Uploaded by User63004

Modul IPL KD 3.1

advertisement
Salam listrik,
Salam hangat untuk ananda peserta didik yang selalu
semangat, semangat untuk menggali ilmu tentang
kelistrikkan terkhusus mengenai instalasi penerangan 1
fasa yang akan dipelajari pada modul ini.
Siapa yang tidak suka terang? Terang itu unik, dengan terang kita bisa melihat
apa yang tak terlihat. Adalah suatu anugrah jika setiap para peserta didik bisa
membuat sesuatu yang gelap menjadi terang. Apalagi untuk setiap rumah tinggal
yang belum pernah mengenal terang disaat malam tiba. Maka dari itu, modul ini
diharapkan dapat membantu para peserta didik untuk memahami dasar-dasar
instalasi penerangan listrik, dalam hal ini modul ini akan menjelaskan tentang
instalasi penerangan 1 fasa yang sesuai dengan standart PUIL. Semoga ilmu yang
diperoleh dapat memberi manfaat..
Setelah mempelajari modul kegiatan belajar ini , para peserta didik diharapkan
dapat memahami instalasi penerangan 1 fasa sesuai dengan peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) dan menerapkan instalasi penerangan 1 fasa sesuai PUIL
1. Menjelaskan peraturan instalasi penerangan 1 fasa sesuai dengan PUIL
2. Memahami prosedur pemasangan instalasi listrik sesuai gambar
1
3. Merangkai rangkaian dasar instalasi penerangan 1 fasa sesuai dengan gambar
rangkaian
4. Melakukan uji fungsi hasil instalasi sesuai dengan gambar rangkaian
5. Menerapkan rangkaian instalasi penerangan sesuai dengan PUIL
1. Melalui diskusi dan menggali informasi dari modul ini, peserta didik dapat
menjelaskan peraturan instalasi penerangan 1 fasa sesuai dengan PUIL
dengan benar dan jujur.
2. Melalui diskusi dan menggali informasi dari modul ini, peserta didik dapat
memahami prosedur pemasangan instalasi listrik sesuai gambar dengan benar
dan jujur.
3. Melalui modul ini, peserta didik dapat merangkai rangkaian dasar instalasi
penerangan 1 fasa sesuai dengan gambar rangkaian dengan benar dan
bertanggung jawab.
4. Melalui modul ini, peserta didik dapat melakukan uji fungsi hasil instalasi
sesuai dengan gambar rangkaian dengan benar dan jujur.
5. Melalui modul ini, peserta didik dapat menerapkan rangkaian instalasi
penerangan sesuai dengan PUIL dengan benar dan bertanggung jawab
MENJELASKAN
PERATURAN INSTALASI
PENERANGAN 1 FASA
SESUAI DENGAN PUIL
PROSEDUR
PEMASANGAN
INSTALASI LISTRIK
SESUAI GAMBAR
MELAKUKAN UJI HASIL
SESUAI GAMBAR
RANGKAIAN
MENERAPKAN
RANGKAIAN INSTALASI
PENERANGAN SESUAI
DENGAN PUIL
2
MERANGKAI
RANGKAIAN DASAR
INSTALASI PENERANGAN
1 FASA SESUAI GAMBAR
Kegiatan pembelajaran Modul Instalasi Penerangan Listrik : Instalasi Penerangan
listrik 1 fasa ini dilakukan secara tatap muka didalam kelas.
Media pembelajaran yang disediakan pada Kegiatan Belajar 1 ada di bagian
Materi, yang terdiri dari:
1. Modul digital
2. Video pembelajaran atau animasi
3. Sumber bacaan lain
Pertama-tama, peserta didik harus mempelajari setiap materi pembelajaran secara
mandiri/ kelompok. Kemudian melakukan diskusi berdasarkan teori yang
diberikan.
Setiap indikator pencapaian kompetensi diakhiri dengan tugas dan tes. Apabila
nilai tes peserta didik mencapai kriteria, Anda bisa melanjutkan ke kegiatan
belajar berikutnya.
3
Untuk
mengawali
materi
yang
akan
disampaikan pada BAB ini, diharapkan kepada
peserta didik untuk benar-benar mempersiapkan diri
dalam menyimak dan memahami setiap materi dan
diharapkan pada akhirnya dapat menguasai capaian
pembelajaran Kegiatan belajar 1 ini. Silakan para
peserta didik pelajari beberapa materi berikut ini.
Materi awal berikut menjelaskan tentang isi PUIL yang menyangkut instalasi penerangan
1 fasa. Materi yang akan disampaikan adalah isi dari PUIL 2000 dan PUIL revisi 2011
yang berhubungan dengan instalasi listrik.
Mari menyimak beberapa peraturan instalasi penerangan listrik berdasarkan PUIL berikut
ini:
PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK
Keselamatan Kerja
Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan
terhadap terjadinya kecelakaan. Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh
langsung dengan penghantar beraliran arus atau kesalahan dalam prosedur
pemasangan instalasi. Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan
dengan bahaya listrik serta tindakan keselamatan kerja. Beberapa penyebab
terjadinya kecelakaan listrik diantaranya
4
- Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh akan
menimbulkan bahaya kejut.
- Jaringan dengan hantaran telanjang
- Peralatan listrik yang rusak
- Kebocoran lsitrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila
terjadi kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau body
- Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka
- Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya sehingga
dapat menimbulkan bahaya kebakaran
- Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan kontak
tusuk lebih dari satu (bertumpuk).
Contoh langkah-langkah keselamatan kerja berhubungan dengan
peralatan listrik, tempat kerja, dan cara-cara melakukan pekerjaan pemasangan
instalasi lisrik dapat diikuti pentunjuk berikut :
1. Menurut PUIL ayat 920 B6, beberapa ketentuan peralatan listrik diantaranya :
a) Peralatan yang rusak harus segera diganti dan diperbaiki. Untuk peralatan
rumah tangga seperti sakelar, fiting, kotak-kontak, setrika listrik, pompa
listrik yang dapat mengakibatkan kecelakaan listrik.
b) Tidak diperbolehkan :
- Mengganti pengaman arus lebih dengan kapasitas yang lebih besar
- Mengganti kawat pengaman lebur dengan kawat yang kapasitasnya lebih
besar
- Memasang kawat tambahan pada pengaman lebur untuk menambah daya
5
c) Bagian yang berteganagan harus ditutup dan tidak boleh disentuh seperti
terminal-terminal sambungan kabel, dan lain-lain
d) Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat dari logam harus ditanahkan
2. Menurut PUIL ayat 920 A1, tentang keselamatan kerja berkaitan dengan
tempat kerja, diantaranya :
a) Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan listrik terbuka, harus diberi
tanda peringatan “ AWAS BERBAHAYA”
b) Berhati-hatilah bekerja dibawah jaringan listrik
c) Perlu digunakan perelatan pelindung bila bekerja di daerah yang rawan
bahaya listrik
3. Pelaksanaan pekerjaaan instalasi listrik yang mendukung pada keselamatan
kerja, antara lain :
- Pekerja instalasi listrik harus memiliki pengetahuan yang telah ditetapkan
oleh PLN (AKLI)
- Pekerja harus dilengkapi dengan peralatan pelindung seperti : Baju pengaman
(lengan panjang, tidak mengandung logam, kuat dan tahan terahadap
gesekan), Sepatu, Helm, Sarung tangan.
- Peralatan (komponen) listrik dan cara pemasangan instalasinya harsus sesuai
dengan PUIL.
- Bekerja dengan menggunakan peralatan yang baik
- Tidak memasang tusuk kontak secara bertumpuk
- Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan cara menarik kabelnya, tetapi
dengan cara memegang dan menarik tusuk kontak tersebut.
6
Peraturan
Sistem penyaluran dan cara pemasangan instalasi listrik di Indonesian
harus mengikuti aturan yang ditetapkan oleh PUIL (Peraturan umum Instalasi
Listrik) yang diterbitkan tahun 1977, kemudian direvisi tahun 1987 dan terakhir
tahun 2000.
Tujuan dari Peraturan umum Instalasi Listrik di Indonesia adalah:
- Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik.
- Keamanan instalasi dan peralatan listrik.
- Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.
- Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien.
Agar energi listrik dapat dimanfaatkan secara aman dan
efisien, maka ada syarat-syarat yang harus dipatuhi oleh
pengguna energi listrik. Peraturan instalasi listrik terdapat
dalam buku Peraturan Umum Instalasi Listrik atau yang
sering disingkat dengan PUIL. Di mulai dari tahun 2000,
kemudian direviri tahun 1987, direvisi lagi tahun 2000 dan
terakhir direvisi tahun 2011. Sistem instalasi listrik yang
dimulai dari sumber listrik (tegangan, frekwensi), peralatan
listrik, cara pemasangan, pemeliharaan dan keamanan,
sudah diataur dalam PUIL. Jadi setiap perencana instalasi
listrik, instalatir (pelaksana), Operator, pemeriksa dan
pemakai jasa listrik wajib mengetahui dan memahami
Peraturan Umum Instalasi listrik (PUIL).
PUIL tidak berlaku bagi beberapa sistem intalasi listrik tertentu seperti :
- Bagian instalasi tegangan rendah untuk menyalurkan berita atau isyarat.
- Instalasi untuk keperluan telekomunikasi dan instalasi kereta rel listrik.
7
- Instalasi dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan yang
digerakan secara mekanis.
- Instalasi listrik pertambangan di bawah tanah.
- Instalasi tegangan rendah tidak melebihi 25 V dan daya kurang dari 100 W.
- Instalasi khusus yang diawasi oleh instansi yang berwenang (misalnya : instalasi
untuk telekomunikasi, pengawasan, pembangkitan, transmisi, distribusi tenaga
listrik untuk daerah wewenang instansi kelistrikan tersebut).
Pada ayat 103 A1 dari PUIL merupakan peraturan lain yang berkaitan dengan
instalasi listrik, yakni :
a. Undang-Undang No. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
b. Peraturan Bangunan Nasional.
c. Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972, tentang Perusahaan Listrik Negara.
d. Peraturan lainnya mengenai kelistrikan yang tidak bertentangan dengan
PUIL.
Suatu peralatan listrik boleh dipergunakan untuk instalasi apabila :
- Memenuhi ketentuan-ketentuan PUIL 2000.
- Telah mendapat pengesahan atau izin dari instansi yang berwenang (ayat 202
A2)
Berdasarkan ketentuan PUIL 2000 ayat 202 B1 : semua instalasi yang selesai
dipasang sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diuji lebih dahulu.
Menurut ayat 110 T16, tegangan dibagi menjadi :
a. Tegangan rendah ( sampai 1000 V)
b. Tegangan Menengah (1000 V – 20 kV)
8
c. Tegangan Tinggi ( di atas 20 kV)
Pengujian Peralatan Listrik
Di negara kita semua peralatan listrik
sebelum digunakan oleh konsumen harus
melalaui uji kelayakan. Menurut ayat 202
A2 semua peralatan listrik yang akan
dipergunakan instalasi harus memenuhi
ketentuan PUIL. Di Indonesia peralatan
listrik
diuji
oleh
suatu
lembaga
dari
Perusahaan Umum Listrik Negara, yaitu
Lembaga Masalah Kelistrikan disingkat
LMK.
Tanda Persetujuan Pengujiam dari LMK
Peralatan listrik yang mutunya diawasi oleh LMK dan disetujui, diizinkan untuk
memakai tanda LMK. Bahan yang berselubung bahan termoplastik, misalnya
berselubung PVC, tanda ini dibuat timbul dan diletakan pada selubung luar kabel.
Lambang persetujuan ini dipasang pada kabel yang berselubung PVC, misalnya
kabel NYM. Sedangkan unruk kabel yang kcelil seperti NYA, lambang
persetujuan dari LMK berupa kartu yang ditunjukan pada gambar
Tanda Persetujuan Pengujiam dari LMK
9
Setelah peserta didik memahami peraturan dan syarat instalasi secara umum,
maka selanjutnya adalah
SYARAT PEMASANGAN INSTALASI RUMAH/ GEDUNG
Untuk pemasangan instalasi listrik
penerangan dan tenaga untuk rumah/gedung
terlebih dahulu harus melihat gambargambar rencana instalasi yang sudah dibuat
oleh
perencana
berdasarkan
denah
rumah/bangunan dimana instalasinya akan
dipasang. Selain itu juga spesifikasi dan
syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari
pemilik bangunan/rumah, dan syarat tersebut
tidak terlepas dari peraturan yang harus
dipenuhi dari yang berwajib ialah yang
mengeluarkan
peraturan
yaitu
PLN
setempat.
Syarat-syarat pekerjaan instalasi rumah /gedung
1.
Gambar situasi untuk menyatakan letak bangunan, dimana instalasinya
akan dipasang serta rencana penyambungannya dengan jaringan PLN.
2.
Gambar instalasi
Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana
pelayanannya, misalnya titik lampu, saklar dan kotak kontak, panel hubung
bagi, data teknis yang penting dari setiap peralatan listrik yang akan
dipasang
3.
Rekapitulasi
Rekapitulasi atau perhitungan jumlah dari komponen yang diperlukan antara
lain :
-
Rekapitulasi material dan harga
-
Rekapitulasi daya atau skema bagan arusnya
-
Rekapitulasi tenaga dan biaya
10
Selain itu terdapat persyaratan lain yang harus dipenuhi dalam pemasangan
instalasi listrik dan tenaga, antara lain :
Sumber Tegangan
Sumber tegangan yang digunakan untuk menyuplai
instalasi
listrik
rumah/gedung
adalah
sumber
tegangan 1 phase, 220 volt.
Pemasangan Penghantar
Penghantar yang digunakan untuk instalasi
penerangan
(rangkaian
akhir)
adalah
penghantar jenis NYA dan untuk instalasi
daya
(feeder/pengisi/incoming)
dengan
menggunakan penghantar jenis NYM yang
memiliki isolasi yang baik, agar mudah cara
pemasangan
dan
perbaikan
pemasangan
penghantar tersebut masuk ke dalam pipa instalasi.
Ukuran penghantar jalur utama termasuk jalur ke stop kontak dan
penghantar jalur cabang dari saklar ke lampu yaitu 2,5 mm2 dengan menggunakan
penghantar yang sesuai ketentuan maka keselamatan instalasi dapat terjamin dan
apabila instalasi akan diperluas masih dalam batas kemampuannya.
Penghantar untuk jenis NYM dilengkapi dengan hantaran pentanahan/arde
karena untuk instalasi daya, misalnya untuk AC, motor listrik dimaksudkan agar
bagian yang terbuat dari logam dapat ternetralisir dan apabila terjadi hubung
singkat aliran arus akan segera ke tanah.
Pipa Instalasi
Semua penghantar dalam instalasi listrik
dimasukkan dalam pipa PVC dengan ukuran ⅝"
agar penghantar aman dari benturan mekanis,
disamping itu juga penghantar akan terisolasi serta
mudah dalam perawatan apabila terjadi kerusakan
dalam perbaikan.
11
Saklar dan Kotak Kontak
Fungsi saklar dalam instalasi listrik penerangan untuk memutuskan dan
menghubungkan arus listrik dari sumber ke beban. Di dalam saklar dilengkapi
dengan pegas yang dapat memutuskan rangkaian dalam waktu yang sangat
singkat, dengan cepatnya pemutusan ini kemungkinan timbulnya busur api antara
kontak (tuas) saklar menjadi lebih kecil.
Saklar yang digunakan pada umumnya jenis saklar tunggal, saklar seri dan
saklar tukar (hotel) jenis inbow (terpendam dalam tembok).
Aturan pemasangan saklar :
a.
Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai.
b.
Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat.
c.
Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari satu.
Fungsi kotak kontak (stop kontak) dalam instalasi listrik sebagai alat
penghubung beban dengan sumber listrik.
Aturan pemasangan stop kontak :
a.
Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari 150 cm
harus dilengkapi tutup.
b.
Mudah dicapai tangan.
c.
Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada
disebelah kanan atau di sebelah bawah.
Kotak
Pembagi
Daya
Listrik/
PHB/
instalasi
listrik
Distribusi Panel (DP)
Panel
bagi
di
dalam
rumah/gedung merupakan peralatan yang
berfungsi sebagai tempat membagi dan
menyalurkan tenaga listrik ke beban yang
memerlukan agar merata dan seimbang.
Di
dalam
panel
bagi
terdapat
komponen antara lain rel (busbar), saklar
utama, pengaman, pengaman, alat-alat ukur dan lampu indikator.
12
Rating Pengaman
Rating pengaman yang dipakai menurut PUIL harus sama dengan atau
lebih besar dari arus nominal beban (I pengaman > I nominal).
Pengaman yang digunakan dalam instalasi listrik adalah pemutus
rangkaian (MCB) untuk pengaman tiap kelompok beban dan pemutus rangkaian
pusat (MCCB) untuk pengaman seluruh kelompok beban.
Besarnya rating arus MCB maupun MCB diperhitungkan arus beban
yang dipikul atau dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat keamanan.
Nah, setelah para peserta didik memahami tentang isi PUIL yang menyangkut
instalasi penerangan 1 fasa. Materi yang akan disampaikan adalah isi dari PUIL
2000 dan PUIL revisi 2011 yang berhubungan dengan instalasi listrik. Selanjutnya
peserta didik mempelajari materi prosedur pemasangan instalasi instalasi
penerangan listrik sesuai gambar.
Mari peserta didik untuk mempelajari materi ini dengan baik, agar melalui materi
ini peserta didik akhirnya mampu merangkai, menguji dan menerapkan dengan
benar instalasi penerangan listrik 1 fasa.
A. Pekerjaan Instalasi Listrik.
1. Mengenal Pekerjaan Instalasi listrik
Instalasi listrik adalah suatu bagian penting yang
terdapat dalam sebuah bangunan gedung, yang
berfungsi
sebagai
penunjang
kenyamanan
penghuninya.
Di Indonesia dalam dunia teknik listrik aturan yang ada antar lain PUIL
(Persyaratan Umum Instalasi Listrik).
Dalam suatu perancangan, produk yang dihasilkan adalah gambar
dan analisa. Gambar adalah bahasa teknik yang diwujudkan dalam kesepakatan
simbol. Gambar ini dapat berupa gambar sket, gambar perspektif, gambar
13
proyeksi, gambar denah serta gambar situasi. Gambar denah ruangan atau
bangunan rumah (gedung) yang kan dipasang instalasi digambar dengan
menggunakan lambang-lambang (simbol-simbol) yang berlaku untuk instalasi
listrik.
Ada beberapa jenis gambar yang harus dikerjakan dalam tahap perancangan suatu
proyek pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga yang baku menurut
PUIL 2000/ revisi 2011. Rancangan instalasi listrik terdiri dari:
a. Gambar situasi
Gambar situasi adalah gambar yang menunjukkan dengan jelas letak bangunan
instalasi tersebut akan dipasang dan rencana penyambungannya dengan jaringan
listrik PLN.
b. Gambar instalasi
14
meliputi :
1). Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak perlengkapan
listrik beserta sarana pelayanannya (kendalinya), seperti titik lampu, saklar, kotak
kontak, motor listrik, panel hubung bagi dan lain-lain.
2). Rancangan hubungan peralatan atau pesawat listrik dengan pengendalinya .
3). Gambar hubungan antara bagian-bagian dari rangkaian akhir, serta pemberian
tanda yang jelas mengenai setiap peralatan atau pesawat listrik.
c. Gambar diagram garis tunggal
yang tercantum dalam diagram garis tunggal ini meliputi:
1). Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran
nominal komponennya.
2). Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembaginya.
3). Ukuran dan besar penghantar yang dipakai.
4). Sistem pembumiannya.
d. Gambar detail
meliputi;
1). Perkiraan ukuran fisik dari panel.
2). Cara pemasangan alat listrik.
15
3). Cara pemasangan kabel.
4). Cara kerja instalasi kontrolnya.
Selain gambar-gambar diatas, dalam merancang atau menggambar
instalasi listrik penerangan dan tenaga, juga dilengkapi dengan analisa data
perhitungan teknis mengenai susut tegangan, beban terpasang dan
kebutuhan beban maksimum, arus hubung singkat dan daya hubung
singkat.
Disamping itu masih juga dilengkapi juga dengan daftar kebutuhan
bahan instalasi, dan uraian teknis sebagai pelengkap yang meliputi
penjelasan tentang cara pemasangan peralatan/bahan, cara pengujian serta
rencana waktu pelaksanaan, rencana anggaran biaya dan lama waktu
pengerjaan .
Bangunan gedung baik untuk rumah tinggal, kantor, sekolahan yang
dilengkapi sarana pendukung listrik dalam membangun agar dapat berfungsi dan
dihuni dengan baik, nyaman serta memenuhi keselamatan memerlukan
perencanaan gambar instalasi listrik yang cermat dengan mengacu pada aturanaturan yang ditetapkan dalam dunia teknik listrik.
Gambar instalasi listrik memegang peranan yang sangat vital dan
menentukan dalam suatu perencanaan instalasi, karena hanya dengan bantuan
gambar suatu pekerjaan pemasangan instalasi dapat dilaksanakan. Untuk instalasi
16
penerangan yang kecil dengan nilai daya pasang 450 VA, disebut instalasi listrik
penerangan 1 phase, 1 group dengan pengaman arus (MCB) 2 Ampere. Pelayanan
tenaga listrik dari tiang jaringan listrik ke pemakai (kwh + MCB) merupakan
tugas dari PLN sedangkan dari panel bagi (kotak sekering) sampai ke pemasangan
titik nyala (lampu dan kotak kontak) dan satu unit grounding (pentanahan)
merupakan tugas Biro Teknik Listrik (BTL).
Penempatan Saklar dan Kotak Kontak Penempatan saklar dekat pintu dan
mudah dicapai oleh tangan, arah tuas (kutub) saklar harus sama baik saat di-onkan maupun di-off-kan, sedangkan pemasangan dan penempatan kotak kontak
disesuaikan dengan beban yang akan disambung. Tinggi penempatan saklar dan
kotak kontak 150 cm diatas lantai.
Gambar Notasi Untuk Keterangan Gambar Instalasi Listrik
2. Penempatan Lampu Penerangan
Di
dalam
Mmenggambar
instalasi
listrik
penerangan, lampu penerangan merupakan bagian
yang sangat penting, pemilihan lampu disesuaikan
dengan penggunaan ruang, perhitungan iluminasi
yang
teliti
tidak
terlalu
diperlukan
dalam
penerangan rumah (gedung), namun. Tabel sangat
membantu
dalam
menentukan
tata
pemasangan lampu yang tidak menyilaukan.
17
letak
Tabel dibawah ini menunjukkan variasi lumen yang diperlukan per meter persegi
(m2) dalam suatu ruangan.
instalasi listrik tidak hanya untuk penerangan atau motor-motor, akan tetapi untuk
kedua-duanya.
Sebelum menggambar terlebih dahulu mengukur denah gambar sesuai
lokasi/situasi dimana rencana bangunan atau gedung akan dipasang instalasi
listriknya. Dalam gambar rencana kita buat gambar denah ruangan, gambar
pengawatan secara lengkap serta gambar skema beban listrik berikut kelengkapan
perhitungan material (komponen) dan tafsiran harga, bila perlu dilengkapi dengan
tenaga dan biaya.
3. Mengenal Peralatan Instalasi Listrik
a. Penghantar / kabel
Kawat penghantar digunakan untuk menghubungkan
sumber tegangan dengan beban.Kawat penghantar
yang baik umumnya terbuat dari logam.Dalam
instalasi listrik ada berbagai macam jenis kabel yang
digunakan sesuai dengan kebutuhan daya dari
kegunaannya. Macam – macam kabel tersebut
diantaranya :
1). Kabel NYA
18
Jenis kabel NYA digunakan untuk instalasi rumah dan system tenaga. Dalam
instalasi rumah digunakan kabel NYA dengan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2.
Syarat penandaan dari kabel NYA:
NYA: berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar / kabel
udara. Kode warna isolasi ada warna abu-abu, hitam, coklat dan biru. Kabel tipe
ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif murah.
Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA
adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus.
Instalasi kabel listrik dipasang dalam bangunan gedung selalu mempertimbangkan
factor keamanan. Agar aman memakai kabel tipe ini, persyaratan yang haris
dipenuhi dalam pemasangan diantaranya adalah: kabel harus dipasang dalam
pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi
sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh
langsung oleh orang secara langsung.
Kode huruf komponen kabel NYA
19
2). Kabel NYM
Jenis kabel NYM ini digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung
dan system tenaga. Kabel NYM : memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna
putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan
isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA
(harganya lebih mahal dari NYA).Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan
yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.
Kode huruf komponen kabel NYM
20
3). Kabel NYY
Memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau
4.Kabel NYY dieprgunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki
lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari
NYM).Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai
tikus.
4). Tanda Kabel Warna
Instalasi listrik dalam bangunan gedung perlu memperhatikan warna kabel yang
digunakan dalam instalasi tersebut, masing-masing warna kabel memiliki makna
sebagai berikut.
Abu-abu / Hitam / Coklat = Fasa R, Fasa S, Fasa T
Belang hijau kuning = Ground
Biru = Netral
b. Macam – macam saklar
Saklar merupakan alat untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan
listrik.Saklar banyak macam dan jenisnya, misalnya untuk kebutuhan instalasi
penerangan, instalasi tenaga dan banyak lagi jenisnya, yang sering kita jumpai
pada kehidupan sehari – hari dirumah maupun dimana saja. Ada saklar yang
dipasang dalam tembok (inbow) dan diluar tembok (out bow)
21
Instalasi penerangan umumnya menggunakan saklar untuk menyalakan dan
mematikan lampu. Saklar menurut fungsinya dibedakan menjadi :
1). Saklar kutub satu
2). Saklar kutub ganda
3). Saklar kutub tiga
4). Saklar kelompok
5). Saklar seri
6). Saklar tukar
7). Saklar silang
c. Macam – macam fitting
1). Fiting langit-langit
Bisanya digunakan untuk pemasangan lampu yang menggunakan roset yang
menempel pada langit-langit(eternity/lainnya).
2). Fiting gantung
22
Pemasangannya biasanya digabungkan pada fiting langit-langit.Pada bigian atas
fiting ini terdapat cicin yang dipakai untuk mengikatkan tali penarik hingga
kedudukannya menjadi kuat.
d. Stop Kontak
Merupakan
tempat
mendapatkan
untuk
sumber
tegangan.Tegangan ini diperoleh
dari hantaran fasa dan nol yang
dihubungkan
dengan
kontak-
kontak stopkontak. Stop kontak
dipasang
untuk
mendapatkan
memudahkan
tegangan
yang
diperlukan bagi peralatan listrik
yang dapat dipindahkan.
e. Pipa (Conduit)
Didalam instalasi listrik banyak sekali dipakai
pipa. Pipa digunakan sebagai pelindung kabel
atau hantaran darigangguan. Dengan pipa
pemasangan hantaran atau kabel lebih rapi.Pipa
yang digunakan biasanya jenis pipa union atau
bisa juga pipa PVC dengan ukuran 5/8”.
f. Klem
Adalah suatu bahan yang dipakai untuk menahan pipa agar
dapat dipasang pada dinding atau langit-langit.Klem ini
dibuatdari
pelat
besi
atau
plastic
dengan
ukuran
disesuaikan dengan ukuran pipa.jarak pemasangan klem
satu dengan lainny maksimal 80 cm.
23
g. Kotak Sambung
Pada saat penyambung kabel pada titik percabangan
harus menggunakan kotak sambung. Menurut
ketentuan peraturan instalasi yang diijinkan tidak
boleh
dalam
pipa
terdapat
sambungan,karena
dikwatirkan kawat putus dalam pipa.
Macam-macam kotak sambung:
1) Kotak sambung cabang dua
Digunakan untuk menyambung lurus.
2) Kotak sambung cabang tiga (T-Dos)
Digunakan untuk percabangan-percabangan, misalnya terdapat pemakaian saklar,
stop kontak.
3) Kotak sambung cabang empat (Cross Dos)
Pemakaian sama dengan T-Dos hanya percabangan bukan tiga tapi empat.
h. Rol Isolator
Pemasangan
kawat
hantaran
diatas
plafon
tanpa
menggunakan pipa digunakan rol isolator. Jarak antara rol
satu dengan yang lain 50 cm dan antar hantaran jaraknya 5
cm. Rol isolator dibuat dari keramik atau plastic dan
kekuatannya disesuaikan dengan besar hantaran dan
tegangan kerja untuk kepentingan peletakan besar
hantaran dan tegangan kerja untuk kepentingan peletakan
hantaran pada instalasi penerangan rumah.
i. MCB (miniature Circuit Breaker)
Fungsi MCB adalah untuk pengaman terhadap beban lebih
atau hubung singkat.Bila terjadi arus beban lebih atau hubung
pendek MCB memutuskan sirkit dari sumber.
24
Komponen untuk mengamankan beban lebih adalah bimetal sedangkan untuk
mengamankan arus hubung pendek adalah electromagnet. Bila terjadi hubung
singkat atau arus lebih yang besar maka kumparan magnetic R akan
memerintahkan kontak jatuh. Tegangan kerja sampai dengan 440 VAC, MCB
dipakai sampai 50 A.
j. KWH Meter
Digunakan sebagai pengukur energi listrik. Secara
praktisnya KWH meter digunakan untuk mengukur
daya terpakai (daya aktif) yang digunakan dalam
pemakaian beban listrik dalam jangka waktu
tertentu.
Prosedur Pemasangan Instalasi Listrik
Sebelum memasang / jaringan instalasi listrik pada sebuah rumah, yang harus di
lakukan adalah memahami bentuk rumah yang akan di pasang instalasi listrik.
Yang ke dua memahami tata letak ruangan dan posisi objek yang akan di instalasi
seperti box mcb, stop kontak, switch dan posisi lampu ruangan lalu kemudian
membuat perencanaan instalasi listrik yang aman untuk rumah. Lalu Kemudian
menuangkan perencanaan instalasi listrik tersebut pada sebuah kertas seperti
contoh di gambar instalasi listrik rumah di bawah ini.
25
Setelah memahami tata letak ruangan dan posisi titik titik yang akan di instalasi
pada rumah tersebut langkah selanjut memulai proses pemasangan kabel instalasi
listrik dari awal sampai selesai, ikuti gambar diagram rangkaian instalasi listrik
rumah berikut ini.
Gambar Rangkaian Instalasi Listrik
1. Cara Memasang Kabel Instalasi Listrik Rumah - Stop Kontak, Switch dan
Lampu Kamar Tidur 1
a. Sebelum memulai penarikan kabel instalasi listrik rumah pasangkan terlebih
dahulu Box MCB dan pasang ke tiga unit mcb yang telah di sediakan, jika anda
adalah electrical pemula silahkan lihat Cara Memasang unit MCB
b. Pasangkan pula Box stop kontak dan Box switch di sertai pipa pelindung kabel
instalasi di semua titik instalasi listrik
26
c. Tarik kabel phase, netral dan kabel grounding ukuran 2,5 mm dari box mcb ke
posisi stop kontak di tempatkan kemudian jumper kabel phase ke switch / saklar
masih menggunakan kabel 2,5 mm kemudian dari saklar kabel phase (Arus listrik
positif) di tarik ke posisi fitting lampu menggunakan kabel 1,5 mm
d. Kabel netral untuk fitting lampu jumper dari kabel netral stop kontak ke fitting
lampu menggunakan kabel instalasi ukuran 1,5 perhatikan gambar instalasi kamar
tidur pada gambar di atas atau lihat Cara Memasang Stop Kontak, Switch dan
fitting Lampu
2. Cara Memasang Stop Kontak, Switch dan Lampu Ruang Tamu
a. Pada diagram instalasi listrik ruang tamu di atas ada empat unit lampu satu
switch / saklar dan satu stop kontak.
b. Tarik kabel netral, phase dan grounding dari box mcb ke posisi stop kontak
dan jumper kabel phase stop kontak ke switch sama dengan langkah instalasi
listrik kamar tidur yang membedakan nya adalah unit lampu pada ruang tamu
ada empat unit.
c. Tarik kabel phase ukuran 1,5 mm dari switch ke fitting lampu 1 kemudian
jumper ke fitting lampu 2 dan seterus nya ke fitting lampu 3 dan 4.
d. Sedangkan kabel netral di jumper dari stop kontak langsung dari stop kontak
ke fitting lampu 1 dan di jumper ke fitting lampu 2, 3 dan 4 menggunkan
kabel 1,5 mm.
e. Saya jelaskan terlebih dahulu warna kabel instalasi listrik rumah di atas ada
tiga warna dimana Merah adalah phase (Arus Listrik Positif) Hitam adalah
Netral (Arus Listrik Negatif) dan Hijau sebagai kabel Grounding
(Pembumian).
3. Cara Memasang Stop Kontak, Switch dan Lampu Ruang Makan dan
Dapur
27
a. Tarik kembali ketiga kabel 2,5 mm yaitu netral, phase dan grounding dari box
mcm ke posisi stop kontak dapur dan jumper phase stop kontak ke switch /
saklar lampu sama hal nya dengan instalasi kamar tidur.
b. Untuk ruang makan tidak perlu menarik kabel dari box mcb cangkok / jumper
saja dari jalur kabel netral, phase dan ground untuk dapur untuk menghemat
penggunaan kabel
c. Hubungkan kabel phase, netral dan ke stop kontak ruang makan dan selesaikan
instalasi lampu ruang maka sama dengan cara memasang lampu untuk kamar
tidur
d. Langkah Terakhir Instalasi Listrik Rumah. Pasang ketiga kabel Aspan ukuran 6
mm yaitu Phase, Netral dan Ground dari Box MCB ke Kwh atau Meteran
Listrik. Pemasangan kabel aspan pada instalasi listik rumah sengaja di lakukan
di akhir pekerjaan instalasi untuk menghindarkan seorang electrical dari
sengatan listrik (Kesetrum).
4. Memasang Instalasi Listrik Rumah - Kamar Tidur 2
a. Pada diagram instalasi listrik di atas kamar tidur 2 sengaja saya kosongkan
sebagai bahan renungan anda untuk melatih apa yang anda baca / pelajari saat
ini tentang instalasi listrik rumah
b. Jika anda mampu merenungkan cara penyelesaian instalasi listrik rumah pada
kamar tidur dua tersebut maka anda telah menguasai teknik instalasi rumah ini.
5. Syarat-Syarat Instalasi Listrik
Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan peraturan mengenai
kelistrikan yang berlaku, harus diperhatikan pula syarat-syarat dalam pemasangan
instalasi listrik, antara lain :
a. Syarat ekonomis
Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari
instalasi itu mulai dari perencanaan, pemasangan dan pemeliharaannya
semurah mungkin, kerugian daya listrik harus sekecil mungkin.
28
b. Syarat keamanan
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan timbul
kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa
manusia dan terjaminnya peralatan dan benda benda disekitarnya dari
kerusakan akibat dari adanya gangguan seperti: gangguan hubung singkat,
tegangan lebih, beban lebih dan sebagainya.
c. Syarat keandalan (kelangsungan kerja)
Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara
baik. Jadi instalasi listrik harus direncana sedemikian rupa sehingga
kemungkinan terputusnya atau terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.
Ketentuan Terkait
Di samping PUIL ini, harus pula diperhatikan ketentuan terkait dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku, antara lain:
a) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, beserta
Peraturan Pelaksanaannya;
b) Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan, beserta
Peraturan Pelaksanaannya;
c) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
beserta Peraturan Pelaksanaannya;
d) Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi beserta
Peraturan Pelaksanaannya;
e) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah beserta
Peraturan Pelaksanaannya.
Penjelasan
Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan telah
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku oleh Undang-undang Nomor 30
Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Peraturan pelaksanaan menurut UU
No. 15 Tahun 1985 tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau diganti
berdasarkan UU No. 30 Tahun 2009.
29
Suatu peralatan listrik boleh dipergunakan untuk instalasi apabila :
- Memenuhi ketentuan-ketentuan PUIL 2000.dan revisi 2011
- Telah mendapat pengesahan atau izin dari instansi yang berwenang (ayat 202
A2)
Berdasarkan ketentuan PUIL 2000 ayat 202 B1 : semua instalasi yang selesai
dipasang sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diuji lebih dahulu.
Menurut ayat 110 T16, tegangan dibagi menjadi :
a. Tegangan rendah ( sampai 1000 V)
b. Tegangan Menengah (1000 V – 20 kV)
c. Tegangan Tinggi ( di atas 20 kV)
Pengujian Peralatan Listrik
Di negara kita semua peralatan listrik sebelum digunakan oleh konsumen harus
melalaui uji kelayakan. Menurut ayat 202 A2 semua peralatan listrik yang akan
dipergunakan instalasi harus memenuhi ketentuan PUIL. Di Indonesia peralatan
listrik diuji oleh suatu lembaga dari Perusahaan Umum Listrik Negara, yaitu
Lembaga Masalah Kelistrikan disingkat LMK.
30
Para peserta didik yang smart dan penuh
semangat. Semoga peserta didik sudah semakin
bertambah ilmu pengetahuannya dari hasil materi
yang telah disampaikan pada bab sebelumnya.
Untuk mereview pengetahuan para peserta didik
tentang peraturan dan prosedur pemasangan instalasi
penerangan listrik 1 fasa, maka ada baiknya para
peserta didik melatih kemampuan dan pengetahuan
yang telah dipelajari dengan soal latihan.
1. Coba anda amati instalasi penerangan listrk diruangan belajar/ kelas anda.
Analisislah pemasangan instalasi penerangan listrik tersebut apakah sudah
sesuai dengan peraturan dan prosedur PUIL. Jika sudah sesuai buat dengan
tanda centang, jika belum buatlah penjelasan yang seharusnya/ sebenarnya.
2. Gambarkanlah system instalasi penerangan listrik diruangan kelas anda
tersebut dengan gambar one line dan gambar pelaksanaanya.
Petunjuk Jawaban Latihan
Agar dapat mengerjakan soal di atas dengan baik, cermati kembali modul 1 . Lalu
diskusikan jawaban Anda dengan teman sejawat. Setelah itu, rumuskan jawaban
yang paling tepat.
31
Nah. Untuk memahami modul ini dengan
lebih ringkas berikut adalah rangkuman yang dapat
ananda dapat dari modul 1 ini.
Peraturan umum instalasi penerangan listrik 1 fasa dalam PUIL menyangkut
hal- hal keselamatan kerja dan peraturan pemasangan instalasi penerangan
listrik.
Pengujian peralatan instalasi penerangan listrik 1 fasa
Menurut ayat 202 A2 semua peralatan listrik yang akan dipergunakan instalasi harus
memenuhi ketentuan PUIL. Di Indonesia peralatan listrik diuji oleh suatu lembaga
dari Perusahaan Umum Listrik Negara, yaitu Lembaga Masalah Kelistrikan
disingkat LMK.
Tujuan dibuat PUIL:
- Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik.
- Keamanan instalasi dan peralatan listrik.
- Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.
- Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien.
Peralatan Instalasi Listrik dalam instalasi penerangan listrik 1 fasa yang
digunakan:
a. Penghantar / kabel
b. saklar
c. fitting
e. Pipa (Conduit)
f. Klem
g. Kotak Sambung
32
h. Rol Isolator
i. MCB (miniature Circuit Breaker)
j. KWH Meter
Prosedur pemasangan instalasi penerangan listrik
memahami bentuk rumah yang akan di pasang instalasi listrik. Yang ke dua
memahami tata letak ruangan dan posisi objek yang akan di instalasi seperti
box mcb, stop kontak, switch dan posisi lampu ruangan lalu kemudian
membuat perencanaan instalasi listrik yang aman untuk rumah. Lalu
Kemudian menuangkan perencanaan instalasi listrik tersebut pada sebuah
kertas
33
Silahkan dicek ya ananda, sumber materi ini di
dapat dari beberapa buku dan sumber media
elektronik. Berikut daftarnya:
Djumadi, Martin. B, Bambang. A.,1997. Instalasi Listrik Bangunan. Penerbit
Angkasa. Bandung.
P. Van Harten, Setiawan. 1998. Instalasi Listrik Arus Kuat. Jilid I dan II.
Penerbit Bina Cipta. Bandung.
_______, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Penerbit
Yayasan PUIL. Jakarta.
Zan Schbotsman. 1996. Instalasi. Edisi kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.
https://www.slideshare.net/bomerss/menggambar-listrik
34
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... i
KOMPETENSI DASAR ..................................................................................................... ii
JUDUL/ TOPIK MODUL ..................................................................................................iii
A. PENDAHULUAN
Capaian Mata pelajaran ........................................................................................... 1
Sub Capaian Mata Pelajaran ................................................................................. 1
Indikator Pencapaian Kompetensi ......................................................................... 2
Peta Pokok Bahasan ............................................................................................... 2
Cara Belajar ............................................................................................................ 3
B. MATERI
Materi 1 .................................................................................................................. 4
Materi 2 ................................................................................................................. 13
C. LATIHAN 31
35
D. RANGKUMAN....................................................................................................... 32
E. TES FORMATIF ..................................................................................................... 34
F. UMPAN BALIK/ TINDAK LANJUT ......................................................................... 38
G. KUNCI JAWABAN ................................................................................................. 39
H. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 40
36
37
38
Download