Uploaded by dwisofian95

Makalah menstruasi (1)

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada wanita terdapat siklus menstruasi. Siklus ini berkaitan dengan pembentukan sel
telur dan pembentukan endometrium. Menstruasi merupakan suatu tanda bahwa alat
kandungan menunaikan faalnya. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya
haid yang lalu dan mulainya haid yang baru.
Biasanya, periode pertama terjadi sekitar usia 12 atau 13 tahun. Namun, beberapa
anak perempuan mulai mengalami menstruasi pada usia 8 atau 9 tahun, sedangkan yang
lain mungkin lebih lama sekitar umur 15 atau 16 tahun. Jika menstruasi tidak terjadi
padausia 16 tahun, sebaiknya ia segera menghubungi dokter untuk evaluasi. Menstruasi
biasanya dimulai sekitar 2 tahun setelah payudara mulai berkembang dan diikuti dengan
perkembangan pinggang dan rambut halus disekitar vagina.
Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus menstruasi
yang normal atau yang dianggap sebagai siklus klasik ialah 28 hari, tetapi hanya beberapa
perempuan yang mengalami siklus klasik. Lebih dari 90% perempuan mempunyai siklus
menstruasi antara 24 sampai 35 hari. Perbedaan siklus ini dipengaruhi oleh hormon
reproduksi.
Lama menstruasi biasanya antara 3-6 hari, ada yang 1-2 hari dan diikuti darah yang
sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Cairan menstruasi terdiri dari autolisis fungsional,
exudat inflamasi, sel darah merah dan enzym proteolitik.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini dalah bagaimana gambaran tentang siklus
menstruasi.
1. Mengetahui apa pengertian dari menstruasi
2. Mengetahui siklus menstruasi
3. Mengetahui tanda dan gejala menstruasi
4. Gangguan pada menstruasi
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu mengetahui pengertian menstruasi dan
gambaran tentang siklus menstruasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
DEFINISI MENSTRUASI
Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan endometrium (Sarwono, 2007). Menstruasi atau haid mengacu pada pengeluaran
darah dan sel-sel secara periodik melalui vagina yang berasal dari dinding rahim wanita
(Maulana, 2008). Menstruasi merupakan situasi pelepasan endometrium dalam bentuk
serpihan dan perdarahan akibat pengeluaran hormone estrogen dan progesterone yang turun
dan berhenti sehingga terjadi vasokontriksi pembuluh darah yang segera diikuti vasodilatasi
(Manuaba, 2009)
Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dimana darah berasal dari
endometrium yang nekrotik (Kusmiyati, dkk, 2008). Menstruasi merupakan pelepasan
dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi setiap bulannya
kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi setiap bulan secara terus menerus
disebut sebagai siklus menstruasi. Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan
berlangsung hingga menopause (sekitar usia 45- 55 tahun). Normalnya menstruasi
berlangsung selama 3-7 hari.
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus
25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita
memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah
kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi sampai hari
dimana perdarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai
dengan hari terakhir yaitu satu hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita
setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh
interaksi hormon yang dikeluarkan hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan dan indung
telur. Pada permulaan daur , lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini
berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil.
Hormon memberi sinyal pada telur didalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama
kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba
falopii dan menuju ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan
intim, lapisan rahim akan berpisah dari dinding dan mulai luruh serta akan dikeluarkan
melalui vagina. Periode pengeluaran darah dikenal sebagai periode menstruasi yang
berlangsung srkitar 3-7 hari. Bila seorang wanita mengalami kehamilan maka, menstruasi
bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan
tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. kehamilan dapat di
konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.
2.1.1. SIKLUS MENSTRUASI
Gambar 1. ....................
Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium(indug
telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi menjadi 3 bagian, yaitu siklus
folikuler, siklus ovulasi dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi 4 fase, yaitu
: fase menstruasi, fase post menstruasi fase intermenstruum dan fase pramenstruum.
Perubahan didalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim
terdiri atas 3 lapisan yaitu, perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot
rahim yang terletak dibagian tengah) dan endometrium (lapisan terdalam rahim).
Endometrium merupakan lapisan yang berperan di dalam siklus menstruasi. Siklus
menstruasi dapat ditinjau dari uterus maupun ovarium sebagai berikut :
2.1.2. SIKLUS UTERUS
Gambar 2.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Siklus uterus berupa pertumbuhan dan pengelupasan bagian dalam uterusendometrium. Pada akhir fase mentruasi endometrium mulai tumbuh kembali dan memasuki
fase proliferasi. Pasca ovulasi, pertumbuhan endometrium berhenti sesaat dan kelenjar
endometrium menjadi lebih aktif-fase sekresi.
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus.
Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior,
ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut merupakan :
a) Fase menstruasi atau deskuamasi
Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan
perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale, stadium ini
berlangsung 4 hari. Potongan-potongan endometrium dan lendir akan keluar ketika
menstruasi, darah menstruasi tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah
pembekuan darah dan mencairkan potongan - potongan mukosa.
b) Fase post menstruasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan endometrium secara berangsur angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel - sel epitel
kelenjar endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium ± 0,5 mm, stadium ini dimulai
waktu stadium menstruasi dan berlangsung ± selama 4 hari.
c) Fase intermenstruum atau stadium proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm. Fase ini
berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus haid. Fase proliferasi dapat dibagi
dalam 3 subfase yaitu :
1) Fase proliferasi dini
Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 9. Fase ini dikenal
dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut
kelenjar. Kelenjar ini kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini
merupakan ciri khas fase proliferasi : sel - sel kelenjar mengalami mitosis.
Sebagian sediaan masih menunjukkan suasana fase menstruasi dimana terlihat
perubahan - perubahan involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboid. Stroma
padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel - selnya berbentuk bintang dan
lonjong dengan tonjolan - tonjolan anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar
karena sitoplasma relatif sedikit.
2) Fase proliferasi akhir
Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14. Fase ini dapat dikenal dari
permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar
membentuk pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat.
d) Fase pramenstruasi atau stadium sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28. Pada fase ini
endometrium kira - kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang,
berkeluk keluk dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium
telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang
dibuahi. Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
1)
Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena
kehilangan cairan.
2)
Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan
menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang
mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah
kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial.
Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi. Disamping itu dalam siklus menstruasi
hormone sangat berpengaruh diantaranya merupakan yang dihasilkan gonadotropin
hipofisis yaitu : Luteinizing Hormon (LH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH. LH merupakan glikoprotein yang dihasilkan
oleh sel-sel asidofilik (afinitas terhadap asam), bersama dengan FSH berfungsi
mematangkan folikel dan sel telur, serta merangsang terjadinya ovulasi. Folikel yang
melepaskan ovum selama ovulasi disebut korpus rubrum yang disusun oleh sel-sel
lutein dan disebut korpus luteum.
Folikel Stimulating Hormon (FSH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan FSH. FSH merupakan glikoprotein yang
dihasilkan oleh sel-sel basofilik (afinitas terhadap basa). Hormon ini mempengaruhi
ovarium sehingga dapat berkembang dan berfungsi pada saat pubertas. FSH
mengembangkan folikel sprimer yang mengandung oosit primer dan keadaan padat
(solid) tersebut menjadi folikel yang menghasilkan estrogen.
Prolaktin Releasing Hormon (PRH) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin. Berbeda dengan LH dan FSH, prolaktin terdiri dari satu
rantai peptida dengan 198 asam amino dan sama sekali tidak mengandung
karbohidrat. Secara pilogenetis, prolaktin merupakan suatu hormon yang sangat tua
serta memiliki susunan yang sama dengan hormon pertumbuhan (Growth hormone,
Somatogotropic hormone, TSH, Somatotropin). Secara sinergis dengan estradia,
prolaktin mempengaruhi payudara dan laktasi, serta berperan pada pembentukan dan
fungsi korpus luteum.
2.1.3. TANDA DAN GEJALA MENSTRUASI
Berikut ini merupakan beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat masa
menstruasi :
a) Kram perut
b) Nyeri payudara
c) Perubahan suasana hati
d) Timbul jerawat
e) Tekanan pada panggul
f) Sakit punggung
g) Sakit kepala dan Kelelahan
h) Kesulitan Berkonsentrasi
2.1.4. GANGGUAN MENSTRUASI
Gambar 3. ............................
a. Premenstrual Tension (Ketegangan Prahaid)
Ketegangan prahaid merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu
minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid
datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.
Salah satu penyebab utama premenstrual tension merupakan faktor kejiwaan,
masalah dalam keluarga dan masalah sosial. Jika ditinjau dari aspek anatomi
penyebab esensial dari gangguan tersebut merupakan adanya defesiensi luteal dan
pengurangan
produksi
progesterone
serta
ketidakseimbangan
estrogen
dan
progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium.
Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam
darah, yang akan menyebabkan gejala depresi dan khususnya gangguan mental. Kadar
esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin)
yang dikenal sebagai vitaminanti depresi karena berfungsi mengontrol produksi
serotonin. Serotonin penting sekali bagi otak dan syaraf, dan kurangnya persediaan zat
ini dalam jumlah yang cukup dapat mengakibatkan depresi. Hormon lain yang
dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi merupakan prolaktin, yang
dihasilkan oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan
progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak
dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua
hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar
prolaktin dapat tinggi atau normal. Gangguan metabolisme prostaglandin akibat
kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin merupakan untuk
mengatur sistem reproduksi, sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.
b. Disminore
Disminore merupakan nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai membuat
wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan
rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah.
Jika ditinjau dari aspek anatomi,yang menjadi salah satu penyebab gangguan
disminorea adanya sekresi hormonsecara berlebihan atau sekresi sejenis zat yang
disebut prostaglandin. Zat inilah yang menyebabkan peningkatan frekuensi kontraksi
otot rahim sehingga menimbulkan nyeri haid. Dikenal adanya disminore primer dan
sekunder. Nyeri haid atau disminorea ada dua macam : Nyeri haid primer, timbul
sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah
stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan.
Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis
dan fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang
menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Nyeri haid sekunder,
biasanya baru muncul kemudian yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap
seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan
rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
c. Pendarahan Uterus Abnormal
a) Hipermenore
Hipermenore merupakan perdarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu
menstruasi teratur. Bisa disebut juga dengan perdarahan haid yang jumlahnya banyak
hingga 6-7 hari. Pada hipermenore perdarahan menstruasi berlangsung sekitar 8-10
hari dengan kehilangan darah lebih dari 80ml. Jika ditinjau dari aspek anatomi,
penyebab utama terjadinya hipermenore merupakan terhambatnya fase proliferasi
pada dinding endometrium, dikarenakan produksi hormone estrogen kurang optimal.
b) Amenore
Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amenore merupakan
tidak adanya haid selama 3 bulan atau lebih. Gangguan amenore disebabkan tidak
normalnya produksi FSH serta LH, dalam hal ini masing-masing bertujuan untuk
merangsang pertumbuhan folikel yang terdapat pada ovarium hingga folikel matang
dan mempercepat terjadinya ovulasi.
2.1.5. CONTOH KASUS
1.
Islamy A, Farida. 2019. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi pada
Remaja Putri Tingkat III. J. Keperawatan Jiwa Vol.7 No. 1.
Remaja putri sering mengalami gangguan menstruasi terutama pada tahun pertama
setelah menarche.Gangguan terbanyak berupa keterlambatan siklus menstruasi
(80%).Faktor risiko gangguan siklus menstruasi adalah hormonal, status gizi, Indeks
Massa Tubuh (IMT), dan tingkat stres.Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang
paling dominan mempengaruhi siklus menstruasi pada remaja putri tingkat III di
STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung.Desain penelitian berupa analitik crosssectional dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden.Analisis data dengan uji
statistik Chi-square dan multivariate analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terhadapat hubungan antara tingkat stres (RP=4,7 (95% CI 1,1 – 20,0); p=0,015) dan
status gizi (RP=2,8 (95% CI 1,6 – 4,8); p=0,026) dengan siklus menstruasi. Analisis
multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling besar pengaruhnya dalam siklus
menstruasi adalah status gizi dan tingkat stres.Kesimpulan dari penelitian bahwa
remaja putri yang mengalami stres dan memiliki status gizi tidak normal dapat
berdampak pada siklus menstruasi. Rekomendasi bagi dinas kesehatan dan puskesmas
diharapkan lebih meningkatkan pemberian informasi dalam peningkatan kesehatan
reproduksi terutama pada gangguan siklus menstruasi.
2.
Cahyaning Fitria Puspita Sari. 2018. Gambaran Lama Menstruasi Pada Remaja. Skipsi
UMS.
Gizi remaja merupakan dampak negatif pada kesehatan remaja yang berkaitan erat
dengan terjadinya menstruasi yang dipengaruhi oleh produksi hormon. Remaja wanita
perlu mengkonsumsi makanan untuk mempertahankan status gizi seimbang yang
dibutuhkan remaja pada saat menstruasi. Menstruasi merupakan fenomena fisiologis
normal yang dialami setiap remaja. Gizi yang dikonsumsi oleh remaja mempengaruhi
gangguan fungsi reproduksi dan pertumbuhan pada fungsi organ tubuh. Gizi merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi durasi atau lama menstruasi pada remaja. Status
gizi dapat dilakukan dengan pengukuran indeks masssa tubuh dan jenis makanan yang
dikonsumsi. Indeks Massa Tubuh merupakan indikator baik rekomendasi dalam
penentukan status gizi remaja. Tujuan : mengetahui gambaran lama menstruasi pada
remaja. Metode : jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan metode cross
sectional dengan jumlah sampel 56 responden. Hasil : IMT normal dengan lama
menstruasi normal (3 – 7 hari) adalah 16 responden atau 64 %. Lebih banyak
dibandingkan IMT kurus, IMT gemuk dan IMT obesitas dengan lama menstruasi normal.
Jenis makanan yang sering dikonsumsi karbohidrat sebanyak 58,9%, 57,1% protein,
57,1% fastfood dan jenis makanan yang kadang – kadang dikonsumsi yaitu 57,1% lemak
dan 51,8 % serat. Kesimpulan : IMT normal lebih banyak dari pada remaja dengan IMT
kurus, gemuk dan obesitas. Lama menstruasi normal lebih banyak dibandingkan lama
menstruasi tidak normal. Jenis makanan yang sering dikonsumsi remaja yaitu
karbohidrat, protein, fastfood dan jenis makanan yang kadang – kadang dikonsumsi
remaja yaitu jenis makanan lemak dan serat.
3.
Nurul Aini Yudita, Amel Yanis, Detty Iryani. 2017. Hubungan antara Stres dengan Pola
Siklus Menstruasi Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Jurnal
Kesehatan Andalas Vol 6 (2).
Pola siklus menstruasi adalah pola yang menggambarkan jarak antara hari pertama
menstruasi dengan hari pertama menstruasi berikutnya. Salah satu faktor yang
mempengaruhi pola siklus menstruasi adalah stres. Stres merangsang hypothalamuspituitary-adrenal cortex aksis sehingga dihasilkan hormon kortisol. Hormon kortisol
menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormonal termasuk hormon reproduksi
sehingga mempengaruhi siklus menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan
hubungan antara stres dan pola siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas. Penelitian dilakukan dari Februari 2014 sampai Desember 2014.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan
desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling,
sehingga didapatkan 112 responden yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner DASS 42 untuk mengukur stres dan
kuesioner. Analisis data menggunakan Fisher’s exact test dengan taraf signifikansi 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 36 dari 39 responden yang mengalami stres ringan,
sedang dan berat memiliki siklus menstruasi normal (92,3%). Hasil analisis data
diperoleh p = 0,616 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara stres dan pola siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas.
4.
Sari Rani Purnama. 2015. Hubungan antara Obesitas dengan Siklus Menstruasi. Jurnal
Kesehatan dan Agromedicine Vol 2 (4).
Masa remaja merupakan masa transisi perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa transisi
sering ditandai dengan perkembangan fisik dari usia anak menjadi dewasa yang disebut
pubertas. Pada remaja putri, pubertas ditandai dengan permulaan menstruasi. Menstruasi
adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovula secara
berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Durasi antara dua siklus
menstruasi berkisar 21-45 ha dalam 1-2 tahun setelah menarche. Wanita biasanya
mengalami masalah yang berkaitan dengan menstruasi. Gangguan tersebut antara lain
nyeri saat menstruasi dan perdarahan menstruasi berat. Gangguan siklus merupakan
masalah ginekologi terbanyak di antara wanita terutama remaja. Salah satu faktor
penyebab terjadinya gangguan siklus menstruasi adalah obesitas. Obesitas dapat
menyebabkan gangguan siklus menstruasi melalui jaringan adiposa yang secara langsung
mempengaruhi rasio hormon estrogen dan androgen.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Haid atau menstruasi merupakan ciri khas kematangan biologis seorang perempuan.
Haid merupakan salah satu perubahan siklik yang terjadi pada alat kandungan sebagai
persiapan untuk kehamilan.
Setiap perempuan normal akan mengalami haid setiap bulannya, yang dipengaruhi
oleh faktor hormon, enzim , vascular, dan prostaglandin.
Sebelum datangnya haid perempuan akan mengalami sindrom pra-haid yang dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari, yang berupa perubahan-perubahan atau gejala-gejala fisik
maupun mental. Sindrom pra-haid ini berkaitan dengan meningkatnya kadar hormon setiap
bulan, rendahnya kadar gula, kekurangan vitamin, perubahan yang tetap dalam bichemicals
didalam otak yang mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau bukan salah
satunya.
Sindrom pra-haid ini tidak selalu sama pada setiap orang, begitu juga dengan siklus
haid juga berbeda antara setiap perempuan walau saudara kembar sekalipun. Siklus haid
biasanya 28 hari, yang berlangsung selama 3-7 hari. Siklus ini tidak selalu sama setiap
bulannya. Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stres dan usia.
Siklus haid ini berlangsung dalam 4 masa (stadium) yaitu stadium menstruasi,
stadium post menstruasi, stadium intermenstruasi dan stadium pramenstruasi. Sekarang para
perempuan aktif yang sibuk bekerja, baik didalam maupun diluar rumah tidak perlu khawatir
lagi karena mereka dapat mengatur siklus haid mereka dengan cara mengkonsumsi
kontrasepsi oral yang mengandung hormone estrogen dan progesterone.
Adapun gangguan haid yang terjadi dalam masa reproduksi seperti hipermenore,
polimenorea, oligomenorea, amenorea, premenstrual mention, mastalgia, disminorea, dan
masih banyak gangguan haid lainnya yang sering dirasakan oleh setiap perempuan.
3.2. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini merupakan:
a. Kepada setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus haidnya untuk
menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan dengan haid.
b. Untuk menghindari terjadinya sindrom pra-haid, setiap perempuan dianjurkan untuk
melakukan perubahan-perubahan diet atau mengatur pola makan.
c. Kepada setiap orang tua, terutama orang tua perempuan agar dapat menjelaskan
tentang haid kepada anak-anaknya sedini mungkin untuk mengurangi rasa takut yang
sering dialami oleh anak-anak ketika menghadapi menarche (haid yang pertama kali
datang).
d. Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai segala hal yang
berhubungan dengan haid, terutama gangguan-gangguan selama haid.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel diunduh dari http://rahmawatifattah.blogspot.com/p/blog-page.html?m=1 diunduh
diakses tanggal 19 September 2014 Pukul : 08.12 WIB.
Artikel
diunduh
dari
http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/08/daur-menstruasi/
diakses tanggal 19 September 2014 Pukul : 08.20 WIB.
Artikel diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Menstruasi diakses tanggal 19 September
2014 Pukul : 08.25 WIB.
Artikel
diunduh
dari
http://hamidahsity.blogspot.com/2013/05/makalah-menstruasi.html
diakses tanggal 19 September 2014 Pukul : 08.25 WIB.
Biodata penyusun
1. Nama lengkap
: Dita Triana
Nama panggilan
: Dita
Tempat tanggal lahir
: Pekalongan, 01 Desember 1997
Alamat rumah
: Jl. Pulo panjang, No. 42, Rt 02/08, Cinere
Agama
: Islam
Riwayat pendidikan
: TK Al-Ikhwaniyah (2003)
2. Nama lengkap
SDN 03 Cinere
(2009)
SMP DPN 86
(2012)
: Monica Fauziah
Nama panggilan
: Monica
Tempat tanggal lahir
: Jakarta, 28 September 1997
Alamat rumah
: Jl. Tiga putra, No. 13, Depok
Agama
: Islam
Riwayat pendidikan
: SDN Grogol 02
SMP Gelora
3. Nama lengkap
(2009)
(2012)
: Siti Ratnasari
Nama panggilan
: Siti
Tempat tanggal lahir
: Jakarta, 25 Maret 1997
Alamat rumah
: Jl. Radio dalem
Agama
: Islam
Riwayat pendidikan
: TK Wanajaya
(2003)
SDN 20 Pagi
(2009)
SMPN 240
(2012)
Download