UJI BINOMIAL PEDOMAN PENGGUNAAN 1. 2. 3. 4. Peneliti akan menguji HIPOTESIS Deskriptif. Datanya berskala NOMINAL. Hanya ada 2 (dua) kemungkinan jawaban. Jumlah sampel kecil (< 30) CONTOH KASUS Suatu penelitian ingin mengetahui kecenderungan masyarakat di klinik AKUPUNKTUR dalam memilih jenis terapi tambahan. Apakah cenderung memilih Moksa atau Kop. Ada 25 orang responden sebagai sampel yang dipilih secara RANDOM, 15 orang memilih Moksa dan 10 orang memilih Kop. HIPOTESIS Ho : Tidak ada perbedaan antara masyarakat yang memilih Kop dibanding dengan yang memilih Moksa sebagai jenis terapi tambahan. Ho : p1 = p2 = 0,5 (50%) Menggunakan derajat kemaknaan 0,05 (95%) Ketentuan : Ho diterima bila P ≤ 0,05 Ho ditolak bila P ≥ 0,05 P adalah harga/nilai dalam Tabel Tes Binomial. PENYAJIAN DATA Tabel 1 Kecenderungan Masyarakat dalam Memilih Jenis Terapi Tambahan Alternatif Pilihan Moksa Kop Jumlah Frekuensi yang Memilih 15 10 25 TEKNIK STATISTIK Jenis Ho Jumlah sampel Bentuk data Jml responden Maka jenis ujinya : Deskriptif : 1 sampel : Nominal : 25 (sedikit/kecil) : Tes Binomial TEKNIK STATISTIK Jumlah sampel independen (n) = 25. Yang memilih moksa 15 responden, 10 resp memilih kop. Maka frekuensi terkecilnya (x) = 10. Berdasarkan tabel HARGA-HARGA x DALAM TES BINOMIAL, jika n = 25 dan x = 10, maka koefisien binomilanya (dlm tabel) = 0,212. Derajat kemaknaan yang ditetapkan = 0,05 (95%), maka 0,212 > 0,05. Ini menunjukkan bahwa Ho diterima, berarti sama (tidak terjadi perbedaan) antara masyarakat yang memilih Moksa dengan yang memilih Kop sebagai jenis terapi tambahan. PEMBAHASAN Dari hasil analisis menggunakan Uji Binomial terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan dapat dinyakatan bahwa tidak terjadi perbedaan antara masyarakat yang memilih Moksa dengan yang memilih Kop sebagai jenis terapi tambahan. Meskipun angka yang diperoleh di antara kedua alternatif pilihan tersebut berbeda ternyata tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Alhamdulillah Terima Kasih