Bab 3 teori belajar behavioristik

advertisement
BAB 3
TEORI BELAJAR
1. Teori Behavioristik
2. Teori Kognitif
3. Teori Humanistik
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
BELAJAR
APA YANG DIMAKSUD
DENGAN BELAJAR ?
Belajar merupakan aktivitas
kearah perubahan tingkahlaku
melalui interaksi aktif individu
terhadap lingkungan
(pengalaman)
Bagaimana ciri-ciri belajar ?
1.
Dari segi proses
a. adanya aktivitas ( fisik, mental, emosional )
b. melibatkan unsur lingkungan
c. bertujuan kearah terjadinya
perubahan tingkah laku
(behavioral changes)
2.
Dari segi hasil
a. bersifat relatif tetap
b. diperoleh melalui usaha
Mengapa perlu belajar ?
1. Potensi manusia bersifat
laten dan terbuka
2. Pertumbuhan dan perkembangan
manusia lebih banyak terjadi
secara non instingtif/alamiah
PEMBELAJARAN
1.
Apa yang dimaksud
dengan pembelajaran
?
Pembelajaran adalah
penyediaan sistem
lingkungan yang
mengakibatkan
terjadinya proses
belajar pada diri siswa
2. Bagaimana ciri-ciri pembelajaran ?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Adanya unsur guru
Adanya unsur siswa
Adanya aktivitas guru dan siswa
Adanya interaksi antar guru –
siswa
Bertujuan kearah perubahan
tingkah laku siswa
Proses dan hasilnya terencana/
terprogram
3. Mengapa perlu pembelajaran ?
1. Peristiwa belajar tidak selalu
terjadi atas inisiatif diri individu
2. Individu memerlukan bantuan
untuk mengembangkan potensi
yang ada pada dirinya
3. Perlunya lingkungan yang
kondusif guna mencapai
perkembangan individu secara
optimal
4.
Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi proses dan hasil belajarpembelajaran ?
1. Guru
4. Materi
2. Siswa
5.
Instrumental
3. tujuan
6. lingkungan
Faktor guru
1. Kondisi fisik
a. kondisi kesehatan fisik
secara umum
b. kondisi fungsi inderawi
2. Kondisi psikis
a. suasana kejiwaan
b. kompetensi
(paedagogis,
kepribadian, sosial,
profesional)
FAKTOR SISWA
1. Kondisi Fisik
a. kondisi kesehatan fisik
secara umum
b. kondisi fungsi inderawi
2. Kondisi Psikis
bakat, minat, kemampuan,
motivasi, situasi kejiwaan
Faktor tujuan
1.
2.
3.
4.
Kejelasan
Urgensi
Tingkat kesulitan
Kesesuaian dengan
tingkat
perkembangan siswa
Faktor materi
1.
2.
3.
4.
Kejelasan
Kemenarikan
Sistematika
Jenis materi
Faktor instrumental
1.
2.
3.
4.
Kelengkapan
Kuantitas
Kualitas
Kesesuaian
Faktor lingkungan
1. Lingkungan fisik
Suhu dan kelembapan udara
2. Lingkungan sosial
a. manusia
b. representasi manusia
TUJUAN BELAJAR-PEMBELAJARAN
1.
Apa yang dimaksud dengan tujuan
belajar - pembelajaran ?
dilakukan
Tujuan belajar-pembelajaran
merupakan perilaku yang
diharapkan dapat dicapai
siswa sehubungan
dengan aktivitas
belajar – pembelajaran
2. Apa urgensi penetapkan dan perumusan
tujuan belajar-pembelajaran ?
Penetapan dan perumusan tujuan
belajar - pembelajaran sangat
penting, karena sebagai dasar
dalam :
1.
Menyusun alat/instrumen
evaluasi
2.
Menentukan materi/
pengalaman yang diperlukan
3. Memilih dan menentukan
sarana (alat pelajaran, alat
peraga, media) yang diperlukan
4. Memilih dan menetukan
metode belajar -pembelajaran
yang diperlukan
Jenis-jenis perilaku yang menjadi dasar dalam
penentuan dan perumusan tujuan belajarpembelajaran meliputi apa saja ?
1.Perilaku ranah kognitif
2.Perilaku ranah afektif
3.Perilaku ranah
psikomotor
PENGERTIAN: Teori behaviorisme merupakan teori yang
menekankan pada perubahan perilaku yang tampak.
TUJUAN utama psikologi menurut behaviorisme, yaitu
membuat prediksi dan mengendalikan perilaku.
MISAL:
S: Tidak ada motivasi
R: Siswa pasif ketika diberi pertanyaan.
Guru memodifikasi stimulusnya agar respon berubah.
S: Bisa jawab = diberi hadiah
R: Siswa semangat menjawab pertanyaan
TOKOH besar dalam aliran behaviorisme ini: Pavlov,
Thorndike, B. F. Skinner.
1. Teori kondisioning
Menurut Pavlov, orang belajar berdasarkan pengalaman .
Ia menemukan teori ini berdasarkan penelitiannya pada
anjing, sebagai berikut;
Percobaan Stimulus
Respon
Keterangan
1
Makanan (Stimulus
tidak terkondisi/ US)
Keluar air liur (Respon
tidak terkondisi/ UR)
Bersifat Instingtif
2
Lampu nyala
(stimulus netral)
Tidak keluar air liur
Belum terjadi belajar
3
Lampu dinyalakan,
kemudian diberi
serbuk daging.
Tidak keluar air liur,
Diulang-ulang
kemudian keluar air liur selama beberapa
kali/ dikondisikan.
4
Lampu nyala
(stimulus terkondisi/
CS)
Keluar air liur (respon
terkondisi/conditioned
respon/CR)
Telah terjadi proses
pembelajaran
Ivan Pavlov
1849-1936
Classical Conditioning
Paradigma pengkondisian klasikal:
 stimulus benar-benar netral dipasangkan
dengan stimulus alami yang menghasilkan
respon
 setelah satu atau dua kali pemasangan
stimulus netral diharapkan menghasilkan
respon tertentu. Bila kondisi tersebut terjadi
maka telah terjadi pengkondisian klasikal.

Pavlov, a physiologist, studied the digestive
system of dogs. Specifically, the reflexive
response dogs had to food (salivation).
Is human behavior nothing more
than a bunch of conditioned
behaviors?
Case of “Little Albert”
John Watson
UCS
Loud Noise
UCR
Fear
CS
White Rat
CR
Fear
“Give me a dozen healthy infants,
well-formed, and my own special
world to bring them up in and I’ll
guarantee to take any one at
random and train him to be any
type of specialist I might select – a
doctor, a lawyer, artist…”
-Watson 1924
Berdasarkan percobaan tersebut, didapat bahwa
manusia berperilaku sesuai dengan
pemahaman terhadap realitas yang ia
ketahui/pengalaman yang ia dapatkan.
Respon akan ada dari stimulus yang ia kenal.
Seperti anjing percobaan Pavlov yang
menganggap bahwa setiap ada lampu yang
menyala, maka akan ada makanan. Akhirnya
respon yang diberikan ketika ada lampu yang
menyala, walaupun belum ada makanan, akan
keluar air liur.
2. Teori kondisioning klasik
Fungsi:
1. Membentuk Kebiasaan anak sejak dini
2. Menghapuskan kebiasaan-kebiasaan yang
buruk & mengurangi rasa takut pada anakanak. Misal: Kebiasaan tidak berani ke kamar
mandi sendirian setiap malam karena takut
ada hantu.
3. Membentuk sikap-sikap baik terhadap aktivitas
belajar pada siswa.
4. Psikoterapi, misal: untuk menghilangkan rasa
takut, malu, dll pada anak.
2. TEORI THORNDIKE
Menurut Thorndike, proses belajar merupakan proses
pemecahan masalah (problem solving). Hal ini didasarkan
percobaannya pada kucing, sebagai berikut;
Percob
aan ke-
Motif
Masalah
Stimulus
Respon
Keterangan
hasil
1
Lapar
(beberap
a hari
tidak
diberi
makan)
Kurungan
dikunci dengan
tali yang apabila
ditarik pintu
dapat terbuka
Makanan
di luar
kurungan
sebagai
hadiah
Melakukan
berbagai
macam
perbuatan
Pintu tidak
terbuka
2
Lapar
Kurungan
dikunci dengan
tali
makanan
Kucing
tidak
sengaja
menginjak
tali
pengikat
Pintu terbuka,
kucing
langsung keluar
mengambil
makanan
3,
dst..
Percobaan kedua diulang selama beberapa kali. Semakin lama, jangka
waktu yang dibutuhkan oleh kucing untuk membuka tali pengikat
semakin pendek. Ini menunjukkan bahwa kucing belajar untuk keluar
dengan menarik tali pengikat kunci untuk mendapatkan makanan.
Dari sini ditemukan 3 hukum pokok.
1. Hukum kesiapan
3 macam keadaan yang menunjukkan perlakuan
hukum persiapan;
Apabila
individu ada
Tendensi/Kec
enderungan
bertindak
a.
Maka
Melakuka
n
tindakan
tersebut
Dan Menim Dan individu
bulkan
Melakukan
kepuasan
tindakan2
yang lain












Tujuan
melakukan
tindakan
yang lain
Untuk
mengurangi
ketidakpuasan
Apabila pada individu /seseorang ada tendensi atau
kecenderungan bertindak, maka melakukan
tindakan tersebut akan menimbulkan kepuasan dan
menyebabkan individu tadi tidak akan melakukan
tindakan – tindakan yang lain.
b. Apabila pada individu ada tendensi bergerak,
tetapi tidak melakukan tindakan tersebut, maka
akan menimbulkan rasa tidak puas. Oleh
karena itu individu tadi akan melakukan
tindakan – tindakan lain untuk mengurangi atau
meniadakan ketidak puasan tadi.
c. Apabila individu tidak ada tendesi bertindak,
maka melakukan tindakan akan menimbulkan
ketidak puasan. Oleh karena itu individu
melakukan tindakan – tindakan lain untuk
mengeliminasi atau menghapus ketidakpuasan
tadi.
Implikasi Hukum kesiapan dalam pendidikan;
Sebelum guru mengajar, siapkan mentalnya
dulu. Misal: anak disuruh duduk yang rapi.
Penggunaan tes bakat jg dapat membantu anak
untuk menyalurkan bakat anak.
2. Hukum Latihan
Semakin sering anak diberi latihan, maka
semakin mudah anak melakukan suatu hal.
Begitu pula sebaliknya.
Bagaimana kita menerapkan hukum latihan
pada anak?
1.
2.
3.
Sering memberi keterampilan pada siswa
untuk menggunakan pengetahuan yang
telah diperolehnya.
Latihan resitasi/ tugas-tugas dari bahanbahan yang dipelajari.
Diadakan ulangan-ulangan yang teratur dan
bahkan dengan ulangan yang ketat atau
sistem drill.
3. Hukum Efek
Rumusan tingkat hukum efek:
Tindakan yang disertai hasil menyenangkan
cenderung untuk dipertahankan dan pada
waktu lain akan diulangi, begitu pula
sebaliknya.
Implikasi hukum efek dalam pendidikan;
a. Buat pengalaman atau situasi kelas yang
menyenangkan bagi para siswa, sehingga
mereka puas pada tugas belajarnya.
b. Buatlah bahan-bahan pengajaran yang
relevan dengan kehidupan sehari-hari,
sehingga lebih dapat dimengerti.
Lanjut…
c.
Memberikan wawasan tahap-tahap hasil
yang akan siswa capai ketika mengerjakan
tugas-tugas sekolah, dan meyakinkan siswa
bahwa mereka mampu mengerjakannya.
d. Memberikan wawasan kesukaran apa yang
akan dialami ketika mengerjakan tugas,
sehingga siswa dapat mengantisipasi dan
tidak sampai terjadi kegagalan.
e.
Agar tidak menjemukan, bahan-bahan dan
metode kepegajaran dibuat variasi.
f. Memberikan motivasi proses belajar
mengajar, seperti berupa bimbingan,
pemberian hadiah, pujian, bahkan bila perlu
hukuman.

Bagi Skinner, untuk melihat perkembangan individu
cukup melihat pada perubahan tingkah lakunya
saja. Pikiran, kesadaran, maupun ketidaksadaran
tidak diperlukan untuk menjelaskan
perilaku/perkembangan.

Skinner mengembangkan teori belajar yang dikenal
dengan operan conditioning/ pengkondisian
operan, di mana reinforcement (penguatan)
sebagai unsur penting dalam proses belajar.

Konsekuensi yang menyenangkan (misal mendapat
pujian, hadiah, dll) akan memperkuat tingkah
laku/ mengulangi tingkah laku tersebut sesering
mungkin, begitu pula sebaliknya.
B. F. Skinner (1904-1990)
Skinner mengembangkan hukum
Law of Effect dari Thorndike:
“perilaku yang mendapat hadiah
akan cenderung diulang”
B. F. Skinner
(1904-1990)
Pengaruh eksternal,
Dan bukannya pikiran
dan perasaan, yang
mengendalikan perilaku
E. L. Thorndike
The
Skinner
Box
The basic Skinner Box is an apparatus that includes a
lever, which when pressed, dispenses food. More
elaborate variations of the Skinner Box include such
additions as signal lights and shock grids.
Lanjutan..
Apa konsekuensi dr suatu
perilaku?

Reinforcement
Stimulus yang bilamana ditampilkan akan
membentuk respon atau meningkatkan
frekuensi munculnya respon

Punishment
Stimulus yang bilamana ditampilkan akan
menghilangkan respon atau menurunkan
frekuensi munculnya respon
Problems With
Punishment
• Perilaku yang dihukum mgk tidak hilang hanya
dipendam/disembunyikan (ada kemungkinan akan
muncul pada situasi yang lain atau ketka pemberi
hukuman tidak hadir
• Hukuman tidak menunjukkan/membimbing ke arah
terbentuknya perilaku yang diterima/diinginkan.
• Dapat memunculkan rasa dendam/kebencian
Reinforcement

Intrinsic Reinforcers
 Memainkan biola karena
memang suka/hobi
 Membaca buku karena
memang suka/menikmati
membacanya
 Extrinsic Reinforcers
 Mengerjakan PR untuk mendapatkan nilai yang
baik
 Mendapatkan pujian dari guru karena tugas yg
bagus
cara pembentukan tingkah laku dalam operant
conditioning,a.l:
1.
2.
3.
4.
Mengidentifikasi aspek-aspek yang dapat membentuk tingkah laku
Mengurutkan aspek-aspek tersebut sebagai tujuan sementara.
Mengidentifikasikan reinforcement untuk masing-masing aspek
yang telah diurutkan tersebut.
Menerapkan aspek-aspek yang telah dirutkan tersebut dan
memberikan reinforcement dari masing- masing aspek secara
satu per satu.
Lebih jelasnya yaitu sebagai berikut;
a. Setelah apek pertama selesai dilakukan, maka diberikan hadiah
atau reinforcer. Hal ini akan menyebabkan aspek itu sering
dilakukan.
b. Kalau sudah terbentuk, dilakukan aspek kedua dan diberi
hadiah, dan seterusnya sampai seluruh tingkah laku yang
diharapkan dapat terbentuk.
Dasar operant conditioning dalam pengajaran adalah: untuk
memastikan respon terhadap stimuli yg diberikan
Bagaimana contoh penerapannya di lapangan ketika
memberikan penguatan pada siswa?
“Mencoba memperkuat semua tingkah laku yang
menghasilkan perkembangan sikap yang baik terhadap
belajar”, seperti:
1.
2.
Memeriksa dan menilai pekerjaan siswa sesegera mungkin
dan mendiskusikan bersama, kemudian memberi hadiah
atau reward bagi jawaban yang benar.
Mengamati perkembangan siswa secara teratur dan
memberikan reward setiap ada perkembangan, baik itu
berupa pujian, dll.
KELEBIHAN :


Dapat memprediksi respon manusia atas stimulus yang
diberikan.
Perilaku hasil belajar yang ingin dibentuk jelas dan
terukur
KELEMAHAN:
Tidak menghiraukan aspek kesadaran dalam perubahan
perilaku.
MANFAAT mempelajari teori behaviorisme bagi kita
sebagai guru:
1. Paham cara memberikan stimulus yang tepat kepada
peserta didik.
2. Paham stimulus mana yang tidak tepat agar bisa
menghindarinya dan bisa mengubah stimulus yang kurang
bagus.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori behavioristik
adalah ciri-ciri kuat yang mendasarinya yaitu:







Mementingkan pengaruh lingkungan
Mementingkan bagian-bagian pengetahuan dan keterampilan spesifik
Mementingkan peranan reaksi
Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui
prosedur stimulus respon
Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk
sebelumnya
Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan
pengulangan
Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang
diinginkan.
 Sebagai
konsekuensi teori ini, para guru yang
menggunakan paradigma behaviorisme akan
menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang
sudah siap, sehingga tujuan pembelajaran yang
harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh
guru.
 Guru tidak banyak memberi ceramah, tetapi
instruksi singkat yng diikuti contoh-contoh baik
dilakukan sendiri maupun melalui simulasi. Bahan
pelajaran disusun secara hierarki dari yang
sederhana sampai pada yang kompleks.
 Tujuan
pembelajaran dibagi dalam bagian kecil yang
ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu.
 Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur
dan diamati. Kesalahan harus segera diperbaiki.
 Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang
diinginkan dapat menjadi kebiasaan.
 Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik
ini adalah tebentuknya suatu perilaku yang diinginkan.
 Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan
perilaku yang kurang sesuai mendapat tanggapan negatif.
 Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak.
Metode behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan
kemampaun yang membuthkan praktek dan
pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti :
Kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya
tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa
asing, mengetik, menari, menggunakan komputer,
berenang, olahraga dan sebagainya.
 Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anakanak yang masih membutuhkan dominansi peran orang
dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka
meniru dan senang dengan bentuk-bentuk
penghargaan langsung seperti diberi permen atau
pujian.

Download