Uploaded by oswar mungkasa

Pedestrian Bintaro Jaya Sudahkah Memenuhi Harapan Pejalan Kaki?

Pedestrian Bintaro Jaya:
Sudahkah Memenuhi Harapan Pejalan Kaki?
Oswar Mungkasa
Materi Lomba Menulis bertema
“Bintaroku Ramah Pejalan Kaki dan Pesepeda”
2013
Pedestrian Bintaro Jaya: Sudahkah Memenuhi Harapan Pejalan Kaki?1
•
Apa itu Pedestrian?
Sederhananya pedestrian diterjemahkan sebagai jalur pejalan kaki atau jalan
khusus bagi pejalan kaki.
Keberadaan pedestrian dimaksudkan sebagai upaya
memudahkan, memberi kenyamanan dan keamanan bagi pejalan kaki. Berjalan kaki
sendiri merupakan bagian dari sistem transportasi .
•
Seberapa pentingnyakah pedestrian?
Mungkin tidak banyak disadari oleh kita semua bahwa pedestrian mempunyai
fungsi yang penting dalam pembentukan sebuah kota, atau bahkan sekedar suatu
kawasan. Menurut Hamid Shirvani (1985), terdapat 8 (delapan) elemen pembentuk
kota, salah satunya adalah pedestrian (jalur pejalan kaki). Sementara Kevin Lynch
(1984) menegaskan citra kota dibentuk oleh 5 (lima) elemen, diantaranya adalah
Paths yaitu suatu garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan
mudah. Paths berupa jalur pejalan kaki, kanal, rel kereta dan lainnya.
Selain itu, keberadaan pedestrian ternyata meningkatkan keinginan penghuni
kawasan permukiman untuk berjalan kaki, yang pada akhirnya dapat mengurangi
frekuensi penggunaan kendaraan bermotor. Sehingga, keberadaan pedestrian dapat
mengurangi fenomena meningkatnya polusi udara dari polusi kendaraan bermotor2.
•
Pedestrian itu adalah Hak
Jika melihat fenomena saat ini, bagaimana tidak nyamannya berjalan diantara
deru kendaraan bermotor yang mengambil jalur pejalan kaki, ditengah hadangan
1 Penulis Oswar Mungkasa, sebagai materi Lomba Menulis dengan tema “Bintaroku Ramah Pejalan
Kaki dan Pesepeda” yang diselenggarakan oleh Jaya Property.
2 Polusi udara ini ditengarai berdampak buruk bagi kesehatan, bahkan dalam skala global menjadi
salah satu pemicu fenomena perubahan iklim. Sebagaimana diketahui, perubahan iklim berdampak
signifikan terhadap peningkatan permukaan laut yang dapat menenggelamkan ribuan pulau di dunia,
dan bahkan membahayakan keberadaan kota tepi pantai seperti Jakarta. Belum lagi dampak lainnya
berupa perubahan curah hujan dan kemarau yang berdampak pada terjadinya banjir dan kekeringan
berkepanjangan. Intinya, polusi udara berdampak negatif bagi kehidupan.
1 pedagang kaki lima yang menempati pedestrian, sepertinya hak pejalan kaki tidak
dilindungi oleh Negara. Padahal berdasar Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 131 ayat 1 secara tegas dinyatakan
pejalan kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung berupa trotoar, tempat
penyeberangan, dan fasilitas lain. Dilain pihak, penyelenggara lalu lintas diwajibkan
menyediakan fasilitas bagi pengendara sepeda dan pejalan kaki, sebagaimana tertera
pada pasal 25 ayat 1 bahwa setiap jalan yang digunakan untuk Lalu Lintas umum
wajib dilengkapi dengan perlengkapan Jalan berupa …. (butir g) fasilitas untuk
sepeda, pejalan kaki dan penyandang cacat.
Pada pasal 45 ayat 1 ditegaskan kembali bahwa fasilitas pendukung meliputi
(a) trotoar, (b) lajur sepeda, (c) tempat penyeberangan Pejalan kaki, (d) halte, dan/atau
(e) fasilitas khusus bagi penyandang cacat dan manusia usia lanjut. Sementara
perlindungan terhadap pejalan kaki pun ditegaskan pada pasal 106 ayat 2 bahwa
setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mengutamakan
keselamatan Pejalan Kaki dan pesepeda. Jika pengemudi kendaraan bermotor tidak
mengutamakan keselamatan pejalan kaki, pasal 284 jelas mencantumkan hukuman
pidana kurungan bagi pelanggar paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp
500.000 (lima ratus ribu rupiah).
Pejalan kaki dan pesepeda tidak perlu ragu lagi untuk menyuarakan haknya
karena telah dilindungi oleh undang-undang, dan bahkan hal ini dicantumkan pada
pasal 256 bahwa masyarakat berhak untuk berperan serta dalam penyelenggaraan
Lalu Lintas.
•
Faktanya: Pedestrianku Masih Belum Memenuhi Harapan
Bintaro Jaya sebagai sebuah kawasan permukiman yang mengedepankan tema
keberlanjutan (sustainable city) berikut berbagai slogannya, dalam kenyataannya
2 kondisi pedestriannya khususnya di jalan utama masih jauh dari harapan terutama
bagi para pejalan kaki.
Fakta yang secara kasat mata teramati menunjukkan bahwa kenyamanan dan
keselamatan pejalan kaki masih belum menjadi perhatian, seperti (foto terlampir):
(i)
Fungsi pedestrian tergantikan menjadi tempat parker dan berdagang disebabkan
oleh (a) keberadaan pedagang kaki lima yang menempati sebagian bahkan
seluruh badan pedestrian, dan (b) perubahan fungsi tata ruang dari perumahan
menjadi kegiatan perkantoran dan usaha .
(ii)
Terjadinya ketidaksinambungan jalur pedestrian (diskontinu) pada beberapa
bagian, yang mengurangi kenyamanan berjalan kaki terutama bagi penyandang
cacat. Kondisi ini tercipta oleh (a) keberadaan pintu masuk mal, pertokoan, dan
perkantoran; (b) lintasan saluran air; (c) keberadaan halte yang mengambil
badan pedestrian.
(iii) lebar pedestrian yang minimalis, sebagian besar hanya kurang dari 1 (satu)
meter, ditambah pula pada beberapa bagian terhalang oleh tiang listrik.
(iv) Kondisi fisik pedestrian yang sudah rusak dan tidak sesuai kondisi awal. Pada
beberapa bagian bahkan membahayakan pejalan kaki. Selain itu, pada sebagian
besar pintu masuk ke rumah, badan pedestrian dibuat miring/landai sehingga
dalam jangka panjang akan membahayakan struktur tulang pejalan kaki.
•
Agenda Kedepan
Beberapa langkah yang perlu dilakukan adalah:
a.
Perlu segera dibentuk suatu komunitas pejalan kaki Bintaro Jaya3 yang berfungsi
(i) meningkatkan kesadaran pentingnya berjalan kaki; (ii) menyosialisasikan hak
dan kewajiban pejalan kaki, baik melalui beragam media; (iii) kelompok penekan
3 Di Jakarta telah terbentuk komunitas pejalan kaki dengan nama Komunitas Pejalan Kaki, atau di
dunia maya ditemui komunitas pejalan kaki dengan nama KAKI
3 (pressure group), yang menyuarakan kepentingan pejalan kaki secara positip,
baik kepada pengembang maupun pemerintah daerah.
b.
Memanfaatkan momen seperti Hari Pejalan Kaki yang jatuh pada tanggal 22
Januari 2012
4
untuk menyelenggarakan sejenis Festival Pedestrian yang
diharapkan dapat menjadi ajang sosialisasi dan bertukar informasi diantara
komunitas pejalan kaki, pengembang dan pemerintah daerah.
c.
Pengembang, sesuai dengan tema yang diusungnya, dapat segera membenahi
pedestrian yang ada dengan prioritas pada jalan utama, dan dilanjutkan pada
kawasan permukiman. Langkah awal berupa pemetaan pedestrian, yang
mencakup penetapan kawasan penyediaan pedestrian (bila belum tersedia),
kawasan peningkatan pedestrian (bila kondisinya belum memadai), dan kawasan
pemeliharaan pedestrian (bila kondisinya memadai). Pembenahan fisik oleh
pengembang berupa pelebaran pedestrian, perbaikan kondisi fisik pedestrian,
peningkatan estetika pedestrian, perbaikan letak halte yang menghalangi
pedestrian, dan lainnya.
d.
Kerjasama Pengembang dengan komunitas pejalan kaki berupa pertemuan
berkala, menyelenggarakan lomba desain pedestrian, penerbitan buletin bersama.
e.
Pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya melakukan langkah penegakan
hukum (law enforcement) terhadap pedagang kaki lima yang menempati badan
pedestrian. Sementara pengembang dapat berinisiatif menyiapkan lahan bagi
pedagang kaki lima berikut insentif yang menarik (misal sewa yang murah).
Selain itu, pengembalian fungsi tata ruang sepanjang jalan utama sehingga
penggunaan pedestrian sebagai tempat parkir dapat dihindari.
4 Dipicu oleh peristiwa kecelakaan yang menewaskan 9 orang di Jakarta pada lokasi sekitar Tugu
Tani pada tanggal tersebut
4 LAMPIRAN
KUMPULAN FOTO
Foto 1
Lokasi:
Halte samping sekolah
Pembangunan Jaya
Keterangan:
Keberadaan Halte mengambil
badan pedestrian
Waktu:
Mei 2013
Sumber: dok pribadi
Foto 2
Lokasi:
Seberang Sekolah
Pembangunan Jaya
Keterangan:
Permukaan pedestrian tidak
rata sehingga membahayakan
pejalan kaki
Waktu:
Mei 2013
Sumber: Dok. Pribadi
6 Foto 3
Lokasi:
Seberang Plaza Bintaro
Keterangan:
Sampah yang menumpuk
mengurangi kenyamanan.
Sementara dinding setinggi
15 cm mengakibatkan
terjadinya dikontinu
pedestrian (khususnya bagi
penyandang cacat)
Waktu:
Mei 2013
Sumber: Dok. Pribadi
Foto 4
Lokasi:
Perempatan dekat Plaza
Bintaro
Keterangan:
Kondisi pedestrian sudah
rusak sehingga terjadi
diskontinu fungsi pedestrian
Waktu:
Mei 2013
Sumber: Dok. Pribadi
7 Foto 5
Lokasi:
Jalan Camar Raya
Keterangan:
Kemiringan pedestrian yang
dalam jangka panjang
membahayakan kesehatan tulang
pejalan kaki. Selain itu,
pedestrian tidak rata mengurangi
kenyamanan dan menyulitkan
penyandang cacat. Di hari kerja,
pedestrian dipenuhi oleh
kendaraan yang parker.
Waktu:
Mei 2013
Sumber: Dok. Pribadi
Foto 6
Lokasi:
Perempatan dekat Plaza Bintaro
Keterangan:
Kondisi pedestrian yang relatif
baik, namun agak rawan di
malam hari karena gelap.
Waktu:
Mei 2013
Sumber: Dok. Pribadi
8