Uploaded by User58428

18-Article Text-22-1-10-20180801

advertisement
EFEKTIVITAS ABSENSI ELEKTRONIK TERHADAP DISIPLIN DAN
KINERJA PNS DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
THE EFFECTIVENESS OF ELECTRONIC BASED PRESENCE TO DISCIPLINE AND
PERFORMANCE OF CIVIL SERVANT IN KUTAI KARTANEGARA REGENCY
Mohd. Dahlan 1) dan Rita Ariani 2)
Peneliti Muda pada Balitbangda Kabupaten Kutai Kartanegara
Peneliti Pertama pada Balitbangda Kabupaten Kutai Kartanegara
1)
2)
1)
2)
Email: [email protected]
Email: [email protected]
ABSTRACT
The Effectiveness of Electronic Based Presence to Discipline and Performance Of Civil Servant in Kutai
Kartanegara Regency. Providing the excellent service to the community would require discipline and high
performance of the civil servant. This study aimed to determine the effectiveness of electronic-based
presence to discipline and performance of civil servant in Kutai Kartanegara Regency. This research
used a quantitative approach with the type of associative research through questionnaires and interviews
as an instrument to measure performance. The results showed that descriptively through the rating scale
of the application of electronic presence could be categorized as effective, while the application of
electronic presence through parametric pattern showed no significantly effect to the civil servant discipline
and performance.
Keywords: Effectiveness, Electronic based presence, Discipline, Performance
ABSTRAK
Efektivitas Absensi Elektronik Terhadap Disiplin dan Kinerja PNS Kabupaten Kutai Kartanegara.
Menghadirkan pelayanan prima kepada masyarakat tentu membutuhkan disiplin dan kinerja yang tinggi
bagi aparatur pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas absensi berbasis
elektronik terhadap disiplin dan kinerja aparatur di Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif melalui kuesioner dan wawancara
sebagai instrumen untuk mengukur kinerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara deskriptif melalui
rating skala penerapan absensi elektronik dapat dikatakan efektif, sedangkan penerapan absensi
elektronik melalui pola parametrik menunjukkan disiplin pegawai dan kinerja pegawai yang dibentuk tidak
berpengaruh secara signifikan.
Kata Kunci: Efektivitas, Absensi elektronik, Disiplin, Kinerja
PENDAHULUAN
Menghadapi era persaingan global
saat ini membutuhkan kinerja aparatur
pemerintah pusat dan daerah yang
berkualitas.
Tuntutan masyarakat akan
pelayanan publik yang berkualitas juga
tengah
mengalami
peningkatan.
Menghadirkan pelayanan prima tentu
membutuhkan kinerja yang tinggi, dalam hal
ini sebagai sumber daya penggerak,
birokrasi aparatur memegang peranan kunci.
Otonomi
Daerah
membawa
konsekuensi logis bagi pemerintah daerah
yaitu adanya pemberdayaan aparatur
supaya lebih professional, responsif, dan
transparan.
Melalui
Peraturan Bupati
Kabupaten Kutai Kartanegara No 46 Tahun
2013
tentang
disiplin
pegawai
memberlakuan absensi elektronik baik saat
masuk maupun pada saat pulang kerja,
Aturan ini diterapkan efektif berlaku sejak
awal November 2013. Para pegawai wajib
19
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
ISSN 1978-838X
mengisi absen dengan mesin absensi
menggunakan finger print (sidik jari). Disiplin
merupakan tindakan manajemen untuk
mendorong para anggota organisasi untuk
memenuhi tuntutan berbagai ketentuan
peraturan sehingga akan mengakibatkan
terhadap capaian prestasi kerja pegawai.
Fenomena yang terjadi sekarang ini setelah
diberlakukanya Peraturan Bupati No 46
tahun 2013 tentang disiplin pegawai, masih
terdapat
pegawai
membolos
tanpa
keterangan, meninggalkan jam kantor tanpa
sepengetahuan atasan, datang dan pulang
kantor tidak sesuai jam kerja, kembali ke
kantor setelah jam istirahat tidak sesuai
dengan jam yg ditentukan bahkan mendekati
jam pulang. Prilaku ini hampir jamak terjadi
secara terselubung sehingga jika dibiarkan
akan berdampak pada penurunan kinerja
pegawai, sementara biaya yang dikeluarkan
untuk balas jasa (insentif) yang diberikan
dalam membentuk prilaku disiplin ini tidaklah
sedikit.
Berdasarkan
temuan
di
atas
penelitian ini dihadirkan untuk mendapatkan
gambaran yang komprehensif menyangkut
efektifitas penggunaan absensi elektronik
terhadap dispilin dan kinerja PNS di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai
kartanegara. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas penerapan absensi
elektronik terhadap disiplin dan kinerja
pegawai, kendala yang dihadapi dalam
penerapan absensi elektronik terhadap
peningkatan disiplin dan kinerja pegawai
serta untuk memperoleh gambaran prilaku
tidak disiplin yang masih terjadi setelah
penerapan absensi elektronik
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif. Penelitian Kuantitatif
menekankan pada penilaian numerik atas
fenomena yang dipelajari. Berdasarkan
pijakan tersebut, maka penelitian ini
mendasarkan
diri
pada
pendekatan
kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif.
Tujuan Penelitian asosiatif adalah mencari
hubungan dan pengaruh antar variabel dan
didesain untuk membuktikan atau menguji
hipotesis.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berbentuk kuesioner (angket)
dan pertanyaan terbuka. Kuesioner berisikan
data responden untuk menggambarkan
disiplin dan kinerja hubungannya dengan
golongan dan jabatan PNS. Pada indikator
absensi elektronik responden diminta
memberikan persepsi dirinya menyangkut
efektifitas penggunaan absensi elektronik
(finger print). Pada indikator displin meminta
responden memberikan persepsi terhadap
prilaku disiplin aparatur di lingkungan kerja
pegawai termasuk meminta gambaran
pelanggaran disiplin yang masih
terjadi
setelah menggunakan absensi elektronik
(finger print).
Terakhir indikator kinerja
meminta responden memberikan persepsi
kinerja mereka setelah menggunakan
absensi elektronik.
Penelitian
ini
menggunakan
purposive Sampling dan sesuai dengan
tujuan penelitian ditetapkan lima satuan
perangkat kerja daerah (SKPD) sebagai pilot
project absensi online yaitu: Badan
Kepegawaian Daerah (BKD), Sekretariat
Daerah,
Badan
Perencana
Dan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Badan
Pengelola Keuangan Dan Asset Daerah
(BPKAD), serta Inspektorat.
Sebagai
pelengkap representative purposive sampel
juga mengambil sembilan kecamatan dalam
wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
dengan masing-masing tiga kecamatan dari
tiga zona pembangunan, yaitu kawasan
hulu, tengah dan pesisir.
Variabel
dan
indikator
dalam
penelitian ini dikembangkan dengan berpijak
pada konsep kerangka terotik sebagai
berikut
20
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian
VARIABEL
1. Efektivitas absensi
elektronik
3. Kinerja
2. Disiplin
INDIKATOR
1.1.
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
Petunjuk penggunaan
Kemudahan
Informasi obyektif
Data kehadiran up to
date
Keotentikan data
Sumber pembinaan
Sumber motivasi
disiplin
Tidak mudah rusak
(handal)
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Keteladanan pemimpin
Balas jasa (insentif)
Pembagian kerja adil
Pengawasan melekat
Sanksi hukuman
Kepentingan organisasi
Ketaatan jam kerja
Data yang dikumpulkan kemudian
dianalisis dengan teknik analisis deskriptifkuantitatif. Teknik deskriptif-kuantitaif yang
dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah
teknik
deskriptif
frekuensi
yang
menggambarkan nilai prosentase, mean,
dan rating skala. Analisis distribusi frekuensi
dan analisis pengaruh antar variabel
dikerjakan dengan memanfaatkan software
SPSS ver 21. Jawaban hasil kuesioner akan
dikuantitatifkan untuk mencari nilai rata-rata
masing-masing indikator setiap variabel.
Dengan menggunakan data interval 1−5
pada skala likert maka akan diketahui tingkat
kinerja masing-masing perspektif.
Tabel 2. Skala Pengukuran variabel
Skala
Ordinal
Kategori
Interval
(Kualitatif)
5
5
Sangat Setuju
4 – 4,9
4
Setuju
3 – 3,9
3
Cukup
2 – 2,9
2
Tidak Setuju
1 – 1,9
1
Sangat Tidak Setuju
Untuk mencari pengaruh antar variabel
digunakan pendekatan regresi berganda
dengan variabel moderat/ intervening.
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Kualitas
Kuantitas
Waktu
Biaya
Bimbingan atasan
Kerja sama
Memiliki Sasaran Kinerja
Dimana
hubungan
variabel
absensi
elektronik terhadap kinerja menjadi tidak
langsung dimediasi oleh variabel disiplin,
digambarkan sebgai berikut:
ABSENSI
ELKTRONIK (M)
DISIPLIN
(X)
KINERJA
(Y)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Responden
Penelitian ini dilakukan terhadap
populasi sebanyak 1967 PNS yang tersebar
di tingkat SKPD kabupaten dan kecamatan.
Dari populasi tersebut dihitung berdasarkan
persamaan
sampel
dengan
tingkat
kesalahan 10% maka didapat jumlah sampel
minimal 95 orang. Pada kenyataan di
lapangan
jumlah
responden
yang
berpartisipasi sebagai sampel adalah
sebanyak 248 orang dengan sebaran 67% di
SKPD dan sisanya 33% di kecamtankecamatan mewakili tiga zona hulu, tengah,
dan pesisir.
21
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
ISSN 1978-838X
Tabel 3. Nilai rata-rata indikator dalam variabel efektivitas absensi elektronik
No
Indikator
valid
missing
Mean
Ket
1
Sosialisasi
248
0
3.8468
Cukup
2
Kemudahan Kenyamanan
248
0
3.7903
Cukup
3
Informasi Obyektif
248
0
3.7540
Cukup
4
Data Kehadiran Up-to date
248
0
3.7218
Cukup
5
Tidak terjadi manipulasi
248
0
3.4153
Cukup
6
Terjadi Pembinaan Dari data absensi
248
0
3.4194
Cukup
7
Memotivasi berdisplin diri
248
0
3.9879
Cukup
8
Handal
248
0
2.8427
Tidak Setuju
Jumlah
28.7782
Tabel 3. mendiskripsikan nilai ratarata dari jawaban responden pada setiap
indikator. Dari tabel terlihat bahwa hanya
terdapat satu indikator yaitu kehandalan alat
absensi elektrnoik yang mendapkan nilai
rata-rata
2.8427
atau
tidak
setuju,
Sangat Tidak
Efektif
1-----------------8
sedangkan tujuh indikator lainnya dengan
nilai 3 menyatakan cukup. Nilai rata-rata
tersebut diukur berdasarkan rating skala dan
didapat bahwa responden menyatakan
efektif dengan skor 28.7782.
Tidak efektif
Cukup
Efektif
Sangat Efektif
9-----------------16
17--------------24
25------------32
28.7782
33--------------40
Tabel 4. Kendala yang dihadapi
No Kendala
Uraian
Tidak tersedia Pegawai/ operator absensi elektronik
1
Operator
Tersedia pegawai/operator absensi elektronik namun belum maksimal
Tidak terdapat tenaga teknisi untuk perbaikan mesin absensi elektronik bila
rusak
2
Teknisi
Tersedia tenaga teknisi namun perbaikan memerlukan waktu, biaya, yg tinggi
Mesin absensi dan computer tidak terstandar
Kondisi
Jaringan koneksi antara Mesin absensi dan computer tidak baik
3
alat
Data sidik jari tidak terbaca dengan baik/ mesin error
Tabel 4 mendeskripsikan kendala
yang dihadapi dalam penggunaan absensi
elektronik. Kendala ini juga menjelaskan
mengapa penggunaan absensi elektronik
dinilai tidak handal. Pertama sebesar 37%
responden menyatakan ketidakhandalan
%
13
37
30
23
15
15
19
absensi
elektronik
disumbang
oleh
ketidakmaksimalan operator dan 30%
menyatakan tidak terdapat tenaga teknisi
untuk memperbaiki absensi elektronik, dan
sisanya 23% tenaga teknisi diperlukan dari
sumber luar dengan waktu dan biaya tinggi.
22
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
Tabel 5. Nilai rata-rata indikator dalam variabel disiplin
No
Indikator
1
Keteladanan pemimpin
valid
248
mising
0
Mean
3.5242
ket
Cukup
2
Mendapatkan balas jasa/insentif yg sesuai
248
0
3.8589
Cukup
3
Pembagian kerja yang sesuai TUPOKSI
248
0
3.1653
Cukup
4
Merasakan penilaian dan pengawasan
248
0
3.2500
Cukup
5
Merasakan ketegasan hukuman
248
0
3.2903
Cukup
6
Mengutamkan kepentingan organisasi
248
0
3.0565
Cukup
7
Pegawai dating dan pulang tepat waktu
248
0
3.4556
Cukup
Jumlah
23.6008
Tabel 5 mendiskripsikan nilai ratarata dari jawaban responden pada setiap
indikator. Terlihat bahwa tujuh indikator
dalam variabel disiplin dengan nilai tiga
menyatakan cukup, nilai rata-rata diukur
berdasarkan rating skala dan didapat bahwa
responden menyatakan sikap disiplin
dengan skor 23.6008 pada kategori dalam
variabel disiplin
Rating skala Tingkat disiplin pegawai
Sangat Tidak
Disiplin
1-----------------7
Tidak Disiplin
Cukup
Disiplin
Sangat Disiplin
8-----------------14
15--------------21
22------------28
23.6008
29--------------35
Selanjutnya
adalah
dilakukan
pengukuran perilaku pegawai yang tidak
disiplin dengan menyatakan frekuensi
meninggalkan kantor dan berapa lama
pegawai dalam meninggalkan jam kantor
tersebut sebagai berikut:
Tabel 6. Meninggalkan Kantor Saat Absen Pagi Pukul 7.30
PEGAWAI ABSEN PAGI PUKUL 7.30 KEMUDIAN MENINGGALKAN KANTOR
Jawaban responden
Frequency
Percent
SkorXF
Ket
1.00
37
14.9
37
Sangat sering
2.00
60
24.2
120
sering
3.00
63
25.4
189
Cukup sering
Valid
4.00
62
25.0
248
Kurang/jarang
5.00
12
4.8
60
Tidak pernah
Total*
234
94.4
654
*: 234-12= 222 Pegawai
[hit n run]
Missing
14
5.6
Total
248
100.0
Tabel 6 mendeskripsikan penilaian
responden terhadap pelanggaran disiplin
meninggalkan jam kerja setelah absen pagi,
sebesar 25,4% responden menyatakan
Sangat sering
1-----------------234
sering
235----------------468
cukup sering berdasarkan rating skala skor
654 dan responden yang memberikan
pernyataan sebanyak 234 orang jatuh pada
interval cukup sering
Cukup
469--------------702
Kurang/jarang
703------------936
Tidak pernah
937-------------1170
654
23
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
ISSN 1978-838X
Tabel 7. Lamanya Pegawai Meningglkan Kantor Setelah Absen Pagi Pukul 7.30
LAMANYA PEGAWAI SETELAH ABSEN PAGI PUKUL 7.30
MENINGGALKAN KANTOR
Jawaban responden
Frequency
Percent
SkorXF
ket
1.00
37
14.9
37
Lebih dari 3 jam
2.00
20
8.1
40
± 3 jam
3.00
51
20.6
153
± 2 jam
Valid
4.00
33
13.3
132
± 1 jam
5.00
61
24.6
305
Kurang dai 1 jam
Total*
202
81.5
667
*:222 pegawai yg hit n
run 202 yang
Missing
46
18.5
memberikan
Total
248
100.0
gambaran indisipliner
Tabel 7 mendeskripsikan penilaian
responden terhadap pelanggran disiplin
lamanya meninggalkan jam kerja setelah
absen pagi, sebesar 24,6% responden
menyatakan
kurang dari satu jam
Lebih dari 3 jam
1-----------------202
± 3 jam
203----------------404
berdasarkan rating scala skor 667 dan
responden yang memberikan pernyataan
sebanyak 202 orang jatuh pada interval
lamanya meninggalkan jam kantor saat pagi
± 1 jam.
± 2 jam
405--------------606
± 1 jam
607------------808
Kurang dari 1jam
809-------------1010
667
Variabel Kinerja
Tabel.8 Nilai Rata-Rata Indikator Dalam Variabel Kinerja Pegawai
No
Indikator
Valid mising
menyelesaikan pekerjaan dapat menunjukan
hasil yang mendekati kesempurnaan (sesuai
248
0
1
yg di perintahkan),
Mean
ket
3.3427
Cukup
2
dalam kurun waktu yang telah diberikan
dapat menyelesaikan sejumlah perkerjaan
yang diberikan
248
0
3.3065
Cukup
3
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan
lebih cepat dari waktu yang ditentukan
248
0
3.1935
Cukup
4
menyelesaikan pekerjaan dapat
menggunakan sumber daya seperti (material,
uang, teknologi, dan melibatkan rekan kerja)
secara maksimal dan mengurangi kerugian
248
0
3.1411
Cukup
5
melaksanakan fungsi pekerjaan tanpa
meminta bimbingan atau campur tangan dari
atasan
248
0
2.8185
Tidak setuju
6
dapat menciptakan rasa nyaman dalam
bekerja, percaya diri, berbuat baik, dan
kerjasama antar rekan sekerja
248
0
3.4194
Cukup
7
memenuhi sasaran kerja pegawai yang telah
di tetapkan
248
0
3.3589
Cukup
Jumlah
22.5806
24
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
Tabel 8 mendiskripsikan nilai ratarata dari jawaban responden pada setiap
indikator. Terlihat bahwa enam indikator
kinerja bernilai tiga menyatakan cukup, satu
indikator menyatakan tidak setuju.
Nilai
Sangat Rendah
1-----------------7
Rendah
8-----------------14
rata-rata tersebut diukur berdasarkan rating
skala dan didapat bahwa responden
menyatakan sikap Kinerja dengan skor
22.5806 pada kategori cukup
Rating scala Kinerja pegawai
Baik
22------------28
22.5806
Cukup
15--------------21
Analisis Pengaruh
1. Variabel Moderating
Pelaksanaan disiplin sebagai upaya
meningkatkan kinerja pegawai adalah
melalui penerapan absensi elektronik. Untuk
Sangat Baik
29--------------35
itu perlu dilihat penerapan absensi elektronik
pengaruhnya terhadap disiplin dan kinerja,
apakah memperkuat atau memperlemah?
Uji Interaksi
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.729
.531
.525
3.73134
a. Predictors: (Constant), Moderat, absensix1, Disiplinx2
Pada output model summary,
koefisien determinasi besarnya adjusted
R2 terbesar 0,525 hal ini berarti 52,5%
variabel Kinerja yang dapat dijelaskan oleh
variasi variabel independen Disiplin, Absensi
elektronik dan Moderat. Sedangkan sisanya
(100% - 52,5% = 41,5%) dijelaskan oleh
sebab-sebab lain diluar model, seperti
struktur organisasi dan budaya organisasi.
ANOVA b
Sum of Squares
df
Mean
Square
F
Sig.
Regression
3843.192
3
1281.064
92.011
.000
Residual
3397.195
244
13.923
Total
7240.387
247
Model
1
Model anova menunjukan bahwa model “fit” karena nilai sig 0.000 lebih kecil dari 0.05
Coefficients a
Unstandardized
Coefficients
Model
1
Standardized
Coefficients
t
Sig.
-.065
.948
B
Std. Error
Beta
(Constant)
-.454
7.017
absensix1
.184
.245
.182
.748
.455
Disiplinx2
.872
.277
.835
3.143
.002
Moderat
-.004
.010
-.154
-.428
.669
a. Dependent Variable: Kinerja Y
25
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
ISSN 1978-838X
artinya setiap peningktan disiplin
akan meningkatkan kinerja
3. variabel moderat (variabel disiplin
melalui model penerapan absensi
elektronik)
dengan
koefisien
terstandar sebesar -0.154 tidak
signifikan karena lebih dari 0.1 yaitu
0.669, artinya Jika variabel disiplin
melalui model penerapan absesi
elektronik akan menurunkan kinerja
tidak signifikan
Model coefficients menunjukkan:
1. variabel absensi elektronik dengan
koefisien terstandar sebesar 0.182
tidak signifikan karena lebih dari 0.1
yaitu
0.455,
artinya
setiap
penggunaan absensi elektronik akan
meningkatkan kinerja tidak signifikan
2. variabel displin dengan koefisien
terstandar sebesar 0.835 signifikan
karena kurang dari 0.1 yaitu 0.002,
Uji Nilai Selisih Mutlak
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
Standardized
Coefficients
t
Sig.
54.950
.000
B
Std. Error
(Constant)
22.998
.419
Zscore(absensix1)
.288
.265
.053
1.088
.277
Zscore(Disiplinx2)
3.870
.240
.715
16.143
.000
-.375
.311
-.060
-1.207
.229
absX1_X2
a. Dependent Variable: Kinerja Y
Model coefficients menunjukkan:
1. variabel absensi dengan koefisien
terstandar sebesar 0.053 tidak
signifikan karena lebih dari 0.1 yaitu
0.277, artinya setiap penggunaan
absensi
elektronik
akan
meningkatkan kinerja tidak signifikan
2. variabel displin dengan koefisien
terstandar sebesar 0.715 signifikan
kurang dari 0.05 yaitu 0.000, artinya
setiap peningktan disiplin akan
meningkatkan kinerja
3. variabel moderat (variabel disiplin
melalui model penerapan absensi
elektronik)
dengan
koefisien
terstandar sebesar -0.060 tidak
signifikan lebih dari 0.1 yaitu 0.229,
artinya Jika variabel disiplin melalui
model penerapan absesi elektronik
Beta
akan menurunkan kinerja tidak
signifikan
Dari dua uji yang dilakukan menghasilkan
tanda negatif bahwa jika disiplin dilakukan
melalui penerapan absensi elektronik maka
akan menurunkan kinerja pegawai. Hal ini
tidak sesuai dengan teori bahwa disiplin
melalui penerapan absensi elektronik akan
meningkatkan kinerja. Ketidaksesuaian ini
akibat terjadinya multikolinieritas untuk itu
perlu
dilakukan
uji
residual
untuk
membuktikan apakah penerapan absensi
elektronik sebagai variabel moderating.
Uji Residual
Pengambilan keputusan :
jika hasilnya signifikan dan koefisien
parameternya negatif, maka variabel absensi
elektronik merupakan variabel moderating.
26
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
1
(Constant)
8.601
.841
KinerjaY
-.203
.036
a. Dependent Variable: absRes_1
Standardized
Coefficients
Beta
t
10.223
-5.597
-.336
Sig.
.000
.000
Kesimpulan: absensi elektronik dianggap variabel moderating karena koefisiensnya negatif dan signifikan.
2.
Variabel Intervening
Variabel
intervening
merupakan
variabel antara atau mediating. Fungsinya
memediasi hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
Variabel
ini
menyebabkan
hubungan
langsung antar variabel menjadi tidak
langsung.
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
1
(Constant)
Disiplinx2
B
28.510
Std. Error
1.596
.010
.066
Standardized
Coefficients
Beta
.010
t
17.858
.156
Sig.
.000
.876
a. Dependent Variable: absensix1
Output SPSS di atas memberikan nilai
standardized beta Disiplin pada persamaan
(1) sebesar 0,01 [P2] dan tidak signifikan
pada 0,000 yang berarti disiplin melalui
penerapan absensi elektronik tidak signifikan
Coefficients
a
Model
(Constant)
Disiplinx2
absensix1
a. Dependent Variable: KinerjaY
1
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
2.463
1.673
.755
.046
.080
.044
Pada output SPSS persamaan regresi (2)
nilai standardized beta Disiplin
0,723
signifikan dan absensi elektronik 0,08 tidak
signifikan. Nilai standardized beta Displin
.723
.080
t
1.472
16.518
1.819
Sig.
.142
.000
.070
0,723 merupakan nilai jalur path [P1] dan
nilai standardized beta absensi elektronik
0,080 merupakan nilai jalur path [P3].
ABSENSI
ELKTRONIK (M)
P2=0.01
Standardized
Coefficients
Beta
P3=0.08
KINERJA
(Y)
DISIPLIN
(X)
P1=0.723
sig
27
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
ISSN 1978-838X
Hasil analisis jalur menunjukkan
bahwa disiplin dapat berpengaruh langsung
ke kinerja dan tidak dapat berpengaruh
tidak langsung melalui penerpan absensi
elektronik. Oleh karena [P2] dan [P3] tidak
signifikan,
dan
koefisien
hubungan
langsung lebih besar dari koefisien
hubungan tidak langsung, maka dapat
dikatakan
bahwa
hubungan
yang
sebenarnya adalah langsung.
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Secara deskriptif melalui rating skala
penerapan
absensi
elektronik
dapat
dikatakan efektif dan secara parametrik
disiplin pegawai dan kinerja pegawai yang
dibentuk melalui penerapan absensi
elektronik tidak berpengaruh signifikan. Ini
terlihat dari dua pengukuran uji intraksional
dan selisih nilai mutlak. Uji residual
membuktikan penerapan absensi elektronik
merupakan variabel yang memperlemah
variabel disiplin dan kinerja pegawai.
Lemahnya pengaruh displin dan
kinerja pegawai melalui penerapan absensi
elektronik ditemukan kendala yang dihadapi
seperti Segi alat dan man power yang
meliputi tegangan listrik yang tidak stabil
alat mudah rusak, operator belum maksimal
mengelola absensi elektronik, tidak tersedia
teknisi
untuk
memperbaiaki
absensi
elektronik dan jika ada memerlukan biaya,
waktu yang tingi. Selain itu juga kendala
disiplin seperti terjadi manipulasi data
kehadiran, orientasi mengejar waktu
absensi,
bukan
sarana/memotivasi
peningkatan disiplin pegawai, tidak terjadi
pembinaan dan pengawasan terhadap
prilaku pegawai dalam berdisiplin
Gambaran prilaku tidak disiplin secara
deskriptif melalui rating skala pada jam pagi
07.30 dapat dikatakan cukup terjadi dengan
lamanya meninggalkan kantor ± 1 jam,
Kebijakan pemberian tambahan
penghasilan
pegawai
(TPP)
dengan
berdasarkan kehadiran pegawai telah
mempersempit makna disiplin pegawai,
sehingga
peningkatan
kinerja
yang
diharapkan terjadi dari peningkatan disiplin
melalui penerapan absensi elektronik tidak
terpenuhi. Disiplin tidak semata-mata patuh
dan taat terhadap penggunaan jam kerja
saja, misalnya datang dan pulang sesuai
dengan jadwal, tidak mangkir jika bekerja,
dan tidak mencuri-curi waktu. Jika ini yang
dipahami maka alat seperti absensi
elektronik hanya dijadikan tujuan bukan
sarana untuk memotivasi perilaku displin
guna meningkatkan kinerja. Disiplin kerja
merupakan suatu sikap dan perilaku yang
berniat untuk mentaati segala peraturan
organisasi yang didasarkan atas kesadaran
diri untuk menyesuaikan dengan peraturan
organisasi.
Pentingnya menanamkan komitmen
baru pada iklim organisasi yang menghargai
waktu melalui jalan Noormative- reeductive
dalam bentuk keteladan pemimpin, balas
jasa (TPP) yang didasarkan nilai kinerja dan
bukan kehadiran semata, Pembagian kerja
yang
proporsional
dan
professional,
merubah
pola
pengawasan
melekat
menjadi atasan dan bawahan saling
mengawasi
dalam
berdisplin,
dan
penegakan sanksi/hukuman. Cara pandang
ini melihat pegawai adalah mahluk sosial
dan akan mematuhi norma-norma budaya
dan nilai-nilai baru, Lakukan Pendefinisian
dan penafsiran kembali dari norma-norma
dan
nilai-nilai
yang
ada,
Untuk
mengembangkan komitmen yang baru.
Sehingga
Sebagian
besar
pegawai
menyesuaikan diri dan mengikuti arus
perubahan secara bersama-sama.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahmat. 2008. Efektivitas Organisasi
Edisi Pertama. Jakarta: Airlangga
Agung, Kurniawan 2005. Transformasi
Pelayanan
Publik.
Yogyakarta:
Pembaharuan
Bernardin, H. John and Russel, E.A., 1993.
Human resource Management, An
Experiential Approach. Mc. Graw Hill
International Edition, Singapore: Mac
Graw Hill Book Co.
28
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
Brigham, J.C (2004). Social Psychology.
Edisi kedua. New York : Harper
Collins
Publishers
Darma
Putra,
Sistem
Biometrika,
(Yogyakarta: Andi Offset, 2008), hal
67
Eko Nugroho, Biometrika Mengenal Sistem
Identifikasi
Masa
Depan,
(Yogyakarta :Andi offset, 2009),17
Handayaningrat, 1994. Pengantar Studi
Ilmu Administrasi dan Manajemen.
Jakarta:Haji Masagung
Jasin, A. 1989. Peningkatan Pembinaan
Disiplin Nasional dalam sistim dan
Pola Pendidikan nasional. Dalam
Analisis CSIS. No. 4 Tahun XVII,
Juli-Agustus 1989. Jakarta: Centre
for Strategic and International
Studies
Kasim, Azhar, 1993, Pengukuran Efektivitas
dalam Organisasi, Jakarta: FEUI.
Mahsun, Mohamad, 2006. Pengukuran
Kinerja Sektor Publik, Penerbit
BPFE,Yogyakarta
Malayu S. P Hasibuan, 2007, Manajemen
Sumber Daya Manusia (Edisi revisi),
Jakarta: Grasindo
Peraturan Pemerintah No 53 tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negri Sipil
Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi Mohd
Basri, 2005. Performance Appraisal.
Cetakan Pertama, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen
dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: FE UI.
Sondang P. Siagian, 2001, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Bumi
Aksara, Jakarta
Steers, M. Richard. 1985. Efektifitas
Organisasi. Jakarta: Erlangga
Suryohadiprojo
S.
1989.
Peranan
kepemimpinan dlam menegakkan
disiplin masyarakat dalam analisis
CSIS. No.4. tahun XVIII. Juli–
Agustus 1989. Jakarta: center for
strategis and international studies
Vanderstoep, Scott W., dan Johnston,
Deidre D. Research Methods for
Everyday Life. United Kingdom:
Jossey Bass Wiley, 2009.
Yuspratiwi, I. 1990. Hubungan Antara Locus
of Control dengan Disiplin Kerja
Wiraniaga pada Wiraniaga Obatobatan di DIY. Skripsi Fakultas
Psikologi UGM. Yogyakarta: tidak
diterbitkan
29
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 1 Tahun 2017
Download