Rekomendasi dari Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat untuk mencegah kontaminasi Salmonella pada telur terbagi menjadi tiga kategori yaitu: ketika membeli telur ayam, ketika mengolah telur ayam, dan ketika menyajikan telur ayam. 1. Ketika membeli telur ayam Konsumen sebaiknya membeli telur yang dijual dari lemari pendingin atau kotak pendingin. Setelah membeli, karton dibuka dan dipastikan telur dalam keadaan bersih bersih serta cangkang telur tidak retak. Telur sebaiknya segera disimpan di kulkas yang bersih pada temperatur minimal 4°C. Lebih baikngunakan termometer kulkas untuk mengontrol temperatur. Telur disimpan di dalam karton aslinya dan gunakan dalam waktu tiga minggu untuk mendapatkan kualitas telur yang terbaik. 2. Ketika mengolah telur ayam Selalu bersihkan peralatan memasak sebelum dan setelah dipakai untuk mengolah telur. Cuci tangan setelah menyentuh telur mentah dengan sabun. Telur dimasak hingga bagian kuning telur dan putih telur cukup keras. Ketika memasak telur orak arik seharusnya tidak berair. Telur yang dipanggang dengan oven harus dimasak hingga temperatur 72°C. Resep masakan dengan telur mentah atau setengah matang, digunakan telur yang telah diproses secara khusus untuk membasmi bakteri Salmonella, misalnya telur dengan pasteurisasi atau metode lain yang disetujui Badan POM setempat. 3. Ketika menyajikan telur ayam Telur disajikan dalam kondisi matang (seperti telur rebus dan telur goreng) atau makanan yang mengandung telur (seperti makaroni schotel dan kue basah) segera setelah dimasak. Telur yang dimasak dan dikukus dapat didinginkan untuk disajikan kemudian tetapi harus dipanaskan ulang dengan suhu setidaknya 74°C sebelum disajikan. Tidak boleh meninggalkan telur matang dari kulkas selama lebih dari 2 jam atau selama lebih dari 1 jam ketika suhu di atas 33° C. Bakteri penyebab penyakit tumbuh dengan cepat pada suhu hangat (antara 5° C sampai 60° C). Referensi: FDA. 2018. Eggs guidance documents regulatory information. https://www.fda.gov/food/. Prosedur isolasi dilakukan secara konvensional berdasarkan Andrews dan Hammack (2007) dalam USFDA Bacterilogial Analitycal Method (BAM) 8th Edition revisi Desember tahun 2007. Prosedur meliputi tahap pengkayaan, pengkayaan selektif, agar selektif, dan uji biokimia awal. a. Pengkayaan Sebanyak 90 ml Lactose Broth (LB) steril dan dihomogenkan dengan cara dikocok-kocok dengan perlahan hingga sampel homogen. Sampel yang telah homogen diinkubasi pada suhu 37±2 ºC selama 24±2 jam. Sebanyak 1 ml sampel yang telah diinkubasi di dalam media LB diambil dan diinokulasi ke dalam 9 ml Tetrathionate Broth (TTB) dan RV (Rappaport Vassiliadis). Selanjutnya TTB dan RV diinkubasi pada suhu 37±2 °C selama 24±2 jam. b. Agar Selektif Sejumlah satu ose sampel yang telah dihangatkan di inkubator pada masing-masing media selektif diambil dan digoreskan secara kuadran pada media Xylose Lysine Desoxycholate (XLD) Agar, Hektoen Eteric Agar (HEA), dan Bismuth Sulfite Agar (BSA). Sebelum digoreskan ke media selektif, sampel dihomogenkan terlebih dahulu. Ketiga media selektif tersebut kemudian dihangatkan di inkubator pada suhu 35±2 °C selama 24±2 jam, setelah itu dilihat keberadaan koloni tipikal yang tumbuh pada masing-masing agar. Apabila terdapat koloni tipikal yang tumbuh, maka analisis dilanjutkan dengan uji biokimia awal menggunakan Triple Sugar Iron Agar (TSIA) miring dan Lysine Iron Agar (LIA) miring. c. Uji Biokimia Awal Koloni tipikal yang tumbuh pada ketiga media spesifik XLD agar, HEA dan BSA masing-masing diinokulasikan menggunakan jarum ose steril pada TSIA dan LIA. Pada TSIA miring jarum ose digores dan ditusuk, sementara jarum ose ditusuk dan digoreskan pada LIA miring tanpa pembakaran kembali. Reaksi spesifik Salmonella pada TSIA miring adalah ditemukannya warna merah/alkalin (reaksi basa) pada bagian permukaan miring (slant) dan warna kehitaman pada agar kadang hingga menutupi warna agar dasar (dengan atau tanpa produksi gas H2S. Reaksi spesifik Salmonella pada LIA miring ditandai dengan warna ungu/alkalin (reaksi basa) pada bagian permukaan miring (slant), warna ungu/alkalin pada bagian agar dasar/butt atau agar tusuk (reaksi memproduksi H2S; kehitaman pada agar kadang hingga menutupi warna agar dasar, dengan atau tanpa memproduksi gas). d. Uji biokimia lanjut Sejumlah koloni pasa STIA dan LIA miring diambil dan diinokulasi pada ura agar dan keduanya diinkubasi selama 24jam. Salmonella tidak merubah warna urea gara. Apabila urea agar berubah warna menjadi merah hal itu menunjukkan bahwa koloni tersebut bukan Salmonella. Andrews and Hammack. 2007. Bacteriological Analitical Manual (BAM): Salmonella. https://www.fda.gov/.