Uploaded by User59197

PAPER FINAL MI (2)

advertisement
PORTFOLIO PERFORMANCE EVALUATION
Final Paper
MATA KULIAH : MANAJEMEN INVESTASI
Oleh:
Angela Alaras P.
Yoke Yolanda
1706131484
1706132026
Kelompok 6 (KP 172)
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INDONESIA
2019
PENDAHULUAN
Reksadana merupakan produk investasi yang dikelola oleh manajer investasi. Produk investasi
ini merupakan portofolio dari beberapa aset seperti saham, obligasi, dan sebagainya. Untuk
mengukur kinerja dari sebuah reksadana, maka terdapat beberapa jenis pengukuran yang dapat
digunakan oleh investor, antara lain:
1. Sharpe ratio.
Sharpe ratio merupakan pengukuran dari risk-adjusted return portofolio. Sharpe ratio
ditemukan oleh seorang peraih nobel bernama William F. Sharpe. Pengukuran dari
sharpe ratio dapat membantu investor dalam menganalisis kinerja dari sebuah
reksadana, dengan melihat kinerja pada data historis (past performance). Sebuah
portofolio atau reksadana yang memiliki sharpe ratio yang tinggi diindikasikan
memiliki kinerja atau performance yang tinggi atau dengan kata lain, manajer investasi
yang menyusun portofolio tersebut tidak mampu menghasilkan abnormal return bagi
investor. Sebaliknya, portofolio yang memiliki sharpe ratio yang rendah, menunjukkan
kemampuan manajer investasi yang kurang baik dalam menyusun portofolio. Secara
umum rumus yang digunakan untuk menghitung sharpe ratio adalah sebagai berikut:
Sharpe ratio =
π‘Ÿπ‘Ÿ − π‘Ÿπ‘Ÿ
π‘Ÿ
π‘Ÿ
2. Treynor measure.
Selain sharpe ratio, treynor measure juga merupakan indikator yang digunakan dalam
menilai kinerja dari sebuah portofolio. Treynor ratio dikenal pula dengan istilah reward
to volatility ratio dan ditemukan oleh Jack Treynor, seorang ekonom Amerika yang
juga turut mengembangkan capital asset pricing model. Perbedaan paling mendasar
antara treynor dan sharpe adalah bahwa treynor memperhitungkan risiko sistematik
dari sebuah portofolio, sedangkan sharpe memperhitungkan risiko atau standar deviasi
dari portofolio itu sendiri. Secara umum rumus yang digunakan untuk menghitung
treynor measure adalah sebagai berikut:
Treynor measure =
π‘Ÿπ‘Ÿ − π‘Ÿπ‘Ÿ
π‘Ÿ
π‘Ÿ
3. Jensen’s Alpha
Indikator lain yang juga dapat digunakan investor untuk menilai kinerja portofolio
adalah Jensen’s Alpha. Secara umum Jensen’s Alpha menggunakan CAPM dalam
mengukur kinerja portofolio. Pengukuran ini ditemukan oleh Michael C. Jensen,
dimana Jensen memperhitungkan excess return yang melebihi hasil yang diharapkan.
Semakin tinggi Jensen’s Alpha yang dihasilkan oleh suatu portofolio, maka hal tersebut
menunjukkan bahwa manajer investasi mampu menghasilkan excess return yang tinggi
bagi investor. Sebaliknya, Jensen’s measure yang semakin rendah menunjukkan
kinerja manajer investasi dalam menghasilkan excess return bagi investor kurang baik.
Rumus yang digunakan untuk mengukur Jensen’s measure adalah sebagai berikut:
Jensen’s measure = π›Όπ‘Ÿ
= π‘Ÿπ‘Ÿ − [π‘Ÿπ‘Ÿ+ π›½π‘Ÿ(π‘Ÿπ‘Ÿ − π‘Ÿπ‘Ÿ )]
4. Information ratio
Menurut Danareksa, information ratio merupakan indikator yang menunjukkan
seberapa jauh konsistensi dari seorang manajer investasi terhadap portofolio yang
dikelolanya. Information ratio juga menunjukkan bagaimana kinerja dari sebuah
portofolio melebihi benchmark yang ditetapkan, biasanya benchmark yang digunakan
adalah indeks. Rumus yang digunakan untuk mengukur Information ratio adalah
sebagai berikut:
π‘Ÿ
𝛼
Information ratio =
π‘Ÿ(π‘Ÿπ‘Ÿ)
5. Market Timing
Secara umum teori market timing berbicara mengenai kemampuan manajer investasi
dalam menyesuaikan beta saat pasar mengalami bearish dan saat pasar mengalami
bullish. Market timing memiliki dua jenis pengukuran dan rumus sebagai berikut:
● Treynor-Mazuy
rP - rf = a + b(rM - rf ) + c(rM - r f )2 + ep
● Henriksson-Merton
rP - rf = a + b(rM - rf ) + c(rM - rf )D + eP
TAHAPAN REGRESI
Untuk memperoleh hasil regresi, maka dilakukan beberapa tahap yang dilakukan yaitu:
1. Memilih sampel 3 (tiga) reksa dana yang terdiri dari reksa dana pendapatan tetap
(fixed income), saham, dan campuran (mixed)
2. Mengambil data bulanan Nilai Aktiva Bersih (NAB), data bulanan market dari Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG), dan data risk free rate dari Suku Bunga SBI.
Seluruh data diambil dengan periode 3 tahun.
3. Menghitung rp (return portfolio) masing-masing reksa dana, rf (risk-free rate) per
bulan, rp-rf (excess return), dan rm-rf (market excess premium).
4. Menghitung seluruh pengukuran kinerja reksa dana yang terdiri dari Sharpe Ratio,
Treynor Measure, Jensen’s Alpha, Information Ratio, dan Market Timing.
PROFIL REKSA DANA
1. Avrist Prime Income Fund (Fixed Income)
Berdasarkan Prospektus Reksa Dana Avrist Prime Income Fund, tujuan dari
Avrist Prime Income Fund adalah untuk memberikan tingkat pendapatan nilai investasi
yang relatif stabil melalui investasi pada Efek bersifat utang serta menurunkan tingkat
risiko melalui penerbitan surat berharga secara sangat hati-hati. Investasi dilakukan
dengan komposisi portofolio minimum sebesar 80% (delapan puluh persen) dan
maksimum sebesar 100% (seratus persen) dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada Efek
bersifat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan/atau korporasi
yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek baik
di dalam maupun di luar negeri; dan minimum sebesar 0% (nol persen) dan maksimum
sebesar 20% (dua puluh persen) dari NAB pada instrumen pasar uang dalam negeri
yang mempunyai jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun dan/atau deposito; sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Dalam hal berinvestasi pada
Efek luar negeri, Avrist Prime Income Fund akan mengacu kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan hukum negara yang mendasari
penerbitan Efek luar negeri tersebut. Risiko yang muncul dari reksadana ini adalah
risiko berkurangnya nilai investasi, risiko pasar, risiko kredit atau wanprestasi, risiko
likuiditas, risiko perubahan peraturan, risiko fluktuasi NAB, dan risiko pembubaran dan
likuidasi.
Tabel 1. Ringkasan Informasi Avrist Prime Income Fund
Informasi Umum
Tanggal Efektif
20 November 2014
Tanggal Peluncuran
9 Desember 2014
NAB/unit (IDR)
1,070.08
NAB (Milyar IDR)
413.13
Mata Uang
Rupiah
Bank Kustodian
Bank Permata
Informasi Lain
Minimal Investasi Awal
100,000,000
Minimal Investasi Selanjutnya
10,000,000
Biaya Pembelian
1%
Biaya Penjualan
1%
Statistik Reksadana
Kinerja Sejak Diluncurkan
7.01%
Standar Deviasi Disetahunkan
3.65%
Beta
1.12
Kinerja Bulanan Terbaik
3.61% (Januari 2015)
Kinerja Bulanan Terburuk
-2% (Juni 2018)
Sumber: Fund Fact Sheet Avrist Prime Income Fund
Gambar 1. Perbandingan Return Avrist Prime Income Fund
Sumber: Hasil Olah Data
Gambar 2. Komposisi Portfolio Avrist Prime Income Fund
Sumber: Fund Fact Sheet Avrist Prime Income Fund
2. Avrist Balanced Amar Syariah (Mixed)
Berdasarkan Prospektus Reksa Dana Avrist Balanced Amar Syariah, tujuan dari
Avrist Balanced Amar Syariah adalah untuk memberikan keseimbangan antara
pertumbuhan nilai investasi dengan volatilitasnya, dengan berinvestasi pada Efek
bersifat ekuitas, Efek bersifat utang dan instrumen pasar uang di Indonesia dengan
berpedoman pada prinsip-prinsip Syariah. Investasi ini memiliki komposisi portofolio
dengan minimum 1% (satu persen) dan maksimum 79% (tujuh puluh sembilan persen)
dari NAB pada efek syariah bersifat ekuitas yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah;
minimum 1% (satu persen) dan maksimum 79% (tujuh puluh sembilan persen) dari
NAB pada Surat Berharga Syariah Negara dan/atau Sukuk (Obligasi Syariah) yang
diterbitkan oleh korporasi berbadan hukum indonesia; dan minimum 0% (nol persen)
dan maksimum 50% (lima puluh persen) dari NAB pada instrumen pasar uang syariah
dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun dan/atau deposito
syariah; sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Risiko yang
muncul dari reksadana ini adalah risiko pasar, risiko kredit atau wanprestasi, risiko
likuiditas, risiko berkurangnya NAB setiap unit penyertaan, risiko fluktuasi NAB, dan
risiko pembubaran dan likuidasi, dan risiko perubahan peraturan.
Tabel 2. Ringkasan Informasi Avrist Balanced Amar Syariah
Informasi Umum
Tanggal Efektif
30 September 2013
Tanggal Peluncuran
23 Oktober 2013
NAB/unit (IDR)
1,040.04
NAB (Milyar IDR)
24.85
Mata Uang
Rupiah
Bank Kustodian
Standard Chartered Bank
Informasi Lain
Minimal Investasi Awal (IDR)
500,000
Minimal Investasi Selanjutnya (IDR)
100,000
Biaya Pembelian
1%
Biaya Penjualan
1%
Statistik Reksadana
Kinerja Sejak Diluncurkan
4%
Standar Deviasi Disetahunkan
9.15%
Beta
1.36
Kinerja Bulanan Terbaik
7.89% (Oktober 2015)
Kinerja Bulanan Terburuk
-6.88% (Agustus 2015)
Sumber: Fund Fact Sheet Avrist Balanced Amar Syariah
Gambar 3. Perbandingan Return Avrist Balanced Amar Syariah
Sumber: Hasil Olah Data
Gambar 4. Komposisi Portfolio Avrist Balanced Amar Syariah
Sumber: Fund Fact Sheet Avrist Balanced Amar Syariah
3. Reksa Dana Lippo Equity Plus (Saham)
Tujuan dari Lippo Equity Plus adalah untuk memperoleh peningkatan nilai
investasi yang maksimal dalam jangka panjang berupa capital gain dan dividen melalui
investasi pada Efek bersifat sekuritas. Komposisi portofolio investasi yang dimiliki
adalah minimum 80% (delapan puluh persen) dan maksimum 100% (seratus persen)
dari NAV pada efek bersifat ekuitas yang diterbitkan oleh korporasi berbadan hukum
Indonesia yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa
Efek baik di dalam maupun di luar negeri dan minimum 0% (nol persen) dan maksimum
20% (dua puluh persen) dari NAB pada Efek bersifat utang yang diterbitkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia dan/atau korporasi berbadan hukum Indonesia yang
telah dijual dalam Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
dan/atau instrumen pasar uang dalam negeri dan/atau deposito; sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Dalam hal berinvestasi pada Efek luar
negeri, Lippo Equity Plus akan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia dan hukum Negara yang mendasari penerbitan Efek luar negeri
tersebut. Risiko yang akan didapatkan investor pada reksa dana ini adalah risiko pasar,
risiko kredit atau wanprestasi, risiko likuiditas, risiko berkurangnya NAB setiap unit
penyertaan, risiko likuiditas, risiko perubahan peraturan, dan risiko tingkat suku bunga.
Tabel 3. Ringkasan Informasi Reksa Dana Lippo Equity Plus
Informasi Umum
Tanggal Efektif
2 April 2015
Tanggal Peluncuran
28 April 2015
NAB/unit
1.124,10
NAB (Milyar IDR)
29.25
Mata Uang
Rupiah
Bank Kustodian
Bank Bukopin
Informasi Lain
Minimal Investasi Awal
50,000
Minimal Investasi Selanjutnya
50,000
Biaya Pembelian
1%
Biaya Penjualan
0.5%
Sumber: Fund Fact Sheet Reksa Dana Lippo Equity Plus
Gambar 5. Perbandingan Return Reksa Dana Lippo Equity Plus
Sumber: Hasil Olah Data
Gambar 6. Bagan Alokasi Kelas Aset Lippo Equity Plus
Sumber: Fund Fact Sheet Reksa Dana Lippo Equity Plus
HASIL REGRESI
Seperti yang telah disebutkan bahwa penulis memilih tiga reksadana diantaranya adalah
Avrist Prime Income Fund dan Avrist Balanced Amar Syariah, dimana kedua portofolio
tersebut diterbitkan oleh Avrist Asset Management, serta Reksa Dana Lippo Equity Plus yang
diterbitkan oleh Lippo Securities.
1. Avrist Prime Income Fund
Berdasarkan proses regresi yang dilakukan oleh penulis, maka diperoleh output sebagai
berikut:
Tabel 4. Hasil Regresi Avrist Prime Income Fund
Coefficients
Standard Error
t-stat
P-value
Intercept
-0.0051
0.0014
-3.7442
0.0007
0.1698
0.0507
3.3467
0.0021
X Variable 1
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan hasil regresi yang tercantum pada tabel 4, maka dapat disimpulkan bahwa
nilai alpha, yang dapat dilihat dari nilai koefisien intercept, sebesar -0.0051. Alpha
tersebut menunjukkan arah negatif dan berpengaruh signifikan, dimana pengaruh
signifikan tersebut dapat dilihat dari perolehan p-value (0.0007) yang berada di bawah
0.05. Arah negatif signifikan tersebut menunjukkan bahwa excess return pasar
memiliki pengaruh negatif terhadap excess return portfolio. Selain itu, beta portofolio
dari Avrist Prime Income Fund menunjukkan arah positif yang signifikan, yang terlihat
dari koefisien X Variable 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa pergerakan portofolio
Avrist searah dengan pergerakan pasar. Untuk melihat apakah portofolio Avrist Prime
Income Fund memiliki kinerja yang baik, maka digunakan indikator - indikator
pengukuran kinerja seperti yang telah disebutkan penulis sebelumnya. Berdasarkan
perhitungan yang dilakukan penulis, maka diperoleh hasil pengukuran sebagai berikut:
Tabel 5. Pengukuran Avrist Prime Income Fund
Sharpe Ratio
-0.4946
Treynor Measure
-0.0267
Jensen’s Measure
-0.0051
Information Ratio
-0.6475
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan keempat indikator pada tabel 5 di atas, reksa dana Avrist Prime Income
Fund menunjukkan kinerja yang tidak baik, karena hasil dari seluruh pengukuran
menunjukkan hasil negatif. Hasil pengukuran sharpe ratio, treynor measure, dan
Jensen’s measure yang negatif menunjukkan bahwa manajer investasi tidak mampu
menghasilkan abnormal return bagi investor di tengah kondisi pasar yang sedang
bearish. Sedangkan information ratio menunjukkan bahwa kinerja portofolio tidak
mampu melebihi benchmark yang ditetapkan. Kinerja manajer investasi juga dapat
dilihat dari hasil regresi market timing sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Regresi Market Timing Avrist Prime Income Fund
Henrikson-Merton
Coefficients
P-value
Treynor-Mazuy
Coefficients
P-value
Intercept
-0.0055
0.0174
-0.0057
0.0010
X Variable 1
0.1508
0.1099
0.1764
0.0010
X Variable 2
0.0409
0.8037
0.7442
0.2844
Sumber: Hasil Olah Data
Dengan memperhitungkan pergerakan pasar pada tabel 6 di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan manajer investasi dari Avrist Prime Income Fund tidak
baik. Hal ini dapat dilihat dari koefisien beta kedua (X Variable 2) setelah
memperhitungkan pergerakan pasar, baik dengan perhitungan Henrikson-Merton
maupun Treynor-Mazuy, dimana p-value dari beta kedua bernilai lebih besar dari nilai
alpha (>0.05), yang menunjukkan bahwa manajer investasi tidak dapat menyesuaikan
beta saat kondisi pasar bearish ataupun bullish atau dengan kata lain, manajer investasi
Avrist tidak dapat mengikuti pergerakan pasar.
2. Avrist Balanced Amar Syariah
Berdasarkan proses regresi yang dilakukan, maka diperoleh output sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Regresi Avrist Balanced Amar Syariah
Coefficients
Intercept
X Variable 1
Standard Error
t-stat
P-value
-0.0042
0.0017
-2.3869
0.0114
0.6815
0.0649
10.4998
0.0000
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan hasil regresi yang tercantum pada tabel 7, maka dapat disimpulkan bahwa
nilai alpha, yang dapat dilihat dari nilai koefisien intercept, sebesar -0.0114. Sama
seperti portofolio sebelumnya, alpha dari portofolio Avrist Balanced Amar Syariah
menunjukkan arah negatif dan berpengaruh signifikan, dimana pengaruh signifikan
tersebut dapat dilihat dari perolehan p-value (0.0114) yang berada di bawah 0.05. Arah
negatif signifikan tersebut menunjukkan bahwa excess return pasar berpengaruh secara
negatif terhadap excess return portfolio. Selain itu, beta portofolio dari Avrist Balanced
Amar Syariah menunjukkan arah positif yang signifikan, yang terlihat dari koefisien X
Variable 1. Sama seperti Avrist Prime Income Fund, pergerakan portofolio dari Avrist
Balanced Amar Syariah searah dengan pergerakan pasar. Untuk melihat apakah
portofolio Avrist Balanced Amar Syariah memiliki kinerja yang baik, maka digunakan
indikator - indikator pengukuran kinerja seperti yang juga digunakan pada portofolio
sebelumnya. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan penulis, maka diperoleh hasil
pengukuran sebagai berikut:
Tabel 8. Pengukuran Avrist Balanced Amar Syariah
Sharpe Ratio
-0.0889
Treynor Measure
-0.0017
Jensen’s Measure
-0.0042
Information Ratio
-0.4128
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan keempat indikator pada tabel 8 di atas, reksa dana Avrist Balanced Amar
Syariah menunjukkan kinerja yang tidak baik, karena hasil dari seluruh pengukuran
menunjukkan hasil negatif. Hasil pengukuran sharpe ratio, treynor measure, dan
Jensen’s measure yang negatif menunjukkan bahwa manajer investasi tidak mampu
menghasilkan abnormal return bagi investor di tengah kondisi pasar yang sedang
bearish. Sedangkan information ratio menunjukkan bahwa kinerja portofolio tidak
mampu melebihi benchmark yang ditetapkan. Kinerja manajer investasi juga dapat
dilihat dari hasil regresi market timing sebagai berikut:
Tabel 9. Hasil Regresi Market Timing Avrist Balanced Amar Syariah
Henrikson-Merton
Coefficients
Intercept
P-value
Treynor-Mazuy
Coefficients
P-value
-0.0050
0.0846
-0.0038
0.0455
X Variable 1
0.6438
0.0000
0.6769
0.0000
X Variable 2
0.0811
0.6996
-0.5240
0.3772
Sumber: Hasil Olah Data
Dengan memperhitungkan pergerakan pasar pada tabel 9 di atas,yang diukur
berdasarkan perhitungan Henrikson-Merton dan Treynor-Mazuy, maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan manajer investasi dari Avrist Balanced Amar Syariah
juga menunjukkan kinerja yang tidak baik. Hal ini dapat dilihat dari koefisien beta
kedua (X Variable 2) setelah memperhitungkan pergerakan pasar, baik dengan
perhitungan Henrikson-Merton maupun Treynor-Mazuy, dimana p-value dari beta
kedua bernilai lebih besar dari nilai alpha (>0.05), yang menunjukkan bahwa manajer
investasi tidak dapat menyesuaikan beta saat kondisi pasar bearish ataupun bullish atau
dengan kata lain, manajer investasi Avrist Balanced Amar Syariah tidak dapat
mengikuti pergerakan pasar.
3. Reksa Dana Lippo Equity Plus
Berdasarkan proses regresi yang dilakukan, maka diperoleh output sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Regresi Reksa Dana Lippo Equity Plus
Coefficients
Intercept
Standard Error
t-stat
P-value
-0.0089
0.0034
-2.6531
0.0060
1.0902
0.1250
8.7170
0.0000
X Variable 1
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan hasil regresi yang tercantum pada tabel 10, maka dapat disimpulkan bahwa
nilai alpha dari Lippo Equity Plus, yang dapat dilihat dari nilai koefisien intercept,
sebesar -0.0089. Sama seperti portofolio sebelumnya, alpha dari portofolio Lippo
Equity Plus, dimana portofolio ini terdiri dari kumpulan beberapa saham, menunjukkan
arah negatif dan berpengaruh signifikan, dimana pengaruh signifikan tersebut dapat
dilihat dari perolehan p-value (0.0060) yang berada di bawah 0.05. Arah negatif
signifikan tersebut menunjukkan bahwa excess return pasar berpengaruh secara negatif
terhadap excess return portfolio. Selain itu, beta portofolio dari Lippo Equity Plus
menunjukkan arah positif yang signifikan, yang terlihat dari koefisien X Variable 1.
Sama seperti portofolio sebelumnya, pergerakan portofolio dari Lippo Equity Plus
searah dengan pergerakan pasar. Meskipun memiliki beta positif, namun portofolio ini,
sama halnya dengan portofolio sebelumnya, memiliki alpha negatif yang menunjukkan
bahwa manajer investasi tidak mampu menghasil abnormal return yang positif kepada
investor. Untuk memperkuat analisis apakah portofolio Lippo Equity Plus memiliki
kinerja yang baik, maka digunakan indikator - indikator pengukuran kinerja seperti
yang juga digunakan pada portofolio sebelumnya. Berdasarkan perhitungan yang
dilakukan penulis, maka diperoleh hasil pengukuran sebagai berikut:
Tabel 11. Pengukuran Reksa Dana Lippo Equity Plus
Sharpe Ratio
-0.0128
Treynor Measure
-0.0051
Jensen’s Measure
-0.0089
Information Ratio
-0.4588
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan keempat indikator pada tabel 8 di atas, reksa dana Avrist Balanced Amar
Syariah menunjukkan kinerja yang tidak baik, karena hasil dari seluruh pengukuran
menunjukkan hasil negatif. Hasil pengukuran sharpe ratio, treynor measure, dan
Jensen’s measure yang negatif menunjukkan bahwa manajer investasi tidak mampu
menghasilkan abnormal return bagi investor di tengah kondisi pasar yang sedang
bearish. Sedangkan information ratio menunjukkan bahwa kinerja portofolio tidak
mampu melebihi benchmark yang ditetapkan. Kinerja manajer investasi juga dapat
dilihat dari hasil regresi market timing sebagai berikut:
Tabel 12. Hasil Regresi Market Timing Reksa Dana Lippo Equity Plus
Henrikson-Merton
Coefficients
Intercept
P-value
Treynor-Mazuy
Coefficients
P-value
-0.0063
0.2539
-0.0067
0.0568
X Variable 1
1.2062
0.0000
1.0640
0.0000
X Variable 2
-0.2493
0.5374
-2.9528
0.1786
Sumber: Hasil Olah Data
Dengan memperhitungkan pergerakan pasar pada tabel 12 di atas,yang diukur
berdasarkan perhitungan Henrikson-Merton dan Treynor-Mazuy, maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan manajer investasi dari Lippo Equity Plus juga
menunjukkan kinerja yang tidak baik. Hal ini dapat dilihat dari koefisien beta kedua (X
Variable 2) setelah memperhitungkan pergerakan pasar, baik dengan perhitungan
Henrikson-Merton maupun Treynor-Mazuy, dimana p-value dari beta kedua bernilai
lebih besar dari nilai alpha (>0.05), yang menunjukkan bahwa manajer investasi tidak
dapat menyesuaikan beta saat kondisi pasar bearish ataupun bullish atau dengan kata
lain, manajer investasi Lippo Equity Plus tidak dapat mengikuti pergerakan pasar.
KESIMPULAN
Dari ketiga reksa dana yang dipilih penulis, baik reksadana saham, fixed income, maupun
campuran, memiliki kinerja yang tidak baik. Kinerja reksa dana tersebut mencerminkan kinerja
dari manajer investasi dari masing - masing portofolio. Kinerja yang kurang baik tersebut dapat
tercermin dari masing - masing indikator yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
portofolio yakni sharpe ratio, treynor measure, jensen measure, information ratio, dan market
timing yang dapat dihitung dengan Henrikson-Merton dan Treynor-Mazuy. Keempat indikator
tersebut (sharpe, treynor, jensen, dan information ratio) menunjukkan nilai negatif. Indikator
market timing dari ketiga portofolio juga menunjukkan bahwa manajer investasi dari ketiga
portofolio tersebut tidak mampu menghasilkan abnormal return bagi investor.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.investopedia.com. Sharpe Ratio Definition. Diakses pada 07 Mei 2019 pukul
14.00 WIB
https://corporatefinanceinstitute.com. Treynor Ratio. Diakses pada 07 Mei 2019 pukul 15.00
WIB
https://economictimes.indiatimes.com. Definition of Sharpe Ratio. Diakses pada 07 Mei 2019
pukul 15.30 WIB
http://reksadana.danareksaonline.com. Mengukur Konsistensi Kinerja Reksa Dana dengan
Information Ratio. Diakses pada 07 Mei 2019 pukul 16.30 WIB
https://www.indopremier.com. Mengukur Kinerja Portofolio. Diakses pada 07 Mei 2019
pukul 17.15 WIB
Download