BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada wanita terdapat siklus menstruasi. Siklus ini berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukan endometrium. Menstruasi merupakan suatu tanda bahwa alat kandungan menunaikan faalnya. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang baru. Biasanya, periode pertama terjadi sekitar usia 12 atau 13 tahun. Namun, beberapa anak perempuan mulai mengalami menstruasi pada usia 8 atau 9 tahun, sedangkan yang lain mungkin lebih lama sekitar umur 15 atau 16 tahun. Jika menstruasi tidak terjadi padausia 16 tahun, sebaiknya ia segera menghubungi dokter untuk evaluasi. Menstruasi biasanya dimulai sekitar 2 tahun setelah payudara mulai berkembang dan diikuti dengan perkembangan pinggang dan rambut halus disekitar vagina. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus menstruasi yang normal atau yang dianggap sebagai siklus klasik ialah 28 hari, tetapi hanya beberapa perempuan yang mengalami siklus klasik. Lebih dari 90% perempuan mempunyai siklus menstruasi antara 24 sampai 35 hari. Perbedaan siklus ini dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Lama menstruasi biasanya antara 3-6 hari, ada yang 1-2 hari dan diikuti darah yang sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Cairan menstruasi terdiri dari autolisis fungsional, exudat inflamasi, sel darah merah dan enzym proteolitik. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam makalah ini dalah bagaimana gambaran tentang siklus menstruasi. 1. Mengetahui apa pengertian dari menstruasi 2. Mengetahui siklus menstruasi 3. Mengetahui tanda dan gejala menstruasi 4. Gangguan pada menstruasi 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu mengetahui pengertian menstruasi dan gambaran tentang siklus menstruasi. BAB II PEMBAHASAN 2.1. DEFINISI MENSTRUASI Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan endometrium (Sarwono, 2007). Menstruasi atau haid mengacu pada pengeluaran darah dan sel-sel secara periodik melalui vagina yang berasal dari dinding rahim wanita (Maulana, 2008). Menstruasi merupakan situasi pelepasan endometrium dalam bentuk serpihan dan perdarahan akibat pengeluaran hormone estrogen dan progesterone yang turun dan berhenti sehingga terjadi vasokontriksi pembuluh darah yang segera diikuti vasodilatasi (Manuaba, 2009) Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dimana darah berasal dari endometrium yang nekrotik (Kusmiyati, dkk, 2008). Menstruasi merupakan pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi setiap bulan secara terus menerus disebut sebagai siklus menstruasi. Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga menopause (sekitar usia 45- 55 tahun). Normalnya menstruasi berlangsung selama 3-7 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi sampai hari dimana perdarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu satu hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai. Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan dan indung telur. Pada permulaan daur , lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur didalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba falopii dan menuju ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim, lapisan rahim akan berpisah dari dinding dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah dikenal sebagai periode menstruasi yang berlangsung srkitar 3-7 hari. Bila seorang wanita mengalami kehamilan maka, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. kehamilan dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana. 2.1.1. SIKLUS MENSTRUASI Gambar 1. .................... Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium(indug telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi menjadi 3 bagian, yaitu siklus folikuler, siklus ovulasi dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi 4 fase, yaitu : fase menstruasi, fase post menstruasi fase intermenstruum dan fase pramenstruum. Perubahan didalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri atas 3 lapisan yaitu, perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rahim yang terletak dibagian tengah) dan endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium merupakan lapisan yang berperan di dalam siklus menstruasi. Siklus menstruasi dapat ditinjau dari uterus maupun ovarium sebagai berikut : 2.1.2. SIKLUS UTERUS Gambar 2.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Siklus uterus berupa pertumbuhan dan pengelupasan bagian dalam uterusendometrium. Pada akhir fase mentruasi endometrium mulai tumbuh kembali dan memasuki fase proliferasi. Pasca ovulasi, pertumbuhan endometrium berhenti sesaat dan kelenjar endometrium menjadi lebih aktif-fase sekresi. Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut merupakan : a) Fase menstruasi atau deskuamasi Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale, stadium ini berlangsung 4 hari. Potongan-potongan endometrium dan lendir akan keluar ketika menstruasi, darah menstruasi tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan - potongan mukosa. b) Fase post menstruasi Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan endometrium secara berangsur angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel - sel epitel kelenjar endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium ± 0,5 mm, stadium ini dimulai waktu stadium menstruasi dan berlangsung ± selama 4 hari. c) Fase intermenstruum atau stadium proliferasi Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus haid. Fase proliferasi dapat dibagi dalam 3 subfase yaitu : 1) Fase proliferasi dini Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 9. Fase ini dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar ini kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi : sel - sel kelenjar mengalami mitosis. Sebagian sediaan masih menunjukkan suasana fase menstruasi dimana terlihat perubahan - perubahan involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboid. Stroma padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel - selnya berbentuk bintang dan lonjong dengan tonjolan - tonjolan anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar karena sitoplasma relatif sedikit. 2) Fase proliferasi akhir Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14. Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat. d) Fase pramenstruasi atau stadium sekresi Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28. Pada fase ini endometrium kira - kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk keluk dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu : 1) Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan. 2) Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi. Disamping itu dalam siklus menstruasi hormone sangat berpengaruh diantaranya merupakan yang dihasilkan gonadotropin hipofisis yaitu : Luteinizing Hormon (LH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH. LH merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel asidofilik (afinitas terhadap asam), bersama dengan FSH berfungsi mematangkan folikel dan sel telur, serta merangsang terjadinya ovulasi. Folikel yang melepaskan ovum selama ovulasi disebut korpus rubrum yang disusun oleh sel-sel lutein dan disebut korpus luteum. Folikel Stimulating Hormon (FSH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH. FSH merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel basofilik (afinitas terhadap basa). Hormon ini mempengaruhi ovarium sehingga dapat berkembang dan berfungsi pada saat pubertas. FSH mengembangkan folikel sprimer yang mengandung oosit primer dan keadaan padat (solid) tersebut menjadi folikel yang menghasilkan estrogen. Prolaktin Releasing Hormon (PRH) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin. Berbeda dengan LH dan FSH, prolaktin terdiri dari satu rantai peptida dengan 198 asam amino dan sama sekali tidak mengandung karbohidrat. Secara pilogenetis, prolaktin merupakan suatu hormon yang sangat tua serta memiliki susunan yang sama dengan hormon pertumbuhan (Growth hormone, Somatogotropic hormone, TSH, Somatotropin). Secara sinergis dengan estradia, prolaktin mempengaruhi payudara dan laktasi, serta berperan pada pembentukan dan fungsi korpus luteum. 2.1.3. TANDA DAN GEJALA MENSTRUASI Berikut ini merupakan beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat masa menstruasi : a) Kram perut b) Nyeri payudara c) Perubahan suasana hati d) Timbul jerawat e) Tekanan pada panggul f) Sakit punggung g) Sakit kepala dan Kelelahan h) Kesulitan Berkonsentrasi 2.1.4. GANGGUAN MENSTRUASI Gambar 3. ............................ a. Premenstrual Tension (Ketegangan Prahaid) Ketegangan prahaid merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. Salah satu penyebab utama premenstrual tension merupakan faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga dan masalah sosial. Jika ditinjau dari aspek anatomi penyebab esensial dari gangguan tersebut merupakan adanya defesiensi luteal dan pengurangan produksi progesterone serta ketidakseimbangan estrogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium. Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah, yang akan menyebabkan gejala depresi dan khususnya gangguan mental. Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai vitaminanti depresi karena berfungsi mengontrol produksi serotonin. Serotonin penting sekali bagi otak dan syaraf, dan kurangnya persediaan zat ini dalam jumlah yang cukup dapat mengakibatkan depresi. Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi merupakan prolaktin, yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau normal. Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin merupakan untuk mengatur sistem reproduksi, sistem saraf, dan sebagai anti peradangan. b. Disminore Disminore merupakan nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah. Jika ditinjau dari aspek anatomi,yang menjadi salah satu penyebab gangguan disminorea adanya sekresi hormonsecara berlebihan atau sekresi sejenis zat yang disebut prostaglandin. Zat inilah yang menyebabkan peningkatan frekuensi kontraksi otot rahim sehingga menimbulkan nyeri haid. Dikenal adanya disminore primer dan sekunder. Nyeri haid atau disminorea ada dua macam : Nyeri haid primer, timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Nyeri haid sekunder, biasanya baru muncul kemudian yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya. c. Pendarahan Uterus Abnormal a) Hipermenore Hipermenore merupakan perdarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu menstruasi teratur. Bisa disebut juga dengan perdarahan haid yang jumlahnya banyak hingga 6-7 hari. Pada hipermenore perdarahan menstruasi berlangsung sekitar 8-10 hari dengan kehilangan darah lebih dari 80ml. Jika ditinjau dari aspek anatomi, penyebab utama terjadinya hipermenore merupakan terhambatnya fase proliferasi pada dinding endometrium, dikarenakan produksi hormone estrogen kurang optimal. b) Amenore Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amenore merupakan tidak adanya haid selama 3 bulan atau lebih. Gangguan amenore disebabkan tidak normalnya produksi FSH serta LH, dalam hal ini masing-masing bertujuan untuk merangsang pertumbuhan folikel yang terdapat pada ovarium hingga folikel matang dan mempercepat terjadinya ovulasi. 2.1.5. CONTOH KASUS 1. Islamy A, Farida. 2019. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi pada Remaja Putri Tingkat III. J. Keperawatan Jiwa Vol.7 No. 1. Remaja putri sering mengalami gangguan menstruasi terutama pada tahun pertama setelah menarche.Gangguan terbanyak berupa keterlambatan siklus menstruasi (80%).Faktor risiko gangguan siklus menstruasi adalah hormonal, status gizi, Indeks Massa Tubuh (IMT), dan tingkat stres.Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi siklus menstruasi pada remaja putri tingkat III di STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung.Desain penelitian berupa analitik crosssectional dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden.Analisis data dengan uji statistik Chi-square dan multivariate analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhadapat hubungan antara tingkat stres (RP=4,7 (95% CI 1,1 – 20,0); p=0,015) dan status gizi (RP=2,8 (95% CI 1,6 – 4,8); p=0,026) dengan siklus menstruasi. Analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling besar pengaruhnya dalam siklus menstruasi adalah status gizi dan tingkat stres.Kesimpulan dari penelitian bahwa remaja putri yang mengalami stres dan memiliki status gizi tidak normal dapat berdampak pada siklus menstruasi. Rekomendasi bagi dinas kesehatan dan puskesmas diharapkan lebih meningkatkan pemberian informasi dalam peningkatan kesehatan reproduksi terutama pada gangguan siklus menstruasi. 2. Cahyaning Fitria Puspita Sari. 2018. Gambaran Lama Menstruasi Pada Remaja. Skipsi UMS. Gizi remaja merupakan dampak negatif pada kesehatan remaja yang berkaitan erat dengan terjadinya menstruasi yang dipengaruhi oleh produksi hormon. Remaja wanita perlu mengkonsumsi makanan untuk mempertahankan status gizi seimbang yang dibutuhkan remaja pada saat menstruasi. Menstruasi merupakan fenomena fisiologis normal yang dialami setiap remaja. Gizi yang dikonsumsi oleh remaja mempengaruhi gangguan fungsi reproduksi dan pertumbuhan pada fungsi organ tubuh. Gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi durasi atau lama menstruasi pada remaja. Status gizi dapat dilakukan dengan pengukuran indeks masssa tubuh dan jenis makanan yang dikonsumsi. Indeks Massa Tubuh merupakan indikator baik rekomendasi dalam penentukan status gizi remaja. Tujuan : mengetahui gambaran lama menstruasi pada remaja. Metode : jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan metode cross sectional dengan jumlah sampel 56 responden. Hasil : IMT normal dengan lama menstruasi normal (3 – 7 hari) adalah 16 responden atau 64 %. Lebih banyak dibandingkan IMT kurus, IMT gemuk dan IMT obesitas dengan lama menstruasi normal. Jenis makanan yang sering dikonsumsi karbohidrat sebanyak 58,9%, 57,1% protein, 57,1% fastfood dan jenis makanan yang kadang – kadang dikonsumsi yaitu 57,1% lemak dan 51,8 % serat. Kesimpulan : IMT normal lebih banyak dari pada remaja dengan IMT kurus, gemuk dan obesitas. Lama menstruasi normal lebih banyak dibandingkan lama menstruasi tidak normal. Jenis makanan yang sering dikonsumsi remaja yaitu karbohidrat, protein, fastfood dan jenis makanan yang kadang – kadang dikonsumsi remaja yaitu jenis makanan lemak dan serat. 3. Nurul Aini Yudita, Amel Yanis, Detty Iryani. 2017. Hubungan antara Stres dengan Pola Siklus Menstruasi Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas Vol 6 (2). Pola siklus menstruasi adalah pola yang menggambarkan jarak antara hari pertama menstruasi dengan hari pertama menstruasi berikutnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi pola siklus menstruasi adalah stres. Stres merangsang hypothalamuspituitary-adrenal cortex aksis sehingga dihasilkan hormon kortisol. Hormon kortisol menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormonal termasuk hormon reproduksi sehingga mempengaruhi siklus menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara stres dan pola siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Penelitian dilakukan dari Februari 2014 sampai Desember 2014. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, sehingga didapatkan 112 responden yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner DASS 42 untuk mengukur stres dan kuesioner. Analisis data menggunakan Fisher’s exact test dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 36 dari 39 responden yang mengalami stres ringan, sedang dan berat memiliki siklus menstruasi normal (92,3%). Hasil analisis data diperoleh p = 0,616 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara stres dan pola siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 4. Sari Rani Purnama. 2015. Hubungan antara Obesitas dengan Siklus Menstruasi. Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol 2 (4). Masa remaja merupakan masa transisi perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa transisi sering ditandai dengan perkembangan fisik dari usia anak menjadi dewasa yang disebut pubertas. Pada remaja putri, pubertas ditandai dengan permulaan menstruasi. Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovula secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Durasi antara dua siklus menstruasi berkisar 21-45 ha dalam 1-2 tahun setelah menarche. Wanita biasanya mengalami masalah yang berkaitan dengan menstruasi. Gangguan tersebut antara lain nyeri saat menstruasi dan perdarahan menstruasi berat. Gangguan siklus merupakan masalah ginekologi terbanyak di antara wanita terutama remaja. Salah satu faktor penyebab terjadinya gangguan siklus menstruasi adalah obesitas. Obesitas dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi melalui jaringan adiposa yang secara langsung mempengaruhi rasio hormon estrogen dan androgen. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Haid atau menstruasi merupakan ciri khas kematangan biologis seorang perempuan. Haid merupakan salah satu perubahan siklik yang terjadi pada alat kandungan sebagai persiapan untuk kehamilan. Setiap perempuan normal akan mengalami haid setiap bulannya, yang dipengaruhi oleh faktor hormon, enzim , vascular, dan prostaglandin. Sebelum datangnya haid perempuan akan mengalami sindrom pra-haid yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, yang berupa perubahan-perubahan atau gejala-gejala fisik maupun mental. Sindrom pra-haid ini berkaitan dengan meningkatnya kadar hormon setiap bulan, rendahnya kadar gula, kekurangan vitamin, perubahan yang tetap dalam bichemicals didalam otak yang mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau bukan salah satunya. Sindrom pra-haid ini tidak selalu sama pada setiap orang, begitu juga dengan siklus haid juga berbeda antara setiap perempuan walau saudara kembar sekalipun. Siklus haid biasanya 28 hari, yang berlangsung selama 3-7 hari. Siklus ini tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stres dan usia. Siklus haid ini berlangsung dalam 4 masa (stadium) yaitu stadium menstruasi, stadium post menstruasi, stadium intermenstruasi dan stadium pramenstruasi. Sekarang para perempuan aktif yang sibuk bekerja, baik didalam maupun diluar rumah tidak perlu khawatir lagi karena mereka dapat mengatur siklus haid mereka dengan cara mengkonsumsi kontrasepsi oral yang mengandung hormone estrogen dan progesterone. Adapun gangguan haid yang terjadi dalam masa reproduksi seperti hipermenore, polimenorea, oligomenorea, amenorea, premenstrual mention, mastalgia, disminorea, dan masih banyak gangguan haid lainnya yang sering dirasakan oleh setiap perempuan. 3.2. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini merupakan: a. Kepada setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus haidnya untuk menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan dengan haid. b. Untuk menghindari terjadinya sindrom pra-haid, setiap perempuan dianjurkan untuk melakukan perubahan-perubahan diet atau mengatur pola makan. c. Kepada setiap orang tua, terutama orang tua perempuan agar dapat menjelaskan tentang haid kepada anak-anaknya sedini mungkin untuk mengurangi rasa takut yang sering dialami oleh anak-anak ketika menghadapi menarche (haid yang pertama kali datang). d. Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai segala hal yang berhubungan dengan haid, terutama gangguan-gangguan selama haid. DAFTAR PUSTAKA Artikel diunduh dari http://rahmawatifattah.blogspot.com/p/blog-page.html?m=1 diunduh diakses tanggal 19 September 2014 Pukul : 08.12 WIB. Artikel diunduh dari http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/08/daur-menstruasi/ diakses tanggal 19 September 2014 Pukul : 08.20 WIB. Artikel diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Menstruasi diakses tanggal 19 September 2014 Pukul : 08.25 WIB. Artikel diunduh dari http://hamidahsity.blogspot.com/2013/05/makalah-menstruasi.html diakses tanggal 19 September 2014 Pukul : 08.25 WIB. Biodata penyusun 1. Nama lengkap : Dita Triana Nama panggilan : Dita Tempat tanggal lahir : Pekalongan, 01 Desember 1997 Alamat rumah : Jl. Pulo panjang, No. 42, Rt 02/08, Cinere Agama : Islam Riwayat pendidikan : TK Al-Ikhwaniyah (2003) 2. Nama lengkap SDN 03 Cinere (2009) SMP DPN 86 (2012) : Monica Fauziah Nama panggilan : Monica Tempat tanggal lahir : Jakarta, 28 September 1997 Alamat rumah : Jl. Tiga putra, No. 13, Depok Agama : Islam Riwayat pendidikan : SDN Grogol 02 SMP Gelora 3. Nama lengkap (2009) (2012) : Siti Ratnasari Nama panggilan : Siti Tempat tanggal lahir : Jakarta, 25 Maret 1997 Alamat rumah : Jl. Radio dalem Agama : Islam Riwayat pendidikan : TK Wanajaya (2003) SDN 20 Pagi (2009) SMPN 240 (2012)