Yang sudah: 1,2,4,5,6,7,9,10,11 1. a) Konfimasi piutang adalah surat yang di tandatangani klien di tunjukkan ke pelanggan untuk meminta penegasan (konfimasi) mengenai saldo utang yang dimiliki pelanggan. prosedur menerbitkan surat konfimasi: adanya gambungan resiko bawaan dan resiko pengendalian terhadap transaksi penjualan akhir tahun yang tidak biasa tinggi, auditor harus mempertimbangkan konfirmasi terhadap syarat-syarat penjualan tersebut, formulir konfirmasi ditunjukkan kepada pihak yang tepat yang diyakini oleh audtor memiliki pengetahuan mengenai informasi yang dikonfirmasi misalnya manajer keuangan, sebelum pengiriman konfirmasi auditor harus memperoleh pemahaman tentang transaksi dan informasi lainnya seperti perjanjian klien agra dapat menentukan informasi yang harus di cantu mkan dalam permintaan konfirmasi. b) konfirmasi positif adalah konfimasi dimana pelanggan diminta untuk memberikan jawaban baik saldonya cocok maupun tidak cocok. Konfimasi negatif adalah konfirmasi dimana pelanggan diminta untuk memberikan jawaban hanya jika saldonya tidak cocok sehingga jika pelangaan tidak menjawab akan dianggap bahwa saldonya cocok. Perbeaan konfimasi positif dan negatif adalah Konfimasi positif: saldo piutang per pelanggan relatif besar pengendalian intern piutang agak lemah jumlah pelanggan sedikit. Konfimasi negatif: saldo piutang per pelanggan relatif kesil pengendalian intern piutang kuat jumlah pelanggan banyak 2. - cut off adalah catatan transaksi periode saat ini dengan periode berikutnya pemeriksaan cut offpenjualan sudah dicatat pada periode terjadi untuk kepentingan perbandingan beban dengan pendapatan dan tidak ada pergeseran watu pendapatan. - Bagaimana cara melakukan cut off yaitu dengan pengujian meliputi perbadingan sample catatan penjualan dengan dokumen pengiriman dari beberapa waktu sebelum tanggal neraca dan beberapa hari sesudah tanggal neraca periode berikutnyauntuk menentukan apakah pengakuan penjualan sudahsesuai dengan periodenya. Bila dokumen pengiriman dibuat secara berurutan dan auditor melakukan observasi sejumlah pengiriman terakhir yang digunakan untuk periode berjalan , dia dapat menentukan bahwa transaksi penjualan yang dicatat pada periode sebelumnya dan pengiriman barang yang sudah di catat pada periode sesudahnya. 3. 4. menurut saya pengakuan penjualan yang lebih tepat yaitu: Pengakuan penjualan menggunakan surat jalan pengiriman barang dikarenakan Surat Jalan adalah dokumen yang berfungsi sebagai surat pengantar atas barang yang tercantum di dalamnya yang ditujukan kepada customer (pembeli) atau penerima yang ditentukan oleh pembeli dan mempunyai kekuatan hukum atas legalitas yang diperlukan di jalan raya mulai dari keluar perusahaan sampai memasuki wilayah milik Customer sehingga barang dengan quantity, spesifikasi yang disertai dengan informasi lainnya diterima oleh customer. Surat jalan terkait langsung dengan persediaan. Jumlah yang diperlukan sesuai dengan sistem pengendalian perusahaan. dalam hal ini kita ambil sebagai contoh adalah 3 lembar a. Lembar ke 3 untuk arsip yang menerbitkan b. Lembar ke 2 untuk customer c. Lembar ke 1 untuk bukti transaksi penyerahan barang, yang selanjutnya digunakan bagian akuntansi.Sedangkan kalau pengakuan penjualan menggunakan faktur penjualan, tidak berpengaruh terhadap persediaan, dan hanya ditujukan kepada bagian yang menyimpan barang ( Bagian gudang ) milik perusahaan. Dan faktur ini bila diserahkan kepada customer yang mempunyai konsensus diperlukan sebanyak 2 lembar dokumen. Bila tidak mempunyai konsensus maka yang digunakan adalah dokumen pembelian, jadi lebih ribet untuk ngurus datanya. 5. proses pengambilan sampel: Cara Pengambilan Sampel bermacam-macam tergantung jenis penelitian yang akan dilakukan. Secara garis besar, metode pengambilan sampel terdiri dari 2 kelas besar yaitu Probability Sampling (Random Sample) Probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi kesempatan sama kepada semua anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik probability sampling terdiri dari simple random, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan cluster sampling. Simple random yaitu teknik pengambilan anggota sampel secara acak dari populasi tanpa memperhatikan strata dalam populasi tersebut. Teknik ini dilakukan apabila anggota/unsur populasi homogen. Proportionate stratified random sampling yaitu teknik yang digunakan bila anggota/unsur populasi tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Disproportionate stratified random sampling yaitu teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasi berstrata namun kurang proporsional. Cluster sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan apabila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Non- Probability Sampling (Non-Random Sample). Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Sampling kuota adalah teknik pengambilan sampel yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai terpenuhinya kuota yang diinginkan. Sampling incidental adalah teknik pengambilan sampel secara kebetulan. Maksudnya, peneliti mengambil sampel yang secara kebetulan ditemuinya yang dipandang cocok menjadi sumber data dalam penelitian yang akan dilakukan. Porposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. ampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Teknik ini dilakukan apabila populasi memiliki anggota yang relatif kecil atau bila peneliti tersebut ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel dari sampel yang jumlahnya kecil kemudian membesar, seperti halnya bola salju. 6. jika perusahaan memiliki internal kontrol yang buruk maka sampel yang diperiksa oleh audit semakin luas atau semakin banyak, dikarenakan apabila internal kontrolnya buruk maka kemungkinan terjadinya kesalahan semakin besar dan bisa saja ada rangkap jabatan dan kemungkinan terjadinya fraud semakin besar, jadinya semakin banyak sampel yang akan digunakan. 7. Tujuan audit yang akan di capai jika dasar pemeriksaan menggunakan bukti yang namanya aging schedule yaitu untuk menetukan kerugian piutang dalam mennyajikan laporan keuangan secara wajar. Cara/prosedur aging schedule untuk menyakinkan tujuan audit Membandinkan ckp tahun yang diaudit dengan tahun sebelumnya Memeriksa piutang yang kadalwarsa Pengujian keberadaan pada piutang usaha Melakukan konfirmasi piutang usaha Memriksa dokumen yang mendukung pencatatan penerimaan kas Pemeriksaan atas penyajian dan pengungkapan pitng usaha Membandingkan piutang usaha dengan PABU Memeriksa klarifikasi piutang usaha Pengungkpan tentang piutang usaha 8. 9. Aset tetap merupakan salah satu pos dineraca disamping aset lancar, investasi jangka panjang, dan cadangan dan aset lainnya. Aset tetap mempunyai umur ekonomis 1 tahun untuk digunakan dalam kegitan pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Dengan btasan pengertian tersebut, maka pemrintah harus menctat aset tetap yang dimilikinya meskipun aset teap tersebut digunakan oleh pihak lain. 10. tujuan audit atas asset tetap: Memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas aset tetap. Memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di neraca betul-betul ada, masih digunakan dan milik perusahaan. Memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat yang berwenang, didukung oleh buktibukti yang lengkap dan dicatat dengan benar. Memeriksa apakah disposal dari aset tetap sudah dicatat dengan benar dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Disposal aset tetap dapat terjadi dalam bentuk penjualan yang akan menimbulkan laba/rugi penjualan aset tetap, tukar tambah atau penghapusan aset tetap yang dapat menimbulkan kerugian, jika aset tetap tersebut masih mempunyai nilai buku. Memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam periode yang di audit dilakukan sesuai dengan ketentuan SAK, dan apakah perhitungannya sudah benar. Memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan. Memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 11. Dokumen eksistensi tanah: Grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrivings Ordonantie (S.1834-27), yang telah dibubuhi catatan, bahwa hak eigendom yang bersangkutan dikonversi menjadi hak milik; Grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrivings Ordonantie (S.1834-27) sejak berlakunya UUPA sampai tanggal pendaftaran tanah dilaksanakan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 di daerah yang bersangkutan; Surat tanda bukti hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Swapraja yang bersangkutan; Sertifikat hak milik yang diterbitkan berda sarkan Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1959; Surat keputusan pemberian hak milik dari pejabat yang berwenang, baik sebelum maupun sejak berlakunya UUPA, yang tidak disertai kewajiban un tuk mendaftarkan hak yang diberikan, tetapi telah dipenuhi semua kewajiban yang disebut di dalamnya; Petuk Pajak Bumi/Landrente, girik, pipil, kekitir dan Verponding Indonesia sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961; akta pemindahan hak yang dibuat dibawah tangan yang dibubuhi tanda kesaksian oleh Kepala Adat/Kepala Desa/Kelurahan yang dibuat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dengan disertai alas hak yang dialihkan; akta pemindahan hak atas tanah yang dibuat oleh PPAT, yang tanahnya belum dibukukan dengan disertai alas hak yang dialihkan; akta ikrar wakaf/surat ikrar wakaf yang dibuat sebelum atau sejak mulai dilaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 dengan disertai alas hak yang diwakafkan; risalah lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang yang berwenang, yang tanahnya belum dibukukan dengan disertai alas hak yang dialihkan; surat penunjukan atau pembelian kaveling tanah pengganti tanah yang diambil oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah; surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan dengan disertai alas hak yang dialihkan; lain-lain bentuk alat pembuktian tertulis dengan nama apapun juga sebagaimana dimaksud dalam Pasal II, VI dan VII Ketentuan-ketentuan Konversi UUPA. Pemisahan nilai bangunan dan tanah: blm