EFEKTIVITAS ABSENSI ELEKTRONIK TERHADAP DISIPLIN DAN KINERJA PNS DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA THE EFFECTIVENESS OF ELECTRONIC BASED PRESENCE TO DISCIPLINE AND PERFORMANCE OF CIVIL SERVANT IN KUTAI KARTANEGARA REGENCY Mohd. Dahlan 1) dan Rita Ariani 2) Peneliti Muda pada Balitbangda Kabupaten Kutai Kartanegara Peneliti Pertama pada Balitbangda Kabupaten Kutai Kartanegara 1) 2) 1) 2) Email: [email protected] Email: [email protected] ABSTRACT The Effectiveness of Electronic Based Presence to Discipline and Performance Of Civil Servant in Kutai Kartanegara Regency. Providing the excellent service to the community would require discipline and high performance of the civil servant. This study aimed to determine the effectiveness of electronic-based presence to discipline and performance of civil servant in Kutai Kartanegara Regency. This research used a quantitative approach with the type of associative research through questionnaires and interviews as an instrument to measure performance. The results showed that descriptively through the rating scale of the application of electronic presence could be categorized as effective, while the application of electronic presence through parametric pattern showed no significantly effect to the civil servant discipline and performance. Keywords: Effectiveness, Electronic based presence, Discipline, Performance ABSTRAK Efektivitas Absensi Elektronik Terhadap Disiplin dan Kinerja PNS Kabupaten Kutai Kartanegara. Menghadirkan pelayanan prima kepada masyarakat tentu membutuhkan disiplin dan kinerja yang tinggi bagi aparatur pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas absensi berbasis elektronik terhadap disiplin dan kinerja aparatur di Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif melalui kuesioner dan wawancara sebagai instrumen untuk mengukur kinerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara deskriptif melalui rating skala penerapan absensi elektronik dapat dikatakan efektif, sedangkan penerapan absensi elektronik melalui pola parametrik menunjukkan disiplin pegawai dan kinerja pegawai yang dibentuk tidak berpengaruh secara signifikan. Kata Kunci: Efektivitas, Absensi elektronik, Disiplin, Kinerja PENDAHULUAN Menghadapi era persaingan global saat ini membutuhkan kinerja aparatur pemerintah pusat dan daerah yang berkualitas. Tuntutan masyarakat akan pelayanan publik yang berkualitas juga tengah mengalami peningkatan. Menghadirkan pelayanan prima tentu membutuhkan kinerja yang tinggi, dalam hal ini sebagai sumber daya penggerak, birokrasi aparatur memegang peranan kunci. Otonomi Daerah membawa konsekuensi logis bagi pemerintah daerah yaitu adanya pemberdayaan aparatur supaya lebih professional, responsif, dan transparan. Melalui Peraturan Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara No 46 Tahun 2013 tentang disiplin pegawai memberlakuan absensi elektronik baik saat masuk maupun pada saat pulang kerja, Aturan ini diterapkan efektif berlaku sejak awal November 2013. Para pegawai wajib 19 Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017 ISSN 1978-838X mengisi absen dengan mesin absensi menggunakan finger print (sidik jari). Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi untuk memenuhi tuntutan berbagai ketentuan peraturan sehingga akan mengakibatkan terhadap capaian prestasi kerja pegawai. Fenomena yang terjadi sekarang ini setelah diberlakukanya Peraturan Bupati No 46 tahun 2013 tentang disiplin pegawai, masih terdapat pegawai membolos tanpa keterangan, meninggalkan jam kantor tanpa sepengetahuan atasan, datang dan pulang kantor tidak sesuai jam kerja, kembali ke kantor setelah jam istirahat tidak sesuai dengan jam yg ditentukan bahkan mendekati jam pulang. Prilaku ini hampir jamak terjadi secara terselubung sehingga jika dibiarkan akan berdampak pada penurunan kinerja pegawai, sementara biaya yang dikeluarkan untuk balas jasa (insentif) yang diberikan dalam membentuk prilaku disiplin ini tidaklah sedikit. Berdasarkan temuan di atas penelitian ini dihadirkan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif menyangkut efektifitas penggunaan absensi elektronik terhadap dispilin dan kinerja PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai kartanegara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan absensi elektronik terhadap disiplin dan kinerja pegawai, kendala yang dihadapi dalam penerapan absensi elektronik terhadap peningkatan disiplin dan kinerja pegawai serta untuk memperoleh gambaran prilaku tidak disiplin yang masih terjadi setelah penerapan absensi elektronik METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian Kuantitatif menekankan pada penilaian numerik atas fenomena yang dipelajari. Berdasarkan pijakan tersebut, maka penelitian ini mendasarkan diri pada pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif. Tujuan Penelitian asosiatif adalah mencari hubungan dan pengaruh antar variabel dan didesain untuk membuktikan atau menguji hipotesis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner (angket) dan pertanyaan terbuka. Kuesioner berisikan data responden untuk menggambarkan disiplin dan kinerja hubungannya dengan golongan dan jabatan PNS. Pada indikator absensi elektronik responden diminta memberikan persepsi dirinya menyangkut efektifitas penggunaan absensi elektronik (finger print). Pada indikator displin meminta responden memberikan persepsi terhadap prilaku disiplin aparatur di lingkungan kerja pegawai termasuk meminta gambaran pelanggaran disiplin yang masih terjadi setelah menggunakan absensi elektronik (finger print). Terakhir indikator kinerja meminta responden memberikan persepsi kinerja mereka setelah menggunakan absensi elektronik. Penelitian ini menggunakan purposive Sampling dan sesuai dengan tujuan penelitian ditetapkan lima satuan perangkat kerja daerah (SKPD) sebagai pilot project absensi online yaitu: Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Sekretariat Daerah, Badan Perencana Dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Badan Pengelola Keuangan Dan Asset Daerah (BPKAD), serta Inspektorat. Sebagai pelengkap representative purposive sampel juga mengambil sembilan kecamatan dalam wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan masing-masing tiga kecamatan dari tiga zona pembangunan, yaitu kawasan hulu, tengah dan pesisir. Variabel dan indikator dalam penelitian ini dikembangkan dengan berpijak pada konsep kerangka terotik sebagai berikut 20 Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017 Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian VARIABEL 1. Efektivitas absensi elektronik 3. Kinerja 2. Disiplin INDIKATOR 1.1. 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 Petunjuk penggunaan Kemudahan Informasi obyektif Data kehadiran up to date Keotentikan data Sumber pembinaan Sumber motivasi disiplin Tidak mudah rusak (handal) 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 Keteladanan pemimpin Balas jasa (insentif) Pembagian kerja adil Pengawasan melekat Sanksi hukuman Kepentingan organisasi Ketaatan jam kerja Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptifkuantitatif. Teknik deskriptif-kuantitaif yang dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif frekuensi yang menggambarkan nilai prosentase, mean, dan rating skala. Analisis distribusi frekuensi dan analisis pengaruh antar variabel dikerjakan dengan memanfaatkan software SPSS ver 21. Jawaban hasil kuesioner akan dikuantitatifkan untuk mencari nilai rata-rata masing-masing indikator setiap variabel. Dengan menggunakan data interval 1−5 pada skala likert maka akan diketahui tingkat kinerja masing-masing perspektif. Tabel 2. Skala Pengukuran variabel Skala Ordinal Kategori Interval (Kualitatif) 5 5 Sangat Setuju 4 – 4,9 4 Setuju 3 – 3,9 3 Cukup 2 – 2,9 2 Tidak Setuju 1 – 1,9 1 Sangat Tidak Setuju Untuk mencari pengaruh antar variabel digunakan pendekatan regresi berganda dengan variabel moderat/ intervening. 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 Kualitas Kuantitas Waktu Biaya Bimbingan atasan Kerja sama Memiliki Sasaran Kinerja Dimana hubungan variabel absensi elektronik terhadap kinerja menjadi tidak langsung dimediasi oleh variabel disiplin, digambarkan sebgai berikut: ABSENSI ELKTRONIK (M) DISIPLIN (X) KINERJA (Y) HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Responden Penelitian ini dilakukan terhadap populasi sebanyak 1967 PNS yang tersebar di tingkat SKPD kabupaten dan kecamatan. Dari populasi tersebut dihitung berdasarkan persamaan sampel dengan tingkat kesalahan 10% maka didapat jumlah sampel minimal 95 orang. Pada kenyataan di lapangan jumlah responden yang berpartisipasi sebagai sampel adalah sebanyak 248 orang dengan sebaran 67% di SKPD dan sisanya 33% di kecamtankecamatan mewakili tiga zona hulu, tengah, dan pesisir. 21 Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017 ISSN 1978-838X Tabel 3. Nilai rata-rata indikator dalam variabel efektivitas absensi elektronik No Indikator valid missing Mean Ket 1 Sosialisasi 248 0 3.8468 Cukup 2 Kemudahan Kenyamanan 248 0 3.7903 Cukup 3 Informasi Obyektif 248 0 3.7540 Cukup 4 Data Kehadiran Up-to date 248 0 3.7218 Cukup 5 Tidak terjadi manipulasi 248 0 3.4153 Cukup 6 Terjadi Pembinaan Dari data absensi 248 0 3.4194 Cukup 7 Memotivasi berdisplin diri 248 0 3.9879 Cukup 8 Handal 248 0 2.8427 Tidak Setuju Jumlah 28.7782 Tabel 3. mendiskripsikan nilai ratarata dari jawaban responden pada setiap indikator. Dari tabel terlihat bahwa hanya terdapat satu indikator yaitu kehandalan alat absensi elektrnoik yang mendapkan nilai rata-rata 2.8427 atau tidak setuju, Sangat Tidak Efektif 1-----------------8 sedangkan tujuh indikator lainnya dengan nilai 3 menyatakan cukup. Nilai rata-rata tersebut diukur berdasarkan rating skala dan didapat bahwa responden menyatakan efektif dengan skor 28.7782. Tidak efektif Cukup Efektif Sangat Efektif 9-----------------16 17--------------24 25------------32 28.7782 33--------------40 Tabel 4. Kendala yang dihadapi No Kendala Uraian Tidak tersedia Pegawai/ operator absensi elektronik 1 Operator Tersedia pegawai/operator absensi elektronik namun belum maksimal Tidak terdapat tenaga teknisi untuk perbaikan mesin absensi elektronik bila rusak 2 Teknisi Tersedia tenaga teknisi namun perbaikan memerlukan waktu, biaya, yg tinggi Mesin absensi dan computer tidak terstandar Kondisi Jaringan koneksi antara Mesin absensi dan computer tidak baik 3 alat Data sidik jari tidak terbaca dengan baik/ mesin error Tabel 4 mendeskripsikan kendala yang dihadapi dalam penggunaan absensi elektronik. Kendala ini juga menjelaskan mengapa penggunaan absensi elektronik dinilai tidak handal. Pertama sebesar 37% responden menyatakan ketidakhandalan % 13 37 30 23 15 15 19 absensi elektronik disumbang oleh ketidakmaksimalan operator dan 30% menyatakan tidak terdapat tenaga teknisi untuk memperbaiki absensi elektronik, dan sisanya 23% tenaga teknisi diperlukan dari sumber luar dengan waktu dan biaya tinggi. 22 Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017 Tabel 5. Nilai rata-rata indikator dalam variabel disiplin No Indikator 1 Keteladanan pemimpin valid 248 mising 0 Mean 3.5242 ket Cukup 2 Mendapatkan balas jasa/insentif yg sesuai 248 0 3.8589 Cukup 3 Pembagian kerja yang sesuai TUPOKSI 248 0 3.1653 Cukup 4 Merasakan penilaian dan pengawasan 248 0 3.2500 Cukup 5 Merasakan ketegasan hukuman 248 0 3.2903 Cukup 6 Mengutamkan kepentingan organisasi 248 0 3.0565 Cukup 7 Pegawai dating dan pulang tepat waktu 248 0 3.4556 Cukup Jumlah 23.6008 Tabel 5 mendiskripsikan nilai ratarata dari jawaban responden pada setiap indikator. Terlihat bahwa tujuh indikator dalam variabel disiplin dengan nilai tiga menyatakan cukup, nilai rata-rata diukur berdasarkan rating skala dan didapat bahwa responden menyatakan sikap disiplin dengan skor 23.6008 pada kategori dalam variabel disiplin Rating skala Tingkat disiplin pegawai Sangat Tidak Disiplin 1-----------------7 Tidak Disiplin Cukup Disiplin Sangat Disiplin 8-----------------14 15--------------21 22------------28 23.6008 29--------------35 Selanjutnya adalah dilakukan pengukuran perilaku pegawai yang tidak disiplin dengan menyatakan frekuensi meninggalkan kantor dan berapa lama pegawai dalam meninggalkan jam kantor tersebut sebagai berikut: Tabel 6. Meninggalkan Kantor Saat Absen Pagi Pukul 7.30 PEGAWAI ABSEN PAGI PUKUL 7.30 KEMUDIAN MENINGGALKAN KANTOR Jawaban responden Frequency Percent SkorXF Ket 1.00 37 14.9 37 Sangat sering 2.00 60 24.2 120 sering 3.00 63 25.4 189 Cukup sering Valid 4.00 62 25.0 248 Kurang/jarang 5.00 12 4.8 60 Tidak pernah Total* 234 94.4 654 *: 234-12= 222 Pegawai [hit n run] Missing 14 5.6 Total 248 100.0 Tabel 6 mendeskripsikan penilaian responden terhadap pelanggaran disiplin meninggalkan jam kerja setelah absen pagi, sebesar 25,4% responden menyatakan Sangat sering 1-----------------234 sering 235----------------468 cukup sering berdasarkan rating skala skor 654 dan responden yang memberikan pernyataan sebanyak 234 orang jatuh pada interval cukup sering Cukup 469--------------702 Kurang/jarang 703------------936 Tidak pernah 937-------------1170 654 23 Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017 ISSN 1978-838X Tabel 7. Lamanya Pegawai Meningglkan Kantor Setelah Absen Pagi Pukul 7.30 LAMANYA PEGAWAI SETELAH ABSEN PAGI PUKUL 7.30 MENINGGALKAN KANTOR Jawaban responden Frequency Percent SkorXF ket 1.00 37 14.9 37 Lebih dari 3 jam 2.00 20 8.1 40 ± 3 jam 3.00 51 20.6 153 ± 2 jam Valid 4.00 33 13.3 132 ± 1 jam 5.00 61 24.6 305 Kurang dai 1 jam Total* 202 81.5 667 *:222 pegawai yg hit n run 202 yang Missing 46 18.5 memberikan Total 248 100.0 gambaran indisipliner Tabel 7 mendeskripsikan penilaian responden terhadap pelanggran disiplin lamanya meninggalkan jam kerja setelah absen pagi, sebesar 24,6% responden menyatakan kurang dari satu jam Lebih dari 3 jam 1-----------------202 ± 3 jam 203----------------404 berdasarkan rating scala skor 667 dan responden yang memberikan pernyataan sebanyak 202 orang jatuh pada interval lamanya meninggalkan jam kantor saat pagi ± 1 jam. ± 2 jam 405--------------606 ± 1 jam 607------------808 Kurang dari 1jam 809-------------1010 667 Variabel Kinerja Tabel.8 Nilai Rata-Rata Indikator Dalam Variabel Kinerja Pegawai No Indikator Valid mising menyelesaikan pekerjaan dapat menunjukan hasil yang mendekati kesempurnaan (sesuai 248 0 1 yg di perintahkan), Mean ket 3.3427 Cukup 2 dalam kurun waktu yang telah diberikan dapat menyelesaikan sejumlah perkerjaan yang diberikan 248 0 3.3065 Cukup 3 menyelesaikan pekerjaan yang diberikan lebih cepat dari waktu yang ditentukan 248 0 3.1935 Cukup 4 menyelesaikan pekerjaan dapat menggunakan sumber daya seperti (material, uang, teknologi, dan melibatkan rekan kerja) secara maksimal dan mengurangi kerugian 248 0 3.1411 Cukup 5 melaksanakan fungsi pekerjaan tanpa meminta bimbingan atau campur tangan dari atasan 248 0 2.8185 Tidak setuju 6 dapat menciptakan rasa nyaman dalam bekerja, percaya diri, berbuat baik, dan kerjasama antar rekan sekerja 248 0 3.4194 Cukup 7 memenuhi sasaran kerja pegawai yang telah di tetapkan 248 0 3.3589 Cukup Jumlah 22.5806 24 Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017 Tabel 8 mendiskripsikan nilai ratarata dari jawaban responden pada setiap indikator. Terlihat bahwa enam indikator kinerja bernilai tiga menyatakan cukup, satu indikator menyatakan tidak setuju. Nilai Sangat Rendah 1-----------------7 Rendah 8-----------------14 rata-rata tersebut diukur berdasarkan rating skala dan didapat bahwa responden menyatakan sikap Kinerja dengan skor 22.5806 pada kategori cukup Rating scala Kinerja pegawai Baik 22------------28 22.5806 Cukup 15--------------21 Analisis Pengaruh 1. Variabel Moderating Pelaksanaan disiplin sebagai upaya meningkatkan kinerja pegawai adalah melalui penerapan absensi elektronik. Untuk Sangat Baik 29--------------35 itu perlu dilihat penerapan absensi elektronik pengaruhnya terhadap disiplin dan kinerja, apakah memperkuat atau memperlemah? Uji Interaksi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .729 .531 .525 3.73134 a. Predictors: (Constant), Moderat, absensix1, Disiplinx2 Pada output model summary, koefisien determinasi besarnya adjusted R2 terbesar 0,525 hal ini berarti 52,5% variabel Kinerja yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen Disiplin, Absensi elektronik dan Moderat. Sedangkan sisanya (100% - 52,5% = 41,5%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model, seperti struktur organisasi dan budaya organisasi. ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 3843.192 3 1281.064 92.011 .000 Residual 3397.195 244 13.923 Total 7240.387 247 Model 1 Model anova menunjukan bahwa model “fit” karena nilai sig 0.000 lebih kecil dari 0.05 Coefficients a Unstandardized Coefficients Model 1 Standardized Coefficients t Sig. -.065 .948 B Std. Error Beta (Constant) -.454 7.017 absensix1 .184 .245 .182 .748 .455 Disiplinx2 .872 .277 .835 3.143 .002 Moderat -.004 .010 -.154 -.428 .669 a. Dependent Variable: Kinerja Y 25 Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017 ISSN 1978-838X artinya setiap peningktan disiplin akan meningkatkan kinerja 3. variabel moderat (variabel disiplin melalui model penerapan absensi elektronik) dengan koefisien terstandar sebesar -0.154 tidak signifikan karena lebih dari 0.1 yaitu 0.669, artinya Jika variabel disiplin melalui model penerapan absesi elektronik akan menurunkan kinerja tidak signifikan Model coefficients menunjukkan: 1. variabel absensi elektronik dengan koefisien terstandar sebesar 0.182 tidak signifikan karena lebih dari 0.1 yaitu 0.455, artinya setiap penggunaan absensi elektronik akan meningkatkan kinerja tidak signifikan 2. variabel displin dengan koefisien terstandar sebesar 0.835 signifikan karena kurang dari 0.1 yaitu 0.002, Uji Nilai Selisih Mutlak Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 Standardized Coefficients t Sig. 54.950 .000 B Std. Error (Constant) 22.998 .419 Zscore(absensix1) .288 .265 .053 1.088 .277 Zscore(Disiplinx2) 3.870 .240 .715 16.143 .000 -.375 .311 -.060 -1.207 .229 absX1_X2 a. Dependent Variable: Kinerja Y Model coefficients menunjukkan: 1. variabel absensi dengan koefisien terstandar sebesar 0.053 tidak signifikan karena lebih dari 0.1 yaitu 0.277, artinya setiap penggunaan absensi elektronik akan meningkatkan kinerja tidak signifikan 2. variabel displin dengan koefisien terstandar sebesar 0.715 signifikan kurang dari 0.05 yaitu 0.000, artinya setiap peningktan disiplin akan meningkatkan kinerja 3. variabel moderat (variabel disiplin melalui model penerapan absensi elektronik) dengan koefisien terstandar sebesar -0.060 tidak signifikan lebih dari 0.1 yaitu 0.229, artinya Jika variabel disiplin melalui model penerapan absesi elektronik Beta akan menurunkan kinerja tidak signifikan Dari dua uji yang dilakukan menghasilkan tanda negatif bahwa jika disiplin dilakukan melalui penerapan absensi elektronik maka akan menurunkan kinerja pegawai. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa disiplin melalui penerapan absensi elektronik akan meningkatkan kinerja. Ketidaksesuaian ini akibat terjadinya multikolinieritas untuk itu perlu dilakukan uji residual untuk membuktikan apakah penerapan absensi elektronik sebagai variabel moderating. Uji Residual Pengambilan keputusan : jika hasilnya signifikan dan koefisien parameternya negatif, maka variabel absensi elektronik merupakan variabel moderating. 26 Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 (Constant) 8.601 .841 KinerjaY -.203 .036 a. Dependent Variable: absRes_1 Standardized Coefficients Beta t 10.223 -5.597 -.336 Sig. .000 .000 Kesimpulan: absensi elektronik dianggap variabel moderating karena koefisiensnya negatif dan signifikan. 2. Variabel Intervening Variabel intervening merupakan variabel antara atau mediating. Fungsinya memediasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel ini menyebabkan hubungan langsung antar variabel menjadi tidak langsung. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients 1 (Constant) Disiplinx2 B 28.510 Std. Error 1.596 .010 .066 Standardized Coefficients Beta .010 t 17.858 .156 Sig. .000 .876 a. Dependent Variable: absensix1 Output SPSS di atas memberikan nilai standardized beta Disiplin pada persamaan (1) sebesar 0,01 [P2] dan tidak signifikan pada 0,000 yang berarti disiplin melalui penerapan absensi elektronik tidak signifikan Coefficients a Model (Constant) Disiplinx2 absensix1 a. Dependent Variable: KinerjaY 1 Unstandardized Coefficients B Std. Error 2.463 1.673 .755 .046 .080 .044 Pada output SPSS persamaan regresi (2) nilai standardized beta Disiplin 0,723 signifikan dan absensi elektronik 0,08 tidak signifikan. Nilai standardized beta Displin .723 .080 t 1.472 16.518 1.819 Sig. .142 .000 .070 0,723 merupakan nilai jalur path [P1] dan nilai standardized beta absensi elektronik 0,080 merupakan nilai jalur path [P3]. ABSENSI ELKTRONIK (M) P2=0.01 Standardized Coefficients Beta P3=0.08 KINERJA (Y) DISIPLIN (X) P1=0.723 sig 27 Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017 ISSN 1978-838X Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa disiplin dapat berpengaruh langsung ke kinerja dan tidak dapat berpengaruh tidak langsung melalui penerpan absensi elektronik. Oleh karena [P2] dan [P3] tidak signifikan, dan koefisien hubungan langsung lebih besar dari koefisien hubungan tidak langsung, maka dapat dikatakan bahwa hubungan yang sebenarnya adalah langsung. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Secara deskriptif melalui rating skala penerapan absensi elektronik dapat dikatakan efektif dan secara parametrik disiplin pegawai dan kinerja pegawai yang dibentuk melalui penerapan absensi elektronik tidak berpengaruh signifikan. Ini terlihat dari dua pengukuran uji intraksional dan selisih nilai mutlak. Uji residual membuktikan penerapan absensi elektronik merupakan variabel yang memperlemah variabel disiplin dan kinerja pegawai. Lemahnya pengaruh displin dan kinerja pegawai melalui penerapan absensi elektronik ditemukan kendala yang dihadapi seperti Segi alat dan man power yang meliputi tegangan listrik yang tidak stabil alat mudah rusak, operator belum maksimal mengelola absensi elektronik, tidak tersedia teknisi untuk memperbaiaki absensi elektronik dan jika ada memerlukan biaya, waktu yang tingi. Selain itu juga kendala disiplin seperti terjadi manipulasi data kehadiran, orientasi mengejar waktu absensi, bukan sarana/memotivasi peningkatan disiplin pegawai, tidak terjadi pembinaan dan pengawasan terhadap prilaku pegawai dalam berdisiplin Gambaran prilaku tidak disiplin secara deskriptif melalui rating skala pada jam pagi 07.30 dapat dikatakan cukup terjadi dengan lamanya meninggalkan kantor ± 1 jam, Kebijakan pemberian tambahan penghasilan pegawai (TPP) dengan berdasarkan kehadiran pegawai telah mempersempit makna disiplin pegawai, sehingga peningkatan kinerja yang diharapkan terjadi dari peningkatan disiplin melalui penerapan absensi elektronik tidak terpenuhi. Disiplin tidak semata-mata patuh dan taat terhadap penggunaan jam kerja saja, misalnya datang dan pulang sesuai dengan jadwal, tidak mangkir jika bekerja, dan tidak mencuri-curi waktu. Jika ini yang dipahami maka alat seperti absensi elektronik hanya dijadikan tujuan bukan sarana untuk memotivasi perilaku displin guna meningkatkan kinerja. Disiplin kerja merupakan suatu sikap dan perilaku yang berniat untuk mentaati segala peraturan organisasi yang didasarkan atas kesadaran diri untuk menyesuaikan dengan peraturan organisasi. Pentingnya menanamkan komitmen baru pada iklim organisasi yang menghargai waktu melalui jalan Noormative- reeductive dalam bentuk keteladan pemimpin, balas jasa (TPP) yang didasarkan nilai kinerja dan bukan kehadiran semata, Pembagian kerja yang proporsional dan professional, merubah pola pengawasan melekat menjadi atasan dan bawahan saling mengawasi dalam berdisplin, dan penegakan sanksi/hukuman. Cara pandang ini melihat pegawai adalah mahluk sosial dan akan mematuhi norma-norma budaya dan nilai-nilai baru, Lakukan Pendefinisian dan penafsiran kembali dari norma-norma dan nilai-nilai yang ada, Untuk mengembangkan komitmen yang baru. Sehingga Sebagian besar pegawai menyesuaikan diri dan mengikuti arus perubahan secara bersama-sama. DAFTAR PUSTAKA Abdurahmat. 2008. Efektivitas Organisasi Edisi Pertama. Jakarta: Airlangga Agung, Kurniawan 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaharuan Bernardin, H. John and Russel, E.A., 1993. Human resource Management, An Experiential Approach. Mc. Graw Hill International Edition, Singapore: Mac Graw Hill Book Co. 28 Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017 Brigham, J.C (2004). Social Psychology. Edisi kedua. New York : Harper Collins Publishers Darma Putra, Sistem Biometrika, (Yogyakarta: Andi Offset, 2008), hal 67 Eko Nugroho, Biometrika Mengenal Sistem Identifikasi Masa Depan, (Yogyakarta :Andi offset, 2009),17 Handayaningrat, 1994. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta:Haji Masagung Jasin, A. 1989. Peningkatan Pembinaan Disiplin Nasional dalam sistim dan Pola Pendidikan nasional. Dalam Analisis CSIS. No. 4 Tahun XVII, Juli-Agustus 1989. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies Kasim, Azhar, 1993, Pengukuran Efektivitas dalam Organisasi, Jakarta: FEUI. Mahsun, Mohamad, 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Penerbit BPFE,Yogyakarta Malayu S. P Hasibuan, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi revisi), Jakarta: Grasindo Peraturan Pemerintah No 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negri Sipil Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi Mohd Basri, 2005. Performance Appraisal. Cetakan Pertama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: FE UI. Sondang P. Siagian, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta Steers, M. Richard. 1985. Efektifitas Organisasi. Jakarta: Erlangga Suryohadiprojo S. 1989. Peranan kepemimpinan dlam menegakkan disiplin masyarakat dalam analisis CSIS. No.4. tahun XVIII. Juli– Agustus 1989. Jakarta: center for strategis and international studies Vanderstoep, Scott W., dan Johnston, Deidre D. Research Methods for Everyday Life. United Kingdom: Jossey Bass Wiley, 2009. Yuspratiwi, I. 1990. Hubungan Antara Locus of Control dengan Disiplin Kerja Wiraniaga pada Wiraniaga Obatobatan di DIY. Skripsi Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta: tidak diterbitkan 29 Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017