6/24/2019 Designing Exercise Training (Basic Principles) Nur Basuki, M.Physio (Senior Lecturer) What is exercise training? Exercise training can be defined as maintaining a regular habit of exercise at levels greater than those usually performed. Tubuh akan merespon secara spesifik terhadap latihan yg diberikan Aerobic exercise perub pd cardiovascular Weight training perub pd massa otot dan kekuatan 1 6/24/2019 Prinsip Dasar Latihan OVERLOAD Sebuah system atau jaringan harus dilatih pada level melebihi level yang sudah ada. SPECIFICITY Efek khusus latihan hanya didapatkan oleh tubuh yg terlibat dalam latihan REVERSIBILITY Hasil peningkatan yg telah dicapai akan kembali lagi bila TIDAK dipertahankan F I T T rekwensi ntensity ime ype 2 6/24/2019 LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN CARDIORESPIRATORY FITNESS JENIS LATIHAN: Aerobic exercise Intensitas Latihan Merupakan bagian terpenting dalam menyusun program latihan Untuk orang sehat intensitas yg sesuai SEDANG – TINGGI Pada kasus deconditioning RINGAN - SEDANG 3 6/24/2019 Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan intensitas • Obat-obatan yg dapat mempengaruhi HR (mis:Beta blocker) • Level fitness • Resiko terhadap penyakit kardiovaskuler dan orthopedic injury • Klien preference • Tujuan program 4 6/24/2019 Rumus untuk menghitung perkiraan Max HR Author Rumus Populasi Fox (1971) 220-usia Grup kecil dari laki2 dan wanita Astrand (1952) 216.6 – (0.84 X Usia) Laki-2 dan wanita umur 4-34 th Tanaka (2001) 208 – (0.7 X Usia) Laki-2 dan wanita sehat Metode untuk menghitung Intensitas latihan Metode HRR Metode VO2R Metode HR Metode VO2 Metode MET {(HR max – HR rest) X % intensity} + HR rest {(VO2 max – VO2 rest) X % intensity} + VO2 rest HR max X % intensity VO2 max X % intensity {(VO2max)/3.5mL.kg-1.min-1} X % intensity 5 6/24/2019 Contoh menentukan Intensitas latihan Dengan Metode HR Seorang laki-laki umur 45TH Intensitas yg diharapkan = 70% - 80% Rumus THR = HR max X Intensitas yg diharapkan% Lakukan penghitungan estimasi HR max, jika data pengukuran Hrmax tidak tersedia. HR max = 220 – 45 = 175 Tentukan THR range: THR = 175 X 0.7 = 123 bpm (batas bawah) THR = 175 X 0.8 = 140 bpm (batas atas) THR range = 123 – 140 bpm Contoh menentukan Intensitas latihan Dengan Metode HRR (Heart Rate Reserve) Seorang laki-laki umur 45 tahun, HR rest = 70 bpm Intensitas yg diharapkan 50% - 60% Rumus = {(Hrmax – HR rest) X % intensity} + HR rest 1. Hitung HR max (jika penghitungan HR max tidak tersedia HR max = 220 – Usia = 175 bpm 2. Hitung HRR HRR = HR max – HR rest = 175 – 70 = 105 3. Tentukan intensitas latihan %HR = 0.5 X 105 = 52.5 %HR = 0.6 X 105 = 63 4. Tentukan target HR range Batas bawah = 52.5 + 70 = 122.5 Batas atas = 63 + 70 = 133 6 6/24/2019 Contoh menentukan Intensitas latihan Dengan Metode RPE (Rate of Perceived Exertion) 1. Dikembangkan oleh Gunnar Borg 2. Pasien diminta untuk mempersepsikan beratnya aktivitas 3. Sering digunakan pada pasien yg menggunakan B-blocker 4. Ada 2 versi Original (6-20) Revisi (1 – 10) 7 6/24/2019 Contoh menentukan Intensitas latihan Dengan Metode Talk test The talk test is one of the easiest ways monitor your exercise intensity. You don't need any equipment, like a heart rate monitor If you can talk and sing without puffing at all, you're exercising at a low level. If you can comfortably talk, but not sing, you're doing moderate intensity activity. If you can't say more than a few words without gasping for breath, you're exercising at a vigorous intensity 8 6/24/2019 High Intensity Interval Training Moderate Continuous Training has been proven in increasing physical fitness (VO2 max) of patients with coronary artery diseases (CAD) (Clark et al, 2005). However, it was argued that Conventional Cardiac rehabilitation (continuous endurance exercise) might be suboptimal for CAD patients with higher level of fitness (Conraads et al, 2015) The effectiveness of High Intensity Interval Training for patients with coronary heart disease have been studied, however the results is still conflicting [12-18]. (Warburton et al, 2005; Moholdt et al, 2012; Moholdt et al, 2009; Currie etal, 2013; Keteyian et al, 2014; Pattyn et al, 2016) Warburton et al (2005) studied 14 patients with CAD 6 months after having CABG or angioplasty. They found that Aerobic Interval Training (AIT) had similar effect in increasing VO2 max with Aerobic Continuous Training (ACT). However interval training resulted in a greater improvement in time to exhaustion during High intensity test 9 6/24/2019 10 6/24/2019 Moholdt et al (2009) and Mohold et al (2012) also found similarly. However Moholdt et al (2009) also found that after following for 6 months, AIT was better than ACT. On the other hand, Keteyian et al (2014) in a study of 18 patients more than three weeks post Myocard Infract or more than four weeks post CABG found that high intensity interval training is better in increasing VO2 max compare to moderate intensity continuous training. Aerobic Interval Training Protocol 2 2 2 2 2 2 2 2 8 X 2 min @ 85-95% HR max 90 80 2 70 2 2 2 5 min WA 2 2 2 5 min CD 60 WA = Warming Up CD = Cooling Down 11 6/24/2019 12 6/24/2019 Frekwensi Latihan Menurut American College of sport medicine dan American Heart Association : > 5hr/minggu (intensitas sedang) > 3hr/minggu (intensitas tinggi) Intensitas yg tinggi berhubungaan dengan peningkatan resiko cidera Durasi Latihan Intensitas sedang > 30 menit secara kontinyu Intensitas tinggi > 20 menit secara kontinyu Jika dipenggal minimum 10 menit 13 6/24/2019 Progressivitas Latihan Peningkatan dosis latihan tergantung pada status kesehatan individu Peningkatan dosis latihan dapat dilakukan pada semua komponen FITT Pada fase awal, peningkatan durasi yg direkomendasikan Peningkatan durasi 5-10 min per sesi setiap 1-2 minggu dalam 4-6 minggu pertama wajar untuk semua org dewasa ACSM, 2011 Weight Training At the beginning of early mobilization concept, dynamic exercise/aerobic exercise is a type of exercise that is recommended. On the other hand, isometric exercise is not recommended 14 6/24/2019 Tujuan latihan dengan beban (weight training/lifting) Memperbaiki kekuatan otot & daya tahan Meningkatkan rasa percaya diri Meningkatkan ADL Mempertahankan independence Menurunkan beban kerja otot saat melakukan ADL Mencegah berkembangnya penyakit lain spt osteoporosis, type 2 diabetes mellitus & obesity Memperlambat penurunan kekuatan otot krg menua 15 6/24/2019 Kriteria pasien yg boleh mengikuti strength training 1. Pasien dg resiko rendah dan sedang, bisa juga pada resiko tinggi tetapi dg supervisi 2. Mereka yg membutuhkan kekuatan otot untuk bekerja maupun aktivitas rekreasi 3. Dimulai min 5 minggu post MI atau cardiac surgery, dan pernah mengikuti 4 minggu program rehab jantung 4. Dimulai min 2 - 3 minggu pasca transcatheter procedure (i.e., PTCA or other), dan pernah mengikuti 2 minggu program rehab jantung 5. Tidak ditemukan kondisi2 berikut: Congestive heart failure (CHF), Uncontrolled dysrhythmias, Severe valvular Disease Uncontrolled hypertension, Unstable symptoms (AP) 16