SISTEM STRUKTUR Nabila V Iszeti | 08111740000005 Anggita A Febriandia | 08111740000056 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN | A HOUSE H Architects :Felipe Assadi Arquitectos Location Zapallar, Chile Tahun Proyek: 2017 Luas: 340 m2 part 1 SISTEM STRUKTUR Struktur Beton Bertulang Terdiri atas balok-balok beton yang disusun sedemikian rupa membentuk struktur kantilever 1 2 3 part 2 SISTEM PENYALURAN GAYA part 3 IDENTIFIKASI SISTEM STRUKTUR Gedung Rusunawa UNIMUS Lokasi : Universitas Muhammadiyah Semarang, Indonesia Tahun Proyek: 2009 - 2010 Luas Tapak: 3.500 m2 Luas Lantai Dasar: 2.657,2 m2 part 1 SISTEM STRUKTUR Pondasi Tiang Pancang Bangunan rusunawa ini menggunakan pondasi tiang pancang atas beberapa pertimbangan, yaitu: 1. Pondasi tiang pancang mampu menahan beban yang cukup besar, termasuk beban mahasiswa yang tinggal di dalamnya. 2. Pondasi tiang pancang dibuat dengan sistem sentrifugal yang menyebabkan beton lebih rapat. Hal ini meminimalisir bahasa korosi akibat rembesan air. 3. Lokasi ini jauh dari pemukiman penduduk dan fasilitas umum sehingga pekerjaan pondasi tidak mengganggu aktivitas di sekelilingnya. Dalam memilih jenis pondasi, hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kondisi tanah, seperti jenis tanah, kedalaman tanah keras, daya dukung tanah, dan lainnya. Selain kondisi tanah, juga perlu diperhatikan keadaan struktur yang akan dibangun di atasnya. Hal ini meliputi kondisi beban, yaitu berapa besar beban, arah, dan bagaimana penyebarannya. Batasan-batasan di lokasi tersebut juga perlu diperhatikan. Pekerjaan pondasi tidak boleh mengganggu atau membahayakan bangunan lain dan lingkungan di sekitarnya. Faktor ekonomis juga tidak kalah penting. Waktu dan biaya pekerjaan pondasi sangat erat hubungannya dengan tujuan pencapaian kondisi ekonomis suatu bangunan. 13 m Struktur Beton Bertulang Pada umumnya, bangunan gedung menggunakan struktur beton bertulang. Jenis yang paling sering digunakan untuk gedung tingkat menengah hingga tinggi adalah struktur beton bertulang cor di tempat (Cast In Situ Reinforced Concrete Structure) Struktur utama rusunawa ini terdiri atas balok dan kolom, serta pelat, tangga , dan balok anak sebagai struktur sekunder, yang disusun sedemikian rupa membentuk struktur beton bertulang. Bahan: semen, pasir beton, kerikil beton, air kerja, baja tulangan. Rigid Frame Struktur rangka kaku (rigid frame) merupakan struktur yang terdiri dari elemen-elemen linier, seperti kolom (vertikal) dan balok (horizontal) , yang ujung-ujung atau pertemuan keduanya dihubungkan oleh joint / titik. Hal ini dapat mencegah rotasi relatif di dalam struktur. Pada struktur rigid frame, kolom-kolom tersusun rapi dan teratur membentuk grid-grid, jarak antar-kolom sama panjang. Struktur ini fokus pada tiga hal utama, yaitu kekuatan, kakuan, dan kapasitas deformasi yang rendah. Gaya tarik rigid frame kuat, membuat struktur ini memiliki kestabilan struktur yang tinggi dan dapat menahan beban vertikal yang cukup besar. Namun, gaya tekan yang dimiliki struktur rangka kaku ini tidak sekuat gaya tariknya. Struktur rangka ini tidak dapat menahan beban horizontal yang besar. Hal ini beresiko apabila diterapkan pada bangunan tingkat tinggi (melebihi 50 lantai), karena semakin tinggi bangunan, semakin kencang pula angin (sebagai beban horizontal) yang menerpa bangunan. (+) Stabil (-) Hanya dapat digunakan pada bangunan kurang dari 50 lantai Tangga Struktur tangga sangat penting bagi bangunan bertingkat sebagai aksesbilitas vertikal. Dalam perencanaan struktur tangga, parameter yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: - Tinggi antar lantai Panjang antrede Jumlah anak tangga Kemiringan tangga Tebal pelat beton - Tinggi optrade Lebar bordes Lebar anak tangga Tebal selimut beton Tebal pelat tangga 3,2 m Bangunan rusunawa ini menerapkan tangga berbalik arah (tangga letter U) dengan rincian sebagai berikut: - Tinggi antar lantai 3,2 m Panjang antrede 0,3 m Jumlah anak tangga (3,2/0,2) – 1 = 15 Tebal pelat bordes 0,15 m Panjang bordes 2,5 m Lebar bordes 1,5 m = 0,2 m 2,5 m 0,3 m 1,2 m 1,5 m Bordes dan pelat tangga 0,15 m - Tinggi optrade 0,2 m Panjang antrede 0,3 m Lebar anak tangga 1,2 m Tebal selimut beton Tebal pelat tangga 0,15 m Struktur Atap Rangka Baja Ringan Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Baja ringan memiliki ketebalan yang lebih kecil daripada baja konvensional, namun lebih kuat dan lebih mudah dalam pengerjaan konstruksi atap. Beban baja ringan yang tidak terlalu berat membuat struktur di bawahnya tidak menanggung beban yang besar. Spesifikasi rangka atap baja ringan pada umumnya mengikuti bentuk-bentuk dan ukuran terinci yang telah disediakan oleh pabrik, sehingga menghemat waktu pengerjaan di lokasi. Selain itu, terbatasnya bahan kayu yang membuat harga kayu melonjak, pemilihan rangka atap baja ringan merupakan solusi penghematan biaya. Penggunaan atap baja ringan lebih diminati di masa sekarang karena lebih efisien dan ramah lingkungan. Selain tahan lama, anti rayap, dan non-combustile, baja ringan nyaris tidak memiliki nilai susut saat perbedaan cuaca yang ekstrim dan perawatannya lebih mudah. bubungan Kekurangan dari rangka atap baja ringan adalah hasil akhir yang tidak dapat diekspos karena kurang menarik. Baja ringan juga tidak seperti kayu yang fleksibel yang dapat dipotong dan dibentuk profil maupun bundar sekalipun. Genting metal Kuda-kuda baja Kemiringan atap 3m 5,5 m part 2 SISTEM PENYALURAN GAYA Pembebanan Vertikal Penyaluran beban dari struktur paling atas hingga paling bawah dan diteruskan ke tanah Beban gravitasi - Beban mati - Beban hidup - Beban air hujan Beban diterima oleh balok, disalurkan ke kolom, dan di teruskan ke tanah Pembebanan Horizontal Beban Gempa beban yang bekerja pada suatu struktur akibat dari pergerakan tanah yang disebabkan karena adanya gempa bumi Gaya-gaya yang terjadi pada struktur oleh gerakan tanah Pembebanan Horizontal Beban Angin beban yang bekerja pada bangunan atau bagiannya karena adanya selisih tekanan udara Bangunan akan mengubah / memberhentikan lintasan angin yang melintas Bangunan menerima tekanan dan hisapan angin Dipengaruhi oleh kecepatan angin Bila kecepatan angin di suatu daerah ratarata konstan, maka hal ini dapat disebut statis. Apabila perubahannya besar maka termasuk tekanan dinamis.