STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) IPAL RS. PKU MUHAMMADIYAH, SOLO STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013 IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) RS AMAL SEHAT WONOGIRI (Q = 80 m3/hari) Rangkaian unit pengolahan IPAL Rumah Sakit : 1. Pretreatment (Septic Tank ; PTB Laundry ; PTB Kitchen) 2. Equalisasi 3. Reaktor anaerobic 4. Reaktor Aerobic + Clarifier 5. Effluent Tank 6. Clear Tank & Kolam Indikator 7. Desinfeksi Bak Bak equalisasi equalisasi Inlet Clear Tank & Kolam Indikator Cl Cl ari ari fie fie rr Effluent Tank areaktor an aerobic Reactor Reactor Aerobic Aerobic Sludge Holding Tank Desinfeksi Outlet Diagram Alir Proses Pengolahan IPAL RS.AMAL SEHAT WONOGIRI Kapasitas 80 m3/hari 1. PRETREATMENT Achmad & Associates 2 STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013 IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI A. FUNGSI Septic Tank merupakan pengolahan awal untuk mengendapkan padatan dari WC. Pretreatment Kitchen (Grease Trap) merupakan pengolahan awal untuk menyisihkan minyak & lemak dari air limbah. B. OPERASIONAL Unit pretreatment termasuk free maintenance, dalam artian dapat bekerja sendiri tanpa bantuan operator. Setelah limbah mengalir, biarkan proses berjalan secara alami. C. PEMELIHARAAN 1. Septic Tank Lakukan Pengurasan Septic Tank dengan Truk Tinja Sekurangnya setiap 1 tahun sekali. Tutup manhole jangan sampai dibuka jika tidak sedang melakukan perawatan / pembersihan. 2. Pretreatment Kitchen (Grease Trap) Lakukan pembersihan terperangkap di Basin terhadap Screen sekurangnya 3 hari sekali. 2. UNIT EQUALISASI & PUMPING STATION Achmad & Associates 3 minyak di & lemak Pretreatment yang Kitchen STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013 IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI A. FUNGSI Air limbah setelah melalui proses pretreatment mengalir secara gravitasi untuk ditampung pada Bak Equalisasi/penampung. Bak equalisasi berfungsi menyeragamkan debit dan kualitas limbah sebelum diolah pada unit pengolahan biologis (Reaktor Aerobic). Bak equalisasi dilengkapi dengan 2 unit submersible pump (1unit sebagai spare/cadangan), Gate Valve dan Water Level Control (WLC) B. OPERASIONAL Unit pemompaan diatur dengan pelampung / Water Level Control (WLC) dan akan diatur secara terintegrasi dengan operasional blower. Dalam kondisi normal saklar pompa pada kontrol panel akan diposisikan secara automatis Apabila pelampung pompa mencapai batas atas maka pompa akan beroperasi secara otomatis dan root blower akan ikut menyala meskipun jam operasional blower belum tercapai, dan apabila pelampung mencapai batas bawah maka pompa dan blower akan berhenti secara otomatis. Apabila kondisi tersebut terjadi saat jam operasional blower, maka blower dan akan tetap menyala sesuai skenario jam operasional yang telah ditentukan. C. PEMELIHARAAN Sampah/lumpur padat perlu dibersihkan sekurangnya 1 minggu sekali untuk mencegah penumpukan di dasar dan permukaan bak yang dapat menyebabkan gangguan pada system pemompaaan. Untuk mengurangi potensi penyumbatan pada impeller, pada sekeliling pompa ditempatkan bar screen model keranjang. 3. UNIT REAKTOR AEROBIC Achmad & Associates 4 STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013 IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI A. FUNGSI Sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme biologis dan menyediakan waktu kontak yang optimal antara organisme dan air limbah. Selain itu juga berfungsi Mencegah zat toxic masuk ke dalam reaktor yang dapat mengganggu proses biologis. Pengolahan biologis berlangsung dengan suplai oksigen dari aerator (roots blower), dimana akan berfungsi sebagai pengolahan utama dalam mendegradasi polutan organic. Didalam prosesnya akan menghasilkan biomassa berupa lumpur aktif yg harus dikelola, dan dapat dimanfaatkan (misal. Tanah urug, campuran pupuk tanaman). Kelebihan dari reaktor aerobik-Clarifier ini adalah kebutuhan lahan yang minim, efesiensi tinggi, efektif dalam control bau yang dihasilkan oleh air limbah. B. OPERASI START UP/ SEEDING Sebelum dioperasikan, reaktor Aerobic pada IPAL memerlukan proses seeding bakteri. Proses Seeding bertujuan menumbuhkan koloni bakteri aerobik sehingga penyisihan limbah organik dalam air limbah Rumah Sakit dapat berlangsung optimum. Bakteri yang digunakan adalah bakteri aerobic. Bibit bakteri didapat dari seeding material bakteri yang tersedia di pasaran ataupun dari unit tanki aerobik yang sejenis. Prosedur Start Up/ Seeding : 1. Isi reaktor Aerobic dengan air bersih pada masing-masing kompartement hingga penuh. Pengisian harus dilakukan secara bergantian dengan interval 30 menit untuk menghindari tekanan berlebihan pada dinding reaktor yang dapat menyebabkan reaktor pecah. Achmad & Associates 5 STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013 IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI 2. Alirkan air limbah Rumah Sakit sebesar volume kompartement 1, waktu yang dibutuhkan untuk pengisian dapat mengacu kepada kapasitas pompa yang digunakan. 3. Penambahanan bibit bakteri : Tambahkan 5 kg seeding material kedalam kompartement 1 (jika seeding material berbentuk bubuk), atau Tambahkan dengan 2 m3 lumpur aktif dari IPAL aerobik yang sejenis. 3. Operasikan blower pada kontrol panel nonstop selama 24 jam. 4. Pengaliran air limbah rumah sakit : Pada hari ke 2 seeding, tambahkan air limbah RS sampai air bersih yang berada didalam kompartement 2 tergantikan dengan air limbah. Tambahkan 5 kg seeding material atau 2 m3 lumpur aktif ke dalam kompartement 1. 5. Biarkan sampai terjadi pertumbuhan bakteri yang optimal pada hari ke 3 – 7. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses seeding IPAL : 1. Seeding dilakukan dalam kondisi aliran batch, yaitu pemasukan air limbah secara bertahap. Atur pemompaan inlet limbah yang masuk melalui kontrol panel (manual mode on). 2. Blower dinyalakan 24 jam selama proses seeding dan tidak boleh dimatikan. 3. Seeding material jika diambil dari IPAL aerobik sejenis harus langsung dimasukkan ke IPAL RS yang baru, karena umur bakteri tanpa suplai udara hanya dapat bertahan <6 jam. 4. Selama proses seeding sampai hari ke 7 cek pertumbuhan bakteri secara visual (berwarna coklat muda, tidak berbau, dan terbentuk endapan lumpur). 5. Atau jika memungkinkan lakukan pengecekan kadar DO dan MLVSS dari air bak aerasi pada hari ke - 2 sampai hari ke – 7. Pengecekan Achmad & Associates 6 STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013 IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI kadar DO dan MLVSS dapat dilakukan pada laboratorium Teknik Lingkungan terdekat. OPERASIONAL Unit ini memerlukan kontrol dan pengawasan yang kontinyu dari operator. Unit M & E yang memerlukan pengawasan khusus antara lain : 1. Operasional Blower & Pompa Inlet Pada unit reaktor Aerobic terdapat 2 buah blower. Operasional blower telah di setting secara bergantian setiap 1 jam untuk memperpanjang umur blower. Operasioanl blower akan diatur secara terintegrasi dengan operasional pompa inlet dimana unit pemompaan diatur dengan pelampung / Water Level Control (WLC). Dalam kondisi normal, saklar blower pada kontrol panel akan diposisikan secara automatis Apabila pelampung pompa mencapai batas atas maka pompa akan beroperasi secara otomatis dan root blower akan ikut menyala meskipun jam operasional blower belum tercapai, dan apabila pelampung mencapai batas bawah maka pompa dan blower akan berhenti secara otomatis. Apabila kondisi tersebut terjadi saat jam operasional blower, maka blower dan akan tetap menyala sesuai skenario jam operasional yang telah ditentukan. 2. Operasional pompa resirkulasi lumpur Pompa resirkulasi lumpur bertujuan mengalirkan lumpur kembali dari bak Sludge Holding Tank ke Reaktor Aerobik. Pompa lumpur telah di setting untuk terus meresirkulasikan lumpur dalam jumlah tertentu, sehingga jumlah lumpur (bakteri) dalam bak aerobik Achmad & Associates 7 STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013 IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI tetap terjaga. Pompa resirkulasi juga dapat dioperasikan secara manual untuk mengatur penambahan resirkulasi sesuai keninginan operator. C. PEMELIHARAAN Pemeliharaan blower sangat diperlukan karena unit ini bekerja nonstop, suplai udara tidak boleh berhenti karena dapat mengakibatkan matinya bakteri di dalam tanki aerasi. Alat ini memerlukan perawatan khusus yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang terlatih. D. TROUBLESHOOTING 1. Penampakan pada Tanki Aerasi dan Kaitan permasalahnnya Penampakan Permasalahan Penanggulangan Warna Permukaan Larutan Coklat Keemasan Tidak ada masalah (kondisi ideal) Coklat muda Suplai udara berlebih Kurangi suplai udara dengan mengatur timer operasional blower Hitam Suplai udara kurang sehingga Tingkatkan suplai udara terjadi kondisi anaerobic yang dengan mengatur kerja timer dapat menimbulkan bau busuk blower, jika sudah parah lakukan seeding ulang bakteri Bau Aroma lumpur/tanah Tidak ada masalah (kondisi ideal) Busuk Adanya gas H2S yang terbentuk akibat proses penguraian anaerobic Achmad & Associates 8 Tambahkan suplai udara dengan mengatur agar bolower bekerja lebih lama STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013 IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI 2. Penampakan pada Clarifier dan Kaitan permasalahnnya Penampakan Permasalahan Penanggulangan Warna Permukaan Larutan Jernih Tidak ada masalah (kondisi ideal) Coklat muda Lumpur tidak mau mengendap Hitam Lumpur terlalu lama di dasar unit clarifier Tingkatkan resirkulasi lumpur dengan mengatur kerja pompa lumpur Pembuangan lumpur ke unit SDB harus ditingkatkan. Lumpur Naik (Raising Sludge) Gumpalan lumpur besar yang mengambang kembali Adanya proses denitrifikasi di dalam tanki pengendap akibat lumpur terlalu lama di dasar clarifier Tingkatkan resirkulasi dan pembuangan lumpur ke SDB Effluen yang keruh Efluen masih mengandung padatan tersuspensi cukup tinggi • Aerasi terlalu berlebih sehingga memecahkan gumpalan lumpur • Kurangi jam operasi Blower • Usia Lumpur terlalu lama • Tingkatkan pembuangan lumpur ke unit SDB 6. UNIT EFFLUENT TANK A. FUNGSI Air limbah setelah melalui proses di dalam reactor Aerobik akan mengalir secara gravitasi untuk ditampung pada unit Effluent Tank. Effluent Tank berfungsi menampung effluent sebelum diolah pada unit filtrasi (RSF & GAC). Achmad & Associates 9 STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013 IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI Unit Effluent Tank dilengkapi dengan 1 unit submersible pump, Gate Valve dan Water Level Control (WLC) B. OPERASIONAL Unit pemompaan diatur dengan Water Level Control (WLC) dalam kondisi normal saklar pada kontrol panel berada dalam posisi automatis Apabila air mencapai batas atas maka pompa akan beroperasi secara otomatis begitu juga apabila air mencapai batas bawah, pompa akan berhenti secara otomatis. C. Pemeliharaan Sampah/lumpur padat perlu dibersihkan sekurangnya 1 minggu sekali untuk mencegah penumpukan di dasar dan permukaan bak yang dapat menyebabkan gangguan pada system pemompaaan. 7. UNIT FILTRASI (RSF & GAC) A. FUNGSI Unit Filtrasi berfungsi menyaring padatan partikulat yang terdapat didalam effluent Aerobic Unit filtrasi terdiri dari Rapid Sand Filter & Granular Activated Carbon (GAC) merupakan tangki filter bertekanan sehingga didalam operasionalnya akan menggunakan system pemompaan. B. SPESIFIKASI TANGKI RAPID SAND FILTER (RSF) & GRANULAR ACTIVATED CARBON (GAC) Type : SAND FILTER Dimensi : Diameter 500 mm dan tinggi 1500 mm Achmad & Associates 10 STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013 IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI Kapasitas : maks 20 m3/jam Pressure : Maks 6 Bar Material : Fiberglass Operation : Manual Backwashing system Media : Silica sand (lokal). Tangki GAC Type : GAC Dimensi : Diameter 500 mm dan tinggi 1500 mm Kapasitas : maks 20 m3/jam Pressure : Maks 6 Bar Material : Fiberglass Media : GAC (lokal). B. OPERASIONAL Pengoperasian Rapid Sand Filter: Pengoperasian Rapid Sand Filter dibagi ke dalam 3 sistem utama, yaitu operasional normal, operasional backwash dan operasional Surface Wash. Dalam pengoperasiannya, operator cukup melakukan buka tutup pada valve yang terdapat pada tangki Filter, dapat dilihat Gambar 1. Penjelasan pengaturan valve dapat dilihat pada uraian dibawah ini: A. Pada saat filter dioperasikan, valve no. 2; 3; dan 5 ditutup, sedangkan valve no. 1 dan no. 4 dibuka. B. Pada saat pengoperasian backwash, valve no. 1 ; 4 dan 5 ditutup, sedangkan valve no 2 dan 3 dibuka. C. Pada saat pengoperasian Surface Wash, valve no. 2 ; 3 dan 4 ditutup, sedangkan valve no 1 dan 5 dibuka. Achmad & Associates 11 STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013 IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI Operasional Backwash & Surface Wash : a. Frekuensi operasional: Backwash dan surface wash dilakukan setiap 1 minggu sekali atau tergantung dari kualitas efluen yang dikeluarkan oleh filter, apabila kualitas air telah keruh maka backwash perlu dilakukan. Backwash dilakukan untuk menghilangkan kotoran/partikulat yang tertahan pada bagian bawah filter, sedangkan surface wash dilakukan untuk menghilangkan kotoran/partikulat yang tertahan pada bagian atas media filter Silica Sand. Air buangan dari proses backwash dan surface wash dialirkan kedalam bak SDB, untuk selanjutnya akan masuk ke unit equalisasi. b. Durasi Backwash & Surface Wash : Lama waktu yang diperlukan untuk melakukan Backwash dan Surface Wash = ± 3-5 menit, dengan bukaan valve pompa clear tank penuh. Achmad & Associates 12 ½ STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013 IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI 5 3 4 1 2 Pengoperasian GAC Filter: D. Pengoperasian operasional GAC Filter normal. Dalam hanya terdapat satu sistem, yaitu pengoperasiannya, operator cukup melakukan buka tutup pada valve sebagaimana saat sistem filtrasi dioperasikan, yaitu : valve no. 2 ; 3; dan 5 ditutup, sedangkan valve no. 1 dan no. 4 dibuka. Operasional Backwash & Surface Wash Pada GAC Filter, tidak diperlukan mekanisme Backwash, untuk menjaga kualitas effluent perlu dilakukan penggantian media GAC secara periodik. C. Pemeliharaan Penggantian Media Rapid Sand Filter (RSF) Achmad & Associates 13 STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013 IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI Penggantian media RSF dilakukan setiap 3-6 bulan sekali atau sesuai dengan kebutuhan. Penggantian media dapat dilakukan melalui flange yang terletak disamping tangki filter. Penggantian Media Granular Activated Carbon (GAC) Penggantian media filter (carbon aktif) dilakukan setiap 3-6 bulan sekali, dimana hanya 20% - 30% media terbawah yang terdapat didalam tabung filter yang diganti. Penggantian media dapat dilakukan melalui flange yang terletak disamping tangki filter. 8. UNIT DESINFEKSI (KHLORINASI) A. FUNGSI Tangki Pelarut Khlorin, berfungsi untuk melarutkan kaporit dan membubuhkannya ke bak kontak khorin. Bak kontak kholrin, berfungsi sebagai tempat kontak antara larutan khorin dan air limbah. B. OPERASIONAL Persiapan larutan khlorin untuk proses desinfeksi : Larutkan ½ khlorin tablet dalam bak pelarut khlorin. Atur bukaan keran menuju Bak kontak khlorin agar larutan cukup habis dalam selama 2 hari. C. PEMELIHARAAN Bersihkan sampah baik yang terapung maupun mengendap pada bak ini. Kontrol bersamaan dengan pembersihan bak penampung awal (2 minggu sekali) Dilakukan Kontrol pada larutan klorin agar proses klorinasi dapat berjalan dengan baik. 9. UNIT SLUDGE DRYING BED Achmad & Associates 14 STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013 IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI A. FUNGSI Unit SDB berfungsi untuk mengeringkan lumpur hasil samping dari proses dalam tanki aerasi. Proses pengeringan lumpur dilakukan dengan memisahkan air dari lumpur (filtrasi) dan pengeringan dengan panas matahari. B. OPERASIONAL Unit ini termasuk free maintenance, dalam artian dapat bekerja sendiri tanpa bantuan operator. Tebal lumpur dalam bak SDB tidak boleh melebihi 10 cm dari permukaan pasir dalam bak untuk mempermudah pengeringan oleh matahari. Proses pengeringan lumpur dapat berlangsung 5 – 10 hari tergantung keadaan cuaca dan curah hujan. Setelah lumpur kering, dilakukan pengambilan lumpur oleh operator dengan peralatan sekop atau cangkul sampai batas dasar permukaan pasir dari SDB. Lumpur kering dari SDB dapat dijadikan bahan urugan atau dijadikan pupuk tanaman di sekitar Rumah Sakit. Unit SDB dilengkapi dengan pompa filtrat yang bekerja secara manual. Secara berkala pompa ini dinyalakan oleh operator untuk mengalirkan filtrat menuju bak equalisasi. C. PEMELIHARAAN Bersihkan sampah dan semak-semak yang terkadang tumbuh pada bak SDB. Kontrol lapisan filter pasir, jika perlu tambahkan pasir jika ikut terbuang bersamaan dengan pembuangan lumpur kering. Achmad & Associates 15 STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013 IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI 10. SOP UNIT MECHANICAL & ELECTRICAL IPAL A. OPERASIONAL Untuk semua MCB pada panel posisikan ke mode ON. 1. POMPA INLET (EQUALISASI) DAN POMPA RESIRKULASI LUMPUR a. Pengoperasian secara Automatis • Posisikan selector switch ke Auto • Setting Time Switch dan disesuaikan dengan yang dikehendaki b. Pengoperasian secara Manual • Posisikan selector switch ke Manual • Tekan push button ON (hijau) untuk menjalankan pompa. • Tekan push button OFF (merah) untuk menghentikan pompa. 2. BLOWER a. Pengoperasian secara Automatis • Posisikan semua selector switch Blower (Blower 1 dan 2) ke Auto • Setting Time Switch dan disesuaikan dengan yang dikehendaki b. Pengoperasian secara Manual • Posisikan selector switch ke Manual • Tekan push button ON (hijau) untuk menjalankan blower. • Tekan push button OFF (merah) untuk menghentikan blower. B. MAINTENANCE POMPA 1. Lakukan pembersihan saringan dan impeller secara berkala, minimal 1 bulan sekali Achmad & Associates 16 STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013 IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI 2. Lakukan pemeriksaan Baut + Mur secara berkala, minimal 1 bulan sekali BLOWER 1. Lakukan pemeriksaan Baut + Mur secara berkala, minimal 1 bulan sekali 2. Lakukan pemeriksaan Van Belt secara berkala, minimal 1 bulan sekali 3. Lakukan penggantian oli setiap 6 bulan sekali sesuai dengan takaran yang dibutuhkan dengan menggunakan Oli SAE 40. C. Troubleshooting MIXER 1. Apabila motor bekerja, namun agitator berhenti: a. Lakukan pemeriksaaan pada copel as motor dengan as agitator 2. Apabila motor bekerja, namun tiba-tiba berhenti: a. Lakukan pemeriksaaan pada impeller agitator b. Lakukan pemeriksaaan pada indicator trip pada panel kemudian reset pada overload c. Lakukan pemeriksaan pada tegangan listrik yang masuk, apakah telah terpasang pada tegangan yang telah ditentukan sebelumnya. d. Lakukan pengukuran resistan pada kumparan motor pompa POMPA : Pompa Equalisasi dan Pompa Resirkulasi Lumpur 1. Apabila pompa bekerja, namun air tidak keluar: a. Lakukan pemeriksaaan pada pipa instalasi, apabila ada material yang menyumbat sehingga menyebabkan saluran buntu segera dibersihkan b. Lakukan pemeriksaaan pada impeller pompa, apabila ada material yang meyumbat segera dibersihkan. 2. Apabila pompa bekerja, namun tiba-tiba mati: a. Lakukan pemeriksaan pada tegangan listrik yang masuk, apakah telah terpasang pada tegangan yang telah ditentukan sebelumnya. Achmad & Associates 17 STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013 IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI b. Lakukan pemeriksaan pada indicator trip pada panel, kemudian lakukan reset pada overload. c. Lakukan pengukuran resistan pada kumparan motor pompa Root Blower 1. Apabila blower bekerja, namun udara tidak keluar: a. Lakukan pemeriksaaan pada pipa instalasi, kemungkinan tersumbat b. Lakukan pemeriksaaan pada impeller blower. 2. Apabila blower bekerja, namun tiba-tiba mati: a. Lakukan pemeriksaan pada tegangan listrik yang masuk, apakah telah terpasang pada tegangan yang telah ditentukan sebelumnya. b. Lakukan pemeriksaan pada indicator trip pada panel, kemudian lakukan reset pada overload. c. Lakukan pemeriksaan pada van belt, mungkin putus d. Lakukan pemeriksaan pada motor Achmad & Associates 18