Uploaded by User63459

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, PRODUK DOMESTIK BRUTO, DAN CADANGAN DEVISA TERHADAP PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 2010 - 2018

advertisement
PROPOSAL PENELITIAN
ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, PRODUK DOMESTIK BRUTO, DAN
CADANGAN DEVISA TERHADAP PENANAMAN MODAL ASING DI
INDONESIA TAHUN 2010 - 2018
CITRA REDIA PUTRI
211709602/3SE2
PROGRAM STUDI
: DIPLOMA IV STATISTIKA
PEMINATAN
: STATISTIKA EKONOMI
POLITEKNIK STATISTIKA STIS
JAKARTA
2019
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3
BAB II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN .................................. 5
2.1 Landasan Teori ............................................................................................ 5
2.2 Kerangka Pemikiran dan Model Penelitian ..................................................... 8
2.3 Hipotesis Penelitian....................................................................................... 9
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 10
3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 10
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................................ 10
3.3 Jenis dam Sumber Data ............................................................................. 11
3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 11
3.5 Metode Analisis ......................................................................................... 11
3.6 Rancangan Uji Hipotesis ............................................................................ 15
3.7 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian .......................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... xvii
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Penanaman Modal Asing Indonesia 2010 – 2018 (Rp Truliun) ................... 2
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penanaman modal asing maupun domestik merupakan langkah awal kegiatan pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi. Namun pada kenyataannya Indonesia masih mengalami kesulitan
dalam hal menyediakan modal yang cukup untuk melaksanakan pembangunan ekonomi. Indonesia
tidak bisa hanya mengandalkan pinjaman luar negeri saja untuk mendapatkan modal yang cukup
sehingga Indonesia menggalakkan penanaman modal khususnya Penanaman Modal Asing (PMA).
Menurut Fuady (2008:67), yang dimaksudkan penanaman modal asing secara langsung adalah
model penanaman asing yang dilakukan dengan mana pihak asing atau perusahaan asing membeli
langsung (tanpa lewat pasar modal) saham perusahaan nasional atau mendirikan perusahaan baru,
baik lewat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atau lewat departemen lain.
Investasi asing sangat diperlukan untuk pembiayaan program percepatan pembangunan
nasional. Menurut Leitao (2010) dikatakan bahwa investasi merupakan indikator keterbukaan dan
ini sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi. Menurut Sarwedi (2002), menjelaskan bahwa
Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan dana yang besar untuk menjalankan
pembangunan nasional, karena Indonesia masih mencari dana untuk pembangunan dalam upaya
menyetarakan pembangunan di berbagai sektor dari negara maju, di tingkat regional maupun
global. Aliran modal asing yang masuk dapat menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan
pendapatan negara. Dewasa ini, pembangunan infrastruktur merupakan prioritas utama
pemerintah untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan bersaing dalam pasar
global karena dengan infrastruktur yang baik, kegiatan produksi dapat semakin efisien sehingga
produk yang dihasilkan memiliki daya saing dalam pasar global. Oleh karena itu, modal yang cukup
akan membawa pada pertumbuhan ekonomi dan akan meningkatkan kesejahteraan rakyat
khususnya bagi para pengusaha yang membutuhkan dukungan dana untuk mengembangkan
usahanya.
Sementara itu, berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),
penanaman modal asing di Indonesia pada tahun 2018 mengalami penurunan dan masih jauh dari
target. Secara keseluruhan, total investasi pada kuartal IV-2018 yaitu sebesar Rp 185,6 triliun,
yang berarti menagalami kenaikan sebesar 3,34% dibandingkan dengan kuartal IV-2017.
Perkembangan penanaman modal asing dapat dilihat dalam bentuk gambar 1 di bawah ini.
1
2
Penanaman Modal Asing di Indonesia (Rp Triliun)
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal
Gambar 1.1 Penanaman Modal Asing Indonesia 2010 – 2018 (Rp Triliun)
Berdasarkan Gambar 1, dapat diinterpretasikan bahwa grafik penanaman modal asing
mengalami kenaikan yang signifiakan dari tahun 2010 hingga 2017, tetapi mengalami penurunan
pada tahun 2018 dan lumayan signifikan pada kuartal III. Porsi Penanaman Modal Asing (PMA)
pada tahun 2018 kuartal III tercatat sebesar Rp 89,1 triliun, atau turun 20,23% dibandingkan
periode yang sama tahun 2017 yang berada di posisi Rp 111,7 triliun. Kepala BKPM, Thomas
Lembong mengungkapkan lesunya investasi disebabkan beberapa faktor, diantaranya yaitu
pelemahan rupiah hingga defisit neraca dagang. Fluktuasi nilai rupiah terhadap Dolar AS yang
dipicu oleh kenaikan suku bunga AS dan semakin kuatnya dolar di pasar global, selain itu terjadinya
negatif neraca perdagangan periode Januari-September 2018, perang dagang Amerika Serikat
dengan Tiongkok dan negara lain menyebabkan investor menunda realisasi investasi yang sudah
direncanakan sehingga realisasi triwulan III-2018 mengalami penurunan
Tingkat suku bunga merupakan harga dari penggunaan dana investasi. Tingkat suku bunga
bank komersial terpengaruh oleh BI rate dan salah satu yang mempengaruhi indikator dalam
menentukan seseorang dapat melakukan investasi atau menabung (Boediono, 1994). Suku bunga
atau BI rate dapat mempengaruhi sebuah investasi di indonesia karena suku bunga menjadi bahan
pertimbangan dalam penanaman modal asing dengan tingkat suku asing.Terjadinya peningkatan
suku bunga mengakibatkan investasi akan mengalami suatu penurunan dan begitu sebaliknya,
apabila suku bunga turun sehingga investasi akan mengalami suatu peningkatan hal ini dikarenakan
biaya dari investasi mengalami penurunan (Ernita, 2013).
Produk domestik bruto (PDB) merupakan indikator dalam mengukur ekonomi dalam besarnya
sebuah pasar. Dalam jangka panjang PDB dapat menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia.
Setiap terdapat kenaikan pada PDB riil maka akan menaikkan jumlah investasi asing yang masuk
3
dari dalam maupun dari luar negeri langsung kedalam perekonomian (Kesit Bambang, 2003).
Sementara itu, menurut penelitian Sarwedi (2002), menemukan bahwa Gross Domestic Product
(GDP) merupakan indikator pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan yang positif terhadap
PMA, karena faktor ekonomi suatu negara dapat menarik minat investor untuk menanamkan
modalnya di negara tersebut.
Selain itu, perubahan PMA di Indonesia dipengaruhi oleh cadangan devisa. Cadangan Devisa
merupakan stok emas dan mata uang asing yang dimiliki dan sewaktu-waku digunakan untuk
transaksi atau pembayaran internasional (Nilawati, 2000:162). Besar kecilnya cadangan devisa
tergantung pada neraca pembayaran. Semakin menuruunya cadangan devisa merupakan salah
satu penyebab tingginya tingkat kerentanan ekonomi Indonesia yaitu makin memperburuk kondisi
perekonomian nasional (Prayitno dan Sandjaya, 2001). Oleh karena itu, hal tersebut akan
mengurangi kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia yang menyebabkan
menurunnya tingkat investasi asing.
Investasi asing yang menurun terus menerus akan membawa perekonomian Indonesia ke
kondisi yang buruk, salah satunya yaitu menurunnya serapan tenaga kerja. Oleh karena itu, penulis
ingin menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia.
Berdasarkan penjelasan di atas, variabel – variabel yang digunakan meliputi tingkat suku bunga,
Produk Domestik Bruto (PDB), dan cadangan devisa. Periode waktu yang digunakan untuk analisis
yaitu data kuartal mulai dari tahun 2010 hingga 2018 menggunakan metode Error Correction Model
(ECM) untuk mengetahui faktor jangka panjang dan pendek.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalahmasalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia?
2. Bagaimanakah pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Penanaman Modal Asing di
Indonesia?
3. Bagaimanakah pengaruh cadangan devisa terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang disuusn maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap Penanaman Modal Asing di
Indonesia
2. Untuk mengetetahui pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap Penanaman Modal Asing di
Indonesia
3. Untuk mengetetahui pengaruh cadangan devisa terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan, yaitu :
1. Bagi Pemerintah dapat berperan sebagai pengambil kebijakan, dari penelitian ini diharapkan
berguna sebagai masukan untuk mnentukan kebijakan yang tepat.
4
2. Bagi akademis diharapkan dapat pergunakan sebagai aplikasi dari teori - teori eonomi makro
sehingga dapat menambah referensi dalam mengetahui secara teoritis mengenai penanaman
modal asing di Indonesia.
3. Bagi masyarakat umum penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Penanaman Modal Asing (PMA)
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 dalam Pasal 1
Ayat 9 Tentang Penanaman Modal, penanaman modal asing adalah kegiatan menanam
modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Sementara itu, menurut Salim dan Budi
(2008: 149) penanaman modal asing merupakan transfer modal baik nyata maupun tidak
nyata dari suatu negara ke negara lain atau pemindahan modal. Tujuan pemindahan modal
ini digunakan di negara tersebut agar menghasilkan keuntungan dibawah pengawasan dari
pemilik modal, baik total maupun sebagian. Selain itu, penanaman modal asing mempunyai
kelebihan yaitu sifatnya jangka panjang, dapat memberikan keadilan dalam pergantian
teknologi, pergantian manajemen dan membuka lapangan kerja yang baru.
Penanaman modal asing bukan hal baru bagi pembangunan suatu negara, apalagi bagi
negara yang masih terbelakang. Tahap dari sebuah pembangunan pada negara- negara maju
banyak tergantung pada modal asing. Ciri-ciri dari negara yang terbelakang yaitu dengan
adanya kekurangan modal. Tidak hanya persediaan modal yang rendah saja tetapi juga laju
pembentukan
modalnya
uang
yang
rendah.
Modal
asing
sangat
penting
bagi
keberlangsungan pembangunan ekonomi suatu Negara (Jhingan, 1988). Menurut Arsyad
(2010 : 229) manfaat investasi asing atau penanaman modal asing bagi Negara sedang
berkembang, antara lain : untukmenciptakan lapangan kerja; proses ahli teknologi dan
ketrampilan yang bermanfaat; sumber tabungan atau devisa. Degan adanya penanaman
modal asing dapat menciptakan lapanan kerja sehingga dapat menggurangi pengangguran,
selain itu dengan adanya investasi asing akan mendapatkan ketrampilan baru bagi Negara
sedang berkembang.
Namun, Indonesia masih kurang dalam penyediaan modal dalam melaksanakan suatu
pembangunan ekonomi. Dalam hal pinjam meminjam modal Indonesia tidak bisa
mengandalkan pinjaman dari luar negeri saja, keadaan ini mendorong Indonesia untuk
tergerak dalam mendapatkan modal yang cukup. Caranya dengan menggalakkan PMA secara
langsung. Model seperti ini dilakukan dengan pihak asing atau perusahaan asing membeli
langsung tanpa pasar modal. Saham perusahaan nasional atau mendirikan perusahaan yang
baru dari badan koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atau melalui departemen store
(Kuncoro, 2009).
5
6
Tujuan Penanaman Modal Asing yaitu:
a. Untuk menanam modal ke suatu Negara.
b. Untuk mendapatkan keuntungan biaya produksi yang rendah dan pemanfaatan pajak
lokal.
c.
Untuk membuat tantangan dalam sebuah perdagangan bagi perusahaan lainnya.
d. Untuk mendapatkan return yang tinggi dari Negara sendiri dan sistem perpajakan yang
lebih menguntungkan serta infrastruktur yang lebih memadai.
Fungsi penanaman modal asing di Indonesia yaitu:
a. Sebagai modal asing dapat dimanfaatkan untuk mempercepat investasi dan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
b. Dapat membantu proses industrialisasi yang sedang berlangsung.
c.
Sebagai modal asing berperan penting dalam penggunaan dana untuk perbaikan
struktural agar lebih baik dari sebelumnya.
d. Dapat membantu dalam penyerapan tenaga kerja sehingga pengangguran di
Indonesia berkurang.
e. Sebagai acuan ekonomi Indonesia agar semakin lebih baik dari sebelumnya.
f.
Dapat menambah cadangan devisa Negara dari pajak yang diberikan oleh penanam
modal.
g. Dapat meningatkan kesejahteraan masyarakat.
2.1.2 Suku Bunga
Menurut Nopirin (1996) suku bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam atas
pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan pada pemberi pinjaman atas investasi. Suku
bunga dibedakan menjadi dua, suku bunga nominal dan suku bunga riil. Suku bunga nominal
adalah rate yang dapat diamati di pasar. Sementara itu, suku bunga riil adalah konsep yang
mengukur tingkat bunga yang sesungguhnya setelah suku bunga nominal dikurangi dengan
laju inflasi yang diharapkan.
Bunga yang harus dibayarkan guna dapat menggunakan modal di pasar, akan cenderung
mengarah pada keseimbangan, maka modal yang ada dipasar jika dilihat dari tingkat bunga
sama dengan jumlah persediaan yang ada pada tingkat tersebut. Tingkat bunga biasanya
ditentukan pada titik dimana tabungan yang mewakili penawaran modal baru yaitu sama
dengan permintaan yang ada (Marshall, 1997). Suku bunga dipengaruhi oleh perubahan daya
beli uang, suku bunga yang berlaku dapat berubah dari waktu ke waktu. Apabila suku bunga
simpanan lebih tinggi dibandingkan informasi yang tersebar maka diharapkan bahwa uang
yang beredar di masyarakat akan berkurang karena orang cenderung akan menabungkan
uangnya dibandingkan dengan memutarkan uang pada sektor-sektor yang produktif. Namun
7
sebaliknya jika tingkat suku bunga lebih rendah dari pada informasi yang beredar maka
jumlah uang yang beredar dimasyarakat akan semakin meningkat karena orang cederung
memutarkan uangnya pada sektor yang produktif dari pada harus menabungkan uangnya.
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat suku bunga dan investasi dapat
menggunakan konsep efisiensi investasi marjinal atau dengn kurva MEI dimana menjelaskan
bahwa investasi akan dilakukan oleh investor jika tingkat pengembalian modal lebih besar
atau sama dengan tingkat suku bunga. Apabila tingkat suku bunga lebih besar dari pada
tingkat pengembalian modal maka investasi tidak akan dilakukan oleh investor. Menurut
Sukirno (2013:123- 127) bahwa investasi yang direncanakan hanya akan dilaksanakan
apabila tingkat keuntungan yang akan diperoleh adalah lebih besar dari suku bunga yang
harus dibayar. Investasi terutama ditentukan oleh suku bunga. Apabila suku bunga tinggi,
jumlah investasi akan berkurang, sebaliknya suku bunga yang rendah akan mendorong lebih
banyak investasi.
2.1.3 Produk Domestik Bruto (PDB)
Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan dari produk domestik bruto dan tidak
melihat dari besar kecilnya hasil yang dikeluarkan. Pertumbuhan ekonom bisa terjadi apabila
output yang dihasilkan lebih besar dari pada penggunaan input. Pertumbuhan ekonomi selalu
berubah setiap tahunnya tergantung pada produk domestik bruto yang dihasilkan
(Sukirno,1999). Konsep produk domestik bruto adalah salah satu konsep perhitungan akan
pendapatan nasional yang paling penting dibandingkan dengan konsep perhitungan
pendapatan naional lainnya. Produk domestik bruto dapat diartikan sebagai nilai barangbarang dan jasa-jasa yang diproduksian di dalam negara dalam satu tahun tertentu (Sadono
Sukirno, 2004). Ada 3 pendekatan dalam menghitung produk domestik bruto suatu negara,
yaitu dengan pendekatan pendapatan, pendekatan pengeluaran dan pendekatan produksi.
Produk domestik bruto dapat menggambarkan pendapatan nasional suatu negara.
Sadono Sukirno (2004) dalam bukunya menyatakan bahwa dengan tingkat pendapatan
nasional yang tinggi akan mempengaruhi pendapatan masyarakat, dana selanjutnya
pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut akan memperbesar permintaan terhadapa
barang-barang dan jasa-jasa. Oleh karena itu, keuntungan perusahaan akan bertambah
tinggi dan ini akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi, termasuk Penanaman
Modal Asing (PMA). Besarnya produk domestik bruto suatu negara tiap tahun merupakan
salah satu indikator pengukuran ekonomi mengenai besarnya pasar yang dalam jangka
panjang akan lebih besar menarik investasi asing langsung (Kesit Bambang, 2003).
8
2.1.4 Cadangan Devisa
Cadangan devisa sering disebut dengan International reserves and foreign currency
liquidity (IRFLC) atau official reserve assets. Tambunan (2000: 201) mendefinisikan
cadangan devisa sebagai sejumlah valas yang dicadangkan bank sentral, dalam hal ini Bank
Indonesia (BI) untuk keperluan pembiayaan dan kewajiban luar negeri negara bersangkutan
yang antara lain meliputi pembiayaan impor dan pembayaran lainnya kepada pihak asing.
Cadangan devisa yang cukup adalah jaminan bagi tercapainya stabilitas moneter dan
ekonomi makro suatu negara.
Apabila cadangan devisa yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan untuk tiga bulan impor
maka hal tersebut dianggap rawan. Tipisnya persediaan valuta asing suatu negara dapat
menimbulkan kesulitan ekonomi bagi negara yang bersangkutan yang menyebabkan sulitnya
untuk mengimpor barang-barang yang dibutuhkan dari luar negeri, tetapi juga
memerosotkan kredibilitas matauangnya. Pengelolaan ca dangan devisa yang lemah dapat
menimbulkan kerugian baik dari sisi keuangan maupun dari sisi reputasi (Ghandi, 2006:8).
Investor akan mengurungkan niatnya untuk melakukan investasi di negara tersebut karena
negara yang bersangkutan tidak dapat mengelola cadangan devisa negara dengan baik.
Situasi demikian menggambarkan otoritas moneter negara tersebut tidak mampu merespon
secara efektif ketika terjadi suatu krisis.
2.2 Kerangka Berpikir dan Model Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga, Produk Domestik Bruto
(PDB), dan cadangan devisa, sedangkan variabel dependennya adalah Penanaman Modal Asing
(PMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga, Produk Domestik
Bruto (PDB), dan cadangan devisa terhadap adalah Penanaman Modal Asing (PMA) pada jangka
panjang dan pendek. Berdasarkan kerangka berfikir tersebut, dapat digambarkan model penelitian
sebagai berikut:
9
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya masih harus dilakukan pengujian.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kajian terhadap penelitian terdahulu yang relevan, maka
hipotesis yang akan diujikan kebenarannya secara empiri adalah
H1: Tingkat suku bunga mempunyai pengaruh negatif terhadap
penanaman modal asing di
Indonesia.
H2: Produk domestik Bruto (PDB) mempunyai pengaruh positif terhadap penanaman modal asing
di Indonesia.
H3: Cadangan devisa mempunyai pengaruh positif terhadap penanaman modal asing di Indonesia.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, di dalam penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif dengan pendekatan ilmiah terhadap keputusan manajerial dan ekonomi
Pendekatan ini berangkat dari data yang kemudian data ini diproses menjadi informasi yang
berharga bagi pengambilan keputusan (Hasan, 2002:132). Obyek penelitian ini menganalisis
tingkat suku bunga, produk domestik bruto dan cadangan devisa mempengaruhi penanaman modal
asing di Indonesia 2010 – 2018 menggunakan data triwulanan. Periodisasi penelitian dipandang
cukup mewakili sejauh mana pengaruh variabel- variabel bebas terhadap variabel terikat.
3.2 Definisi dan Operasional Variabel
3.2.1 Variabel Terikat (Y)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Penelitian ini
menggunakan variabel Penanaman Modal Asing (PMA). PMA adalah kegiatan yang dilakukan
olah penanam modal asing dalam melakukan usaha di Negara Indonesia.. Data yang
digunakan merupakan data setiap kuartal selama 9 tahun mulai dari kuartal I 2010 - kuartal
IV 2018 dalam triliun rupiah. Data diperoleh dari Badan Koordiansi Penanaman Modal
(BKPM).
3.2.2 Variabel Bebas (Xi)
1) Tingkat Suku Bunga (X1)
Tingkat suku bunga merupakan harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya
belinya. Suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga riil yaitu
tingkat suku bunga pinjaman per tahun yang dikurangi dengan inflasi per tahun yang
diukur dengan GDP deflator Data tingkat suku bunga yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tingkat suku bunga SBI mulai dari kuartal I 2010 - kuartal IV 2018 dalam
bentuk persentase. Data diperoleh dari Bank Indonesia (BI).
2) Produk Domestik Bruto (X2)
Produk domestik bruto adalah penghitungan nilai output produksi akhir pasar semua
barang dan jasa dalam perekonomian di Indonesia dalam kurun waktu tertentu. PDB
dalam penelitian ini menggunakan data PDB harga konstan tahun dasar 2000. Data
Produk Domestik Bruto yang digunakan adalah data setiap kuartal selama 9 tahun mulai
dari kuartal I 2010 – kuartal IV 2018. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).
3) Cadangan Devisa (X3)
Data yang digunakan adalah data cadangan devisa Indonesia mulai kuartal I 2010 kuartal IV 2018 dalam Juta USD. Data diperoleh dari Bank Indonesia (BI).
10
11
3.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini memiliki cakupan nasional yang menggunakan data sekunder runtun waktu
(time series) dari kuartal I 2010 hingga kuartal IV 2018 . Data sekunder adalah data yang
diperoleh dalam bentuk jadi, sudah diolah, dikumpulkan dan diterbitkan secari resmi oleh
pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi (Suliyanto, 2005). Data dalam penelitian
ini menggunakan data yang diperoleh dari instansi pemerintah, antara lain Badan Koordinasi
Penanaman Modal, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik Indonesia, dan sumber lain yang
berhubungan dengan penelitian ini. Jenis penelitian ini merupakan penelitian historical
research atau documentary research.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data sekunder dalam
penelitian ini menggunakan teknik studi dokumentasi, yaitu suatu cara untuk memperoleh
data informasi mengenai berbagai hal yang ada kaitannya dengan penelitian dengan jalan
melihat kembali laporan-laporan tertulis, baik berupa angka ataupun keterangan (Hasan,
2002:17). Selain data-data tertulis, untuk kepentingan penelitian ini juga digali berbagai
informasi dan referensi dari berbagai sumber pustaka yang berhubungan dengan penelitian
ini, misalnya dari tudi kepustakaan, internet, maupun media massa.
3.5 Metode Analisis
Data tingkat suku bunga, Produk Domestik Bruto (PDB), dan cadangan devisa terhadap
Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia dianalisis menggunakan metode Metode Error
Correction Model (ECM). Dalam analisis ekonometrik modern, jika menggunakan data deret
waktu (time series), mensyaratkan data yang digunakan harus stationer. Sebuah data deret
waktu dikatakan stasioner jika nilai rata-rata galat sama dengan nol dan nilai varians
(variance) dari peubah yang bersangkutan konstan sepanjang waktu (Ramanathan, 2001).
Uji stasioner sangat penting dalam metode time series untuk mengetahui apakah terjadi
pelanggaran asumsi regresi. Apabila data tidak stasioner, maka nilai dugaan yang dihasilkan
akan menjadi bias (spurious regression), sehingga model yang dihasilkan menjadi tidak
bermakna dan menimbulkan kesalahan dalam interpretasi hasil analisis. Cara yang bisa
digunakan untuk mengatasi masalah data yang tidak stationer adalah dengan menggunakan
metode koreksi Galat (error correction model) yang disarankan oleh Engle dan Granger
(1987). Beriku adalah tahapan dalam menggunakan uji Metode Error Correction Model (ECM).
3.5.1 Pengujian Stasioneritas
Hal pertama yang harus dilakukan dalam penelitian ini adalah menguji data
apakah data tersebut stasioner atau tidak. Uji stasioneritas diperlukan karena, untuk
menghindari regresi lancung (spurious regression). Data dikatakan stasioner jika ratarata dan varian konstan selama periode penelitian. Model ECM memiliki dua syarat
yaitu, data tidak stationer dalam tingkat level, dan memiliki kointegrasi jangka panjang.
Untuk menguji kondisi apakah data stationer atau tidak stationer dilakukan uji
12
Augmented Dickey Fuller (ADF), yang dilanjutkan dengan uji kointegrasi
Uji
stasioneritas terdiri dari :
1) Uji Akar Unit (Unit Root Test)
Uji akar unit ini dilakukan untuk mengamati apakah koefisien tertentu dari model
autoregresif yang ditaksir mempunyai nilai satu atau tidak. Langkah pertama adalah
menaksir model autoregresif dari masing-masing variabel yang digunakan (Siagian,
2003:5). Untuk menguji perilaku data, di dalam penelitian ini digunakan uji Augmented
Dickey-Fuller (ADF). Langkah pertama untuk uji ADF ini menaksir model dari masing masing variabel yang digunakan. Prosedur untuk menentukan apakah data stasioner
atau tidak dengan membandingkan antara nilai statistik ADF dengan nilai kritisnya yaitu
distribusi statistik MacKinnon. Jika nilai absolut statistik ADF lebih besar dari nilai
kritisnya, maka data yang diamati menunjukkan stasioner (Widarjono, 2009:322).
Pada uji akar unit pada metode ECM, output harus menunjukkan bahwa data tidak
stasioner pada level.
2) Uji Derajat Integrasi
Uji derajat integrasi merupakan kelanjutan dari uji akar unit dan hanya diperlukan
apabila seluruh datanya belum stasioner pada derajat nol atau 1 (0). Uji derajat
integrasi digunakan untuk mengetahui pada derajat berapa data akan stasioner.
Apabila data belum stasioner pada derajat satu, maka pengujian harus tetap
dilanjutkan sampai masing-masing variabel stasioner (Shochrul, 2011:138). Untuk
menguji derajat integrasi ini, masih menggunakan uji Augmented Dickey-Fuller.
Prosedur pengujian uji ADF untuk menguji derajat integrasi hampir sama dengan uji
ADF untuk uji akar unit. Yang membedakan hanya dengan memasukkan berbagai
derajat integrasi sampai data yang dihasilkan stasioner.
Menurut Siagian (2003:5) apabila data yang diamati belum stasioner pada uji akar
unit, maka dilakukan uji derajat integrasi untuk mengetahui pada derajat integrasi
berapa data tersebut akan stasioner. Uji ini juga dilakukan dengan ADF dengan derajat
kepercayaan 5% sampai data yang dihasilkan stasioner. Pada metode ECM, semua
variabel baik variabel terikat maupun bebas harus menghasilkan data yang stasioner
pada derajat integrasi yang sama.
Apabila semua variabel telah stasioner pada derajat integritas yang sama, maka
dapat dilakukan estimasi jangka panjang. Persamaan regresi jangka panjang dari nilai
impor minyak dan gas dapat dirumuskan sebagai berikut :
π‘Œπ‘‘ = π›½π‘œ + 𝛽1 𝑋1𝑑 + 𝛽2 𝑋2𝑑 + 𝛽3 𝑋3𝑑 + 𝑒𝑑
Keterangan
π‘Œπ‘‘
: Penanaman Modal Asing (Triliun Rupiah)
π›½π‘œ
: Konstanta
𝑋1𝑑
: Tingkat Suku Bunga (%)
13
𝑋2𝑑
: Produk Domestik Bruto
𝑋3𝑑
: Nilai Cadangan Devisa (Juta USD)
𝑒𝑑
: Residual
Apabila variabel tersebut berkointegrasi maka terdapat hubungan keseimbangan
jangka panjang (long run equilibrium relationship) antar variabel tersebut.
3.5.2 Uji Kointegrasi (Cointegration Test)
Untuk melakukan uji kointegrasi (Cointegration Test) sebelumnya variabel yang
diuji harus lolos uji akar unit (Unit Root Test). Uji kointegrasi ini dilakukan untuk
mengetahui apakah ada hubungan jangka panjang antara variabel bebas dan variabel
terikatnya. Uji Kointegrasi dimaksudkan untuk menguji apakah residual regresi yang
dihasilkan stasioner atau tidak. Untuk menguji kointegrasi antara variabel-variabel yang
ada dalam penelitian ini, digunakan metode residual based test. Metode ini dilakukan
dengan memakai uji statistik ADF, yaitu dengan melihat residual regresi kointegrasi
stasioner atau tidak. Syarat untuk melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu dengan
menggunakan metode Error Correction Model residual harus stasioner pada tingkat
level. Untuk menghitung nilai ADF terlebih dahulu adalah membentuk persamaan
regresi kointegrasi dengan metode kuadrat terkecil biasa (OLS) (Widarjono, 2009:326).
3.5.3 Model Koreksi Kesalahan ( Error Corection Model Domowith-El
Badawi)
Penelitian ini merupakan penelitian data time series dengan menggunakan
pendekatan
Error
Correction Model. ECM adalah teknik untuk mengoreksi
ketidakseimbangan jangka pendek menuju pada keseimbangan jangka panjang
(Nachrowi & Usman, 2006:371). Persamaan jangka pendek adalah sebagai berikut.
βˆ†π‘Œπ‘‘ = π›½π‘œ + 𝛽1 βˆ†π‘‹1𝑑 + 𝛽2 βˆ†π‘‹2𝑑 + 𝛽3 𝑋3𝑑 + 𝛾𝑒𝑑−1 + πœ€π‘‘
Keterangan
βˆ†
: differensi
πœ€π‘‘
: error term white noise
𝑒𝑑−1
: nilai lag dari error term
Pada persamaan jangka pendek atau persamaan ECM dapat dilihat bahwa βˆ†π‘Œπ‘‘
tergantung pada βˆ†π‘‹1 , βˆ†π‘‹2 , βˆ†π‘‹3 dan bergantung pada keseimbangan error term.
3.5.4 Pengujian Asumsi Klasik
1) Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2006:95) uji ini bertujuan menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Pada model regresi
yang baik seharusnya antarvariabel independen tidak terjadi kolerasi. Indikasi awal
adanya multikolinieritas adalah standard error yang tinggi dan nilai t-statistik yang
rendah. Multikolinieritas dapat muncul apabila model yang kita pakai merupakan model
14
yang kurang bagus. Selain indikasi awal di atas, multikolinieritas dapat dilihat R 2, nilai
F hitung dan nilai t hitungnya.
Dalam penelitian ini, jika variabel independent saling berkorelasi, maka variabelvariabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independent yang nilai
korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Nilai cut off yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau
sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2013).
2) Uji Heteroskedastisitas
Masalah heteroskedastisitas ini muncul apabila residual dari model regresi yang
kita amati memiliki varian yang tidak konstan dari satu observasi ke observasi lain
(Hasan, 2002:302). Artinya, setiap observasi mempunyai reabilitas yang berbeda akibat
perubahan dalam kondisi yang melatarbelakangi tidak terangkum dalam spesifikasi
model. Padahal salah satu asumsi penting dalam model OLS atau regresi sederhana
adalah varian bersifat homoskedastisitas. Variabel gangguan akan muncul jika data
yang
diamati
berfluktuasi
sangat
tinggi.
Kriteria
gejala
heteroskedastisitas
menggunakan metode White : Jika π‘₯ 2 hitung (Obs*R-squared) > π‘₯ 2 tabel maka : ada
gejala heteroskedastisitas. Jika π‘₯ 2 hitung (Obs*R-squared) < π‘₯ 2 tabel maka : tidak
ada gejala heteroskedastisitas.
3) Uji Autokorelasi
Autokorelasi berarti bahwa adanya korelasi antara anggota observasi satu dengan
observasi lain yang berlainan waktu. Dengan asumsi metode OLS, autokorelasi
merupakan korelasi antara satu variabel gangguan dengan variabel gangguan lain.
Sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS terkait dengan variabel bebas
adalah tidak ada hubungan antara variabel gangguan yang satu dengan variabel
gangguan yang lain, yang dapat dinyatakan dengan : E= (ei ej) = 0 di mana i ≠j
Dalam penelitian ini pengujian autokorelasi menggunakan metode Lagrange
Multiplier (LM). Pendekatan yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
autokorelasi adalah dengan melakukan uji Lagrange Multiplier yang diperkenalkan oleh
Breusch dan Godfrey. Kriteria uji autokorelasi menggunakan metode LM (metode
Bruesch Godfrey) adalah jika probability value Obs* R-squared < derajat kepercayaan
5% maka ada gejala autokorelasi dan jika probability value Obs* R-squared > derajat
kepercayaan 5% maka tidak ada gejala autokorelasi.
4) Uji Normalitas
Uji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen melalui
uji-t hanya akan valid jika residual yang didapatkan mempunyai distribusi normal. Salah
satu metode untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji Jarque-Bera
(Widarjono, 2009:49). Kriteria Uji Normalitas menggunakan metode Jarque–Bera, jika
15
probablility value Jarque–Bera < α = 5% (0,05) maka data tidak berdistribusi normal.
Jika probablility value Jarque–Bera > α =5% (0,05) maka data berdistribusi normal.
3.6 Rancangan Uji Hipotesis
Rancangan uji analisis pada penelitian ini antara lain, analisis inferensia, uji stasioneritas,
uji kointegrasi, uji metode koreksi kesalahan, dan uji asumsi klasik. Serangkaian rancangan
uji analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara suku bunga, Produk Domestik
Bruto, dan cadangan devisa terhadap Penanaman Modal Asing (PMA).
Menurut Sugiyono (2009:159) yang dimaksud dengan hipotesis adalah sebagai berikut:
“Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.”
Menurut Andi Supangat (2006:296) mendefinisikan bahwa pengujian hipotesis adalah
sebagai berikut: “Pengujian Hipotesis adalah membuat kesimpulan sementara untuk
melakukanpenyanggahan dan atau pembenaran dari permasalahan yang akan ditelaah.”
Adapun rancangan yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
a. Menentukan Hipotesis Statistik
Berdasarkan pada alat statistik yang digunakan dan dihipotesis penelitian diatas maka
penulis menetapkan dua hipotesis yang digunakan untuk uji statistiknya yaitu hipotesis
nol (H0) yang diformulasikan untuk ditolak dan hipotesis alternatif (Ha).
b. Menetapkan Tingkat Signifikan
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan angka signifikan menurut Tingkat signifikansi
dapat ditentukan dengan melakukan pengujian terhadap dua pihak. Untuk menguji
diterima atau ditolaknya hipotesis, maka dilakukan dengan cara pengujian dua pihak
dengan tingkat signifikan = 5%.
c.
Uji Hipotesis (uji t)
Untuk mengetahui tingkat signifikansi dari koefisien korelasi, maka penulis menggunakan
statistik uji t.
d. Menentukan Kriteria Penerimaan Hipotesis
Agar hasil perhitungan koefisien korelasi dapat diketahui tingkat signifikan atau tidak
signifikan maka hasil perhitungan dari statistik uji t (t hitung) tersebut selanjutnya
dibandingkan dengan t tabel. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika
hipotesis nol ditolak dengan taraf kepercayaan 95%, maka kemungkinan bahwa hasil
dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95% dan hal ini menunjukan adanya
hubungan (korelasi) yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut. Untuk
mengetahui ditolak atau tidaknya dinyatakan dengan kriteria sebagai berikut :
-
Jika thitung > ttabel maka H0 ada didaerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara
variabel x dan variabel y ada pengaruhnya.
-
Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada didaerah peneriman, berarti Ha ditolak artinya antara
variabel x dan variabel y tidak ada pengaruhnya.
16
e. Kesimpulan
Hasil analisis dan pengujian hipotesis yang bersifat kuantitatif akan dijadikan dasar untuk
menarik kesimpulan oleh peneliti berdasarkan kesimpulan tersebut, Peneliti akan
berupaya memberikan pandangan dan saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan
3.7 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Dari hasil analisis yang dilakukan sesuai rancangan uji analisis diatas, dapat disusun
rancangan implikasi hasil penelitian yang berdasarkan dari hasil suku bunga, Produk Domestik
Bruto, dan cadangan devisa tahun 2010 hingga 2018 di Indonesia. Rancangan implikasi hasil
penelitian ini disajikan dalam bentuk deskriptif, dimana terdapat tabel yang menyajikan
jumlah variabel yang memengaruhi Penanaman Modal Asing (PMA) yaitu tingkat suku bunga,
PDB, dan cadangan devisa.
DAFTAR PUSTAKA
Asiyan, Sri. “Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri, Penanaman Modal Asing, dan Ekspor
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur.” 2011.
Badan Koordinasi Penanaman Modal, https://www.bkpm.go.id/
Indiani, Guesty . “Analisis Penanaman Modal Asing di Indonesia dan Faktor – Faktor yang
Mempengaruhinya.” 2018.
Muamar. “Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Suku Bunga Libor, Dan Kurs Valuta Asing
Terhadap Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia.” 2015.
Pande Mudara, I Made Yogatama. “Pengaruh Produk Domestik Bruto, Suku Bunga, Upah
Pekerja, dan Nilai Total Ekspor Terhadap Investasi Asing Langsung di Indonesia (19902009).” 2011.
Rizky, Reza Lainatul, Grisvia Agustin, dan Imam Mukhlis. “Pengaruh Penanaman Modal Asing,
Penanaman Modal Dalam Negeri Dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Di Indonesia.” 2016.
Tim Riset CNBC. Berita Market. 2019.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20190130161424-17-53101/ini-sederet-alasankenapa-investasi-2018-loyo (diakses Desember 11, 2019).
Tim Riset CNBC Indoensia. Berita Market. 2018.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20181030153644-17-39729/realisasi-investasikuartal-iii-2018-begini-gambarannya (diakses Desember 11, 2019).
Tim Riset CNBC Indonesia. Berita Market. 2019.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20190130125808-17-53059/tenang-investasiasing-jeblok-juga-bisa-bawa-berkah (diakses Desember 11, 2019).
xvii
Download