salah satunya yaitu menurunnya serapan tenaga kerja. Oleh karena itu, penulis ingin menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia. Berdasarkan penjelasan di atas, variabel – variabel yang digunakan meliputi tingkat suku bunga, Produk Domestik Bruto (PDB), dan cadangan devisa. Periode waktu yang digunakan untuk analisis yaitu data kuartal mulai dari tahun 2010 hingga 2018 menggunakan metode Error Correction Model (ECM) untuk mengetahui faktor jangka panjang dan pendek. 1.2 Identifikasi Masalah Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalahmasalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia? 2. Bagaimanakah pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia? 3. Bagaimanakah pengaruh cadangan devisa terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang disuusn maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia 2. Untuk mengetetahui pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia 3. Untuk mengetetahui pengaruh cadangan devisa terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan, yaitu : 1. Bagi Pemerintah dapat berperan sebagai pengambil kebijakan, dari penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan untuk mnentukan kebijakan yang tepat. 4 2. Bagi akademis diharapkan dapat pergunakan sebagai aplikasi dari teori - teori eonomi makro sehingga dapat menambah referensi dalam mengetahui secara teoritis mengenai penanaman modal asing di Indonesia. 3. Bagi masyarakat umum penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing. BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Penanaman Modal Asing (PMA) Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 dalam Pasal 1 Ayat 9 Tentang Penanaman Modal, penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Sementara itu, menurut Salim dan Budi (2008: 149) penanaman modal asing merupakan transfer modal baik nyata maupun tidak nyata dari suatu negara ke negara lain atau pemindahan modal. Tujuan pemindahan modal ini digunakan di negara tersebut agar menghasilkan keuntungan dibawah pengawasan dari pemilik modal, baik total maupun sebagian. Selain itu, penanaman modal asing mempunyai kelebihan yaitu sifatnya jangka panjang, dapat memberikan keadilan dalam pergantian teknologi, pergantian manajemen dan membuka lapangan kerja yang baru. Penanaman modal asing bukan hal baru bagi pembangunan suatu negara, apalagi bagi negara yang masih terbelakang. Tahap dari sebuah pembangunan pada negara- negara maju banyak tergantung pada modal asing. Ciri-ciri dari negara yang terbelakang yaitu dengan adanya kekurangan modal. Tidak hanya persediaan modal yang rendah saja tetapi juga laju pembentukan modalnya uang yang rendah. Modal asing sangat penting bagi keberlangsungan pembangunan ekonomi suatu Negara (Jhingan, 1988). Menurut Arsyad (2010 : 229) manfaat investasi asing atau penanaman modal asing bagi Negara sedang berkembang, antara lain : untukmenciptakan lapangan kerja; proses ahli teknologi dan ketrampilan yang bermanfaat; sumber tabungan atau devisa. Degan adanya penanaman modal asing dapat menciptakan lapanan kerja sehingga dapat menggurangi pengangguran, selain itu dengan adanya investasi asing akan mendapatkan ketrampilan baru bagi Negara sedang berkembang. Namun, Indonesia masih kurang dalam penyediaan modal dalam melaksanakan suatu pembangunan ekonomi. Dalam hal pinjam meminjam modal Indonesia tidak bisa mengandalkan pinjaman dari luar negeri saja, keadaan ini mendorong Indonesia untuk tergerak dalam mendapatkan modal yang cukup. Caranya dengan menggalakkan PMA secara langsung. Model seperti ini dilakukan dengan pihak asing atau perusahaan asing membeli langsung tanpa pasar modal. Saham perusahaan nasional atau mendirikan perusahaan yang baru dari badan koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atau melalui departemen store (Kuncoro, 2009). 5 6 Tujuan Penanaman Modal Asing yaitu: a. Untuk menanam modal ke suatu Negara. b. Untuk mendapatkan keuntungan biaya produksi yang rendah dan pemanfaatan pajak lokal. c. Untuk membuat tantangan dalam sebuah perdagangan bagi perusahaan lainnya. d. Untuk mendapatkan return yang tinggi dari Negara sendiri dan sistem perpajakan yang lebih menguntungkan serta infrastruktur yang lebih memadai. Fungsi penanaman modal asing di Indonesia yaitu: a. Sebagai modal asing dapat dimanfaatkan untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. b. Dapat membantu proses industrialisasi yang sedang berlangsung. c. Sebagai modal asing berperan penting dalam penggunaan dana untuk perbaikan struktural agar lebih baik dari sebelumnya. d. Dapat membantu dalam penyerapan tenaga kerja sehingga pengangguran di Indonesia berkurang. e. Sebagai acuan ekonomi Indonesia agar semakin lebih baik dari sebelumnya. f. Dapat menambah cadangan devisa Negara dari pajak yang diberikan oleh penanam modal. g. Dapat meningatkan kesejahteraan masyarakat. 2.1.2 Suku Bunga Menurut Nopirin (1996) suku bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan pada pemberi pinjaman atas investasi. Suku bunga dibedakan menjadi dua, suku bunga nominal dan suku bunga riil. Suku bunga nominal adalah rate yang dapat diamati di pasar. Sementara itu, suku bunga riil adalah konsep yang mengukur tingkat bunga yang sesungguhnya setelah suku bunga nominal dikurangi dengan laju inflasi yang diharapkan. Bunga yang harus dibayarkan guna dapat menggunakan modal di pasar, akan cenderung mengarah pada keseimbangan, maka modal yang ada dipasar jika dilihat dari tingkat bunga sama dengan jumlah persediaan yang ada pada tingkat tersebut. Tingkat bunga biasanya ditentukan pada titik dimana tabungan yang mewakili penawaran modal baru yaitu sama dengan permintaan yang ada (Marshall, 1997). Suku bunga dipengaruhi oleh perubahan daya beli uang, suku bunga yang berlaku dapat berubah dari waktu ke waktu. Apabila suku bunga simpanan lebih tinggi dibandingkan informasi yang tersebar maka diharapkan bahwa uang yang beredar di masyarakat akan berkurang karena orang cenderung akan menabungkan uangnya dibandingkan dengan memutarkan uang pada sektor-sektor yang produktif. Namun 7 sebaliknya jika tingkat suku bunga lebih rendah dari pada informasi yang beredar maka jumlah uang yang beredar dimasyarakat akan semakin meningkat karena orang cederung memutarkan uangnya pada sektor yang produktif dari pada harus menabungkan uangnya. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat suku bunga dan investasi dapat menggunakan konsep efisiensi investasi marjinal atau dengn kurva MEI dimana menjelaskan bahwa investasi akan dilakukan oleh investor jika tingkat pengembalian modal lebih besar atau sama dengan tingkat suku bunga. Apabila tingkat suku bunga lebih besar dari pada tingkat pengembalian modal maka investasi tidak akan dilakukan oleh investor. Menurut Sukirno (2013:123- 127) bahwa investasi yang direncanakan hanya akan dilaksanakan apabila tingkat keuntungan yang akan diperoleh adalah lebih besar dari suku bunga yang harus dibayar. Investasi terutama ditentukan oleh suku bunga. Apabila suku bunga tinggi, jumlah investasi akan berkurang, sebaliknya suku bunga yang rendah akan mendorong lebih banyak investasi. 2.1.3 Produk Domestik Bruto (PDB) Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan dari produk domestik bruto dan tidak melihat dari besar kecilnya hasil yang dikeluarkan. Pertumbuhan ekonom bisa terjadi apabila output yang dihasilkan lebih besar dari pada penggunaan input. Pertumbuhan ekonomi selalu berubah setiap tahunnya tergantung pada produk domestik bruto yang dihasilkan (Sukirno,1999). Konsep produk domestik bruto adalah salah satu konsep perhitungan akan pendapatan nasional yang paling penting dibandingkan dengan konsep perhitungan pendapatan naional lainnya. Produk domestik bruto dapat diartikan sebagai nilai barangbarang dan jasa-jasa yang diproduksian di dalam negara dalam satu tahun tertentu (Sadono Sukirno, 2004). Ada 3 pendekatan dalam menghitung produk domestik bruto suatu negara, yaitu dengan pendekatan pendapatan, pendekatan pengeluaran dan pendekatan produksi. Produk domestik bruto dapat menggambarkan pendapatan nasional suatu negara. Sadono Sukirno (2004) dalam bukunya menyatakan bahwa dengan tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan mempengaruhi pendapatan masyarakat, dana selanjutnya pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut akan memperbesar permintaan terhadapa barang-barang dan jasa-jasa. Oleh karena itu, keuntungan perusahaan akan bertambah tinggi dan ini akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi, termasuk Penanaman Modal Asing (PMA). Besarnya produk domestik bruto suatu negara tiap tahun merupakan salah satu indikator pengukuran ekonomi mengenai besarnya pasar yang dalam jangka panjang akan lebih besar menarik investasi asing langsung (Kesit Bambang, 2003). 8 2.1.4 Cadangan Devisa Cadangan devisa sering disebut dengan International reserves and foreign currency liquidity (IRFLC) atau official reserve assets. Tambunan (2000: 201) mendefinisikan cadangan devisa sebagai sejumlah valas yang dicadangkan bank sentral, dalam hal ini Bank Indonesia (BI) untuk keperluan pembiayaan dan kewajiban luar negeri negara bersangkutan yang antara lain meliputi pembiayaan impor dan pembayaran lainnya kepada pihak asing. Cadangan devisa yang cukup adalah jaminan bagi tercapainya stabilitas moneter dan ekonomi makro suatu negara. Apabila cadangan devisa yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan untuk tiga bulan impor maka hal tersebut dianggap rawan. Tipisnya persediaan valuta asing suatu negara dapat menimbulkan kesulitan ekonomi bagi negara yang bersangkutan yang menyebabkan sulitnya untuk mengimpor barang-barang yang dibutuhkan dari luar negeri, tetapi juga memerosotkan kredibilitas matauangnya. Pengelolaan ca dangan devisa yang lemah dapat menimbulkan kerugian baik dari sisi keuangan maupun dari sisi reputasi (Ghandi, 2006:8). Investor akan mengurungkan niatnya untuk melakukan investasi di negara tersebut karena negara yang bersangkutan tidak dapat mengelola cadangan devisa negara dengan baik. Situasi demikian menggambarkan otoritas moneter negara tersebut tidak mampu merespon secara efektif ketika terjadi suatu krisis. 2.2 Kerangka Berpikir dan Model Penelitian Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga, Produk Domestik Bruto (PDB), dan cadangan devisa, sedangkan variabel dependennya adalah Penanaman Modal Asing (PMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga, Produk Domestik Bruto (PDB), dan cadangan devisa terhadap adalah Penanaman Modal Asing (PMA) pada jangka panjang dan pendek. Berdasarkan kerangka berfikir tersebut, dapat digambarkan model penelitian sebagai berikut: 9 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya masih harus dilakukan pengujian. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kajian terhadap penelitian terdahulu yang relevan, maka hipotesis yang akan diujikan kebenarannya secara empiri adalah H1: Tingkat suku bunga mempunyai pengaruh negatif terhadap penanaman modal asing di Indonesia. H2: Produk domestik Bruto (PDB) mempunyai pengaruh positif terhadap penanaman modal asing di Indonesia. H3: Cadangan devisa mempunyai pengaruh positif terhadap penanaman modal asing di Indonesia. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, di dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan ilmiah terhadap keputusan manajerial dan ekonomi Pendekatan ini berangkat dari data yang kemudian data ini diproses menjadi informasi yang berharga bagi pengambilan keputusan (Hasan, 2002:132). Obyek penelitian ini menganalisis tingkat suku bunga, produk domestik bruto dan cadangan devisa mempengaruhi penanaman modal asing di Indonesia 2010 – 2018 menggunakan data triwulanan. Periodisasi penelitian dipandang cukup mewakili sejauh mana pengaruh variabel- variabel bebas terhadap variabel terikat. 3.2 Definisi dan Operasional Variabel 3.2.1 Variabel Terikat (Y) Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Penelitian ini menggunakan variabel Penanaman Modal Asing (PMA). PMA adalah kegiatan yang dilakukan olah penanam modal asing dalam melakukan usaha di Negara Indonesia.. Data yang digunakan merupakan data setiap kuartal selama 9 tahun mulai dari kuartal I 2010 - kuartal IV 2018 dalam triliun rupiah. Data diperoleh dari Badan Koordiansi Penanaman Modal (BKPM). 3.2.2 Variabel Bebas (Xi) 1) Tingkat Suku Bunga (X1) Tingkat suku bunga merupakan harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya. Suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga riil yaitu tingkat suku bunga pinjaman per tahun yang dikurangi dengan inflasi per tahun yang diukur dengan GDP deflator Data tingkat suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga SBI mulai dari kuartal I 2010 - kuartal IV 2018 dalam bentuk persentase. Data diperoleh dari Bank Indonesia (BI). 2) Produk Domestik Bruto (X2) Produk domestik bruto adalah penghitungan nilai output produksi akhir pasar semua barang dan jasa dalam perekonomian di Indonesia dalam kurun waktu tertentu. PDB dalam penelitian ini menggunakan data PDB harga konstan tahun dasar 2000. Data Produk Domestik Bruto yang digunakan adalah data setiap kuartal selama 9 tahun mulai dari kuartal I 2010 – kuartal IV 2018. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). 3) Cadangan Devisa (X3) Data yang digunakan adalah data cadangan devisa Indonesia mulai kuartal I 2010 kuartal IV 2018 dalam Juta USD. Data diperoleh dari Bank Indonesia (BI). 10 11 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini memiliki cakupan nasional yang menggunakan data sekunder runtun waktu (time series) dari kuartal I 2010 hingga kuartal IV 2018 . Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi, sudah diolah, dikumpulkan dan diterbitkan secari resmi oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi (Suliyanto, 2005). Data dalam penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari instansi pemerintah, antara lain Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik Indonesia, dan sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Jenis penelitian ini merupakan penelitian historical research atau documentary research. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data sekunder dalam penelitian ini menggunakan teknik studi dokumentasi, yaitu suatu cara untuk memperoleh data informasi mengenai berbagai hal yang ada kaitannya dengan penelitian dengan jalan melihat kembali laporan-laporan tertulis, baik berupa angka ataupun keterangan (Hasan, 2002:17). Selain data-data tertulis, untuk kepentingan penelitian ini juga digali berbagai informasi dan referensi dari berbagai sumber pustaka yang berhubungan dengan penelitian ini, misalnya dari tudi kepustakaan, internet, maupun media massa. 3.5 Metode Analisis Data tingkat suku bunga, Produk Domestik Bruto (PDB), dan cadangan devisa terhadap Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia dianalisis menggunakan metode Metode Error Correction Model (ECM). Dalam analisis ekonometrik modern, jika menggunakan data deret waktu (time series), mensyaratkan data yang digunakan harus stationer. Sebuah data deret waktu dikatakan stasioner jika nilai rata-rata galat sama dengan nol dan nilai varians (variance) dari peubah yang bersangkutan konstan sepanjang waktu (Ramanathan, 2001). Uji stasioner sangat penting dalam metode time series untuk mengetahui apakah terjadi pelanggaran asumsi regresi. Apabila data tidak stasioner, maka nilai dugaan yang dihasilkan akan menjadi bias (spurious regression), sehingga model yang dihasilkan menjadi tidak bermakna dan menimbulkan kesalahan dalam interpretasi hasil analisis. Cara yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah data yang tidak stationer adalah dengan menggunakan metode koreksi Galat (error correction model) yang disarankan oleh Engle dan Granger (1987). Beriku adalah tahapan dalam menggunakan uji Metode Error Correction Model (ECM). 3.5.1 Pengujian Stasioneritas Hal pertama yang harus dilakukan dalam penelitian ini adalah menguji data apakah data tersebut stasioner atau tidak. Uji stasioneritas diperlukan karena, untuk menghindari regresi lancung (spurious regression). Data dikatakan stasioner jika ratarata dan varian konstan selama periode penelitian. Model ECM memiliki dua syarat yaitu, data tidak stationer dalam tingkat level, dan memiliki kointegrasi jangka panjang. Untuk menguji kondisi apakah data stationer atau tidak stationer dilakukan uji 12 Augmented Dickey Fuller (ADF), yang dilanjutkan dengan uji kointegrasi Uji stasioneritas terdiri dari : 1) Uji Akar Unit (Unit Root Test) Uji akar unit ini dilakukan untuk mengamati apakah koefisien tertentu dari model autoregresif yang ditaksir mempunyai nilai satu atau tidak. Langkah pertama adalah menaksir model autoregresif dari masing-masing variabel yang digunakan (Siagian, 2003:5). Untuk menguji perilaku data, di dalam penelitian ini digunakan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF). Langkah pertama untuk uji ADF ini menaksir model dari masing masing variabel yang digunakan. Prosedur untuk menentukan apakah data stasioner atau tidak dengan membandingkan antara nilai statistik ADF dengan nilai kritisnya yaitu distribusi statistik MacKinnon. Jika nilai absolut statistik ADF lebih besar dari nilai kritisnya, maka data yang diamati menunjukkan stasioner (Widarjono, 2009:322). Pada uji akar unit pada metode ECM, output harus menunjukkan bahwa data tidak stasioner pada level. 2) Uji Derajat Integrasi Uji derajat integrasi merupakan kelanjutan dari uji akar unit dan hanya diperlukan apabila seluruh datanya belum stasioner pada derajat nol atau 1 (0). Uji derajat integrasi digunakan untuk mengetahui pada derajat berapa data akan stasioner. Apabila data belum stasioner pada derajat satu, maka pengujian harus tetap dilanjutkan sampai masing-masing variabel stasioner (Shochrul, 2011:138). Untuk menguji derajat integrasi ini, masih menggunakan uji Augmented Dickey-Fuller. Prosedur pengujian uji ADF untuk menguji derajat integrasi hampir sama dengan uji ADF untuk uji akar unit. Yang membedakan hanya dengan memasukkan berbagai derajat integrasi sampai data yang dihasilkan stasioner. Menurut Siagian (2003:5) apabila data yang diamati belum stasioner pada uji akar unit, maka dilakukan uji derajat integrasi untuk mengetahui pada derajat integrasi berapa data tersebut akan stasioner. Uji ini juga dilakukan dengan ADF dengan derajat kepercayaan 5% sampai data yang dihasilkan stasioner. Pada metode ECM, semua variabel baik variabel terikat maupun bebas harus menghasilkan data yang stasioner pada derajat integrasi yang sama. Apabila semua variabel telah stasioner pada derajat integritas yang sama, maka dapat dilakukan estimasi jangka panjang. Persamaan regresi jangka panjang dari nilai impor minyak dan gas dapat dirumuskan sebagai berikut : ππ‘ = π½π + π½1 π1π‘ + π½2 π2π‘ + π½3 π3π‘ + ππ‘ Keterangan ππ‘ : Penanaman Modal Asing (Triliun Rupiah) π½π : Konstanta π1π‘ : Tingkat Suku Bunga (%) 13 π2π‘ : Produk Domestik Bruto π3π‘ : Nilai Cadangan Devisa (Juta USD) ππ‘ : Residual Apabila variabel tersebut berkointegrasi maka terdapat hubungan keseimbangan jangka panjang (long run equilibrium relationship) antar variabel tersebut. 3.5.2 Uji Kointegrasi (Cointegration Test) Untuk melakukan uji kointegrasi (Cointegration Test) sebelumnya variabel yang diuji harus lolos uji akar unit (Unit Root Test). Uji kointegrasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan jangka panjang antara variabel bebas dan variabel terikatnya. Uji Kointegrasi dimaksudkan untuk menguji apakah residual regresi yang dihasilkan stasioner atau tidak. Untuk menguji kointegrasi antara variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini, digunakan metode residual based test. Metode ini dilakukan dengan memakai uji statistik ADF, yaitu dengan melihat residual regresi kointegrasi stasioner atau tidak. Syarat untuk melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu dengan menggunakan metode Error Correction Model residual harus stasioner pada tingkat level. Untuk menghitung nilai ADF terlebih dahulu adalah membentuk persamaan regresi kointegrasi dengan metode kuadrat terkecil biasa (OLS) (Widarjono, 2009:326). 3.5.3 Model Koreksi Kesalahan ( Error Corection Model Domowith-El Badawi) Penelitian ini merupakan penelitian data time series dengan menggunakan pendekatan Error Correction Model. ECM adalah teknik untuk mengoreksi ketidakseimbangan jangka pendek menuju pada keseimbangan jangka panjang (Nachrowi & Usman, 2006:371). Persamaan jangka pendek adalah sebagai berikut. βππ‘ = π½π + π½1 βπ1π‘ + π½2 βπ2π‘ + π½3 π3π‘ + πΎππ‘−1 + ππ‘ Keterangan β : differensi ππ‘ : error term white noise ππ‘−1 : nilai lag dari error term Pada persamaan jangka pendek atau persamaan ECM dapat dilihat bahwa βππ‘ tergantung pada βπ1 , βπ2 , βπ3 dan bergantung pada keseimbangan error term. 3.5.4 Pengujian Asumsi Klasik 1) Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali (2006:95) uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antarvariabel independen tidak terjadi kolerasi. Indikasi awal adanya multikolinieritas adalah standard error yang tinggi dan nilai t-statistik yang rendah. Multikolinieritas dapat muncul apabila model yang kita pakai merupakan model 14 yang kurang bagus. Selain indikasi awal di atas, multikolinieritas dapat dilihat R 2, nilai F hitung dan nilai t hitungnya. Dalam penelitian ini, jika variabel independent saling berkorelasi, maka variabelvariabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independent yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2013). 2) Uji Heteroskedastisitas Masalah heteroskedastisitas ini muncul apabila residual dari model regresi yang kita amati memiliki varian yang tidak konstan dari satu observasi ke observasi lain (Hasan, 2002:302). Artinya, setiap observasi mempunyai reabilitas yang berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang melatarbelakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model. Padahal salah satu asumsi penting dalam model OLS atau regresi sederhana adalah varian bersifat homoskedastisitas. Variabel gangguan akan muncul jika data yang diamati berfluktuasi sangat tinggi. Kriteria gejala heteroskedastisitas menggunakan metode White : Jika π₯ 2 hitung (Obs*R-squared) > π₯ 2 tabel maka : ada gejala heteroskedastisitas. Jika π₯ 2 hitung (Obs*R-squared) < π₯ 2 tabel maka : tidak ada gejala heteroskedastisitas. 3) Uji Autokorelasi Autokorelasi berarti bahwa adanya korelasi antara anggota observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu variabel gangguan dengan variabel gangguan lain. Sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS terkait dengan variabel bebas adalah tidak ada hubungan antara variabel gangguan yang satu dengan variabel gangguan yang lain, yang dapat dinyatakan dengan : E= (ei ej) = 0 di mana i ≠j Dalam penelitian ini pengujian autokorelasi menggunakan metode Lagrange Multiplier (LM). Pendekatan yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Lagrange Multiplier yang diperkenalkan oleh Breusch dan Godfrey. Kriteria uji autokorelasi menggunakan metode LM (metode Bruesch Godfrey) adalah jika probability value Obs* R-squared < derajat kepercayaan 5% maka ada gejala autokorelasi dan jika probability value Obs* R-squared > derajat kepercayaan 5% maka tidak ada gejala autokorelasi. 4) Uji Normalitas Uji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen melalui uji-t hanya akan valid jika residual yang didapatkan mempunyai distribusi normal. Salah satu metode untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji Jarque-Bera (Widarjono, 2009:49). Kriteria Uji Normalitas menggunakan metode Jarque–Bera, jika 15 probablility value Jarque–Bera < α = 5% (0,05) maka data tidak berdistribusi normal. Jika probablility value Jarque–Bera > α =5% (0,05) maka data berdistribusi normal. 3.6 Rancangan Uji Hipotesis Rancangan uji analisis pada penelitian ini antara lain, analisis inferensia, uji stasioneritas, uji kointegrasi, uji metode koreksi kesalahan, dan uji asumsi klasik. Serangkaian rancangan uji analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara suku bunga, Produk Domestik Bruto, dan cadangan devisa terhadap Penanaman Modal Asing (PMA). Menurut Sugiyono (2009:159) yang dimaksud dengan hipotesis adalah sebagai berikut: “Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.” Menurut Andi Supangat (2006:296) mendefinisikan bahwa pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: “Pengujian Hipotesis adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukanpenyanggahan dan atau pembenaran dari permasalahan yang akan ditelaah.” Adapun rancangan yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut: a. Menentukan Hipotesis Statistik Berdasarkan pada alat statistik yang digunakan dan dihipotesis penelitian diatas maka penulis menetapkan dua hipotesis yang digunakan untuk uji statistiknya yaitu hipotesis nol (H0) yang diformulasikan untuk ditolak dan hipotesis alternatif (Ha). b. Menetapkan Tingkat Signifikan Dasar pengambilan keputusan berdasarkan angka signifikan menurut Tingkat signifikansi dapat ditentukan dengan melakukan pengujian terhadap dua pihak. Untuk menguji diterima atau ditolaknya hipotesis, maka dilakukan dengan cara pengujian dua pihak dengan tingkat signifikan = 5%. c. Uji Hipotesis (uji t) Untuk mengetahui tingkat signifikansi dari koefisien korelasi, maka penulis menggunakan statistik uji t. d. Menentukan Kriteria Penerimaan Hipotesis Agar hasil perhitungan koefisien korelasi dapat diketahui tingkat signifikan atau tidak signifikan maka hasil perhitungan dari statistik uji t (t hitung) tersebut selanjutnya dibandingkan dengan t tabel. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak dengan taraf kepercayaan 95%, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95% dan hal ini menunjukan adanya hubungan (korelasi) yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut. Untuk mengetahui ditolak atau tidaknya dinyatakan dengan kriteria sebagai berikut : - Jika thitung > ttabel maka H0 ada didaerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel x dan variabel y ada pengaruhnya. - Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada didaerah peneriman, berarti Ha ditolak artinya antara variabel x dan variabel y tidak ada pengaruhnya. 16 e. Kesimpulan Hasil analisis dan pengujian hipotesis yang bersifat kuantitatif akan dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan oleh peneliti berdasarkan kesimpulan tersebut, Peneliti akan berupaya memberikan pandangan dan saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan 3.7 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Dari hasil analisis yang dilakukan sesuai rancangan uji analisis diatas, dapat disusun rancangan implikasi hasil penelitian yang berdasarkan dari hasil suku bunga, Produk Domestik Bruto, dan cadangan devisa tahun 2010 hingga 2018 di Indonesia. Rancangan implikasi hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk deskriptif, dimana terdapat tabel yang menyajikan jumlah variabel yang memengaruhi Penanaman Modal Asing (PMA) yaitu tingkat suku bunga, PDB, dan cadangan devisa. DAFTAR PUSTAKA Asiyan, Sri. “Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri, Penanaman Modal Asing, dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur.” 2011. Badan Koordinasi Penanaman Modal, https://www.bkpm.go.id/ Indiani, Guesty . “Analisis Penanaman Modal Asing di Indonesia dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya.” 2018. Muamar. “Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Suku Bunga Libor, Dan Kurs Valuta Asing Terhadap Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia.” 2015. Pande Mudara, I Made Yogatama. “Pengaruh Produk Domestik Bruto, Suku Bunga, Upah Pekerja, dan Nilai Total Ekspor Terhadap Investasi Asing Langsung di Indonesia (19902009).” 2011. Rizky, Reza Lainatul, Grisvia Agustin, dan Imam Mukhlis. “Pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri Dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di Indonesia.” 2016. Tim Riset CNBC. Berita Market. 2019. https://www.cnbcindonesia.com/market/20190130161424-17-53101/ini-sederet-alasankenapa-investasi-2018-loyo (diakses Desember 11, 2019). Tim Riset CNBC Indoensia. Berita Market. 2018. https://www.cnbcindonesia.com/market/20181030153644-17-39729/realisasi-investasikuartal-iii-2018-begini-gambarannya (diakses Desember 11, 2019). Tim Riset CNBC Indonesia. Berita Market. 2019. https://www.cnbcindonesia.com/market/20190130125808-17-53059/tenang-investasiasing-jeblok-juga-bisa-bawa-berkah (diakses Desember 11, 2019). xvii